3 Ok
3 Ok
1
tunawisma. Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) adalah masyarakat
yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat
dukungan dari pemerintah untuk memperoleh rumah. Ciri masyarakat
berpenghasilan rendah adalah; a. Hidup dalam rumah dengan ukuran lebih
kecil dari 8 M2 per orang, b. Hidup dalam rumah dengan lantai tanah atau
lantai kayu berkualitas rendah/bambu, c. Hidup dalam rumah dengan
dinding terbuat dari kayu berkualitas rendah/bambu/rumbia/tembok tanpa
diplester, d. Hidup dalam rumah yang tidak dilengkapi dengan
WC/bersama-sama dengan rumah tangga lain, e. Hidup dalam rumah tanpa
listrik, f. Tidak mendapatkan fasilitas air bersih/sumur/mata air tidak
terlindung/sungai/air hujan, g. Menggunakan kayu bakar, arang atau
minyak tanah untuk memasak, h. Mengkonsumsi daging atau susu
seminggu sekali, i. Belanja satu set pakaian baru setahun sekali, j. Makan
hanya sekali atau dua kali sehari, k. Tidak mampu membayar biaya
kesehatan pada Puskesmas terdekat, l. Pendapatan keluarga kurang dari
Rp. 600.000,- per bulan, m. Pendidikan Kepala Keluarga hanya setingkat
Sekolah Dasar, n. Tidak memilik tabungan/barang yang mudah dijual
dengan nilai Rp. 500.000,-(kendaraan, emas,ternak dll), o. Mempekerjakan
anak di bawah umur, p. Tidak mampu membiayai anak untuk sekolah,
(BKKBN dan Badan Pusat Statistik, 2017).
Tujuan dibuatnya program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya
Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah adalah untuk memberdayakan
Masyarakat Berpenghasilan Rendah agar mampu membangun atau
meningkatkan kualitas rumah secara swadaya sehingga dapat menghuni
rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat dan aman.
Salah satu daerah yang sebagian besar penduduknya masih hidup
dalam kemiskinan adalah Kabupaten Pesisir Selatan, di Provinsi Sumatera
Barat. Berdasarkan BPS Kabupaten Pesisir Selatan, persentase angka
kemiskinan di Kabupaten Pesisir Selatan pada tahun 2022 adalah sebesar
7,11%, artinya permasalahan kemiskinan yang ada di Kabupaten Pesisir
Selatan dianggap sebagai kunci utama dalam rantai masalah sosial. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah angka kemiskinan di Kabupaten Pesisir
2
Selatan relatif tinggi. Masalah kemiskinan ini berimplikasi pada status
rumah tidak layak huni bagi masyarakat miskin. Hal ini karena seseorang
tidak mampu membangun rumah layak huni karena membutuhkan biaya
yang tidak sedikit dan tidak terlalu memperdulikan kelayakan dan
keamanan rumah tersebut. Berdasarkan data Dinas Perumahan Rakyat
Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Pesisir Selatan
Lingkungan Hidup (Dinas Perkimtan LH), pada tahun 2021 terdapat
sebanyak 11.345 unit rumah yang teridentifikasi rumah tidak layak huni.
Program RS-RTLH di Kabupaten Pesisir Selatan telah Tujuan
Kabupaten Pesisir Selatan dalam melaksanakan program RS-RTLH adalah
berupaya untuk mengatasi dan mengurangi kemiskinan. Dengan
terpenuhinya rumah layak huni sebagai salah satu kebutuhan pokok hidup,
diharapkan ketahanan keluarga juga akan tercapai. Dalam pelaksanaannya,
Kabupaten Pesisir Selatan telah mengalokasikan dana untuk merehabilitasi
rumah masyarakat yang tidak layak huni dari tahun 2017-2021 sebanyak
5.840 unit rumah yang tersebar di seluruh kecamatan yang ada di
Kabupaten Pesisir Selatan. Rincian detail jumlah bantuan rumah tidak
layak huni di tiap kecamatan pada tahun 2021.
3
merupakan pertanyaan kontroversial tentang efektivitas program RS-
RTLH. Disamping itu, jumlah penerima bantuan yang diberikan juga
mengalami penurunan dari 2081 penerima bantuan pada tahun 2019
menjadi sebanyak 1.313 penerima bantuan pada tahun 2020 dan jumlah
bantuan menurun lagi pada tahun 2021 menjadi 529 penerima bantuan.
Penurunan jumlah penerima bantuan ini juga menjadi pendukung tanda
tanya mengenai efektivitas program rehabilitasi sosial rumah tidak layak
huni di Kabupaten Pesisir Selatan.
Berdasarkan uraian diatas, terdapat hal-hal yang menarik untuk
dibahas mengenai program rumah tidak layak huni di Kabupaten Pesisir
Selatan. Peneliti memilih ketertatikan untuk melakukan penelitian dengan
judul “Efektivitas Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BPSP)
Terhadap Peningkatan Kualitas Rumah Menjadi Layak Huni di
Kabupaten Pesisir Selatan”.
4
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
ataupun secara praktis, di antaranya :
1. Bagi peneliti sendiri diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan
dan pengetahuan terkait dengan pelaksanaan program bantuan stimulan
perumahan swadaya;
2. Bagi pihak akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu
pengetahuan dan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya terkait
dengan pelaksanaan program bantuan stimulan perumahan swadaya;
3. Masyarakat mengerti tentang maksud Program bantuan stimulan perumahan
swadaya yang diperintahkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat dan melibatkan Pemerintah di daerah dalam pelaksanaan
pembangunannya.
BAB I : Pendahuluan
undangan.
5
BAB III : Metodologi Penelitian