Anda di halaman 1dari 2

Antisipasi Bencana Ganda

Tahun ini, bencana banjir mengancam di tengah pandemi Covid-19. Hal


tersebut membuat kesengsaraan warga berkali-kali lipat. Oleh karena itu,
kesehatan masyarakat, terutama pengungsi yang ada di wilayah rawan banjir
perlu dijaga agar penularan virus tidak makin menjadi.

Tanpa hujan yang berpotensi banjir pun Jakarta masih kewalahan


menangani penularan virus corona. Menurut corona.jakarta.go.id, 1:165
penduduk Jakarta terinfeksi virus ini. Angka pertambahan kasus positif terus
meningkat dengan rata-rata 1.000 orang per harinya.

Langkah awal untuk menangani permasalah ini bisa dengan cara


melakukan pendataan wilayah rawan banjir dan perhitungan julah orang yang
akan terdampak. Data tersebut penting untuk mengetahui berapa jumlah barak
pengungsian yang dibutuhkan, tentunya dengan protokol kesehatan yang
berlaku demi penanganan Covid-19.

Kalau tidak ada persiapan yang memadai, khawatirnya bencana banjir


ini akan melanda bersamaan dengan puncak penularan Covid-19. Kalau sudah
seperti itu, bukan hanya pemerintah Jakarta yang kewalahan. Risiko
penderitaan masyarakat sekitar juga akan sulit ditekan.

Uluran bantuan dari pemerintah pusat juga dibutuhkan untuk meng-


cover perekonomian Jakarta. Ekonomi yang tidak bergerak akibat kebijakan
pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membuat pendapatan DKI Jakarta
mengempis.

Ancaman penyakit lain juga perlu diantisipasi. Meningkatnya bencana


banjir dan musim hujan membuat banyak penyakit timbul. Kesehatan
masyarakat yang tidak prima dapat memperparah infeksi virus corona.

Daerah seperti Bekasi dan Depok juga perlu waspada, ya, meskipun
rasio infeksi Covid-19 di daerah tersebut tidak setinggi Jakarta. Namun,
daerah tersebut juga kerap menjadi korban banjir. Dengan rasio infeksi 1:733,
Bekasi tetap perlu mengantisipasi bencana banjir sejak awal. Jangan sampai
laju penularan virus semakin menanjak.
Untuk menghadapi potensi bencana ganda ini, diperlukan kolaborasi
antar-pemerintah daerah, dan juga antar pusat-daerah. Adanya miskomunikasi
dan persaingan politik dapat menghambat antisipasi tersebut, sehingga
menyebabkan masyarakat menjadi korbannya. Penanganan yang lambat dan
tidak seragam bisa membuat biaya penanganan menggendut dan korban
berlipat ganda.

Anda mungkin juga menyukai