Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

METODE PEMBELAJARAN KITAB KUNING

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Literasi Digital Kitab Kuning
Dosen Pengampu : Dr. Zaenul Alim. Lc. M.A

Disusun Oleh Kelompok 5 :


2281130820 SAIFUL MUJAB
2281130825 SUWARDI
2281130822 RANGGA SETIAWAN
2281130824 TRI FATMAWATI
2281130823 HAIDZAR ZAMANY

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)


SYEKH NURJATI CIREBON
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PJJ PAI
Alamat : Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Telp. (0231) 481264 Faks. (0231) 481264 Cirebon 4513

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
"Pembelajaran Kitab Kuning Berbasis Digital: Studi Kasus di PJJ PAI Syekhnurjati
Cirebon."

Makalah ini bertujuan untuk membahas secara mendalam mengenai kitab kuning, sebuah
warisan ilmu pengetahuan Islam berbahasa Arab tanpa harakat, yang menjadi penting dalam
pemahaman Al-Qur'an dan As-Sunnah. Kitab kuning bukan hanya sebuah warisan klasik,
tetapi juga menjadi fondasi dalam mencetak calon ulama yang menguasai bahasa Arab dan
berbagai ilmu agama Islam secara menyeluruh, mengacu pada konsep Tafaquh Fi ad-din.

Dalam proses pembelajaran kitab kuning, penulis membahas pentingnya memilih metode
pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Metode pembelajaran yang
efektif menjadi kunci keberhasilan dalam menyampaikan materi kitab kuning sehingga
siswa dapat memahami dengan baik. Selain itu, pembelajaran kitab kuning juga berarti
mempelajari bahasa Arab, menuntut pemahaman struktur bahasa, cara membaca, dan
terjemahan bahasa Arab.

Makalah ini juga membahas konteks pembelajaran kitab kuning di berbagai lembaga,
termasuk pondok pesantren dan program PJJ PAI Syekhnurjati Cirebon. Program
Pembelajaran Kitab Kuning Berbasis Digital menjadi salah satu inovasi yang
menggabungkan sistem pendidikan formal dengan pendidikan pondok pesantren. Dengan
implementasi sistem pondok pesantren, siswa dapat memperdalam agama Islam melalui
pembelajaran kitab kuning.

Rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, dan metodologi penelitian turut
dibahas dalam pendahuluan ini untuk memberikan gambaran komprehensif tentang
pokok-pokok bahasan yang akan diuraikan dalam makalah ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak lepas dari berbagai keterbatasan dan
kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik membangun dari pembaca sangat diharapkan
guna perbaikan di masa yang akan datang.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dalam memperkaya
wawasan dan pemahaman mengenai pembelajaran kitab kuning, khususnya dalam konteks
pembelajaran berbasis digital di PJJ PAI Syekhnurjati Cirebon.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam
penyusunan makalah ini khususnya Dr. Zaenul Alim, Lc., M.A selaku dosen pembimbing
kami.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

[Kelompok 5]
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Kitab kuning merupakan kitab bertulisan Arab tanpa syakal/harakat yang berisi ilmu-ilmu

agama Islam karya para ulama Timur Tengah pada abad pertengahan. Kitab kuning dipelajari untuk

memudahkan orang Islam dalam memahami sumber hukum Islam yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Selain itu, juga bertujuan untuk mencetak calon-calon ulama yang menguasai bahasa Arab dan

berbagai macam ilmu agama Islam secara menyeluruh (Tafaquh Fi ad-din).

Dalam proses pembelajaran dibutuhkan metode pembelajaran yang tepat untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode pembelajaran merupakan hal yang penting

dalam proses pembelajaran. Penyampaian materi dengan metode yang tepat menjadikan

tujuan dari pembelajaran dapat tercapai secara maksimal, sedangkan metode pembelajaran

yang tidak tepat akan mengakibatkan kurang maksimalnya dalam proses pembelajaran

sehingga tujuan yang ditetapkan tidak dapat tercapai.

Sebagaimana dalam mempelajari kitab kuning juga dibutuhkan metode pembelajaran yang

tepat agar pembelajaran berjalan efektif dan siswi memahami materi yang disampaikan. Dalam

mempelajari kitab kuning berarti juga mempelajari bahasa Arab karena kitab kuning berisi tulisan

Arab, sehingga selain mempelajari materi kitab kuning siswi juga mempelajari cara membaca,

struktur bahasa serta terjemahan bahasa Arab.

Pembelajaran kitab kuning biasa dipelajari di pondok pesantren dan menjadi bahan ajar

pokok disamping Al-Qur’an dan As-Sunnah. Selain di pelajari di pondok pesantren, kitab kuning

juga dipelajari di sebagian sekolah dan universitas formal salah satunya di PJJ PAI Syekhnurjati

Cirebon. PJJ PAI Syekhnurjati Cirebon memiliki satu program yang dimasukan dalam mata kuliah

yakni pembelajaran Pembelajaran Kitab Kuning Berbasis Digital yaitu salah program yang

memadukan antara sistem pendidikan formal dengan pendidikan pondok pesantren. Sistem

pondok pesantren yang diterapkan berupa mempelajari kitab kuning untuk memperdalam agama

Islam.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kitab kuning diartikan, dipelajari, dan diintegrasikan dalam pembelajaran

agama Islam?

2. Apa peran metode pembelajaran dalam efektivitas pembelajaran kitab kuning, terutama di

konteks PJJ PAI Syekhnurjati Cirebon?

3. Bagaimana karakteristik kitab kuning dapat memengaruhi metode pembelajaran dan

kemampuan mahasiswa membaca?

4. Apa saja indikator kemampuan membaca kitab kuning dan sejauh mana mahasiswa dapat

mengungkapkan isi bacaan?

1.3 Batasan Masalah

1. Pembahasan lebih fokus pada pengertian, pembelajaran, dan metode pembelajaran kitab

kuning di lingkungan PJJ PAI Syekhnurjati Cirebon.

2. Tidak mencakup pembahasan tentang kitab kuning di pondok pesantren atau di lingkungan

sekolah formal lainnya.

3. Tidak melibatkan analisis secara mendalam terkait kurikulum formal di PJJ PAI

Syekhnurjati Cirebon.

1.4 Tujuan

1. Menganalisis pengertian, peran, dan integrasi kitab kuning dalam pembelajaran agama

Islam.

2. Menilai efektivitas metode pembelajaran kitab kuning di lingkungan PJJ PAI Syekhnurjati

Cirebon.

3. Mendeskripsikan karakteristik kitab kuning dan dampaknya terhadap metode pembelajaran

dan kemampuan membaca mahasiswa.

4. Mengidentifikasi indikator kemampuan membaca kitab kuning dan sejauh mana mahasiswa

dapat mengungkapkan isi bacaan.

1.5 Manfaat

1. Menyediakan pemahaman lebih mendalam tentang kitab kuning dan perannya dalam

pembelajaran agama Islam.


2. Memberikan pandangan terhadap efektivitas metode pembelajaran kitab kuning di konteks

PJJ PAI Syekhnurjati Cirebon.

3. Memahami karakteristik kitab kuning yang dapat memengaruhi proses pembelajaran dan

kemampuan mahasiswa membaca.

4. Menyediakan dasar bagi pengembangan strategi pembelajaran yang lebih baik di

lingkungan PJJ PAI Syekhnurjati Cirebon.

1.6 Metodologi

Metodologi penelitian yang digunakan dalam makalah ini adalah metode literatur. Metode literatur

digunakan untuk melakukan telaah secara mendalam terhadap berbagai sumber literatur yang

relevan dengan topik penelitian. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam metode literatur ini

adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi Sumber Literatur:

● Pengumpulan sumber literatur dilakukan dengan mencari referensi melalui perpustakaan,

jurnal ilmiah, buku-buku terkait, dan sumber-sumber lain yang dapat mendukung penelitian

ini.

● Seleksi sumber literatur yang relevan dengan fokus penelitian, khususnya terkait dengan

kitab kuning, pembelajaran kitab kuning, dan metode pembelajaran yang efektif.

2. Kajian Literatur:

● Tinjauan literatur dilakukan dengan membaca, menganalisis, dan mensintesis informasi dari

sumber-sumber yang telah terkumpul.

● Identifikasi konsep-konsep utama terkait dengan kitab kuning, pembelajaran kitab kuning,

dan metode pembelajaran yang efektif.

3. Penyusunan Rangkuman:

● Rangkuman dari literatur yang telah dikaji disusun untuk memberikan pemahaman yang

komprehensif terkait dengan topik penelitian.

● Menyusun kerangka konseptual berdasarkan temuan dan konsep-konsep yang muncul dari

kajian literatur.

4. Analisis Literatur:
● Melakukan analisis terhadap perbandingan, persamaan, dan perbedaan antar literatur yang

dikaji.

● Mengidentifikasi pemahaman terkait metode pembelajaran yang efektif dalam mempelajari

kitab kuning.

5. Pengembangan Argumen:

● Membangun argumen-argumen yang didasarkan pada temuan-temuan dan konsep-konsep

yang muncul dari literatur-literatur yang dikaji.

● Memberikan pemahaman mendalam terkait relevansi metode pembelajaran dalam konteks

pembelajaran kitab kuning.

6. Penulisan Makalah:

● Menyusun makalah dengan merinci temuan-temuan dari literatur dan memberikan

pemahaman yang komprehensif terkait pembelajaran kitab kuning.

● Dengan menggunakan metode literatur, diharapkan makalah ini dapat memberikan

kontribusi pemahaman yang mendalam tentang pembelajaran kitab kuning dan metode

pembelajarannya yang efektif.


BAB II
Pembahasan

A. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses yang sangat penting dalam pendidikan, karna dalam

prosesnya terdapat macam-macam komponen yang saling berhubungan sebagai suatu

system. Pembelajaran merupakan proses terjadinya interaksi antara guru dan murid dan

sumber belajar pada lingkungan belajar. Pembelajaran bisa diartikan suatu proses

perubahan melalui proses belajar mengajar sebagai interaksi dengan lingkungannya.

Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses membantu peserta didik agar dapat

belajar dengan baik. Sedangkan pembelajaran menurut kamus besar bahasa Indonesia

adalah proses atau cara menjadikan orang atau makhluk hidup untuk belajar.

Pembelajaran disini menyatakan sebagai proses lebih tepatnya adalah proses interaksi

antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada lingkungan belajar

Pembelajaran adalah tindakan yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses

pemerolehan ilmu pengetahuan, pembentukan sikap dan kepercayaan terhadap peserta

didik tindakan yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu

pengetahuan, pembentukan sikap dan kepercayaan terhadap peserta didik.

Pembelajaran tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah tetapi dimanapun tempat

sepanjang hayat seorang manusia serta berlaku kapanpun dan dimanapun. Dalam

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal

1 ayat 20 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada lingkungan belajar. Dalam dunia pendidikan, belajar

dan pembelajaran tidak hanya terjadi di sekolah saja, tetapi di tiga pusat yang lazim

dikenal dengan tri pusat pendidikan. Tri pusat pendidikan adalah tempat dimana anak
mendapatkan pengajaran baik secara langsug maupun tidak langsung yaitu dalam

kehidupan keluarga(informal), sekolah(formal), maupun masyarakat(non formal).

Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan pembelajaran aktif bertujuan

untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, mempromosikan

pemahaman yang lebih dalam, dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis yang

diperlukan untuk menghadapi tantangan dunia nyata. Pembelajaran adalah proses

memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, atau pemahaman baru melalui

studi,pengalaman, atau instruksi. Ada banyak pendekatan dan perspektif yang berbeda

mengenai pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli dalam bidang pendidikan.

B. Kitab Kuning

1. Pengertian Kitab Kuning

Dalam dunia pesantren asal-usul penyebutan atau istilah dari kitab kuning belum

diketahui secara pasti, Penyebutan ini didasarkan pada sudut pandang yang berbeda. Namun

menurut Amin Haidar Kitab Kuning adalah kitab-kitab berbahasa arab tanpa harokat

sehingga dinamai kitab gundul, untuk dapat membacanya peserta didik/ santri harus

menguasai ilmu alat yaitu: Nahwu dan Shorof.

Sebutan kitab kuning itu sendiri sebenarnya merupakan sebuah ejekan dari pihak

luar, yang mengatakan bahwa kitab kuning itu kuno, ketinggalan zaman, memilliki kadar

keilmuan yang rendah, dan lain sebagainya. Hal ini senada dengan apa yang dinyatakan oleh

Masdar F. Mas‟udi: “kemungkinan besar sebutan itu datang dari pihak orang luar dengan

konotasi yang sedikit mengejek”. Terlepas dengan maksud apa dan oleh siapa dicetuskan,

istilah itu ini telah semakin memasyarakat baik di luar maupun di lingkungan pesantren.

Menurut Zuhri sebagaimana dikutip Arifin bahwa kitab kuning biasanya ditulis atau

dicetak memakai huruf Arab dalam bahasa Arab, Melayu, Sunda, dan sebagainya. Hurufnya
tidak diberi harokat atau tanda baca dank arena itu sering disebut dengan kitab gundul.

Umumnya kitab ini dicetak dengan kertas berwarna kuning, berkualitas murah, lembaran-

lembarannya terlepas atau tidak berjilid, sehingga mengambil bagian yang diperlukan tanpa

harus membawa satu kitab yang utuh. Lembaran- lembaran yang terlepas ini disebut korasa,

dan satu korasa biasanya berisi delapan halaman.

Adapun pengertian umum yang beredar dikalangan pemerhati masalah pesantren

adalah: bahwa kitab kuning selalu dipandang sebagai kitab-kitab keagamaan yang berbahasa

arab, atau berhuruf arab, sebagai produk pemikiran ulama-ulama lampau (As- Salaf) yang

ditulis dengan format khas pra-moderen, sebelum abad ke-17-an M. dalam rumusan yang

lebih rinci definisi kitab kuning adalah:

a. ditulis oleh ulama-ulama asing, tetapi secara turun temurun menjadi referensi yang dibuat

pedoman oleh para ulama Indonesia.

b. ditulis oleh ulama Indonesia sebagai karya tulis yang “independen”.

c. ditulis oleh ulama Indonesia sebagai komentar atau terjemah atas kitab karya ulama asing.

Berdasarkan paparan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kitab kuning


adalah kitab yang senantiasa berpedoman pada Al- Qur‟an dan Hadits, dan
yang ditulis oleh para ulama-ulama terdahulu dalam lembaran-lembaran
ataupun dalam bentuk jilidan baik yang dicetak diatas kertas kuning maupun
kertas putih dan juga merupakan ajaran islam yang merupakan hasil
interprestasi para ulama dari kitab pedoman yang ada, serta hal-hal baru yang
datang kepada islam sebagai hasil dari perkembangan peradaban islam dalam
sejarah.

2. Karakteristik Kitab Kuning

Kitab Kuning memiliki ciri has tersendiri yang jarang ditemui dalam
buku buku lain dan hal ini yang membedakannya dengan kitab- kitab lain.
diantaranya adalah:
a. Pada umumnya merupakan hasil karya abad pertengahan

b. Struktur kalimatnya banyak dimulai dengan kata kerja

c. Banyak menggunakan kata ganti ( dhamir)

d. Struktur kata yang digunakan dalam bahasanya mengenal Isytiqaq atau


perubahan yang terjadi dalam kata itu sendiri

e. Kitab kuning yang disebut juga kitab gundul pada umumnya tidak berharakat

f. Ukurannya besar, hurufnya kecil-kecil serta tidak mengenal titik atau koma

g. Struktur kalimat dalam bahasanya mengenal i‟rab atau perubahan bentuk akhir
kata

h. Penyajiannya sederhana dalam sistematika, pergeseran dari sub topik ke sub


topik lain tidak menggunakan alinea baru, tetapi dengan pasal atau kode

i. Pada umumnya disajikan dalam dua komponen matan dan syarah, matan terletak
di luar garis segi empat yang mengelilingi syarah .

j. Penjilidan kitab kuning biasanya dengan sistem korasan, di mana


lembaran-lembarannya dapat dipisahkan sehingga dapat memudahkan pembaca
untuk menelaahnya kembali sambil santai tanpa harus menggotong seluruh tubuh
kitab yang kadang-kadang mencapai ratusan halaman.

3. Indikator Kemampuan Membaca Kitab Kuning

a. Ketepatan dalam membaca

Mengenai kategori dalam ketepatan dalam membaca, didasarkan atas

kaidah-kaidah aturan membacanya, diantara peserta didik mengetahui dan

menguasai kaidah-kaidah nahwiyah (tata bahasa) dan kaidah sharfiyah.

b. Kepahaman mendalami isi ( terjemah)

Aktifitas membaca tidaklah hanya sebatas membaca pada teks


tertulis, melainkan membaca yang disertai dengan pemahaman atas teks
tertulis tersebut. Dalam rangka memehami bacaan seseorang akan lebih
mengetahui mahsud, ide-ide, gagasan dan pokok pikiran yang
dikehendaki oleh penulis (mu‟alif). Secara mendalam ia dapat
mengetahui kosa kata dan struktur kalimat dalam teks tersebut karena
pada dasarnya membaca merupakan proses pembentukan makna dalam
teks-teks tertulis.
Orang akan mampu mengucapkan huruf-huruf tercetak namun

tidak dapat memahami maknanya juga bukan membaca, demikian juga

ketika kita melafadzkan kata bahasa asing yang tidak kita ketahui

maknanya. Dari sudut pandang ini membaca mencakup kemampuan

untuk mengenal kata dan kemampuan untuk memahami. Hal ini

merupakan tugas kompleks yang memperlukan integrasi kemampuan

dan sumber informasi.

Dengan memahami kitab kuning serta kandungan isinya secara detail

yang ditunjang dengan penguasaan kaidah nahwiyah dan shorfiyahnya secara

tidak langsung siswa dapat menghayati dan menumbuhkan dzauq

Al-Arabiyyah, yang sangat mempengaruhi pemahaman atas nilai sastra yang

terkandung dalam Al-Qur‟an dan Hadis Nabi

c. Dapat mengungkapkan isi bacaan

Kemampuan mahasiswa membaca kitab kuning dalam aktifitas


belajarnya merupakan tuntutan utama sebagaimana yang diterapkan
dalam kurikulum. Hal ini dimahsud untuk membekali mahasiswa dalam
mempelajari ilmu-ilmu agama islam yang bersumber dari kitab-kitab
klasik, setelah mereka mampu membaca dengan tepat, mereka juga
diminta untuk dapat mengungkapkan isi bacaan, para mahasiswa yang
mampu membaca kitab kuning secara aturan bakunya tetapi mereka
juga lemah dalam mengungkapkan isi kandunganya. Atau sebaliknya
itu terjadi dikarenakan oleh suatu hal tertentu, misalnya mereka hanya
memahami kaidah-kaidah bahasa arab akan tetapi tidak memiliki
ketrampilan membaca kitab kuning dan lain-lain. Oleh karena itu
idealnya adalah mampu membaca kitab kuning disertai juga mampu
mengungkapkan isi bacaan.

Untuk mengetahui bahwa mahasiswa sudah menguasai apa yang


ia baca antara lain dengan membuktikan bahwa mahasiswa tersebut
mampu menjelaskan apa yang ia baca, dengan membaca ia akan
mendapatkan khazanah pengetahuan keilmuan yang lebih banyak
dibandingkan dengan kawan lain yang kurang membaca maupun
memuthola‟ah kembali pelajaranya, karena memang membaca dan
memuthola‟ah modal utama dalam proses pembelajaran
BAB III
Penutup

4.1 Kesimpulan

Pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru, murid, dan sumber belajar dalam
lingkungan belajar. Pentingnya proses ini dalam pendidikan terlihat dari
komponen-komponen yang saling terkait. Pembelajaran tidak terbatas di sekolah saja,
melainkan dapat terjadi sepanjang hayat dan di berbagai pusat pendidikan (keluarga,
sekolah, masyarakat).

Pembelajaran aktif bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan siswa, mempromosikan


pemahaman yang lebih dalam, dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Ini
mencakup perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap, atau pemahaman melalui studi,
pengalaman, atau instruksi.

Kitab Kuning adalah kitab berbahasa Arab tanpa harokat, sering disebut kitab gundul.
Meskipun awalnya mungkin mendapat ejekan sebagai kuno, kitab kuning dianggap sebagai
kitab keagamaan yang berbahasa Arab. Kitab ini mencirikan karakteristik unik, termasuk
penggunaan huruf Arab tanpa harokat, struktur kalimat yang dimulai dengan kata kerja, dan
ukuran besar dengan huruf kecil tanpa tanda baca. Kitab Kuning memiliki ciri khas, seperti
ditulis pada abad pertengahan, struktur kalimat dimulai dengan kata kerja, penggunaan kata
ganti (dhamir), tidak berharakat, ukuran besar, huruf kecil, struktur kalimat mengenal
isytiqaq dan i'rab, dan disajikan dalam dua komponen matan dan syarah. Indikator
Kemampuan Membaca Kitab Kuning melibatkan ketepatan membaca berdasarkan kaidah
nahwiyah dan sharfiyah, pemahaman isi (terjemah), dan kemampuan mengungkapkan isi
bacaan. Mahasiswa perlu tidak hanya dapat membaca dengan benar tetapi juga
mengungkapkan pemahaman mereka terhadap isi kitab kuning.

4.2 Saran
1. Penting bagi pendidik dan peserta didik untuk memahami bahwa pembelajaran tidak
hanya terjadi di sekolah, tetapi juga di berbagai lingkungan sepanjang hidup.
2. Mahasiswa yang mempelajari kitab kuning perlu dilatih untuk tidak hanya
menguasai aturan bacaannya, tetapi juga untuk dapat mengungkapkan kembali isi
bacaan dengan baik.
3. Kurikulum pembelajaran harus mempertimbangkan aspek membaca, memahami, dan
mengungkapkan kembali isi bacaan, terutama dalam konteks pembelajaran kitab
kuning.

Dengan demikian, memahami konsep pembelajaran dan karakteristik kitab kuning serta
mengembangkan kemampuan membaca, memahami, dan mengungkapkan isi bacaan adalah
hal-hal yang penting untuk diperhatikan dalam konteks pendidikan Islam.
BAB IV
Daftar Pustaka

1. Afifah,Dewi. "Penggunaan Metode Al Miftah Lil 'Ulum dalam Meningkatkan Kualitas Membaca
Kitab Kuning Pada Santri Madrasah Diniyah Miftahul 'Ulum Pasuruan". Skripsi PAI UIN MALIKI
Malang.oktober,2017
2. Aqil,2004. Pesantren Masa Depan. Cirebon:Pustaka Hidayah
3. Karecher,Wolfgang.trj. Sonhaji Saleh.1988. "Dinamika Pesantren Kumpulan Makalah Seminar
Internasional. "The role of Pesantren in Education and Communitu Development in Indonesia".
Jakarta:P3M
4. Wahid,Abdurrahman.2010. Menggerakkan Tradisi Essai-Essai Pesantren. Yogyakarta.LKiS
Yogyakarta.
5. Muhaimin,dan Abdul Mujib.1993. "Pemikiran Pendidikan Islam". Bandung:Trigenda Karya.
6. Sholihin. "Strategi Pembelajaran Kitab Kuning Melalui Bantuan Materi Al Miftah Lil 'Ulum di
Pondok Pesantren Sidogiri Pesantren Cendikia:Jurnal Studi Keislama,Volume 4,nomor 2,Desember
2018.
7. Ubaidillah,Ibnu dan Ali Rif'an. "Efektivitas Metode Al Miftah Lil 'Ulum dalam Meningkatkan
Kualitas Membaca Kitab Kuning Para Santri Madrasah Diniyah". Jurnal Piwulang,volume 2 nomor
1. September,2019.
8. Martin Van Bruinessen. kitab Kuning Pesantren dan Tarekat. Tradisi-tradisi Islam di Indonesia.
(Bandung:Mizan,1995)
9. Yosid,Abu. Paradigma Baru Pesantren. Yogyakarta:IRCiSoP,2018.

Anda mungkin juga menyukai