Anda di halaman 1dari 23

HUKUM JUAL BELI BUKET UANG DALAM ISLAM

MAKALAH
Sebagai Tugas Akhir Kelas XII dan Syarat Mengikuti
Munaqosyah

HANIFAH SYAHIDAH
XII MIPA 1

PONDOK PESANTREN TERPADU AL-MULTAZAM


KUNINGAN JAWA BARAT
2024
LEMBAR PENGESAHAN

HUKUM JUAL BELI BUKET UANG DALAM ISLAM

MAKALAH
Sebagai Tugas Akhir Kelas XII dan Syarat Mengikuti Munaqosyah

HANIFAH SYAHIDAH
XII MIPA 1

Kuningan, 24 Januari 2024


Diketahui Oleh:

Kepala SMAIT Al-Multazam, Pembimbing,

Nina Herlina, M.Pd. Iis Roisyatul Umah, M.Pd.

Disahkan, Diketahui,
Mudir Ma’had Al-Multazam Sekretaris Pondok Al-Multazam

KH. Badruddin, Lc. Devi Imron Rosyadi, S.Pd.I.,M.Pd


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanyalah milik Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, taufik,
serta hidayah-Nya, yang telah mengajarkan manusia dengan pena apa-apa yang
tidak diketahuinya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
tepat waktu. Terima kasih juga saya ucapkan kepada guru pembimbing yang
selalu memberi dukungan dan bimbingannya, kepada keluarga yang telah
mendoakan dan mendukung saya dari jauh, tidak lupa teman-teman seperjuangan
saya yang telah bersama-sama berjuang untuk menyelesaikan tugas makalah ini.

Makalah ini saya buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas akhir kelas XII dan
syarat mengikuti munaqosyah. Tak hanya itu, saya juga berharap makalah ini bisa
bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Walaupun demikian, saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan. Maka dari itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan
ilmu yang bermanfaat bagi kita semua, saya juga mengucapkan terima kasih
kepada para pembaca yang telah membaca makalah ini hingga akhir.

Kuningan, Januari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah....................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan........................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan......................................................................................... 2
BAB II..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN..................................................................................................... 3
A. Jual Beli......................................................................................................... 3
1. Pengertian Jual Beli..................................................................................3
2. Hukum Jual Beli.......................................................................................4
3. Rukun dan Syarat Jual Beli...................................................................... 5
4. Jual Beli yang Dilarang dalam Islam....................................................... 6
B. Buket Uang..................................................................................................10
1. Sejarah Buket......................................................................................... 10
2. Pengertian Buket.................................................................................... 10
3. Definisi Uang......................................................................................... 11
4. Fungsi Uang........................................................................................... 13
C. Hukum Jual Beli Buket Uang dalam Islam, Apakah Termasuk Riba?........13
D. Buket Uang yang Halal dalam Islam...........................................................16
BAB III..................................................................................................................17
PENUTUP.............................................................................................................17
A. Kesimpulan..................................................................................................17
B. Saran............................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... ١٨
RIWAYAT PENULIS........................................................................................... ١٩
A. Identitas Pribadi........................................................................................... ١٩
B. Riwayat Pendidikan..................................................................................... ١٩
C. Pengalaman Organisasi................................................................................ ١٩

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai alat
tukar yang dapat diterima secara umum dan uang juga merupakan benda
terpenting bagi kehidupan karena tanpa uang hidup terasa susah. Objek
tukar dapat berupa benda atau jasa yang dapat diterima oleh setiap orang
di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Uang sebagai alat
transaksi yang sudah digunakan sejak lama dalam melakukan pembayaran
barang dan jasa, Uang yang awalnya memiliki fungsi sebagai alat tukar
kini telah beralih fungsi sebagai alat komoditi. Di tengah arus globalisasi
dan perkembangan zaman yang semakin modern, dukungan teknologi
yang semakin maju membuat masyarakat semakin kreatif dan berinovasi
dalam menciptakan bisnis.

Bisnis saat ini yang banyak menguntungkan salah satunya adalah


buket. Buket menjadi salah satu jenis hadiah kekinian yang sering kali
digunakan untuk menunjukkan kasih sayang atau kepedulian kepada orang
terkasih. Buket tak hanya digunakan untuk mengekspresikan perasaan,
tetapi hadiah yang satu ini juga dinilai sangat praktis, trend, elegan, dan
mewah. Sehingga buket sangat cocok digunakan untuk berbagai momen.
Bahkan, dalam kondisi berduka buket juga tetap dapat digunakan untuk
menunjukkan rasa berbelasungkawa.

Makna untuk setiap pemberian buket sendiri dapat disesuaikan


dengan situasi yang sedang terjadi. Misalnya saat pernikahan, buket dapat
menunjukkan suka cita, atau saat berduka pun buket akan berubah makna
sebagai kepedulian atau empati. Pada umumnya pembeli dapat
menyesuaikan dengan keinginannya saat ingin membeli buket (request).
Buket yang dulu isinya hanya sebatas bunga semakin berkembang menjadi

1
2

berbagai macam rangkaian. Saat ini telah muncul dengan inovasi baru
dengan menggunakan uang kertas asli sebagai isinya.1

Money Bouquet atau Buket Uang tengah menjadi tren hadiah yang
digandrungi anak muda masa kini. Berkirim bunga ala sultan, buket kini
tidak lagi berisi warna warni bunga segar, tetapi lembaran lembaran uang
dengan nominal yang tak jarang fantastis.2 Berdasarkan uraian diatas
terdapat masalah yang penulis hendak teliti, yaitu mengetahui hukum jual
beli buket uang dalam islam.

B. Perumusan Masalah
1. Apa hukum jual beli buket uang dalam islam?
2. Apakah jual beli buket uang termasuk kategori riba?
3. Bagaimana cara agar jual beli buket uang halal dalam hukum
islam?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui hukum jual beli buket uang dalam islam.
2. Untuk mengetahui jual beli buket uang termasuk dalam kategori
riba atau tidak.
3. Untuk mengetahui cara jual beli buket uang yang halal dalam
hukum islam.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini diantaranya, sebagai
berikut:
1. Makalah ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan
pengetahuan terhadap bagaimana hukum jual beli buket uang
dalam islam, sehingga transaksi jual beli dalam bentuk apapun bisa
lebih diperhatikan.
2. Bagi penulis, makalah ini diharapkan mampu menjadi makalah
yang berkualitas sehingga mampu meluluskan penulis dengan nilai
yang memuaskan.
3. Makalah ini diharapkan mampu menjadi referensi bagi peneliti
selanjutnya dan bisa dikembangkan menjadi lebih sempurna.

1
Rifdatul Zahidah,”Hukum jual beli buket uang” Patinews.com, 28 Maret 2023,
https://www.patinews.com/hukum-jual-beli-buket-uang/
2
progestazkia, “Tren buket uang, apakah bebas riba?” KSEI Progres Institut Tazkiya, 8 April
2023, https://kseiprogres.com/tren-buket-uang-apakah-bebas-riba/
BAB II

PEMBAHASAN

A. Jual Beli
1. Pengertian Jual Beli
Jual beli (al-bai’) menurut bahasa artinya menjual,
mengganti dan menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain. Kata
al-bai’ merupakan sebuah kata yang mencakup pengertian dari
kebalikannya yakni al-syira’ (membeli). Dengan demikian kata
al-bai’ disamping bermakna kata jual sekaligus kata beli. Adapun
pengertian jual beli menurut istilah (terminologi) yaitu tukar
menukar barang dengan barang atau barang dengan uang yang
dilakukan dengan jalan melepaskan hak milik dari yang satu
kepada yang lain atas dasar saling merelakan.3

Jual beli termasuk dalam kelompok perjanjian bernama,


artinya undang-undang telah memberikan nama tersendiri dan
memberikan pengaturan secara khusus terhadap perjanjian ini.
Pengaturan perjanjian bernama dapat diatur dalam Kitab
Undang-undang Hukum Perdata maupun Kitab Undang-undang
Hukum Dagang. Menurut pasal 1457 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata, jual beli adalah suatu persetujuan yang mengikat,
pihak penjual berjanji menyerahkan sesuatu barang/benda, dan
pihak lain yang bertindak sebagai pembeli mengikat diri berjanji
untuk membayar harga.

Jual-beli menurut Syaikh Al-Qalyubi dalam Hasyiyah-nya,


“jual-beli merupakan akad saling mengganti dengan harta dengan
berakibat kepada kepemilikan terhadap suatu benda atau manfaat

3
Irma Yanti,”Pengertian Jual Beli” Jejak Pendidikan, 31 Oktober 2018,
http://www.jejakpendidikan.com/2018/10/pengertian-jual-beli.html

3
4

untuk tempo waktu selamanya. Dari pengertian yang diberikan


pasal 1457 di atas, persetujuan jual beli sekaligus membebankan
dua kewajiban yaitu:4
a. Kewajiban pihak penjual menyerahkan barang yang dijual
kepada pembeli.
b. Kewajiban pihak pembeli membayar harga barang yang
dibeli kepada penjual.
2. Hukum Jual Beli
Perdagangan atau jual beli merupakan akad yang
diperbolehkan menurut Al-Qur’an, sunnah, dan ijmakulama,
sehingga hukum asal dari kegiatan jual beli adalah mubah atau
boleh. Ini artinya, setiap umat muslim dapat melakukan akad jual
beli ataupun tidak, tanpa ada efek hukum apa pun.
Adapun dasar disyariatkannya jual beli adalah sebagai berikut:
● Al-Qur’an
Aturan dasar dalam kegiatan perdagangan atau jual beli telah
difirmankan oleh Allah melalui Qur’an Surah Al-Baqarah (2) ayat
275 yang artinya:
“Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba.”
● Hadits Rasulullah
Dari Rifa’ah bin Rafi’ melalui hadits riwayat Al-Bazzar dan
ditashih oleh Hakim, Rasulullah pernah bersabda mengenai hukum
keberadaan kegiatan jual beli:
“Dari Rifa’ah bin Rafi’ Ra. bahwasanya Rasulullah pernah ditanya
tentang mata pencaharian yang paling baik. Beliau menjawab,
seseorang bekerja dengan tangannya dan setiap jual beli yang
mabrur.”
Kata mabrur yang dimaksudkan di dalam hadits ini adalah jual beli
yang terhindar dari usaha tipu-menipu yang dapat merugikan orang
lain.5

4
Ibid.
5
Sharia Knowledge Centre,”Sumber Hukum Jual Beli Syariah”,2020,
https://www.shariaknowledgecentre.id/id/news/macam-macam-jual-beli/
5

3. Rukun dan Syarat Jual Beli


● Rukun Jual Beli
Rukun jual beli adalah sesuatu yang mesti dipenuhi
agar transaksi menjadi sah. Dalam kitab Al-Fiqhul
Muyassar menyebutkan bahwa rukun jual beli ada 3 yakni
adanya pihak yang berakad (penjual dan pembeli), ma’qud
‘alaih (barang), dan shighah (ijab kabul). Shighah adalah
akad atau ucapan antara penjual dan pembeli dengan
maksud melakukan transaksi jual beli. Shighah bisa dengan
ucapan (shighah qauliyah) maupun hanya dengan perbuatan
(shighah fi’liyah). Shighah qauliyah bisa dilakukan dengan
berkata, “Saya jual barang ini....” atau “saya beli barang
ini....”. Sementara itu, shighah fi’liyah bisa berupa serah
terima barang dengan menyerahkan uang kepada penjual
dan penjual memberikan barang kepada pembeli tanpa
perkataan apa-apa.6
● Syarat Jual Beli
Seorang Ilmuwan Muslim yang bernama Ibnu
Balban RA mengatakan bahwa syarat jual beli yang wajib
dipenuhi ada 7. Berikut ini penjelasan singkatnya.
1. Adanya ridha dari kedua belah pihak, syarat jual
beli yang utama adalah ridha. Kegiatan transaksi
akan batal kalau tidak adanya ridha diantara kedua
belah pihak. Contoh ketidakridhoan tersebut adalah
perampasan dan pembelian dengan paksaan.
2. Kedua pelaku jual beli adalah orang yang
dibolehkan untuk bertransaksi, baik penjual maupun
pembeli, haruslah baligh dan berakal sehat. Apabila
pelakunya adalah anak kecil, orang yang safih
(dungu), hamba sahaya, ataupun orang gila, maka
transaksi tersebut tidak sah. Anak kecil
diperbolehkan melakukan transaksi barang-barang
yang nilainya kecil.

6
Nuraini,”Syarat dan Rukun Jual Beli dalam Islam agar Transaksi Sah”,30 Juni,2023,
https://kabar24.bisnis.com/read/20230630/79/1670585/syarat-dan-rukun-jual-beli-dalam-islam-aga
r-transaksi-sah
6

3. Penjual menjual harta yang bermanfaat dan mubah,


barang yang dijual harus memiliki nilai manfaat
juga termasuk salah satu syarat jual beli. Contoh
barang yang tidak bermanfaat yaitu khamr dan
anjing. Anjing diperbolehkan dijual namun hanya
untuk orang yang membutuhkannya saja. Keledai
jinak dinilai sangat bermanfaat, meskipun haram
untuk dimakan sehingga tetap boleh untuk
diperjualbelikan.
4. Barangnya dimiliki atau diizinkan untuk dijual,
Barang yang dijual haruslah milik pribadi
penjualnya, bukan menjual barang orang lain tanpa
izin. Apabila dijual tanpa izin, maka transaksi
tersebut tidak sah.
5. Barang bisa diserahkan, Barang yang dijual harus
bisa diserahkan. Tidak sah apabila menjual barang
yang sudah tidak ada, misalnya menjual sapi yang
sudah kabur.
6. Barang jelas dan tidak samar Kemudian, barang
yang jelas sifatnya termasuk dari syarat jual beli.
Barang yang jelas sifatnya adalah barang yang dapat
dilihat dan diperhatikan. Contohnya seperti baju
yang bisa di cek dan buku yang bisa dibolak-balikan
lembarannya.
7. Harga jelas, Syarat jual beli yang terakhir yakni
harga barang yang jelas. Dengan kejelasan harga,
maka pembeli dapat memberikan uang dengan
harga yang sesuai.7
4. Jual Beli yang Dilarang dalam Islam
Berikut beberapa jenis jual beli yang dilarang dalam Islam.
Transaksi jual beli jenis ini akan menimbulkan masalah yang
cukup besar baik secara Islam ataupun kerugian material lainnya.8
a. Riba (Bunga)
Dalam Islam, riba atau bunga dianggap haram. Riba
didefinisikan sebagai keuntungan tambahan yang diperoleh
dari pinjaman atau hutang. Alasan pelarangan ini adalah

7
Ibid.
8
Santoso,”Macam Macam Jual Beli yang Dilarang dalam Islam”,Yatim mandiri,2 Oktober,2023,
https://yatimmandiri.org/blog/muamalah/jual-beli-yang-dilarang-dalam-islam/
7

karena riba dianggap sebagai bentuk eksploitasi dan


ketidakadilan dalam transaksi keuangan. Oleh karena itu,
sistem ekonomi syariah menekankan pentingnya transaksi
yang adil dan menyarankan untuk menghindari praktik riba.
b. Gharar (Ketidakjelasan atau Ambiguitas dalam
Kontrak)
Gharar dalam Islam merujuk pada ketidakpastian,
penipuan, dan risiko dalam transaksi. Konsep ini melarang
penjualan barang yang belum ada, seperti panen yang
belum dipetik atau ikan yang belum ditangkap.
Dalam keuangan Islam, gharar dilarang karena
bertentangan dengan prinsip kepastian dan keterbukaan
dalam berbisnis. Gharar dapat muncul saat klaim
kepemilikan tidak jelas atau mencurigakan.
Contohnya adalah kontrak berjangka dan opsi yang
memiliki tanggal pengiriman di masa depan. Gharar adalah
konsep penting dalam keuangan Islam dan digunakan untuk
mengukur legitimasi investasi berisiko seperti penjualan
singkat, judi, atau kontrak yang tidak jelas.
c. Maysir (Perjudian)
Maysir atau judi dalam bahasa Arab adalah aktivitas jual
beli yang dilarang dalam Islam. Aktivitas ini melibatkan
taruhan atau permainan yang mengandung unsur
ketidakpastian. Al-Qur'an, dalam Surah Al-Baqarah ayat
219, menyatakan bahwa judi memiliki dosa yang lebih
besar daripada manfaatnya.
Dalam Surah Al-Maidah ayat 90-91, Allah menjelaskan
bahwa maysir adalah perbuatan setan yang bertujuan untuk
mengalihkan orang mukmin dari mengingat Allah dan
menjalankan ibadah. Setan memperindah judi sehingga
orang tergoda, yang kemudian dapat menimbulkan
permusuhan dan kebencian di antara mereka. Oleh karena
itu, judi dianggap haram dan dilarang dalam Islam
d. Tahdeed (Ancaman)
8

Dalam Islam, tahdeed atau ancaman dalam transaksi


dilarang. Transaksi yang melibatkan ancaman atau paksaan
menghilangkan unsur kesukarelaan dan keadilan, yang
merupakan prinsip dasar dalam perdagangan Islam.
Islam menekankan pentingnya kejujuran, transparansi, dan
kesepakatan bersama dalam setiap transaksi. Ancaman
dapat mengakibatkan salah satu pihak merasa tertekan
untuk menerima kondisi yang tidak adil atau merugikan.
Oleh karena itu, untuk memastikan bahwa setiap transaksi
dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan,
Islam melarang praktek tahdeed dalam jual beli.
e. Ghalat (Kesalahan)
Dalam Islam, ghalat merujuk pada kesalahan dalam
transaksi. Kesalahan ini dapat berupa ketidaksesuaian
informasi, ketidaktahuan, atau ketidakpastian yang dapat
merugikan salah satu pihak.
Selain itu, transaksi yang melibatkan barang haram seperti
alkohol dan daging babi juga dianggap sebagai kesalahan.
Oleh karena itu, bagi umat Muslim sangat penting untuk
memastikan bahwa setiap transaksi yang dilakukan sesuai
dengan prinsip syariah dan terbebas dari kesalahan.
f. Zulm (Ketidakadilan)
Dalam transaksi keuangan Islam, ada unsur-unsur yang
dilarang karena dapat menyebabkan eksploitasi dan
ketidakadilan. Islam menekankan transparansi, akurasi, dan
pengungkapan informasi penting dalam setiap transaksi
agar tidak ada pihak yang dirugikan.
Salah satu elemen yang dilarang adalah "zulm" atau
ketidakadilan. Islam melarang segala bentuk transaksi yang
dapat menyebabkan ketidakadilan kepada salah satu pihak
dalam kontrak.
g. Khedaa (Penipuan)
9

Islam menekankan pentingnya keadilan dan transparansi.


Salah satu elemen yang dilarang dalam transaksi Islam
adalah "Khedaa" yang berarti penipuan.
Islam memandang bahwa setiap transaksi harus didasarkan
pada kebenaran, akurasi, dan pengungkapan informasi yang
relevan. Hal ini untuk memastikan bahwa tidak ada pihak
yang dirugikan atau dimanfaatkan oleh pihak lain.
Dengan demikian, penipuan dalam bentuk apa pun
dianggap bertentangan dengan prinsip-prinsip keadilan dan
transparansi yang diajarkan oleh Islam.
h. Istighlal (Eksploitasi)
Dalam hukum Islam, "Istighlal" merujuk pada tindakan
menganggap sesuatu yang haram sebagai halal. Istilah ini
berasal dari akar kata Arab yang berarti "membuka" atau
"melepaskan". Dalam konteks fiqh, istighlal mengacu pada
distorsi yang salah dan tidak tepat dari hukum Islam.
i. Ihtikar (Monopoli)
Ihtikar dalam bahasa Arab berarti menimbun barang,
terutama makanan, dengan tujuan menjualnya kembali pada
harga yang lebih tinggi. Hal ini dilakukan dengan cara
membeli barang saat harganya tinggi, namun tidak
menjualnya segera, melainkan menimbunnya untuk dijual
kembali pada harga yang lebih tinggi di kemudian hari.
Praktek ini dianggap merugikan masyarakat karena dapat
mengakibatkan kelangkaan barang dan kenaikan harga.
Oleh karena itu, Islam melarang praktek monopoli,
terutama pada barang-barang kebutuhan pokok, untuk
menjaga kesejahteraan dan keadilan ekonomi.
Jual beli yang dilarang dalam Islam bertujuan untuk
menciptakan sistem ekonomi yang adil dan transparan.
Dengan memahami dan menghindari transaksi yang
dilarang, umat Islam dapat memastikan bahwa mereka
bertransaksi dengan cara yang sesuai syariat.
10

B. Buket Uang
1. Sejarah Buket
Berdasarkan catatan sejarah, telah ditemukan buku tertua
tentang seni rangkaian bunga dari Jepang tahun 1445. Seni tersebut
disebut sebagai ikebana. Kendati demikian, seni dalam merangkai
bunga ini berasal dari Cina. Lalu, seni ini dibawa oleh para biksu
serta biksuni. Dulu, merangkai bunga merupakan sebuah kesenian
yang sakral dan eksklusif. Keindahan dan kesederhanaan dari seni
merangkai bunga akhirnya menarik perhatian banyak orang,
termasuk yang berada di belahan bumi barat. Hal ini dapat dilihat
dari arrangement karangan bunga pada abad ke-19 di Eropa yang
mirip dengan ikebana.9

Di Eropa, rangkaian bunga telah menjadi seni formal yang


bahkan ada sekolahnya sendiri serta menjadi salah satu pekerjaan
profesional. Sedangkan di Belanda pada abad ke-18, dekorasi
rumah di keluarga bangsawan selalu disertai dengan karangan
bunga.10 Kemajuan zaman yang semakin modern membuat
masyarakat semakin kreatif dalam inovasi bisnis yang salah
satunya yaitu bisnis pembuatan buket.

2. Pengertian Buket
Bunga tangan atau yang terkenal dengan sebutan bouquet
bunga adalah sekumpulan bunga yang disusun menjadi sebuah
rangkaian bunga. Biasanya karangan bunga tangan ini digunakan
di acara pernikahan, di mana pengantin wanita membawa sebuah
bouquet sebagai aksesoris.11
seiring perkembangannya para penjual buket mulai
berinovasi untuk membuat buket dengan berbagai isi, seperti buket
uang, buket jajan, buket mainan, dan lain sebagainya.

9
Athaya,”Apa Itu Buket Bunga:Sejarahnya dari Masa ke Masa”athaya.co.id,2022,
https://athaya.co.id/apa-itu-buket-bunga-sejarahnya-dari-masa-ke-masa/
10
Ibid.
11
Attar Asmawan,”Sejarah Bunga Bouquet dari masa ke masa”Sevenrose, 7 Desember,2021,
https://sevenrose.co.id/blogs/news/oooh-ini-sejarah-adanya-bouquet-bunga#:~:text=Bunga%20tan
gan%20atau%20yang%20terkenal,membawa%20sebuah%20bouquet%20sebagai%20aksesoris.
11

3. Definisi Uang
Dalam ilmu ekonomi modern, uang adalah sesuatu yang
tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi
pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga
lainnya juga untuk pembayaran hutang. Beberapa ahli juga
menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.

Kesimpulannya uang adalah suatu benda yang diterima


secara umum oleh masyarakat untuk mengukur nilai, menukar, dan
melakukan pembayaran atas pembelian barang dan jasa, serta pada
waktu yang bersamaan bertindak sebagai alat penimbun kekayaan.
Pada awalnya di Indonesia, uang diterbitkan oleh pemerintah
Republik Indonesia. Namun sejak dikeluarkannya UU No. 13
tahun 1968 pasal 26 ayat 1, hak pemerintah untuk mencetak uang
dicabut. Pemerintah kemudian menetapkan Bank Sentral, Bank
Indonesia, sebagai satu-satunya lembaga yang berhak menciptakan
uang kartal. Hak untuk menciptakan uang itu disebut dengan hak
oktroi.

● Uang Menurut Para Ahli12


1. Mankiw: Uang adalah persediaan aset yang bisa
dengan segera digunakan untuk melakukan
transaksi, selain itu uang merupakan segala sesuatu
yang dapat dipakai atau diterima untuk melakukan
pembayaran baik barang, jasa maupun hutang, uang
memiliki satu tujuan fundamental dalam sistem
ekonomi, memudahkan pertukaran barang dan jasa,
mempersingkat waktu dan usaha yang diperlukan
untuk melakukan perdagangan.
2. Albert Gailon Hart: Pengertian uang menurut
Albert Gailort Hart adalah suatu kekayaan yang
dimiliki untuk dapat melunasi utang dalam jumlah
tertentu dan pada waktu yang tertentu pula. Menurut
Walker Pengertian uang secara umum adalah semua
hal yang dapat dilakukan oleh uang itu. Dengan kata
12
Rosyda,”Pengertian Uang:Fungsi, Ragam, dan Teori Nilai Uang”Gramedia,2021,
https://www.gramedia.com/literasi/alat-pembayaran/
12

lain, uang adalah uang karena fungsinya sebagai


uang dan bukan karena fungsi-fungsi yang lain.
3. A.C.Pigou: Menurut pendapat dari A. C. Pigou,
pengertian uang dapat didefinisikan sebagai segala
sesuatu yang umum dipergunakan sebagai alat tukar.
4. Rollin G.: Thomas Rolling G. Thomas menyatakan
arti uang adalah segala sesuatu yang tersedia dan
umumnya diterima umum sebagai alat pembayaran
untuk pembelian barang dan jasa, serta untuk
pelunasan utang.
5. R.S.Sayers: Pengertian uang menurut R. S. Sayers
dalam bukunya berjudul Modern Banking adalah
segala sesuatu yang umum diterima bagi
pembayaran utang.
6. Irma Rahmawati: Irma Rahmawati
mengemukakan pendapat bahwa uang merupakan
suatu benda yang mampu untuk disetujui oleh
seluruh lapisan masyarakat sebagai alat untuk
penukaran dalam perdagangan.
7. H.Robertson: Arti uang menurut H. Robertson
merupakan segala sesuatu yang umum diterima
dalam pembayaran barang dan jasa dalam
masyarakat.
8. Rismsky K.Judisseno: Definisi uang merupakan
satu media yang mampu untuk diterima yang
digunakan oleh setiap pelaku ekonomi atau pun
pelaku pasar uang guna mempermudah pada saat
bertransaksi.
9. Kasmir: Pengertian uang merupakan alat tukar
menukar, dalam hal ini uang digunakan sebagai alat
untuk membeli atau menjual suatu barang maupun
jasa. Dengan kata lain uang dapat dilakukan untuk
membayar terhadap barang yang akan dibeli atau
diterima sebagai akibat dari penjualan barang dan
jasa.
10. George N.Halm: Pengertian uang adalah hal untuk
mempermudah perantara tukar-menukar dalam
mengatasi masalah sistem barter atau
kesulitan-kesulitan dalam transaksi kredit.
13

● Pengertian uang menurut Ensiklopedia Indonesia adalah


segala sesuatu yang biasanya digunakan dan diterima
secara umum sebagai alat penukar atau standar pengukur
nilai, yaitu standar daya beli, standar uang dan garansi
menanggung utang.
● Dalam Ekonomi islam, secara etimologi uang berasal dari
kata al-naqdu-nuqud. Pengertiannya ada beberapa makna,
yaitu al-naqdu yang berarti yang baik dari dirham,
menggenggam dirham, dan al-naqdu juga berarti tunai.13

4. Fungsi Uang
a. Sebagai Alat Tukar atau medium of exchange yang dapat
mempermudah pertukaran. Orang yang akan melakukan
pertukaran tidak perlu menukarkan dengan barang, tetapi
cukup menggunakan uang sebagai alat tukar.
Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat
diatasi dengan pertukaran uang.
b. Sebagai Satuan Hitung (unit of account) karena uang
dapat digunakan untuk menunjukan nilai berbagai macam
barang atau jasa yang diperjualbelikan, menunjukkan
besarnya kekayaan, dan menghitung besar kecilnya
pinjaman. Uang juga dipakai untuk menentukan harga
barang atau jasa (alat penunjuk harga). Sebagai alat satuan
hitung, uang juga berperan untuk memperlancar pertukaran.
c. Sebagai Alat Penyimpan Nilai (valuta) karena dapat
digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang
ke masa mendatang. Ketika seorang penjual saat ini
menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang
dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang
tersebut untuk digunakan membeli barang dan jasa pada
masa mendatang.

C. Hukum Jual Beli Buket Uang dalam Islam, Apakah Termasuk Riba?
Pada saat ini memberi buket dengan berbagai isian yang menarik
tengah menjadi tren, seseorang memberikan buket lantaran sebagai ucapan

13
A Fachri,”Uang dalam Ekonomi Islam” Raden Intan Repository, 2017,
http://repository.radenintan.ac.id/156/4/Bab_II.pdf
14

selamat atas tercapainya sesuatu, salah satunya yang sedang marak saat ini
adalah jual beli buket uang, bahkan kini banyak masyarakat yang
menjadikan buket uang sebagai salah satu usaha, tetapi bagaimanakah
hukum jual beli buket uang dalam islam?, apakah diperbolehkan dan tidak
termasuk kedalam kategori riba?. Pada pembahasan ini saya telah
mengumpulkan beberapa rujukan, seperti website, artikel, jurnal hingga
melakukan wawancara langsung dengan Ustadz Nana Mulyana, S.Ag.,
M.Pd. salah satu guru fiqih SMAIT Al-Multazam.

Jika uangnya berasal dari pembuat buket hukumnya haram, karena


terjadi riba. Sebab terjadi aktivitas pertukaran uang (sharaf) antar uang
yang sejenis (rupiah dengan rupiah) namun disertai tambahan
(at-tafadhul). Pertukaran antara uang sejenis yang seharusnya berlangsung
dengan uang yang senilai (at-tamatsul), tetapi menjadi tidak senilai karena
adanya tambahan.14 Jika terjadi transaksi dengan uang yang jumlahnya
senilai itu tidak masalah, yang menjadi masalah disini adalah ketika
terjadinya transaksi dengan adanya tambahan ketika proses jual beli
berlangsung, maka itu adalah riba.

Ketika satu mata uang dipertukarkan dengan mata uang


lainnya,wajib mengikuti hukum syariat mengenai hukum pertukaran uang
(sharaf), baik pertukaran uang yang sejenis (rupiah dengan rupiah)
maupun pertukaran uang yang beda jenis (misal rupiah dengan dollar AS).
Hukum syara’ untuk pertukaran mata uang sejenis adalah wajib memenuhi
dua syarat yaitu harus sama nilainya (at-tamatsul), atau dengan kata lain
tidak boleh ada tambahan (at-tafadhul) dan harus terjadi secara kontan
(tidak boleh terjadi adanya penundaan),yakni terjadi serah terima dimajlis
akad (al-taqabudh fi majelis al-aqad). Adapun untuk pertukaran mata uang
yang beda jenis wajib memenuhi satu syarat saja yaitu terjadi secara
kontan.15

14
Rifdatul Zahidah, Op.cit. Hal 4
15
Ibid.
15

Contoh, buket uang dengan uang asli Rp 100.000 sebanyak 10


lembar (senilai Rp 1.000.000), dijual dengan harga Rp 1.200.000 oleh
penjual buket uang. Ketika terjadi akad jual beli buket uang, maka pembeli
yang seharusnya menyerahkan Rp 1.000.000, ternyata menyerahkan Rp
1.200.000. Disini terjadi lebihan pembayaran sebanyak Rp 200.000, yg
boleh jadi diklaim sebagai jasa pembuatan buket ataupun harga dari
benda-benda yang menjadi rangkaian bunga. Kejadian ini tetap tidak boleh
secara syariah islam. Transaksi seharusnya dilakukan secara terpisah,
antara jasa pembuatan, dan isian. Dalam islam tidak diperbolehkan
menjual uang dengan uang.

Ustadz Shiddiq Al-Jawi menyampaikan dalil haramnya tambahan


dalam pertukaran mata uang sejenis, yaitu hadits dari Abu Sa’id Al-Khudri
RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:

َ ‫ َوالَتَبِيعُواال َو ِر‬،‫ْض‬
‫ق‬ َ ‫ َوالَتُ ِشفُّوابَ ْع‬،‫ب إالَّ ِم ْثالًبِ ِم ْث ٍل‬
ٍ ‫ضهَا َعلَى بَع‬ َّ ِ‫ب ب‬
ِ َ‫الذه‬ َّ ‫الَتَبِيع‬
َ َ‫ُواالذه‬
‫ق‬
ِ ‫بِال َو ِر‬
ِ َ‫ َوالَتَبِيعُوا ِم ْنهَا َغاِئبًابِن‬،‫ْض‬
‫اج ِز‬ َ ‫ َوالَتُ ِشفُّوابَ ْع‬،‫إالَّ ِم ْثالًبِ ِم ْث ٍل‬
ٍ ‫ضهَا َعلَى بَع‬

"Janganlah kalian berjual beli emas dengan emas kecuali sama beratnya,
dan janganlah kalian lebihkan yang satu atas yang lainnya. Janganlah
kalian berjual beli perak dengan perak kecuali sama beratnya, dan jangan
kalian lebihkan yang satu atas yang lainnya, dan janganlah kalian berjual
beli sesuatu (emas/perak) yang tidak hadir (tidak ada di majelis akad)
dengan yang hadir (ada di majelis akad).” (HR Bukhari, no. 2031).16

Menurutnya, dari hadits tersebut, jelas diketahui bahwa ketika


terjadi pertukaran uang yang sejenis, yaitu emas ditukarkan dengan emas,
atau perak ditukarkan dengan perak, wajib dilakukan secara semisal
(at-tamâtsul), yaitu sama beratnya (untuk emas atau perak), atau sama
nilainya (untuk uang kertas), dan tidak boleh ada tambahan (at-tafâdhul).

16
Tinta Media,”Ustaz Shiddiq Al-Jawi:Hukum Buket Uang Haram Jika..”tintamedia,26
Agustus,2022,
https://www.tintamedia.web.id/2022/08/ustaz-shiddiq-al-jawi-hukum-buket-uang.html
16

Mufakat Bahtsul Masa’il menyatakan bahwa hukum jual beli buket


uang adalah boleh. Kebolehan ini meninjau jenis akad yang bisa
dilaksanakan. Merujuk teks dalam kitab Fiqh al-Manhaji juz 6 hlm. 120,
penjual-pembeli menggunakan akad ijarah. Dalam akad ini pembeli
membayar jasa penjual yang sudah membuatkan buket. Selanjutnya
pembeli mengisi buket dengan uang sendiri.

D. Buket Uang yang Halal dalam Islam


Berdasarkan rujukan beberapa artikel dan hasil wawancara dari
guru fiqih Ustad Nana Mulyana S.Ag., M.Pd. bahwa solusi agar buket
uang halal secara syariah yaitu:
1. Buket uang diisi dengan uang yang berasal dari pembeli, bukan
dari penjual. Pembeli hanya membayar jasa penjual yang bekerja
merangkai buket uang.
2. Buket uang yang dijualbelikan adalah buket uang kosongan. Hanya
terdapat wadah atau tempat untuk uang, uangnya akan ditambah
sendiri oleh pembeli.
3. Buket uang yang dijualbelikan adalah buket uang yang berisi uang
mainan.17

17
Ibid.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Money Bouquet atau Buket Uang tengah menjadi tren hadiah yang
digandrungi anak muda masa kini. Berkirim bunga ala sultan, buket kini
tidak lagi berisi warna warni bunga segar, tetapi lembaran lembaran uang
dengan nominal yang tak jarang fantastis.18Berdasarkan uraian diatas
penyusun mengambil kesimpulan hukum jual beli buket uang dalam islam,
adalah haram dan termasuk kedalam kategori riba apabila, terjadi aktivitas
pertukaran uang (sharaf) antar uang yang sejenis (rupiah dengan rupiah)
namun disertai tambahan (at-tafadhul). Pertukaran antara uang sejenis
yang seharusnya berlangsung dengan uang yang senilai (at-tamatsul). Atau
uangnya berasal dari penjual, namun jual beli buket uang dibolehkan
apabila dengan beberapa syarat, yaitu:
a. Uang berasal dari pembeli.
b. Buket yang dijual adalah buket kosongan.
c. Buket yang dijual berisi uang mainan.

B. Saran
1. Untuk pengusaha atau penjual
Untuk lebih memperhatikan dan memahami hukum islam yang
berlaku, terutama terkait jual beli buket uang ini, agar lebih
berhati-hati dalam menjual, sehingga tidak terjadi riba.
2. Untuk masyarakat atau konsumen
Memperhatikan lagi apa-apa yang menjadi hukum dari jual beli
buket dalam bentuk uang, agar tidak terjadi kekeliruan dalam
memahami hukum yang ada

18
Progestazkia, Op.cit. Hal 5

17
DAFTAR PUSTAKA

Athaya.(2022).Apa Itu Buket Bunga: Sejarahnya dari Masa ke Masa.5 Januari


2024,https://athaya.co.id/apa-itu-buket-bunga-sejarahnya-dari-masa-ke-masa/
Humas Universitas Islam An Nur Lampung.(2022).Pengertian Jual Beli, Dasar Hukum,
Rukun Syarat dan Macam-macam jual beli.4 Januari
2024,https://an-nur.ac.id/pengertian-jual-beli-dasar-hukum-rukun-syarat-dan-macam-mac
am-jual-beli/
Larasati,A.S.(2021).Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Buket Bunga
Dengan Sistem Pesanan di Kios Bunga AFM Pasar Sleko Madiun.(Skripsi, IAIN
Ponorogo, 2021) Diakses dari
http://etheses.iainponorogo.ac.id/16849/1/ASTIN%20FITRIA-%20210217091-%20HES.
pdf
Midsen, K., Ahmad, A. N., & Palupi, A. (2023). Buket Uang Dalam Perspektif Hukum
Islam dan Hukum Positif.Jurnal ilmiah ekonomi islam, 9(03), 3787-3799. doi:
http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v9i3.10874
Octariani,D.(2019).Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad Ijarah Buket Uang.(Skripsi,
UIN Raden Intan Lampung, 2019) Diakses dari
http://repository.radenintan.ac.id/10004/1/SKRIPSI%202.pdf
Progestazkia.(2023).Tren Buket Uang, Apakah Bebas Riba?.4 Januari
2024,https://kseiprogres.com/tren-buket-uang-apakah-bebas-riba/
Rosyda.”tanpa tahun”.Pengertian Uang: Fungsi, Ragam, dan Teori Nilai Uang. 13
Januari 2024.https://www.gramedia.com/literasi/uang/#
Sahroni,O.,dan Daan Yahya.(2022).Jual Beli Buket Uang Dalam Syariah Islam.3 Januari
2024,https://republika.id/posts/32235/jual-beli-buket-uang-dalam-syariah-islam
Santoso.(2023).Macam Macam Jual Beli yang Dilarang dalam Islam.5Januari
2024,https://yatimmandiri.org/blog/muamalah/jual-beli-yang-dilarang-dalam-islam/
Sevenrose.(2021).Sejarah Bunga Bouquet dari masa ke masa.13 Januari
2024,https://sevenrose.co.id/blogs/news/oooh-ini-sejarah-adanya-bouquet-bunga#:~:text=
Bunga%20tangan%20atau%20yang%20terkenal,membawa%20sebuah%20bouquet%20s
ebagai%20aksesoris.
Tinta Media.(2022).Ustaz Shiddiq Al-Jawi:Hukum Buket Uang Haram Jika. 13 Januari
2024,https://www.tintamedia.web.id/2022/08/ustaz-shiddiq-al-jawi-hukum-buket-uang.ht
ml
Yuslia.(2023).Buket Uang Dalam Hukum Islam Dan Hukum Positif.(Skripsi, UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2023) Diakses dari https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/61621/
Zahidah,R.(2023).Hukum Jual Beli Buket Uang.3 Januari
2024,https://www.patinews.com/hukum-jual-beli-buket-uang/

١٨
RIWAYAT PENULIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

A. Identitas Pribadi

Nama : Hanifah Syahidah


Tempat tanggal lahir : Bekasi, 4 Juli 2006
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Grand Residence,Cluster HangTuah BC.15 NO.30.
Email : 2122.hansyahidah@almultazam.sch.id

B. Riwayat Pendidikan

TK : TKIT Al-Fiqroh Bekasi


SD : SDIT Insan Madani Bekasi
SMP : SMPIT Al-Multazam Kuningan
SMA : SMAIT Al-Multazam Kuningan

C. Pengalaman Organisasi
● Anggota Organisasi Santri Ma’had Al-Multazam (OSMA),
Departemen Media, Humas, dan Jurnalistik (MEHUJU)
2019-2020.
● Wakil Ketua Komisi B, Majelis Permusyawaratan Santri (MPS)
Pondok Pesantren Terpadu Al-Multazam 2022-2023.
Demikian daftar riwayat penulis saya buat dengan sesungguhnya.

١٩

Anda mungkin juga menyukai