Teori Modern Kimia Koordinasi
Teori Modern Kimia Koordinasi
Pada senyawa kompleks, atom pusat menyediakan orbital hibrida yang kosong elektron,
sedangkan ligan menyediakan sepasang elektron yang digunakan untuk mengisi orbital
hibrida yang kosong tersebut sehingga terbentuklah ikatan kovalen koordinasi antara atom
pusat dengan ligan
Besarnya momen magnetic teoritik senyawa dapat ditentukan dengan rumus:
Contoh Fakta:
Senyawa Kompleks μ pengukuran Bentuk Molekul
[Fe(CN)6]3- 2,3 BM Oktahedral
[FeF6]3- 6,0 BM Oktahedral
[Ni(CN)4]2- 0 BM Bujursangkar
Hibridsasi sp3d2 ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓
6 orbital hybrid sp3d2
Keadaan lain adalah elektron pada ion Fe3+ dapat mengalami eksitasi berikut:
3d 4s 4p
↑↓ ↑↓ ↑
Hibridsasi d2sp3 ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓
6 orbital hybrid d2sp3
μ pengukuran = 0 BM, artinya bersifat diamagnetik (tidak dapat ditarik oleh medan magnet),
dengan demikian tidak ada elektron yang tidak berpasangan (semua elektron berpasangan),
maka terjadi eksitasi elektron sebagai berikut:
3d 4s 4p
↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓
Ni2+ mengikat 4 ligan CN , dengan demikian Ni2+ harus menyediakan 4 orbital kosong
sehingga melibatkan 1 orbital 3d, 1 orbital 4s, dan 2 orbital 4p membentuk 4 orbital hybrid
dsp2
3d 4s 4p
↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓
CN CN CN CN
Hibridsasi dsp2 ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓
2
4 orbital hybrid dsp
Penjelasan orbital d:
dXY = artinya berada diantara sumbu X dan Y
dXZ = artinya berada diantara sumbu X dan Z
dYZ = artinya berada diantara sumbu Y dan Z
dX2Y2 = artinya berada pada symbu X dan Y
dZ2 = artinya berada pada sumbu z dan mengelilingi inti sumbu z
Medan Oktahedral
Pada struktur oktahedral (mengikat 6 ligan), ligan-ligan berada pada sumbu X, Y, dan Z.
Sehingga terjadi tolak menolak antara ligan dengan elektron-elektron pada orbital eg (dX2Y2, dZ2),
akibatnya tingkat energy orbital eg lebih tinggi daripada orbital t2g. Pada pengisian elektron,
orbital t2g akan diisi lebih dahulu daripada orbital eg.
Perbedaan energy antara orbital t2g dengan eg dinyatakan sebagai Δo atau 10 Dq. Karena
pada splitting tidak terjadi kehilangan energy maka energy orbital eg menjadi 0,6 Δo lebih tinggi,
sedang orbital t2g menjadi 0,4 Δo lebih rendah. Harga Δo berkisar 30 – 60 kkal/mol.
Medan Tetrahedral
Pada struktur tetrahedral (mengikat 4 ligan), ligan-ligan berada diantara sumbu X, Y, dan Z.
Sehingga terjadi tolak menolak antara ligan dengan elektron-elektron pada orbital t2g (dXY, dXZ,
dYZ), akibatnya tingkat energy orbital t2g lebih tinggi daripada orbital eg. Perbedaaan energinya
dilambangkan dengan Δt yang harganya lebih kecil dari Δo. Hak ini dikarenakan pada medan
tetrahedral hanya ada 4 ligan sedang pada medan octahedral ada 6 ligan, ditambah lagi tidak ada
ligan yang berada pada sumbu orbital d.
Besarnya Δt ≈ 4/9 Δo. Maka pada medan tetrahedral, besarnya energy orbital t2g = 4 x 0,4 / 9
Δo = 0,18 Δo. Sedangkan energy eg = 4 x 0,6 / 9 Δo = 0,27 Δo
Medan Bujursangkar
Pada struktur bujursangkar, keempat ligan berhadapan langsung dengan orbital d X2Y2,
sehingga tingkat energy orbital dX2Y2 paling tinggi. Orbital dXY terletak sebidang dengan ligan
sehingga tingkat energy orbital dXY juga meningkat, sedangkan 3 orbital d yang lain tingkat
energinya menurun
Pada medan bujursangkar, energy dX2Y2 = 0,994 Δo, dXY = 0,23 Δo, dZ2 = 0,43 Δo, dan dXZ,
dYZ = 0,08 Δo
_O___
dX2Y2
_O O__eg
dX2Y2 dZ2 0,994 Δo
0,6 Δo _O___
O O O_ dXY
dXY dXZ dYZ 0,23 Δo
OOOOO_ 0,18 Δo
0,27 Δo
0,4 Δo
O O__ 0,43 Δo
_O O O__t2g dX2Y2 dZ2
dXY dXZ dYZ _O___
dZ2 0,08 Δo
_O_O__
dXZ dYZ
1 PEB 2 PEB
RCO , OH > F > NO > Cl > SCN > S2- > Br > I
2 3
3PEB 4 PEB
eg
↑ ↑
eg
Δo Δo
↑ ↑ ↑ ↑ ↑
Fe3+
↑ ↑ ↑
3-
[FeF6] t2g
↑↓ ↑↑ ↑
[Fe(CN)6]3- t2g
Dengan demikian:
CFSE [FeF6]3- = (3x0,4 – 2x0,6) Δo = (1,2 – 1,2) Δo = 0 Δo
3-
CFSE [Fe(CN)6] = (5x0,4 – 0) Δo = 2 Δo
↑↓ ↑ ↑
t2g
↑ ↑ ↑ ↑ ↑
Ni2+
↑↓ ↑↓
[Ni(CN)4]2- eg