Anda di halaman 1dari 6

berkelanjutan, (3) Kemudahan dan/ atau bantuan pembangunan dan

perolehan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah sebagaimana


yang dimaksud ayat 2 dapat berupa: a) Subsidi perolehan rumah;
b)Stimulan rumah swadaya; c) Insentif perpajakan sesuai ketentuan
perundang - undangan dibidang perpajakan; d) Perizinan; e) Asuransi dan
penjaminan; f) Penyediaan tanah; g) Sertifikasi tanah; dan/ atau h)
Prasarana, sarana, dan utilitas umum. Selanjutnya, Program Bantuan
Stimulan Perumahan Swadaya pada pelaksanaannya mengacu pada
Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya bagi
Masyarakat Berpenghasilan Rendah dan Peraturan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 81/ PMK.05/ 2012 tentang Belanja Bantuan
Sosial pada Kementrian Negara/ Lembaga, serta petunjuk - petunjuk teknis
yang berupa surat edaran yang dikeluarkan Kementrian Perumahan
Rakyat.
Standar maksimum penghasilan calon penerima bantuan
berdasarkan Surat Edaran Kementrian Perumahan Rakyat Nomor
25/SE/DS/4/2012 adalah Rp.1.250.000,-per bulan. Selain berpenghasilan
rendah dan menempati rumah tidak layak huni penerima bantuan
diutamakan dari masyarakat yang telah memiliki rencana membangun atau
meningkatkan kualitas rumah, yang dibuktikan dengan memiliki tabungan
bahan bangunan, sebelumnya telah memulai membangun rumah, memiliki
aset lain yang dapat dijadikan dana tambahan, serta didahulukan yang
sudah diberdayakan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri. Adapun besarnya bantuan untuk masing - masing
penerima bantuan ialah Rp. 15.000.000,- dengan sumber pendanaan murni
dari APBN. Lingkup bantuan stimulan ini adalah untuk pembangunan
rumah baru, peningkatan kualitas rumah, dan pembangunan prasarana,
sarana, dan utilitas umum.
Berdasarkan Undang - Undang yang telah disebutkan diatas,
diketahui bahwa penerima bantuan Program Bantuan Stimulan Perumahan
Swadaya ini adalah masyarakat yang memiliki penghasilan rendah, bukan

1
tunawisma. Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) adalah masyarakat
yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat
dukungan dari pemerintah untuk memperoleh rumah. Ciri masyarakat
berpenghasilan rendah adalah; a. Hidup dalam rumah dengan ukuran lebih
kecil dari 8 M2 per orang, b. Hidup dalam rumah dengan lantai tanah atau
lantai kayu berkualitas rendah/bambu, c. Hidup dalam rumah dengan
dinding terbuat dari kayu berkualitas rendah/bambu/rumbia/tembok tanpa
diplester, d. Hidup dalam rumah yang tidak dilengkapi dengan
WC/bersama-sama dengan rumah tangga lain, e. Hidup dalam rumah tanpa
listrik, f. Tidak mendapatkan fasilitas air bersih/sumur/mata air tidak
terlindung/sungai/air hujan, g. Menggunakan kayu bakar, arang atau
minyak tanah untuk memasak, h. Mengkonsumsi daging atau susu
seminggu sekali, i. Belanja satu set pakaian baru setahun sekali, j. Makan
hanya sekali atau dua kali sehari, k. Tidak mampu membayar biaya
kesehatan pada Puskesmas terdekat, l. Pendapatan keluarga kurang dari
Rp. 600.000,- per bulan, m. Pendidikan Kepala Keluarga hanya setingkat
Sekolah Dasar, n. Tidak memilik tabungan/barang yang mudah dijual
dengan nilai Rp. 500.000,-(kendaraan, emas,ternak dll), o. Mempekerjakan
anak di bawah umur, p. Tidak mampu membiayai anak untuk sekolah,
(BKKBN dan Badan Pusat Statistik, 2017).
Tujuan dibuatnya program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya
Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah adalah untuk memberdayakan
Masyarakat Berpenghasilan Rendah agar mampu membangun atau
meningkatkan kualitas rumah secara swadaya sehingga dapat menghuni
rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat dan aman.
Salah satu daerah yang sebagian besar penduduknya masih hidup
dalam kemiskinan adalah Kabupaten Pesisir Selatan, di Provinsi Sumatera
Barat. Berdasarkan BPS Kabupaten Pesisir Selatan, persentase angka
kemiskinan di Kabupaten Pesisir Selatan pada tahun 2022 adalah sebesar
7,11%, artinya permasalahan kemiskinan yang ada di Kabupaten Pesisir
Selatan dianggap sebagai kunci utama dalam rantai masalah sosial. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah angka kemiskinan di Kabupaten Pesisir

2
Selatan relatif tinggi. Masalah kemiskinan ini berimplikasi pada status
rumah tidak layak huni bagi masyarakat miskin. Hal ini karena seseorang
tidak mampu membangun rumah layak huni karena membutuhkan biaya
yang tidak sedikit dan tidak terlalu memperdulikan kelayakan dan
keamanan rumah tersebut. Berdasarkan data Dinas Perumahan Rakyat
Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Pesisir Selatan
Lingkungan Hidup (Dinas Perkimtan LH), pada tahun 2021 terdapat
sebanyak 11.345 unit rumah yang teridentifikasi rumah tidak layak huni.
Program RS-RTLH di Kabupaten Pesisir Selatan telah Tujuan
Kabupaten Pesisir Selatan dalam melaksanakan program RS-RTLH adalah
berupaya untuk mengatasi dan mengurangi kemiskinan. Dengan
terpenuhinya rumah layak huni sebagai salah satu kebutuhan pokok hidup,
diharapkan ketahanan keluarga juga akan tercapai. Dalam pelaksanaannya,
Kabupaten Pesisir Selatan telah mengalokasikan dana untuk merehabilitasi
rumah masyarakat yang tidak layak huni dari tahun 2017-2021 sebanyak
5.840 unit rumah yang tersebar di seluruh kecamatan yang ada di
Kabupaten Pesisir Selatan. Rincian detail jumlah bantuan rumah tidak
layak huni di tiap kecamatan pada tahun 2021.

Gambar 1.1 Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Orang) di Kabupaten Pesisir


Selatan Tahun 2017-2022

Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan memiliki komitmen yang


kuat untuk menekan angka kemiskinan melalui program RS-RTLH,
namun berdasarkan gambar 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk
miskin dari tahun ke tahun cenderung fluktuatif. Sulitnya menurunkan
angka kemiskinan meski program ini terus gencar dilaksanakan

3
merupakan pertanyaan kontroversial tentang efektivitas program RS-
RTLH. Disamping itu, jumlah penerima bantuan yang diberikan juga
mengalami penurunan dari 2081 penerima bantuan pada tahun 2019
menjadi sebanyak 1.313 penerima bantuan pada tahun 2020 dan jumlah
bantuan menurun lagi pada tahun 2021 menjadi 529 penerima bantuan.
Penurunan jumlah penerima bantuan ini juga menjadi pendukung tanda
tanya mengenai efektivitas program rehabilitasi sosial rumah tidak layak
huni di Kabupaten Pesisir Selatan.
Berdasarkan uraian diatas, terdapat hal-hal yang menarik untuk
dibahas mengenai program rumah tidak layak huni di Kabupaten Pesisir
Selatan. Peneliti memilih ketertatikan untuk melakukan penelitian dengan
judul “Efektivitas Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BPSP)
Terhadap Peningkatan Kualitas Rumah Menjadi Layak Huni di
Kabupaten Pesisir Selatan”.

1.1 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang permasalahan dalam penelitian ini, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana efektivitas program
Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya berkontribusi dalam peningkatan
kualitas rumah menjadi layak huni di Kabupaten Pesisir Selatan?

1.2 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektivitas program Bantuan
Stimulan Perumahan Swadaya Terhadap Peningkatan Kualitas Rumah Menjadi
Layak Huni di Kabupaten Pesisir Selatan.

1.3 Batasan Masalah Penelitian


Agar topik pembahasan tidak meluas dan tetap untuk mencapai
tujuan penelitian dibatasi hal-hal sebagai berikut :
1. Kajian penelitian difokuskan pada efektivitas pelaksanaan Program
Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya pada Kabupaten Pesisir Selatan.
2. Rumah yang akan diteliti adalah rumah swadaya yang dibangun pada
tahun 2017-2021.

4
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
ataupun secara praktis, di antaranya :
1. Bagi peneliti sendiri diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan
dan pengetahuan terkait dengan pelaksanaan program bantuan stimulan
perumahan swadaya;
2. Bagi pihak akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu
pengetahuan dan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya terkait
dengan pelaksanaan program bantuan stimulan perumahan swadaya;
3. Masyarakat mengerti tentang maksud Program bantuan stimulan perumahan
swadaya yang diperintahkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat dan melibatkan Pemerintah di daerah dalam pelaksanaan
pembangunannya.

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

dari beberapa bab, yaitu :

BAB I : Pendahuluan

Pada bab pendahuluan akan dibahas tentang latar belakang,

Rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Pembahasan tentang teori-teori dan istilah-istilah yang digunakan

dalam menganalisa ketentuan dan kebijakan sesuai peraturan perundang-

undangan.

5
BAB III : Metodologi Penelitian

Pembahasan Metodologi secara garis besar berisi tentang rancangan

penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, pembahasan

terhadap hasil sehingga dapat ditarik kesimpulan.

Anda mungkin juga menyukai

  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    hafizh gusra
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantar
    hafizh gusra
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi: Bab I. Pendahualuan
    Daftar Isi: Bab I. Pendahualuan
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi: Bab I. Pendahualuan
    hafizh gusra
    Belum ada peringkat
  • 4
    4
    Dokumen1 halaman
    4
    hafizh gusra
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen2 halaman
    1
    hafizh gusra
    Belum ada peringkat
  • 1.1. Sistematika Laporan BAB I: Pendahuluan
    1.1. Sistematika Laporan BAB I: Pendahuluan
    Dokumen1 halaman
    1.1. Sistematika Laporan BAB I: Pendahuluan
    hafizh gusra
    Belum ada peringkat
  • 2
    2
    Dokumen1 halaman
    2
    hafizh gusra
    Belum ada peringkat
  • 3
    3
    Dokumen2 halaman
    3
    hafizh gusra
    Belum ada peringkat
  • Empita
    Empita
    Dokumen1 halaman
    Empita
    hafizh gusra
    Belum ada peringkat
  • 2 Abstrak
    2 Abstrak
    Dokumen2 halaman
    2 Abstrak
    hafizh gusra
    Belum ada peringkat
  • Tiga
    Tiga
    Dokumen1 halaman
    Tiga
    hafizh gusra
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 (2) Dia
    Bab 1 (2) Dia
    Dokumen6 halaman
    Bab 1 (2) Dia
    hafizh gusra
    Belum ada peringkat
  • 4 Kata Pengantar
    4 Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    4 Kata Pengantar
    hafizh gusra
    Belum ada peringkat