E-Book 001 - DIA Hadir
E-Book 001 - DIA Hadir
www.ayosekolah.org
2 DIA HADIR
3
DAFTAR ISI
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
[\
Kita percaya jika yang kita bagikan adalah harta
yang mengalir dari hati,
sumber itu tak akan pernah kering kita timba.
[\
Jendela Depan 7
8 DIA HADIR
T
erima kasih Tuhan, itu yang terlintas di pikiran kami, tim buku
dengan selesainya editing buku ini. Sebuah pekerjaan yang
tidak ringan, kadang membebani pikiran…karena kami semua
amatiran dalam hal menerbitkan sebuah buku. Ditengah berbagai
kesibukan, kesulitan melakukan jadwal pertemuan dari tim buku
yang tinggal tersebar di empat paroki yang tersebar di
Jakarta…ha..ha..ha… benar-benar nyaris di empat penjuru kota
Jakarta : di Cempaka Putih, di Meruya, di Pantai Indah Kapuk
dan di Alam Sutra.
Mohon maaf jika ada yang salah dalam penulisan dan dalam
editing tulisan-tulisan di buku ini. Buku ini diterbitkan untuk
memberi inspirasi dan memperkaya iman kita semua yang
(beruntung) membacanya. Proficiat untuk semuanya, semoga
Tuhan memberkati dan membalas segala kebaikannya. Amin.
Tim Buku
10 DIA HADIR
○
JENDELA DEPAN | Komisi PSE KAJ
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
SPIRITUALITAS
GERAKAN ASAK
G
erakan ASAK mulai diluncurkan bulan Juli 2007 di Paroki
Bojong Indah, Santo Thomas Rasul. Pada bulan Februari 2011,
gerakan ini mulai diperkenalkan di depan para utusan penggerak
SSP/SPSE/Pan. APP Paroki dan pertemuan Pastores se-KAJ.
Sampai bulan Mei 2014, gerakan ASAK sudah dijalankan oleh 32
dari 63 paroki di KAJ. Enam paroki lagi sedang mempersiapkan
diri untuk launching gerakan ASAK dalam tahun 2014 ini yaitu
Paroki Kranji, Serpong, Rawamangun, Pademangan, Cilangkap
dan Pulo Gebang. Dalam kurun waktu 2007-2014 kita peroleh
data pada bulan Mei 2014 bahwa ada begitu banyak orang terlibat
dalam gerakan ini: 2.910 anak santun, 2.187 penyantun, dan sekian
banyak anggota tim penggerak ASAK dan donator dalam aneka
skala yang tidak rutin menjadi penyantun. Kalau masing-masing
paroki memiliki rata-rata 15 orang awam yang menjadi tim inti
penggerak ASAK, sudah ada 15 x 32 paroki atau 480 orang
penggerak. Itu belum dihitung para imam dan para penggerak
di Lingkungan, orang tua anak-anak itu sendiri. Gerakan kasih
ini sekaligus menjadi gerakan pelayanan yang luar biasa. Apalagi
kalau mengingat bahwa dari anak santun itu ada 233 anak kuliah
dan 12 anak calon imam! Bukankah ini berkah Allah yang besar
yang harus kita syukuri? Dalam kurun waktu 3-4 tahun ke depan,
kita membantu menghasilkan lebih dari 200 sarjana. Siapa tahu
Jendela Depan 11
dari antara mereka ada yang akan menjadi doktor? Atau menjadi
pemimpin bangsa di berbagai bidang, entah ekonomi, sosial,
politik. Tidak mustahil ada yang menjadi anggota parlemen atau
Komisi Nasional Pemberantasan Korupsi, Komisi Kejaksaan atau
komisi nasional yang lain suatu saat.
Dalam rangka gerakan ASAK ini, saya masih ingat kisah seorang
bapak penyantun di sebuah paroki yang menceritakan pada para
anak asuh bahwa dirinya dulu adalah anak santun. Dahulu dia
tinggal dalam keluarga miskin di Sumatra, tinggal dalam rumah
atap daun rumbia yang bocor kalau hujan. Dia dikirim ke Panti
Asuhan Vincentius, Jakarta. Karena ketekunannya, dia akhirnya
sukses dalam belajar dan berkreasi serta berusaha. Kini dia
memiliki peternakan ratusan sapi perah yang memberdayakan
dan mempekerjakan banyak petani di sekitar Sukabumi. Pun saat
ini, dia memiliki peternakan ratusan sapi potong di Sumatra.
Dengan bersemangat dia bersedia membiayai kebutuhan
beberapa anak santun di parokinya. Kalau ditangani dengan baik
gerakan anak santun bisa menghasilkan orang yang murah hati,
pemimpin yang berhasil, pengusaha yang memberdayakan
banyak orang miskin untuk ikut serta menikmati
keberhasilannya!
belajar dari Santo Yusup suami Maria. Dia tahu persis bahwa
Yesus bukan anak biologisnya, bukan anak dari benih dirinya,
namun dia meyakini bahwa Yesus adalah anak yang
dipercayakan Allah padanya. Yusup mencintai dan melayani
Maria yang mengandung Yesus. Ketika terancam bahaya, Yusup
mengungsikan anak yang bukan anak biologisnya itu. Dia didik
dengan baik berbagai ketrampilan perkayuan dan pertanian
sehingga Yesus menjadi anak yang pintar. Bahkan pada umur
muda Yesus sudah bisa berdiskusi dengan para ahli kitab. Yusup
tidak sia-sia mendidik Yesus. Akhirnya Yesus menjadi berkat bagi
seluruh umat manusia. Yesus menjadi tokoh besar, lebih besar
dari Musa. Yesus menjadi tokoh pembebas dari dosa umat
manusia.
S
uatu hari, di hadapan pengurus PSE dan relawan OMK calon
pengurus ASAK paroki Hati Kudus Kramat, tiba-tiba saya
terdiam dan mata saya basah... Saat itu saya sedang menceritakan
mimpi beberapa anak santun gerakan ASAK dan juga harapan
orang tua mereka… lalu semua terdiam, menunggu apa yang
akan saya katakan sesudah itu…
Satu hari saya menerima sms dari seorang Romo : “jalan orang
baik itu susah, tapi hasilnya sungguh menyenangkan… sukses terus
yah pak Yanto, walau nanti lebih sulit lagi”… Kami amini isi sms
tersebut, karena kami tau benar apa yang akan kami hadapi jika
ASAK menjadi lebih besar dan lebih banyak Paroki menjalankan.
Konsekuensi akan waktu, pikiran, tenaga, biaya, rasa khawatir
Jendela Depan 17
Subagyo, Romo Edi Mulyono SJ, pengurus PSE KAJ, Romo dan
Dewan Paroki di paroki-paroki yang menjalankan ASAK.
Terimakasih kepada segenap sahabat ASAK : para sponsor dari
sekolah dan perguruan tinggi yang mendukung ASAK, para
relawan dan pemerhati ASAK. Juga penghargaan setinggi-
tingginya kepada tim buku dan para penulis yang mau
meluangkan waktu ditengah kesibukan masing-masing. Dan
terimakasih kepada istri dan kedua putriku tercinta : Wiwik,
Maura dan Erin…
Tanpa mereka semua, doa dan harapan melalui buku ini tidak
akan terwujud…
Mother Teresa
[\
Ajarkan kami untuk memberi
dan tidak memperhitungkan biayanya…
[\
Menyambung Harapan 21
22 DIA HADIR
KITA TELAH
MENJADI PELAKU
S
aya mengawalinya dengan gamang, takut terikat dengan
tugas-tugas yang diberikan, meski akhirnya bergabung dalam
Subsie Pendidikan Santo Thomas Rasul (Sathora). Sebuah langkah
seadanya, tanpa beban, bahkan tanpa angan bakal jadi seperti
apa. Hanya ikut sebagai bagian dari sebuah tim kecil yang
mencoba merealisasikan gagasan Panitia 25 tahun Sathora plus
200 tahun KAJ. Bermula dari titik nol kami mengawalinya sampai
tiba-tiba Ayo Sekolah yang berawal di Sathora jadi program
sorotan. Bahasa kerennya program unggulan. Tiba-tiba kami jadi
sering diminta presentasi di berbagai paroki dan diliput di
beberapa media massa Katolik. Justinus Yanto Jayadi Wibisono,
ketika itu Ketua Seksi Pendidikan Sathora, menjadi selebriti Ayo
Sekolah Ayo Kuliah (ASAK). Kondisi ini ada enak, tapi ada juga
tidak enaknya. Karena menjadi “orang top”, mencari penyantun
ASAK menjadi lebih mudah karena calon penyantun maupun
donatur telah lebih mengenal. Repotnya, karena sering diminta
presentasi maka kami jadi harus bergilir pergi ke paroki-paroki
yang dilakukan pada hari Sabtu atau Minggu. Sampai suatu hari,
Pak Yanto meminta saya untuk menggantikan beliau menjabat
sebagai Ketua Seksi Pendidikan dengan berbagai pertimbangan.
Jawaban saya lugas waktu itu, “Engga mau. Yang lain saja.”
Menyambung Harapan 23
Jadi Ketua Seksi Pendidikan jelas lebih dari sekedar ngurus anak-
anak penerima santunan. Ada penyantun yang harus disapa,
keuangan yang wajib dijaga tetap sehat dan kredibel, pengurus
yang solid, jalinan relasi yang harmonis dengan Dewan Paroki
serta seksi-seksi lainnya, sementara saya adalah orang yang
kurang suka berbasa-basi. Tapi di atas semua itu bagaimana saya
bisa berprestasi seperti pendahulu saya? Saya – mungkin karena
sudah lama tidak bekerja di kantor – malas untuk membuat
program ini itu, terbeban kalau harus keliling ke paroki-paroki
lain di hari libur keluarga. Sementara semua itu dilakukan dengan
sukses oleh Pak Yanto. Buat saya jelas lebih enak jadi anak buah.
Tanggung jawabnya lebih simpel dan bisa dialihkan. Tapi ketika
Pak Yanto menawarkan kembali, saya berjanji untuk
membawanya menghadap pada Tuhan. Di hadapan-Nya saya
jujur menyatakan ketakutan dan berbagai alasan lain. Tetapi
Tuhan mengingatkan pada kalimat yang saya tulis pada desain
awal flyer Ayo Sekolah :
24 DIA HADIR
Ester Sulisetiowati
Menyambung Harapan 25
BIAR TUHAN
YANG ATUR
S
aat kita terlahir di dunia ini, pernahkah kita membayangkan
bagaimana kehidupan kita? Seperti apakah keluarga kita?
Ataukah kita bisa meminta pada Tuhan: “Tuhan, saya ingin
terlahir dan hidup dalam keluarga yang kaya raya”. Tidak ada
satupun di antara kita yang mengetahui rahasia kehidupan, hanya
Tuhan Sang Pencipta Kehidupan yang mengetahui misteri
tersebut. Tuhan yang mengatur setiap kehidupan kita, setiap
pribadi terlahir dengan keunikannya masing-masing dan telah
disiapkan rencana yang sedemikian rupa oleh-Nya.
BERBAGI
SAMPAI KE PAPUA
Contoh kecil saja, apa arti kebersihan mereka pun belum tahu.
Karena itu, pelajaran dan pendidikan pertama bagi anak-anak
TK Komugai di Waghete adalah pelajaran membersihkan ingus.
Rupanya pola hidup dan tekanan alam yang dingin telah
membuat anak-anak di sana mengidap penyakit flu kronis.
Mereka ingusan sepanjang tahun sampai tubuh mereka berhasil
menciptakan kekebalan sendiri. Sangat mendasar bukan?
Mungkin bagi kita orang kota hal ini sulit dibayangkan, mengapa
terjadi? Tetapi itulah bagian dari ketertinggalan mereka termasuk
orang tua mereka. Bandingkan misalnya dengan masalah pada
anak-anak di kota. Ketertinggalan mereka adalah
ketidakmampuan mengikuti berbagai les seperti musik, belajar
Menyambung Harapan 29
Benar, kami tim Ayo Sekolah Ayo Kuliah (ASAK) Paroki Blok Q,
Santa Perawan Maria Ratu mengakui belum melihat situasi anak-
anak Waghete dan Nabire itu dengan mata kepala sendiri. Tetapi
kami telah mendengar dan membacanya. Adalah buku kecil karya
Br. A. Dieng Karnedi, SJ berjudul Dari Menghapus Ingus Hingga
Belajar Komputer, Kisah Pendidikan di Waghete yang menjadi salah
satu sumber informasi bagi kami. Di dalam bukunya bruder
bercerita bagaimana mereka mencoba mengangkat harkat anak-
anak pedalaman yang tertinggal itu agar tidak terlalu jauh
tertinggal di belakang anak-anak kota.
Berpijak pada berbagai cerita dan info yang telah kami dengar
sebelumnya, maka sejak awal program ASAK digagas,
dibicarakan dan direncanakan di Blok Q, kami sudah
memasukkan kedua wilayah itu sebagai wilayah cakupan
pelayanan program ASAK Santa Perawan Maria Ratu. Terus
terang Romo Antonius Sumarwan, SJ yang menjadi promotor
30 DIA HADIR
Selain itu yang tetap membuat pengurus ASAK tetap tegar dan
bersemangat adalah adanya dukungan yang sangat luar biasa
dari umat. Ketika pertama kali program ini diperkenalkan ke
umat, respon yang didapatkan sangat positif. Keinginan umat
untuk ikut berpartisipasi membantu anak-anak di Waghete dan
Nabire itu tergambar jelas. Para orangtua asuh itu menutup mata
saja menyaksikan beberapa data yang masih kurang lengkap.
Mereka tetap bersedia menyantuni mereka.
32 DIA HADIR
Data terakhir per akhir tahun 2013 jumlah peserta ASAK Santa
Perawan Maria Ratu untuk Ayo Sekolah dari Nabire 57 anak,
dari Waghete 53 anak dan dari Blok Q sendiri 87 anak. Sedangkan
peserta Ayo Kuliah sebanyak 7 orang (semuanya dari Blok Q).
Total dana yang terkumpul Rp. 528 juta dan yang tersalurkan
Menyambung Harapan 33
Sonar Sihombing
34 DIA HADIR
P
ada akhir tahun 2011 tim Ayo Sekolah KAJ datang ke Paroki
Curug, Santa Helena dan mempresentasikan konsep program
Ayo Sekolah Ayo Kuliah (ASAK). Konsepnya sangat baik dan
ternyata sangat sesuai dengan kondisi paroki kami, dimana
banyak sekali Wilayah dan Lingkungan yang berkekurangan.
Maka dengan bermodalkan semangat, beberapa teman
berkumpul dan menyediakan diri untuk menjalankan program
ASAK di paroki kami.
MENGINSPIRASI NEGERI
MELALUI GERAKAN ASAK
Judi Arto
Menyambung Harapan 39
DUKUNGAN
HIRARKI GEREJA
Bona Eddy
42 DIA HADIR
SENYUM TUHAN
CUKUP BUATKU
Ketika tahun 2007 Yanto dan aku, bersama tim yang awalnya
delapan orang, memulai Ayo Sekolah di Paroki Sathora, kami
merangkai kata demi kata menjadi buku panduan, menyusun
kolom demi kolom menjadi formulir, membuat flow chart
seadanya karena tidak mampu buat yang lebih bagus. Kami juga
melakukan survey ke rumah anak santun, cukup shock karena
tidak terbayangkan ternyata ada umat paroki yang tempat
tinggalnya demikian parah, meraba raba apa saja yang pantas
atau tidak kami tanyakan, misalnya hal-hal yang waktu itu
sepertinya cukup sensitif seperti pekerjaan, penghasilan, status
rumah, kendaraan dan biaya-biaya keluarga… mengingat
sebelumnya, belum pernah ada survey seperti itu di paroki, juga
meminta ijin untuk memotret calon anak santun dan kondisi
rumah mereka, menjelaskan bahwa foto ini juga akan di share ke
penyantun. Tentunya tidak semua mulus, ada juga orang tua yang
menolak disurvey, karena biasa langsung terima bantuan tanpa
prosedur ini itu. Notabene ada juga penolakan terhadap Ayo
Sekolah dari beberapa penerima bantuan…
Sekarang tujuh tahun sudah berlalu, sudah tiga tahun aku tidak
terlibat lagi operasional di paroki Sathora, pada beberapa
kesempatan aku melihat anak-anak yang ketika itu masih SD
sekarang sudah tumbuh besar, bahkan ada yang kuliah. Anak-
anak yang rata-rata dulu diam saja, minder dan tidak pede, sudah
banyak berubah, tidak jauh berbeda dengan anak-anak lain yang
aktif, berani dan ceria, sungguh senang menyaksikan
perkembangan mereka. Ketika bertemu mereka di Edufair ASAK,
aku masih hapal nama dan wajah mereka, tapi kebanyakan dari
mereka sudah tidak ingat siapa aku…
ASAK,
GERAKAN ROH KUDUS
anak sekolah tidak mampu, yang semula dibiayai dari dana 25%
kolekte Misa setiap bulan melalui PSE Paroki dialihkan dan
dicarikan sumber dana lain. Dalam waktu seminggu kebutuhan
60 anak santun mendapatkan penyantun yang berasal dari umat
paroki sendiri. Didukung oleh tim pengelola yang kredibel,
penentuan anak santun berbasis survei, data administrasi jelas,
tata kelola uang transparan, membuat daya pikat tersendiri bagi
orang-orang yang ingin terlibat dalam dinamika pemberdayaan
anak-anak kurang mampu. Menyatukan berbagai potensi ini
tidak mudah, kalau tidak karena campur tangan Roh Kudus.
A. Widyahadi Seputra
48 DIA HADIR
GERAKAN ASAK
BAGI GEREJA DAN TANAH AIR
Pada awal mula ada satu tekad
Dan tekad itu menjiwai seluruh umat
Dan tekad itu adalah “Untuk Tuhan dan Tanah Air”
(Frans Seda)
D
alam usia kemerdekaan yang mencapai 65 tahun, menurut
statistik jumlah penduduk Indonesia yang berhasil menikmati
pendidikan tinggi hanya 8%, pendidikan menengah 42,5%, dan
sisanya hanya mampu memperoleh pendidikan dasar saja atau
tidak sekolah. Padahal cita-cita para pendiri negara Indonesia
yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 sudah jelas tertera
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Betapa tidak mudahnya
mencapai cita-cita kemerdekaan tersebut. Pada awal tahun 1960an
kesadaran bahwa pendidikan merupakan salah satu cara yang
penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sudah muncul
dalam pemikiran para awam katolik yang saat itu belajar di
berbagai negara di Eropa. Hal ini kemudian memunculkan ide
untuk mendirikan Universitas yang misi utamanya adalah
memberikan pendidikan tinggi yang berkualitas dan terjangkau
bagi semua orang. alm Frans Seda, founding father Unika Atma
Jaya menginsiprasi kita dengan ucapannya “di Indonesia tidak
boleh ada orang yang tidak bisa memeroleh pendidikan”.
Sejarah telah mencatat bahwa Gereja Katolik Indonesia
melakukan misinya melalui karya di bidang pendidikan dan
Menyambung Harapan 49
Bagi Gereja dan Tanah Air, gerakan ASAK dan Unika Atma
Jaya
3
Buku 50 Tahun Pengabdian Untuk Tuhan dan Tanah Air. Penerbit Atma Jaya. 2010.
Menyambung Harapan 51
[\
Saya melihat sendiri kemiskinan yang mereka hadapi…
maka ketika mencari penyantun bukan lagi bibir saya yang bicara,
tapi hati saya yang bicara. Prinsip saya ini kerja buat TUHAN.
Kuasa TUHAN sungguh terjadi melalui program ASAK ini,
terima kasih Tuhan mau pakai saya.
Eviliana Iskandar
[\
Dipilih untuk Melayani 53
54 DIA HADIR
Albertus Yanta
56 DIA HADIR
TRANSFORMASI GOTA
KE ASAK
P ada waktu itu, kurang lebih sepuluh tahun yang lalu, di Paroki
Tomang, Maria Bunda Karmel (MBK) Seksi PSE melihat
kenyataan bahwa ada cukup banyak anak dari umat MBK yang
merupakan anak dari keluarga yang kurang mampu. Mereka
ingin tetap sekolah tetapi terhambat oleh keterbatasan ekonomi
keluarga. Seksi PSE melihat kenyataan ini dan berniat membantu
semaksimal mungkin. Akan tetapi dana gereja yang dialokasikan
untuk bantuan anak sekolah pun sangatlah terbatas kala itu.
Namun dengan mempertimbangkan bahwa jumlah anak yang
perlu dibantu akan terus bertambah setiap tahunnya, maka pada
tahun 2004 dibentuklah Gerakan Orang Tua Asuh (GOTA)
dimana Seksi PSE bertugas mencari donatur yang bersedia
membantu anak-anak kurang mampu untuk bersekolah.
berprestasi. Maka bagi mereka tentu saja tidak ada donatur yang
bersedia membantu. Belum lagi keterbatasan dana dari Seksi PSE
sendiri sehingga hal ini menjadi beban pikiran Dewan Paroki
Harian (DPH) waktu itu.
○
DIPILIH UNTUK MELAYANI | Trinitas
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
DENGAN PERBUATAN
DAN DALAM KEBENARAN
(1) Diawal tahun ajaran 2013-2014 dari 220 anak santun, baru
58 anak yang mendapatkan penyantun. Dalam keheningan
malam, hati saya sangat gelisah sambil memegang daftar
nama anak santun, saya berdoa: “Bapa, saya percaya, anak
adalah anugrah terindah dalam setiap keluarga. Saya
percayakan anak-anak ini dalam belas kasih-Mu”. Setelah
berdoa, seperti ada yang menuntun tangan saya, kemudian
saya menulis nama saya di anak bernomor 147. Benar-benar
kasih Bapa sungguh hebat, besok dan besok dan besok lagi,
saya mulai mendapat penyantun, dan puji syukur dalam
waktu singkat, semua anak sudah mempunyai penyantun.
(2) Setiap tahun, dua kali saya mengajak anak-anak Ayo Kuliah
sarapan bersama sambil sharing. Ada beberapa sharing yang
menggugah dalam pertemuan pertama. Ada anak yang
kuliah sambil bekerja; ada anak yang harus berangkat
kuliah jam 5 pagi; ada beberapa anak yang tidak makan
siang di kampus. Sebagai seorang ibu dengan dua anak,
tanpa saya sadari air mata saya sudah jatuh di pipi. Justru
mereka heran melihat saya menangis, rupanya selama ini
hidup saya terlalu nyaman.
(4) Suatu hari saya sedih ketika diberitahu, bahwa anak Ayo
Kuliah kami tertangkap nyontek di Kalbis. Lalu saya
panggil, dan anak tersebut menangis di hadapan saya.
Sebagai hukuman, wajahnya dipajang di kampus selama
satu semester. Waktu itu saya memilih menjadi sahabatnya
dan tidak mengadilinya.
(5) Ada juga cerita lain tentang kemarahan seorang ibu, orang
tua salah satu anak santun, “Mathilda, kenapa hanya diberi
sekian, kenapa harus pelit? Ini kan uang Gereja, bukan uang
kamu!” lalu saya jawab, “Justru karena ini uang Gereja,
maka harus saya kelola dengan baik sesuai dengan
tujuannya”.
Bagian akhir dari cerita ini saya mau mengucap syukur kepada
Tuhan karena saya boleh dipilih untuk melayani anak-anak demi
menyambung harapan mereka, masa depan mereka. Terima kasih
Tuhan.
Mother Teresa
Mathilda Tandra
Dipilih untuk Melayani 61
TUHAN,
SAYA TIDAK MAMPU BERJALAN
SENDIRI
di tahun 2014 ini. Tuhan, saya tidak mampu berjalan sendiri. Saya
mau berjalan bersama Tuhan, biarlah kesibukan dan halangan
yang ada merupakan tantangan yang membawa saya lebih dekat
dengan-Mu. Semangat!
Erlin Hanan
64 DIA HADIR
MENUNAIKAN TUGAS
SEBELUM DIPANGGIL PULANG
S
ebuah tantangan namun juga sebuah pertanyaan bagi setiap
pribadi umat Katolik untuk suatu pelayanan (diakonia). Ikut
serta dalam pelayanan berarti ikut serta dalam melaksanakan
karya karitatif/cinta kasih melalui aneka kegiatan amal kasih
kristiani, khususnya kepada mereka yang miskin, terlantar dan
tersingkir. Melalui bidang karya ini, umat beriman menyadari
akan tanggung jawab pribadi mereka akan kesejahteraan
sesamanya. Oleh karena itu dibutuhkan adanya kerja sama dalam
kasih, keterbukaan yang penuh empati, partisipasi dan keiklasan
hati untuk berbagi satu sama lain demi kepentingan seluruh
jemaat (bdk. Kis 4:32-35).
Wahyu Budi
Dipilih untuk Melayani 67
TERIMA KASIH
TUHAN MAU PAKAI SAYA
Sejak menolak sebagai Ketua ASAK, hati saya merasa resah. Saya
berdoa dan bergumul agar Tuhan memakai saya untuk melayani-
Nya sesuai dengan talenta, pendidikan, dan bidang pekerjaan
yang saya geluti selama ini. Kemudian, Louis Lee (Dewan Paroki
pendamping ASAK) dan Romo Wardi Saputra, SJ kembali
meminta saya menjadi Ketua ASAK saat memimpin misa di
Lingkungan saya. Namun hati saya belum tergerak menerima
tawaran tersebut. Rupanya Tuhan menyentuh hati saya saat saya
membaca firman-Nya yang berbunyi: “Bukan kamu yang memilih
Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu” (Yoh 15:16). Firman ini
menyentuh dinding kesadaran dan hati saya untuk memantapkan
diri menjadi Ketua ASAK pada bulan Januari 2014.
Janny Sujatno
70 DIA HADIR
BERSAMA
KAMI MELAYANI
K
ami bersyukur kalau saya dan isteri telah dipilih Tuhan untuk
melayani, dan dipakai sebagai alat untuk menyalurkan kasih-
Nya bagi sesama yang membutuhkan. Pada bulan Maret 2012,
saya dan isteri terpilih menjadi ketua dan sekretaris program Ayo
Sekolah Paroki Ciledug, St. Bernadet sekaligus melakukan
persiapan dimulainya program ini. Pada waktu kami dipilih
untuk melakukan tugas pelayanan ini, sebenarnya kami punya
dua pilihan yaitu menerima atau menolak. Tetapi kami bersyukur
dengan bantuan Roh Kudus kami diberi hikmat untuk
menerimanya. Persis seperti Bunda Maria yang dipilih untuk
menjadi Ibu Yesus dan dia menerimanya karena dia hamba
Tuhan. Kami pun hamba Tuhan. Kami terpanggil dan mau
melayani karena kami telah merasakan kasih Allah yang sungguh
luar biasa. Oleh karena itu kami ingin membalas sebisa kami
sesuai dengan karunia yang telah Tuhan anugerahkan kepada
kami. Sebagai murid Yesus, kami ingin mengikuti teladan Dia.
Firman Tuhan juga selalu mengingatkan kami untuk mengasihi
dan berbuat baik selagi ada kesempatan (bdk. Galatia 6:10).
Dipilih untuk Melayani 71
KETULUSAN HATI
DALAM MELAYANI
[\
Program ASAK merupakan sarana untuk berbelarasa dan berbagi
membantu anak-anak mencapai cita-cita.
Berbagi tidak membuat kita miskin,
namun membuat kita semakin kaya dalam iman.
[\
Gerakan Belarasa 77
78 DIA HADIR
D
i tengah kesibukan bapa Uskup kita, Mgr Ignatius Suharyo,
beliau menyempatkan diri untuk menjawab beberapa
pertanyaan yang kami ajukan sehubungan dengan penerbitan
buku DIA HADIR ini. Pesan belarasa begitu kuat dalam
wawancara ini, melengkapi apa yang dicanangkan Keuskupan
Agung Jakarta dalam tahun pelayanan. Berikut kita simak
wawancara dengan Uskup Suharyo.
Pertanyaan :
Jawaban :
Pertanyaan :
Jawaban :
Pertanyaan :
Jawaban :
Pertanyaan :
Jawaban :
Pertanyaan :
Jawaban :
Saya mengandaikan bahwa anak-anak santun (dan keluarganya)
tidak hanya mendapat perhatian dari segi material, menerima
dana bantuan untuk sekolah/kuliah. Saya bayangkan mereka
juga mendapat pendampingan pembentukan watak dan
pembinaan iman. Kalau demikian, saya berharap para anak
santun sungguh menjadi pribadi-pribadi yang santun, berjiwa
belarasa dan beriman teguh. Belarasa adalah nilai. Semoga
komunitas ASAK menjadi tempat yang subur bahwa pewarisan
nilai-nilai kristiani, khususnya belarasa itu.
Pertanyaan :
Jawaban :
Pertanyaan :
Jawaban :
Tim Buku
84 DIA HADIR
[\
Program ASAK mempunyai kekuatan KASIH yang bisa
ditumbuhkan bagi anak-anak santun,
dan juga bagi kita sebagai penyantun.
Marco Iswara
[\
Kerelaan Hati Anda Mengubah Warna Hidup Mereka 85
86 DIA HADIR
TUNJUK
SATU BINTANG
S
iapa yang tidak mengenal Dahlan Iskan? Nama ini makin
populer beberapa tahun belakangan karena kisah hidupnya
diangkat dalam berbagai wawancara di televisi maupun
dibukukan. Dahlan Iskan adalah salah satu putera terbaik
Indonesia. Awalnya beliau dikenal masyarakat sebagai pimpinan
surat kabar Jawa Pos yang beredar di Jawa Timur. Koran daerah
yang hampir gulung tikar ini “disulapnya” menjadi koran
nasional dengan oplah yang sangat fantastis. Setelah itu namanya
makin berkibar di dunia bisnis media dan berlanjut di era
pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jabatan
terakhir yang diembannya adalah Menteri Badan Usaha Milik
Negara (BUMN).
***
Now Everyone Can Fly. Pernah membaca slogan ini? Benar, itu
adalah salah satu iklan perusahaan penerbangan berbiaya rendah,
Air Asia. Berkat Air Asia lebih banyak masyarakat dapat
menggunakan transportasi pesawat terbang. Sebelumnya,
transportasi udara adalah transportasi mahal yang hanya dapat
dinikmati oleh masyarakat kelas tertentu saja. Siapakah sosok
dibalik Air Asia ini? Dia adalah Anthony Francis Fernandes atau
akrab disapa Toni Fernandes. Air Asia tadinya sebuah perusahaan
penerbangan yang nyaris bangkrut. Pengusaha asal negeri
tetangga yaitu Malaysia ini berhasil membuatnya menjadi
maskapai yang sangat menguntungkan. Toni Fernandes
sebenarnya tidak memiliki pengalaman apapun tentang
perusahaan penerbangan namun ia terus belajar dan berusaha
untuk maju. Dia mencermati hal-hal yang bisa dihemat, misalnya
hanya melayani rute penerbangan yang jarak tempuhnya pendek
sehingga kru pesawat tidak perlu menginap di hotel dan bisa
pulang tiap hari, mencari bandara yang sewanya tidak terlalu
mahal, menjual tiket pesawat dengan cara online untuk
menghemat ongkos cetak dan sewa counter.
88 DIA HADIR
***
Buku TSB baik TSB-I ataupun TSB-II dijual kepada umat Regina
Caeli. Diharapkan umat bersedia menyumbangkan paket buku
TSB untuk para anak santun Program AS yang kini jumlahnya
sudah hampir mencapai 2000 anak, yang tersebar di 24 paroki di
KAJ. Buku ini diharapkan dapat memotivasi semangat mereka
untuk masa depan yang lebih baik. Demikianlah sekelumit kisah
dari Paroki Regina Caeli dalam menjalankan program ASAK.
Semoga para anak santun semakin berani menunjuk satu
bintangnya!
Ursulla Ann
90 DIA HADIR
JALAN-JALAN
DENGAN KAKAK ASAK
KOIN CINTA
UNTUK GOTA MKK
Kepenuhan cinta yang ada di dalam isi celengan itu, keping demi
keping membuat hati para pengurus GOTA MKK tersentuh haru.
Kepenuhan cinta kepada Tuhan Yesus inilah yang
memungkinkan Marcel untuk berbagi dengan saudaranya yang
kurang mampu. Diam-diam Marcel telah menghadirkan Tuhan
Yesus bagi mereka.
“Nemo dat quod non habet” – tiada seorang pun dapat memberikan
apa yang tidak dimilikinya. Marcel dan ibunya telah merasakan
kepenuhan cinta Tuhan Yesus melalui anugerah kesehatan yang
mereka terima. Tak banyak orang yang bisa mensyukuri bahwa
kesehatan adalah karya kasih dan anugerah pemberian Tuhan.
Kini Marcel memberikan apa yang dimilikinya yaitu celengan
uang jajannya.
94 DIA HADIR
B
erawal dari kongkow-kongkow pengurus ASAK dari beberapa
Paroki yang berujung pada kesamaan pengalaman di dalam
menjalankan Gerakan ASAK di masing-masing Paroki bahwa
banyak anak santun yang kurang percaya diri, pendiam,
cenderung menutup diri, rendah diri, kurang bisa berkomitmen
dan bertanggung jawab. Atas kesamaan pengalaman tersebut
maka muncul-lah ide untuk membuat suatu kegiatan bersama
antar Paroki ASAK (Ayo Sekolah Ayo Kuliah).
BERBAGI KASIH
DENGAN SEKELILING
Cyrillus Harinowo
100 DIA HADIR
Salah satu indikator umpan balik dari edu fair ini, dapat terlihat
dari data Seksi Pendidikan Santo Yohanes Bosco ada beberapa
Kerelaan Hati Anda Mengubah Warna Hidup Mereka 103
anak santun yang hadir pada saat acara sudah terdaftar sebagai
mahasiswa dari perguruan tinggi yang hadir pada saat edu fair
“Ayo Kuliah 2014”. Selain hal tersebut, ada hasil positif lainnya,
beberapa pengurus ASAK di sela-sela acara sempat melontarkan
gagasan untuk bekerja sama di waktu mendatang dengan
membuat kegiatan bersama, maka terealisasi acara Soul Mind
Synergy di Santo Bonaventura-Paroki Pulomas; sejak itu
terbentuk kerja sama lintas paroki sekitar yang terdiri dari 8
paroki: Paroki Danau Sunter, Santo Yohanes Bosco; Paroki Sunter,
Santo Lukas; Paroki Pulomas, Santo Bonaventura; Paroki
Matraman, Santo Yoseph; Paroki Bekasi Utara, Santa Clara; Paroki
Cempaka Putih, Santo Paskalis; Paroki Taman Galaxy, Santo
Bartolomeus; dan Paroki Kramat, Hati Kudus.
Rico Lesmana
104 DIA HADIR
Dari sekian banyak anak TK, banyak yang kurang mampu untuk
membayar uang sekolah padahal sudah termasuk ringan
dibandingkan sekolah lain karena perekonomian yang kurang
memadai; padahal pendidikan anak – anak di usia dini sangatlah
penting. Oleh karena itu sekolah memberikan keringanan kepada
mereka, agar bisa mengikuti pendidikan anak usia dini sesuai
program pemerintah. Untuk itu sekolah (kami para suster)
berusaha untuk mencarikan tambahan dana untuk anak – anak
yang kurang mampu, begitu juga untuk anak asrama yang kami
bina, yang semuanya dari keluarga yang kurang mampu. Untuk
memenuhi pembayaran uang asrama kami berusaha mencari
tambahan dana untuk kebutuhan mereka, karena mereka semua
punya semangat untuk bersekolah. Hal inilah yang mendorong
kami untuk berusaha dan menolong mereka, dengan mencari cara
bagaimana supaya mereka dapat melanjutkan sekolahnya dan
tinggal di tempat yang lebih nyaman yaitu di asrama. Karena
pelayanan kami bertujuan untuk:
MEMBENTUK
PAHLAWAN KELUARGA
Pengertian
-- Aspek Ekonomi
Anak santun yang menjadi peserta ASAK, bisa dipastikan
mempunyai masalah ekonomi. Sebenarnya masalah ekonomi
ini merupakan masalah orangtua mereka, namun sebagai anak
suka atau tidak suka mereka harus ikut menanggung masalah
ini. Pengurus ASAK (tim pembina) harus mempertimbangkan
masalah ekonomi yang dihadapi anak santun. Mengenali
dengan baik masalah ekonomi keluarga si anak santun sangat
penting, karena informasi ini akan menjadi bahan untuk
membuat keputusan bagaimana model atau cara pembinaan
yang akan diberikan kepada si anak santun. Tidaklah mungkin
melaksanakan pembinaan kepada anak santun tanpa
memperhatikan masalah ekonominya.
-- Aspek Sosial
Masalah sosial dapat dipastikan berkaitan dengan masalah
ekonomi. Bagi keluarga-keluarga yang mempunyai masalah
ekonomi, maka pasti mempunyai masalah sosial. Semakin
parah kondisi ekonomi keluarga, maka akan semakin parah
masalah sosial yang dihadapi keluarga tersebut. Dan pasti
akan berdampak pula pada situasi sosial anak santun.
Masalah-masalah sosial yang ada antara lain adalah situasi
dan kondisi lingkungan tempat tinggal, kesehatan keluarga,
keharmonisan hubungan orang tua, yang semuanya tidak
110 DIA HADIR
Arah Pembinaan
Penutup
Budi Sutedjo
114 DIA HADIR
[\
Saya tau mama sulit sekali menjawab pertanyaan saya
yang ingin kuliah.
Namun kasih ALLAH begitu besar, saya seorang tuna rungu
dari keluarga tidak mampu,
sekarang menjadi Sarjana Design Grafis dan Multimedia.
Saya percaya TUHAN lah yang membuat semua ini
menjadi mungkin, melalui uluran tangan
para penyantun ASAK yang tidak saya kenal.
Doaku senantiasa untuk para pengurus
dan penyantun ASAK yang budiman.
Aji Kurniawan
[\
Ajaib Tuhan, Ajaib Tuhan 115
116 DIA HADIR
BELAJAR SAMPAI
KE NEGERI TIONGKOK
[\
anak santun program Ayo Sekolah yang saat ini duduk di bangku
SMP. Ayahnya bernama Tjhie Keem bekerja sebagai staf
pengantar barang komponen alat berat, sedangkan ibunya adalah
ibu rumah tangga biasa. Theresia pun aktif dalam pembinaan
anak-anak BIR di Gereja Sathora. Selain itu ia juga membantu
memberikan bimbingan belajar untuk adik-adik Ayo Sekolah di
Sathora.
[\
Banyak hal yang luar biasa terjadi pada kami, mulai dari mengurus
dokumen ke Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), mengurus
paspor, dan lain-lain hingga mempersiapkan mental. Untungnya kami
berdua telah saling kenal, berkat dukungan dan motivasi om serta tante
pengurus Ayo Sekolah Sathora memantapkan langkah kami menatap
masa depan.
SEKEDAR BERMIMPI
ATAU KARUNIA TUHAN
Tetapi Tuhan Allah menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat
noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung
batu karena kau tahu, bahwa aku tidak mendapat malu. (Yesaya
50:7)
Hari yang tidak pernah saya lupakan dalam hidup saya adalah
ketika launching program Ayo Sekolah Ayo Kuliah (ASAK) Paroki
Pamulang, Santo Barnabas. Saat itu saya ikut membantu menjadi
petugas dalam acara tersebut, belum ada dibenak saya jika saya
akan mendapat kuliah di universitas unggulan. Saya baru lulus
sekolah dari SMK Pariwisata di Jakarta. Sebenarnya saya memang
120 DIA HADIR
Setiap keinginan dan niat yang tulus pasti akan ada pengharapan.
Melalui program ASAK, karunia Tuhan sedang disalurkan. Jika
kita yakin untuk bekerja di ladang Tuhan, berusaha dan terus
berdoa karena Tuhan sudah memiliki rencana yang lebih indah
dari setiap rencana yang sudah kita rancang. Ketika kita
menikmati nikmat-Nya, jangan pernah menjadi buta dan tuli
untuk menolong sesama.
Ria Ekasari
122 DIA HADIR
SEMUA INDAH
PADA WAKTUNYA
A
wal mula program Ayo Sekolah lahir dari seorang umat Paroki
Bojong Indah, Santo Thomas Rasul (Sathora) yaitu Justinus
Yanto Jayadi Wibisono. Beliau terinspirasi World Vision yang
dengan caranya membantu anak-anak yang putus sekolah.
(KAJ). Tepat pada hari Valentine tanggal 14 Februari 2011 tim Ayo
Sekolah Sathora diundang Vikaris Jendral (Vikjen) KAJ, Romo
Yohanes Subagyo, Pr untuk mempresentasikan program Ayo
Sekolah. Gayung bersambut, apa yang dipaparkan tim ternyata
mendapat respon positif dari Uskup Ignatius Suharyo dan para
Romo di KAJ. Romo Vikjen bahkan berharap program ini bisa
menjadi gerakan inspiratif bagi paroki-paroki lain yang ada di
KAJ. Sejak saat itu melalui Komisi PSE di KAJ program Ayo
Sekolah mulai diperkenalkan kepada paroki-paroki lain.
Hampir tujuh tahun berlalu, ketika tulisan ini dibuat sudah ada
32 paroki di KAJ yang menjalankan program Ayo Sekolah dan
menyusul satu paroki lain yang akan bergabung. Tak dapat
dipungkiri bahwa semua bergembira, baik para penyantun, anak
santun, pun para pengurus. Di KAJ program Ayo Sekolah sudah
menyantuni 2.665 anak. Sedangkan program Ayo Kuliah
menyantuni 233 anak dan 12 anak di seminari. Maka jumlah total
anak santun program Ayo Sekolah Ayo Kuliah (ASAK) adalah
2.910 anak. Berapa jumlah penyantunnya? Sebanyak 2.187 orang
penyantun. Semua terjadi melalui proses yang cukup panjang
dan membutuhkan kesabaran serta semangat. Lihat, Tuhan
membuat semua indah pada waktunya.
D. Anwar Surya
124 DIA HADIR
BAGI TUHAN
TIADA YANG MUSTAHIL
Sesuatu yang tidak pernah ada dalam angan, malah terjadi dalam
kenyataan. Yah, itulah kehidupanku. Tuhan tidak memberikan
yang aku minta tetapi memberikan yang aku butuhkan. Bagi
Tuhan, tiada yang mustahil. Terima kasih Tuhan Yesus, terima
kasih program ASAK, bersamamu akan kugapai cita-citaku.
Antonius Haryanto
128 DIA HADIR
TERLIBAT SESUAI
KEMAMPUAN YANG AKU MILIKI
MENEMUKAN
MERASAKAN
MENGALAMI
MEMIMPIKAN
Seno Hardijanto
132 DIA HADIR
JAMINAN TUHAN
Ketua Seksi PSE yaitu Daniel Oey Goan Eng mengajak beberapa
teman untuk menghadiri acara launching ASAK di Gereja Santo
Ignatius, Menteng untuk memberikan gambaran tentang program
ini. Kekuatiran sempat muncul dari kami karena situasi dan
kondisi umat Santo Phiras sepertinya tidak memungkinkan untuk
menjalankan program ini. Kami berpikir apakah paroki kami
mampu untuk menjalankan program ASAK, sebab umat di paroki
kami sebagian besar termasuk golongan menengah ke bawah.
Ajaib Tuhan, Ajaib Tuhan 133
Sulidah
Ajaib Tuhan, Ajaib Tuhan 135
ASAK
BAK DEWA PENYELAMAT
T
uhan memang Maha Baik. Pertolongan-Nya tidak pernah
datang terlambat. Ini adalah kesaksian saya. Kami, saya dan
suami, merantau ke Jakarta untuk memperoleh hidup yang lebih
baik. Tetapi nasib berkata lain. Walaupun telah bekerja keras,
kadang kala saya heran sendiri bagaimana kami dapat memenuhi
kebutuhan hidup dan sekolah anak-anak kami. Suami saya hanya
bekerja sebagai tukang pasang kaca film dan saya membantu
ekonomi keluarga dengan mengantar anak sekolah (ojek).
Walaupun demikian, kami mencoba memberikan pendidikan
yang terbaik untuk anak-anak kami dengan menyekolahkannya
di sekolah Katolik. Biaya pendidikan yang cukup tinggi untuk
kantong kami membuat saya harus menanggung malu setiap kali
wawancara finansial. Walaupun telah mendapat rekomendasi
dari pastor paroki bahwa kami dari keluarga tidak mampu,
namun saya tetap harus mendengar kata-kata pedas dan sedikit
cemooh dari guru sekolah. Walaupun demikian, semua saya jalani
dengan rela demi anak saya.
tahun ini lulus SMA dan lulus SD, saya pun memberanikan diri.
Diluar dugaan, pengurus ASAK yang melakukan survei ke rumah
justru membangkitkan semangat saya dan anak-anak saya untuk
terus berjuang sehingga bisa sekolah setinggi-tingginya. Saya
merasa program ASAK bak dewa penyelamat dengan bantuan
yang dikirimkan Tuhan bagi kami. Terima kasih Tuhan, terima
kasih ASAK. Semoga ketika anak-anak kami sukses nanti, kami
akan dapat membantu gerakan ini sehingga lebih banyak anak
dari keluarga tidak mampu yang dapat terus bersekolah. Amin.
Duce dan juga lewat uluran tangan para donator dan penyantun
melalui program Ayo Sekolah, semua masalah biaya bisa
terpenuhi.
Tiga tahun sekolah di Yogya dan hidup jauh dari mama adalah
tidak mudah, tapi membuatku menjadi mandiri. Waktu tiba
saatnya memikirkan bagaimana menyambung harapanku untuk
bisa kuliah, aku dan mama berdiskusi tentang jurusan kuliah yang
baik bagi masa depanku. Aku mau ke jurusan arsitek, tapi mama
menyarankan jurusan akuntansi dan masuk ke STAN. Aku tidak
suka akuntansi. Saat kelas 3 SMA aku mencoba test di salah satu
Universitas di Serpong, aku lulus test dan mendapatkan potongan
30% untuk uang masuk. Namun aku juga berkonsultasi dengan
guru sekolah, dan mencoba untuk ikut test di jalur SNMPTN
untuk jurusan bioproses tapi tidak lulus. Kemudian aku
mempersiapkan diri untuk mengikuti tes SBMPTN dan jalur
mandirinya, tapi tiba-tiba mama memberitahu aku untuk test di
Binus. Awalnya aku menolak, karena aku sudah memiliki
cadangan masuk di universitas swasta. Tapi mama mengatakan
ini adalah program dari Gereja, program kerja sama Binus dan
ASAK (Ayo Sekolah Ayo Kuliah), dan mama bilang : siapa tahu
aku bisa dapat beasiswa di Binus.
Novinda Brigitta
140 DIA HADIR
KAU JADIKAN
HIDUPKU BERARTI
N
ama saya Silvester Detianus Gea, biasa dipanggil Deti. Saya
lahir di sebuah desa bernama Desa Dahana – Hiligodu di Pulau
Nias pada tanggal 31 Desember 1991. Bapak saya bernama Satieli
Gea dan ibu saya bernama Merina Gea. Saya anak kedua dari
lima bersaudara. Bapak saya meninggal pada tahun 2000, setelah
tiga tahun berjuang melawan penyakitnya. Ketika Bapak saya
meninggal, saya kelas 2 SD. Ibu saya sangat terpukul dengan
kepergian bapak, semua harta benda dijual untuk membayar
biaya pengobatan rumah sakit.
ANUGERAH TUHAN
DAN KESEMPATAN EMAS
Tak hanya itu, saya juga mengikuti kegiatan dari Yayasan Putra
Bahagia (YPB) yang merupakan mitra Fakultas Psikologi Unika
Atma Jaya. Dengan mengikuti program ini, saya dapat
mendampingi dan memberikan pelatihan bagi anak-anak
prasejahtera di bangku SD dan SMP di wilayah DKI Jakarta. Saya
mengikuti semua kegiatan ini karena saya senang dengan
kegiatan sosial yang dapat berinteraksi dengan banyak sesama
manusia.
[\
Orang tuaku bekerja sebagai pedagang ikan asin dan bumbu di pasar.
Kadang aku merasa kasihan karena orang tuaku harus
membayar uang sekolah yang cukup mahal.
Tapi aku tahu, TUHAN tidak tidur.
Tina
[\
Doa dan Harapan 147
148 DIA HADIR
5 CM
K
ata-kata itu saya kutip dari sebuah film yang berjudul “5 CM”
, berkisah tentang tekad orang-orang muda yang tidak pernah
menyerah dalam menggapai impiannya. Saya percaya dengan
impian, sebab impian mengajak saya untuk tetap fokus dan
konsisten terhadap apa yang akan saya tuju. Impian membawa
saya menari dengan segala permasalahan yang saya hadapi.
Impian memberikan semangat yang tiada henti saya rasakan
ketika membuka mata di pagi hari. Dengan kata lain, impian
adalah vitamin hidup yang membantu saya untuk semakin
menikmati hidup.
mereka karena berbagai batasan, pada saat ini saya justru mampu
kuliah di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung dan masih
masih menjaga impian 5cm menggantung di depan kening saya.
Stefanus Dominggus
Doa dan Harapan 151
Saya bukanlah anak yang aktif di gereja saat itu, banyak acara
seksi PSE yang saya abaikan. Rasa malu dan malas menjadi alasan
utama mengapa saya enggan mengikuti acara yang diadakan SSP,
alasan lain adalah karena saya terlalu aktif dalam kegiatan
organisasi sekolah. Hal ini berlangsung hingga saya menginjak
kelas 2 SMK, hingga saya mendapatkan sebuah nasihat dari
seorang Pembina, kurang lebih ia berkata seperti ini “Saya kecewa
sama kamu, bila kamu tidak disiplin jangan berharap kamu
dapat sukses, semua pilihan ada pada diri kamu sendiri”, kata-
kata itu sepertinya biasa saja, tidak ada yang special; namun tidak
untuk saya. Tidak tahu mengapa kata ini mampu membuat saya
kembali berpikir ingin seperti apa masa depan saya, ingin seperti
apa nantinya hidup saya. Saya tentunya berharap memiliki
menggugah hati saya. Semenjak kejadian itu, saya mulai mencoba
untuk aktif, walau belum terlalu maksimal.
terapi tawa, kemudian ada acara natalan bersama yang kami buat
sendiri, ada juga acara membuat kartu bersama untuk para
penyantun yang tidak kami kenal, dan masih banyak pembekalan
lainnya.
ini, bukankah kita telah belajar dari kita terbangun hingga kita
kembali tertidur, bahkan kita akan terus belajar hingga kita
menutup mata. Lewat tulisan ini bersama dengan semua teman-
teman yang mengikuti program ASAK saya menyampaikan
syukur dan berterima kasih pada semua penyantun ASAK yang
tidak kami kenal, serta semua Pembina yang telah mendukung
kami agar dapat terus melanjutkan sekolah dan bertumbuh dalam
segala hal. Kami tidak dapat membalas kebaikan Bapak dan Ibu,
kami hanya dapat mendoakan segala yang terbaik untuk Bapak
dan Ibu sekalian.
Yuly
Doa dan Harapan 155
KOMUNITAS BARU
HARAPAN BARU
DI JAMAN SULIT,
TETAP BERBAGI
Poona Halim
160 DIA HADIR
ASAK
LINTAS PAROKI
Menjelang akhir masa bakti saya sebagai Ketua Seksi PSE, pada
hari Minggu, 22 September 2013 kembali kami launching program
ASAK Lintas Paroki II bekerjasama dengan Paroki St Clara -
Bekasi Utara. Diawali dengan acara seremonial berupa flash mob
dalam waktu terbilang singkat kami berhasil mendapatkan
penyantun bagi lebih dari 100 anak santun kala itu. Puji Tuhan
atas belas kasih-Nya, penyantun bergembira dan anak santun
pun bersuka.
Ursulla Ann
Doa dan Harapan 167
Kita tidak mau ada satu orang pun di paroki kita yang tidak bisa
sekolah karena tidak ada biaya, bukan ? ... Tentunya pemikiran
semua orang tidak akan sama, selalu ada perbedaan dan selalu
ada kekhawatiran jika ingin menjalankan sebuah program baru.
Ini yang terjadi ketika pertama kali program ASAK diperkenalkan
di paroki kami... tetapi dengan semangat yang diajarkan oleh
Kristus sendiri, segala perbedaan pandangan itu tentunya kita
satukan dalam semangat melayani, sehingga pada akhirnya kita
bisa meluncurkan program ASAK di paroki MBK ini. Sebagai
anggota dewan paroki, kami sangat mendukung gerakan yang
berlandaskan semangat kasih dan semangat berbagi ini. Oleh
karena itu saya berharap para pengurus dewan paroki di paroki
168 DIA HADIR
Dedy Rochimat
Doa dan Harapan 169
MERAJUT KEMBALI
FIRDAUS YANG TERKOYAK
Dipihak lain, perlu pula kita sadari bahwa pendidikan saja tidak
cukup. Karena anak-anak kita perlu panutan dan contoh-contoh
konkrit dalam kehidupan nyata. Untuk itu kita semua akan bisa
berperan dengan hidup sesuai dengan kepatutan. Janganlah
terbawa slogan putus asa yang sering terlontar: “Saiki jaman edan,
yen ora melu edan ora keduman” (sekarang ini jaman gila, kalau
tidak ikut gila tidak kebagian). Kalau ini terjadi maka kehidupan
kita akan lebih rendah dari binatang, karena binatang egois hanya
untuk makan dan sekedar hidup, sementara manusia akan egois
demi memuaskan nafsu dan keserakahannya.
DARI BEASISWA
UNTUK BEASISWA
Jaya pada saya dalam waktu tak terlalu jauh dari waktu kelulusan
saya. Saya senang bisa membantu mewujudkan impian banyak
orang, seperti yang dulu juga saya alami. Proficiat untuk Program
“Ayo Sekolah, Ayo Kuliah” Keuskupan Agung Jakarta ini.
Semoga terus menjadi tangan dan hati bagi orang-orang muda
Gereja meraih masa depannya.
Willem L. Turpijn
Jendela Belakang 177
178 DIA HADIR
TENTANG ASAK
Tim Buku
Jendela Belakang 181
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
JENDELA BELAKANG
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
FILOSOFI
POHON PALMA
salju yang turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan
mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-
tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang
yang mau makan, demikianlah firmanKu yang keluar dari mulutKu: ia
tidak akan kembali kepadaku dengan sia-sia tetapi ia akan melaksanakan
apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan
kepadanya.”
[\
Ketika melihat dan diam,
tidak berbuat,
kita baru jadi pendengar
Ester Sulisetiowati
[\
Jendela Belakang 185
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
JENDELA BELAKANG
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Kejarlah mimpimu
Mari berbelarasa
Berbagi ke Papua
190 DIA HADIR