Anda di halaman 1dari 194

45

www.ayosekolah.org
2 DIA HADIR
3

DAFTAR ISI
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Jendela Depan: ............................................................................. 7


1. Terima kasih Tuhan, terima kasih semua ............................. 8
2. Spiritualitas gerakan ASAK ................................................... 10
3. Tunduk dan taat ....................................................................... 15

Bagian 1 : Menyambung Harapan ........................................... 21


1. Kita telah menjadi pelaku ....................................................... 22
2. Biar Tuhan yang atur ............................................................... 25
3. Berbagi sampai ke Papua ........................................................ 28
4. Do your best and God will do the rest .................................. 34
5. Menginspirasi negeri melalui gerakan ASAK ..................... 36
6. Dukungan hirarki Gereja ........................................................ 39
7. Senyum Tuhan cukup buatku ................................................ 42
8. ASAK, gerakan Roh Kudus .................................................... 46
9. Gerakan ASAK, bagi Gereja dan Tanah Air ......................... 48

Bagian 2 : Dipilih untuk Melayani ......................................... 53


1. Ikhlas dan percaya, Tuhan buka jalan................................... 54
2. Transformasi GOTA ke ASAK ............................................... 56
3. Dengan perbuatan dan dalam kebenaran ............................ 58
4. Tuhan, saya tidak mampu bejalan sendiri ........................... 61
5. Menunaikan tugas sebelum dipanggil pulang .................... 64
4 DIA HADIR

6. Terima kasih Tuhan mau pakai saya..................................... 67


7. Bersama kami melayani .......................................................... 70
8. Ketulusan hati dalam melayani ............................................. 73

Bagian 3 : Gerakan Belarasa ..................................................... 77


Apa yang harus kita lakukan agar lingkungan hidup kita
menjadi semakin manusiawi ...................................................... 78

Bagian 4 : Kerelaan hati anda mengubah warna hidup


mereka ........................................................................ 85
1. Tunjuk satu bintang ................................................................. 86
2. Jalan-jalan dengan kakak ASAK ............................................ 90
3. Koin cinta untuk GOTA MKK ................................................ 93
4. Soul mind synergy, komitmen ketulusan dan tanggung
jawab .......................................................................................... 95
5. Berbagi kasih dengan sekeliling ............................................. 98
6. Edu fair ASAK ..........................................................................100
7. Dari ujung utara Sumatra, berkarya dalam keterbatasan ..104
8. Membentuk pahlawan keluarga ............................................107

Bagian 5 : Ajaib Tuhan, Ajaib Tuhan .....................................115


1. Belajar sampai ke negeri Tiongkok ........................................116
2. Sekedar bermimpi, atau karunia Tuhan ...............................119
3. Semua indah pada waktunya .................................................122
4. Bagi Tuhan tiada yang mustahil ............................................124
5. Terlibat sesuai kemampuan yang aku miliki .......................128
6. Jaminan Tuhan ..........................................................................132
7. ASAK bak dewa penyelamat ..................................................135
5

8. Hidup berdua dengan mama, aku tak ingin menge-


cewakan Tuhan .........................................................................137
9. Kau jadikan hidupku berarti .................................................. 140
10. Anugrah Tuhan dan kesempatan emas ..............................143

Bagian 6 : Doa dan Harapan .....................................................147


1. 5 cm .............................................................................................148
2. Saya ingin melayani Engkau, dengan apa yang saya
miliki...........................................................................................151
3. Komunitas baru, harapan baru ..............................................155
4. Di jaman sulit tetap berbagi ....................................................157
5. Harapan dan semangat, tidak boleh pernah padam ..........160
6. ASAK lintas paroki................................................................... 163
7. Mencerdaskan kehidupan bangsa melalui ASAK ..............167
8. Merajut kembali firdaus yang terkoyak................................169
9. Dari beasiswa untuk beasiswa ...............................................172

Jendela Belakang : .......................................................................177


1. Tentang ASAK ..........................................................................178
2. Filosofi pohon palma ...............................................................181
3. Rekam Peristiwa ASAK ...........................................................185
6 DIA HADIR

[\
Kita percaya jika yang kita bagikan adalah harta
yang mengalir dari hati,
sumber itu tak akan pernah kering kita timba.

Romo Albertus Hendaryono

[\
Jendela Depan 7
8 DIA HADIR

JENDELA DEPAN | Tim Buku


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

TERIMA KASIH TUHAN


TERIMA KASIH SEMUA

T
erima kasih Tuhan, itu yang terlintas di pikiran kami, tim buku
dengan selesainya editing buku ini. Sebuah pekerjaan yang
tidak ringan, kadang membebani pikiran…karena kami semua
amatiran dalam hal menerbitkan sebuah buku. Ditengah berbagai
kesibukan, kesulitan melakukan jadwal pertemuan dari tim buku
yang tinggal tersebar di empat paroki yang tersebar di
Jakarta…ha..ha..ha… benar-benar nyaris di empat penjuru kota
Jakarta : di Cempaka Putih, di Meruya, di Pantai Indah Kapuk
dan di Alam Sutra.

Selebihnya mau bicara apa lagi ? Salut untuk para kontributor


tulisan….. Membaca tulisan-tulisan yang dibuat oleh para penulis
dengan beragam profesi : mahasiswa, eksekutif, pengusaha, ibu
rumah tangga, dosen, karyawan, guru, suster, tokoh masyarakat,
dan beberapa Romo …..wuiiihhh, semuanya memiliki satu ikatan
yang begitu luar biasa : ikatan KASIH…..silahkan disimak
pergumulan hati mereka yang menulis. Terima kasih untuk
Romo, Suster, Bapak, Ibu, dan Adik-adik semua yang sudah mau
meluangkan waktu. Terima kasih untuk Mgr Ignatius Suharyo,
di tengah kesibukan beliau menggembalakan umatnya di KAJ
ini, menyempatkan diri untuk wawancara.
Jendela Depan 9

Terima kasih Maura, yang merelakan waktu liburannya untuk


membuat design cover buku yang inspiratif ini….. Semoga
coretan kreatif di cover buku ini bisa memberi motivasi kepada
begitu banyak anak muda lain-nya. Untuk komisi PSE KAJ yang
memfasilitasi penerbitan buku ini, juga kepada semua pengurus
ASAK paroki yang selalu semangat dalam karya pelayanan ASAK
ini….. Terima kasih dan two thumbs up…..

Mohon maaf jika ada yang salah dalam penulisan dan dalam
editing tulisan-tulisan di buku ini. Buku ini diterbitkan untuk
memberi inspirasi dan memperkaya iman kita semua yang
(beruntung) membacanya. Proficiat untuk semuanya, semoga
Tuhan memberkati dan membalas segala kebaikannya. Amin.

Tim Buku
10 DIA HADIR


JENDELA DEPAN | Komisi PSE KAJ
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

SPIRITUALITAS
GERAKAN ASAK

G
erakan ASAK mulai diluncurkan bulan Juli 2007 di Paroki
Bojong Indah, Santo Thomas Rasul. Pada bulan Februari 2011,
gerakan ini mulai diperkenalkan di depan para utusan penggerak
SSP/SPSE/Pan. APP Paroki dan pertemuan Pastores se-KAJ.
Sampai bulan Mei 2014, gerakan ASAK sudah dijalankan oleh 32
dari 63 paroki di KAJ. Enam paroki lagi sedang mempersiapkan
diri untuk launching gerakan ASAK dalam tahun 2014 ini yaitu
Paroki Kranji, Serpong, Rawamangun, Pademangan, Cilangkap
dan Pulo Gebang. Dalam kurun waktu 2007-2014 kita peroleh
data pada bulan Mei 2014 bahwa ada begitu banyak orang terlibat
dalam gerakan ini: 2.910 anak santun, 2.187 penyantun, dan sekian
banyak anggota tim penggerak ASAK dan donator dalam aneka
skala yang tidak rutin menjadi penyantun. Kalau masing-masing
paroki memiliki rata-rata 15 orang awam yang menjadi tim inti
penggerak ASAK, sudah ada 15 x 32 paroki atau 480 orang
penggerak. Itu belum dihitung para imam dan para penggerak
di Lingkungan, orang tua anak-anak itu sendiri. Gerakan kasih
ini sekaligus menjadi gerakan pelayanan yang luar biasa. Apalagi
kalau mengingat bahwa dari anak santun itu ada 233 anak kuliah
dan 12 anak calon imam! Bukankah ini berkah Allah yang besar
yang harus kita syukuri? Dalam kurun waktu 3-4 tahun ke depan,
kita membantu menghasilkan lebih dari 200 sarjana. Siapa tahu
Jendela Depan 11

dari antara mereka ada yang akan menjadi doktor? Atau menjadi
pemimpin bangsa di berbagai bidang, entah ekonomi, sosial,
politik. Tidak mustahil ada yang menjadi anggota parlemen atau
Komisi Nasional Pemberantasan Korupsi, Komisi Kejaksaan atau
komisi nasional yang lain suatu saat.

Dalam rangka gerakan ASAK ini, saya masih ingat kisah seorang
bapak penyantun di sebuah paroki yang menceritakan pada para
anak asuh bahwa dirinya dulu adalah anak santun. Dahulu dia
tinggal dalam keluarga miskin di Sumatra, tinggal dalam rumah
atap daun rumbia yang bocor kalau hujan. Dia dikirim ke Panti
Asuhan Vincentius, Jakarta. Karena ketekunannya, dia akhirnya
sukses dalam belajar dan berkreasi serta berusaha. Kini dia
memiliki peternakan ratusan sapi perah yang memberdayakan
dan mempekerjakan banyak petani di sekitar Sukabumi. Pun saat
ini, dia memiliki peternakan ratusan sapi potong di Sumatra.
Dengan bersemangat dia bersedia membiayai kebutuhan
beberapa anak santun di parokinya. Kalau ditangani dengan baik
gerakan anak santun bisa menghasilkan orang yang murah hati,
pemimpin yang berhasil, pengusaha yang memberdayakan
banyak orang miskin untuk ikut serta menikmati
keberhasilannya!

Saya memiliki seorang teman yang dibiayai sekolahnya oleh


pastor paroki. Berkat bantuan dan bimbingan di pastoran, setelah
lulus SMA dia berniat masuk Seminari Mertoyudan, Magelang.
Setelah satu tahun, dia memutuskan mau masuk menjadi imam
anggota Serikat Yesus. Dia belajar teologi di Roma. Setelah
ditahbiskan menjadi imam, dia melayani para pengungsi.
Bertahun-tahun dia membantu menyelamatkan nyawa orang.
12 DIA HADIR

Sampai sekarang dia terus bertugas membantu para korban


bencana dengan menjabat sebagai pimpinan lembaga Gereja se-
Indonesia. Menyantuni anak dengan cinta dan pelayanan dapat
menghasilkan pemimpin yang cerdas dan murah hati,
memberikan diri sehabis-habisnya. Kadang sampai sakit
berkepanjangan, seperti Yesus sendiri.

Dalam konteks Jakarta, gerakan ASAK tidak saya sebut sebagai


sekedar gerakan karitatif. Gerakan ASAK adalah gerakan karitatif
sekaligus pemberdayaan jangka panjang. Dalam jangka panjang,
bertahun-tahun kita memberdayakan seorang anak atau
mahasiswa untuk bisa mandiri sampai pada gilirannya bisa
makin mencintai keluarga dan melayani sesamanya, melayani
Gereja dan bangsanya, melayani dengan tulus ikhlas dan senyum
cinta. Darimana orang seperti bapak lulusan panti asuhan
Vincentius, pastor yang melayani para pengungsi, anak-anak
santun kita belajar? Tentu pertama-tama mereka belajar dari
orang tua mereka atau dengan siapa mereka tinggal. Mereka
belajar dari para guru yang mendidik mereka, tetangga di
sekitarnya, pastor yang membimbing, atau para pengasuh panti
asuhan. Dalam hal gerakan ASAK, para anak santun belajar
mencintai dan melayani sesama dari para penggerak ASAK atau
para pengasuh ASAK. Perkataan, perlakuan, tindakan, sikap baik
yang ditunjukkan para penggerak atau pengasuh ASAK bisa
sangat menentukan perilaku, tutur kata, tindakan dan sikap
hidup mereka nanti. Kalau kita ingin membentuk para anak
santun menjadi orang yang penuh cinta dan suka melayani, mari
kita lanjutkan gerakan ASAK dengan memberi contoh pada para
anak santun dalam kerja-kerja ASAK: dilakukan penuh cinta dan
semangat suka melayani. Itulah artinya digerakkan oleh Roh
Jendela Depan 13

Kudus, roh cinta kasih dan semangat pelayanan. Itulah


spiritualitas gerakan ASAK.

Kita percaya bahwa Roh Kudus yang berperan menggerakkan


Pak Yanto dan kawan-kawan semua sampai bisa membuat 32
paroki bergerak melayani dengan murah hati dan penuh cinta.
Kita berharap pada gilirannya, gerak Roh Kudus ini akan
menjangkau semua paroki dan stasi di KAJ. Saya ingat bapak
Uskup dalam salah satu homili launching ASAK di suatu paroki
mengatakan, “Saya berharap virus ASAK ini terus menular ke
paroki-paroki di KAJ, sehingga akhirnya semua paroki di KAJ
ikut dalam gerakan ASAK. Sampai kapan itu akan terjadi?
Mungkin sampai akhir jaman.” Demikian kira-kira beliau
menyampaikan. Ungkapan Mgr. Ignatius Suharyo itu
menunjukkan apresiasi pada gerakan ini sekaligus harapan ke
depan agar semua anak miskin bisa mendapat pendidikan yang
baik, di semua paroki KAJ. Mari kita bantu agar harapan itu
terwujud sebelum akhir jaman. Dalam 3 tahun ini sudah 32 paroki
ikut serta. Siapa tahu karena semangat kita dan kobaran Roh
Kudus membuat 4 tahun lagi seluruh paroki KAJ terlibat?

Anak-anak santun memang bukan anak biologis kita. Namun


anak-anak santun adalah anak-anak Bapa Surgawi yang
dipercayakan pengasuhannya pada kita semua. Kita harus
mendampinginya dengan semangat penuh cinta dan pelayanan
murah hati. Sama seperti sikap Puteri Firaun yang dengan penuh
belas kasihan mengangkat Musa menjadi anaknya walaupun
memang tetap ibu kandung yang menyusui. Dia dididik, diasuh
di istana. Setelah besar, akhirnya dia menjadi tokoh besar, tokoh
pembebasan bangsa Israel dari perbudakan Mesir. Kita juga bisa
14 DIA HADIR

belajar dari Santo Yusup suami Maria. Dia tahu persis bahwa
Yesus bukan anak biologisnya, bukan anak dari benih dirinya,
namun dia meyakini bahwa Yesus adalah anak yang
dipercayakan Allah padanya. Yusup mencintai dan melayani
Maria yang mengandung Yesus. Ketika terancam bahaya, Yusup
mengungsikan anak yang bukan anak biologisnya itu. Dia didik
dengan baik berbagai ketrampilan perkayuan dan pertanian
sehingga Yesus menjadi anak yang pintar. Bahkan pada umur
muda Yesus sudah bisa berdiskusi dengan para ahli kitab. Yusup
tidak sia-sia mendidik Yesus. Akhirnya Yesus menjadi berkat bagi
seluruh umat manusia. Yesus menjadi tokoh besar, lebih besar
dari Musa. Yesus menjadi tokoh pembebas dari dosa umat
manusia.

Selamat pada para perintis dan penggerak ASAK, para pastor


paroki yang bersemangat menggerakkan ASAK di paroki, para
penyantun yang murah hati. Selamat terus membarakan
semangat Roh Kudus yang menggerakkan kita semua mencintai
dan melayani sesama. Selamat belajar giat para anak santun,
seminaris, para mahasiswa yang didampingi dan dilayani dalam
gerakan ASAK. Anak-anak santun atau anak-anak angkat bisa
menjadi tokoh-tokoh besar di masa depan, seperti Yesus, seperti
Musa, dan banyak tokoh dalam Gereja dan bangsa kita yang
menjadi besar karena dikasihi dan dilayani.

Romo Yusup Edi Mulyono, SJ


Jendela Depan 15

JENDELA DEPAN | Komisi PSE KAJ


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

TUNDUK DAN TAAT

S
uatu hari, di hadapan pengurus PSE dan relawan OMK calon
pengurus ASAK paroki Hati Kudus Kramat, tiba-tiba saya
terdiam dan mata saya basah... Saat itu saya sedang menceritakan
mimpi beberapa anak santun gerakan ASAK dan juga harapan
orang tua mereka… lalu semua terdiam, menunggu apa yang
akan saya katakan sesudah itu…

Dalam beberapa kesempatan, entah membaca tulisan anak-anak


ASAK, mengingat-ingat lagi celoteh, semangat sampai keluhan
dan curhat para pengurus di awal-awal berdirinya ASAK di
paroki Santo Thomas Rasul (Sathora)…..dua diantaranya sudah
alm : Budy Jacob dan Lily Andra…..termasuk banyak percakapan
dengan istri saya Wiwik Kriswianti baik di kamar, di mobil dan
di banyak kesempatan lainnya, sering membuat mata saya basah.
Saat-saat seperti itu, saya selalu merasa bercakap-cakap dengan
Tuhan sendiri…..

ASAK yang pada saat tulisan ini dibuat, sudah berjalan di 32


paroki, dengan 2.910 anak santun dan 2.187 penyantun…..
Inspirator utamanya adalah TUHAN sendiri. Tuhan mengusik
hati saya sepanjang misa di kapel RKZ Surabaya tahun 1991
dengan ide membentuk gerakan orang tua asuh. Saat itu usia
saya dua puluh empat tahun, baru setengah tahun lulus kuliah.
16 DIA HADIR

Bersama teman-teman sekampus kami sempat menjalankan ide


tersebut dengan menyantuni beberapa anak di Garut, yang
sampai sekarang juga masih berjalan. Tetapi ide orang tua asuh
tersebut baru benar-benar berkembang pada tahun 2007 ketika
saya dan istri berkarya di Paroki Sathora melalui Sub Seksi
Pendidikan, sehingga menjadi Gerakan ASAK seperti sekarang
ini. Lalu apa yang istimewa dengan hal itu ? istimewanya adalah
bahwa kami berdua TUNDUK dan TAAT pada kehendak dan
perutusan Tuhan. Kata-kata tunduk dan taat ini sering kami
dengar dari ibu Cun Wahono yang selama hampir empat tahun
di tahun 2003 - 2007 memberi pengajaran melalui Pendalaman
Alkitab rutin di rumah kami.

Sebagai orang muda, jam terbang kami masih terbatas. Bagaimana


kami bisa menjadi tempat curhat para pengurus, para aktivis yang
lebih senior, para orang tua anak-anak ASAK ? Bagaimana melatih
kebiasaan berbicara menjadi pendengar, melatih empati ?
bagaimana menahan emosi, menekan ego ? Semua itu tidak akan
mungkin dilakukan hanya dengan kemampuan sendiri, tanpa
bersandar padaNya. Jadi apapun yang kami keluhkan,
kegundahan hati, keinginan, pengembangan ide, dll... secara
langsung ataupun tidak langsung kami komunikasikan kepada
Dia, sang inspirator.

Satu hari saya menerima sms dari seorang Romo : “jalan orang
baik itu susah, tapi hasilnya sungguh menyenangkan… sukses terus
yah pak Yanto, walau nanti lebih sulit lagi”… Kami amini isi sms
tersebut, karena kami tau benar apa yang akan kami hadapi jika
ASAK menjadi lebih besar dan lebih banyak Paroki menjalankan.
Konsekuensi akan waktu, pikiran, tenaga, biaya, rasa khawatir
Jendela Depan 17

mengganggu pekerjaan, mengurus anak dll… bercampur dengan


harapan dan rasa ingin berbuat sesuatu… sungguh sebuah
pergumulan hati yang tidak mudah. Tapi kemudian… ‘believe it
or not’, perjalanan kami mengembangkan ASAK ini selalu dikawal
oleh Tuhan sendiri… setiap ada kesulitan, selalu muncul ide,
solusi, ataupun teman, sahabat yang bisa memberikan
sumbangan pemikiran, uluran tangan, bantuan dana, perhatian,
dll…dll... Tuhan selalu memberikan jalan, tidak pernah ada yang
bolong. seratus persen kami yakin diberi jalan. Kami makin
mantap : Dia telah menugaskan, kami hanya menjalankan…..

Kedua putri kami sangat mengerti kesibukan kami di ASAK ini,


mereka sangat mendukung. Tentunya kami juga selalu berusaha
agar kualitas kebersamaan dalam keluarga tidak berkurang.
Dalam pekerjaan di kantor pun, saya selalu diberikan kemudahan
oleh Tuhan, dimana atasan-atasan saya lebih mengutamakan
kualitas dan profesionalisme bekerja, sehingga saya punya
keleluasaan dalam mengatur waktu yang diberikan Tuhan 7 x 24
jam setiap minggunya, untuk tetap dapat memberikan kualitas
yang terbaik di dalam pekerjaan.

Tuhan memang LUAR BIASA. Tuhan sungguh hadir dalam setiap


pergumulan kami. Terima kasih Tuhan mau pakai kami berdua.
Terima kasih Tuhan mengirimkan orang-orang terbaik di dalam
hidup kami, di rumah, di kantor, di gereja, di lingkungan kami…
memberikan mentor-mentor terbaik yang kami butuhkan, bukan
yang kami inginkan.

Kami tidak pernah bermimpi hanya dengan tunduk dan taat,


kami berkesempatan untuk membantu Bapa Uskup KAJ, Mgr
Ignatius Suharyo dalam menjalankan tugas perutusan beliau
18 DIA HADIR

menggembalakan umatNya di KAJ ini. Hanya dengan tunduk


dan taat, gerakan ASAK telah membantu ribuan anak untuk bisa
terus sekolah, bahkan kuliah dan bekerja. Juga ikut membantu
pendidikan beberapa calon Imam di seminari menengah. Hanya
dengan tunduk dan taat ribuan orang bisa berbagi kasih,
mengalami sukacita, menyambung harapan dan mengalami
kehadiran Tuhan dalam hidup mereka.

Para pembaca yang budiman… selamat membaca tulisan-tulisan


di halaman berikutnya. Para penulis adalah orang-orang yang
terlibat sebagai pelaku dalam gerakan ASAK, para Romo,
pengurus, dewan paroki, anak santun, orang tua anak santun,
penyantun dan para sponsor serta pemerhati ASAK. Dengan
berbagai cara dan gaya tulisan, mereka menyampaikan kisah
pergumulan hati, pemikiran, sumbangan karya, kesan, doa dan
harapan mereka. Jangan dilewatkan satu lembar
tulisanpun…Silahkan mengambil makna dari apa yang dituliskan
dalam buku ini.

Rasa haru saya kembali muncul ketika membaca beberapa tulisan


dalam buku ini… membuat saya ingin berbagi khususnya dengan
para pengurus ASAK : rasa letih, malas dan ego pribadi seringkali
menjadi penghalang utama kita dalam tugas pelayanan… Semoga
dengan membaca buku ini, kita semua kembali diingatkan akan
semangat KASIH yang menjadi landasan utama gerakan ASAK
ini dan menjadi penyemangat untuk terus berjuang dan berkarya.

Terima kasih kepada seluruh anggota keluarga besar ASAK: para


pengurus, para penyantun dan donatur, anak-anak santun beserta
keluarganya. Terima kasih kepada hirarki Gereja KAJ yang
mendukung ASAK: Mgr Ignatius Suharyo, Vikjen RD Yohanes
Jendela Depan 19

Subagyo, Romo Edi Mulyono SJ, pengurus PSE KAJ, Romo dan
Dewan Paroki di paroki-paroki yang menjalankan ASAK.
Terimakasih kepada segenap sahabat ASAK : para sponsor dari
sekolah dan perguruan tinggi yang mendukung ASAK, para
relawan dan pemerhati ASAK. Juga penghargaan setinggi-
tingginya kepada tim buku dan para penulis yang mau
meluangkan waktu ditengah kesibukan masing-masing. Dan
terimakasih kepada istri dan kedua putriku tercinta : Wiwik,
Maura dan Erin…

Tanpa mereka semua, doa dan harapan melalui buku ini tidak
akan terwujud…

Terima kasih TUHAN.

“Allah tidak memanggilku untuk menjadi sukses,


melainkan Ia memanggilku untuk menjadi taat”

Mother Teresa

Justinus Yanto J. Wibisono


20 DIA HADIR

[\
Ajarkan kami untuk memberi
dan tidak memperhitungkan biayanya…

St. Ignatius de Loyola

[\
Menyambung Harapan 21
22 DIA HADIR

MENYAMBUNG HARAPAN | St. Thomas Rasul


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

KITA TELAH
MENJADI PELAKU

S
aya mengawalinya dengan gamang, takut terikat dengan
tugas-tugas yang diberikan, meski akhirnya bergabung dalam
Subsie Pendidikan Santo Thomas Rasul (Sathora). Sebuah langkah
seadanya, tanpa beban, bahkan tanpa angan bakal jadi seperti
apa. Hanya ikut sebagai bagian dari sebuah tim kecil yang
mencoba merealisasikan gagasan Panitia 25 tahun Sathora plus
200 tahun KAJ. Bermula dari titik nol kami mengawalinya sampai
tiba-tiba Ayo Sekolah yang berawal di Sathora jadi program
sorotan. Bahasa kerennya program unggulan. Tiba-tiba kami jadi
sering diminta presentasi di berbagai paroki dan diliput di
beberapa media massa Katolik. Justinus Yanto Jayadi Wibisono,
ketika itu Ketua Seksi Pendidikan Sathora, menjadi selebriti Ayo
Sekolah Ayo Kuliah (ASAK). Kondisi ini ada enak, tapi ada juga
tidak enaknya. Karena menjadi “orang top”, mencari penyantun
ASAK menjadi lebih mudah karena calon penyantun maupun
donatur telah lebih mengenal. Repotnya, karena sering diminta
presentasi maka kami jadi harus bergilir pergi ke paroki-paroki
yang dilakukan pada hari Sabtu atau Minggu. Sampai suatu hari,
Pak Yanto meminta saya untuk menggantikan beliau menjabat
sebagai Ketua Seksi Pendidikan dengan berbagai pertimbangan.
Jawaban saya lugas waktu itu, “Engga mau. Yang lain saja.”
Menyambung Harapan 23

Bukan karena tidak mencintai Ayo Sekolah kalau saya menjawab


tidak untuk tawaran itu. Saya menikmati hidup di antara
keluarga ASAK, khususnya Ayo Kuliah pada waktu itu. Saya
mengurus Ayo Kuliah di awal berdirinya, dari proses seleksi,
administrasi, pembayaran santunan sampai seluruh tetek
bengeknya. Mengalami bagaimana dikejar pembayaran uang
kuliah dan harus memberikan dana talangan dari kocek pribadi
sebelum dana dari paroki turun, merasakan sesaknya dada ketika
tahu anak-anak itu tidak bisa membeli diktat atau tinta untuk
tugas-tugas mereka, memonitor dan mendorong mereka untuk
tidak nrimo, tapi juga ikut senang ketika indeks prestasi mereka
mencapai 3 koma sekian.

Jadi Ketua Seksi Pendidikan jelas lebih dari sekedar ngurus anak-
anak penerima santunan. Ada penyantun yang harus disapa,
keuangan yang wajib dijaga tetap sehat dan kredibel, pengurus
yang solid, jalinan relasi yang harmonis dengan Dewan Paroki
serta seksi-seksi lainnya, sementara saya adalah orang yang
kurang suka berbasa-basi. Tapi di atas semua itu bagaimana saya
bisa berprestasi seperti pendahulu saya? Saya – mungkin karena
sudah lama tidak bekerja di kantor – malas untuk membuat
program ini itu, terbeban kalau harus keliling ke paroki-paroki
lain di hari libur keluarga. Sementara semua itu dilakukan dengan
sukses oleh Pak Yanto. Buat saya jelas lebih enak jadi anak buah.
Tanggung jawabnya lebih simpel dan bisa dialihkan. Tapi ketika
Pak Yanto menawarkan kembali, saya berjanji untuk
membawanya menghadap pada Tuhan. Di hadapan-Nya saya
jujur menyatakan ketakutan dan berbagai alasan lain. Tetapi
Tuhan mengingatkan pada kalimat yang saya tulis pada desain
awal flyer Ayo Sekolah :
24 DIA HADIR

Ketika melihat dan diam,


Tidak berbuat sesuatu…
Kita baru menjadi PENDENGAR
Tapi ketika melihat dan berbuat,
Bahkan terlibat…
Kita telah menjadi PELAKU
Tuhan bertanya, “So mau jadi Pendengar atau Pelaku?” Dan Dia
menambahkan, “Aku mau kamu tetap jadi Ester dan bukan
Yanto. Itu cukup bagiku.”

Ester Sulisetiowati
Menyambung Harapan 25

MENYAMBUNG HARAPAN | Kristus Raja


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

BIAR TUHAN
YANG ATUR

S
aat kita terlahir di dunia ini, pernahkah kita membayangkan
bagaimana kehidupan kita? Seperti apakah keluarga kita?
Ataukah kita bisa meminta pada Tuhan: “Tuhan, saya ingin
terlahir dan hidup dalam keluarga yang kaya raya”. Tidak ada
satupun di antara kita yang mengetahui rahasia kehidupan, hanya
Tuhan Sang Pencipta Kehidupan yang mengetahui misteri
tersebut. Tuhan yang mengatur setiap kehidupan kita, setiap
pribadi terlahir dengan keunikannya masing-masing dan telah
disiapkan rencana yang sedemikian rupa oleh-Nya.

Ayo Sekolah, sebuah program bantuan pendidikan yang


memberikan harapan bagi anak usia sekolah yang kurang mampu
untuk dapat mengenyam pendidikan yang layak. Program ini
sudah berjalan dengan baik di beberapa paroki di Keuskupan
Agung Jakarta. Seiring dengan semangat “Mari Berbagi”,
program Ayo Sekolah terus digalakkan sehingga sebanyak
mungkin paroki diharapkan menerapkan dan menjalankan
program ini. Tak terkecuali Paroki Pejompongan, Kristus Raja
juga mendapatkan kunjungan penggagas Ayo Sekolah Ayo
Kuliah (ASAK) yaitu Justinus Yanto Jayadi Wibisono.

Paroki Pejompongan, Kristus Raja adalah paroki dengan jumlah


umat yang minim. Maka kami tidak pernah membayangkan siapa
yang akan menjadi pengurus program ini. Kami punya slogan
26 DIA HADIR

“dia lagi, dia lagi”, karena minimnya orang muda. Mayoritas


adalah ibu-ibu yang sudah aktif di berbagai kegiatan, ditambah
lagi saat itu paroki dalam kondisi masih menyelesaikan
pembangunan gereja. Jadi rasanya tidak mungkin program ini
bisa dijalankan. Tapi Tuhan berkehendak lain, semuanya
mengalir begitu saja. Jika diingat kembali, mungkin boleh
dibilang, program ini muncul secara tiba-tiba dan sedikit
dipaksakan. Mungkin hanya Tuhan, Pastor Kepala Paroki dan
Ketua Seksi PSE yang tahu. Bahkan pendekatan ke beberapa umat
untuk dijadikan pengurus dilakukan sendiri oleh Romo dan
Ketua PSE dengan semangat pantang mundur. Alhasil pada
tanggal 13 Oktober 2011, tim Ayo Sekolah mempresentasikan
program Ayo Sekolah di hadapan Romo dan pengurus yang
sudah terbentuk. Ada tujuh orang anggota saat itu yang hadir.
Dalam pertemuan tersebut, pengurus berkomitmen untuk
meluncurkan program ini di paroki secepatnya dan diputuskan
paling lambat akhir tahun 2011. Sekali lagi, kalau bukan modal
nekad dan lagi-lagi kalau bukan campur tangan Tuhan, apakah
mungkin pengurus sanggup merealisasikan program ini di
paroki? Hanya 3 bulan, tepatnya pada tanggal 11 Desember 2011,
Paroki kami meluncurkan program Ayo Sekolah dengan total
anak santun sebanyak 23 anak.

Berbagai suka dan duka, jatuh bangun dialami oleh pengurus


dalam mengurus anak santun, mencari penyantun dan donatur.
Hingga saat ini, tidak terasa program Ayo Sekolah Kristus Raja
sudah berusia hampir 3 tahun dan menyantuni 26 anak dimana
2 anak adalah mahasiswa BINUS. Jadi sudah selayaknya jika
disebut program Ayo Sekolah Ayo Kuliah (ASAK), walaupun
Ayo Kuliah belum diluncurkan secara resmi di Paroki
Pejompongan.
Menyambung Harapan 27

Bangga, bahagia, sukacita, tak dapat dilukiskan dengan kata-kata


saat kami pengurus dapat melaksanakan program ini dan dapat
bertahan hingga sekarang. Berani bertindak di awal tanpa tahu
apa yang akan terjadi hari esok, percaya dan pasrah, biar Tuhan
yang mengatur segalanya. Begitu prinsip kami. Pendampingan
Romo dan dukungan dari Dewan Paroki, meneguhkan dan
menguatkan bahwa kami telah dipilih untuk melayani dengan
menyambung harapan anak-anak yang kurang mampu supaya
mendapatkan pendidikan yang selayaknya. Adalah tanggung
jawab kita mempersiapkan generasi penerus yang berguna bagi
kehidupan gereja dan bangsa Indonesia di masa depan.

Jika bukan Tuhan sendiri yang memilih, mengatur dan


mengijinkan semuanya terjadi, mustahil program Ayo Sekolah
dapat berjalan dengan baik. Semangat pelayanan para pengurus,
yang notabene sebagian besar adalah ibu rumah tangga dengan
kesibukannya yang tinggi, dan kepedulian terhadap sesama
menjadi dasar untuk terus berkarya dengan menebarkan embun-
embun kasih bagi anak-anak santun agar sejuta harapan mereka
dapat terwujud di kemudian hari.

Salam semangat untuk seluruh pengurus ASAK se-KAJ dari


Paroki Pejompongan, Kristus Raja. Jangan pernah berhenti
melayani karena berkat Tuhan senantiasa menyertai kita. Ingat,
biar Tuhan yang mengatur!

Alphonsa Wina dan tim


28 DIA HADIR

MENYAMBUNG HARAPAN | St. Perawan Maria Ratu


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

BERBAGI
SAMPAI KE PAPUA

T idak terlihat mata tetapi terdengar oleh telinga. Kalbu yang


berbisik menuntut aksi nyata ungkapan iman. Sudah banyak
yang tahu kalau saudara-suadari kita yang tinggal di pulau
tertimur Indonesia (Papua) masih hidup jauh dari sejahtera. Boleh
dikatakan, dari segala hal mereka tertinggal jauh dari rakyat
Indonesia yang hidup di wilayah bagian barat. Itu terutama bagi
mereka yang hidup jauh di pedalaman di tengah hutan dan di
pegunungan seperti Nabire dan Waghete.

Contoh kecil saja, apa arti kebersihan mereka pun belum tahu.
Karena itu, pelajaran dan pendidikan pertama bagi anak-anak
TK Komugai di Waghete adalah pelajaran membersihkan ingus.
Rupanya pola hidup dan tekanan alam yang dingin telah
membuat anak-anak di sana mengidap penyakit flu kronis.
Mereka ingusan sepanjang tahun sampai tubuh mereka berhasil
menciptakan kekebalan sendiri. Sangat mendasar bukan?
Mungkin bagi kita orang kota hal ini sulit dibayangkan, mengapa
terjadi? Tetapi itulah bagian dari ketertinggalan mereka termasuk
orang tua mereka. Bandingkan misalnya dengan masalah pada
anak-anak di kota. Ketertinggalan mereka adalah
ketidakmampuan mengikuti berbagai les seperti musik, belajar
Menyambung Harapan 29

komputer dan bahasa asing atau ketrampilan pribadi lainnya


dibanding dengan anak-anak orang kaya.

Benar, kami tim Ayo Sekolah Ayo Kuliah (ASAK) Paroki Blok Q,
Santa Perawan Maria Ratu mengakui belum melihat situasi anak-
anak Waghete dan Nabire itu dengan mata kepala sendiri. Tetapi
kami telah mendengar dan membacanya. Adalah buku kecil karya
Br. A. Dieng Karnedi, SJ berjudul Dari Menghapus Ingus Hingga
Belajar Komputer, Kisah Pendidikan di Waghete yang menjadi salah
satu sumber informasi bagi kami. Di dalam bukunya bruder
bercerita bagaimana mereka mencoba mengangkat harkat anak-
anak pedalaman yang tertinggal itu agar tidak terlalu jauh
tertinggal di belakang anak-anak kota.

Info lainnya juga kami dapatkan dari rombongan romo dan


dewan parokinya yang berkunjung ke paroki kami untuk suatu
tujuan penggalangan dana setelah peringatan setahun program
ASAK di Blok Q. Mereka memberi kesaksian bahwa bantuan Blok
Q terhadap anak-anak mereka di Papua lewat program ASAK
sangat membanggakan dan sangat membantu mengangkat harkat
kehidupan manusia Papua. “Karena itu kami akan mengusulkan
tambahan anak asuh 50 orang lagi demi percepatan kemajuan
anak-anak Papua,” ungkap Romo Budiarta, SJ dalam kotbahnya
kala itu.

Berpijak pada berbagai cerita dan info yang telah kami dengar
sebelumnya, maka sejak awal program ASAK digagas,
dibicarakan dan direncanakan di Blok Q, kami sudah
memasukkan kedua wilayah itu sebagai wilayah cakupan
pelayanan program ASAK Santa Perawan Maria Ratu. Terus
terang Romo Antonius Sumarwan, SJ yang menjadi promotor
30 DIA HADIR

program ASAK mengakui bahwa ada sedikit unsur pilih kasih.


“Atau boleh juga disebut sedikit KKN, tetapi tujuannya positif
dan masih sejalan dengan tujuan ASAK. Sebagai sesama anggota
SJ kami ingin saling mendukung pelayanan yang diberikan
saudara-saudara kami di tempat lain. Apalagi sudah sejak lama
para romo dan bruder dari Serikat Jesus yang berkarya di kedua
tempat itu mengajukan permohonan bantuan pendanaan anak-
anak sekolah disana. Jadi memasukkan anak asuh dari dua daerah
itu bukan juga karena jumlah siswa yang butuh bantuan di paroki
kita sudah menurun melainkan karena ini kesempatan baik untuk
mendengarkan sekaligus mengabulkan permohonan mereka,”
ungkap Romo Marwan, begitu beliau biasa disapa.

Dengan memasukkan Nabire dan Waghete menjadi cakupan


wilayah pelayanan ke dalam program ASAK Santa Perawan
Maria Ratu, para pengurus memang dituntut untuk bekerja ekstra
keras. Di satu sisi pengurus harus berusaha sekuat mungkin
untuk tetap konsisten memenuhi aturan main yang berlaku
umum dalam program ASAK KAJ ini. Tetapi di sisi lainnya,
pengurus juga harus menghadapi kenyataan sulitnya
mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan tepat waktu.
Ini terjadi terutama karena proses komunikasi yang masih
terhadang berbagai kendala. Selain jangkauan komunikasi yang
jauh, juga masih minimnya infrastruktur yang mendukung proses
komunikasi itu sendiri. Boleh dikatakan sarana teknologi
informasi belum ada disana. Selain itu di pedalaman ini masih
belum terjangkau oleh layanan listrik. Listrik hanya ada kalau
genset dihidupkan, sementara genset dihidupkan kalau pasokan
bahan bakar tersedia.
Menyambung Harapan 31

Cerita lain ketika untuk mendapatkan informasi mengenai data-


data anak dan keluarganya bukan perkara mudah. Suster yang
menjadi penghubung panitya dengan para anak asuh di sana
sering meminta pengurus bersabar dan memaklumi kondisi
mereka. Mereka masih jauh dari pikiran melengkapi dan menjaga
administrasi keluarga. Fokus keseharian mereka masih sekitar
perut yaitu bagaimana memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.
Bila perlu si anak asuh yang sudah dianggap bisa bekerja
membantu mereka memenuhi makan diberhentikan dari sekolah.
Bagi kebanyakan mereka belum tahu dan terpikirkan apa makna
sekolah. Artinya para pendidik disana masih harus membujuk
dan meyakinkan orang tua untuk merelakan anaknya bersekolah.

Dampaknya memang berat bagi pengurus ASAK yaitu sering


mengalami keterlambatan penerimaan data dan sering pula data
yang dikirimkan apa adanya. Untuk kembali melengkapinya
pengurus harus menunggu lagi seperti proses awal. Untunglah
semua kondisi ini sudah disadari oleh tim ASAK Santa Perawan
Maria Ratu. Sadar akan kondisi ini bukan lagi alasan bagi tim
untuk patah semangat dan mengeluh karena sejak awal sudah
diperkirakan.

Selain itu yang tetap membuat pengurus ASAK tetap tegar dan
bersemangat adalah adanya dukungan yang sangat luar biasa
dari umat. Ketika pertama kali program ini diperkenalkan ke
umat, respon yang didapatkan sangat positif. Keinginan umat
untuk ikut berpartisipasi membantu anak-anak di Waghete dan
Nabire itu tergambar jelas. Para orangtua asuh itu menutup mata
saja menyaksikan beberapa data yang masih kurang lengkap.
Mereka tetap bersedia menyantuni mereka.
32 DIA HADIR

Ternyata bukan hanya umat di Paroki Blok Q saja yang terpanggil


untuk memberikan donasi dan mengangkat anak-anak dari
Papua ini menjadi anak asuh mereka. Suatu ketika tim ASAK
mendapat undangan makan siang di sebuah mall mentereng di
kawasan Jakarta Selatan. Undangan ini lebih bertujuan untuk
mencari tahu lebih jauh mengenai program ASAK untuk Papua.
Mereka ingin disertakan menjadi orang tua asuh baik secara
pribadi maupun grup usaha. “Kami yakin program ini sangat
bermanfaat dan kami tertarik karena ini dikelola atas nama
gereja,” ungkap Winda. Winda adalah putri (alm.) Salamo
Hutagalung salah seorang dari pemrakarsa paguyuban Ikatan
Keluarga Katolik Sumatera Utara (IKSU) di Jakarta.

Winda tidak datang sendiri tetapi juga mengajak sahabatnya


Shinta yang adalah putri dari pemilik Grup Kalbe. Dengan
penjelasan yang singkat akhirnya mereka putuskan ikut secara
pribadi dalam mendukung program ASAK dengan menjadi
orang tua asuh. Shinta sendiri mengaku tidak bisa
mengikutsertakan perusahaan mendukung program ASAK ini
karena untuk mendapatkan beasiswa dari perusahaan harus
memenuhi berbagai kriteria yang tidak mungkin dipenuhi oleh
anak asuh di Nabire dan Waghete seperti tingkat prestasi
akademik dan persyaratan administratif lainnya. Namun Shinta
berjanji akan ikut membantu anak-anak Papua dengan
menyalurkan sumbangan obat cacing kepada mereka.

Data terakhir per akhir tahun 2013 jumlah peserta ASAK Santa
Perawan Maria Ratu untuk Ayo Sekolah dari Nabire 57 anak,
dari Waghete 53 anak dan dari Blok Q sendiri 87 anak. Sedangkan
peserta Ayo Kuliah sebanyak 7 orang (semuanya dari Blok Q).
Total dana yang terkumpul Rp. 528 juta dan yang tersalurkan
Menyambung Harapan 33

Rp. 492 juta. Program ini telah menggerakkan 147 orang


menyediakan diri sebagai penyantun. Kadang pengurus ASAK
khawatir akan keberlanjutan program ini mengingat besarnya
biaya yang dibutuhkan. Namun kami percaya, ketika kami murah
hati memberi, kami pun akan memperoleh kemurahan. Kami
yakin umat mendukung dan mereka bergembira dapat berbagi.
Kami percaya Tuhan akan selalu menopang kami, sebab yang
kami lakukan adalah karya Tuhan sendiri.

Sonar Sihombing
34 DIA HADIR

MENYAMBUNG HARAPAN | St. Helena


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

DO YOUR BEST AND


GOD WILL DO THE REST

P
ada akhir tahun 2011 tim Ayo Sekolah KAJ datang ke Paroki
Curug, Santa Helena dan mempresentasikan konsep program
Ayo Sekolah Ayo Kuliah (ASAK). Konsepnya sangat baik dan
ternyata sangat sesuai dengan kondisi paroki kami, dimana
banyak sekali Wilayah dan Lingkungan yang berkekurangan.
Maka dengan bermodalkan semangat, beberapa teman
berkumpul dan menyediakan diri untuk menjalankan program
ASAK di paroki kami.

Kami mulai mempersiapkan brosur, video klip, dan amplop


persis sebagaimana yang dilakukan paroki lain dalam rangka
mempersiapkan peluncuran program ASAK. Beberapa hari
menjelang peluncuran kami baru menyadari bahwa ternyata ada
kebijakan dari Dewan Paroki yang belum kami ketahui. Kebijakan
itu adalah bahwa dalam satu tahun hanya diperbolehkan
mengadakan kegiatan fund-rising (penggalangan dana) dengan
membagi amplop maksimal sebanyak lima kali. Dan kegiatan
peluncuran program ASAK ini tidak termasuk di dalamnya. Apa
hendak dikata, persiapan telah dilakukan maka “the show must
go on”. Almarhum Romo Heribertus Kartono, OSC pada
akhirnya mengijinkan kami membagikan brosur dan memutar
video klip.
Menyambung Harapan 35

Tiga hari menjelang hari H kami semua berkumpul dan berdoa


bersama. Kami sepakat untuk tetap bersatu hati dan berusaha
semaksimal mungkin agar peluncuran program ASAK tidak
mundur. Ajaib Tuhan! Kegiatan kami yang sederhana tersebut
menghasilkan dana yang luar biasa. Sebulan setelah peluncuran
program ASAK kami berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp.
534.051.000,- dan pada akhir tahun ajaran 2012/2013 dana yang
terkumpul telah menjadi Rp. 714.826.000,- Percayalah, do your best
and God will do the rest.

Jumlah anak santun yang kami santuni di tahun pertama


sebanyak 140 anak. Bayangkan, kami telah diberi kesempatan
Tuhan untuk melayani begitu banyak anak-anak. Kami percaya
walaupun kemampuan kami sangat terbatas tetapi yang kami
kerjakan bukanlah proyek kami sendiri melainkan proyek Tuhan.
Sedangkan kami hanyalah alat-Nya. Semoga program ASAK bisa
berkembang lebih baik lagi dari waktu ke waktu sehingga lebih
banyak lagi anak-anak yang dapat terbantu.

Alexander Kartono Taslim


36 DIA HADIR

MENYAMBUNG HARAPAN | Universitas Bina Nusantara


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

MENGINSPIRASI NEGERI
MELALUI GERAKAN ASAK

P endidikan merupakan faktor penting bagi generasi muda


selaku generasi penerus bangsa, dan pendidikan yang
berkesinambungan selayaknya adalah milik siapa saja.
Menciptakan pemerataan suatu ilmu pengetahuan atau
pendidikan kepada setiap orang yang membutuhkan merupakan
tanggung jawab semua pihak baik pemerintah maupun swasta,
individu maupun kelompoknya.

Namun untuk mendapatkan suatu ilmu terkadang kita perlu


mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Hal ini sangat
memberatkan bagi orang yang tidak mampu. Oleh karena itu,
harapan akan adanya program beasiswa tentunya yang sangat
ditunggu-tunggu. Dengan adanya bantuan beasiswa ini maka
seseorang terutama kaum muda memiliki kesempatan untuk
mendapat pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Dari sini
akan tercipta sumber daya manusia baru yang lebih mampu
menjawab tantangan jaman yang terus maju ini.

Setelah tercipta sumber daya manusia baru yang cerdas,


diharapkan anak didik ini bisa memberi bantuan lewat ide dan
ilmu pengetahuan yang telah diperolehnya. Karena ilmu
pengetahuan tersebut bisa diterapkan dalam masyarakat dengan
tujuan untuk memajukan mereka sehingga kemakmuran dan
kesejahteraan lebih mudah dicapai.
Menyambung Harapan 37

Sadar akan pentingnya pendidikan yang berkesinambungan bagi


anak-anak bangsa dalam keterbatasan, mendorong BINA
NUSANTARA (BINUS) sebagai salah satu lembaga pendidikan
terkemuka untuk turut serta dalam gerakan Ayo Sekolah Ayo
Kuliah (ASAK), sebagai wujud komitmen BINUS dalam
mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan yang
optimal. Program ini merupakan salah satu wujud kepedulian
BINUS kepada masyarakat dengan memberikan beasiswa kepada
peserta anak didik berprestasi dari keluarga kurang mampu yang
berada di bawah naungan ASAK.

Didasari dengan semangat yang sama, BINUS memutuskan


untuk ambil bagian dalam mendukung gerakan Ayo Sekolah Ayo
Kuliah (ASAK), dimana gerakan ASAK ini juga
menyelenggarakan program beasiswa untuk anak dari keluarga
tidak mampu. Disisi lain, banyak program-program beasiswa
yang hanya sebatas memberikan saja tanpa ada perhatian secara
khusus dan berkesinambungan, namun gerakan ASAK ini sangat
menginspiratif bahwa tidak hanya sekedar memberikan saja
tetapi memberikan perhatian lebih melalui pemantauan dan
bimbingan kepada anak-anak didiknya.

Bagi para calon penerima beasiswa, program ASAK merupakan


kesempatan emas untuk meraih masa depan yang lebih baik.
Pendidikan yang lebih tinggi diharapkan membantu seseorang
bisa keluar dari lingkaran kemiskinan.

Harus disadari bahwa Gerakan ASAK ini merupakan gerbang


menuju sukses, mempersiapkan para penerima beasiswa menjadi
manusia yang memiliki karakter, mampu memimpin perubahan
dan bisa menjadi seorang professional atau entrepreneur sukses
38 DIA HADIR

walau dalam keterbatasan. Program ini diharapkan dapat


memacu semangat belajar mereka untuk terus belajar dan
berprestasi. Semoga dengan kegiatan rutin program ASAK ini
akan semakin banyak lagi anak-anak kurang mampu yang
terinspirasi untuk semangat belajar demi menyelesaikan
pendidikannya, serta sekaligus menjadi inspirasi bagi generasi
muda lainnya.

Judi Arto
Menyambung Harapan 39

MENYAMBUNG HARAPAN | St. Bonaventura


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

DUKUNGAN
HIRARKI GEREJA

D iawali dengan dibentuknya Seksi Pendidikan di Gereja St.


Bonaventura pada Februari 2013 dengan tugas utama
membangun gerakan Ayo Sekolah Ayo Kuliah (ASAK), langkah
pertama adalah perekrutan tim inti serta upaya pengenalan
program ASAK itu sendiri. Dalam hal ini kami mendapat
dukungan penuh dari ASAK KAJ, melalui Pak Yanto yang juga
adalah penggagas gerakan ASAK. Ditengah kesibukannya, beliau
tetap menyempatkan diri untuk memberikan penjelasan,
pengarahan dan berbagi pengalaman kepada kami bagaimana
pelaksanaan ASAK di paroki-paroki lain yang telah berjalan.

Pada awalnya, pengarahan dari paroki untuk gerakan ASAK ini


adalah mengutamakan bantuan bagi anak sekolah untuk
melanjutkan dan memperbesar jangkauan anak sekolah binaan
Seksi PSE (gerakan Anak Asuh dan Orang Tua Asuh). Tetapi
semangat yang ditularkan oleh Pak Yanto sendiri dengan segala
masukan dan informasi baru untuk anak kuliah, membuat tim
kami enggan menolak permintaan kuliah yang masuk dari
beberapa anak. Dukungan nyata berupa kerjasama bantuan
pendidikan dengan universitas yang cukup dikenal, menambah
bara semangat kami untuk mendukung terwujudnya impian
anak-anak yang membutuhkan uluran tangan gereja.
40 DIA HADIR

Setelah cukup memahami semangat, dasar pemikiran dan


sistematika kerja ASAK yang sudah disusun dengan sangat baik,
kami masuk ke langkah berikutnya yaitu sosialisasi gerakan
ASAK kepada umat paroki, bersamaan dengan kunjungan pastor
paroki ke Lingkungan-Lingkungan selama bulan April-Mei 2013.

Romo Albertus Hendaryono dan Romo Steve Winarto kala itu


(saat ini beliau berkarya pastoral di PIK) serta jajaran Dewan
Paroki Santo Bonaventura sungguh memberikan dukungan
penuh terhadap gerakan ASAK ini. Sosialisasi ASAK yang
dilakukan setiap malam secara bersamaan di dua tempat,
sungguh menyita waktu dan tenaga. Dalam situasi ini, jajaran
Dewan Paroki pun turun tangan membantu apabila salah satu
dari tim kami ada yang berhalangan hadir dalam acara sosialisasi
tersebut. Alhasil, kami melengkapi tim inti gerakan ASAK dengan
14 anggota yang cukup solid sebagai buah sosialisasi ke
Lingkungan.

Tahap berikutnya adalah persiapan launching gerakan ASAK yang


diselenggarakan bersamaan dengan perayaan HUT Paroki
Pulomas yang ke-36 di bulan Juli 2013. Kejar tayang ini
merupakan tantangan kedua, dimana kami harus melakukan
survei kepada kurang lebih 115 anak. Ditengah kesibukannya
Romo Hendar menyempatkan diri turun gunung bersama kami
blusukan ke rumah warga. Disela aktivitas survei tersebut, kami
juga harus mengadakan rapat bertahap untuk memutuskan
diterima atau tidaknya permohonan bantuan tersebut. Boleh
dikatakan, tahap penentuan ini adalah hal yang terberat
khususnya karena pertama kali kami melakukan. Pertimbangan
logika, kalkulasi angka, konflik keluarga, dan hati nurani cukup
membuat kami kesulitan untuk memutuskan. Ditengah
Menyambung Harapan 41

kebimbangan, rasanya sejuk sekali ketika Romo Hendar


mendampingi pada setiap rapat, memberi masukan yang sangat
bijak dan tidak pernah memaksakan kehendak tapi memperkuat
keputusan. Beliau juga hadir full pada rapat penentuan akhir yang
digelar mulai pukul 10 pagi hingga pukul 9 malam. Sosialisasi
melalui homili, pengumuman dan komunikasi langsung dengan
calon penyantun tak putus dilakukan Romo Hendar. Sebuah
dukungan nyata bagi gerakan ASAK dan juga menjadi
penyemangat serta contoh untuk kami.

Hingga kini, dukungan Romo Hendar sebagai pastor paroki tidak


pernah kendur, tak jarang beliau muncul dalam rapat, dan rajin
menyapa disela kegiatan rutin kami “buka warung” istilah yang
kami pakai ketika menerima orang tua yang mengambil uang
bulanan rutinnya. Saat ini total ada 107 anak santun (4 anak
diantaranya kuliah) dan ada 97 orang penyantun. Syukur kepada
Tuhan cukup banyak donatur yang tergugah. Semua ini dapat
terlaksana atas uluran tangan dan kerjasama dari semua pihak
dan tentu saja dukungan dari romo kami tercinta, Romo
Hendaryono.

Bona Eddy
42 DIA HADIR

MENYAMBUNG HARAPAN | Tim ASAK KAJ


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

SENYUM TUHAN
CUKUP BUATKU

J arang tampil ke depan, sedikit bicara, tapi di balik layar dan


dalam diam mereka bekerja. Itulah profil umum “ tim admin”
ASAK di paroki-paroki, tentu saja tidak semua begitu… ada pula
yang tipenya berbeda. Tim admin adalah istilah untuk para
sekretaris dan bendahara dalam kepengurusan ASAK, yang
mengelola mulai dari mengumpulkan formulir pengajuan anak
santun dan dokumen pendukungnya, menginput, mengarsip,
membuat profil, membuat surat untuk anak dan penyantun,
mengumpulkan rapor, membagikan santunan, memantau uang
masuk dari penyantun, membuat laporan keuangan. Dan aku
adalah salah satu dari mereka. Sesuai dengan karakter umum
tadi, ketika suamiku Yanto Jayadi Wibisono meminta untuk ikut
menulis satu artikel di buku ini, aku menolak karena tidak merasa
perlu ditampilkan, biarlah yang lain saja… sampai di saat-saat
terakhir, ada sesuatu yang menyentuh hatiku, bahwa ada satu
bagian dalam ASAK yang belum terwakili dalam buku ini… maka
disini kucoba berbagi pengalamanku sendiri sebagai tim admin
ASAK yang pertama memulai di Paroki Sathora. Ini aku tujukan
untuk para pembaca agar memahami ASAK secara utuh, dan
terutama untuk tim admin yang pada saat ini ada di 32 paroki di
KAJ.
Menyambung Harapan 43

Ketika tahun 2007 Yanto dan aku, bersama tim yang awalnya
delapan orang, memulai Ayo Sekolah di Paroki Sathora, kami
merangkai kata demi kata menjadi buku panduan, menyusun
kolom demi kolom menjadi formulir, membuat flow chart
seadanya karena tidak mampu buat yang lebih bagus. Kami juga
melakukan survey ke rumah anak santun, cukup shock karena
tidak terbayangkan ternyata ada umat paroki yang tempat
tinggalnya demikian parah, meraba raba apa saja yang pantas
atau tidak kami tanyakan, misalnya hal-hal yang waktu itu
sepertinya cukup sensitif seperti pekerjaan, penghasilan, status
rumah, kendaraan dan biaya-biaya keluarga… mengingat
sebelumnya, belum pernah ada survey seperti itu di paroki, juga
meminta ijin untuk memotret calon anak santun dan kondisi
rumah mereka, menjelaskan bahwa foto ini juga akan di share ke
penyantun. Tentunya tidak semua mulus, ada juga orang tua yang
menolak disurvey, karena biasa langsung terima bantuan tanpa
prosedur ini itu. Notabene ada juga penolakan terhadap Ayo
Sekolah dari beberapa penerima bantuan…

Dari pengalaman tersebut kami terus perbaiki dan lengkapi lagi


prosedur dan formulir. Hal-hal yang menyenangkan adalah
ketika kami berkumpul membahas hasil survey… kadang sambil
tertawa karena cerita dan pendapat dari personil pengurus yang
lucu… jadi biarpun tim admin tidak ikut survey ke semua rumah
karena bukan tugas utamanya, tapi kami juga bisa mengenal
anak santun dan keluarganya dari cerita tim survey, juga dengan
adanya data dan foto dalam formulir, kami bisa membuatkan
profil anak santun tersebut. Bahkan saat itu aku hapal nomor,
nama dan kisah anak satu persatu kira kira sampai sekitar 145
anak santun yang pertama di Sathora.
44 DIA HADIR

Sekarang tujuh tahun sudah berlalu, sudah tiga tahun aku tidak
terlibat lagi operasional di paroki Sathora, pada beberapa
kesempatan aku melihat anak-anak yang ketika itu masih SD
sekarang sudah tumbuh besar, bahkan ada yang kuliah. Anak-
anak yang rata-rata dulu diam saja, minder dan tidak pede, sudah
banyak berubah, tidak jauh berbeda dengan anak-anak lain yang
aktif, berani dan ceria, sungguh senang menyaksikan
perkembangan mereka. Ketika bertemu mereka di Edufair ASAK,
aku masih hapal nama dan wajah mereka, tapi kebanyakan dari
mereka sudah tidak ingat siapa aku…

Apakah aku kecewa? jawabnya tidak…. karena bagianku


hanyalah kerja, dan kerja itu aku tujukan untuk Tuhan, apa yang
aku inginkan adalah senyumNya ketika melihatku bekerja, pujian
dan penghargaan dari orang lain hanya seperti bonus. Maka
ketika aku merasa capek, disela sela pekerjaan pribadi tapi masih
harus membereskan pekerjaan ASAK, rasa terbeban pada anggota
pengurus lain karena bagianku belum selesai atau ada kesalahan,
merasa kesal karena susah sekali mengumpulkan data dan rapor
yang lengkap dari anak santun, sistem ASAK di komputer hang
saat lagi asyik-asyiknya kerja sehingga bikin bête dan pekerjaan
tertunda atau merasa sedih ketika ada penyantun yang marah
karena kesalahan pencatatan transferan dari dia, dsb, dsb nya….
aku bayangkan saja Tuhan sedang tersenyum padaku.. privately...
karena hanya Dia yang tahu persis apa yang aku kerjakan buat
Dia dan apa yang ada di hatiku.

Ketika di awal Ayo Sekolah mulai diperkenalkan ke paroki lain,


Yanto selalu mengajakku bersama-sama datang ke paroki-paroki,
tetapi kemudian aku sadar bahwa itu bukan bagianku. Aku tidak
punya energi dan konsistensi sebesar Yanto untuk bertemu
Menyambung Harapan 45

banyak orang, presentasi dan memotivasi orang, tetapi aku punya


daya tahan luar biasa ketika berhadapan dengan hal-hal detail
seperti urusan system dan administrasi. Akhirnya aku semakin
memahami bahwa manusia telah diciptakan Tuhan dengan
pribadi dan talenta masing-masing. Dan cukuplah dari apa yang
kita punya saja yang berasal dari Tuhan, kita persembahkan
kembali kepadaNya. Apabila kita melakukan pelayanan yang
sesuai dengan pribadi kita, aku yakin kita tidak akan pernah
merasa capek dan bosan.

Bayanganku, apabila Ketua seperti otak, bidang-bidang lain


seperti ruas ruas tulang belakang yang membuat tubuh berdiri,
Penyantun adalah jantung dan paru, maka Admin adalah darah
dari ASAK... Apapun itu, tidak ada yang lebih besar atau lebih
kecil, lebih penting atau tidak penting. Admin adalah suatu
bidang yang spesifik, tidak semua orang bisa menjalankannya
dengan baik. Bagi tim admin ASAK, yang sekarang maupun yang
akan datang, kita adalah orang yang dipilih Tuhan. Sekarang ini
kita bersama tim IT sedang menghadapi tantangan untuk
membuat sistem ASAK yang baru bisa berjalan dengan baik,
sehingga pelayanan ASAK menjadi lebih baik lagi. Di masa
depan, tantangan akan terus ada. Semoga senyum Tuhan cukup
untuk membuat kita semua terus semangat dalam pelayanan .
Amin.

Dominica Wiwik Kriswianti


46 DIA HADIR

MENYAMBUNG HARAPAN | Komisi PSE KAJ


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

ASAK,
GERAKAN ROH KUDUS

A yo Sekolah – Ayo Kuliah merupakan salah satu bentuk


gerakan kreatif bukan hanya pendidikan, tetapi
pemberdayaan. Mengapa? Gerakan ini membutuhkan banyak
energi positif yang harus disatukan. Energi utama berasal dari
daya Roh Kudus yang selalu menyemangati umatnya yang
berkehendak baik untuk melayani pendidikan anak-anak kurang
mampu. Diyakini bahwa dengan berbekal pendidikan ASAK,
kelak anak-anak akan tumbuh menjadi manusia dewasa yang
berdaya dan bermartabat. Berdaya karena memperoleh pekerjaan
memadai, mendapatkan penghasilan signifikan, mampu
mencukupi kebutuhan dasar keluarga, seperti: pangan, sandang,
papan, kesehatan, pendidikan, penghiburan, dsb. Dengan kata
lain, program ASAK merupakan salah satu solusi kunci
pendobrak gurita kemiskinan di wilayah Keuskupan Agung
Jakarta ini.

Berawal dari seorang umat muda biasa bernama Justinus Yanto


Jayadi Wibisono. Pencerahan yang diterima sewaktu mengikuti
salah satu Misa Kudus, membuat orang muda ini tidak bisa diam.
Pengalaman rohani ini diwartakan kepada teman-temannya.
Banyak teman mengamininya. Gerak Roh memang tidak bisa
dibendung. Pengurus Gereja Dana Papa Paroki Bojong Indah
yang pertama-tama mendengarkan mimpi indah Yanto. Anak-
Menyambung Harapan 47

anak sekolah tidak mampu, yang semula dibiayai dari dana 25%
kolekte Misa setiap bulan melalui PSE Paroki dialihkan dan
dicarikan sumber dana lain. Dalam waktu seminggu kebutuhan
60 anak santun mendapatkan penyantun yang berasal dari umat
paroki sendiri. Didukung oleh tim pengelola yang kredibel,
penentuan anak santun berbasis survei, data administrasi jelas,
tata kelola uang transparan, membuat daya pikat tersendiri bagi
orang-orang yang ingin terlibat dalam dinamika pemberdayaan
anak-anak kurang mampu. Menyatukan berbagai potensi ini
tidak mudah, kalau tidak karena campur tangan Roh Kudus.

Campur tangan ini terlihat dari munculnya “Yanto-Yanto” lain


yang sudah bergerak di 32 paroki, dan akan menyusul 6 paroki
lagi pada tahun ini. Bila setiap program ASAK paroki ditangani
oleh sekitar 15 orang, maka akan terdapat 480 penggerak.
Penggerak inilah yang berhasil mewartakan kabar baik, sehingga
mampu memikat dan memberdayakan 2.187 penyantun,
membiayai 2.910 anak santun. Biarlah Roh Kudus
melipatgandakan dan memberdayakan umat-Nya yang
berkehendak baik untuk melayani gerakan ASAK. Pada saatnya
kelak, anak-anak santun pun akan menjadi kader-kader yang
handal untuk melayani Gereja dan bangsa. Melayani mereka yang
lemah, miskin dan tersingkir. Melayani dengan semangat kasih,
tulus ikhlas, senyum cinta dan suka cita demi kemuliaan Tuhan
(Bdk. Refren Lagu APP 2014: “Dipilih Untuk Melayani”, karya
RD. Aloysius Susilo Wijoyo).

A. Widyahadi Seputra
48 DIA HADIR

MENYAMBUNG HARAPAN | Universitas Katolik Atma Jaya


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

GERAKAN ASAK
BAGI GEREJA DAN TANAH AIR
Pada awal mula ada satu tekad
Dan tekad itu menjiwai seluruh umat
Dan tekad itu adalah “Untuk Tuhan dan Tanah Air”
(Frans Seda)

D
alam usia kemerdekaan yang mencapai 65 tahun, menurut
statistik jumlah penduduk Indonesia yang berhasil menikmati
pendidikan tinggi hanya 8%, pendidikan menengah 42,5%, dan
sisanya hanya mampu memperoleh pendidikan dasar saja atau
tidak sekolah. Padahal cita-cita para pendiri negara Indonesia
yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 sudah jelas tertera
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Betapa tidak mudahnya
mencapai cita-cita kemerdekaan tersebut. Pada awal tahun 1960an
kesadaran bahwa pendidikan merupakan salah satu cara yang
penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sudah muncul
dalam pemikiran para awam katolik yang saat itu belajar di
berbagai negara di Eropa. Hal ini kemudian memunculkan ide
untuk mendirikan Universitas yang misi utamanya adalah
memberikan pendidikan tinggi yang berkualitas dan terjangkau
bagi semua orang. alm Frans Seda, founding father Unika Atma
Jaya menginsiprasi kita dengan ucapannya “di Indonesia tidak
boleh ada orang yang tidak bisa memeroleh pendidikan”.
Sejarah telah mencatat bahwa Gereja Katolik Indonesia
melakukan misinya melalui karya di bidang pendidikan dan
Menyambung Harapan 49

kesehatan. Pendidikan Katolik dikenal sebagai pendidikan yang


berkualitas, demikian pula pelayanan kesehatan. Pada Sidang
Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) 20081 tentang Lembaga
Pendidikan Katolik dirumuskan inti dan kekhasan Lembaga
Pendidikan Katolik meliputi (1) kesetiaan pada pencerdasan
kehidupan bangsa, (2) kesetiaan pada ciri khas Katolik, (3)
kesetiaan pada semangat asli pendiri. Hal ini menegaskan bahwa
karya Lembaga Pendidikan Katolik di Indonesia merupakan
wujud partisipasi umat Katolik dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa yang berhubungan langsung dengan kerasulan Gereja
Katolik di tengah masyarakat Indonesia yang merupakan sebuah
respons terhadap panggilan sejarah2.

Dengan demikian tidaklah berlebihan jika semangat asli para


pendiri Unika Atma Jaya dapat dirumuskan sebagai karya awam
Untuk Gereja dan Tanah Air. Nilai-nilai dasar yang menjadi
inspirasi dalam pengelolaan pendidikan tinggi di Unika Atma
Jaya adalah KUPP (Kristiani, Unggul, Profesional, Peduli). Atma
Jaya sebagai institusi pendidikan tinggi berusaha mewujudkan
misinya melalui berbagai cara dengan berlandaskan pada
preferential option for the poor dalam ketiga dharma (Tridharma
Perguruan Tinggi) yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian
pada masyarakat. Yang dimaksudkan sebagai “the poor” disini
bukan hanya orang yang miskin harta, namun juga orang yang
tidak beruntung dari segi kesempatan, keterbatasan fisik,
maupun ketidakberuntungan dari berbagai hal lain.

Dalam berbagai kesempatan, alm Frans Seda mengatakan bahwa


“orang boleh tidak masuk Atma Jaya karena tidak memenuhi
1
Deklarasi Tentang Pendidikan Kristen (Gravissimum Educationis) Dokumen Komisi Pendidikan
KWI 2008
2
Drat Nota Yayasan Atma Jaya Tentang Pengembangan Nilai Inti: Kristiani, Unggul, Profesiona;,
dan Peduli (tidak dipublikasikan).
50 DIA HADIR

syarat akademis, tetapi tidak seorangpun boleh ditolak karena


tidak mampu dari segi ekonomis”. Artinya Unika Atma Jaya
harus membantu orang-orang pintar tapi miskin, yang fisiknya
lemah tetapi punya semangat belajar tinggi.3 Dengan berbekal
pada pesan penting founding father tersebut, Atma Jaya berusaha
memberikan kesempatan menempuh pendidikan melalui
berbagai cara yaitu:

1. Menerima mahasiswa yang mempunyai keterbatasan fisik


atau disabilitas;
2. Memberikan kesempatan siswa dari bagian indonesia yng
kurang beruntung melalui program Dokter Untuk Indonesia
Timur (DUIT) dan pendidikan guru SD untuk para guru yang
terpencil di Papua.
3. Memberikan kesempatan putra-putri daerah yang berpotensi
untuk kuliah, misal dari Kutai Barat dan Nias;
4. Memberikan beasiswa kepada mahasiswa untuk kembali ke
daerahnya melalui beasiswa Karya Nyata Misi Pendidikan
(KNMP),
5. Memberikan beasiswa kepada yang kurang mampu dari segi
ekonomi.
6. Memberikan penghargaan berupa beasiswa kepada yang
berprestasi;

Bagi Gereja dan Tanah Air, gerakan ASAK dan Unika Atma
Jaya

Dalam situasi ekonomi sekarang ini, biaya pendidikan


merupakan salah satu hal yang menjadi keprihatinan banyak
pihak, utamanya bagi masyarakat kurang mampu. Dengan

3
Buku 50 Tahun Pengabdian Untuk Tuhan dan Tanah Air. Penerbit Atma Jaya. 2010.
Menyambung Harapan 51

demikikan aksesabilitas kepada pendidikan, khususnya


pendidikan tinggi perlu ditingkatkan. Seperti kita ketahui dalam
penyelenggaraan pendidikan terdapat tiga pihak yang saling
berhubungan, yaitu penyelenggara pendidikan, peserta didik dan
masyarakat. Kehadiran Gerakan Ayo Sekolah Ayo Kuliah
(ASAK) merupakan salah satu solusi yang sangat tepat dan
bermanfaat bagi masyarakat karena ASAK dapat berperan tidak
hanya sebagai penghubung ketiga pihak tersebut, tetapi juga
sebagai inisiatif yang bisa menggerakkan kepedulian masyarakat
kepada orang yang kurang beruntung, sekaligus memajukan
pendidikan dan memberdayakan seseorang dari jeratan
kemiskinan menuju hidup sejahtera jasmani dan rohani. Gerakan
ASAK ini merupakan perwujudan Kasih yang konkret kepada
tanah air melalui karya pendidikan.

Unika Atma Jaya sebagai Lembaga Pendidikan Katolik yang


didirikan dengan semangat untuk turut berperan dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan tinggi
sangatlah relevan untuk terlibat dalam gerakan ini. Oleh karena
itu dukungan Unika Atma Jaya kepada Gerakan ASAK
merupakan suatu keniscayaan. Sejak dua tahun lalu, Unika Atma
Jaya sudah mendukung gerakan ASAK dengan memberikan
beasiswa bagi anak-anak ASAK yang memenuhi kriteria layak
bantu oleh tim ASAK dan lulus ujian saringan masuk Unika Atma
Jaya. Semoga karya kerja sama ini berbuah sesuai dengan cita-
cita kita bersama.

A.Y. Agung Nugroho


52 DIA HADIR

[\
Saya melihat sendiri kemiskinan yang mereka hadapi…
maka ketika mencari penyantun bukan lagi bibir saya yang bicara,
tapi hati saya yang bicara. Prinsip saya ini kerja buat TUHAN.
Kuasa TUHAN sungguh terjadi melalui program ASAK ini,
terima kasih Tuhan mau pakai saya.

Eviliana Iskandar

[\
Dipilih untuk Melayani 53
54 DIA HADIR

DIPILIH UNTUK MELAYANI | St. Clara


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

IKHLAS DAN PERCAYA


TUHAN BUKA JALAN

P ertama kali diminta menjadi Ketua program Ayo Sekolah Ayo


Kuliah (ASAK) Paroki Bekasi Utara, Santa Clara, saya sempat
menolak. Saya merasa tidak sanggup karena menyadari tugas
itu sangat berat. Namun atas dorongan Seksi Pendidikan akhirnya
tugas itu saya terima. Rintangan pertama yang kami hadapi
adalah rasa pesimis dan ragu-ragu dari tim pengurus bahwa
program ASAK dapat berjalan baik. Banyak yang
mempertanyakan bagaimana cara mendapatkan dana sedangkan
sebagian besar umat Santa Clara termasuk keluarga dengan
ekonomi menengah ke bawah. Tim pengurus sendiri juga ragu-
ragu untuk melakukan survei ke rumah keluarga-keluarga calon
anak santun. Bagaimana kalo kami dianggap memberi harapan
palsu?

Ternyata ketika kita ikhlas dan percaya, Tuhan membukakan


jalan. Hal inilah yang terjadi ketika kami bertemu dengan PSE
Regina Caeli di awal tahun 2013. Sebanyak 120 anak santun
program Ayo Sekolah dan 16 anak santun program Ayo Kuliah
Santa Clara resmi disantuni oleh penyantun dari Regina Caeli
lewat program ASAK Lintas Paroki.

Gerakan ASAK Santa Clara mulai menggeliat dan menyebarkan


“virus positif” kerelaan berbagi di kalangan umat. Beberapa
Dipilih untuk Melayani 55

dermawan yang bersedia menjadi penyantun memberi dengan


ikhlas dari kekurangannya. Persis seperti perumpamaan
persembahan seorang janda yang miskin. Alhasil, satu anak
santun ditanggung oleh beberapa penyantun secara bergotong
royong. Maka selain anak santun yang disantuni oleh para
penyantun dari Regina Caeli, kami menyantuni 34 anak santun
program Ayo Sekolah dan 4 anak santun program Ayo Kuliah
secara mandiri. Walaupun realitanya masih banyak anak-anak
yang menunggu pertolongan Tuhan melalui tangan para
penyantun dan pengurus ASAK. Semoga virus positif ASAK akan
terus menyebar dan mewabah ke segala penjuru tanah air
sehingga anak-anak kita dapat terus bersekolah mencapai cita-
cita mereka.

Albertus Yanta
56 DIA HADIR

DIPILIH UNTUK MELAYANI | Maria Bunda Karmel


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

TRANSFORMASI GOTA
KE ASAK

P ada waktu itu, kurang lebih sepuluh tahun yang lalu, di Paroki
Tomang, Maria Bunda Karmel (MBK) Seksi PSE melihat
kenyataan bahwa ada cukup banyak anak dari umat MBK yang
merupakan anak dari keluarga yang kurang mampu. Mereka
ingin tetap sekolah tetapi terhambat oleh keterbatasan ekonomi
keluarga. Seksi PSE melihat kenyataan ini dan berniat membantu
semaksimal mungkin. Akan tetapi dana gereja yang dialokasikan
untuk bantuan anak sekolah pun sangatlah terbatas kala itu.
Namun dengan mempertimbangkan bahwa jumlah anak yang
perlu dibantu akan terus bertambah setiap tahunnya, maka pada
tahun 2004 dibentuklah Gerakan Orang Tua Asuh (GOTA)
dimana Seksi PSE bertugas mencari donatur yang bersedia
membantu anak-anak kurang mampu untuk bersekolah.

Beberapa donatur telah didapatkan dan mereka bersedia


membantu seluruh biaya sekolah atau kuliah anak asuhnya. Akan
tetapi para donatur itu hanya berkenan membantu anak-anak
yang pintar dan berprestasi bagus sebagaimana program
beasiswa pada lazimnya diberikan. Maka GOTA pada saat itu
telah berhasil menyantuni 19 anak asuh yang berprestasi dan 7
anak asuh telah berhasil lulus diploma dan sarjana.

Diakui bahwa program GOTA masih mempunyai kekurangan,


dimana cukup banyak anak asuh yang tidak atau kurang
Dipilih untuk Melayani 57

berprestasi. Maka bagi mereka tentu saja tidak ada donatur yang
bersedia membantu. Belum lagi keterbatasan dana dari Seksi PSE
sendiri sehingga hal ini menjadi beban pikiran Dewan Paroki
Harian (DPH) waktu itu.

Rupanya Tuhan tidak menghendaki masalah ini berlarut-larut,


pada tahun 2011 Pak Yanto memperkenalkan program Ayo
Sekolah Ayo Kuliah (ASAK) kepada DPH MBK. Program ini
disambut hangat dan didukung penuh, baik oleh pastor kepala
paroki Romo Heribertus Supriyadi O. Carm, pastor rekan dan
tentunya anggota DPH.

Maka pada bulan Februari 2012 berdirilah ASAK MBK dengan


visi: “Supaya tidak ada seorang anak pun di Paroki Tomang,
Gereja MBK yang tidak dapat bersekolah karena keterbatasan
biaya” dan seiring dengan itu partisipasi umat MBK untuk
menjadi penyantun bergerak positif. Mulai saat itu pula para
pengurus ASAK sudah tidak ada keraguan lagi dalam
menyampaikan program-program ASAK kepada umat MBK baik
melalui mimbar gereja, warta mingguan, pertemuan Dewan
Paroki Pleno, dan lain-lain. Saat itu pula anak-anak asuh GOTA
melebur menjadi satu kesatuan dengan ASAK MBK. Hingga kini
per Desember 2013 ASAK MBK mempunyai anak santun
sejumlah 135 anak yang terdiri dari 113 anak Ayo Sekolah dan 22
anak Ayo Kuliah.

Martinus Sugijanto Widodo


58 DIA HADIR


DIPILIH UNTUK MELAYANI | Trinitas
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

DENGAN PERBUATAN
DAN DALAM KEBENARAN

“Marilah mengasihi bukan dengan lidah atau kata namun dengan


perbuatan dan dalam kebenaran” (1 Yoh 3:18).

S ie Pendidikan di Paroki Cengkareng, Trinitas baru dimulai


pada tanggal 30 Juli 2011 sekaligus sebagai wujud syukur atas
ulang tahun paroki ke-33. Saat itu saya diminta oleh Romo Peter
Kurniawan Subagyo, OMI untuk menjadi ketua. Padahal, pada
saat bersamaan, saya masih menjabat sebagai sekretaris 2 di
Dewan Paroki Harian (DPH). Saya hanya diberi waktu tiga bulan
untuk persiapan Misa launching Ayo Sekolah Ayo Kuliah (ASAK)
di paroki kami.

Awalnya saya benar-benar bingung, apa yang harus saya kerjakan


namun saya percaya pada kasih Bapa yang akan membimbing
saya. Maka pertama-tama saya menyusun pengurus sesuai
dengan arahan dari Tim ASAK Keuskupan Agung Jakarta (KAJ).
Saya mengajak ex murid krisma dan katekumen dimana saya
mengajar untuk bergabung di Tim ASAK. Puji Tuhan saat ini
Tim ASAK Trinitas berjumlah 16 orang.

Pengalaman hampir tiga tahun mengurus ASAK penuh dengan


suka duka, beberapa diantaranya saya kisahkan di bawah ini:
Dipilih untuk Melayani 59

(1) Diawal tahun ajaran 2013-2014 dari 220 anak santun, baru
58 anak yang mendapatkan penyantun. Dalam keheningan
malam, hati saya sangat gelisah sambil memegang daftar
nama anak santun, saya berdoa: “Bapa, saya percaya, anak
adalah anugrah terindah dalam setiap keluarga. Saya
percayakan anak-anak ini dalam belas kasih-Mu”. Setelah
berdoa, seperti ada yang menuntun tangan saya, kemudian
saya menulis nama saya di anak bernomor 147. Benar-benar
kasih Bapa sungguh hebat, besok dan besok dan besok lagi,
saya mulai mendapat penyantun, dan puji syukur dalam
waktu singkat, semua anak sudah mempunyai penyantun.

(2) Setiap tahun, dua kali saya mengajak anak-anak Ayo Kuliah
sarapan bersama sambil sharing. Ada beberapa sharing yang
menggugah dalam pertemuan pertama. Ada anak yang
kuliah sambil bekerja; ada anak yang harus berangkat
kuliah jam 5 pagi; ada beberapa anak yang tidak makan
siang di kampus. Sebagai seorang ibu dengan dua anak,
tanpa saya sadari air mata saya sudah jatuh di pipi. Justru
mereka heran melihat saya menangis, rupanya selama ini
hidup saya terlalu nyaman.

(3) Kami pernah mengajak anak-anak ke Gelanggang Samudra


Ancol. Makan siang kami dapatkan dari donatur yaitu
Hoka-Hoka Bento. Lalu saya lihat tiga orang anak, kakak
beradik (ibu mereka sudah meninggal), mereka makan dua
kotak dan satu kotak mereka masukan ke dalam ransel.
Saya dekati dan bertanya, “Kok disimpan?” Serentak
mereka bertiga menjawab, “Buat Papa, kasian Papa.” Dan
rupanya bukan hanya mereka bertiga saja yang berbuat
seperti itu, ada beberapa anak yang sengaja makan sedikit
60 DIA HADIR

dan sisanya dibawa pulang, untuk ayah, ibu, kakak, atau


adik mereka.

(4) Suatu hari saya sedih ketika diberitahu, bahwa anak Ayo
Kuliah kami tertangkap nyontek di Kalbis. Lalu saya
panggil, dan anak tersebut menangis di hadapan saya.
Sebagai hukuman, wajahnya dipajang di kampus selama
satu semester. Waktu itu saya memilih menjadi sahabatnya
dan tidak mengadilinya.

(5) Ada juga cerita lain tentang kemarahan seorang ibu, orang
tua salah satu anak santun, “Mathilda, kenapa hanya diberi
sekian, kenapa harus pelit? Ini kan uang Gereja, bukan uang
kamu!” lalu saya jawab, “Justru karena ini uang Gereja,
maka harus saya kelola dengan baik sesuai dengan
tujuannya”.

Bagian akhir dari cerita ini saya mau mengucap syukur kepada
Tuhan karena saya boleh dipilih untuk melayani anak-anak demi
menyambung harapan mereka, masa depan mereka. Terima kasih
Tuhan.

“Cinta yang murni adalah kerelaan untuk memberi


tanpa berpikir untuk menerima imbalan apapun”

Mother Teresa

Mathilda Tandra
Dipilih untuk Melayani 61

DIPILIH UNTUK MELAYANI | St. Kristoforus


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

TUHAN,
SAYA TIDAK MAMPU BERJALAN
SENDIRI

P etrus berkata kepada Yesus: “Sekalipun aku harus mati bersama-


sama Engkau, aku tak kan menyangkal Engkau”. Begitu besar rasa
kasih dan percaya diri Petrus, ketika ia mengatakan hal itu kepada
Yesus. Saya teringat beberapa bulan sebelum masa pensiun saya
jatuh tempo, saya pernah berdoa kepada Tuhan. “Ya Yesus,
sebentar lagi saya akan berhenti bekerja dan saya tidak akan
bekerja lagi meskipun perusahaan akan menawarkan kepada saya
untuk tetap bekerja. Semua ada waktunya, saatnya saya melayani
dan menyenangkan hati-Mu di penghujung peziarahan saya di
dunia ini. Selama ini Engkau telah berikan saya kelimpahan, lebih
dari apa yang saya butuhkan. Khususnya suami dan anak-anak
yang baik, mereka tidak pernah membuat suasana menjadi
tegang, sedih dan memusingkan. Saya juga mau memberikan
yang terbaik untuk Tuhan, materi, waktu dan pemikiran saya.”
Itulah sepenggal doa yang terucap saat cobaan dan godaan dunia
tersingkir dari suasana hati yang dipenuhi oleh hadirat Tuhan.

Mungkin inilah jalan yang dibukakan. Saat itu saya menemani


suami saya dalam satu pertemuan dengan beberapa aktivis Gereja
dan Romo Paroki Grogol, Santo Kristoforus. Secara kebetulan
Koordinator Bidang Pelayanan mengatakan bahwa mereka
sedang mencari orang yang mau menjadi pengurus program Ayo
62 DIA HADIR

Sekolah yang dicanangkan oleh KAJ. “Tuh, kalau sudah pensiun


kamu boleh jadi pengurus Ayo Sekolah dari pada mengurusi
anak-anak jalanan,” usul suami saya. Usulan itu langsung saya
terima, apalagi Romo ikut menambahkan bahwa program ini
sudah lama dicanangkan tetapi sampai saat ini belum kita
jalankan. Keinginan untuk berbagi rasa dan waktu untuk anak-
anak jalanan memang pernah saya utarakan menjelang pensiun,
ditentang habis oleh suami dan anak-anak dengan alasan
pekerjaan itu berpeluang membuat keluarga kami menjadi
pusing. Bagaimana tidak, dibalik anak-anak jalanan tersebut
kemungkinan ada sosok yang mengorganisir mereka dan kita
tidak tahu siapa.

Sesuai dengan jadwal dan rencana saya, akhirnya saya pensiun


dan menjalankan program Ayo Sekolah ini. Dengan semangat
45 dan penuh suka cita, setahap demi setahap kemajuannya mulai
terlihat. Dari pembentukan pengurus, sistem dan prosedur
sampai pada acara pelantikan dan peresmiannya di depan umat
Katolik Paroki Grogol.

Setahun telah berlalu, ternyata cukup banyak godaan yang


datang. Mulai dari kesibukan di keluarga dan halangan-halangan
eksternal lainnya membuat saya berniat untuk mengundurkan
diri dari kepengurusan. Tetapi saya teringat kembali akan doa
saya. Suatu malam saya kembali datang kepada Tuhan, saya
mohon ampun. Saya sadar bahwa saya telah berjalan jauh tanpa
bersandar pada-Nya sehingga saya tidak mampu memenuhi
perkataan/doa saya. Saya tidak akan mundur. Biarlah Tuhan
memberi saya kesempatan lagi untuk dapat melayani lebih baik
dan mengembalikan semangat 45 dalam kepengurusan ASAK
Dipilih untuk Melayani 63

di tahun 2014 ini. Tuhan, saya tidak mampu berjalan sendiri. Saya
mau berjalan bersama Tuhan, biarlah kesibukan dan halangan
yang ada merupakan tantangan yang membawa saya lebih dekat
dengan-Mu. Semangat!

Erlin Hanan
64 DIA HADIR

DIPILIH UNTUK MELAYANI | St. Fransiskus Asisi


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

MENUNAIKAN TUGAS
SEBELUM DIPANGGIL PULANG

Berikut kisah Mbak Tiana.

S
ebuah tantangan namun juga sebuah pertanyaan bagi setiap
pribadi umat Katolik untuk suatu pelayanan (diakonia). Ikut
serta dalam pelayanan berarti ikut serta dalam melaksanakan
karya karitatif/cinta kasih melalui aneka kegiatan amal kasih
kristiani, khususnya kepada mereka yang miskin, terlantar dan
tersingkir. Melalui bidang karya ini, umat beriman menyadari
akan tanggung jawab pribadi mereka akan kesejahteraan
sesamanya. Oleh karena itu dibutuhkan adanya kerja sama dalam
kasih, keterbukaan yang penuh empati, partisipasi dan keiklasan
hati untuk berbagi satu sama lain demi kepentingan seluruh
jemaat (bdk. Kis 4:32-35).

Sejak kepengurusan Seksi Pendidikan di Paroki Tebet, Santo


Fransiskus Asisi dibentuk per 15 Maret 2013, salah satu tugas
para pengurus adalah membentuk Tim Ayo Sekolah (AS).
Pertemuan pertama dilakukan pada hari Minggu, 20 April 2013.
Pertemuan ini diikuti oleh 8 orang dan terbentuklah
kepengurusan AS dengan susunan sebagai berikut: Ketua Wahyu
Budi, Wakil Ketua Gatot, Koordinator Sekretaris Upieq dengan
anggota Wiwie, Koordinator Penyantun Dini, Koordinator
Bendahara Tiana, Kordinator Anak Santun Peggy, Koordinator
Dipilih untuk Melayani 65

IT dan Admin Felix. Setelah itu bergabung anggota tim lainnya


seperti Regina Kindangen, Margie Lolong, Etty Diana Agnes
dan Irene Sugiharto. Mereka bergabung setelah diajak oleh para
pengurus inti yang sudah bergabung terlebih dahulu. Sebelum
Misa pelantikan pada bulan Mei 2013 oleh pastor kepala paroki
Romo Samuel Otton Sidin, OFMCap., ternyata Gatot harus
meninggalkan Tim AS karena menjawab panggilan Tuhan Yesus
menjadi imam projo di Keuskupan Kalimantan. Akhirnya ia
digantikan oleh Puteri. Selain Gatot, Tiana atau lebih akrab kami
panggil Mbak Tiana, pun tidak bisa hadir karena sakit.

Sebenarnya komunikasi awal dengan Theresia Yustiana, nama


lengkap Mbak Tiana, dimulai pada suatu sore di tanggal 15 April
2013. Saat mendengar ajakan dan penjelasan mengenai kegiatan
Ayo Sekolah, dia sangat antusias dan menunjukkan
ketertarikannya untuk terlibat aktif. “Dimana? Kapan rapatnya?
Tolong hubungi saya, ya!” begitu katanya dalam komunikasi
kami lewat telepon genggam. Ternyata Mbak Tiana sudah
menyatakan ingin terlibat aktif dalam kegiatan di Paroki Tebet
dalam pesan yang disampaikan lewat ayahnya, Wahyudi. Ayah
Mbak Tiana ini mengenal baik Joseph Sriyanto, Ketua Seksi PSE
kami. Alhasil, perkenalan dengan berkomunikasi hanya lewat
telepon genggam itu bak gayung bersambut.

Dalam berbagai kesempatan rapat di kemudian hari, Mbak Tiana


cukup kritis khususnya dalam memperhatikan isi buku pedoman
terutama dalam hal prosedural. Alasannya supaya mudah
dipahami oleh semua anggota tim. Secara khusus ia juga
memperhatikan kriteria layak santun bagi umat. “Kriteria layak
santun referensi buku pedoman, ada yang tidak bisa diterapkan
pada umat di Paroki Tebet,” katanya.
66 DIA HADIR

Meski sudah sering keluar masuk rumah sakit, Mbak Tiana


enggan memberitahu kepada Tim AS tentang kondisinya. Suatu
waktu Mbak Tiana diperbolehkan pulang ke rumah oleh dokter
dan ia mengundang tim untuk rapat di rumahnya. Ketika itu
Mbak Tiana untuk duduk saja masih sangat susah, namun inilah
rupanya bentuk dukungan dan perhatian Mbak Tiana. Satu bulan
sebelum acara launching digelar, yang rencananya dilaksanakan
tanggal 15- 16 Februari 2014 lalu, Mbak Tiana masih meminta
suaminya untuk mengantar ke tempat pertemuan. Ia hanya ingin
memastikan bahwa pembukaan rekening di Bank Central Asia
(BCA) berjalan baik. Satu minggu sebelum launching, Mbak Tiana
menyampaikan pesan lewat WhatsApp pribadi kepada ketua tim
bahwa saat ini kondisi kepalanya selalu pusing. Ia berencana
untuk mundur total dan dipastikan tidak bisa lagi memberikan
kontribusi dalam persiapan launching. Namun Mbak Tiana
mempersilakan tim menghubungi BCA Cabang Slipi untuk
mendapatkan nomor rekening sesuai kebutuhan tim.

Dua minggu setelah acara launching diselenggarakan, dalam


keadaan kritis di RS Medistra Mbak Tiana masih menyempatkan
diri bertemu dengan salah satu pengurus tim untuk memberikan
tanda tangan sebagai salah satu kelengkapan persyaratan yang
diminta oleh BCA Cabang Slipi.

Tuhan berkehendak lain. Mbak Tiana dipanggil Tuhan tepat pada


tanggal 10 Maret 2014. Namun tugas utamanya di Tim AS yaitu
pengadaan rekening BCA untuk acara launching, telah terlaksana!
Kapan Anda siap menjawab kebutuhan Gereja akan pelayanan,
sesiap Mbak Tiana?

Wahyu Budi
Dipilih untuk Melayani 67

DIPILIH UNTYK MELAYANI | St. Perawan Maria Diangkat


ke Surga
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

TERIMA KASIH
TUHAN MAU PAKAI SAYA

C erita ini berawal di bulan Januari 2013, di dalam ruang Seksi


Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) yang cukup sejuk hanya
berisi lima orang pengurus PSE, yang tak seorang pun saya kenal,
tiba-tiba terdengar suara, “Kita harus mencari orang-orang lagi
untuk program Ayo Sekolah.” Sebagai seorang yang bergelut di
bidang pendidikan, ketertarikan saya langsung tergugah begitu
mendengar kata ‘sekolah’. Kemudian saya segera mencari tahu
asal suara tersebut, yang ternyata berasal dari Ketua PSE Paroki
Katedral, Santa Perawan Maria, Lucy Haryanto. Tanpa berpikir
panjang, saya langsung menghampiri beliau dan menyatakan
kesediaan saya sebagai anggota program Ayo Sekolah. Beliau
menyambut gembira kemudian mulai menjelaskan tentang
program tersebut.

Setelah beberapa bulan saya bergabung, Ketua Seksi Pendidikan


(sekaligus Ketua Ayo Sekolah Ayo Kuliah/ASAK)
mengundurkan diri. Meskipun belum ada ketua pengganti, kami,
para pengurus tetap bersemangat menjalankan program ASAK
di bawah panduan Justinus Yanto Jayadi Wibisono sendiri
seperti: survey anak-anak santun, mencari penyantun/donatur,
dan hadir pada undangan launching ASAK paroki lain.
68 DIA HADIR

Pada suatu hari Minggu bulan November 2013, Ketua PSE


menelepon dan meminta saya untuk menjadi Ketua ASAK,
dengan spontan permintaan tersebut saya tolak. Tak
terbayangkan beban yang harus saya jalani seandainya saya
menjadi Ketua Lingkungan sekaligus Ketua ASAK, yang harus
mempersiapkan secara detil segala sesuatu untuk suksesnya
peresmian ASAK dan program-programnya di Paroki Katedral.
Selain itu, saya juga mempunyai tanggung jawab merawat ayah
saya yang baru saja keluar dari rumah sakit karena drop di usia
lanjut.

Sejak menolak sebagai Ketua ASAK, hati saya merasa resah. Saya
berdoa dan bergumul agar Tuhan memakai saya untuk melayani-
Nya sesuai dengan talenta, pendidikan, dan bidang pekerjaan
yang saya geluti selama ini. Kemudian, Louis Lee (Dewan Paroki
pendamping ASAK) dan Romo Wardi Saputra, SJ kembali
meminta saya menjadi Ketua ASAK saat memimpin misa di
Lingkungan saya. Namun hati saya belum tergerak menerima
tawaran tersebut. Rupanya Tuhan menyentuh hati saya saat saya
membaca firman-Nya yang berbunyi: “Bukan kamu yang memilih
Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu” (Yoh 15:16). Firman ini
menyentuh dinding kesadaran dan hati saya untuk memantapkan
diri menjadi Ketua ASAK pada bulan Januari 2014.

Kini, seiring berjalannya waktu, karena kasih karunia Tuhan, saya


dan teman-teman pengurus mampu menjalani tugas ini dengan
semangat dan suka cita. Sambil mempersiapkan peresmian ASAK
Katedral, kami mendampingi anak-anak ASAK untuk
menyelesaikan pendidikan mereka setinggi mungkin agar meraih
cita-cita serta masa depan yang lebih baik. Terima kasih, Tuhan
mau pakai saya.
Dipilih untuk Melayani 69

Demikian sepenggal cerita ini, semoga memberikan inspirasi dan


motivasi bagi kita semua. Biarkanlah diri kita menyadari dan mau
dipilih untuk melayani Dia yang memberikan hidup dan rahmat
serta karunia bagi kita semua. Karena Yesus sendiri mengajarkan
bahwa orang “besar” adalah orang yang mampu melakukan hal
yang tidak mudah dilakukan kebanyakan orang, yaitu rela
menjadi “kecil” dengan melayani orang lain demi kesejahteraan
dan kedamaian orang lain.

Janny Sujatno
70 DIA HADIR

DIPILIH UNTUK MELAYANI | St. Bernadet


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

BERSAMA
KAMI MELAYANI

Yohanes 15:16 “Bukan kamu yang memilih Aku,


tetapi Akulah yang memilih kamu. .....”

K
ami bersyukur kalau saya dan isteri telah dipilih Tuhan untuk
melayani, dan dipakai sebagai alat untuk menyalurkan kasih-
Nya bagi sesama yang membutuhkan. Pada bulan Maret 2012,
saya dan isteri terpilih menjadi ketua dan sekretaris program Ayo
Sekolah Paroki Ciledug, St. Bernadet sekaligus melakukan
persiapan dimulainya program ini. Pada waktu kami dipilih
untuk melakukan tugas pelayanan ini, sebenarnya kami punya
dua pilihan yaitu menerima atau menolak. Tetapi kami bersyukur
dengan bantuan Roh Kudus kami diberi hikmat untuk
menerimanya. Persis seperti Bunda Maria yang dipilih untuk
menjadi Ibu Yesus dan dia menerimanya karena dia hamba
Tuhan. Kami pun hamba Tuhan. Kami terpanggil dan mau
melayani karena kami telah merasakan kasih Allah yang sungguh
luar biasa. Oleh karena itu kami ingin membalas sebisa kami
sesuai dengan karunia yang telah Tuhan anugerahkan kepada
kami. Sebagai murid Yesus, kami ingin mengikuti teladan Dia.
Firman Tuhan juga selalu mengingatkan kami untuk mengasihi
dan berbuat baik selagi ada kesempatan (bdk. Galatia 6:10).
Dipilih untuk Melayani 71

Kami menyadari dan merasakan bahwa dalam pelayanan selalu


ada tantangan dan hambatan, apalagi kami sebagai orangtua
harus bersama-sama melayani. Tantangan terbesar adalah waktu
yang harus kami bagikan untuk Tuhan, keluarga, pekerjaan dan
pelayanan. Belum lagi kami juga harus melayani di Persekutuan
Doa sebagai komunitas kami. Kami bersyukur anak-anak juga
sudah mulai memahami kegiatan pelayanan kami, terlebih ketika
pada hari-hari libur kami harus meninggalkan mereka.
Disamping tantangan, tentu ada kemudahan bagi kami berdua
dalam melayani. Misalnya dalam berdiskusi dan berkoordinasi
kami dapat melakukannya pada saat kami berdua berada di
rumah, di mobil atau di mana saja kami bersama-sama. Kami
diingatkan bahwa pelayanan memang membutuhkan
pengorbanan, bukan hanya waktu tetapi juga tenaga serta sikap
penyangkalan diri. Ada satu hal yang kami rasakan luar biasa
bahwa melayani dengan tulus dan ikhlas sungguh membuahkan
sukacita. Terutama saat kami melihat anak-anak santun
bergembira ketika mereka bisa sekolah atau saat-saat mereka
senang mengikuti pembinaan-pembinaan yang diberikan. Kami
menyadari bahwa anak-anak sebagai generasi penerus adalah
masa depan bangsa, Gereja dan keluarga mereka sendiri. Hal itu
juga menjadi tanggung jawab kita membantu mereka sebagai
wujud berbagi dan berbela rasa bagi sesama.

Kami selalu berdoa semoga kami bisa terus melayani. Kami


percaya Tuhan selalu menyertai hamba-Nya yang melakukan
pekerjaan Tuhan. Apa yang kami lakukan tidak akan pernah sia-
sia seperti janji Tuhan dalam 1 Kor 15:58 “Karena itu, saudara-
saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah
72 DIA HADIR

selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam


persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” Amin.

Pasutri Denny Suliawan - Tiniwati Wiguna


Dipilih untuk Melayani 73

DIPILIH UNTUK MELAYANI | St. Paskalis


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

KETULUSAN HATI
DALAM MELAYANI

D alam menjalani pelayanan di Gereja tidaklah mudah,


dibutuhkan komitmen, ketulusan dan tanggung jawab. Kita
harus dapat melayani mereka yang membutuhkan uluran tangan
kita karena ketidakmampuan mereka dalam banyak hal yang kita
tidak ketahui. Keluarga anak-anak Ayo Sekolah Ayo Kuliah
(ASAK) banyak menghadapi berbagai masalah dalam
kehidupannya, maka dibutuhkan kepedulian pengurus untuk
melayani mereka. Terlebih untuk anak-anak yang mempunyai
orang tua tunggal.

Dalam kepengurusan ASAK kita membutuhkan tim kerja yang


kompak dan tulus, yang mau berbagi dan berbela rasa dengan
sesama yang membutuhkan. Tim kerja ini harus benar-benar mau
melayani bukan dilayani seperti atasan dalam sebuah
perusahaan. Tim ASAK Paroki Cempaka Putih, Santo Paskalis
berjumlah 21 orang, kami kompak dan bertanggung jawab dalam
menjalankan tugas-tugasnya seperti: bidang penyantun; bidang
anak santun; pembinaan anak; bimbel; IT; sekretaris dan yang
paling penting adalah bendahara. Peran bendahara sangat
penting dalam membuat laporan keuangan secara teratur setiap
3 bulanan, pembayaran, menghubungi para penyantun/donatur
dan tanggung jawab yang lebih besar adalah kejujuran. Puji
Tuhan kami tidak mengalami masalah dalam laporan keuangan
74 DIA HADIR

secara rutin dan pertanggungjawaban ketika diperiksa oleh Tim


Keuangan dari KAJ pada tanggal 25 Januari 2014 lalu.

Program kerja yang kami buat setiap tahunnya berdasarkan


kebutuhan anak-anak ASAK dan orang tua mereka agar dapat
memperbaiki kehidupan mereka. Program kerja yang dibuat
berdasarkan Arah Dasar Pastoral dari KAJ dan dapat
dilaksanakan dengan baik, 95% terlaksana sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan. Program kerja rutin yang kami lakukan
setiap tahun antara lain: Pembinaan anak santun dan orang tua
anak santun, kreatifitas anak-anak ASAK, Misa bersama,
pelayanan misa dalam tugas koor dan tata tertib, pemberian
penghargaan untuk anak-anak yang berprestasi di sekolah.

Pembinaan yang kami lakukan sangat mengena kepada anak-


anak SMA/SMK dan kuliah terlihat dari perubahan mereka yang
kini tampil lebih percaya diri. Perubahan anak-anak ini juga dapat
dilihat dan dirasakan oleh orang tua anak santun dan umat di
paroki. Kami juga memberi tugas kepada anak-anak ASAK
tingkat SMA/SMK dan kuliah untuk membina adik-adiknya yang
SD dan SMP. Bahkan pada saat Natal 2013 kami meminta anak-
anak untuk membuat acara Natal bersama dengan orang tua
mereka berupa drama Natal. Dari persiapan seperti rapat-rapat,
latihan drama mereka dapat mengorganisir sendiri, dan
akhirnyapun drama Natal anak-anak terlaksana sangat baik sekali
bersama orang tua mereka dan pengurus ASAK Santo Paskalis.

Menyapa anak-anak ASAK setiap bulan pada saat pengambilan


SPP adalah tugas kami. Anak-anak SMP keatas diwajibkan
mengambil SPP sendiri tidak boleh diwakili oleh orang tuanya,
kecuali sakit atau berhalangan. Pada saat anak-anak datang
Dipilih untuk Melayani 75

pengurus akan bercakap-cakap dengan anak-anak sambil mencari


informasi dari mereka mengenai pelajaran di sekolah, kehidupan
dalam keluarga dan keadaan orang tua mereka. Yang terpenting
adalah menjalin hubungan yang baik dengan pengurus ASAK
di paroki. Kami juga mengunjungi anak-anak yang dirawat di
rumah sakit atau sudah lama tidak bertemu, mereka yang
mempunyai masalah dalam kehidupannya juga kami kunjungi.

Kami Tim ASAK Santo Paskalis yang memasuki tahun ke-4,


bersyukur telah dipilih untuk melayani mereka dengan tulus dan
kerja sama tim yang kompak. Tuhan memberkati.

Hendra Andreas Budhi Yuwono


76 DIA HADIR

[\
Program ASAK merupakan sarana untuk berbelarasa dan berbagi
membantu anak-anak mencapai cita-cita.
Berbagi tidak membuat kita miskin,
namun membuat kita semakin kaya dalam iman.

Lucia Katarina Kadarilah

[\
Gerakan Belarasa 77
78 DIA HADIR

GERAKAN BELARASA | Ignatius Suharyo, Uskup KAJ


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

APA YANG HARUS KITA LAKUKAN


AGAR LINGKUNGAN HIDUP KITA
MENJADI SEMAKIN MANUSIAWI

D
i tengah kesibukan bapa Uskup kita, Mgr Ignatius Suharyo,
beliau menyempatkan diri untuk menjawab beberapa
pertanyaan yang kami ajukan sehubungan dengan penerbitan
buku DIA HADIR ini. Pesan belarasa begitu kuat dalam
wawancara ini, melengkapi apa yang dicanangkan Keuskupan
Agung Jakarta dalam tahun pelayanan. Berikut kita simak
wawancara dengan Uskup Suharyo.

Pertanyaan :

Apa yang hendak disampaikan Gereja dengan keberadaan


program Ayo Sekolah Ayo Kuliah (ASAK) ini ?

Jawaban :

Ada banyak hal yang bisa dikatakan untuk menanggapi


pertanyaan ini. Gerakan ASAK ditujukan bagi saudari-saudara
kita yang kurang beruntung. Saudari-saudara yang kurang
beruntung ini merupakan bagian masyarakat yang paling
diperhatikan oleh Yesus. Yesus ingin agar kita semua melanjutkan
Gerakan Belarasa 79

gerakan ini, misalnya melalui sabda-Nya, “Hendaklah kamu


berbelarasa sama seperti Bapamu berbelarasa” (Luk 6:36). Namun
jangkauan dan cita-cita belarasa itu amatlah luas, tidak hanya
saudari-saudara kita yang kurang beruntung secara sosial, politik,
ekonomi dan budaya. Itulah yang diuraikan dalam Ajaran Sosial
Gereja. Harapannya ketika Ajaran Sosial Gereja itu dilaksanakan,
kebaikan umum (=bonum commune) akan terwujud. Inilah yang
menurut keyakinan iman kita merupakan wujud dari Kerajaan
Allah. Atau kalau sebagai warganegara Indonesia, terwujudnya
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan demikian
boleh dikatakan bahwa Gerakan ASAK ini bertujuan untuk
menampilkan wajah Allah Sang Kasih, melalui pelayanan kasih
yang amat jelas, yaitu pelayanan pendidikan.

Pertanyaan :

Dukungan dari Bapak Uskup dan segenap jajaran keuskupan


sudah sangat jelas terhadap Gerakan ASAK. Namun masih ada
beberapa paroki yang masih mengalami perbedaan cara berpikir
menanggapi tawaran Gerakan ASAK ini ?

Jawaban :

Perbedaan cara berpikir selalu dapat terjadi di mana pun dalam


hal apapun. Dan mungkin akan lebih mudah kalau dalam
keadaan seperti ini ada otoritas yang memberikan kata akhir. Bisa
saja seperti itu, tetapi saya sendiri tidak akan melakukannya. Yang
perlu ditanamkan dan disebarkan adalah semangat belarasa
sebagaimana sudah saya sampaikan dalam tanggapan saya
terhadap pertanyaan terdahulu. Caranya sederhana dengan
80 DIA HADIR

mengajukan pertanyaan yang sederhana :”Apa yang harus kita


lakukan, agar lingkungan hidup kita menjadi semakin
manusiawi – dan dengan sendirinya semakin Kristiani”. Untuk
dapat mengajukan pertanyaan ini diperlukan dua kompetensi –
bukan pertama-tama kompetensi profesional, melainkan
kompetensi etis. Yang pertama adalah belarasa : kalau orang tidak
punya hati yang berbelarasa dia tidak akan mampu mengajukan
pertanyaan ini. Melihat penderitaan orang lain dia tidak akan
tergerak hatinya, cuek bebek atau melempar tanggung jawab
kepada orang lain. Yang kedua adalah kerja sama : ini juga
kompetensi etis. Kalau berkelahi, mempertahankan pendapat
sendiri dan mau menangnya sendiri itu tidak usah latihan. Tetapi
agar kita dapat bekerja sama menghadapi tantangan yang
semakin kompleks ini, perlu kerja sama yang harus dilatih terus-
menerus. Semoga paroki-paroki kita yang belum tergerak atau
belum melihat jalan untuk ikut menyebarkan virus belarasa
melalui gerakan ASAK, pada waktunya akan sampai juga.

Pertanyaan :

Dalam rangka mengamalkan pelayanan, kita terpikir seharusnya


jangkauan bantuan ASAK tidak hanya melulu umat Katolik …
namun resiko yang banyak kita kuatirkan adalah adanya salah
ngerti akan niat baik kita tersebut. Bagaimana tanggapan Bapak
Uskup ?

Jawaban :

Memang benar, pada dasarnya belarasa para murid Yesus tidak


eksklusif, hanya untuk umat Katolik sendiri. Kiranya nasehat
Rasul Paulus kepada jemaat Galatia dapat kita pegang: “Karena
Gerakan Belarasa 81

itu, selama masih ada kesempatan, marilah kita berbuat baik


kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita
seiman” (Gal 6:10). Silakan, dengan mempertimbangkan keadaan,
masing-masing komunitas “duduk bersama”, berbicara bersama,
dan mengambil keputusan. Saya sendiri merasa dalam hal ini
tidak perlu ada keseragaman.

Pertanyaan :

Apakah mungkin dilakukan koordinasi dan sinergi antara


sekolah-sekolah katolik dengan gerakan ASAK yang difasilitasi
oleh KAJ? Sehingga gerakan ASAK ini juga bisa menjadi bagian
dari pelayanan katekese untuk mengajak anak-anak Katolik yang
kesulitan dengan biaya tinggi supaya bisa sekolah di sekolah
Katolik ?

Jawaban :

Kemungkinan apapun selalu ada. Keyakinan saya, mulai dengan


sesuatu yang besar dan luas itu tidak mudah. Yang lebih mudah
adalah mulai dengan sesuatu yang kecil. Maksud saya, koordinasi
dengan sekolah-sekolah Katolik yang amat banyak jumlahnya,
tidaklah mudah. Karena masing-masing sekolah berada di bawah
Yayasan Pendidikan yang amat berbeda-beda kebijakannya,
personalianya, kenyataan konkrit lapangannya. Kita semua tahu
realitas pendidikan atau sekolah amatlah kompleks. Moga-moga
kalau pengurus ASAK di salah satu paroki dapat berkomunikasi
dengan sekolah-sekolah Katolik, terutama yang ada di parokinya,
ada jalan keluar yang bisa dirintis dan ditempuh bersama-sama.
Pengandaian saya, semua berkehendak baik.
82 DIA HADIR

Pertanyaan :

Sesuai dengan tema Masa Prapaskah 2014 “Dipilih untuk


melayani” dan Tahun Pelayanan 2014, apakah ada himbauan
khusus dari Bapak Uskup kepada anak santun yang menerima
program ASAK ?

Jawaban :
Saya mengandaikan bahwa anak-anak santun (dan keluarganya)
tidak hanya mendapat perhatian dari segi material, menerima
dana bantuan untuk sekolah/kuliah. Saya bayangkan mereka
juga mendapat pendampingan pembentukan watak dan
pembinaan iman. Kalau demikian, saya berharap para anak
santun sungguh menjadi pribadi-pribadi yang santun, berjiwa
belarasa dan beriman teguh. Belarasa adalah nilai. Semoga
komunitas ASAK menjadi tempat yang subur bahwa pewarisan
nilai-nilai kristiani, khususnya belarasa itu.

Pertanyaan :

Program ASAK telah diimplementasikan oleh 32 paroki di KAJ.


Apakah ada rencana untuk diperkenalkan secara lebih luas ke
keuskupan lain ?

Jawaban :

Sejauh saya tahu ada beberapa teman yang sudah


memperkenalkannya ke paroki di keuskupan lain. Prinsipnya :
hal yang baik, perlu ditawarkan dan disebarkan. Tetapi kita mesti
Gerakan Belarasa 83

ingat, bahwa keuskupan-keuskupan lain juga punya


dinamikanya sendiri. Yang di keuskupan kita dinamakan
Gerakan ASAK, mungkin di tempat lain namanya lain, sistemnya
berbeda, tetapi jiwanya sama.

Pertanyaan :

Hal-hal apa saja yang menurut Bapak Uskup harus diakomodasi


oleh program ASAK ini ke depannya ?

Jawaban :

Saya pribadi amat sangat jarang memberikan petunjuk. Bukan


karena saya tidak punya perhatian atau gagasan. Alasan saya
jelas : saya yakin bahwa para perintis dan para penggerak ASAK
adalah pribadi-pribadi yang melayani dengan tulus ikhlas, cerdas
bukan hanya pikirannya tetapi juga hatinya. Maka jawaban saya
selalu sama untuk pertanyaan sejenis ini : silakan duduk bersama,
mengadakan evaluasi, berdiskusi, membaca pengalaman dalam
terang iman – bahasa rohaninya mengadakan penegasan Roh –
dan mengambil langkah baru yang diperlukan. Inilah yang
biasanya disebut lingkaran dinamika pastoral. Terima kasih atas
semua yang telah dilakukan oleh para penyantun, donatur,
perintis dan penggerak ASAK. Semoga wajah Gereja Keuskupan
Agung Jakarta yang melayani semakin jelas dalam Gerakan
ASAK ini. Berkat Tuhan selalu menyertai Anda, keluarga dan
komunitas Anda.

Tim Buku
84 DIA HADIR

[\
Program ASAK mempunyai kekuatan KASIH yang bisa
ditumbuhkan bagi anak-anak santun,
dan juga bagi kita sebagai penyantun.

Marco Iswara

[\
Kerelaan Hati Anda Mengubah Warna Hidup Mereka 85
86 DIA HADIR

KERELAAN HATI ANDA MENGUBAH WARNA HIDUP


MEREKA | Regina Caeli
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

TUNJUK
SATU BINTANG

S
iapa yang tidak mengenal Dahlan Iskan? Nama ini makin
populer beberapa tahun belakangan karena kisah hidupnya
diangkat dalam berbagai wawancara di televisi maupun
dibukukan. Dahlan Iskan adalah salah satu putera terbaik
Indonesia. Awalnya beliau dikenal masyarakat sebagai pimpinan
surat kabar Jawa Pos yang beredar di Jawa Timur. Koran daerah
yang hampir gulung tikar ini “disulapnya” menjadi koran
nasional dengan oplah yang sangat fantastis. Setelah itu namanya
makin berkibar di dunia bisnis media dan berlanjut di era
pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jabatan
terakhir yang diembannya adalah Menteri Badan Usaha Milik
Negara (BUMN).

Dahlan berasal dari keluarga yang sangat miskin. Namun


kemiskinan ternyata bukan penghalang. “Hidup, bagi orang
miskin, harus dijalani apa adanya.” Begitu tuturnya kepada
penulis salah satu kisah hidupnya. Kemiskinan membuatnya
berjuang, kerja keras dan semangat pantang menyerah untuk
mencapai masa depan yang jauh lebih baik. Ada satu kisah sedih
yang membuatnya terpacu menjadi orang pandai, berkecukupan
secara finansial dan sukses. Kisah sedih itu adalah saat ibu Dahlan
terserang penyakit. Perutnya membesar. Karena keterbatasan
pengetahuan dan kemiskinannya, mereka tidak punya biaya
Kerelaan Hati Anda Mengubah Warna Hidup Mereka 87

untuk membawanya berobat sampai akhirnya sang ibu


berpulang. Saat dewasa Dahlan baru mengetahui bahwa penyakit
ibunya itu adalah sejenis kista yang dapat disembuhkan dengan
operasi sederhana saja. Hatinya sedih dan kecewa jika mengingat
kisah itu. Namun justru saat itu Dahlan bertekad agar kejadian
yang sejenis tidak terjadi lagi dalam kehidupannya. Dahlan Iskan
mempunyai impian untuk hidup lebih baik.

***

Now Everyone Can Fly. Pernah membaca slogan ini? Benar, itu
adalah salah satu iklan perusahaan penerbangan berbiaya rendah,
Air Asia. Berkat Air Asia lebih banyak masyarakat dapat
menggunakan transportasi pesawat terbang. Sebelumnya,
transportasi udara adalah transportasi mahal yang hanya dapat
dinikmati oleh masyarakat kelas tertentu saja. Siapakah sosok
dibalik Air Asia ini? Dia adalah Anthony Francis Fernandes atau
akrab disapa Toni Fernandes. Air Asia tadinya sebuah perusahaan
penerbangan yang nyaris bangkrut. Pengusaha asal negeri
tetangga yaitu Malaysia ini berhasil membuatnya menjadi
maskapai yang sangat menguntungkan. Toni Fernandes
sebenarnya tidak memiliki pengalaman apapun tentang
perusahaan penerbangan namun ia terus belajar dan berusaha
untuk maju. Dia mencermati hal-hal yang bisa dihemat, misalnya
hanya melayani rute penerbangan yang jarak tempuhnya pendek
sehingga kru pesawat tidak perlu menginap di hotel dan bisa
pulang tiap hari, mencari bandara yang sewanya tidak terlalu
mahal, menjual tiket pesawat dengan cara online untuk
menghemat ongkos cetak dan sewa counter.
88 DIA HADIR

Kini Air Asia telah menjadi maskapai yang patut diperhitungkan


di Asia Tenggara. Maskapai ini sekarang memiliki 10.000 kru
(sebelumnya hanya 200 kru) yang melayani lebih dari 30 juta
penumpang per tahun ( sebelumnya 250 ribu penumpang ). Tony
adalah contoh manusia yang memiliki visi kuat, dan didukung
oleh kerja keras, semangat pantang menyerah serta pemikiran
yang terpola dengan baik.

***

Dari kedua kisah inspiratif di atas, maka Seksi Pengembangan


Sosial Ekonomi (PSE) Paroki Regina Caeli (RC) berinisiatif
memancing motivasi dan impian dari para peserta program Ayo
Sekolah (AS) untuk berani mengungkapkan apa yang jadi cita-
cita dan impian mereka. Untuk itu Seksi PSE RC mengadakan
Lomba Menulis untuk para anak santun Ayo Sekolah (AS) yang
berdomisili di paroki tetangga, St. Philipus Rasul-Teluk Gong.
Peserta lomba diberi kebebasan untuk bercerita tentang mimpi
besar mereka. Mereka harus berani “menunjuk satu bintang”
sebagai lambang cita-cita yang ingin mereka gapai. Dari hasil
seleksi panitia, terpilihlah 16 karangan terbaik yang dibukukan
oleh Tim ASAK PSE-RC bertajuk Tunjuk Satu Bintang (TSB)
yang launchingnya diadakan di Gereja Regina Caeli pada hari
Minggu 10 Juni 2012 dan dimeriahkan oleh Samuel ‘AFI Junior’
Dharmawan.

Keberhasilan TSB-I bak suntikan semangat bagi awak PSE-RC.


Pada tahun 2013, kembali diadakan Lomba Menulis. Yang
membedakan adalah jumlah pesertanya meliputi 24 paroki yang
telah menjalankan program AS. Pemenangnya dipilih
berdasarkan kategori SD – SMP – SMA, masing-masing 3 orang
Kerelaan Hati Anda Mengubah Warna Hidup Mereka 89

pemenang dan seorang juara favorit. Launching buku TSB-II


diadakan pada tanggal 20 Juli 2013 di Aula Keluarga Kudus
Nazareth – Paroki RC yang dimeriahkan oleh artis serba bisa
Hudson Prananjaya atau yang lebih dikenal dengan nama
Hudson IMB dan kolaborasi antara Regina Caeli Children And
Youth Choir (RCCYC) dengan para anak santun dari Paroki
Kapuk - St. Philipus Rasul. Yang tidak kalah penting dan menarik
adalah kehadiran seorang Melly Kiong untuk berbagi
pengalamannya kepada umat Regina Caeli serta para undangan
dari 24 paroki yang menjalankan Program AS. Sore itu Melly
Kiong membawakan seminar dengan tema “Key to UNLOCK
the Challenge of Todays Parenting Problems”. Selain sebagai
pembicara seminar mindful parenting, beliau juga adalah penulis
buku seputar cara mendidik anak; buku-buku tersebut telah
berhasil menjadi best seller.

Buku TSB baik TSB-I ataupun TSB-II dijual kepada umat Regina
Caeli. Diharapkan umat bersedia menyumbangkan paket buku
TSB untuk para anak santun Program AS yang kini jumlahnya
sudah hampir mencapai 2000 anak, yang tersebar di 24 paroki di
KAJ. Buku ini diharapkan dapat memotivasi semangat mereka
untuk masa depan yang lebih baik. Demikianlah sekelumit kisah
dari Paroki Regina Caeli dalam menjalankan program ASAK.
Semoga para anak santun semakin berani menunjuk satu
bintangnya!

Ursulla Ann
90 DIA HADIR

KERELAAN HATI ANDA MENGUBAH WARNA HIDUP


MEREKA | Hati Kudus
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

JALAN-JALAN
DENGAN KAKAK ASAK

K alau dengar ASAK, mungkin yang terlintas adalah kegiatan


pelatihan, pembinaan dan bantuan pendidikan. Namun Tim
ASAK Paroki Kramat, Hati Kudus, berusaha mengakrabkan anak-
anak santunnya dengan kegiatan yang lebih fun. Jalan-jalan
sambil belajar menjadi salah satu kegiatannya.

Dalam rangka bersenang-senang setelah ulangan umum, Tim


ASAK Paroki Kramat mengajak anak-anak santun untuk jalan-
jalan ke Monas dan Museum Gajah pada tanggal 22 Desember
2012 yang lalu. Anak-anak santun terlihat sangat antusias
mengikuti kegiatan ini. Dari 18 anak santun yang ikut aktifitas
ini, ternyata sebagian besar baru pertama kali mengunjungi
Museum Nasional yang lebih dikenal dengan nama Museum
Gajah ini. Sayangnya, rombongan kami tidak mendapatkan
bantuan pemandu wisata dari museum karena museum sedang
banyak rombongan lain. Meski demikian, semua peserta
menikmati melihat berbagai hal baru yang dapat ditemui di sana
dan tidak ketinggalan, mereka juga sangat menikmati sesi foto
bersama di beberapa tempat yang cukup unik. Tiga jam kami
habiskan untuk mengelilingi museum ini termasuk melihat-lihat
koleksi di gedung barunya.
Kerelaan Hati Anda Mengubah Warna Hidup Mereka 91

Tujuan selanjutnya adalah Monumen Nasional atau yang lebih


dikenal dengan Monas. Tempat wisata ini juga jadi pengalaman
baru bagi banyak peserta. Hampir semua peserta, baik anak
santun ASAK maupun pengurus, belum pernah masuk ke dalam
monumen ini. Tidak heran, semua peserta sangat antusias dengan
cerita-cerita yang disampaikan oleh pemandu di sana. Tapi
sayang, karena panjangnya antrian untuk naik ke puncak Monas,
kami tidak bisa naik dan melihat pemandangan Jakarta dari
puncaknya.

Rencananya setelah makan siang, akan ada beberapa permainan


untuk acara keakraban dan kegiatan menulis ucapan terima kasih
untuk ibu mereka, karena hari itu bertepatan dengan hari Ibu.
Namun karena hujan deras yang turun tiba-tiba, jalan-jalan hari
itu harus berakhir lebih cepat dari yang direncanakan. Meski
demikian, semua peserta sangat menikmati pengalaman baru
yang mereka dapatkan hari itu, bisa refreshing sambil belajar hal-
hal baru, termasuk hujan-hujanan dengan teman.

Di lain kesempatan, kami juga mengajak anak santun ASAK


untuk jalan-jalan ke Kebun Darling (Sadar Lingkungan) yang
terletak di Pamulang. Banyak hal baru yang dipelajari dan dialami
di sana, mulai dari bagaimana cara memisahkan dan mengelola
sampah, serta bagaimana membuat pupuk kompos di rumah.
Tidak ketinggalan semua peserta belajar untuk mendaur-ulang
sampah dengan membuat kerajinan tangan yang bisa mereka
kerjakan sendiri. Anak-anak santun juga terlihat sangat gembira
ketika mereka diajak untuk panen bawang merah. Acara kali ini
menjadi sangat berkesan karena mereka belajar untuk bersahabat
dengan alam sekitar mereka.
92 DIA HADIR

Jalan-jalan merupakan kegiatan yang diharapkan bisa menjadi


jembatan untuk mendekatkan pengurus dengan anak santun di
ASAK Paroki Kramat. Mengingat sebagian besar pengurus ASAK
masih berada di usia OMK, kegiatan ini juga menjadi refreshing
bagi pengurus di luar penatnya aktifitas sehari-hari. Memiliki
pengurus OMK menjadi tantangan tersendiri bagi Tim ASAK
Paroki Kramat. Kesibukan dan aktifitas yang cukup padat di luar
ASAK membuat kami harus sedikit berimprovisasi dalam
membantu para anak santun. Mengunakan media sosial dan surat
elektronik yang lebih akrab dengan dunia kerja kami merupakan
salah satu cara untuk tetap bisa berkontribusi di tengah-tengah
sibuknya aktifitas sehari-hari. Namun di lain pihak, karena
perbedaan usia yang tidak terlalu jauh dari para anak santun,
kami bisa lebih akrab dengan mereka. Kami selalu berusaha untuk
menjadi kakak yang membantu adik-adiknya dalam meraih cita-
cita mereka.Kami selalu berharap, semoga semakin banyak kakak
yang tergerak untuk membantu, agar semakin banyak adik yang
bisa menatap masa depan yang lebih cerah.

Rezza Regina Supriatin


Kerelaan Hati Anda Mengubah Warna Hidup Mereka 93

KERELAAN HATI ANDA MENGUBAH WARNA HIDUP


MEREKA | Maria Kusuma Karmel
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

KOIN CINTA
UNTUK GOTA MKK

P ada hari Minggu, tepatnya tanggal 27 Oktober 2013 menjadi


hari yang istimewa bagi keluarga besar Gerakan Orang Tua
Asuh (GOTA) Maria Kusuma Karmel (MKK) di Paroki Meruya.
Kami baru saja mendapatkan kado dari seorang anak yang
mengaku bernama Marcel, berupa celengan dengan tulisan yang
tertera jelas disampingnya: Untuk GOTA MKK. Rupanya di
bawahnya terselip sepenggal doa syukur: “Terima kasih Tuhan
Yesus karena Marcel dan Mama selalu diberi kesehatan. Amin.”

Kepenuhan cinta yang ada di dalam isi celengan itu, keping demi
keping membuat hati para pengurus GOTA MKK tersentuh haru.
Kepenuhan cinta kepada Tuhan Yesus inilah yang
memungkinkan Marcel untuk berbagi dengan saudaranya yang
kurang mampu. Diam-diam Marcel telah menghadirkan Tuhan
Yesus bagi mereka.

“Nemo dat quod non habet” – tiada seorang pun dapat memberikan
apa yang tidak dimilikinya. Marcel dan ibunya telah merasakan
kepenuhan cinta Tuhan Yesus melalui anugerah kesehatan yang
mereka terima. Tak banyak orang yang bisa mensyukuri bahwa
kesehatan adalah karya kasih dan anugerah pemberian Tuhan.
Kini Marcel memberikan apa yang dimilikinya yaitu celengan
uang jajannya.
94 DIA HADIR

Maka koin-koin cinta Marcel di dalam celengan selayaknya


dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan anak santun dan tidak
untuk kebutuhan lain. Semoga para anak santun menyadari benar
arti setiap baris doa yang melekat pada setiap keping koin cinta
Marcel. Kisah Marcel ini telah mengobarkan semangat pelayanan
para pengurus GOTA MKK. Terima kasih, Tuhan Yesus.

Tim GOTA MKK


Kerelaan Hati Anda Mengubah Warna Hidup Mereka 95

KERELAAN HATI ANDA MENGUBAH WARNA HIDUP


MEREKA | St. Yoseph
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

SOUL MIND SYNERGY TRAINING


KOMITMEN, KETULUSAN DAN
TANGGUNGJAWAB

B
erawal dari kongkow-kongkow pengurus ASAK dari beberapa
Paroki yang berujung pada kesamaan pengalaman di dalam
menjalankan Gerakan ASAK di masing-masing Paroki bahwa
banyak anak santun yang kurang percaya diri, pendiam,
cenderung menutup diri, rendah diri, kurang bisa berkomitmen
dan bertanggung jawab. Atas kesamaan pengalaman tersebut
maka muncul-lah ide untuk membuat suatu kegiatan bersama
antar Paroki ASAK (Ayo Sekolah Ayo Kuliah).

Setelah mengadakan 3 kali pertemuan kecil antar pengurus ASAK


maka diputuskan untuk mengadakan kegiatan bersama training
Soul Mind Synergy pada tanggal 21-22 Desember 2013 bertempat
di aula Gereja St. Bonaventura, Paroki Pulomas. Training ini
diikuti oleh anak santun usia SMA sampai dengan kuliah dari 8
Paroki yaitu Paroki Taman Galaxi - St. Bartolomeus, Paroki
Pulomas - St. Bonaventura, Paroki Danau Sunter - St. Yohanes
Bosco, Paroki Sunter - St. Lukas, Paroki Cempaka Putih - St.
Paskalis, Paroki Bekasi Utara - Santa Clara, Paroki Kramat - Hati
Kudus, Paroki Matraman - St. Yoseph dengan total peserta 90
anak.

Hari pertama training terlihat banyak sekali anak-anak yang


masih canggung dan kaku. Mereka duduk berkelompok dengan
96 DIA HADIR

teman-teman se-Parokinya. Tetapi sedikit demi sedikit suasana


mulai mencair. Mereka dapat membaur dengan teman-teman
baru mereka dari Paroki lain. Mereka diajak duduk per kelompok
untuk sharing dan berdiskusi. Mereka diajarkan bahwa “Hidup
ini adalah sebuah pertandingan! Tugas kita adalah
memenangkannya dan pengendalian pikiran adalah salah
satunya cara untuk menang”. Satu per satu mereka diharuskan
untuk maju ke depan, berani berbicara di depan teman-temannya
dalam bentuk sharing maupun dalam bentuk permainan. Hal ini
dimaksudkan untuk memberikan dorongan agar mereka lebih
percaya diri. Mereka diajarkan pula untuk tetap tersenyum dalam
menghadapi berbagai masalah dan mereka juga diajarkan untuk
mengendalikan hal-hal negatif seperti kesombongan diri, keras
kepala, iri hati, munafik, dengki, pendendam dan egoisme yang
dapat mendominasi pikiran. Training hari pertama ditutup
dengan sesi Bunda, anak-anak diajak untuk merenungkan apa
yang telah mereka perbuat dan lakukan terhadap orang tua
mereka. Apakah mereka bangga terhadap orang tua mereka,
perbuatan apakah yang sudah lama tidak mereka lakukan kepada
orang tua mereka, apakah mereka sudah lama tidak memeluk
ibu mereka dan berkata “Aku sayang ibu”. Mereka diajak untuk
berbuat dengan perbuatan nyata, bukan hanya dengan kata-kata
dan selepas pulang ke rumah masing-masing mereka diharuskan
untuk melakukan sesuatu yang mereka sudah lama tidak lakukan
terhadap orang tua masing-masing.

Hari kedua training anak-anak diajarkan cara untuk berfikir


secara positif yaitu dengan pengendalian pikiran yang dapat kita
ciptakan setiap saat sesuka kita dengan ketulusan menerima.
Sebagai bentuk pemahaman selama training, para peserta dibagi
Kerelaan Hati Anda Mengubah Warna Hidup Mereka 97

per kelompok dan per kelompok tersebut diminta untuk


mempresentasikan apa yang mereka dapat selama mengikuti
training 2 hari ini dalam bentuk sebuah drama. Terlihat mereka
semakin kompak, semakin percaya diri dan semakin berani
tampil meskipun mereka baru mengenal teman barunya selama
2 hari training.

Banyak perubahan yang terjadi di dalam diri anak-anak kami


setelah mengikuti training ini. Beberapa orang tua anak santun
sempat kebingungan melihat anaknya berubah secara positif
setelah mengikuti training ini. Bagaimana pun juga, anak-anak
yang telah mengikuti training selama 2 hari ini, semua pulang
sebagai seorang pemenang dan mereka semua adalah generasi
penerus Gereja Katolik.

Bernardus Budy Sunartyo


98 DIA HADIR

KERELAAN HATI ANDA MENGUBAH WARNA HIDUP


MEREKA | Maria Kusuma Karmel
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

BERBAGI KASIH
DENGAN SEKELILING

G erakan Orang Tua Asuh (GOTA) Paroki Meruya, Maria


Kusuma Karmel atau dikenal dengan GOTA MKK
diluncurkan beberapa waktu yang lalu oleh berbagai pihak yang
peduli terhadap pengembangan generasi muda kita. Pada saat
diluncurkan, saya merupakan salah satu dari sekian banyak umat
yang langsung bereaksi dengan mendaftarkan diri sebagai orang
tua asuh, bahkan saya langsung mentransfer dana kewajiban
bayar saya. Banyak alasan yang dilakukan oleh orang tua asuh
dalam mengambil keputusan untuk mengikuti program tersebut.
Saya pun juga memiliki alasan tersendiri untuk hal tersebut.

Pendidikan, terlebih lagi di Indonesia, merupakan sarana yang


paling efektif dalam meningkatkan derajat sosial seseorang.
Istilah kerennya, pendidikan merupakan sarana terjadinya
mobilitas vertikal. Di tempat saya bekerja, sebuah bank yang
ATM-nya banyak anda temui di pusat-pusat keramaian, saya
menandai demikian banyak karyawan dari tingkat yang terendah
sampai dengan tingkat tinggi, yang merasakan pencapaian
jenjang yang terjadi terutama dilandasi oleh pendidikan yang
ditempuhnya. Banyak dari mereka yang berasal dari keluarga
miskin atau maksimal “biasa-biasa saja”. Namun pendidikan
yang telah mereka tempuh memungkinkan mereka menapaki
Kerelaan Hati Anda Mengubah Warna Hidup Mereka 99

jenjang karier bahkan sampai pada karier yang tertinggi. Hal


tersebut juga banyak terjadi pada perusahaan-perusahaan lain.
Dengan kata lain yang lebih lugas, pendidikan merupakan sarana
yang penting bagi pengentasan kemiskinan. Itulah sebabnya,
peran sebagai orang tua asuh sebagaimana yang digalang oleh
GOTA MKK sungguh mulia, karena tidak hanya sekedar berbagi
kasih, tetapi mereka memberikan kemungkinan bagi terjadinya
mobilitas vertikal tersebut.

Secara pribadi, langkah yang saya ambil tersebut juga berkaitan


erat dengan sejarah masa lampau yang juga mengalami
pembebasan uang sekolah oleh Kepala Sekolah saya, Suster
Gaudentia. Saya sungguh merasakan bahwa langkah yang telah
beliau ambil tersebut memungkinkan saya akhirnya bisa
menapaki perjalanan hidup saya menjadi lebih baik sampai saat
ini. Inilah yang menyebabkan saya memiliki keinginan, tentunya
dalam kapasitas saya, untuk bisa membantu mereka yang
mengalami kesulitan pendidikannya karena keterbatasan
keuangan. Ini pulalah yang membuat saya demikian aktif
mengembangkan Learning Service ditempat saya bekerja yang
menyumbangkan hasilnya sepenuhnya untuk pemberian
beasiswa. Demikian juga dengan program beasiswa umat
keluarga Katolik Indonesia di Washington maupun kota-kota lain
di Amerika Serikat ke Yogyakarta dan Flores beberapa tahun yang
lalu.

Dengan adanya GOTA MKK, kita memiliki kesempatan berbagi


kasih dengan umat yang berada di sekeliling kita. Semoga
semangat ini tetap hidup di hati kita semua.

Cyrillus Harinowo
100 DIA HADIR

KERELAAN HATI ANDA MENGUBAH WARNA HIDUP


MEREKA | St. Yohanes Bosco
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

EDU FAIR ASAK

E du Fair “Ayo Kuliah 2014” yang diselenggarakan pada tanggal


22 September 2013, merupakan upaya Seksi Pendidikan Paroki
Danau Sunter, Santo Yohanes Bosco untuk mempersembahkan
informasi dan peluang kuliah dari perguruan tinggi berkualitas
yang bekerja sama dengan ASAK. Perguruan tinggi yang ikut
berpartisipasi dalam acara tersebut adalah Unika Atma Jaya,
Kwik Kian Gie School of Business, Akademi Sekretaris dan
Manajemen Don Bosco - Pulomas, Bina Nusantara University,
Kalbis Institute - Pulomas. Edu Fair ini dilakukan dengan
menggelar serta memberikan info tentang serba-serbi perguruan
tinggi peserta dengan presentasi masing-masing perguruan tinggi
yang berisi: sejarah berdirinya, visi & misi, fakultas & program
studi yang diadakan dengan pertimbangan akan kebutuhan
tenaga lulusannya di masyarakat, keunggulan-keunggulan,
sarana dan prasarana serta kualifikasi tenaga pengajar juga
pengadaan program-program unggulan seperti beasiswa,
pengembangan keahlian serta kemungkinan income yang akan
didapat dari lulusan masing-masing perguruan tinggi.
Pelaksanaan edu fair dengan cara / model ini, secara khusus
menjadi hal yang baru pertama kali diselenggarakan oleh ASAK
(di KAJ).
Kerelaan Hati Anda Mengubah Warna Hidup Mereka 101

Dalam acara ini diharapkan anak-anak santun, orang tua dan


pengurus ASAK dapat menggali informasi seputar fasilitas
pendidikan, fakultas/jurusan/bidang studi/lain-lain dari
perguruan tinggi yang bekerja sama dengan gerakan ASAK,
konsultasi/konseling dan registrasi untuk mengikuti tes masuk
di perguruan tinggi yang hadir. Harapan dari pengurus ASAK
Santo Yohanes Bosco mengadakan acara ini adalah agar anak-
anak santun mempunyai dorongan untuk melanjutkan kuliah
agar dapat mempunyai masa depan yang lebih baik. Dan
diharapkan mereka dapat melanjutkan studi ke institusi
pendidikan yang berkualitas, sehingga waktu dan uang yang
dikeluarkan dalam menjalani studi dapat memberikan bekal
pengetahuan (knowledge) dan kemampuan (skills), serta atribut
positif lainnya seperti jaringan (link), sikap (attitude) orang
berpendidikan dan lain-lain. Perguruan tinggi yang bersedia
bekerja sama dengan gerakan ASAK ini, selain mempunyai latar
belakang dan reputasi yang berkualitas dalam dunia pendidikan,
memberikan keringanan biaya pendidikan yang sangat
membantu anak santun / orang tua dan para pengurus ASAK.

Guna memberikan informasi kepada anak-anak santun dan orang


tua untuk acara edu fair ini, panitia menyebarkan spanduk di
beberapa paroki yang bersedia untuk memasangnya di gereja
masing-masing beberapa minggu sebelum acara dilaksanakan.

Registrasi untuk acara dilakukan mulai pukul 12:30, acara dibuka


oleh Agnes Soerjana selaku Ketua Panitia, dilanjutkan sambutan
dari Antonius Sukirdi (Ketua Seksi Pendidikan Santo Yohanes
Bosco), pembekalan dari Justinus Yanto Wibisono (Komisi PSE
KAJ/inisiator gerakan ASAK), pesan dari Pastor Onny,SDB (dari
Santo Yohanes Bosco), dan dilanjutkan presentasi masing-masing
102 DIA HADIR

perguruan tinggi, dengan jatah waktu 30 menit. Di sela-sela acara


tersebut disediakan snack dan door prize berupa mug “we can
change” ASAK Bosco, buku “Tunjuk 1 Bintang 2” dari ASAK
Regina Caeli, dan suvenir dari beberapa perguruan tinggi yang
berpartisipasi.

Acara berakhir sekitar pukul 17.00 dengan berakhirnya


konsultasi/konseling anak santun/orang tua/pengurus ASAK
dengan wakil dari masing-masing perguruan tinggi yang hadir.
Pembatasan waktu acara dilakukan untuk mengantisipasi
masalah parkir dan daya listrik yang tersedia, sebab ada misa
pukul 18.00.

Edu fair yang dilaksanakan di Aula Mazarello, gereja Santo


Yohanes Bosco – Sunter ini, mengundang juga pengurus dan
anak-anak santun dari paroki-paroki lain yang berdekatan. Paroki
yang diundang dan ikut berpartsipasi adalah sebagai berikut:
Paroki Tebet – Fransiskus Asisi (12 orang), Paroki Ciledug –
Bernadeth (7 orang), Paroki Cempaka Putih – Paskalis (tidak ada
yang hadir), Paroki Kramat - Hati Kudus (8 orang), Paroki
Pulomas – Bonaventura (1 orang), Paroki Katedral (5 orang),
Paroki Grogol – Kristoforus (3 orang), Paroki Pejompongan –
Kristus Raja (2 orang), Paroki Bintaro – Maria Regina (1 orang),
Paroki Blok Q – Maria Ratu (4 orang), Paroki Bekasi Utara – Clara
(13 orang), Paroki Sunter – Lukas (tidak ada yang hadir), Paroki
Matraman – Yoseph (4 orang), pengurus-pengurus ASAK paroki
sekitar (27 orang), dan Paroki Danau Sunter, Santo Yohanes Bosco
(17 orang), atau total 102 orang.

Salah satu indikator umpan balik dari edu fair ini, dapat terlihat
dari data Seksi Pendidikan Santo Yohanes Bosco ada beberapa
Kerelaan Hati Anda Mengubah Warna Hidup Mereka 103

anak santun yang hadir pada saat acara sudah terdaftar sebagai
mahasiswa dari perguruan tinggi yang hadir pada saat edu fair
“Ayo Kuliah 2014”. Selain hal tersebut, ada hasil positif lainnya,
beberapa pengurus ASAK di sela-sela acara sempat melontarkan
gagasan untuk bekerja sama di waktu mendatang dengan
membuat kegiatan bersama, maka terealisasi acara Soul Mind
Synergy di Santo Bonaventura-Paroki Pulomas; sejak itu
terbentuk kerja sama lintas paroki sekitar yang terdiri dari 8
paroki: Paroki Danau Sunter, Santo Yohanes Bosco; Paroki Sunter,
Santo Lukas; Paroki Pulomas, Santo Bonaventura; Paroki
Matraman, Santo Yoseph; Paroki Bekasi Utara, Santa Clara; Paroki
Cempaka Putih, Santo Paskalis; Paroki Taman Galaxy, Santo
Bartolomeus; dan Paroki Kramat, Hati Kudus.

Acara semacam edu fair ini memberikan manfaat yang positif


dan seharusnya dilakukan setiap tahun secara rutin dengan
waktu yang tepat, dan penyelenggaraannya dapat dilakukan
secara bergilir.

Rico Lesmana
104 DIA HADIR

KERELAAN HATI ANDA MENGUBAH WARNA HIDUP


MEREKA | Maria Kusuma Karmel
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

DARI UJUNG UTARA SUMATRA


BERKARYA DALAM KETERBATASAN

K ongregasi kami mulai bekerja di Sumbul sejak Tahun 2000,


kami bekerja di bidang kesehatan, pendidikan, pastoral paroki,
pastoral sosial dll. Sejak awal keberadaan kami disini, atas
permintaan yang mendesak dari masyarakat setempat, dengan
segala keterbatasan sarana dan prasarana, para Suster memberi
pelayanan kesehatan, pendidikan untuk anak – anak dan pastoral
sosial yaitu asrama.

Sumbul adalah kecamatan yang berada di kabupaten Dairi


Sumatra Utara. Mata pencaharian penduduk mayoritas bertani,
sehingga perekonomian masyarakat masih sangat rendah, dan
mempengaruhi tingkat pendidikan masyarakat, walaupun para
orangtua sebenarnya sangat ingin menyekolahkan anaknya
ditempat yang bermutu, serta memasukkan anaknya ke asrama
supaya pendidikannya semakin terbantu dan menjadi pribadi
yang baik. Namun karena situasi ekonomi yang tidak memadai,
orang tua kesulitan untuk mewujudkan keinginannya, sementara
kami ingin membantu mereka, tapi kami juga kesulitan dana
untuk memasukkan mereka tinggal di asrama. Juga ada
kekhawatiran orangtua untuk memasukkan mereka di tempat
kos, apalagi saat ini situasi lingkungan sosial kurang mendukung
untuk anak tinggal ditempat kos, maka harapan masyarakat ini
tidak sepenuhnya dapat terlaksana karena kemampuan kami juga
Kerelaan Hati Anda Mengubah Warna Hidup Mereka 105

terbatas, maka kami para suster berusaha membantu mereka


dengan cara mencarikan tambahan dana untuk anak – anak TK
dan anak asrama.

Dari sekian banyak anak TK, banyak yang kurang mampu untuk
membayar uang sekolah padahal sudah termasuk ringan
dibandingkan sekolah lain karena perekonomian yang kurang
memadai; padahal pendidikan anak – anak di usia dini sangatlah
penting. Oleh karena itu sekolah memberikan keringanan kepada
mereka, agar bisa mengikuti pendidikan anak usia dini sesuai
program pemerintah. Untuk itu sekolah (kami para suster)
berusaha untuk mencarikan tambahan dana untuk anak – anak
yang kurang mampu, begitu juga untuk anak asrama yang kami
bina, yang semuanya dari keluarga yang kurang mampu. Untuk
memenuhi pembayaran uang asrama kami berusaha mencari
tambahan dana untuk kebutuhan mereka, karena mereka semua
punya semangat untuk bersekolah. Hal inilah yang mendorong
kami untuk berusaha dan menolong mereka, dengan mencari cara
bagaimana supaya mereka dapat melanjutkan sekolahnya dan
tinggal di tempat yang lebih nyaman yaitu di asrama. Karena
pelayanan kami bertujuan untuk:

♦ Meningkatkan tingkat pengetahuan anak dan tempat yang


nyaman bagi anak.
♦ Memberi kesempatan kepada semua anak untuk bisa sekolah
dan mendapat tempat yang nyaman bagi anak remaja.
♦ Menyediakan sarana pendidikan dan tempat yang nyaman
untuk berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.

Melihat kebutuhan masyarakat di wilayah sumbul ini, maka


Kongregasi kami berusaha untuk menjawab kebutuhan
106 DIA HADIR

masyarakat tersebut dengan bantuan dana rutin dari program


GOTA/ ASAK Paroki “Maria Kusuma Karmel” untuk beberapa
anak yang kami usulkan. Akhirnya kami para Suster Carmelitas
Sumbul, hanya bisa mengucapkan banyak terimakasih atas semua
pihak yang telah membantu karya pelayanan kami di Sumbul,
semoga Tuhan yang membalas segala kebaikan dan perhatian
Bapak/Ibu dan Saudara/saudari. TUHAN MEMBERKATI.

Para Suster Hermanas Carmelitas (H. Carm)


Kerelaan Hati Anda Mengubah Warna Hidup Mereka 107

KERELAAN HATI ANDA MENGUBAH WARNA HIDUP


MEREKA | St. Paskalis
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

MEMBENTUK
PAHLAWAN KELUARGA

G erakan Ayo Sekolah Ayo Kuliah (ASAK) sebenarnya bukan


hanya sekedar gerakan memberikan beasiswa kepada anak-
anak, yang secara kebetulan berasal dari keluarga yang kurang
mampu secara ekonomi. Lebih dari itu gerakan ASAK sebenarnya
merupakan gerakan memutus lingkaran setan kemiskinan. Siapa
yang menjadi jagoan pemutus lingkaran setan kemiskinan?
Mereka adalah anak-anak santun gerakan ASAK.

Menghantarkan anak-anak santun menjadi jagoan pemutus


lingkaran setan kemiskinan di lingkungan keluarganya,
merupakan wilayah pembinaan ASAK. Pembinaan ASAK
menjadi demikian penting, karena tanpa pembinaan yang tepat
maka gerakan ASAK sebagai gerakan pemutus lingkaran setan
kemiskinan akan sulit diwujudkan.

Pengertian

Makna kata pembinanan adalah sebuah usaha, tindakan, dan


kegiatan yang dilakukan secara efektif dan efisien guna
memperoleh hasil yang lebih baik. Sesuai dengan makna kata
pembinaan tersebut, maka pembinaan bagi anak-anak santun bisa
diartikan sebagai upaya yang dilakukan pengurus ASAK untuk
membentuk anak-anak santun menjadi anak-anak yang (1)
108 DIA HADIR

Mempunyai prestasi akademis yang bagus; (2) Mempunyai


karakter yang sesuai dengan iman Katolik. Dengan mempunyai
prestasi akademis dan karakter yang kuat, maka diharapkan
anak-anak santun mampu menjawab tantangan jaman.

Pembinaan ASAK Dalam Menjawab Tantangan Jaman

Tantangan yang dihadapi generasi muda tidak bisa dijawab


hanya dengan kecerdasan intelektual saja, namun juga harus
dijawab dengan kecerdasan emosional dan kecerdasan spriritual.
Karena peserta ASAK saat ini terbatas dari kalangan Katolik,
maka anak-anak tersebut harus dibina agar menjadi anak-anak
yang cerdas intelektual dalam spritual Katolik (yaitu cerdas
intelektual dalam terang Kristus). Tantangan ke depan akan
semakin membingungkan bagi para generasi muda karena hanya
orang-orang yang mempunyai kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosional, dan kecerdasan spritual-lah yang benar-benar akan
bisa menghadapi tantangan jaman dengan selamat (diselamatkan
dan menyelamatkan). Keselamatan yang disabdakan oleh Kristus
harus diperjuangkan, tidak bisa diperoleh begitu saja. Perjuangan
anak-anak ASAK untuk mendapatkan keselamatan dalam hidup
mereka harus dilakukan dengan cerdas secara intelektual dalam
terang Kristus.

Mengenali Anak Santun

Sebagaimana Kristus sendiri bersabda: “Akulah gembala yang baik


dan aku mengenal domba-dombaku dan domba-dombaku mengenal
Aku”, maka pembinaan anak-anak peserta ASAK bisa juga
dimaknai sebagai penggembalaan domba-domba. Sang Gembala
harus benar-benar mengenali domba-dombanya dan domba-
Kerelaan Hati Anda Mengubah Warna Hidup Mereka 109

domba tersebut harus juga mengenal Sang Gembala dengan baik.


Benar-benar mengenali domba-dombanya bagi Sang Gembala,
dalam hal ini pengurus ASAK, adalah mengenali 3 aspek dari
anak-anak santun, yaitu:

-- Aspek Ekonomi
Anak santun yang menjadi peserta ASAK, bisa dipastikan
mempunyai masalah ekonomi. Sebenarnya masalah ekonomi
ini merupakan masalah orangtua mereka, namun sebagai anak
suka atau tidak suka mereka harus ikut menanggung masalah
ini. Pengurus ASAK (tim pembina) harus mempertimbangkan
masalah ekonomi yang dihadapi anak santun. Mengenali
dengan baik masalah ekonomi keluarga si anak santun sangat
penting, karena informasi ini akan menjadi bahan untuk
membuat keputusan bagaimana model atau cara pembinaan
yang akan diberikan kepada si anak santun. Tidaklah mungkin
melaksanakan pembinaan kepada anak santun tanpa
memperhatikan masalah ekonominya.

-- Aspek Sosial
Masalah sosial dapat dipastikan berkaitan dengan masalah
ekonomi. Bagi keluarga-keluarga yang mempunyai masalah
ekonomi, maka pasti mempunyai masalah sosial. Semakin
parah kondisi ekonomi keluarga, maka akan semakin parah
masalah sosial yang dihadapi keluarga tersebut. Dan pasti
akan berdampak pula pada situasi sosial anak santun.
Masalah-masalah sosial yang ada antara lain adalah situasi
dan kondisi lingkungan tempat tinggal, kesehatan keluarga,
keharmonisan hubungan orang tua, yang semuanya tidak
110 DIA HADIR

mendukung tumbuh kembangnya kecerdasan intelektual dan


iman Katolik anak santun.
Pengurus ASAK (khususnya tim pembina) harus benar-benar
mengenali masalah-masalah sosial yang dihadapi atau yang
melingkupi si anak santun, karena masalah-masalah ini sangat
berkaitan dengan pola-pola pembinaan apa dan bagaimana
yang sesuai untuknya.

-- Aspek Personality Anak Santun


Seringkali perilaku anak santun tidak sesuai dengan yang
seharusnya atau standar perilaku yang diharapkan pembina.
Perilaku-perilaku ini merupakan hasil dari pola pendidikan
yang didapatkan si anak santun dari orangtuanya yang
kebetulan mempunyai masalah sosial. Bisa juga merupakan
hasil dari interaksi sosial anak santun dengan lingkungannya.
Perilaku-perilaku ini kemudian membentuk kepribadian dan
karakter anak santun. Tim pembina ASAK harus bisa
mengenali dengan baik kepribadian dan karakter anak santun,
karena dengan benar-benar mengenal maka bentuk-bentuk
pembinaan untuk anak santun baru bisa lakukan dengan tepat.

Ketiga aspek di atas (selanjutnya disebut ESP) seyogyanya benar-


benar dikenali oleh tim pembina karena akan menjadi dasar
penyusunan desain pembinaan macam apa yang harus dilakukan.

Di pihak, anak santun mengenali dengan baik setiap pengurus


ASAK (tim pembina) menjadi penting juga. Sebagai anak santun
yang sedang bergulat melepaskan keluarga dan dirinya dari
belenggu ESP, seyogyanya juga mengenal pengurus (tim
pembina), sebagai partner dalam perjuangan melepaskan
Kerelaan Hati Anda Mengubah Warna Hidup Mereka 111

belenggu ESP. Bukan mengenalnya sebagai pihak yang selalu siap


menolong manakala ada masalah ekonomi (uang). Apabila
pengurus (tim pembina) hanya dikenal sebagai pihak yang selalu
siap mengucurkan uang, maka pembinaan apapun yang
dilakukan oleh pengurus (tim pembina) tidak akan ada hasilnya.

Arah Pembinaan

Dalam Pembinaan anak santun, prinsip bahwa orang tua mereka


tetap sebagai penanggung jawab utama atas bimbingan dan
pembinaan anak-anaknya, harus selalu dipegang. Tim pembina
tidak boleh mengambil alih tanggung jawab tersebut, maka arah
pembinaan dan bimbingan ASAK harus diarahkan ke 2 sasaran
yaitu (1) Diarahkan ke orangtua; (2) Diarahkan ke anak santun.

Pembinaan untuk Orangtua Anak Santun

Maksud dan tujuan pembinaan para orangtua anak santun adalah


memberi bekal para orangtua dengan pengetahuan dan
ketrampilan membina dan membimbing anak-anak mereka
dalam pencapaian prestasi akademis dan pembentukan karakter.
Dengan adanya pembinaan untuk para orangtua, diharapkan
terjalin sebuah komunikasi yang baik antara pengurus dengan
orangtua. Alhasil segala upaya pembinaan yang dilakukan
pengurus untuk anak-anak akan mendapatkan penguatan lagi
oleh orangtua masing-masing di rumah.

Pembinaan Anak Santun

Maksud dan tujuan pembinaan anak santun adalah agar mereka


dapat mencapai prestasi akademis yang tinggi dan membangun
karakter yang sesuai dengan iman Katolik. Upaya-upaya yang
112 DIA HADIR

dilakukan untuk mencapai 2 tujuan tersebut adalah dengan


melaksanakan bimbingan belajar yang dilakukan oleh
sukarelawan dari umat paroki dan secara berkala dilakukan
pelatihan-pelatihan character building untuk remaja.

Jenis-jenis Kegiatan Pembinaan

-- Memilih dan menetapkan kegiatan pembinaan untuk orangtua


anak santun ASAK, harus mempertimbangkan:
♦ Bentuk kegiatan pembinaan: Sebaiknya bukan bentuk
ceramah, namun lebih baik berbentuk sharing kelompok.
♦ Tema dan topik: Sebaiknya diangkat dari kehidupan nyata
mereka dengan rujukan kitab suci, sehingga bisa
melahirkan kesadaran akan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai orangtua.
♦ Waktu dan durasi sharing kelompok: Sebaiknya dipilih hari
dan durasi yang tidak mengganggu jam produktivitas
mereka, sebab para orang tua anak santun pada umumnya
bekerja di sektor-sektor informal, dimana upah mereka
sangat berkaitan dengan hari kerja (upah dengan basis
harian). Kalaupun ada yang bekerja sebagai pedagang,
mereka pada umumnya pedagang kecil, yang omset
penjualannya sangat tergantung pada buka atau tutupnya
usaha mereka.
♦ Frekuensi kegiatan sharing kelompok: Sebaiknya bulanan
(1x sebulan).

-- Memilih dan menetapkan kegiatan pembinaan untuk anak


santun:
♦ Untuk meningkatkan prestasi akademis, maka dibentuk
kegiatan bimbingan belajar yang dipandu oleh ahlinya. Bisa
juga dilakukan oleh umat paroki, ini sangat tepat.
Kerelaan Hati Anda Mengubah Warna Hidup Mereka 113

♦ Untuk mengembangkan kecerdasan emosi yang sasarannya


membangun kemampuan sosial dan motivasi diri, bisa
dilakukan dengan bentuk pelatihan (training).
♦ Untuk mengembangkan kecerdasan spiritual yang
sasarannya adalah kemampuan memutuskan mana yang
baik/benar dan mana yang salah/tidak benar sesuai
dengan terang iman Katolik, bisa dipilih bentuk-bentuk
rekoleksi, retret, atau bentuk pelatihan lainnya.

Penutup

Anak-anak santun ASAK adalah “Pahlawan Keluarga”. Seorang


pahlawan yang bertugas melepaskan keluarga termasuk dirinya
sendiri dari belenggu ESP. Maka pembinaan dan bimbingan bagi
para pahlawan ini menjadi sangat penting. Masa depan bangsa
dan Gereja sangat bergantung pada mereka. Kita sambut
pahlawan-pahlawan ini dengan tepuk kemenangan. Amin.

Budi Sutedjo
114 DIA HADIR

[\
Saya tau mama sulit sekali menjawab pertanyaan saya
yang ingin kuliah.
Namun kasih ALLAH begitu besar, saya seorang tuna rungu
dari keluarga tidak mampu,
sekarang menjadi Sarjana Design Grafis dan Multimedia.
Saya percaya TUHAN lah yang membuat semua ini
menjadi mungkin, melalui uluran tangan
para penyantun ASAK yang tidak saya kenal.
Doaku senantiasa untuk para pengurus
dan penyantun ASAK yang budiman.

Aji Kurniawan

[\
Ajaib Tuhan, Ajaib Tuhan 115
116 DIA HADIR

AJAIB TUHAN, AJAIB TUHAN | St. Thomas Rasul


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

BELAJAR SAMPAI
KE NEGERI TIONGKOK

M impi untuk menguliahkan anaknya saja tidak pernah terpikir


oleh Rani, ibu dari Lydia. Lydia adalah seorang anak santun
dari program Ayo Sekolah Paroki Bojong Indah, Santo Thomas
Rasul (Sathora). Keluarga Lydia tinggal di sebuah rumah
kontrakan tidak jauh dari Gereja Sathora. Lydia aktif mengikuti
koor Lingkungan dan pembinaan anak-anak Bina Iman Remaja
(BIR) di gerejanya. Ayahnya, Andreas, adalah seorang pengemudi
sebuah perusahaan di Tanjung Priok. Setiap hari Andreas
berangkat dari rumahnya sekitar pukul 06.00 pagi dan pulang
larut malam.

Lydia alumni Ayo Sekolah diterima kuliah di jurusan akuntasi


Universitas Esa Unggul dan kini telah memasuki semester 5.
Lydia ternyata mampu meraih IPK 3,52 dan berhak menerima
beasiswa belajar di negari Tiongkok.

[\

Theresia Selviana adalah salah satu alumni anak santun program


Ayo Sekolah Sathora juga. Ia tinggal bersama keluarganya di
sebuah rumah kontrakan. Theresia, panggilan akrabnya,
mempunyai dua orang adik. Salah satu adiknya, Natasha, juga
Ajaib Tuhan, Ajaib Tuhan 117

anak santun program Ayo Sekolah yang saat ini duduk di bangku
SMP. Ayahnya bernama Tjhie Keem bekerja sebagai staf
pengantar barang komponen alat berat, sedangkan ibunya adalah
ibu rumah tangga biasa. Theresia pun aktif dalam pembinaan
anak-anak BIR di Gereja Sathora. Selain itu ia juga membantu
memberikan bimbingan belajar untuk adik-adik Ayo Sekolah di
Sathora.

Berkat semangat dan kerja kerasnya Theresia yang kuliah di


Universitas Esa Unggul berhasil meraih IPK 3,66 dan dia
mendapat beasiswa untuk melanjutkan studinya di negeri
Tiongkok.

[\

Lydia dan Theresia beserta keluarga merasakan kasih Tuhan yang


nyata hadir lewat gerakan Ayo Sekolah . Jika saat ini mereka
menerima, semoga kelak mereka bisa memberi sekaligus menjadi
saluran berkat bagi sesama yang membutuhkan.

SURAT DARI NANJING

Shalom teman- teman yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus.

Minggu lalu kami sempat mengobrol melalui WhatsApp (WA) dengan


Om Yanto. Lalu Om Yanto meminta kami menulis kabar dari Nanjing,
Tiongkok tempat dimana kami kuliah saat ini. Sungguh anugerah Tuhan
yang paling hebat buat kami berdua karena bisa kuliah di sini. Buat
orang tua kami, membiayai kuliah di Jakarta saja susah, apalagi sampai
ke Nanjing.
118 DIA HADIR

Banyak hal yang luar biasa terjadi pada kami, mulai dari mengurus
dokumen ke Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), mengurus
paspor, dan lain-lain hingga mempersiapkan mental. Untungnya kami
berdua telah saling kenal, berkat dukungan dan motivasi om serta tante
pengurus Ayo Sekolah Sathora memantapkan langkah kami menatap
masa depan.

Tiba di Nanjing malam hari. Esoknya kami pergi belanja kebutuhan


sehari-hari. Tidak lupa kami membeli ember dan gayung, karena…
hmmm kamar mandi dan WC-nya, minta ampun. Beruntung kami
sekamar berdua. Di penginapan dan di kampus, kami bertemu dengan
teman-teman baru dari berbagai negara: India, Korea, Inggris, Perancis,
Nepal, Uganda, Afrika Selatan, dan lain-lain. Sungguh menakjubkan
buat kami. Kami melanjutkan kuliah di sini karena kami mendapatkan
beasiswa double degree yang diberikan oleh pemerintah Indonesia melalui
Universitas Esa Unggul.

Teman-teman, sebenarnya kami ingin membuktikan bahwa Tuhan baik


bagi semua orang yang percaya pada-Nya. Tidak akan kami sia-siakan
semua berkat ini. Terima kasih Tuhan kami yang luar biasa. Terima
kasih Depdiknas dan Universitas Esa Unggul. Terima kasih om dan
tante pengurus Ayo Sekolah Sathora yang tidak kenal lelah membantu
kami semua. Terima kasih para penyantun dan donatur Ayo Sekolah.
Terima kasih Romo, orang tua kami dan semua orang yang mendukung
kami. Tinggal satu tahun lagi kami akan selesai kuliah. Tekad kami adalah
memberi yang terbaik. Doa kami selalu untuk orang-orang yang telah
menanamkan kebaikan bagi kami semua.

Lydia dan Theresia


Ajaib Tuhan, Ajaib Tuhan 119

AJAIB TUHAN, AJAIB TUHAN | St. Barnabas


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

SEKEDAR BERMIMPI
ATAU KARUNIA TUHAN

D i suatu siang yang terik, Ria, penerima beasiswa BINUS,


mendatangi kantor ASAK di deretan Ruko Pamulang Permai
menemui relawan ASAK yang bertugas. Apa yang hendak
disampaikan? Rupanya Ria ingin menyampaikan terima
kasihnya. Dan bukan hanya itu, sebagian uang hasil magang di
BINUS, yang sebenarnya juga tidak berlebihan, disumbangkan
kembali kepada teman-teman lain yang membutuhkan. Ria
terpilih dari sekitar 20 orang pelamar untuk mendapatkan
beasiswa penuh dari BINUS. Pada program beasiswa itu dia
sekaligus mendapatkan kesempatan untuk bekerja/magang di
kampus.

Berikut tulisan Ria Ekasari.

Tetapi Tuhan Allah menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat
noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung
batu karena kau tahu, bahwa aku tidak mendapat malu. (Yesaya
50:7)

Hari yang tidak pernah saya lupakan dalam hidup saya adalah
ketika launching program Ayo Sekolah Ayo Kuliah (ASAK) Paroki
Pamulang, Santo Barnabas. Saat itu saya ikut membantu menjadi
petugas dalam acara tersebut, belum ada dibenak saya jika saya
akan mendapat kuliah di universitas unggulan. Saya baru lulus
sekolah dari SMK Pariwisata di Jakarta. Sebenarnya saya memang
120 DIA HADIR

sangat ingin kuliah namun karena keterbatasan biaya akhirnya


saya melamar pekerjaan sebagai travel councelor di salah satu biro
perjalanan di Jakarta. Ketika launching program ASAK saya sudah
bekerja di sana, namun Tuhan memiliki rencana yang lebih indah
dari setiap rencana yang sudah saya rancang. Saya ditawarkan
untuk kuliah di BINUS University. Yang saya tahu bahwa BINUS
University adalah universitas yang sudah berstandard
internasional dengan beragam fasilitas dan sarana yang sangat
membantu mahasiswanya untuk belajar dan mencari kerja ketika
lulus. Entah saya hanya sekedar bermimpi atau memang ini
karunia Tuhan, alhasil saya menerima tawaran tersebut meskipun
saya sudah bekerja. Saat itu saya sangat bimbang karena saya
sudah bekerja, namun tawaran ini sangat menjanjikan. Saya
sedikit stress karena dua pilihan ini, tetapi saya kembalikan semua
kepada kehendak Tuhan karena saya tidak ingin salah mengambil
keputusan. Saya mengikuti proses pendaftaran dan tes masuk
universitas, ternyata saya diterima di BINUS University, saat
inilah saya yakin untuk melepas pekerjaan saya.

Dua bulan sebelum masa perkuliahaan dimulai, saya sudah


dipanggil untuk bekerja sebagai part-timer di Marketing BINUS
University dan dipilih untuk masuk ke tim Promotion and Event.
Staff dan rekan kerja sangat bersahabat dan pekerjaannya benar-
benar mengasah kemampuan dan ketrampilan yang akan
dibutuhkan ketika berada di posisi dunia kerja yang
sesungguhnya. Beberapa pekerjaan yang sudah pernah saya
lakukan adalah mengurus event-event marketing BINUS,
presentasi dan negosiasi ke beberapa sekolah se-Jabodetabek,
membantu admisi dan masih banyak lagi. Kira-kira satu bulan
perkuliahan, saya dihubungi bagian admisi dan layanan
keuangan mahasiswa untuk mengurus beberapa berkas
pengajuan beasiswa. Saat itu saya tidak tahu yang dimaksud
Ajaib Tuhan, Ajaib Tuhan 121

beasiswa ASAK atau bukan karena seharusnya semua berkas


sudah diberikan. Mujizat Tuhan selalu bekerja, saya ternyata
mendapat beasiswa bidikmisi, yaitu beasiswa yang diberikan
pemerintah sehingga saya dibebaskan seluruh biaya perkuliahan
sampai saya lulus. Karunia-Nya mengalir begitu indah pada
setiap umat-Nya yang berharap dengan tekun.

Saya mengambil jurusan manajemen. Saya bercita-cita


mendirikan resort & café dan beberapa usaha di bidang pariwisata.
Karena menurut saya, masih banyak potensi wisata Indonesia
yang belum berhasil dikembangkan. Saat ini saya dan beberapa
teman mendirikan suatu tour organizer yang merancang dan
menjual paket study tour. Sebenarnya ide awal kami adalah
membuat sebuah event & tour organizer yang mencakup banyak
event serta tujuan pariwisata. Namun karena keterbatasan biaya
dan belum ada sponsor maka kami memulainya dengan membuat
dan menjual paket study tour. Kami sangat berharap usaha kami
dapat berjalan dengan lancar dan sukses.

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi


nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam
doa dan permohonan dengan ucapan syukur. (Filipi 4:6)

Setiap keinginan dan niat yang tulus pasti akan ada pengharapan.
Melalui program ASAK, karunia Tuhan sedang disalurkan. Jika
kita yakin untuk bekerja di ladang Tuhan, berusaha dan terus
berdoa karena Tuhan sudah memiliki rencana yang lebih indah
dari setiap rencana yang sudah kita rancang. Ketika kita
menikmati nikmat-Nya, jangan pernah menjadi buta dan tuli
untuk menolong sesama.

Ria Ekasari
122 DIA HADIR

AJAIB TUHAN, AJAIB TUHAN | St. Thomas Rasul


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

SEMUA INDAH
PADA WAKTUNYA

A
wal mula program Ayo Sekolah lahir dari seorang umat Paroki
Bojong Indah, Santo Thomas Rasul (Sathora) yaitu Justinus
Yanto Jayadi Wibisono. Beliau terinspirasi World Vision yang
dengan caranya membantu anak-anak yang putus sekolah.

Keraguan adalah sifat manusiawi. Demikian juga ketika ide


program Ayo Sekolah ini digulirkan kepada Dewan Paroki
Harian (DPH) Santo Thomas Rasul. “Ide itu bagus tetapi apakah
yakin bahwa program ini bisa berkesinambungan nantinya?”
demikian tanggapan umum DPH dan bermacam-macam
pertanyaan lain yang turut menghadang.

Setelah mengalami pasang surut selama hampir delapan bulan


dan sudah tiga kali bolak-balik menghadap DPH, akhirnya Pastor
Kepala Paroki menyetujui pelaksanaan program Ayo Sekolah
tersebut dijalankan di Sathora. Pada bulan Juli 2007 lahirlah secara
resmi program Ayo Sekolah bekerja sama dengan Seksi
Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE). Sejumlah 60 anak
menerima santunan dari program Ayo Sekolah Sathora saat
diluncurkannya program ini yang bertepatan dengan tahun ajaran
baru. Dalam tempo tiga tahun, program Ayo Sekolah telah
menunjukkan hasil yang luar biasa.

Kesulitan pembiayaan bagi anak-anak yang ingin bersekolah


ternyata banyak terjadi di paroki di Keuskupan Agung Jakarta
Ajaib Tuhan, Ajaib Tuhan 123

(KAJ). Tepat pada hari Valentine tanggal 14 Februari 2011 tim Ayo
Sekolah Sathora diundang Vikaris Jendral (Vikjen) KAJ, Romo
Yohanes Subagyo, Pr untuk mempresentasikan program Ayo
Sekolah. Gayung bersambut, apa yang dipaparkan tim ternyata
mendapat respon positif dari Uskup Ignatius Suharyo dan para
Romo di KAJ. Romo Vikjen bahkan berharap program ini bisa
menjadi gerakan inspiratif bagi paroki-paroki lain yang ada di
KAJ. Sejak saat itu melalui Komisi PSE di KAJ program Ayo
Sekolah mulai diperkenalkan kepada paroki-paroki lain.

Hampir tujuh tahun berlalu, ketika tulisan ini dibuat sudah ada
32 paroki di KAJ yang menjalankan program Ayo Sekolah dan
menyusul satu paroki lain yang akan bergabung. Tak dapat
dipungkiri bahwa semua bergembira, baik para penyantun, anak
santun, pun para pengurus. Di KAJ program Ayo Sekolah sudah
menyantuni 2.665 anak. Sedangkan program Ayo Kuliah
menyantuni 233 anak dan 12 anak di seminari. Maka jumlah total
anak santun program Ayo Sekolah Ayo Kuliah (ASAK) adalah
2.910 anak. Berapa jumlah penyantunnya? Sebanyak 2.187 orang
penyantun. Semua terjadi melalui proses yang cukup panjang
dan membutuhkan kesabaran serta semangat. Lihat, Tuhan
membuat semua indah pada waktunya.

Terima kasih kepada Pak Yanto sebagai pencetus program Ayo


Sekolah. Pun bapak-bapak dan ibu yang pada awal berdirinya
telah banyak memberi masukan untuk program Ayo Sekolah
yaitu almarhum Budi Jacob, Kurniawan Chandra, Pindy
Chandra dan Ratna Wijaya. Tuhan memberkati kita semua.

D. Anwar Surya
124 DIA HADIR

AJAIB TUHAN, AJAIB TUHAN | St. Clara


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

BAGI TUHAN
TIADA YANG MUSTAHIL

A ku dilahirkan di Bengkulu, 1 Mei 1992, dari pasangan


Heribertus Suharjono dan Supatmi. Beberapa tahun
kemudian kami pindah ke Kota Bumi, Lampung Utara. Masa
kecil aku lewati di sana. Petani dan buruh menjadi mata
pencaharian kebanyakan orang di daerah itu sebagaimana orang
tuaku. Pendapatan hari ini habis buat makan hari ini. Untuk
kebutuhan yang lain tentunya dikesampingkan. Demikian juga
untuk kebutuhan pendidikanku. Bukan berarti orang tuaku tidak
memikirkan masa depanku, tetapi lebih karena keadaan dan
keterbatasan yang kami hadapi. Masih ingat kala itu, orang tuaku
tidak punya biaya untuk menyekolahkan aku di Taman Kanak-
Kanak. Saat itu aku tinggal bersama kakek dan nenek yang
rumahnya tidak jauh dari rumahku. Beruntung kakek
mempunyai kebun kacang panjang dan aku diperbolehkan
menjual hasil kebun mereka untuk membayar uang sekolah.

Setelah duduk di bangku Sekolah Dasar, aku tinggal bersama


orang tua. Kami tinggal di gedung pertemuan gereja. Kebetulan
bapak bekerja sebagai koster dan kami memang tidak mempunyai
rumah. Sebagai anak pertama laki-laki dari dua bersaudara, aku
harus membantu bapak. Untuk memenuhi kebutuhanku, aku
harus mencari uang sendiri. Pagi hari sekolah, di siang hari aku
bisa ikut bekerja sebagai buruh di ladang tetangga. Puji Tuhan
Ajaib Tuhan, Ajaib Tuhan 125

dengan ketekunanku, aku sanggup membayar SPP bahkan bisa


membeli seekor kambing.

Demikian juga setelah duduk di bangku SMP dan SMA, pekerjaan


serabutan seperti buruh, atau ikut seorang pemborong buah, atau
ikut koret di ladang tetangga, bahkan bekerja di tempat
pembibitan karet, atau menjadi kuli panggul di pasar pun aku
jalani. Semua itu aku lakukan dengan penuh suka cita. Dari jerih
payah itu aku bisa menyelesaikan SMA. Untuk memenuhi
tuntutan hidup, kami semua harus bekerja keras. Setiap
perjuangan pasti akan menghasilkan buah. Kemudian kami
berhasil memiliki sapi dan kambing, bahkan dari hasil ternak
hewan tersebut kami bisa membeli lading untuk ditanami karet.

Di kampungku lulusan SMTA sudah sangat dihargai. Itu


sebabnya aku tidak pernah berpikir untuk meneruskan sekolah
ke jenjang yang lebih tinggi. Andaikan aku berkeinginan, pun
hal itu sangatlah mustahil. Biayanya dari mana? Di kampung
ternyata cukup sulit mencari lapangan pekerjaan maka setahun
yang lalu aku memutuskan untuk meninggalkan kampung
halaman. Aku ingin mengadu nasib dan mengubah hidupku
menjadi lebih baik. Itu harapanku. Kebetulan orang tuaku juga
sangat mendukung. Maka merantaulah aku ke Bekasi, ke tempat
pakde dan budeku.

Waktu berjalan begitu singkat, tak terasa sudah setahun aku


tinggal bersama pakde dan bude. Tidak berbeda dengan sifat
orang tuaku, mereka pun pekerja keras. Mereka adalah penadah
barang rongsokan bahkan sering juga “turun lapangan”
berkeliling mencari barang rongsokan. Sementara aku belum
mendapatkan pekerjaan, aku membantu mereka. Pekerjaanku
126 DIA HADIR

adalah memilah barang rongsokan, menimbang besi, koran,


kardus, membersihkan gelas bekas air minum kemasan. Ternyata
mencari pekerjaan di perantauan pun tidak semudah yang aku
bayangkan, apalagi hanya berbekal ijazah SLTA. Bagaimana
dengan masa depanku? Bukan berarti aku takut akan hari esok,
aku hanya ingin nasibku menjadi lebih baik.

Dalam kegalauanku, tiba-tiba ada kabar bahwa di Gereja Santa


Clara ada program Ayo Kuliah. Tanpa berpikir panjang aku ikuti
prosedurnya. Mulai dari mengisi formulir, melengkapi data, dan
siap disurvei oleh tim pengurus program Ayo Sekolah Ayo Kuliah
(ASAK). Pakde dan budeku sangat mendukung, mereka
membantu aku mengurus persyaratan yang aku perlukan. Tidak
sia-sia usaha kami, aku diterima di Kalbis Institute dan terhitung
mulai 2 September 2013 aku sudah kuliah. Perjuangan tidak hanya
sampai disitu, aku merasa justru ini adalah awal dari
perjuanganku. Setelah dinyatakan diterima, aku harus membayar
beberapa juta. Bahagia, karena aku diterima tetapi juga sedih,
karena belum memiliki dana yang harus dibayarkan. Disini aku
belajar dari masa lalu. Walau dengan susah payah, buktinya aku
bisa menyelesaikan sekolah menengahku. Aku tidak akan
menyerah, aku harus tetap berusaha dan pasti bisa.

Akhirnya, untuk membayar uang masuk ke Kalbis, aku terpaksa


pulang kampung. Aku ikut borongan tebang pohon dan cabut
singkong. Bahkan waktu daftar ulang ke Kalbispun aku tidak
bisa pergi karena tidak punya ongkos. Beruntung tim ASAK
membantuku untuk daftar ulang. Sepertinya semua jalanku
dipermudah. Banyak tangan yang merengkuh dan menopangku.

Terima kasih program ASAK Santa Clara! Sungguh program


ASAK ini sangat membantu, khususnya bagi orang kurang
Ajaib Tuhan, Ajaib Tuhan 127

mampu. Semoga kuliahku lancar, cepat selesai dan mendapat


pekerjaan. Berkat itu tidak akan aku miliki sendiri, setelah berhasil
kelak pasti aku akan mengembalikan melalui teman-teman yang
senasib seperti aku.

Sesuatu yang tidak pernah ada dalam angan, malah terjadi dalam
kenyataan. Yah, itulah kehidupanku. Tuhan tidak memberikan
yang aku minta tetapi memberikan yang aku butuhkan. Bagi
Tuhan, tiada yang mustahil. Terima kasih Tuhan Yesus, terima
kasih program ASAK, bersamamu akan kugapai cita-citaku.

Antonius Haryanto
128 DIA HADIR

AJAIB TUHAN, AJAIB TUHAN | St. Thomas Rasul


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

TERLIBAT SESUAI
KEMAMPUAN YANG AKU MILIKI
MENEMUKAN

P ada saat kesibukan usahaku sangat berkurang pada tahun


2009, pak Yanto dan bu Wiwik penggagas Ayo Sekolah di
Sathora menghampiriku, menanyakan apakah bisa membuatkan
program untuk membantu administrasi Ayo Sekolah. Program
tersebut mesti bisa dicopy dengan mudah (di disket atau CD),
supaya bisa dibagi-bagikan ke paroki-paroki lain. Dan aku
langsung menyanggupi untuk membuatkan program tersebut …
hmm tepatnya mencoba membuat. Secara teknis, sebenarnya tidak
sulit – karena bidang kerja aku sama – membuat program seperti
ini.

Dan benar… sebagai pengisi waktu luangku, kegiatan merancang


program komputer untuk keperluan Ayo Sekolah ini memang
sangat mengasyikkan. Kebutuhan untuk segera menyelesaikan
program ini sebenarnya sangat mendesak pada waktu itu, akan
tetapi karena benar-benar dikerjakan di sela-sela kesibukan, maka
program itu tidak selesai-selesai… dan waktu yang dijanjikan
menjadi mundur tidak hanya dalam hitungan satu dua, tetapi
berkali-kali.

MERASAKAN

Beberapa kali kesempatan, teman-teman tim ASAK Sathora


mengajak aku untuk bergabung dalam beberapa acara dan
Ajaib Tuhan, Ajaib Tuhan 129

pertemuan, baik di gereja maupun di rumah. Awalnya tidak


mudah bagi aku untuk ikut bergabung dengan para ibu-ibu
aktivis ASAK ini, karena rasa sungkan yang mendalam. Teman-
teman ini berhati mulia mendedikasikan waktunya mengurusi
anak-anak orang lain, mencarikan dana, mengurusi administrasi,
memberi motivasi, dll. .. pokoknya luar biasa. Sedangkan aku
hanyalah pembuat program komputer yang bisanya hanya
menyentuh keyboard komputer, memikirkan logika, dan waktu
itu berpikir : “ah… ini nanti kalau sudah jadi programnya, sudah
selesai tugasku”. Setelah beberapa kali berusaha menghindar
ikut rapat ASAK, suatu saat akhirnya aku datang ke rapat
persiapan misa pendidikan, mengikuti interview dan wawancara
dan yang paling berkesan adalah ikut survei ke keluarga yang
akan disantuni.

Kegiatan survei benar-benar menyentuhku. Semula yang hanya


penerima pesanan untuk membuat program komputer, teman-
teman ASAK mengajakku menjadi bagian dalam pelayanan itu.
Sungguh sebuah perasaan yang sukar aku mengerti waktu itu,
menjadi terlibat.

MENGALAMI

Menjadi terlibat di kegiatan ini sungguh mengubahku tidak hanya


membuatku berpikir satu langkah, tetapi dua - tiga langkah ke
depan. Program komputer tersebut mesti segera jadi, tidak boleh
hanya dalam disket (yang pasti sudah out-of-date saat ini) tapi
harus on-web (di internet), bisa diakses dengan mudah dari
rumah-rumah, dengan data terpusat tapi dengan pengelolaan
mandiri di paroki-paroki.
130 DIA HADIR

Setelah program komputer untuk administrasi ini selesai dan siap


dipakai, maka tiba saatnya untuk mentraining ibu-ibu
penggunanya. Data yang sebelumnya terkumpul dengan pelbagai
format Excel dari catatan 3 tahun sebelumnya perlu dimasukkan
ke program. O ya, pada saat program web admin ini selesai,
sebenarnya di Sathora sudah beberapa tahun sebelumnya
menyelenggarakan ASAK. Problem pemasukan data awal ini
akhirnya bisa dikebut oleh Bu Wiwik; dan data awal ini bisa
dipakai untuk menjadi contoh pada saat pelatihan sembari
melakukan uji-coba program ini.

Setelah berlangsung beberapa bulan, satu demi satu paroki di


KAJ bergabung di program ASAK dan bersamaan dengan itu
kebutuhan untuk mengadakan pelatihan-pelatihan di beberapa
paroki menjadi bertambah. Satu-satu dukungan dari kawan-
kawan untuk mensupport program komputer ini mulai
berdatangan. Trikomsel mendukung dengan fasilitas server, dan
yang terakhir adalah dukungan dari BINUS bahkan dengan
mendedikasikan tim programmer yang mengerjakan penulisan
ulang program komputer ini untuk tugas akhir-nya, sehingga
program ini menjadi program yang sangat ‘user friendly’ dengan
tampilan portal yang lebih menarik. Dan semoga setelah buku
ini diluncurkan : www.ayosekolah.org sudah bisa diakses oleh
para sahabat Ayo Sekolah.

MEMIMPIKAN

Melalui tulisan ini saya ingin menyampaikan bahwa : ternyata


orang seperti saya yang hanya bisa mengutak-atik komputer
ternyata bisa ikut bekerja sosial. Terlibat, sesuai dengan
kemampuan yang aku miliki. Dimulai dengan pikiran teknis, lalu
Ajaib Tuhan, Ajaib Tuhan 131

ikut merasakan, mengalami, terlibat dalam gerakan ASAK ini,


sampai akhirnya memimpikan, sungguh sebuah pengalaman
iman yang luar biasa. Dimasukannya orang IT di dalam struktur
pengurus ASAK paroki merupakan ide yang baik untuk
mendukung manajemen administrasi ASAK yang berbasis data
dan mengedepankan transparansi. Impiannya tentu program
administrasi berbasis web dengan portal berita
www.ayosekolah.org ini, bisa digunakan sebaik-baiknya oleh tim
administrasi ASAK paroki, sehingga bisa memenuhi semangat
berbasis data dan transparansi gerakan ASAK. Untuk teman-
teman IT di kepengurusan ASAK paroki, ayo kita dukung
sepenuh hati gerakan ini, sesuai dengan kemampuan yang kita
miliki.

Seno Hardijanto
132 DIA HADIR

AJAIB TUHAN, AJAIB TUHAN | St. Philipus Rasul


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

JAMINAN TUHAN

G agasan Ayo Sekolah didapat dari pertemuan PSE Dekanat


Barat II yang diadakan di Gereja Santo Thomas Rasul
(Sathora). Dalam rapat itu diperkenalkan program Ayo Sekolah
Ayo Kuliah (ASAK) oleh Pak Yanto dan tim dari Sathora yang
sudah terlebih dulu menjalankan program ini. Maka presentasi
yang lebih lengkap dijadwalkan pada pertemuan berikutnya di
Gereja Santo Philipus Rasul (Phiras). Dalam rapat yang dihadiri
oleh seluruh anggota dewan ternyata program ASAK ini mampu
menarik minat para hadirin walaupun Seksi PSE sendiri sudah
membantu umat yang kurang mampu di paroki kami. Gerakan
ini kami anggap sesuai dengan visi dan misi PSE yaitu
mensejahterakan umat melalui pendidikan (dengan memberi
pancing dan bukan ikan).

Ketua Seksi PSE yaitu Daniel Oey Goan Eng mengajak beberapa
teman untuk menghadiri acara launching ASAK di Gereja Santo
Ignatius, Menteng untuk memberikan gambaran tentang program
ini. Kekuatiran sempat muncul dari kami karena situasi dan
kondisi umat Santo Phiras sepertinya tidak memungkinkan untuk
menjalankan program ini. Kami berpikir apakah paroki kami
mampu untuk menjalankan program ASAK, sebab umat di paroki
kami sebagian besar termasuk golongan menengah ke bawah.
Ajaib Tuhan, Ajaib Tuhan 133

Berkat tuntunan Roh Kudus tiba-tiba ada tawaran kerjasama dari


Paroki Pantai Indah Kapuk, Regina Caeli (RC) untuk bertemu
dan membahas kemungkinan adanya kerjasama dalam program
ini. Namun ada kekuatiran lain yaitu apakah kerjasama ini
nantinya dapat berjalan dengan langgeng? Bagaimana apabila
kelak dari pihak RC tiba-tiba menghentikan bantuannya? Tetapi
kami tetap membentuk pengurus ASAK yang dikoordinir oleh
Martinus Djajaprawira dibawah Seksi PSE.

Pada pertengahan Mei 2011 agenda rapat dan pertemuan pun


diadakan untuk menindaklanjuti kerjasama Antara St. Phiras dan
RC. Kami sepakat merancang Memorandum of Understanding
(MOU). Uniknya, belum juga MOU ditandatangani namun tim
ASAK RC dan Santo Phiras sudah melakukan survei bersama ke
keluarga calon anak santun yang akan menerima bantuan. Setelah
melakukan beberapa kali pertemuan yang difasilitasi oleh Pak
Yanto akhirnya MOU antara Santo Phiras dan RC selesai juga.
MOU tersebut ditandatangani pada hari Senin, 18 Juli 2011
dimana RC diwakili oleh pastor kepala paroki Romo Bonie
Payong, SS.CC dan ketua Seksi PSE Ursulla Ann, sedangkan dari
Santo Phiras diwakili pastor kepala paroki Romo Yustinus
Sukardi, CP dan Daniel Oey Goan Eng. Dengan
ditandatanganinya MOU ini membuat kami merasa lega, karena
MOU ini dibuat untuk menjaga kerjasama lintas paroki kami
berkesinambungan. Jadi jika kelak terjadi pergantian pengurus
maka program ini tetap bisa dijalankan sesuai dengan sistem yang
sudah dipahami oleh kedua paroki. Inilah jaminan Tuhan.

Program ASAK ini disambut baik oleh umat karena anak-anak


di paroki kami yang kebanyakan orang tuanya bekerja sebagai
buruh kasar, sopir, tukang cuci gosok harian dan kerja serabutan
134 DIA HADIR

bahkan ada yang single parent, kini terbantu biaya pendidikannya.


Program ini ternyata mampu memotivasi dan membantu banyak
anak untuk dapat menikmati tingkat pendidikan yang lebih baik.
Bahkan jalan terbuka untuk melanjutkan pendidikan hingga ke
tingkat perguruan tinggi.

Sebagai salah satu bentuk tanggung jawab kepada para


penyantun dan donatur yang sudah mendukung program ini,
tim ASAK Santo Phiras setiap awal tahun ajaran baru
mengumpulkan orang tua anak santun dan anak santunnya. Kami
memotivasi mereka dan mengevaluasi hasil belajar para anak
santun bersama-sama. Salah satu cara untuk mendukung proses
belajar lebih baik, kami juga mengadakan bimbingan belajar
(bimbel) untuk anak-anak TK dan SD.

Seiring berjalannya waktu, semoga kerjasama lintas paroki ini


tetap berlanjut dan tidak ada halangan yang berarti. Harapan
kami, biarlah semangat melayani semakin mewabah ke paroki-
paroki lain dimana paroki yang surplus bisa membantu paroki
yang kurang mampu khusunya melalui program ASAK. Terima
kasih kepada semua penyantun dan donatur yang sudah
membantu program ini. Semoga semua kebaikan dan kemurahan
hati saudara menular kepada teman-teman yang belum tergerak
agar tidak ragu-ragu lagi untuk saling berbagi diantara kita.

Sulidah
Ajaib Tuhan, Ajaib Tuhan 135

AJAIB TUHAN, AJAIB TUHAN | St. Clara


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

ASAK
BAK DEWA PENYELAMAT

T
uhan memang Maha Baik. Pertolongan-Nya tidak pernah
datang terlambat. Ini adalah kesaksian saya. Kami, saya dan
suami, merantau ke Jakarta untuk memperoleh hidup yang lebih
baik. Tetapi nasib berkata lain. Walaupun telah bekerja keras,
kadang kala saya heran sendiri bagaimana kami dapat memenuhi
kebutuhan hidup dan sekolah anak-anak kami. Suami saya hanya
bekerja sebagai tukang pasang kaca film dan saya membantu
ekonomi keluarga dengan mengantar anak sekolah (ojek).
Walaupun demikian, kami mencoba memberikan pendidikan
yang terbaik untuk anak-anak kami dengan menyekolahkannya
di sekolah Katolik. Biaya pendidikan yang cukup tinggi untuk
kantong kami membuat saya harus menanggung malu setiap kali
wawancara finansial. Walaupun telah mendapat rekomendasi
dari pastor paroki bahwa kami dari keluarga tidak mampu,
namun saya tetap harus mendengar kata-kata pedas dan sedikit
cemooh dari guru sekolah. Walaupun demikian, semua saya jalani
dengan rela demi anak saya.

Ketika mendengar ada program Ayo Sekolah Ayo Kuliah (ASAK)


di Paroki Bekasi Utara, Santa Clara, saya memberanikan diri
untuk mengajukan bantuan pendidikan bagi anak saya. Awalnya
saya takut dan trauma apabila harus mendengar kata-kata pedas
seperti ketika wawancara sekolah. Tetapi demi anak saya yang
136 DIA HADIR

tahun ini lulus SMA dan lulus SD, saya pun memberanikan diri.
Diluar dugaan, pengurus ASAK yang melakukan survei ke rumah
justru membangkitkan semangat saya dan anak-anak saya untuk
terus berjuang sehingga bisa sekolah setinggi-tingginya. Saya
merasa program ASAK bak dewa penyelamat dengan bantuan
yang dikirimkan Tuhan bagi kami. Terima kasih Tuhan, terima
kasih ASAK. Semoga ketika anak-anak kami sukses nanti, kami
akan dapat membantu gerakan ini sehingga lebih banyak anak
dari keluarga tidak mampu yang dapat terus bersekolah. Amin.

Hiu Nyuk Muy


Ajaib Tuhan, Ajaib Tuhan 137

AJAIB TUHAN, AJAIB TUHAN | St. Bartolomeus


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

HIDUP BERDUA DENGAN MAMA,


AKU TAK INGIN MENGECEWAKAN
TUHAN
N amaku Novinda Brigitta, biasa dipanggil Ovin. Aku lahir di
Jakarta, 21 November 1994. Saat aku kelas 3 SD, papa pergi
meninggalkan kami. Hidupku dengan mama penuh dengan liku-
liku. Sebagai manusia, aku merasa sakit hati dan tidak menerima
kenyataan ini. Sebagai seorang ‘single parent’, mamaku berjuang
membesarkan aku. Mama berusaha memenuhi kebutuhanku
semaksimal yang dia bisa. Sering mama harus mengalah, demi
memenuhi keperluanku. Selain bekerja keras, mamaku aktif di
Gereja, mama mengajar bina iman dan pelajaran agama untuk
anak-anak di gereja. Aku sendiri ikut sebagai misdinar di gereja
Santo Bartolomeus, Taman Galaxi.

Sewaktu mau masuk SMP, mama bingung harus mencari uang


kemana…tapi Tuhan Yesus membukakan jalan untuk mama. Dia
melancarkan segala proses, sehingga tanpa diduga mama
mendapat rejeki untuk bisa menyekolahkan aku di SMP Katolik.
Lulus SMP aku melanjutkan sekolah di SMA Stella Duce 1,
Yogyakarta. Guruku di SMP yang menyarankan aku sekolah di
Stella Duce. Tentunya tidak mudah, karena membutuhkan biaya
besar. Sekali lagi Tuhan membukakan jalan bagi kami berdua.
Mama dan aku melakukan novena bersama, memohon petunjuk
Tuhan Yesus dengan pengantaraan Bunda Maria. Sungguh Tuhan
begitu baik. Untuk mewujudkan mimpiku bersekolah, Tuhan
memberikan jalan. Dengan keringanan biaya dari SMA Stella
138 DIA HADIR

Duce dan juga lewat uluran tangan para donator dan penyantun
melalui program Ayo Sekolah, semua masalah biaya bisa
terpenuhi.

Tiga tahun sekolah di Yogya dan hidup jauh dari mama adalah
tidak mudah, tapi membuatku menjadi mandiri. Waktu tiba
saatnya memikirkan bagaimana menyambung harapanku untuk
bisa kuliah, aku dan mama berdiskusi tentang jurusan kuliah yang
baik bagi masa depanku. Aku mau ke jurusan arsitek, tapi mama
menyarankan jurusan akuntansi dan masuk ke STAN. Aku tidak
suka akuntansi. Saat kelas 3 SMA aku mencoba test di salah satu
Universitas di Serpong, aku lulus test dan mendapatkan potongan
30% untuk uang masuk. Namun aku juga berkonsultasi dengan
guru sekolah, dan mencoba untuk ikut test di jalur SNMPTN
untuk jurusan bioproses tapi tidak lulus. Kemudian aku
mempersiapkan diri untuk mengikuti tes SBMPTN dan jalur
mandirinya, tapi tiba-tiba mama memberitahu aku untuk test di
Binus. Awalnya aku menolak, karena aku sudah memiliki
cadangan masuk di universitas swasta. Tapi mama mengatakan
ini adalah program dari Gereja, program kerja sama Binus dan
ASAK (Ayo Sekolah Ayo Kuliah), dan mama bilang : siapa tahu
aku bisa dapat beasiswa di Binus.

Singkat cerita, aku ikut test di Binus, kami berdoa…mama bilang


kalau ini jalannya, pasti dilancarkan oleh Tuhan. Pada saat
pengumuman, mama memberitahu kalau aku mendapat
potongan biaya masuk, dan pihak Binus memintaku
menyerahkan fotocopy raport dan ijasah SMA. Puji Tuhan, semua
seperti diluar pikiran mama dan aku : aku mendapat beasiswa
100 % dari Binus hingga lulus kuliah. Selama kuliah aku tidak
dikenakan biaya apapun. Inikah jawaban Tuhan atas doa kami ?
Tuhan sungguh baik. Terima kasih Tuhan, para penyantun dan
Pembina ASAK.
Ajaib Tuhan, Ajaib Tuhan 139

Aku mengambil studi Manajemen di BINUS. Aku mengikuti


kuliah dengan penuh semangat, meskipun jarak kampus jauh
dari tempat tinggalku. Puji Tuhan di semester 1 ini, aku berhasil
memperoleh IP 4, dengan semua mata kuliah memperoleh nilai
A. Manajemen memang bukan jurusan yang aku inginkan,
apalagi pada saat SMA aku masuk IPA dan aku tidak punya
pegangan apa-apa, tapi aku mencoba menjalani dengan sungguh-
sungguh dan semaksimal mungkin agar tidak mengecewakan
mama dan semua orang yang sudah mendukungku.

Rasa syukurku begitu besar kepada Tuhan Yesus. Aku menyadari


bahwa campur tangan Tuhan dalam hidupku begitu luar biasa.
Tuhan selalu memberi melebihi apa yang kita minta, dan itu
terbukti dalam hidupku. Bagaimana Tuhan melatihku untuk bisa
dewasa dalam menjalani hidup, melatihku agar tidak pantang
menyerah meraih apa yang aku cita- citakan. Banyak sekali nilai
yang bisa aku ambil dari kehidupanku yang penuh liku ini.
Banyak orang berpikir, anak dari keluarga “broken home’ rata- rata
“rusak” karena kurangnya pendampingan dari orang tua. Aku
ingin membuktikan kalau aku juga bisa sukses walaupun hanya
tinggal berdua dengan mama.

Hidupku masih panjang, aku tetap akan berusaha melakukan


yang terbaik. Aku tak ingin mengecewakan Tuhan,
mengecewakan mamaku dan orang-orang yang sudah begitu baik
membantuku. Melalui tulisan ini, seperti kata om Handoko :
supaya bisa memberi motivasi bagi anak-anak lain, aku juga
mohon didoakan supaya cita-citaku untuk menjadi orang yang
berguna kelak bisa terwujud. Amin. Terima kasih Tuhan.

Novinda Brigitta
140 DIA HADIR

AJAIB TUHAN, AJAIB TUHAN | St. Yoseph


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

KAU JADIKAN
HIDUPKU BERARTI

N
ama saya Silvester Detianus Gea, biasa dipanggil Deti. Saya
lahir di sebuah desa bernama Desa Dahana – Hiligodu di Pulau
Nias pada tanggal 31 Desember 1991. Bapak saya bernama Satieli
Gea dan ibu saya bernama Merina Gea. Saya anak kedua dari
lima bersaudara. Bapak saya meninggal pada tahun 2000, setelah
tiga tahun berjuang melawan penyakitnya. Ketika Bapak saya
meninggal, saya kelas 2 SD. Ibu saya sangat terpukul dengan
kepergian bapak, semua harta benda dijual untuk membayar
biaya pengobatan rumah sakit.

Ibu berusaha menghidupi kami yang masih kecil dengan bekerja


keras. Pekerjaan yang ibu lakukan adalah memikul pasir, kerikil
atau batu untuk dijual kepada orang yang sedang membangun
atau pun merenovasi rumah. Saya sering membantu ibu,
meskipun terkadang menangis ketika terasa berat. Selain itu, ibu
juga berladang, menyadap karet, dan pergi bekerja di ladang
orang lain. Selama masa-masa itu, saya tetap bersekolah hingga
lulus SD pada tahun 2005.

Karena keterbatasan ekonomi maka setelah lulus SD, saya


dimasukan ke sebuah asrama di kota Gunung Sitoli. Di sana saya
dibantu untuk dapat melanjutkan sekolah ke tingkat Sekolah
Menengah Pertama (SMP). Pada tahun 2005 terjadi gempa bumi
Ajaib Tuhan, Ajaib Tuhan 141

di daerah Nias. Pengasuh asrama sangat mendukung saya untuk


dapat melanjutkan sekolah di Jakarta. Akhirnya, pada tanggal
25 Juni tahun 2005 saya dan enam orang teman saya berangkat
ke Jakarta naik kapal laut. Pengasuh asrama memasukkan kami
di sebuah SMP di Jakarta. Waktu itu saya belum lancar berbahasa
Indonesia, banyak teman yang mengejek dan mencemooh.
Kegiatan sehari-hari saya adalah membantu mengepel lantai,
mencuci kamar mandi, dan memasak. Selama di SMP, saya selalu
mendapatkan rangking 1 atau 2 dan guru-guru sangat dekat
dengan saya. Guru-guru sering memberi motivasi dan nasehat
kepada saya. Setelah saya lulus SMP, saya didaftarkan masuk ke
Sekolah Teknik Mesin (STM). Suatu hari, saya terlibat suatu
masalah di asrama dan dianggap melawan para pengasuh di sana,
saya melawan karena emosi yang tidak terkendali. Akhirnya, saya
dikeluarkan dari asrama tersebut yang menyebabkan saya tidak
dapat melanjutkan sekolah.

Pengasuh menganjurkan saya untuk bekerja di sebuah


perusahaan advertising di bagian mesin pemotong akrilik dengan
berbekal ijazah SMP. Di perusahaan itu saya bekerja mulai dari
pukul 07.30-17.00 dengan gaji Rp. 600.000 per bulan. Saya tinggal
di sebuah kos yang sempit dengan biaya Rp 400.000 per bulan.
Selama saya bekerja, semua gaji saya habis untuk kebutuhan
sehari-hari. Ketika tidak ada uang untuk membayar ongkos, saya
terkadang mengamen di mikrolet. Meskipun demikian, saya bisa
mengirim Rp 600.000 kepada ibu di kampung dari hasil
menabung Rp 1.000 setiap hari. Keadaan yang saya rasakan itu,
membuat saya berpikir untuk melanjutkan sekolah. Kadang-
kadang saya bengong saat sedang bekerja, memikirkan
bagaimana caranya supaya bisa melanjutkan sekolah.
142 DIA HADIR

Bulan Mei 2009, saya mendapatkan tempat yang bisa menampung


saya, tempat tersebut sebuah tempat penampungan anak jalanan
dan anak-anak terlantar. Akhirnya, saya berhenti bekerja, dengan
alasan ingin melanjutkan sekolah. Kemudian saya melanjutkan
sekolah di sebuah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Setelah
saya lulus dari SMK, atas kebaikan seorang ibu saya dapat
melanjutkan pendidikan saya di Ilmu Pendidikan Teologi di Atma
Jaya. Tujuan yang paling dasar ingin masuk Jurusan Teologi
adalah ingin memperdalam pengetahuan tentang iman Katolik.
Di akhir semester satu, ibu tersebut menganjurkan saya untuk
ikut ke dalam program Ayo Sekolah Ayo Kuliah yang akan
launching di Paroki Matraman. Saya mengisi form dengan data
lengkap dan menyerahkannya kepada sekretariat gereja. Setelah
dilakukan survei, Puji Tuhan saya diputuskan untuk dibantu oleh
program Ayo Sekolah Ayo Kuliah Paroki Matraman yang sampai
saat ini membantu biaya kuliah saya.

Setelah saya lulus kuliah kelak saya ingin mengajar dan


membantu teman-teman lain yang membutuhkan bantuan seperti
saya agar mereka dapat merasakan kasih Allah seperti yang saya
rasakan. Jika Tuhan menghendaki saya ingin melanjutkan kuliah
saya ke jenjang yang lebih tinggi lagi, saya bercita-cita untuk
menjadi seorang penulis rohani dan ingin membahagiakan ibu
saya. Terima kasih Gerakan Ayo Sekolah Ayo Kuliah, terima kasih
juga kepada Gereja, penyantun dan donatur yang telah membuat
hidup kami lebih berarti.

Silvester Detianus Gea


Ajaib Tuhan, Ajaib Tuhan 143

AJAIB TUHAN, AJAIB TUHAN | Salib Suci


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

ANUGERAH TUHAN
DAN KESEMPATAN EMAS

B ertahun-tahun yang lalu, ketika saya duduk di bangku SMP


saya sangat memimpikan untuk bisa belajar di Fakultas
Psikologi. Keinginan untuk belajar ilmu psikologi tumbuh karena
saya ingin lebih dalam memahami fenomena-fenomena yang
terjadi pada manusia. Misalnya, mengapa seseorang bisa bersikap
dan berinteraksi dengan sesamanya. Hal ini mungkin
dilatarbelakangi oleh situasi keluarga kami dimana ibu dan ayah
kami berpisah. Saya dan adik saya hidup bersama ibu. Terkadang
terlintas dalam benak saya pertanyaan-pertanyaan mengapa
mereka bisa memutuskan untuk mengambil sikap tersebut dan
apa yang melatarbelakangi tindakan mereka. Pertanyaan-
pertanyaan yang terus muncul mengenai situasi keluarga kami
justru menjadi pendorong saya untuk memilih belajar ilmu
psikologi. Ternyata ibu saya pun menyetujui dan mendukung
pilihan saya tersebut.

Setelah lulus SMA, tibalah saatnya bagi saya untuk melanjutkan


pendidikan ke tingkat perguruan tinggi. Keterbatasan dana
keluarga kami sempat menghadirkan kegundahan dalam hati
saya, sekaligus membuat saya ragu-ragu untuk langsung kuliah.
Saya sempat berpikir untuk bekerja terlebih dahulu guna
menutup biaya kuliah.

Di tengah kebimbangan itu, ada pintu yang terbuka. Ibu saya


diberitahukan mengenai program “Ayo Sekolah Ayo Kuliah”
144 DIA HADIR

(ASAK) dari tempat saya bersekolah. Program ASAK ini hanya


memerlukan persyaratan nilai-nilai di rapor SMA. Mendengar
kabar baik ini, saya bergegas memenuhi syarat tersebut,
mengumpulkan nilai raport, dan mengikuti wawancara yang
dilakukan di Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya. Setelah
serangkaian perjuangan itu terlewati, puji Tuhan, saya diterima
melalui Program Jalur Bebas Tes (JBT) Unika Atma Jaya.

Program ASAK yang bekerja sama dengan Unika Atma Jaya


sangat bermanfaat bagi saya karena pada akhirnya saya bisa
mendapatkan pendidikan yang saya impikan sejak SMP, yakni
belajar di Fakultas Psikologi. Selain itu, Program ASAK turut
meringankan beban ibu saya menutup biaya kuliah saya yang
jumlahnya tidaklah sedikit. Bagi saya, program ASAK merupakan
anugerah dan kesempatan emas untuk mendapatkan pendidikan
setingi-tingginya dalam meraih meraih cita-cita saya.

Kini, setelah menekuni ilmu psikologi di Fakultas Psikologi Unika


Atma Jaya, begitu banyak hal baru yang bisa saya pelajari,
pengetahuan-pengetahuan baru yang belum pernah saya
dapatkan sebelumnya. Saya pun bisa menemukan jawaban-
jawaban yang sebelumnya pernah saya pertanyakan, khususnya
mengenai kepribadian yang dimiliki manusia. Sejauh ini saya
sanggup mengikuti mata kuliah yang ada di kampus yang
terkenal dengan banyak tugas dan quiz. Puji Tuhan indeks
prestasi (IP) saya di semester 1 kemarin mencapai 3,4. Ya,
semuanya saya kerjakan dengan semangat dan senang hati karena
memang inilah yang saya pilih dan saya sukai. Saya sangat
menyadari inilah anugerah dan kesempatan emas dari Tuhan
sendiri bagi saya untuk mendapatkan pendidikan setingi-
tingginya dan meraih meraih cita-cita saya melalui program
ASAK.
Ajaib Tuhan, Ajaib Tuhan 145

Mengapa saya katakan bahwa bisa kuliah adalah anugerah dan


kesempatan emas? Karena dengan kuliah, saya tidak hanya dapat
belajar ilmu psikologi dari Fakultas Psikologi yang sudah dikenal
baik dan terakreditasi A, tetapi juga dapat mengembangkan soft
skills saya melalui beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Saat ini, saya aktif di Paduan Suara Gita Swara Jaya (PSGSJ) dan
Unit Citra Muda Jaya (UCMJ), saya mengikuti kedua UKM ini
karena saya memang senang bernyanyi dan kegiatan bermusik.
Bersama dengan PSGSJ, saya sudah cukup banyak mengisi
kegiatan bernyanyi di kampus maupun di luar kampus seperti
mengisi acara Wisuda Unika Atma Jaya, acara Natal Pemerintah
Propinsi DKI Jakarta, dan masih banyak lagi.

Tak hanya itu, saya juga mengikuti kegiatan dari Yayasan Putra
Bahagia (YPB) yang merupakan mitra Fakultas Psikologi Unika
Atma Jaya. Dengan mengikuti program ini, saya dapat
mendampingi dan memberikan pelatihan bagi anak-anak
prasejahtera di bangku SD dan SMP di wilayah DKI Jakarta. Saya
mengikuti semua kegiatan ini karena saya senang dengan
kegiatan sosial yang dapat berinteraksi dengan banyak sesama
manusia.

Beruntung, semua itu bisa saya dapatkan karena saya


mendapatkan bantuan pendidikan melalui program ASAK.
Dengan program ASAK yang bekerja sama dengan Unika Atma
Jaya ini, saya dapat memiliki kesempatan untuk kuliah seperti
yang saya impikan dan mendapat pengalaman-pengalaman baru
yang tentunya memperkaya ilmu pengetahuan dan wawasan
saya.

Cecilia Ivo Atmaritanti


146 DIA HADIR

[\
Orang tuaku bekerja sebagai pedagang ikan asin dan bumbu di pasar.
Kadang aku merasa kasihan karena orang tuaku harus
membayar uang sekolah yang cukup mahal.
Tapi aku tahu, TUHAN tidak tidur.

Tina

[\
Doa dan Harapan 147
148 DIA HADIR

DOA DAN HARAPAN | St. Maria Regina


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

5 CM

“Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di


depan kening kamu. Dan sehabis itu, yang kamu perlu cuma kaki yang
berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak
dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher
yang akan lebih sering melihat keatas, lapisan tekad yang seribu kali
lebih keras dari baja, dan hati yang bekerja lebih keras dari biasanya,
serta mulut yang akan selalu berdoa, dan kamu akan dikenang sebagai
seorang yang masih punya mimpi dan keyakinan, bukan cuma seonggok
daging yang hanya punya nama”

K
ata-kata itu saya kutip dari sebuah film yang berjudul “5 CM”
, berkisah tentang tekad orang-orang muda yang tidak pernah
menyerah dalam menggapai impiannya. Saya percaya dengan
impian, sebab impian mengajak saya untuk tetap fokus dan
konsisten terhadap apa yang akan saya tuju. Impian membawa
saya menari dengan segala permasalahan yang saya hadapi.
Impian memberikan semangat yang tiada henti saya rasakan
ketika membuka mata di pagi hari. Dengan kata lain, impian
adalah vitamin hidup yang membantu saya untuk semakin
menikmati hidup.

Di dalam hati saya bertanya: Lalu apa impian saya? Apakah


impian saya sudah terwujud? Atau jangan-jangan.. impian itu
Doa dan Harapan 149

hanya sekedar khayalan saja? Saya mempunyai impian menjadi


seorang “trainer”. Saya membayangakan diri saya di 5 tahun yang
akan datang adalah seorang motivator. Saya berbicara di depan
puluhan sampai ratusan pasang mata. Disana saya berbagi kisah
sukses menggapai impian dan hidup, saya bercerita tentang pahit
getir dan manisnya menapaki tangga kesuksesan, orang-orang
di depan sangat antusias mendengarkan. Setelah saya
menyudahi presentasi, para penonton bangkit dan berdiri dari
kursinya serta memberikan penghormatan dengan bertepuk
tangan. Tepuk tangan membahana di dalam gedung, suasana riuh
gembira melukiskan perasaan penonton, Nampak wajah-wajah
sumringah tanda rasa puas dari para hadirin. Pada titik itu, maka
impian saya untuk menjadi motivator dan bisa meng inspirasi
banyak orang telah terpenuhi.

Namun, untuk menjemput lima tahun kedepan, pertanyaan lebih


lanjut adalah apa yang saya sudah lakukan saat ini untuk
mendukung impian saya itu? Jawabannya tidak lain adalah
bekerja keras dari hari ke hari, belajar dengan giat dari hari ke
hari, berdoa lebih tekun dari hari ke hari dan yang lebih penting
lagi adalah bersyukur terhadap apa yang sudah Tuhan berikan
setiap hari.

Beryukur dan selalu rendah hati menjadi hal penting, sebab


melalui orang-orang disekitar saya, para malaikat dermawan
yang budiman, impian saya sampai saat ini masih setia berjalan
di relnya. Dalam hal ini, dengan rasa syukur yang sangat dalam
saya sangat terharu, bahwa hambatan saya perlahan terkikis oleh
adanya bantuan dari Program Ayo Sekolah Ayo Kuliah (ASAK).
Ditengah banyak orang yang putus sekolah karena kekurangan
biaya, ditengah banyak orang muda yang gagal meraih mimpi
150 DIA HADIR

mereka karena berbagai batasan, pada saat ini saya justru mampu
kuliah di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung dan masih
masih menjaga impian 5cm menggantung di depan kening saya.

Program ASAK membantu banyak pemuda untuk menjaga


impian mereka tetap hidup dan dekat dengan kesuksesannya.
Kami para anak didik ASAK sangat bersyukur atas kesempatan
ini, sebab kami boleh dipercaya oleh para donator untuk terus
mengejar impian dan cita-cita kami. Tentu harapan terbesarnya
adalah semoga kami mampu merealisasikan impian kami dan
tidak mengecewakan orang tua, para donatur dan Tuhan. Semoga
semakin banyak pemuda yang memiliki impian tanpa adanya
hambatan pendidikan, sehingga impian itu tetap menggantung
5 cm di depan kening kami. Dan untuk ASAK, terima kasih atas
cinta dan doanya. Terus berkarya dan melayani. Tuhan
memberkati.

Stefanus Dominggus
Doa dan Harapan 151

DOA DAN HARAPAN | St. Paskalis


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

SAYA INGIN MELAYANI ENGKAU,


DENGAN APA YANG SAYA MILIKI

N ama saya Yuly, saat ini saya kuliah semester 4 jurusan


manajeman di Kalbis Institute, dan juga bekerja sebagai staf
finance. Saya kuliah di Kalbis lewat program ASAK paroki Santo
Paskalis. Saya anak tunggal dan hanya tinggal dengan mama.
Mama adalah wanita “super” dalam hidup saya. Mama dan papa
sudah lama berpisah. Dari kecil, mama yang merawat saya hingga
dewasa. Saya tahu tentu sangat sulit bagi mama untuk
membesarkan saya, terutama dalam situasi ekonomi yang sangat
terbatas.

Mama membesarkan saya dari uang hasil jualan kue. Mama


menjadikan kebutuhan saya sebagai prioritas, memang itu
mungkin tidak baik, tapi sebagai seorang ibu saya percaya mama
berusaha memberikan yang terbaik. Mama juga cerewet kepada
saya, namun itu adalah bentuk kasih sayangnya kepada saya.

Dalam hidup kami mengalami begitu banyak bantuan, dari


orang-orang yang Tuhan kirimkan untuk kami. Menerima
bantuan dan mengalami hidup bersama teman-teman ASAK
(Ayo Sekolah Ayo Kuliah) adalah bagian dari hidup yang saya
syukuri. Sekolah itu memerlukan biaya besar, sementara untuk
biaya hidup saja sulit bagi mama. Saya sering lihat mama berdoa
malam hari sambil menangis. Kami bersyukur Tuhan menjawab
152 DIA HADIR

doa-doa kami. Lewat sebuah masalah, mama mengenal salah


seorang pengurus seksi PSE (Seksi Pengembangan Sosial
Ekonomi) Paskalis. Singkat cerita akhirnya saya mendapatkan
bantuan dari seksi PSE Paskalis, sehingga saya bisa melanjutkan
sekolah di SMP Paskalis.

Saya bukanlah anak yang aktif di gereja saat itu, banyak acara
seksi PSE yang saya abaikan. Rasa malu dan malas menjadi alasan
utama mengapa saya enggan mengikuti acara yang diadakan SSP,
alasan lain adalah karena saya terlalu aktif dalam kegiatan
organisasi sekolah. Hal ini berlangsung hingga saya menginjak
kelas 2 SMK, hingga saya mendapatkan sebuah nasihat dari
seorang Pembina, kurang lebih ia berkata seperti ini “Saya kecewa
sama kamu, bila kamu tidak disiplin jangan berharap kamu
dapat sukses, semua pilihan ada pada diri kamu sendiri”, kata-
kata itu sepertinya biasa saja, tidak ada yang special; namun tidak
untuk saya. Tidak tahu mengapa kata ini mampu membuat saya
kembali berpikir ingin seperti apa masa depan saya, ingin seperti
apa nantinya hidup saya. Saya tentunya berharap memiliki
menggugah hati saya. Semenjak kejadian itu, saya mulai mencoba
untuk aktif, walau belum terlalu maksimal.

Sejak tahun 2011 bantuan pendidikan dari SSP dialihkan/


dimasukkan dalam Program Ayo Sekolah. Banyak pengalaman
yang saya dapatkan selama bergabung dengan program Ayo
Sekolah. Kami diberikan banyak pembekalan, seperti seminar dari
Bapak Peter Kaliman. Mungkin ada beberapa sahabat pembaca
yang pernah mendengar maupun mengikuti seminar ini, disana
kami diajarkan untuk mampu menjadi pribadi yang percaya diri,
peduli pada sesama, menghargai hidup lewat hal hal kecil,
misalnya tersenyum.. lalu dilanjutkan dengan acara ka Miki yaitu
Doa dan Harapan 153

terapi tawa, kemudian ada acara natalan bersama yang kami buat
sendiri, ada juga acara membuat kartu bersama untuk para
penyantun yang tidak kami kenal, dan masih banyak pembekalan
lainnya.

Waktu berjalan dengan cepat, awalnya tidak mengira bahwa


setelah lulus saya bisa langsung kuliah. Sebelum dinyatakan
lulus, saat baru selesai ujian, saya telah berpikir bahwa saya harus
langsung kerja. Saya harus dapat menggantikan mama untuk
mencari uang, terlebih kondisi mama yang semakin lemah karena
usia dan penyakit. Saya sangat merasa beruntung setelah lulus
langsung mendapatkan pekerjaan, namun saya merasa lebih
beruntung karena sebulan setelah itu, mendapatkan tawaran
untuk melanjutkan studi dari ASAK Paskalis, tentu peluang
tersebut tidak saya abaikan mengingat bahwa pendidikan adalah
salah satu langkah untuk memperbaiki kehidupan.

Saya begitu beruntung, karena dalam waktu yang bersamaan


selain kuliah, saya juga bisa bekerja di Kalbis, dan masih diberi
kesempatan untuk menjalani aktivitas digereja sebagai guru
sekolah minggu serta pewarta sabda Tuhan, saya merasa Tuhan
terlalu baik untuk saya. Sangat banyak yang Dia berikan kepada
saya, karena itu saya ingin melayani Engkau melalui apa yang
saya miliki, meskipun hal itu sangat kecil bila dibandingkan
dengan kasihNya dalam hidup saya.

Melalui kesaksian ini, saya berharap siapapun yang membacanya


dapat menyadari betapa beruntungnya kita yang masih diberikan
kesempatan untuk belajar, bukan hanya belajar disekolah, bukan
hanya belajar bersama teman, melainkan belajar dalam
kehidupan. Bukankah kita telah belajar dari kita kecil hingga saat
154 DIA HADIR

ini, bukankah kita telah belajar dari kita terbangun hingga kita
kembali tertidur, bahkan kita akan terus belajar hingga kita
menutup mata. Lewat tulisan ini bersama dengan semua teman-
teman yang mengikuti program ASAK saya menyampaikan
syukur dan berterima kasih pada semua penyantun ASAK yang
tidak kami kenal, serta semua Pembina yang telah mendukung
kami agar dapat terus melanjutkan sekolah dan bertumbuh dalam
segala hal. Kami tidak dapat membalas kebaikan Bapak dan Ibu,
kami hanya dapat mendoakan segala yang terbaik untuk Bapak
dan Ibu sekalian.

Yuly
Doa dan Harapan 155

DOA DAN HARAPAN | St. Thomas Rasul


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

KOMUNITAS BARU
HARAPAN BARU

B erjuang untuk mendapatkan nilai yang lebih baik tentunya


akan terasa lebih ringan apabila dikerjakan bersama-sama. Hal
inilah yang dilakukan oleh anak-anak peserta program Ayo
Kuliah jurusan manajemen dan akuntansi dari Paroki Bojong
Indah, Santo Thomas Rasul (Sathora).

Setiap hari Senin mereka berkumpul dalam Klub Akuntansi yang


diadakan di Gedung Karya Pastoral. Klub Akuntansi ini didirikan
atas prakarsa salah seorang pengurus program Ayo Kuliah
Sathora. Sebagai mahasiswa baru ternyata para anak-anak santun
harus menghadapi pelajaran akuntansi dengan literatur
berbahasa Inggris. Ini tidaklah mudah bagi mereka. Maka
muncullah ide membuat klub ini yang tentu saja pengajarnya
adalah para pengurus sendiri. Selain itu ada pula anak-anak
program Ayo Kuliah angkatan lama yang bersedia membantu,
atau anak-anak dari para pengurus yang pernah mendapat
pelajaran akuntansi.

Klub yang mempunyai aktivitas rutin setiap hari Senin ini,


memiliki koordinator klub seorang anak yang berasal dari
program Ayo Kuliah angkatan lama. Koordinator klub bertugas
untuk mengabsen dan memberi informasi yang diperlukan
kepada para anggota klubnya. Anggota klub mengatur sendiri
156 DIA HADIR

jadwal untuk berlatih soal-soal dan mereka diperkenankan


menambah hari pertemuan bila dirasa perlu. “Sangat membantu,
tante” komentar seorang anak santun sekaligus anggota klub
ketika ditanya salah satu pengurus wanita. Benar bahwa pada
awalnya ia sangat takut menghadapi soal-soal pelajaran
akuntansi. Namun berkat keberadaan Klub Akuntansi ini, ia
menjadi lebih percaya diri dan berhasil mendapatkan nilai yang
baik.

Sungguh indah melihat sesama penerima santunan program Ayo


Kuliah dapat saling berbagi, saling mendukung satu sama lain
sehingga mereka dapat meraih nilai yang lebih baik. Pun suatu
kebahagiaan tersendiri bagi para pengajar karena mereka
mendapatkan kesempatan untuk berbagi talenta yang telah
Tuhan berikan. Semoga Klub Akutansi sebagai suatu komunitas
baru dapat menjadi harapan baru yang siap membantu kesulitan
belajar anak-anak program Ayo Kuliah di Sathora. Tuhan
memberkati.

Agnes Widyanti Harjady


Doa dan Harapan 157

DOA DAN HARAPAN | Hati St. Perawan Maria Tak


Bernoda
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

DI JAMAN SULIT,
TETAP BERBAGI

M asa kanak-kanak adalah masa yang menyenangkan. Masa


dimana tidak ada rasa penyesalan, keragu-raguan,
kekhawatiran akan situasi yang ada maupun yang akan datang.
Namun ternyata tidak semua anak mengalami masa kanak-kanak
yang menyenangkan itu. Penyebabnya adalah faktor-faktor yang
ada di luar diri mereka. Entah itu kemiskinan, keterbatasan
pendidikan, kekerasan di lingkungan rumah maupun sekitar dan
masih banyak lagi faktor yang menjadi penghalang bagi
terpenuhinya hak-hak dasar anak. Bagi banyak orang tua dengan
tingkat ekonomi menengah ke bawah, awal tahun akademik
membawa beban tersendiri. Betapa tidak, mereka harus
mengeluarkan banyak uang ketika penghasilan mereka memang
sudah tidak berimbang. Pengeluaran terus menerus bertambah
sedangkan penghasilan tetap segitu-segitu saja. Sekolah yang
dikelola bagi anak dari keluarga tidak mampu pun tidak banyak
membantu, khususnya ketika orangtua meminta keringanan uang
pembangunan, SPP, uang buku, dan sebagainya. Lalu bagaimana
caranya kita dapat membantu keluarga-keluarga tidak mampu
tersebut agar anak-anak mereka tetap dapat mengecap
pendidikan? Adakah jalan keluarnya?

Untuk mendukung kegiatan belajar mengajar siswa dari keluarga


tidak mampu, program Ayo Sekolah Ayo Kuliah (ASAK) dapat
158 DIA HADIR

memberikan dana bantuan pendidikan. Program ini bertujuan


membantu mengurangi beban biaya pendidikan serta memotivasi
siswa agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi. “Kami ingin memecahkan masalah kekurangmampuan
keluarga miskin Katolik agar dapat tetap menyekolahkan anak-
anak mereka,” kata Albertus Rudi Suwandi, ketua Ayo Sekolah
(AS) Paroki Tangerang, Gereja Hati St. Perawan Maria Tak
Bernoda (HSPMTB), saat acara launching program Ayo Sekolah
pada tanggal 27 Mei 2012 lalu.

Pada tahun 2013 kami mengalokasikan dana Rp. 85.2000.000,-


untuk bantuan pendidikan bagi siswa tingkat SD, SMP, SLTA
sejumlah 60 anak. Dana bantuan tersebut kami peroleh dari para
penyantun dan donatur, umat paroki kami. Daerah Tangerang
tidak memiliki sumber daya alam seperti daerah lain sehingga
kami hanya mengandalkan kemampuan sumber daya manusia
(SDM). Tentunya kami membutuhkan SDM yang memiliki
pendidikan baik untuk menjadi motor penggerak pembangunan
dan siap bersaing. Memahami kondisi tersebut, maka pendidikan
menjadi kata kunci bagi terciptanya pembangunan manusia yang
cerdas, berkepribadian, dan bermartabat. Pendidikan akan
menjadikan manusia sebagai sumber investasi di masa datang
untuk membangun mental dan karakter bangsa yang memiliki
rasa percaya diri serta mandiri. Untuk memutuskan rantai
kemiskinan di kota Tangerang, pendidikan seharusnya dibuat
merata untuk mereka yang kini tengah hidup di dalam garis
kemiskinan tersebut. Pendidikan sudah menjadi kebutuhan
mendasar anak-anak yang tengah mengalami golden period dan
pembentukan karakter. Maka bukan saja harus didukung oleh
pemerintah melainkan juga oleh masyarakat luas terutama umat
gereja khususnya.
Doa dan Harapan 159

Melalui program ASAK, kita diperkenalkan kepada Kristus yang


solidaritas-Nya memuncak dalam peristiwa wafat-Nya.
Solidaritas Allah membebaskan manusia tidak hanya berhenti
pada kematian Kristus di salib namun berlanjut sampai sekarang
dalam hidup kita sehari-hari. Kita yang telah mengalami
solidaritas dan kasih Allah selayaknya membalas dengan
bersolider terhadap saudara-saudara kita khususnya yang miskin
dan berkekurangan. Kita diharapkan menjadi penyalur kasih
Allah bagi sesama melalui program ASAK ini.

Ternyata dengan melakukannya kita sudah turut mewartakan


Kristus. Kristus bukan lagi pribadi yang nun jauh di atas sana,
tetapi dekat dengan kita dan dapat kita sentuh termasuk dalam
program ASAK. Bukankah Yesus mengajak kita untuk
membangun habitus baru dengan gerakan melawan kemiskinan
menuju manusia yang bermutu dan bernilai? Tak peduli di jaman
sulit, kita harus tetap sanggup berbagi.

Poona Halim
160 DIA HADIR

DOA DAN HARAPAN | St. Nikodemus


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

HARAPAN DAN SEMANGAT


TIDAK PERNAH BOLEH PADAM

K ita semua pasti pernah mendengar kisah tentang 2 biji yang


ditaruh di dalam tanah. Biji yang satu selalu merasa takut.
Takut sakit, takut akan gelap, takut bertemu dengan hal yang
aneh-aneh dalam tanah sehingga dia tidak bertumbuh. Biji yang
lain berani untuk masuk dalam kegelapan, berani untuk sakit
membuka cangkangnya dan menjulurkan tunas, menembus gelap
dan bertemu dengan banyak hal baru yang akhirnya
mengembangkan dia dan tumbuh menjadi tanaman yang baik.

Program Ayo Sekolah yang baru dimulai di tempat baru dapat


dianalogikan seperti itu. Ayo Sekolah akan tumbuh dan
berkembang bila berani melangkah dan mengambil resiko yang
ada. Namun tidak akan berkembang dan terwujud bila setiap
langkah serta resolusi selalu dihampiri, bahkan dikungkungi
dengan ketakutan dan kecemasan. Ayo Sekolah menjadi biji yang
hidup. Dari gerakan sebuah paroki menjadi gerakan keuskupan,
Ayo Sekolah berani membuka diri, keluar dan akhirnya bertemu
dengan banyak ‘teman’ baru yang menumbuh kembangkan
gerakan ini.

Dalam meluncurkan program nyata berbagi Ayo Sekolah ini,


ibarat sebuah bibit, yang harus ditanam, disemai, dijaga dan
dirawat. Siapa yang melakukan itu semua? Jawabannya adalah
kita. Dalam kehidupan berparoki, peran serta umat, dewan paroki
Doa dan Harapan 161

dan pastor paroki menjadi sebuah instrumen yang berkaitan satu


dengan yang lain. Pastor paroki memiliki peran penting sebagai
inspirator, motivator dan juga fasilitator dalam gerakan ini.
Inspirator berati memberikan inspirasi kepada pengurus dewan
paroki dan pengurus Ayo Sekolah untuk mampu memulai.
Sebagai motivator berarti memberikan semangat bagi para
pengurus untuk menjalankan program dan akhirnya
memfasilitasi anak santun, penyantun dan pengurus untuk
berkolaborasi ketika program telah berjalan.

Pada tahun 2012-2013 saya diutus oleh bapak Uskup untuk


melayani umat di Paroki Ciputat, Santo Nikodemus. Entah
sebuah kebetulan atau memang Allah yang berkehendak, pada
tahun itu pula pastor kepala paroki mencanangkan program
ASAK untuk segera dilaksanakan di Paroki Ciputat. Saat memulai
program ASAK, hal paling pertama yang muncul adalah
kekhawatiran dan ketakutan. Rintangan pertama yang juga
dihadapi adalah mencari pengurus yang memang bersedia untuk
meluangkan waktu dan tenaga. Setelah terbentuk pengurus,
muncul rintangan berikut yaitu keraguan untuk mencari
penyantun dan donatur, keraguan juga dengan kemampuan
paroki yang notabene masuk dalam golongan “ekonomi lemah”.
Disinilah peran sebagai pastor paroki dan dewan paroki menjadi
nyata. Pastor paroki harus selalu mampu memberikan semangat
dan menumbuhkan keyakinan kepada pengurus ASAK untuk
berani melangkah.

Target awal adalah bulan Juni 2013 untuk meluncurkan program


ASAK di Santo Nikodemus, namun hal itu baru terlaksana pada
tanggal 27 Oktober 2013. Semua itu berhasil kami lakukan karena
semangat dan kerja keras serta kepercayaan dari dewan paroki,
pastor kepala dan komitmen di antara pengurus ASAK.
162 DIA HADIR

Semangat dan harapan tidak boleh pernah padam, karena kita


bekerja bukan untuk mencari kemuliaan diri, namun untuk
semakin memuliakan Allah. Semangat dan harapan harus tetap
menyala karena yang dikerjakan adalah pelayanan yang tanpa
pamrih demi terwujudnya masa depan kehidupan yang lebih
baik. Kita yang sudah baik dan beruntung harus tetap menjaga
semangat dan harapan mereka yang belum baik dan beruntung.
Dan ketika kita melakukannya, pada saat itulah kita menjadi
pelaksana sabda bukan sekedar pendengar, karena iman akan
menjadi hidup karena perbuatan nyata.

Romo Sylvester Hari Pamungkas


Doa dan Harapan 163

DOA DAN HARAPAN | Regina Caeli


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

ASAK
LINTAS PAROKI

A wal tahun 2011 adalah awal saya mengemban tugas


pelayanan sebagai Ketua Seksi Pengembangan Sosial
Ekonomi (PSE) di mana Sub Seksi Pendidikan bernaung di
bawahnya. Berbekal selentingan kabar tentang program Ayo
Sekolah Ayo Kuliah (ASAK) kala itu, para pengurus inti
memberanikan diri berbincang langsung dengan sang penggagas,
Yanto J. Wibisono. Setelah menerima penjelasan program yang
menjadi primadona Keuskupan Agung Jakarta itu, kami
membulatkan tekad menjalankannya dengan beberapa
penyesuaian seturut kondisi paroki kami. Misalnya, program
ASAK dirancang mandiri untuk satu paroki maka hal ini menjadi
sulit diterapkan di Paroki Regina Caeli (RC) - Pantai Indah Kapuk
(PIK) yang tidak mempunyai anak santun. Maka lahirlah ide
untuk bekerjasama dengan Paroki St Philipus Rasul - Kapuk yang
ketika itu sama-sama sedang menjajaki program ASAK, untuk
berbagi anak santun kepada Paroki RC.

Cukup panjang jalan yang harus kami rancang baik di dalam


maupun di luar paroki, sebelum kelak kami bergerak sinergis.
Rapat intern pengurus seksi hingga rapat bersama dewan paroki
harian kami lakukan secara marathon. Belum termasuk rapat
koordinasi antar paroki yang kami lakukan secara paralel. Tepat
pada bulan Mei 2011 kami menghasilkan Memorandum of
164 DIA HADIR

Understanding (MoU) yang telah ditandatangani kedua pastor


kepala paroki. MoU ini lahir untuk menjawab keraguan
berjalannya program ASAK bagi kedua paroki. Dalam MoU ini
tertuang kesepakatan tentang pembentukan kepengurusan
bersama, prosedur seleksi anak santun, dokumen-dokumen yang
dilampirkan sebagai persyaratan untuk menerima bantuan, dan
lain sebagainya. Wajar apabila kedua paroki mengharapkan
kerjasama jangka panjang untuk program ASAK ini, tentunya
dengan tidak menutup klausul pembaharuan yang diperlukan
sesuai dengan kondisi yang berlaku. Selain sebagai kepastian
“hukum” bagi kedua paroki, MoU juga melindungi para anak
santun agar mereka mempunyai kepastian kelanjutan
pendidikan.

Sekarang tiba saatnya kami mempersiapkan acara launching


program ASAK yang ketika itu akan digelar pada hari Minggu,
18 September 2011 di Paroki RC. Kami bekerjasama dengan Seksi
Komunikasi Sosial membuat film yang akan diputar dalam misa.
Kami mendesain flyer berisi informasi, membuat amplop khusus
untuk para donatur, mencetak formulir anak santun untuk para
calon penyantun, dan menyusun acara seremonial setelah misa.
Kami juga berencana menyelenggarakan acara pembekalan bagi
“undangan cilik” kami, para anak santun dari Paroki St Philipus
Rasul, yang dibawakan oleh pakar pendidikan anak-anak, Fidelis
Waruwu.

Tibalah hari yang kami nanti-nantikan, ketika Paroki RC resmi


menjadi paroki ke-8 yang menjalankan program ASAK, sekaligus
paroki pertama yang menerapkan program ASAK Lintas Paroki,
demikian kami menyebutnya. Bagi umat yang diberi rejeki lebih
oleh Tuhan sehingga menikmati hidup berkecukupan, sudah
Doa dan Harapan 165

sewajarnya bila disediakan wadah untuk menyalurkan jiwa sosial


mereka. Program ASAK Lintas Paroki adalah sebuah program
yang tepat bagi para dermawan yang tergerak membantu dunia
pendidikan. Sungguh sebuah berkat bagi umat kedua paroki yang
telah diberi kesempatan untuk saling melengkapi dalam
kehidupan sosial mereka. Mengapa dunia pendidikan yang
menjadi pilihan? Sebuah kalimat bijak mengatakan, “Berilah
seseorang ikan maka ia akan dapat makan hari ini, namun berilah
seseorang kail maka ia akan dapat makan seumur hidupnya”.

Berbekal penjelasan yang akurat kepada umat melalui berbagai


media paroki, anak santun kami “ludes” tersantuni tidak lama
setelah 1000 balon merah dan biru mengangkasa, tanda
diresmikannya program ASAK Lintas Paroki oleh Romo Vikjen
Yohanes Subagyo. Tidak ada keraguan umat yang tersirat karena
program ini disusun dengan memperhatikan profesionalitas dan
prosedur yang transparan sehingga semua kegiatan yang ada di
dalamnya berada dalam pengawasan kedua paroki dan tentunya
dapat dipertanggungjawabkan.

Menjelang akhir masa bakti saya sebagai Ketua Seksi PSE, pada
hari Minggu, 22 September 2013 kembali kami launching program
ASAK Lintas Paroki II bekerjasama dengan Paroki St Clara -
Bekasi Utara. Diawali dengan acara seremonial berupa flash mob
dalam waktu terbilang singkat kami berhasil mendapatkan
penyantun bagi lebih dari 100 anak santun kala itu. Puji Tuhan
atas belas kasih-Nya, penyantun bergembira dan anak santun
pun bersuka.

Akhir kata, dilandasi dengan keinginan luhur dari umat ketiga


paroki untuk memajukan dunia pendidikan, kami meyakini
166 DIA HADIR

bahwa ini adalah bagian dari penghayatan iman dan


implementasi dari kasih serta ajaran sosial Gereja. Tiada gading
yang tak retak, namun jika retak maka dipastikan bahwa itu
adalah gading yang asli. Tidak ada sesuatu yang sempurna selain
Tuhan, maka program ASAK Lintas Paroki ini pun akan
senantiasa berbenah dari waktu ke waktu. Kita percaya,
manfaatnya akan segera terasa khususnya bagi umat Katolik di
Keuskupan Agung Jakarta.

Ursulla Ann
Doa dan Harapan 167

DOA DAN HARAPAN | Maria Bunda Karmel


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA


MELALUI ASAK

P rogram Ayo Sekolah dan Ayo Kuliah (ASAK) adalah program


yang sangat penting dan sangat baik untuk diterapkan di
seluruh paroki, termasuk Paroki Tomang, Maria Bunda Karmel.
Transparansi dan keterlibatan banyak pihak menjadi kekuatan
kita dalam menjalankan program ini. Adalah tugas kita bersama
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara ini.
Sebagaimana kita ketahui pesan dari Nelson Mandela yang
sungguh bernilai: “Education is the most powerful weapon which you
can use to change the world”.

Kita tidak mau ada satu orang pun di paroki kita yang tidak bisa
sekolah karena tidak ada biaya, bukan ? ... Tentunya pemikiran
semua orang tidak akan sama, selalu ada perbedaan dan selalu
ada kekhawatiran jika ingin menjalankan sebuah program baru.
Ini yang terjadi ketika pertama kali program ASAK diperkenalkan
di paroki kami... tetapi dengan semangat yang diajarkan oleh
Kristus sendiri, segala perbedaan pandangan itu tentunya kita
satukan dalam semangat melayani, sehingga pada akhirnya kita
bisa meluncurkan program ASAK di paroki MBK ini. Sebagai
anggota dewan paroki, kami sangat mendukung gerakan yang
berlandaskan semangat kasih dan semangat berbagi ini. Oleh
karena itu saya berharap para pengurus dewan paroki di paroki
168 DIA HADIR

manapun di KAJ ini bisa memberikan dukungan kepada gerakan


yang sudah nyata memberikan hasil yang positif ini.

Saya bersyukur gerakan ASAK ini berjalan dengan baik di banyak


paroki di Keuskupan Agung Jakarta. Secara nyata ASAK juga
ikut berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk
itu mari kita bergandengan tangan demi mensukseskan program
ASAK di paroki kita masing-masing. Kita bisa mengambil peran
mana yang sesuai dengan apa yang kita miliki dan kita mampu
kerjakan. Semoga Tuhan memberkati. Amin.

Dedy Rochimat
Doa dan Harapan 169

DOA DAN HARAPAN | Maria Bunda Karmel


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

MERAJUT KEMBALI
FIRDAUS YANG TERKOYAK

W aktu kecil, di Sekolah Rakyat (demikian sebutan Sekolah


Dasar waktu itu) terus sampai penulis berangkat menjadi
remaja, pak guru selalu mengajar betapa indahnya negeri kita.
Disebutkan sebagai negara yang gemah ripah loh jinawi, dengan
penduduk yang ramah penuh damai layaknya zamrud
khatulistiwa. Kekayaan alam berlimpah, menjadi modal untuk
membangun masyarakat adil dan makmur. Ditambah dengan
keramahtamahan penduduknya yang rukun, siap bergotong
royong saling membantu dalam kebersamaan.

Ternyata masyarakat adil dan makmur itu belum tercapai setelah


kemerdekaan diraih selama lebih dari 60 tahun. Pembangungan
tidak cuma jalan ditempat, tetapi malah mundur. Di beberapa
atau bahkan banyak tempat, yang terjadi bukan pembangunan
tetapi pengrusakan, bahkan penghancuran. Akibatnya sang
zamrud khatulistiwa kehilangan gemerlapnya, meredup,
kehilangan sinar keindahannya. Firdaus kita terkoyak.

Keadaan telah sedemikian parah, sampai seorang tukang becak


jujur yang mengembalikan dompet yang ketinggalan di becaknya
menjadi berita besar. Diliput media televisi sebagai sebuah
kejadian langka. Sementara korupsi yang merupakan perbuatan
dosa menjadi kegiatan sehari-hari. Sampah bertumpuk dimana-
170 DIA HADIR

mana. Orang tidak mau berjalan beberapa meter untuk mencari


tempat sampah tetapi membuang saja di jalan atau selokan.
Belum lagi masyarakat yang terkotak-kotak, saling curiga, rasa
persaudaraan menurun. Lebih banyak memikirkan diri atau
golongannya sendiri. Rasa satu bangsa, satu tanah air cuma
tinggal kenangan. Adanya cuma dalam slogan dan retorika
kosong.

Seorang pemimpin yang menjalankan konstitusi dan mentaati


sumpah jabatannya dengan setia menjadi fenomenal. Hal yang
seharusnya biasa menjadi luar biasa, penyelewengan jadi biasa.
Namun masih ada harapan. Masih banyak orang yang
berkehendak baik, berbudi luhur, jujur dan rajin. Tetapi mereka
tersingkir, lemah tak berdaya, hanya stress mengelus dada dan
berharap terbitnya matahari baru. Marilah kita bersama sejenak
menelaah bagaimana kita akan ikut menisik, menambal koyak-
koyak yang ada pada bangsa ini.

Bila ditelusuri ternyata akar dari kepincangan salah satunya ada


pada rendahnya tingkat pendidikan rakyat. Pendidikan termasuk
pendidikan moral dari teladan orang tua maupun ajaran agama.
Ajaran agama akan menyadarkan orang untuk memperhatikan
sebab akibat dari tindakan yang diambil yang akan membawa
pada kesadaran untuk hidup saling mensejahterakan.

Kemiskinan yang mendera bangsa kita telah mencetak banyak


anak putus sekolah, atau bahkan tidak sekolah. Akibatnya akan
meningkatkan kebodohan rakyat. Gerakan ASAK yang mulai
menggelinding di Keuskupan Agung Jakarta bisa mengambil
peran yang banyak artinya dalam pembangunan masyarakat
Indonesia. Karena pada gilirannya akan mengurangi jumlah anak
Doa dan Harapan 171

yang tidak mendapatkan pendidikan dan pengajaran ilmu


pengetahuan di sekolah.

Anak-anak ini, yang ingin sekolah tetapi terhambat, akan


mendapatkan pengalaman sejati tentang arti tolong menolong,
akan mendapat sentuhan cinta kasih murni, dan dengan
pendidikan moral kemuliaan batinnya akan terbina. Sehingga
pada gilirannya mereka akan membalas, mengembalikan budi
baik yang mereka terima kepada orang lain.

Dipihak lain, perlu pula kita sadari bahwa pendidikan saja tidak
cukup. Karena anak-anak kita perlu panutan dan contoh-contoh
konkrit dalam kehidupan nyata. Untuk itu kita semua akan bisa
berperan dengan hidup sesuai dengan kepatutan. Janganlah
terbawa slogan putus asa yang sering terlontar: “Saiki jaman edan,
yen ora melu edan ora keduman” (sekarang ini jaman gila, kalau
tidak ikut gila tidak kebagian). Kalau ini terjadi maka kehidupan
kita akan lebih rendah dari binatang, karena binatang egois hanya
untuk makan dan sekedar hidup, sementara manusia akan egois
demi memuaskan nafsu dan keserakahannya.

Marilah kita bersama ambil bagian dalam gerakan ASAK, agar


zamrud khatulistiwa bersinar lagi. Bak merajut kembali Firdaus
yang terkoyak.

Robert Purnomo Bagio


172 DIA HADIR

DOA DAN HARAPAN | Universitas Katolik Atma Jaya


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

DARI BEASISWA
UNTUK BEASISWA

S elalu saja jika mendengar kata “beasiswa”, pikiran saya lantas


segera berlari ke beberapa tahun lalu ketika saya tengah
bersiap-siap untuk mengakhiri proses perkuliahan saya di
Fakultas Hukum Unika Atma Jaya. Pada medio 2008, setelah
seluruh mata kuliah dan skripsi diselesaikan, maka giliran
berikutnya adalah mendaftar untuk mengikuti ujian skripsi
sebagai fase terminal dari proses perkuliahan di semester VIII.
Ya, meski waktu itu sangat aktif dalam berbagai kegiatan
kemahasiswaan, juga sempat beberapa kali menjadi delegasi
Unika Atma Jaya dalam beberapa forum nasional, saya tetap ingin
menyelesaikan kuliah tepat waktu pada tahun keempat.

Ketika mendaftar untuk ujian skripsi, saya mendapat informasi


bahwa biaya untuk ujian skripsi pada 2008 di fakultas saya sebesar
Rp 800.000,- (delapan ratus ribu rupiah). Besaran biaya ini saya
sampaikan pada ayah saya yang saat itu sudah pensiun dari
pekerjaannya di salah satu BUMN. Sayangnya, karena besaran
pensiunnya sebagai pegawai biasa BUMN yang tidak seberapa,
situasi rumah tangga ayah-ibu yang sudah terpisah dan ayah
sudah memiliki keluarga baru, saya hanya menerima permintaan
maaf dari ayah karena tak sanggup membayar biaya itu. Tak
sepeser pun bisa dibayarkan oleh ayah ketika itu. Saya tersentak.
Tak terbayang bahwa di penghujung kuliah saya malah tak bisa
Doa dan Harapan 173

menyelesaikan kuliah hanya karena tak bisa membayar biaya


ujian skripsi. Perasaan campur aduk dan bingung harus berbuat
apa.

Dalam kebingungan itu, saya mencoba melangkahkan kaki ke


ruang Wakil Rektor III yang mengurusi Kemahasiswaan dan
Alumni. Saat itu, Warek III yang menjabat adalah Dr. Yohanes
Temaluru, M.Psi. Beliau sudah saya anggap seperti ayah saya
sendiri karena beliau menjadi sosok yang kerap menghadirkan
solusi ketika saya terbentur pada masalah-masalah pelik tak
hanya dalam kegiatan kemahasiswaan, tetapi juga dalam
kehidupan sehari-hari. Beliau tanpa sadar sering
“menyelamatkan” saya yang pada waktu sering tak punya uang
untuk pulang atau makan hanya dengan hal sederhana,
menawarkan tumpangan untuk pulang bareng atau sekedar
sekotak snack. Belum lagi beberapa mahasiswa dengan berbagai
kesulitan keuangan telah beliau bantu melalui Panitia Beasiswa
maupun alumni Unika Atma Jaya agar tetap bisa kuliah dengan
lancar, salah satunya adalah sahabat saya sendiri. Bantuan-
bantuan ini jika saya tak salah, masuk dalam kategori “bantuan
aksidental” dari Panitia Beasiswa.

Dengan kepercayaan itulah saya meyakinkan diri bahwa inilah


satu-satunya cara agar saya bisa lulus kuliah. Saya kemudian
datang ke ruangan beliau di Rektorat, Gedung Karol Wojtyla
lantai 1. Yang unik dari ruangan Warek III di Unika Atma Jaya
adalah ruangannya memiliki akses pintu keluar sendiri sehingga
mahasiswa yang hendak datang seringkali “nakal” atau “iseng”
tak mau melapor dahulu ke resepsionis Rektorat. Saya adalah
salah satu mahasiswa yang kerap memanfaatkan hal ini hehehe..
termasuk pada hari itu. Saya hanya perlu berdiri di depan kaca
174 DIA HADIR

ruangan beliau agar beliau tahu kehadiran saya. Menyadari ada


“tamu”, Pak Anis, begitu beliau akrab disapa, segera membuka
pintu.

Setelah dipersilakan masuk, saya langsung menumpahkan


kegalauan saya yang “terancam” tak bisa ikut ujian skripsi. Beliau
menangkap kegalauan saya, kemudian menenangkan saya dan
mengatakan akan mengusahakan dalam beberapa hari ini agar
saya bisa mendapatkan biaya ujian skripsi. Meksi masih tak
tenang, saya berusaha menenangkan diri dan percaya pada
ucapan beliau, dan segera pulang ke rumah.

Benar saja, pada hari kedua, saya datang kembali ke ruangan


Pak Anis, dan di tangan beliau sudah ada uang dengan jumlah
persis sama seperti yang saya butuhkan. Akhirnya, beliau
memberikan uang tersebut dan berpesan agar segera
membayarkan uang tersebut agar bisa ujian. Saya terharu
menerima uang tersebut, apalagi karena beliau tak mau menyebut
siapa alumni yang telah membantu saya agar bisa ujian. Singkat
kata, saya segera membayar biaya itu dan mendaftar untuk ujian
skripsi. Medio Agustus 2008 saya mengikuti ujian skripsi dan
dinyatakan lulus sehingga bisa mengikuti Wisuda pada Oktober
2008 sebagai lulusan terbaik Fakultas Hukum Unika Atma Jaya,
plus pada September 2008 saya juga sudah diterima bekerja di
sebuah perusahaan jalan tol swasta. Saking gembiranya atas
pengalaman mengharukan di penghujung kuliah saya, di
panggung wisuda pada saat proses pemindahan tali pada topi
toga wisuda, saya memeluk Pak Anis “sang penyelamat”
kelulusan saya.
Doa dan Harapan 175

Dinamika lulus dengan situasi demikian membuat saya tak dapat


melupakan Unika Atma Jaya, sehingga bertahun-tahun setelah
itu, tepatnya menjelang akhir 2011, ketika Prof. Dr. Ir. M.M.
Lanny W. Pandjaitan, M.T. terpilih menjadi Rektor dan meminta
saya membantu beliau, saya dengan rela hati menerima tawaran
itu. Dalam perjalanan membantu beliau sebagai Sekretaris
Eksekutif, menjelang penghujung 2013 karena adanya kebutuhan
PIC/Koordinator Beasiswa ASAK Unika Atma Jaya, saya dengan
ringan pula mengajukan diri untuk membantu sambil tetap
menjalankan tugas utama saya. Bersama Dr.rer.pol. Agung
Nugroho, Wakil Rektor I Bidang Akademik, saya mencoba
menata prosedur beasiswa program ASAK - Unika Atma Jaya.

Sebagai alumnus, sekaligus karyawan Unika Atma Jaya, saya


senang sekali dapat membantu mengurus beasiswa program
ASAK ini, terutama dalam banyak kesempatan bisa bertemu calon
mahasiswa atau orang tua mereka yang “curhat” kesulitan
mereka dan kemudian menjadi senang karena terbantu dengan
program ASAK - Unika Atma Jaya. Yang juga menggembirakan
adalah para pengurus ASAK, baik di tingkat pusat/keuskupan
maupun paroki sangat-sangat kooperatif apabila kami kontak
untuk meminta berbagai syarat administrasi agar anak santun
ASAK dapat kami bantu dengan beasiswa program ASAK - Unika
Atma Jaya. Inilah salah satu wujud konkrit nilai “Peduli” Unika
Atma Jaya yang diamanatkan dari Konstitusi Apostolik Ex Corde
Ecclessiae untuk, sekaligus mewujudkan pesan salah satu pendiri
Atma Jaya, yakni alm. Frans Seda yang berpesan “tidak boleh
seseorang tidak melanjutkan kuliahnya karena ia miskin”. Dan,
saya senang bisa menjadi bagian dari perwujudan hal-hal ini,
khususnya “membalas” apa yang telah diberikan Unika Atma
176 DIA HADIR

Jaya pada saya dalam waktu tak terlalu jauh dari waktu kelulusan
saya. Saya senang bisa membantu mewujudkan impian banyak
orang, seperti yang dulu juga saya alami. Proficiat untuk Program
“Ayo Sekolah, Ayo Kuliah” Keuskupan Agung Jakarta ini.
Semoga terus menjadi tangan dan hati bagi orang-orang muda
Gereja meraih masa depannya.

Willem L. Turpijn
Jendela Belakang 177
178 DIA HADIR

JENDELA BELAKANG | Tim Buku


○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

TENTANG ASAK

S etelah membaca banyak tulisan yang berisi pengalaman iman,


pergumulan hati, rasa syukur, doa dan harapan dari orang-
orang yang terlibat dalam gerakan ASAK, maka kami beri
penjelasan singkat tentang tentang gerakan ASAK.

Ayo Sekolah – Ayo Kuliah adalah :

• Program orang tua asuh : ada penyantun yang membantu anak


santun
• Anak santun adalah umat paroki dari keluarga tidak mampu
yang memenuhi kriteria ASAK
• Penyantun bisa mengikuti perkembangan sekolah anak santun
• Pengurus program : Seksi PSE / Seksi Pendidikan Paroki
• Nilai santunan :
o Ayo Sekolah Rp. 200.000,- / bln
o Ayo Kuliah Rp. 400.000,- / bln
• Seorang penyantun bisa menyantuni lebih dari satu anak
santun
• Beberapa orang secara bersama bisa menyantuni satu anak
santun
• Komitmen santunan minimal 1 th
• Website Ayo Sekolah : www.ayosekolah.org
Jendela Belakang 179

Beberapa prosedur standar ASAK :


• Terdaftar sebagai umat paroki (ada kartu keluarga paroki)
• Pengajuan melalui Ketua Lingkungan
• Dokumen pengajuan akan diverifikasi dan pengurus akan
melakukan kunjungan
• Jika pengajuan disetujui, akan dicarikan penyantun
• Nilai bantuan ditentukan pengurus berdasarkan rekomendasi
dan situasi paroki
• Anak santun ASAK akan mengikuti pembinaan yang
dilakukan oleh pengurus
• Foto copy rapor anak santun ASAK akan dikumpulkan setiap
semester

ASAK hari ini :


• Sudah berjalan di 32 paroki di KAJ
• Jumlah anak santun
o TK – SMU : 2.665
o Perguruan Tinggi : 233
o Seminari : 12
o Total : 2.910
• Jumlah Penyantun : 2.187

Empat wilayah koordinasi ASAK :

o Wilayah Tangerang : St. Maria Regina, Hati St Perawan Maria


Tak Bernoda, St. Helena, St. Bernadet, St. Barnabas, St.
Nikodemus, St. Laurensius
o Wilayah Barat Utara : St. Thomas Rasul, Maria Kusuma
Karmel, Trinitas, Regina Caeli, St. Philipus Rasul, Maria Bunda
Karmel, St. Matias Rasul, St, Kristoforus
180 DIA HADIR

o Wilayah Pusat Selatan : St. Ignatius Loyola, Kristus Raja, St.


Perawan Maria Diangkat ke Surga, St. Perawan Maria Ratu,
Gereja Damai Kristus, St. Fransiskus Asisi, Bunda Hati Kudus,
Ratu Rosari
o Wilayah Timur Bekasi : St. Bartolomeus, St. Lukas, St. Paskalis,
Hati Kudus, St. Anna, St. Yoseph, St. Yohanes Bosco, St.
Bonaventura, St. Clara

Semoga paroki-paroki lain di KAJ ini bisa segera bergabung


dengan ASAK, sehingga bisa membantu lebih banyak anak-anak
dan keluarga-keluarga tidak mampu untuk meraih mimpi
mereka. Amin.

Tim Buku
Jendela Belakang 181

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
JENDELA BELAKANG
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

FILOSOFI
POHON PALMA

G erakan ASAK telah menjadi suatu fenomena yang


membanggakan di tengah-tengah gerak Gereja di Keuskupan
Agung Jakarta. Seolah kita menjadi saksi hidup bagaimana
pertumbuhan gerakan yang pada awalnya sederhana dan dimulai
dalam lingkup kecil berkembang seperti efek bola salju di hati
banyak orang. Semakin banyak orang yang tersentuh, terenyuh,
hingga mau ikut terlibat di dalamnya.

Dalam bunga rampai ini kita telah membaca bagaimana


pengalaman dan pergulatan setiap pribadi yang terlibat dalam
gerakan ASAK di paroki-paroki tempat mereka memperjuangkan
gerakan ini. Terungkap juga bagaimana perjuangan mereka, suka
duka, hambatan, tantangan serta harapan dan impian mereka
akan masa depan yang lebih baik untuk dirinya dan untuk banyak
orang. Meski tertuang dalam berbagai macam ungkapan dan
pengalaman, namun ada satu benang merah yang mengikat
identitas mereka, yaitu “orang-orang yang masih peduli akan
nasib orang lain dan masih berani bermimpi untuk
memperbaikinya.” Kiranya semangat dan kerja keras mereka
menjadi begitu bermakna ketika kita membaca Yesaya 55:10-11,
di mana Allah memberikan suatu jaminan akan firman yang
disampaikanNya kepada setiap hati manusia: “Seperti hujan dan
182 DIA HADIR

salju yang turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan
mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-
tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang
yang mau makan, demikianlah firmanKu yang keluar dari mulutKu: ia
tidak akan kembali kepadaku dengan sia-sia tetapi ia akan melaksanakan
apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan
kepadanya.”

Filosofi pohon Palma kiranya memberikan kita inspirasi dalam


melihat perjuangan gerakan ASAK. Pohon Palma adalah pohon
yang mampu terus hidup dan hijau daunnya sepanjang tahun.
Entah itu di musim panas, musim dingin, musim semi maupun
musim gugur. Pohon Palma melambangkan DAYA HIDUP yang
luar biasa, yang mampu bertahan tanpa dipengaruhi oleh
keadaan baik ataupun buruk dari lingkungan di sekitarnya.
Untuk mempunyai DAYA HIDUP yang sedemikian, pohon
Palma harus melewati proses perjalanan hidup yang luar biasa.
Ketika tunas pohon ini muncul dari tanah, ia akan terlihat begitu
kecil nyaris tidak terlihat. Keadaan itu akan berlangsung selama
berbulan-bulan. Seolah ia tidak mengalami pertumbuhan sama
sekali. Orang yang tidak tahu dan tidak sabar akan memotong
atau membuangnya begitu saja. Tanpa kita sadari, dalam keadaan
tidak berkembang dan tidak tampak itulah sebenarnya pohon
Palma sedang mengadakan suatu proses lain yang luar biasa.
Akarnya sedang menjalar dan berkembang di bawah tanah,
menciptakan suatu fondasi yang kokoh sambil mencari sumber-
sumber air jauh ke bawah, guna kelangsungan hidup mereka.
Setelah akar siap dan kokoh, barulah tunas pohon ini akan
tumbuh dan berkembang begitu cepatnya ke atas. Ia akan tumbuh
sebagai pohon yang tinggi namun tidak mudah goyah meski
diterpa angin dan hujan.
Jendela Belakang 183

Gerakan ASAK adalah gerakan yang tidak bisa langsung dinilai


tingkat keberhasilannya dalam jangka waktu yang singkat.
Gerakan ini memerlukan tahapan-tahapan awal yang oleh
kebanyakan orang dengan mudah bisa dianggap sebagai gerakan
yang sia-sia dan buang-buang waktu terlebih ketika kendala dan
hambatan mulai menghampiri. Keberhasilan gerakan ini
membutuhkan kesabaran dan optimisme yang tinggi, yang kita
temukan jawabannya dalam pengalaman IMAN kita bersama
Allah. Kita tidak pernah berjuang seorang diri, kasih Allah dan
pertolongan sesama kiranya menjadi kekuatan gerakan ini untuk
membangun akar yang kuat hingga dapat berkembang dan
berbuah.

Romo Josep Sutanto


184 DIA HADIR

[\
Ketika melihat dan diam,
tidak berbuat,
kita baru jadi pendengar

Ketika melihat dan berbuat,


bahkan terlibat,
kita telah menjadi Pelaku

Ayo Sekolah mengajak anda


bukan hanya melihat,
tapi berbuat

Ester Sulisetiowati

[\
Jendela Belakang 185

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
JENDELA BELAKANG
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Rekam Peristiwa ASAK

Kejarlah mimpimu

Pondok belajar ASAK


186 DIA HADIR

Wejangan bapa Uskup

Mengisi liburan sekolah


Jendela Belakang 187

Soul Mind Synergy, komitmen untuk masa depan

Melayani dengan hati


188 DIA HADIR

Mari berbelarasa

Romo Gilbert blusukan


Jendela Belakang 189

Bernyanyi untuk Tuhan

Berbagi ke Papua
190 DIA HADIR

Tim (admin) di balik layar

Sharing kegiatan ASAK di KAJ


Jendela Belakang 191

Salam dari Nanjing

ASAK lintas Paroki


192 DIA HADIR

Beasiswa Ayo Kuliah Binus

Beasiswa Ayo Kuliah Atma Jaya


“Ayo Sekolah jawaban nyata atas tantangan iman”
Mgr. Ignatius Suharyo

Melalui gerakan ASAK diharapkan Gerakan ASAK sangat sejalan


setiap anak didik yang telah dengan program pembangunan
mendapatkan beasiswa mampu pendidikan nasional dalam rangka
menjadi inspirasi bagi teman dan “Mencerdaskan kehidupan bangsa“
lingkungan sekitarnya untuk terus sebagai amanat UUD 45. Sebagai
semangat dan berprestasi. insan Katolik, saya sangat men-
Bernard Gunawan, dukung program mulia yang dire-
Ketua Yayasan Bina Nusantara komendasikan KAJ ini.
Prof Dr JB. Sumarlin
Kasih sayang yang melandasi kegia-
tan ASAK ini patut ditiru. Mereka Buku ini berisi gagasan, pengala-
bukan hanya sekedar menyalurkan man, kepedulian anggota gereja
bantuan dari para donatur, tetapi akan pentingnya pengembangan
mereka begitu antusias memberi sumber daya manusia sehingga
perhatian bagi masa depan merasa terpanggil membantu
anak-anak ASAK, layaknya anak sesama, khususnya bagi keluarga
sendiri. Dua Jempol untuk pengga- kurang mampu, supaya anak-anak-
gas dan para pembina. nya bisa mendapatkan kesempatan
mengenyam pendidikan yang baik.
Peter P. Kaliman,
Soul Mind Synergy Coach Prof Dr H.A.R. Tilaar

ASAK sungguh merupakan gerakan yang membakar semangat Gereja KAJ


untuk mewujudkan pelayanan, persaudaraan dan belarasa kepada
mereka yang perlu dibantu dalam hal biaya sekolah dan kuliah. "Emas dan
perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu:
Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" (Kis 3:6) Para
penggagas dan penggerak ASAK tidak kaya dengan emas dan perak serta
uang banyak. Namun, mereka berjumpa dengan orang yang punya iman
akan Yesus Kristus. Iman inilah yang memungkinkan mukjizat terjadi:
Banyak anak di KAJ bisa bersekolah, bisa menyiapkan masa depannya,
bisa terbina iman dan kepribadiannya.
RD Yohanes Subagyo, Vikjen Keuskupan Agung Jakarta

Untuk kalangan sendiri, tidak untuk dijual

Anda mungkin juga menyukai