Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

A. PROGRAM BK DI SEKOLAH DASAR

Sekolah dasar (disingkat SD) adalah jenjang paling dasar pada


pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun,
mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Sekolah dasar bertanggung jawab
memberikan pengalaman-pengalaman dasar kepada anak, yaitu kemampuan
dan kecakapan membaca, menulis dan berhitung, pengetahuan umum serta
perkembangan kepribadian, yaitu sikap terbuka terhadap orang lain, penuh
inisiatif, kreatifitas, dan kepemimpinan, ketrampilan serta sikap bertanggung
jawab guru sekolah dasar memegang peranan dan memikul tanggung jawab
untuk memahami anak dan membantu perkembangan sosial pribadi anak.

Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang
diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki
mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri,
memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa
depan yang lebih baik. Hal senada juga dikemukakan oleh Prayitno dan Erman
Amti (2004: 99), Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik
anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Sementara Bimo Walgito (2004: 4-5), mendefinisikan bahwa bimbingan


adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau
sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan
hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya.
Bimbingan bukan lagi suatu tindakan yang bersifat hanya mengatasi setiap
krisis yang dihadapi oleh anak,tetapi juga merupakan suatu pemikiran tentang

1
perkembangan anak sebagai pribadi dengan segala kebutuhan,minat dan
kemampuan yang harus berkembang.

Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka


antarab dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan
kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi
belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri,
keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia
ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk
kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar
bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-
kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, dalam Prayitno 2004 : 101).

Bimbingan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan


melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu
yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai
potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok
individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan
yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik
untuk mencapai kesejahteraan hidup.

1. Tindakan preventif di sekolah dasar

Tuntutan untuk mengadakan identifikasi secara awal diakui


kebenarannya oleh para ahli bimbingan karena:

a. Kepribadian anak masih luwes,belum menemukan banyak masalh


hidup,mudah terbentuk dan masih akan banyak mengalami
perkembangan.
b. Orang tua murid sering berhubungan dengan guru dan mudah
dibentuk hubungan tersebut,orang tua juga aktif pendidikan anaknya
disekolah.

2
c. Masa depan anak masih terbuka sehingga dapat belajar mengenali diri
sendiri dan dapat menghadapi suatu masalah dikemudian hari.
Bimbingan tidak hanya pada anak yang bermasalah melainkan
pandangan bimbingan dewasa ini yaitu menyediakan suasana atau
situasi perkembangan yang baik,sehingga setiap anak di sekolah dapat
terdorong semangat blejarnya dan dapat mengembangkan pribadinya
sebik mungkin dan terhindar dari praktik-praktik yang merusak
perkembangan anak itu sendiri.

2. Kesiapan disekolah dasar

Konsep psikologi belajar mengenai kesiapan belajar menunjukan


bahwa hambatan pendidikan dapat timbul jika kurikulum diberikan kepada
anak terlalu cepat/terlalu lambat, untuk menghadapi perubahan dan
perkembangan pendidikan yang terus menerus perlu adanya penyuluhan
untuk menumbahkan motivasi dan menciptakan situasi balajar dengan baik
sehingga diperoleh kreatifitas dan kepemimpinan yang positif pada
aktrifitas melalui penyuluhan kepada orang tua dan murid.

Berarti perlunya Bimbingan dan Konseling di SD jika ditinjau secara


mendalam, setidaknya ada tiga hal utama yang melatar belakangi perlunya
bimbingan yakni tinjauan secara umum, sosio kultural dan aspek psikologis.
Secara umum, latar belakang perlunya bimbingan berhubungan erat dengan
pencapaian tujuan pendidikan nasional, yaitu: meningkatkan kualitas sumber
daya manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin,
bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta
sehat jasmani dan rohani.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut sudah barang tentu perlu


mengintegrasikan seluruh komponen yang ada dalam pendidikan, salah satunya
komponen bimbingan. Bila dicermati dari sudut sosio kultural, yang melatar
belakangi perlunya proses bimbingan adalah adanya perkembangan ilmu

3
pengetahuan dan teknologi yang pesat sehingga berdampak disetiap dimensi
kehidupan. Hal tersebut semakin diperparah dengan laju pertumbuhan
penduduk yang tinggi, sementara laju lapangan pekerjaan relatif menetap.

B. PROGRAM BK DI SD NEGERI 2 PASINGGANGAN

Saat dilaksanakan observasi di SD Negeri 2 Pasingganganbelum terdapat


program bimbingan dan konseling secara terpogram. Bimbingan dan
konseling yang ada hanya dilaksanakan langsung oleh guru kelas masing-
masing. Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Negeri 2
Pasingganganini dilaksanakan apabila ditemukan adanya suatu masalahyang
terjadi, namun dalam pelaksanaan tidak menggunakan cara-cara yang tersusun
secara rinci, tetapi langsung ditangani dengan menggunakan cara yang sesuai
dengan kasus yang terjadi. Cara penyelesaiannya biasanya menggunakan
model langsung memberi sanksi, wawancara, pemberian peringatan kepada
siswa, serta memanggil orang tua atau melakukan kunjungan rumah.

C. BENTUK PROGRAM

Walaupun di SD Negeri 2 Pasinggangantidak memiliki program BK


secara terprogram, namun dalam program pelaksanaan pengajaran di SD
Negeri 2 Pasingganganselama ini, catatan perkembangan siswa, sikap dan
perilaku siswa, absensi siswa, prestasi siswa, kegiatan-kegiatan sekolah, dll,
selalu ada. Dan catatan tersebut merupakan bentuk program BK yang ada di
SD Negeri 2 Pasinggangankarena memiliki kesamaan dengan bentuk program
BK secara umum. Catatan-catatan tersebut diarsipkan pada buku dan di
kelompok-kelompokkan masing-masing sesuai dengan jenisnya yaitu catatan
perkembangan siswa, sikap dan perilaku siswa, absensi siswa, prestasi siswa,
kegiatan-kegiatan sekolah, dll.

4
BAB II
LEMBAR OBSERVASI

A. IDENTITAS SEKOLAH DASAR


1. Nama SD / MI : SD Negeri 2 Pasinggangan
2. Alamat : Jl. Kaligalong, Banjat Pasinggangan Banyumas
3. Jumlah Guru : Guru kelas : 8 orang
Guru Olahraga : 1 orang
Guru Agama : 1 orang
Guru Kelas : 6 orang
Jumlah Siswa : 70 ( L : 36, P : 34)
4. Jumlah Tendik : 1 Penjaga Sekolah

SD Negeri 2 Pasinggangan memang tidak memiliki program BK secara


terpogram, namun tetap ada Bimbingan dan Konseling oleh masing-masing
wali kelas/guru kelas terhadap siswa dan dilaksanakan jika ditemukan masalah
pada siswa. SD Negeri 2 Pasinggangan juga melaksanakan kegiatan
ekstrakurikuler yang bertujuan untuk meningkatkan potensi peserta didik seta
membangkitkan semangat dan minat siswa baik dalam bidang akademis
maupun dalam bidang non akademis. Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SD
Negeri 2 Pasinggangan antara lain yaitu Pramuka (wajib), olahraga (voli, bulu
tangkis), tari, dan rebana.. Kegiatan ekstrakurikuler ini dilakukan untuk
menggali dan mengembangkan minat dan bakat peserta didik. Dengan adanya
kegiatan ekstrakurikuler tersebut, SD Negeri 2 Pasinggangan mampu meraih
berbagai macam prestasi, antara lain :

1. Juara 1 Pramuka Siaga


2. Juara 1, 2 Seni Hadroh Mapsi
3. Juara 2 Tilawah Putra Mapsi
4. Juara 2 Hifdzil Qur’an Putri
5. Juara 1 Phantomim

dll

5
B. PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Masalah Siswa dan Penanganannya

Secara umum masalah siswa SD yang ditemui di SD Negeri 2


Pasinggangan masih dalam kenakalan anak-anak sekolah dasar yang wajar.
Masalah yang ditemukan kebanyakan adalah masalah belajar dan saling
mengejek antar siswa. Masalah belajar yang terjadi pada umumnya seperti
siswa yang sering tidak memperhatikan pada saat guru mengajar atau tidak
mngerjakan PR yang telah diberikan guru. Biasanya masalah ini timbul
karena siswa yang tidak fokus dalam menerima pelajaran dan malas.
Sehingga komunikasi antara guru dengan siswa kurang baik serta akan
mengakibatkan siswa tidak dapat menyerap informasi yang diberikan oleh
guru secara maksimal. Di samping itu malasnya siswa juga tidak mendapat
perhatian dari orang tua di rumah. Sehingga siswa juga tidak
memperdulikan tugas yang diberikan gru di sekolah. Selain itu tentang
ketertiban pada saat upacara bendera setiap hari senin juga masih ditemukan
masalah yaitu tidak lengkapnya atribut siswa seperti tidak memakai topi,
ikat pinggang, dsb.

2. Model pelaksanaan penyelesaian masalah

Model pelaksanaan Penyelesaian masalah di SD Negeri 2 Pasinggangan


yaitu ketika terjadi masalah langsung ditangani bisa secara individu maupun
secara klasikal. Misalnya masalah itu bersangkutan dengan lebih dari satu
siswa, maka pelaksanaannya bisa secara klasikal didalam kelas, tapi kalau
masalah hanya mencakup satu siswa, maka pelaksanaan bisa dengan
indivdu. Guru langsung bertanya secara tatap muka secara langsung dengan
memanggilnya keluar dari kelas dan dibimbing tersendiri serta di beri
peringatan. Dan yang bertanggung jawab pertama adalah guru kelas, namun
jika guru kelas sudah tidak bisa menangani bisa meminta bantuan kepada
guru lain bahkan kepada kepala sekolah.

6
Masalah yang terjadi paling dominan yaitu mengenai masalah belajar
pada siswa. Model pelaksanaan penyelesaian masalahnya dilaksanakan oleh
guru kelas dengan memberi hukuman atau memberi nilai nol bagi siswa
yang tidak mengerjakan tugas. Apabila guru kelas sudah tidak mampu maka
diselesaikan secara bersama-sama dengan Kepala Sekolah. Selain itu untuk
masalah pelanggaran tata tertib pada saat upacara, siswa yang melanggar
atau tidak mematuhi tata tertib diberdirikan di barisan yang berbeda dan
terlihat oleh semua peserta upacara. Hal ini bertujuan agar memberi rasa
malu terhadap siswa yang melanggar aturan sehingga dia tidak akan
mengulangi kesalahnnya lagi.

3. Persepsi Guru Tentang Bimbingan Dan Konseling

Menurut guru di SD Negeri 2 Pasinggangan selaku narasumber


berpendapat bahwa program bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar
sangat penting untuk dilaksanakan guna membantu siswa mengatasi
berbagai masalah yang dihadapinya. Program BK akan berjalan dengan baik
apabila dilaksanakan oleh seorang yang ahli atau seorang guru BK. Dengan
adanya guru BK diharapkan program BK yang telah direncanakan akan
berjalan dengan baik, juga akan meringankan beban guru kelas dalam
menjalankan tugasnya, serta lebih mengerti masalah yang dihadapi oleh
siswa dan penyelesaiannya. Jadi guru BK juga sangat dibutuhkan di SD
karena lebih memahami tentang Bimbingan dan Konseling.

Sedangkan program Bimbingan dan Konseling selama ini yang ada di


SD Negeri 2 Pasinggangan yang dilaksanakan oleh guru kelas masing-
masing sudah berjalan dengan cukup baik.

4. Guru Yang Pernah Ikut Pengembangan Bimbingan Dan Konseling

Di SD Negeri 2 Pasinggangan ini belum pernah ada guru yang


mengikuti pengembangan Bimbingan dan Konseling.

7
5. Administrasi Bimbingan dan Konseling

Di SD Negeri 2 Pasinggangan dalam menjalankan bimbingan dan


konseling hanya diadministrasikan oleh masing-masing wali kelas. Buku ini
berfungsi untuk menulis masalah siswa dan cara pemecahan masalah.

8
BAB III
HAMBATAN

A. MASALAH

Secara umum masalah siswa SD yang ditemui di SD Negeri 2


Pasinggangan masih dalam kenakalan anak-anak sekolah dasar yang wajar.
Masalah yang ditemukan kebanyakan adalah masalah belajar dan saling
mengejek antar siswa. Masalah belajar yang terjadi pada umumnya seperti
siswa yang sering tidak memperhatikan pada saat guru mengajar atau tidak
mngerjakan PR yang telah diberikan guru. Biasanya masalah ini timbul karena
siswa yang tidak fokus dalam menerima pelajaran dan malas. Sehingga
komunikasi antara guru dengan siswa kurang baik serta akan mengakibatkan
siswa tidak dapat menyerap informasi yang diberikan oleh guru secara
maksimal. Di samping itu malasnya siswa juga tidak mendapat perhatian dari
orang tua di rumah. Sehingga siswa juga tidak memperdulikan tugas yang
diberikan gru di sekolah. Selain itu tentang ketertiban pada saat upacara
bendera setiap hari senin juga masih ditemukan masalah yaitu tidak lengkapnya
atribut siswa seperti tidak memakai topi, ikat pinggang, dsb.

Di SD Negeri 2 Pasinggangan terdapat banyak siswa dari berbagai macam


latar belakang sosial dan dari berbagai daerah ini merupakan masalah yang
dihadapi oleh guru yang harus menyamaratakan jenjang sosial dan tidak pilih
kasih kepada semua siswa, sehingga tidak terjadi kesenjangan sosial, pilih
kasih daerah tempat tinggal ataupun fisik siswa dalam pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar.

B. PENYELESAIAN MASALAH

Penyelesaian masalah belajar dilakukan dengan cara tatap muka, guru


menyisipkan konseling yang ditujukan kepada semua peserta didik agar rajin
belajar, serta memperhatikan saat guru memberikan pelajaran dan
penyelesaian masalah kenakalan siswa dilakukan dengan cara pendekatan dan

9
bimbingan. Dalam penyelesaian masalah secara individual maka penyelesaian
masalah yang dilakukan adalah dengan cara konseling (pertemuan tatap muka
antara klien yang bermasalah dengan konselor atau guru kelas). Setelah
diwawancarai dan diidentifikasi masalah belajar apa yang ada pada siswa atau
kenakalan yang dilakukan siswa, guru mengarahkannya. Siswa diberi motivasi
dan solusi terhadap masalah yang dihadapi, maka diberi bimbingan bagaimana
cara menemukan cara belajar yang efektif dan mengatur waktu agar dapat
membagi waktu antara bermain, mengerjakan PR serta belajar. Kemudian
guru juga selalu mengingatkan kepada siswa yang sering lupa terhadap
kelengkapan pakaiannya saat upacara agar siswa bisa lebih disiplin lagi. Siswa
diberi nasihat melalui pendekatan dan bimbingan agar tidak melakukan
kesalahan itu lagi dan diberi tahu bahwa setiap manusia membutuhkan
bantuan orang lain.

Setelah itu, guru sebagai konselor juga harus membutuhkan kerjasama dari
orang tua siswa. Hal ini berkaitan dengan lingkungan belajar siswa, karena
lingkungan belajar siswa merupakan hal yang sangat penting bagi
berlangsungnya kegiatan belajar siswa. Maka diharapkan orang tua mampu
menciptakan kondisi belajar yang kondusif bagi anaknya

10
BAB IV
KOMENTAR

Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik)


agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal
dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna
menentukan rencana masa depan yang lebih baik agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan
kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan
norma-norma yang berlaku.

Bimbingan bukan lagi suatu tindakan yang bersifat hanya mengatasi setiap
krisis yang dihadapi oleh anak,tetapi juga merupakan suatu pemikiran tentang
perkembangan anak sebagai pribadi dengan segala kebutuhan,minat dan
kemampuan yang harus berkembang.

Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka


antara dua orang dimana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-
kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini
siswa dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan
kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan
menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi
maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan
masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang.

Bimbingan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan


melalui wawancara konseling oleh guru kepada siswa yang sedang mengalami
sesuatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi siswa
serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada,
sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri
untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan
masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.

11
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting
dalam membentuk pribadi siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat. Sekolah merupakan suatu sistem yang komponen-komponen
didalamnya terintegrasi dengan baik. Bimbingan dan konseling adalah salah satu
komponen sekolah yang bertugas membantu menyelesaikan masalah yang
dihadapi komponen sekolah yang lain.

Dalam dunia pendidikan, terutama bagi pendidikan sekolah dasar sangat


perlu adanya bimbingan dan konseling, lebih-lebih masalah yang dihadapi adalah
anak-anak, sehingga penangananya lebih khusus dan memerlukan kesabaran, guru
kelas dalam pelaksanaan Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar sangat berperan
penting sekali. Sejalan diberlakukannya Kurikulum 2013/Kurikulum Merdeka,
guru kelas mempunyai peran yang sentral dalam kegiatan BK. Peran tersebut
mencakupi peran sebagai informator, organisator, motivator, director, inisiator,
transmitter, fasilitator, mediator, dan evaluator. Peran tersebut tidak dapat berjalan
sendiri-sendiri, namun merupakan sebuah sistem yang saling melengkapi dalam
kegiatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Namun dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling di sekolah dasar masih memerlukan pembenahan
kembali karena baik program, bentuk layanan dan administrasi mengenai
bimbingan dan konseling masih kurang, sehingga pelaksanaan bimbingan dan
konseling di sekolah dasar seperti diabaikan atau tidak terlihat secara jelas.

Pentingnya Bimbingan dan Konseling disekolah dasar ini pun didasari atas
banyaknya kasus kenakalan dan kriminalitas yang dilakukan oleh anak-anak
sekolah dasar serta permasalahan-permasalahan yang menimpa mereka
mengakibatkan terhambatnya perkembangan mereka, baik dalam akademis,
pribadi maupun hubungan sosial.

Guru sekolah dasar memegang peranan dan memikul tanggung jawab untuk
memahami anak dan membantu perkembangan sosial dan pribadi anak. Tanggung
jawab ini semakin menumbuhkan kebutuhan adanya bimbingan yang terorganisir
di sekolah dasar.

12
Dengan dasar tersebut sudah sangat jelas bila seharusnya di SD Negeri 2
Pasinggangan terdapat tenaga profesional dalam hal bimbingan dan konseling.
Hal ini dikarenakan jika terdapat petugas BK yang profesional, maka penanganan
BK tidak hanya terfokus pada guru kelas tetapi dapat dilakukan secara bersama-
sama dengan petugas BK. Siswa akan dibimbing oleh petugas BK yang
profesional maka nantinya akan mengembangkan potensinya secara optimal.
Selain itu tugas guru kelas menjadi berkurang tidak terbebani lagi untuk mebuat
program BK. Guru kelas dan petugas BK dapat saling bekeja sama dalam
membantu menangani masalah-masalah yang dihadapi oleh para peserta didik.
Namun dengan adanya petugas BK juga tidak mengurangi tugas guru dalam
memberikan bimbingan dan konseling kepada siswa, karena guru kelas
merupakan sosok yang lebih sering berjumpa dengan siswa sehingga lebih paham
mengenai karakter dan masalah para siswanya. Dalam praktinya, petugas
professional sangat diperlukan sebagai perencana, pelaksana, dan pengevaluasi
program-program layanan bagi kebutuhan siswa pada sekolah dasar pada
khususnya, karena pembinaan hendaknya dapat dilakukan sejak dini dan ditangani
oleh ahli.

Jika Sekolah Dasar dirasa belum mampu mendatangkan konselor yang


profesional, maka pelaksanaan program BK dapat dioptimalkan dengan memberi
pengetahuan dan wawasan kepada guru kelas dalam bidang Bimbingan dan
Konseling. Hal ini dapat dilaksanakan dengan diadakannnya seminar, workshop
maupun loka karya dengan tema peningkatan mutu guru dalam bimbingan dan
konseling.

13
BAB V
KESIMPULAN

Bimbingan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan


melalui wawancara konseling oleh guru kepada siswa yang sedang mengalami
sesuatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi siswa
serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada,
sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri
untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan
masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.

Tujuan diadakannya pelayanan bimbingan dan konseling adalah untuk


membantu memandirikan peserta didik dan mengembangkan potensi-potensi yang
mereka miliki agar berkembang secara optimal.

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, berdampak pula


pada perkembangan psikologi anak termasuk pada peserta didik di SD/MI yang
memicu timbulnya berbagai macam permasalahan. Pengentasan masalah inilah
yang membutuhkan penanganan khusus melalui pelayanan bimbingan dan
konseling yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling /konselor.

Program layanan Bimbingan dan Konseling harus terus dikembangkan dan


harus dilakukan evaluasi program dan implementasi pelaksanaan program agar
dapat memperbaiki atau menambah program baru yang lebih baik dan bermanfaat
untuk siswa. Konselor dari tenaga professional masih diidam-idamkan untuk
dapat memberikan layanan agar layanan dapat lebih terfokus dan maksimal.
Mewujudkan peran guru kelas dalam pelaksanaan kegiatan BK di SD bukanlah
hal yang mudah. Guru kelas memiliki tanggung jawab ganda, di samping
mengajar juga membimbing.

Oleh karena itu, guru kelas hendaknya meningkatkan pengetahuan dan


pemahaman tentang pelaksanaan kegiatan BK sehingga memiliki wawasan yang
mendalam terhadap kegiatan-kegiatan BK di Sekolah Dasar.

14
Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar, yaitu:

a. Fungsi penyaluran (distributif)


b. Fungsi penyesuaian (adjustif)
c. Fungsi adaptasi (adaptif)

Pelayanan bimbingan dan konseling perlu diselenggarakan di SD agar


pribadi dan segenap potensi yang dimiliki siswa dapat berkembang secara
optimal. Bimbingan dan konseling di SD dilaksanakan oleh guru kelas. Oleh
karena itu peranan guru kelas dalam pelaksanaan kegiatan BK sangat penting
dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran yang
dirumuskan. Peran guru dalam kegiatan BK, yaitu sebagai informator,
organisator, motivator, director, inisiator, transmitter, fasilitator, mediator, dan
evaluator.

15
LAMPIRAN

16

Anda mungkin juga menyukai