Kelompok 5 Pert 11
Kelompok 5 Pert 11
DISUSUN OLEH :
1. MERYANTI GULTOM
2. YOHANA SIMBOLON
3. SUKMA ADEN NUR INTAN HARAHAP
4. TISAH RAJAGUKGUK
5. TRIFOSA LASE
6. RISMA ALPURI BR SIAHAAN
2022-2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahh-nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“KONFLIKASI PERSALINAN” penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Pelayanan dalam kebidanan. Kami berharap dapat menambah wawasan
dan pengetahuan khususnya dalam bidang medis. Serta pembaca dapat mengetahui
tentang bagaimana dan apa sebenarnya konflikasi persalinan
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
selama proses penyusunan makalah ini.
Medan,oktober 2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I
A. Latar Belakang.................................................................................................................
B. Rumusan masalah..............................................................................................................
BAB II
1. konflikasi persalinan…………………………………………………………………….
6. trauma persalinan……………………………………………………………………….
BAB III
A. Kesimpulan......................................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
seorang ibu adalah tonggak untuk keluarga sejahtera. Untuk itu Indonesia
adalah kematian seorang perempuan dalam masa hamil atau dalam 42 hari
tahun 2013 AKI didunia sebesar 210 kematian per 100.000 kelahiran hidup,
1
2
pre-eklamsi 28%, perdarahan 27%, eklampsi 14%, aborsi tidak aman 8%,
infeksi 11%, penyulit persalinan 9%, dan emboli 14%. Menurut Profil
oleh penyulit kehamilan, persalinan dan masa nifas lainnya diikuti dengan
pre eklampsi dan eklampsi dengan case fatality rate (CFR) 2,35%, proporsi
kelahiran hidup (WHO, 2014). Hal ini masih menjadi masalah sulitnya
sampai 2007 angka kematian ibu mengalami penurunan dari 390 menjadi
228 per 100.000 kelahiran hidup namun pada tahun 2012 angka kematian
hidup ini menandakan sulit mencapai target MDGs tahun 2015 sebesar 102
per 100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2012). Profil kesehatan provinsi Jawa
kenaikan 100% dari 3 kasus tahun 2013 meningkat jadi 6 kasus pada tahun
3
pelayanan terutama untuk ibu hamil, pelayanan melahirkan dan masa nifas
(Dinkes, 2012).
peningkatan sebesar 24,6 % yang pada tahun 2004 sekitar 24,5 % dan di
Australia tahun 2007 terjadi peningkatan 31% yang pada tahun 1980 hanya
Selain itu sectio caesarea juga menjadi alternative persalinan tanpa indikasi
medis karena dianggap lebih mudah dan nyaman. Sectio caesarea sebanyak
25% dari jumlah kelahiran yang ada dilakukan pada ibu-ibu yang tidak
mengalami peningkatan pada tahun 2000 jumlah ibu bersalin dengan sectio
caesarea 47,22%, tahun 2001 sebesar 45, 19 %, tahun 2002 sebesar 47,13%,
tahun 2003 sebesar 46,87%, tahun 2004 sebesar 53,2%, tahun 2005 sebesar
4
51,59%, dan tahun 2006 sebesar 53,68% dan tahun 2007 belum terdapat data
yang signifikan, tahun 2009 sebesar sekitar 22,8% (Karundeng, 2014). Berbagai
survei ditemukan proporsi persalinan sectio caesarea dirumah sakit di Bali dan
Jakarta cukup tinggi berada jauh dari standar yang ditentukan. Presentasi
total persalinan sedangkan untuk rumah sakit swasta sebesar 30-80 % dari
Surakarta, pada tahun 2014 proporsi ibu yang mengalami persalinan dengan
sectio caesarea 36,3 % yaitu 693 dari 1906 persalinan. Berdasarkan latar
PEMBAHASAN
BAB II
1. Konflikasi persalinan
Komplikasi masa kehamilan, persalinan dan nifas merupakan masalah kesehatan yang
penting, jika tidak ditanggulangi bisa menyebabkan kematian ibu yang tinggi.tragedi yang
mencemaskan dalam proses reproduksi salah satunya kematian yang terjadi pada ibu.
Keberadaan seorang ibu adalah tonggak untuk keluarga sejahtera. Untuk itu Indonesia
mempunyai target pencapaian kesehatan melalui Millennium Development Goals (MDGs)
sehingga tercapai pembangunan masyarakat sejahtera. MDGs adalah hasil kesepakatan
negara-negara yang bertujuan mencapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat
yang berisi 8 tujuan.MDGs ke-5 bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dengan menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar tiga perempatnya antara tahun 1990 dan 2015 (Depkes,
2013).
Menurut Word Health Organization (WHO, 2010) kematian ibu adalah kematian seorang
perempuan dalam masa hamil atau dalam 42 hari setelah kehamilan berakhir dengan sebab
apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri
kehamilan.Pada tahun 2013 AKI didunia sebesar 210 kematian per 100.000 kelahiran hidup,
sedangkan di negara berkembang 14 kali lebih tinggi bila dibandingkan negara maju, yaitu
230 per 100.000 kelahiran (WHO, 2014).
disfungsi paru, dan gangguan penglihatan menjadi efek dari persalinan preterm.
Sementara itu, kematian janin intrauterin, pertumbuhan janin terhambat, sepsis
awitan dini, perdarahan intraventrikel, serebral palsi, anemia, konstipasi, dan
sindrom twin-twin transfusion berkaitan erat dengan kejadian persalinan preterm.5
Artikel ini membahas klasifikasi, faktor risiko, mekanisme, tatalaksana hingga
pencegahan persalinan preterm.
dapat disebabkan dari faktor maternal, janin, paternal, lingkungan, dan genetic
c) Komposisi Tubuh
Individu yang lahir dengan KMK memiliki massa otot yang kecil dan lemak
sentral yang tinggi. Indeks massa tubuh / Body Mass Index (BMI) digunakan untuk
9
tujuan klinis, tetapi memiliki nilai yang terbatas dalam menentukan komposisi tubuh
pada anak-anak yang lahir KMK karena rendahnya nilai prediksi terhadap komposisi
jaringan otot dan lemak. Berat badan lahir memiliki nilai positif yang lemah terkait
dengan BMI selanjutnya, sedangkan peningkatan berat badan yang cepat pada masa
anak-anak berhubungan dengan peningkatan kejadian obesitas di kemudian hari.
Dua tinjauan sistematis telah menunjukkan bahwa pada masa bayi menyusui dapat
melindungi risiko terjadinya obesitas dalam jangka panjang. Tidak jauh berbeda untuk
bayi KMK. Namun demikian, berdasarkan data ini, mungkin tidak tepat diberikan
makanan padat berkalori untuk bayi yang lahir KMK.
C. trauma persalinan
a) Pengertian
Melahirkan bisa menjadi hal yang memunculkan trauma bagi para ibu. Proses
kelahiran yang traumatis akan berdampak pada kesehatan mental setelah melahirkan
bagi perempuan. Tidak hanya itu, kelahiran yang traumatis dapat pula berdampak
pada hubungan keluarga.
trauma persalinan adalah cedera jiwa yang dialami ibu dan janin yang terjadi
saat persalinan. Tanpa adanya upaya penyembuhan, cedera jiwa ini berpotensi
menimbulkan permasalahan jangka panjang, tak hanya bagi ibu namun juga bayi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komplikasi masa kehamilan, persalinan dan nifas merupakan masalah kesehatan yang
penting, jika tidak ditanggulangi bisa menyebabkan kematian ibu yang tinggi.tragedi yang
mencemaskan dalam proses reproduksi salah satunya kematian yang terjadi pada ibu.
Keberadaan seorang ibu adalah tonggak untuk keluarga sejahtera. Untuk itu Indonesia
mempunyai target pencapaian kesehatan melalui Millennium Development Goals (MDGs)
sehingga tercapai pembangunan masyarakat sejahtera. MDGs adalah hasil kesepakatan
negara-negara yang bertujuan mencapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat
yang berisi 8 tujuan.MDGs ke-5 bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dengan menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar tiga perempatnya antara tahun 1990 dan 2015 (Depkes,
2013).
Permasalahan yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah gizi.
Permasalahan gizi pada ibu hamil di Indonesia tidak terlepas dari faktor budaya setempat. Hal
ini disebabkan karena adanya kepercayaan-kepercayaan dan pantangan-pantangan terhadap
beberapa makanan. Kepercayaan bahwa ibu hamil dan post partum pantang mengkonsumsi
makanan tertentu menyebabkan kondisi ibu post partum kehilangan zat gizi yang berkualitas.
B. Saran
prints.ums.ac.id/42452/7/BAB%20I.pdf
http://elibrary.almaata.ac.id/1048/1/3.BAB%20I.pdf
https://www.alomedika.com/penyakit/obstetrik-dan-ginekologi/persalinan-preterm
ed.unhas.ac.id/obgin/wp-content/uploads/2016/08/1.-pencegahan-persalinan-preterm.pdf
https://dinkes.jogjaprov.go.id/berita/detail/kmk-kurang-masa-kehamilan--risiko-kematian-
pada-bayi-kmk
http://eprints.undip.ac.id/46847
asional.kompas.com/read/2012/04/09/14040148/2-pemicu-trauma-bersalin