Pak Zeldi smk3l
Pak Zeldi smk3l
Oleh :
Reski (3201901028)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas nikmat dan rahmat-Nya penyusun dapat
menyelesaikan Makalah SMK3L ini yang merupakan salah satu tugas pada mata SMK3L tepat
pada waktunya.
Dengan telah selesainya Makalah SMK3L ini tentu tidak lepas dari partisipasi serta
bimbingan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati
penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Zeldi Muhardi, ST, MT Selaku dosen pada mata kuliah SMK3L
2. Kedua orang tua kami yang selalu memberikan dukungan dan mendo’a kan kami.
3. Serta teman kelompok, rekan – rekan Mahasiswa/i Program Studi Teknik Perencanaan
Perumahan dan rekan – rekan sepejuangan yang telah banyak berpartisipasi demi kelancaran
dalam penyusunan Makalah SMK3L.
Akhir kata penulis berharap, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan Makalah SMK3L Mall ini, dan mudah – mudahan Makalah SMK3L ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi penyusun dan pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
2
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..........................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................................3
1.4 Manfaat..................................................................................................................................3
1.5 Metodologi.............................................................................................................................3
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................19
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................................19
4.2 Saran.....................................................................................................................................19
3
DAFTAR GAMBAR
4
DAFTAR TABEL
5
Tabel 3.4 Peraturan Kesehatan dan Tenaga Kerja……………………………………………….13
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keselamatan pada dasarnya adalah kebutuhan setiap manusia dan menjadi
naluri dari setiap makhluk hidup. Kondisi perburuhan yang buruk dan angka
kecelakaan yang tinggi mendorong berbagai kalangan untuk berupaya
meningkatkan perlindungan bagi tenaga kerja. Salah satu diantaranya
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja (Ramli, 2012).
1
kecelakaan kerja tiga tahun 2 terakhir cenderung naik. Pada tahun 2015 terdapat
98.970 kasus kecelakaaan kerja, 2016 terdapat 106.129 kasus kecelakaan kerja,
dan 2017 terdapat 123.000 kasus kecelakaan kerja. Untuk total jumlah
kecelakaan kerja setiap tahunnya mengalami peningkatan hingga 5% (Prins
David Saut, 2018).
2
4. Rambu-rambu K3
5. Mengidentifikasi potensi bahaya
6. Mengidentifikasi Peraturan Perundang-undangan K3 pada Konstruksi
7. Mengetahui pelaksaan prosedur K3 pada pekerjaan konstruksi
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1.4 Manfaat
1. Dapat mempraktikkan teori yang didapatkan di kampus dan dapat
menerapkannya dalam bentuk makalah.
2. Dapat menjadi bahan bacaan dan sebagai informasi mengenai SMK3L
Konstruksi
3. Dapat menambah wawasan yang lebih luas bagi mahasiswa.
1.5 Metodologi
Adapun metodologi yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Data Sekunder
3
Data sekunder adalah data yang diambil melalui perantara atau pihak yang
telah mengumpulkan data tersebut sebelumnya, dengan kata lain peneliti tidak
langsung mengambil data sendiri ke lapangan.
Data sekunder yang kami gunakan meliputi:
a. Literatur
Data-data yang terdapat pada literatur antara lain dari buku, makalah,
jurnal dan lain-lain.
b. Instansi Pemerintah
Data-data yang terdapat seperti dokumen pemerintah. Seperti aturan-
aturan SNI yang dibuat oleh pemerintah.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian K3
K3 (Keselamtan dan Kesehatan Kerja) saat ini menjadi sebuah hal yang cukup
familiar dalamdunia kerja. Namun belum semua orang mengetahui pengertian K3
sebenarnya. Berikut adalah beberapa pengertian K3 menurut ILO (International
Labour Organization) dan beberapa ahli:
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dankesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja
pada khususnya, dan manusia padaumumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju
masyarakat adil dan makmur.
3. Suma’mur (2001)
5
4. Simanjuntak (1994)
Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan
dan kerusakandimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi
mesin, peralatankeselamatan, dan kondisi pekerja.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang
sehat dan aman baikitu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan
lingkungan sekitar pabrik atautempat kerja tersebut.
7. Jackson (1999)
a. Physical Hazards
b. Chemical Hazards
c. Electrical Hazards
d. Mechanical Hazards
e. Physiological Hazards
f. Ergonomic
g. Unsur Terkait dalam Proyek Konstruksi.
6
BAB III
PEMBAHASAN
7
h) Jenis induksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah induksi umum,
induksi lokal, induksi tamu dan induksi ulang.
3.3 Komunikasi K3
a. Lambang Komunikasi
Lambang komunikasi adalah lambing-lambang atau simbol-simbol yang
mengandung arti. Berikut jenis-jenis lambang komunikasi:
1. Lambang suara
2. Lambang bahasa
3. Lambang warna
4. Lambang gambar
5. Lambang gerak
b. Unsur Komunikasi
8
c. Manfaat Komunikasi
1. Untuk mendapatkan keterangan atau informasi yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan,
2. Untuk mewujudkan kerjasama antar personil di tempat kerja dalam
rangka pelaksanaan tugas/pekerjaan.
3. Untuk memudahkan dalam pengambilan keputusan.
4. Untuk memudahkan dalam penyampaian kebijakan, peraturan,
ataupun ketentuan yang berlaku di tempat kerja.
5. Untuk meningkatkan nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan di
tempat kerja.
6. Untuk memudahkan karyawan maupun pimpinan dalam mengakses
perkembangan ilmu dan teknologi.
3.4 Rambu-rambu K3
Rambu-rambu Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan alat bantu
yang bermanfaat untuk membantu menginformasikan bahaya dan untuk melindungi
kesehatan dan keselamtan para pekerja atau pengunjung yang berada di tempat kerja
tersebut.
a. Fungsi Rambu-rambu K3
1. Menarik perhatian setiap orang terhadap adanya bahaya K3
2. Menunjukan kemungkinan terdapat potensi bahaya yang mungkin tidak
terlihat di tempat kerja.
3. Menyediakan informasi secara umum serta memberikan pengarahan.
4. Memberitahukan kepada para pekerja dimana mereka harus menggunakan alat
pelindung diri saat berada di tempat kerja.
5. Menginformasikan dimana peralatan darurat keselamatan diletakkan.
6. Memberikan peringatan waspada terhadap beberapa tindakan atau perilaku
yang tidak diperbolehkan dilakukan di tempat kerja.
9
b. Warna Rambu-rambu K3
10
3.5 Identifikasi Potensi Bahaya
Potensi Bahaya adalah sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya insiden yang
berakibat pada kerugian. Risiko adalah kombinasi dan konsekuensi suatu kejadian
yang berbahaya dan peluang terjadinya kejadian tersebut. Mustahil untuk mengetahui
semua bahaya yang ada.
a. Kategori Bahaya
1. Bahaya nyata, yaitu bahaya yang jelas kelihatan dan dapat dirasakan,
seperti mesin-mesin peralatan yang tidak diberi pelindung, kerusakan
bangunan, peralatan listrik yang cacat, rem kendaraan yang tidak pakem
dsb.
2. Bahaya tersembunyi, yaitu bahaya yang tidak tampak dan sulit dirasakan,
seperti instalasi listrik, uap beracun atau berfrekuensi tinggi.
3. Bahaya yang berkembang, yaitu bahaya yang tidak segera dikenali dan
akan berkembang sepanjang waktu, misalnya pemakaian ban karet pada
mobil-crane, kabel baja yang kawatnya mulai putus-putus, suara bising
yang menyebabkan tuli, kuli tubuh terkena larutan kimia yang bisa
menyebabkan sakit kulit dsb.
4. Bahaya sementara, yaitu bahaya yang kadang-kadang muncul, misalnya
ketika beban mesin terlalu berat (overload), listrik atau mesin yang
kadang-kadang mati.
b. Jenis-jenis bahaya keselamatan konstruksi
Adapun jenis-jenis bahaya keselamatan konstruksi, pada tabel berikut:
11
Tabel 3.1 Jenis Bahaya
Sumber: Google.co.id
a. Keselamatan Umum
Tabel 3.2 Peraturan Keselamatan Umum
Sumber: Google.co.id
12
b. Jasa Konstruksi
Tabel 3.3 Peraturan Jasa Konstruksi
Sumber: Google.co.id
13
d. Environmental
Tabel 3.5 Environmental
Sumber: Google.co.id
14
1. Organisasi yang mempunyai K3 yang besarnya sesuai dengan kebutuhan dan
lingkup kegiatan.
2. Akses kepada penanggung jawab proyek.
3. Personal yang cukup yang bertanggung jawab mengelola kegiatan K3 dalam
perusahaan yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan.
4. Personil atau pekerja yang cakap dan kompeten dalam menangapi setiap jenis
pekerjaan serta mengetahui system cara kerja aman untuk masing-masing
kegiatan.
5. Kelengkapan dokumen kerja dalam perizinan yang berlaku
6. Manual K3 sebagai kebijakan K3 dalam perusahaan/proyek
7. Prosedur kerja akan sesuai dengan jenis pekerjaan dalam kontrak yang
dikerjakan
harus melakukan project safety review untuk setiap tahapan kegiatan kerja,
terutama bagi kontraktor EPC (Engineering, Procurement, Contruction). Project
safety review bertujuan untuk mengevaluasi potensi bahaya dalam setiap tahapan
project secara sistematis.
15
permasalahan K3 dalam kegiatan proyek konstruksi serta memberikan masukan
dan pertimbangan kepada manajemen untuk meningkatkan K3.
1. Pekerjaan pengelasan
2. Pemasangan perancah/scaffolding
3. Bekerja di ketinggian
4. Penggunaan bahan kimia berbahaya
5. Bekerja di ruang terbatas (confined spaces)
6. Bekerja di peralatan mekanik
7. Dan sebagainya.
g) Safety Inspection
meyakinkan bahwa tidak ada “unsafe act” maupun “unsafe condition” di lingkungan
kegiatan proyek. Inspeksi harus dilakukan secara berkala dan dapat dilakukan oleh
petugas K3 atau dibentuk joint inspection semua unsur dan sub kontraktor.
16
h) Equipment Inspection
Semua peralatan (mekanis, proyek tools, alat berat, dsb) harus diperiksa oleh
ahlinya sebelum diizinkan digunakan dalam proyek. Semua peralatan yang sudah
diperlukan diberi sertifikat penggunaan dilengkapi dengan label. Pemeriksaan
harus dilakukan secara berkala.
i) Keselamatan Kontraktor
j) Keselamatan Transportasi
k) Pengelolaan Lingkungan
17
dengan baik sesuai dengan jenisnya pada waktu-waktu tertentu. Limbah harus
dikeluarkan dari proyek dibuang ke tempat yang sudah ditentukan.
m) Keadaan Darurat
o) Audit K3
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pelaksanaan prosedur K3 dalam pekerjaan konstruksi bangunan telah diatur
dengan berbagai aturan yang secara jelas memberikan batasan-batasan dalam
pekerjaan kosntruksi agar pekerjaankonstruksi berjalan dengan baik tanpa
menimbulkan bahaya. Prosedur K3 juga telah memberikan langkah-langkah dalam
mencegah dan menangani bahaya dan kecelakaan dalam proyek kosntruksi.
4.2 Saran
Dari hasil kesimpulan diatas ada beberapa saran – saran yang dapat diterapkan
agar kontraktor atau perusahaan kontruksi lebih mengutamakan kemampuan seorang
tim ahli K3 dan faktor resiko K3:
1. Lebih harus sangat selektif lagi dalam pemilihan SDM yang mau bekerja di
dalam tim ahli K3 tersebut.
2. Ada syarat – syarat penting untuk rekruitmen dalam tim ahli entah itu harus
memilik berbagai macam sertifikat tentang K3, supaya tim ahli tersebut lebih
berkompeten.
19
20