Lap Awal
Lap Awal
MORFOMETRI
A. Pendahuluan
Geologi struktur merupakan bagian dari cabang ilmu geologi yang
mempelajari tentang bentuk batuan yang diakibatkan oleh adanya proses
deformasi. Sedangkan deformasi batuan itu sendiri adalah perubahan bentuk
serta ukuran batuan akibat adanya pengaruh oleh gaya - gaya geologi baik gaya
endogen atau eksogen. Namun secara umum geologi struktur dapat didefinisikan
sebagai ilmu yang mempelajari tentang arsitektur batuan yang termasuk dalam
bagian kerak bumi serta menjelaskan mengenai proses - proses
pembentukannya dan salah satunya struktur yang terdapat pada singkapan
dialam.
Faktor yang mengakibatkan batuan mengalami deformasi adalah karena
oleh adanya gaya - gaya geologi yang terjadi pada batuan tersebut. Gaya - gaya
tersebut dijelaskan pada teori tektonik lempeng bahwa kerak bumi terdiri dari
lempeng yang saling bergerak. Pergerakan lempeng tersebut bervariasi,
diantaranya pergerakan lempeng yang bergerak saling menjauh (divergen),
saling mendekat (konvergen), dan saling berpapasan (transform). Pergerakan
dari lempeng tersebut yang menjadi sumber dari gaya yang terjadi pada batuan
yang mengalami deformasi.
E. Analisa Morfometri
Gejala struktur yang ditunjukan oleh Geomorfologi suatu wilayah tercermin
dari karakteristik yang khas morfologi setempat. Ciri-ciri struktur yang ada lebih
cenderung memperlihatkan gejala struktur geologi aktif. Untuk mengenali struktur
geologi yang aktif tersebut diperlukan suatu metode, yaitu metode analisis
morfometri.
Morfometri tersebut diartikan sebagai suatu sifat seperti ukuran, elevasi,
dan lereng yang dilakukan pengukuran secara kuantitatif. Pengukuran kuantitatif
ini mengikuti kaidah geomorfologi sebagai obyek yang membandingkan bentuk
lahan serta menghitung acuan-acuan secara langsung, dapat digunakan sebagai
identifikasi sifat-sifat dan tingkatan aktivitas tektonik dari suatu wilayah. Ada
beberapa indikasi geomorfik penting yang umumnya digunakan sebagai bahan
kajian tektonik aktif, yaitu :
1. Kurva hipsometrik.
2. Basin asimetri.
3. Gradien indeks panjang sungai.
4. Pegunungan muka.
5. Perbandingan lebar dan tinggi lembah.
Hasil dari indikasi tersebut dapat dikombinasikan serta disinkronisasikan
dengan data-data atau informasi lainnya seperti, kecepatan pengangkatan untuk
menghasilkan suatu tingkatan aktivitas dari pada tektonik pada beberapa daerah.
Perhitungan indikasi ini dapat diaplikasikan untuk membuta suatu sistem kelas
tektonik aktif menjadi tektonik yang sangat aktif, aktif sedang, maupun tidak aktif.
Dasar dari klasifikasi suatu tektonik aktif ini dapat dideliniasi terhadap satu
daerah maupun beberapa daerah untuk melakuakan sebuah kajian terperinci
mengenai identifikasi struktur aktif dan juga menghitung kecepatan proses
tektonik aktif tersebut.
KESIMPULAN