Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Belitung Timur 2021
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Belitung Timur 2021
tp
s:
//b
2021
el
itu
ng
tim
ur
ka
b.
bp
s.
go
.id
ht
tp
s:
//b
el
itu
ng
tim
ur
ka
b.
bp
s.
go
.id
INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT
KABUPATEN BELITUNG TIMUR
2021
ISBN : 978-602-0982-64-9
Nomor Publikasi : 19060.2114
Nomor Katalog : 4102004.1906
Ukuran Buku : 21 cm x 29,7 cm
id
o.
Jumlah Halaman : xii + 70 halaman
.g
s
bp
b.
Naskah:
ka
Gambar Kulit:
el
Diterbitkan oleh:
© Badan Pusat Statistik Kabupaten Belitung Timur
Penanggung Jawab :
Azhar, S.IP
id
o.
Editor :
.g
Syahroni, SST
s
bp
b.
ka
ur
Gambar Kulit :
tp
ht
Halaman kosong
bp
s .g
o.
id
KATA PENGANTAR
id
ketenagakerjaan bersumber dari data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas).
o.
.g
Publikasi ini mencakup aspek-aspek yang dapat diukur dan tersedia datanya
s
bp
yang mengambarkan aspek kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Belitung Timur.
b.
ka
lainnya. Kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam penyusunan
itu
publikasi ini kami ucapkan terima kasih. Diharapkan, saran dan masukan
el
//b
AZHAR, S.IP
Halaman Kosong
el
//b
s:
tp
ht
id
1
o.
1.3 Angka Beban Ketergantungan dan Piramida Penduduk .................... 7
s .g
1.4 Perkawinan ............................................................................................ 9
bp
b.
1.5 Keluarga Berencana (KB)...................................................................... 12
ka
ur
tim
BAB KESEHATAN...................................................................................... 13
ng
itu
2
el
//b
BAB PENDIDIKAN..................................................................................... 21
27
BAB KETENAGAKERJAAN......................................................................... 33
id
6
o.
6.2 Kualitas Rumah Tinggal........................................................................ 52
s .g
6.3 Fasilitas Tempat Tinggal....................................................................... 53
bp
b.
ka
ur
tim
BAB KEMISKINAN..................................................................................... 57
ng
7
el
Halaman
Tabel 1.1 Jumlah, Laju, dan Rasio Jenis Kelamin Penduduk, 2016-2021 ........... 4
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk (jiwa) dan Angka Beban Ketergantungan
(persen),2016-2021 ………………………………………………………………………… 7
Tabel 1.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Status
Perkawinan dan Jenis Kelamin, 2019-2021.......................................... 10
id
Tabel 3.1 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Ijazah
o.
.g
Tertinggi yang Dimiliki dan Jenis Kelamin, 2019-2020 ..................... 26
s
bp
Tabel 3.2 Angka Pertisipasi Sekolah (APS) Menurut Kelompok Usia Sekolah
b.
ka
Halaman Kosong
el
//b
s:
tp
ht
Halaman
id
o.
Gambar 1.7 Persentase Perempuan Berumur 15-49 Tahun Berstatus Kawin
s .g
Menurut Partisipasi KB, 2021 .............................................................. 12
bp
Gambar 2.1 Angka Harapan Hidup Kabupaten Belitung Timur (tahun), 2016-20221 16
b.
ka
Gambar 2.3 Persentase Perempuan Usia 15-49 Tahun Pernah Kawin Menurut
itu
Gambar 2.4 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Menurut Tempat Berobat,
s:
2020 ...................................................................................................... 19
tp
ht
Gambar 3.1 Angka Melek Huruf Berdasarkan Jenis Kelamin (persen), 2018-2021 24
Gambar 3.2 Rata-Rata Lama Sekolah Penduduk Usia 25 Tahun ke Atas Kabupaten
Belitung Timur, 2016-2021 .................................................................. 25
Gambar 4.1 Jumlah Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama
dan Jenis Kelamin, 2020....................................................................... 41
Gambar 5.1 Persentase Konsumsi Makanan dan Bukan Makanan per Kapita Sebulan,
2017-2021 ............................................................................................. 47
Gambar 6.1 Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai per Kapita, 2019-2020 53
Gambar 7.1 Perkembangan Penduduk Miskin Kabupaten Belitung Timur,
2012-2021 ............................................................................................. 60
Gambar 7.2 Garis Kemiskinan Kabupaten Belitung Timur (per kapita perbulan),
2012-2021 ............................................................................................ 61
Gambar 7.3 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan
(P2), 2012-2021..................................................................................... 62
id
Jenis Kelamin, 2020 ............................................................................. 69
o.
s .g
bp
b.
ka
ur
tim
ng
itu
el
//b
s:
tp
ht
go
52 jiwa/Km2 s.
bp
b.
ka
ur
tim
ng
itu
el
//b
s:
tp
ht
Sex Ratio
106
ht
tp
s:
//b
el
itu
ng
tim
ur
ka
b.
Halaman Kosong
bp
s .g
o.
id
Kependudukan merupakan faktor yang sangat strategis dalam kerangka
pembangunan. Penduduk merupakan pusat dari seluruh kebijakan dan program
pembangunan yang akan dilakukan. Selain sebagai subyek pembangunan, dimana
penduduk berperan sebagai penggerak pembangunan, penduduk juga merupakan obyek
pembangunan. Ini berarti bahwa pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah,
seharusnya dapat dinikmati hasilnya bagi peningkatan kesejahteraan penduduk. Oleh
karena itu, kegiatan pembangunan yang dilakukan harus mempertimbangkan kondisi
id
o.
kependudukan, termasuk kapasitas penduduk.
.g
Jumlah penduduk dikaitkan dengan struktur, komposisi, serta persebaran
s
bp
penduduk menjadi informasi penting yang berguna sebagai dasar pengambilan kebijakan
b.
ka
pembangunan yang potensial, akan tetapi jumlah penduduk yang besar juga dapat
tim
kebutuhan pokok seperti pangan, sandang serta perumahan. Untuk itu peningkatan
itu
el
Jumlah penduduk Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2021 sebanyak 129.411
jiwa mengalami peningkatan sebanyak 1.595 jiwa apabila dibandingkan dengan jumlah
penduduk tahun 2020 yang berjumlah sebanyak 127.816 jiwa. Pada tahun 2021
Tabel 1.1 Jumlah, Laju, dan Rasio Jenis Kelamin Penduduk, 2016-2021
Laju
Jumlah Penduduk Rasio
Tahun Pertumbuhan
(Jiwa) Jenis Kelamin
(%)
(1) (2) (3) (4)
2016 121 186 1,44 108
2017 122 882 1,40 108
2018 124 555 1,36 107
2019 126 201 1,32 107
2020 127 816 1,28 107
id
o.
2021 129 411 1,25 106
.g
Sumber: Hasil Proyeksi SUPAS 2015
s
bp
b.
Jumlah penduduk Kabupaten Belitung Timur dari tahun 2016-2021 terus
ka
mengalami penambahan dari 121.186 jiwa pada tahun 2016 menjadi 129.411 jiwa pada
ur
tim
tahun 2021. Laju pertumbuhan penduduk berkisar di angka 1,2 hingga 1,4 persen dengan
ng
laju pertumbuhan penduduk tertinggi pada tahun 2016 yaitu sebesar 1,44 persen dan
itu
terendah pada tahun 2021 yaitu sebesar 1,25 persen. Secara umum, laju pertumbuhan
el
penduduk Kabupaten Belitung Timur memiliki tren penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini
//b
s:
merupakan salah satu indikasi keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) yang
tp
1,44
1,40
1,36
1,32
1,28
1,25
108
108
107
107
107
106
id
o.
.g
s
2016 2017 2018 2019 bp2020 2021
b.
ka
ur
Selain laju pertumbuhan penduduk, yang juga menjadi fokus dalam pengendalian
s:
tp
DENDANG
14,59 8,47
6,35 SIMPANG PESAK
10,77
id
GANTUNG
22,54
o.
SIMPANG RENGGIANG
s.g
31,42 5,84 MANGGAR
bp
b.
DAMAR
ka
KELAPA KAMPIT
ur
tim
ng
Tingkat kepadatan penduduk merupakan suatu langkah awal untuk dapat memperoleh
s:
tp
gambaran tentang kemampuan wilayah dalam memberikan daya tampung dan daya
ht
dukung terhadap penduduk yang ada. Penyebaran penduduk yang tidak merata berkaitan
dengan daya dukung lingkungan yang tidak seimbang antar kecamatan. Tingginya tingkat
kepadatan penduduk di suatu wilayah juga akan menimbulkan berbagai masalah
penyediaan sarana - prasarana dan rawan terjadinya konflik sosial masyarakat.
Kabupaten Belitung Timur tergolong kabupaten yang tidak terlalu padat
penduduknya. Dengan luas wilayah 2.506,91 km2 atau sebesar 15,26 persen dibanding
total luas wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, kepadatan penduduk Kabupaten
Belitung Timur tahun 2021 hanya mencapai 52 jiwa per km2. Angka ini masih lebih rendah
dibanding tingkat kepadatan penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang sebesar
87 jiwa per km2. Wilayah yang paling padat penduduknya di Kabupaten Belitung Timur
adalah Kecamatan Manggar dengan kepadatan penduduk mencapai 178 jiwa per km2.
Kecamatan Manggar merupakan ibu kota kecamatan dari Kabupaten Belitung Timur.
Kecamatan Manggar memberikan daya tarik bagi penduduk di daerah lainnya, mengingat
keunggulan wilayah ini dari sisi kegiatan perekonomian dan ketersediaan berbagai
Gambar 1.4 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan (jiwa per km2), 2021
KELAPA KAMPIT 38
DAMAR 59
MANGGAR 178
SIMPANG RENGGIANG 19
id
o.
GANTUNG 53
.g
s
SIMPANG PESAK 34
bp
b.
ka
DENDANG 30
ur
tim
perubahan komposisi penduduk menurut usia yang tercermin dengan semakin rendahnya
tp
ht
proporsi penduduk usia tidak produktif (kelompok usia 0-14 tahun dan kelompok usia 65
tahun ke atas) yang berarti semakin rendahnya angka beban ketergantungan. Semakin
kecil angka beban ketergantungan akan semakin mengurangi beban ekonomi penduduk
usia produktif.
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk (jiwa) dan Angka Beban Ketergantungan (persen), 2016-2021
id
memberikan keuntungan secara ekonomi akibat besarnya penduduk yang masuk sebagai
o.
.g
angkatan kerja. Keadaan ini sering disebut sebagai "the windows of opportunity" karena
s
bp
secara teori hanya akan terjadi satu kali. Untuk bisa berhasil meraih peluang emas ini,
b.
tentu harus dibarengi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia serta
ka
ur
berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin. Piramida Penduduk adalah grafik yang
el
//b
menyajikan data penduduk berdasarkan umur, jenis kelamin dan daerah suatu penduduk.
s:
Piramida penduduk disajikan dalam dua buah diagram batang. Pada satu sisi
tp
ht
menunjukan jumlah penduduk laki-laki dan pada sisi lainnya menunjukan jumlah
penduduk perempuan dalam kelompok interval usia lima tahunan. Pada umumnya
terdapat 3 buah bentuk piramida penduduk. Pertama adalah piramida yang sebagian
besar komposisi penduduknya berada pada usia muda (expansive), piramida yang hampir
rata komposisi penduduknya di setiap kategori usia dewasa (stationer) dan yang ketiga
adalah piramida yang sebagian besar penduduknya berada di usia tua yang membentuk
pola batu nisan (constructive). Pola piramida penduduk di negara berkembang sebagian
besar berbentuk pola expansive. Hal ini disebabkan angka kelahiran di negara
berkembang masih tinggi dan di negara berkembang fasilitas kesehatannya sudah cukup
baik. Sementara pola constructive biasanya terjadi di negara maju hal ini disebabkan
angka kelahiran dinegara maju cukup rendah dan fasilitas penunjang kesehatan telah
memadai sehingga angka kematian rendah.
75+
70-74
65 - 69
60 - 64
55 - 59
50 - 54
45 - 49
40 - 44
35 - 39
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 - 19
10 - 14
id
o.
5-9
.g
0-4
s
bp
b.
8.000 6.000 4.000 2.000 0 2.000 4.000 6.000 8.000
ka
ur
Laki-laki Perempuan
tim
expansive, sebagian besar penduduk berada di usia muda. Banyaknya penduduk usia
//b
muda dapat menjadi keuntungan tersendiri bagi Kabupaten Belitung Timur. Pemerintah
s:
tp
kebijakan yang tepat agar sumber daya manusia muda yang berlimpah dapat berdampak
positif untuk pembangunan. Mendorong perbaikan skill development SDM usia muda dan
menjalin kemitraan dapat memperluas lapangan pekerjaan di daerah. Sehingga, SDM
muda yang tersedia dapat terserap dan produktif secara ekonomi.
1.4 Perkawinan
id
status kawin, penduduk dengan kondisi cerai hidup dan penduduk yang termasuk cerai
o.
.g
mati, yaitu pisah dari isteri/suami karena kematian salah satu pasangan.
s
bp
b.
Tabel 1.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Menurut Status
ka
ur
id
o.
.g
Gambar 1.6 Persentase Penduduk Perempuan Berumur 10 Tahun Keatas yang
s
bp
Pernah Kawin Menurut Umur Perkawinan Pertama, 2019-2020
b.
ka
ur
tim
ng
itu
id
usia 15-49 tahun yang berstatus kawin dan sedang menggunakan alat kontrasepsi pada
o.
.g
tahun 2021 mencapai 72,64 persen, tidak menggunakan 20,22 persen, dan sebanyak
s
bp
7,14 persen pernah menggunakan alat KB. Berdasarkan data ini dapat diketahui jika
b.
sebagian besar masyarakat Kabupaten Belitung Timur telah menyadari pentingnya
ka
ur
menggunakan KB.
tim
ng
itu
PERNAH
ht
MENGGUNAKAN
TIDAK 7,14%
MENGGUNAKAN
20,22%
SEDANG
MENGGUNAKAN
72,64%
Halaman Kosong
bp
s .g
o.
id
Kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan ukuran keberhasilan
pembangunan, karena SDM berperan penting dalam mengelola sumber daya yang dimiliki
suatu wilayah. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas SDM adalah aspek
kesehatan. Kondisi kesehatan masyarakat dapat mempengaruhi produktivitasnya dalam
melaksanakan kegiatan sehari-hari. Kesehatan juga merupakan salah satu kebutuhan
dasar masyarakat yang harus terpenuhi, sehingga SDM dapat melakukan kegiatan
id
produktif.
o.
.g
Pembangunan di bidang kesehatan, terutama difokuskan pada kegiatan yang
s
bp
berorientasi pada aktivitas preventif bagi SDM yang sehat, dengan tidak meninggalkan
b.
aktivitas yang bersifat kuratif dan rehabilitatif bagi SDM yang mengalami sakit. Hal ini
ka
ur
disebabkan karena secara langsung ataupun tidak langsung gangguan kesehatan atau
tim
kesehatan yang semakin baik akan menghasilkan kualitas manusia yang baik, dan akhirnya
itu
meningkatkan kualitas penduduk, yang harus terus dikelola agar sumber daya manusia
khususnya di Kabupaten Belitung Timur ini mampu bersaing dengan sesama saudaranya
di seluruh tanah air, bahkan mungkin bisa ikut bersaing di dunia internasional. Untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat, pemerintah melakukan berbagai program baik yang
sifatnya promotif, preventif, maupun kuratif, antara lain melalui pendidikan kesehatan,
imunisasi, pemberantasan penyakit menular, penyediaan air bersih dan sanitasi serta
pelayanan kesehatan. Program-program pemerintah untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat juga tercermin dengan adanya jaminan kesehatan bagi masyarakat
miskin melalui Asuransi Kesehatan yang terwujud dalam program Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas), Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS), dan jaminan
kesehatan lainnya. Walaupun masih belum mencakup seluruh masyarakat, namun hal
tersebut menunjukkan keseriusan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat. Upaya pelayanan kesehatan masyarakat perlu terus ditingkatkan agar semua
lapisan masyarakat dapat memperolehnya secara merata dan murah. Upaya tersebut
diharapkan derajat kesehatan masyarakat semakin baik.
Derajat kesehatan penduduk adalah skala yang dapat mengukur kondisi kesehatan
baik dari sisi fungsi maupun jasmani mental sosial penduduk suatu wilayah. Informasi
mengenai derajat kesehatan dapat digunakan untuk menilai status kesehatan suatu
wilayah, kebutuhan pelayanan kesehatan, merencanakan dan implementasi pelayanan
kesehatan, dan mengevaluasi pelayanan kesehatan.
Salah satu indikator derajat kesehatan adalah angka harapan hidup (AHH). Angka
harapan hidup adalah perkiraan rata-rata lamanya hidup sejak lahir yang akan dicapai oleh
penduduk dalam situasi mortalitas yang berlaku di suatu daerah. Meningkatnya angka
harapan hidup mengindikasikan meningkatnya derajat kesehatan penduduk. Angka
id
harapan hidup Kabupaten Belitung Timur tahun 2016-2021 terus mengalami peningkatan
o.
.g
dari tahun ke tahun. Peningkatan angka harapan hidup ini mengindikasikan semakin
s
bp
membaiknya kondisi sosial ekonomi penduduk, kesehatan, dan lingkungan.
b.
ka
ur
Gambar 2.1 Angka Harapan Hidup Kabupaten Belitung Timur (tahun), 2016-2021
tim
ng
72,03 72,10
itu
71,90
el
//b
s:
71,59
tp
ht
71,37
71,30
Berdasarkan gambar 2.1 selama 6 tahun terakhir angka harapan hidup masyarakat
Kabupaten Belitung Timur terus meningkat. Angka harapan hidup pada tahun 2016 sebesar
71,30 tahun terus meningkat menjadi 72,10 tahun pada tahun 2021. Angka harapan hidup
yang berada dalam tren meningkat menjadi salah satu indikasi jika derajat kesehatan
masyarakat Kabupaten Belitung Timur kondisinya semakin membaik.
id
o.
.g
34,14
32,78
s
30,49
30,09
bp
27,61
27,14
b.
ka
ur
tim
ng
itu
el
//b
s:
tp
2019 2020
ht
L P L+P
Salah satu cara untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) adalah dengan
meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga medis dan meningkatkan pelayanan
neonatal, karena dapat mempengaruhi keselamatan ibu dan anak. Penolong persalinan
dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu ketika proses bersalin adalah tenaga kesehatan
terlatih seperti dokter kandungan, dokter umum, bidan, perawat, dan tenaga kesehatan
lainnya.
Gambar 2.3 Persentase Perempuan Usia 15-49 Tahun Pernah Kawin Menurut Penolong
id
62,34 63,72
o.
.g
50,73
s
42,31
33,86
bp
b.
34,1
ka
ur
tim
ng
itu
KANDUNGAN
tp
ht
id
pemerintah dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat.
o.
.g
Salah satu indikator pemanfaatan fasilitas dan pelayanan kesehatan adalah
s
bp
banyaknya penduduk yang mengalami keluhan dan berobat jalan ke fasilitas kesehatan.
b.
Cara pengobatan masyarakat dalam mengobati dan upaya menyembuhkan gangguan
ka
ur
kesehatan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengobati sendiri, berobat jalan
tim
maupun berobat dengan rawat inap. Penggunaan fasilitas kesehatan bagi masyarakat ini
ng
dimaksud antara lain, rumah sakit (pemerintah maupun swasta), puskesmas atau
el
//b
puskesmas pembantu, dokter praktek atau klinik, tenaga kesehatan lainnya hingga tenaga
s:
Gambar 2.4 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Menurut Tempat Berobat, 2020
PENGOBATAN TRADISIONAL
2,94
UKBM 9,14
PUSKESMAS/PUSTU 45,8
KLINIK 4,41
RS SWASTA 2,7
9,18
RS PEMERINTAH
id
untuk mengobati sendiri keluhan sakitnya. Dalam bidang kesehatan pemerintah
o.
.g
memberikan bantuan kepada masyarakat berupa program jaminan kesehatan. Program
s
bp
jaminan kesehatan ini bertujuan untuk meringankan masyarakat dalam memperoleh
b.
fasilitas kesehatan baik dari segi biaya maupun pelayanan. Oleh karena itu kepemilikan
ka
ur
jaminan kesehatan bagi masyarakat sangat bermanfaat sekali terutama untuk memproteksi
tim
BPJS Kesehatan baik yang PBI atau non PBI, Jamkesda atau asuransi swasta bagi yang
itu
mampu.
el
//b
s:
tp
ht
Rata-rata Lama
Sekolah 2021
8,47 tahun
ht
tp
s:
//b
el
itu
ng
tim
ur
ka
b.
Halaman Kosong
bp
s .g
o.
id
Masalah mendasar yang dihadapi oleh pemerintah adalah masalah kemiskinan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kemiskinan adalah karena rendahnya tingkat
pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu ukuran tingkat kesejahteraan suatu bangsa.
Semakin tinggi tingkat pendidikan suatu bangsa, dapat menggambarkan semakin tinggi
tingkat kesejahteraan suatu bangsa. Oleh karena itu, tidak sedikit pemerintah
mencanangkan program-program guna meningkatkan pendidikan rakyatnya, salah satunya
id
adalah Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajardiknas) 9 tahun. Jika dihubungkan
o.
.g
dengan Tujuan Pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) di Indonesia, maka
s
bp
pemerintah mempunyai peran penting dalam mengupayakan tujuan MDGs tersebut, yang
b.
memiliki 8 tujuan dengan 18 target dan 58 indikator, salah satunya adalah pendidikan.
ka
ur
Tepatnya pada tujuan MDGs yang kedua, yaitu Mencapai Pendidikan Dasar (Tingkat SMP)
tim
untuk semua, yang memiliki target menjamin pada tahun 2015, semua anak, di manapun,
ng
Pada dasarnya pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah tetapi juga
el
//b
tanggung jawab keluarga dan masyarakat. Secara nasional pendidikan yang menekankan
s:
Angka Melek Huruf (AMH) adalah proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas yang
mempunyai kemampuan membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya, tanpa harus
mengerti apa yang di baca/ditulisnya terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas. AMH
digunakan untuk melihat pencapaian indikator dasar yang telah dicapai oleh suatu daerah,
karena membaca merupakan dasar utama dalam memperluas ilmu pengetahuan. Selain
itu, AMH merupakan indikator penting untuk melihat sejauh mana penduduk suatu daerah
terbuka terhadap pengetahuan. Tingkat melek huruf yang tinggi (atau tingkat buta huruf
rendah) menunjukkan adanya sebuah sistem pendidikan dasar yang efektif serta semakin
tinggi mutu sumber daya suatu masyarakat.
Dalam kurun waktu empat tahun, Angka Melek Huruf (AMH) Kabupaten Belitung
Timur mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2020, penduduk laki-laki yang
id
o.
dapat membaca dan menulis atau melek huruf lebih banyak dibandingkan dengan
s .g
penduduk perempuan. Karena pada tahun 2020, jumlah penduduk laki-laki yang melek
bp
huruf mengalami peningkatan cukup tinggi yaitu 1,75 persen. Sedangkan penduduk
b.
ka
perempuan hanya mengalami peningkatan sebesar 0,29 persen. Pada tahun 2021, angka
ur
melek huruf di Kabupaten Belitung Timur berhasil mencapai 100 persen. Hal ini
tim
menunjukkan bahwa seluruh penduduk Kabupaten Belitung Timur yang berumur 15 tahun
ng
itu
ke atas dapat membaca dan menulis. Namun demikian, pemerintah harus tetap
el
diseluruh wilayah sesuai dengan target pembangunan yaitu pencapaian pendidikan dasar
s:
tp
untuk semua.
ht
Gambar 3.1 Angka Melef Huruf Berdasarkan Jenis Kelamin (persen), 2018-2021
100 100 100
99,77
99,22
98,63
98,34
98,12 97,93 98,17
98,03 98,02
Indikator lain yang digunakan untuk melihat tingkat pendidikan adalah rata-rata lama
sekolah yang secara umum menunjukkan jenjang pendidikan yang telah dicapai oleh
penduduk usia 25 tahun keatas. Lamanya sekolah merupakan angka yang menunjukkan
lamanya bersekolah dari masuk SD sampai kelas terakhir. Rata-rata lama sekolah tidak
mempertimbangkan putus sekolah yang kemudian melanjutkan kembali, tidak naik kelas
dan masuk sekolah dasar di usia terlalu muda atau sebaliknya. Rata-rata lama sekolah
merupakan salah satu komponen yang digunakan dalam penghitungan IPM (Indeks
Pembangunan Manusia) khususnya sektor pendidikan. Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
didefinisikan sebagai rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam
menjalani pendidikan formal. Dalam meningkatkan IPM di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung pemerintah memberikan beberapa program untuk meningkatkan rata-rata lama
id
o.
sekolah untuk mencapai wajib belajar 12 tahun.
.g
s
bp
b.
Tabel 3.1 Rata-Rata Lama Sekolah Penduduk Usia 25 Tahun ke Atas
ka
8,47
tim
ng
itu
8,22
el
8,14 8,15
//b
8,00
s:
7,95
tp
ht
Berdasarkan tabel 3.1 diatas selama periode 2016-2021 rata-rata lama sekolah
penduduk kabupaten Belitung Timur terus meningkat dari tahun ketahun. Pada tahun 2016
rata-rata lama sekolah penduduk baru mencapai 7,95 tahun dan pada tahun 2021 rata-rata
lama sekolah penduduk sudah berada di angka 8,47 tahun. Ini artinya rata-rata penduduk
di Kabupaten Belitung Timur menempuh Pendidikan selama 8,47 tahun atau setara dengan
kelas 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten
Belitung Timur pada tahun 2021 masih lebih tinggi dari rata-rata lama sekolah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung yang berada pada angka 8,08 tahun.
id
o.
.g
Ijazah Tertinggi yang 2019 2020
s
Dimiliki
bp
Laki-Laki Perempuan Total
b. Laki-Laki Perempuan Total
Tidak punya ijazah SD 13,77 20,35 16,91 14,21 16,71 15,40
ka
Pada tahun 2020, penduduk Kabupaten Belitung Timur usia 15 tahun ke atas yang
sudah menamatkan sekolah pada jenjang SMP ke atas sebesar 54,10 persen, dimana
sebesar 18,97 persen memiliki ijazah SMP/sederajat; 26,49 persen berijazah SMA/MA/
SMK/Sederajat; 2,38 persen berijazah DI/II/III serta 6,26 persennya berijazah Diploma IV/
S1/S2/S3. Pada tahun 2020, persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang memiliki
ijazah SD/sederajat sebesar 30,50 persen, dan masih ada sebesar 15,40 persen penduduk
tidak mempunyai ijazah.
Jika dilihat dari jenis kelamin, persentase penduduk laki-laki berusia 15 tahun keatas
yang memiliki ijazah SD hingga SMA lebih besar dibandingkan dengan penduduk
perempuan. Dimana total total persentase penduduk laki-laki usia 15 tahun keatas yang
memiliki ijazah SD hingga SMA sebesar 79,10 persen, sedangkan total persentase
penduduk perempuan hanya sebesar 72,51 persen. Sementara itu, yang memiliki ijazah
pada jenjang pendidikan Diploma I ke atas, persentase penduduk perempuan lebih tinggi
dibanding laki-laki. Dimana total persentase penduduk perempuan usia 15 tahun keatas
id
Bangka Belitung untuk mengejar ketertinggalan masyarakat di bidang pendidikan dilakukan
o.
.g
dengan meningkatkan Angka Partisipasi Sekolah. Kerja sama dengan berbagai pihak yang
s
bp
melibatkan partisipasi masyarakat dalam sosialisasi berbagai program yang tujuan
b.
utamanya untuk meningkatkan derajat pendidikan masyarakat. Untuk mengetahui
ka
ur
seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah memanfaatkan fasilitas pendidikan
tim
dapat dilihat dari penduduk yang masih sekolah pada umur tertentu yang dikenal dengan
ng
pelayanan pendidikan. APS merupakan perbandingan atau proporsi antara anak usia
s:
tertentu yang masih sekolah pada tingkat apapun dengan jumlah anak usia yang
tp
ht
bersangkutan.
Rumus penghitungan APS adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Kelompok Usia Sekolah dan Jenis
id
o.
Total 99,86 99,93 99,91
.g
Laki-Laki 93,04 83,91 94,57
s
13-15 Perempuan bp
90,57 98,26 88,69
b.
ka
16-18
ng
Angka partisipasi sekolah untuk anak kelompok usia 13-15 tahun mengalami
ht
peningkatan dari 91,90 persen pada tahun 2020 menjadi 91,94 persen pada tahun 2021.
APS anak laki-laki usia 13-15 mengalami peningkatan yang cukup tinggi dari 83,91 persen
menjadi 94,57 persen. Sedangkan untuk anak perempuan justru menurun tajam dari 98,26
persen menjadi 88,69 persen.
Untuk usia sekolah 16-18 tahun atau sampai pendidikan tingkat sekolah atas, angka
partisipasi sekolahnya meningkat dari 66,09 persen pada tahun 2020 menjadi 67,23 persen
pada tahun 2021. APS untuk anak perempuan mengalami peningkatan yang tinggi dari
61,27 persen pada tahun 2020 menjadi 79,91 persen pada tahun 2021. Sedangkan untuk
anak laki-laki mengalami penurunan yang tajam dari 70,17 persen menjadi 51,18 persen
pada tahun 2021. Jumlah anak usia 16-18 tahun yang tidak bersekolah pada tahun 2021
menurun jika dibandingkan dengan tahun 2020 dimana pada tahun 2020 masih terdapat
33,91 persen yang sudah tidak bersekolah lagi, sedangkan pada tahun 2021 menurun
menjadi 32,77 persen. Pada tahun 2020, pembelajaran jarak jauh diterapkan akibat adanya
pandemi. Hal ini berdampak pada angka putus sekolah yang terjadi khususnya pada usia
id
o.
.g
s
Tabel 3.4 Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Jenjang Pendidikan
bp
b.
dan Jenis Kelamin (persen), 2019-2021
ka
ur
id
berkualitas yang dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia. Semakin banyak
o.
.g
pendidik atau guru yang berkualitas maka dipastikan anak didik semakin baik kualitasnya.
s
bp
Namun hal lain yang perlu diperhatikan adalah banyaknya guru harus sesuai dengan
b.
jumlah murid didik dan terdistribusi seimbang di seluruh wilayah.
ka
ur
tim
1. Jumlah Murid
tp
2. Jumlah Guru
SD sederajat 988 1 021
SMP sederajat 403 408
SMA sederajat 355 367
3. Jumlah Sekolah
SD sederajat 106 106
SMP sederajat 25 24
SMA sederajat 16 15
id
masing-masing satu sekolah. Sekolah yang tidak beroperasi lagi pada tahun 2020 adalah
o.
.g
SMP Nasional Gantung dan SMA Pergib Manggar.
s
bp
b.
ka
ur
tim
ng
itu
el
//b
s:
tp
ht
Halaman Kosong
bp
s .g
o.
id
BAB 4
KETENAGAKERJAAN
Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja 2020
71,33 persen
id.
go
s.
bp
b.
ka
ur
tim
ng
itu
el
//b
s:
tp
ht
Tingkat Pengangguran
Terbuka 2020
3,93 persen
ht
tp
s:
//b
el
itu
ng
tim
ur
ka
b.
Halaman Kosong
bp
s .g
o.
id
Dalam proses pembangunan, penduduk berada pada dua posisi, yaitu sebagai
pelaku pembangunan sekaligus sebagai sasaran dari pembangunan itu sendiri. Sebagai
pelaku dalam pembangunan, jumlah penduduk yang besar dapat memberikan nilai positif
bagi pembangunan, yang berarti makin banyak modal SDM yang dimiliki, dengan catatan
bahwa kualitas SDM yang ada dapat diberdayakan serta memiliki kualitas sesuai dengan
kebutuhan pembangunan. Sebaliknya, jika SDM yang ada tidak dapat diberdayakan dan
id
kualitasnya tidak dapat memenuhi kebutuhan pembangunan, jumlah penduduk yang
o.
.g
banyak justru menjadi beban pembangunan dan akan membawa dampak negatif pada
s
bidang kehidupan penduduk itu sendiri. bp
b.
Begitu juga dengan penduduk usia produktif atau usia kerja (15 tahun ke atas).
ka
ur
Kelompok ini dapat menjadi aset bagi bangsa sebagai agen pembangunan, namun juga
tim
bisa menjadi beban pada saat yang sama. Apabila penduduk usia kerja ini didominasi oleh
ng
penduduk dengan kualitas pendidikan dan keterampilan yang tinggi, maka mereka akan
itu
menjadi aset bagi bangsa dan daerah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Namun,
el
//b
apabila penduduk usia kerja ini didominasi oleh mereka yang memiliki pendidikan dan
s:
keterampilan rendah, maka mereka akan menjadi beban bagi bangsa dan daerah dalam
tp
ht
menuju kemajuan.
Ketenagakerjaan merupakan aspek yang amat mendasar dalam kehidupan
manusia karena mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Setiap upaya pembangunan selalu
diarahkan pada perluasan kesempatan kerja, sehingga penduduk dapat memperoleh
manfaat langsung dari pembangunan. Salah satu sasaran utama pembangunan dalam
Rencana Kerja Pemerintah adalah terciptanya lapangan kerja baru dalam jumlah dan
kualitas yang memadai untuk dapat menyerap tambahan angkatan kerja yang memasuki
pasar kerja setiap tahun.
Pertumbuhan penduduk secara langsung berpengaruh pada perkembangan
ketenagakerjaan dan lapangan kerja yang ada. Laju pertumbuhan penduduk yang masih
relatif tinggi merupakan masalah yang umum dialami negara sedang berkembang seperti
Indonesia. Pertumbuhan penduduk usia kerja akan meningkatkan jumlah angkatan kerja
dan seharusnya pertumbuhan angkatan kerja tersebut sebanding dengan ketersediaan
kesempatan kerja yang ada. Namun masalah yang dihadapi utamanya di negara
berkembang adalah kesempatan kerja formal yang sangat terbatas. Dengan kondisi
id
o.
.g
Dalam konsep ketenagakerjaan, penduduk dapat dibagi menjadi dua bagian yakni
s
bp
penduduk usia kerja dan penduduk bukan usia kerja. Penduduk usia kerja didefinisikan
b.
sebagai penduduk yang berusia 15 tahun ke atas, sehingga penduduk bukan usia kerja
ka
ur
penduduk usia kerja dapat dibagi lagi menjadi penduduk angkatan kerja dan penduduk
ng
bukan angkatan kerja. Kedua kelompok ini dipisahkan berdasarkan partisipasinya dalam
itu
kegiatan ekonomi, mereka yang aktif dalam kegiatan ekonomi termasuk dalam angkatan
el
//b
kerja, sedangkan mereka yang tidak aktif dalam kegiatan ekonomi masuk dalam kelompok
s:
bukan angkatan kerja. Angkatan kerja mencakup mereka yang bekerja dan mereka yang
tp
ht
masuk sebagai pengangguran. Sedangkan kelompok bukan angkatan kerja adalah mereka
yang berstatus mengurus rumah tangga, bersekolah, atau lainnya.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT) merupakan indikator ketenagakerjaan yang penting dan digunakan untuk
menganalisa serta mengukur capaian hasil pembangunan. TPAK digunakan untuk
mengukur besarnya jumlah angkatan kerja. Indikator ini merupakan rasio antara jumlah
angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja (usia 15 tahun ke atas). Selain TPAK,
dalam analisis angkatan kerja juga dikenal indikator yang biasa digunakan untuk mengukur
pengangguran yaitu Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).
Pengangguran terbuka didefinisikan sebagai orang yang sedang mencari pekerjaan
atau yang sedang mempersiapkan usaha atau juga yang tidak mencari pekerjaan karena
merasa tidak mungkin lagi mendapatkan pekerjaan, termasuk juga mereka yang baru
mendapat kerja tetapi belum mulai bekerja. Pengangguran terbuka tidak termasuk orang
yang masih sekolah atau mengurus rumah tangga, sehingga hanya orang yang termasuk
id
o.
.g
Bukan Angkatan Kerja 5 998 21 392 28 277
s
TPAK (%) 88,27 bp 53.09 71,33
b.
ka
Penduduk usia kerja di Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2020 mencapai 98.622
el
jiwa. Dari jumlah tersebut terdapat 71,33 persennya merupakan penduduk angkatan kerja
//b
s:
dan sisanya 28,67 persen merupakan penduduk bukan angkatan kerja. Dilihat dari jenis
tp
kelamin, penduduk usia kerja laki-laki (51.133 jiwa) lebih banyak dibandingkan dengan
ht
penduduk usia kerja perempuan (47.489 jiwa). Jumlah angkatan kerja laki-laki (44.135 jiwa)
juga lebih besar dibandingkan dengan angkatan kerja perempuan sebesar (25.210 jiwa).
TPAK Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2020 sebesar 71,33 persen. Artinya,
terdapat 71,33 persen penduduk usia kerja yang menjadi angkatan kerja. Sisanya, 28,67
persen merupakan penduduk bukan angkatan kerja, yaitu penduduk usia kerja yang
sekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya. Dari sisi jenis kelamin, TPAK laki-laki
sebesar 88,27 persen sementara TPAK perempuan sebesar 53,09 persen.
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2020
sebesar 3,42 persen, lebih rendah dari angka pengangguran pada tingkat provinsi sebesar
5,25 persen. Jumlah Pengangguran pada Kabupaten Belitung Timur sebanyak 2.765
penduduk terdiri dari 1.222 perempuan dan 1.543 laki-laki. Jumlah pengangguran di
Kabupaten Belitung Timur didominasi oleh perempuan. TPT perempuan (4,85 persen) lebih
tinggi dibandingkan laki-laki (3,42 persen). Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung Timur
diharapkan mampu menyediakan atau menciptakan lapangan kerja yang dapat menyerap
id
o.
Perguruan Tinggi 6 139 249 6 388
s.g
bp
b.
Sumber: BPS, Sakernas 2020
ka
ur
tim
Kabupaten Belitung Timur tahun 2020 yang dibagi berdasarkan tingkat pendidikan
itu
Atas (SMA) dan Sekolah Dasar (SD) ke bawah yakni masing-masing sebanyak 1.088
//b
s:
penduduk (39,35 persen) dan 1.058 penduduk (38,26 persen). Selanjutnya, pengangguran
tp
yang menamatkan pendidikan sampai dengan SMP berjumlah 370 penduduk atau sekitar
ht
Distribusi penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha pada publikasi ini dibagi
menjadi 5 lapangan usaha yaitu: 1) Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan; 2)
Industri Pengolahan; 3) Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel; 4) Jasa
Kemasyarakatan; 5) Lainnya (Pertambangan dan Penggalian, listrik, gas dan air;
Bangunan; Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi, Keuangan dan asuransi, Usaha
Persewaan Bangunan, tanah dan Jasa Perusahaan).
id
o.
(1) (2) (3) (4) (5)
s .g
Pertanian, Kehutanan, Perburuan Jumlah
bp
15 931 7 269 23 200
b.
dan Perikanan Persen 36,55 30,30 34,33
ka
ur
Jasa Kemasyarakatan
ht
id
perdagangan besar, eceran; rumah makan dan hotel sebesar 12.335 orang terdiri dari
o.
.g
5.397 orang laki-laki dan 6.938 orang perempuan. Secara persentase jumlah penduduk
s
bp
perempuan yang bekerja pada lapangan pekerjaan ini cukup besar yaitu 28,93 persen dari
b.
keseluruhan penduduk perempuan yang bekerja sedangkan penduduk laki-laki hanya
ka
ur
sekitar 12,38 persen. Jumlah penduduk yang bekerja pada lapangan usaha jasa
tim
kemasyarakatan sebesar 10.885 orang terdiri dari 4.564 orang penduduk laki-laki dan 6
ng
Empat lapangan usaha di atas merupakan sektor yang mayoritas digeluti oleh
el
//b
penduduk di Belitung Timur. Dari empat lapangan usaha tersebut, penduduk laki-laki usia
s:
kerja sebagian besar bekerja pada lapangan pekerjaan pertanian, kehutanan, dan
tp
ht
PEREMPUAN
4.110
BERUSAHA SENDIRI LAKI-LAKI
10.938
707
BERUSAHA DIBANTU BURUH TETAP/BURUH DIBAYAR
2.647
10.030 22.092
BURUH/KARYAWAN/PEGAWAI
657
PEKERJA BEBAS DI PERTANIAN
1.193
103
id
PEKERJA BEBAS DI NON PERTANIAN
o.
378
.g
5.559
s
PEKERJA TAK DIBAYAR
bp
1.722
b.
ka
Dari gambar 4.1 diatas diketahui bahwa selama tahun 2020 penduduk Kabupaten
ng
itu
Belitung Timur baik laki-laki maupun perempuan paling banyak bekerja sebagai buruh,
el
karyawan atau pegawai. Jika dilihat dari struktur penyerapan tenaga kerjanya, penduduk
//b
s:
laki-laki yang bekerja sebagai buruh berjumlah 22.092 orang, berusaha sendiri 10.938
tp
orang, berusaha dibantu pekerja tidak dibayar 4.622 orang serta berusaha dibantu pekerja
ht
dibayar sebesar 2.647 orang. Untuk penduduk perempuan yang bekerja sebagai buruh
atau karyawan sebesar 10.030 orang, berusaha sendiri 4.110 orang serta pekerja tidak
dibayar atau pekerja keluarga sebanyak 5.559 orang. Persentase penduduk perempuan
yang bekerja sebagai pekerja keluarga sekitar 23,17 persen dari keseluruhan penduduk
perempuan yang bekerja. Ketergantungan penduduk yang bekerja sebagai pekerja
keluarga lebih banyak terjadi pada perempuan dibanding laki-laki. Hal ini terkait dengan
peran laki-laki sebagai kepala keluarga sehingga laki-laki perlu mendapatkan penghasilan
dengan bekerja secara dibayar.
Halaman Kosong
bp
s .g
o.
id
BAB 5
TARAF DAN POLA KONSUMSI
Halaman Kosong
bp
s .g
o.
id
Tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga dapat dilihat melalui besarnya
pendapatan yang diterima oleh rumah tangga dibandingkan dengan pengeluaran yang
dikeluarkan guna memenuhi kebutuhan hidup layak. Mengingat data pendapatan yang
akurat sulit diperoleh, maka dilakukan pendekatan melalui pengeluaran rumah tangga.
Secara umum, konsumsi/pengeluaran rumah tangga terbagi ke dalam dua kelompok yaitu
id
o.
pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan. Dengan kedua jenis pengeluaran
.g
s
tersebut, dapat dilihat bagaimana pola konsumsi masyarakat. Tingkat kebutuhan (demand)
bp
terhadap kedua kelompok pengeluaran tersebut pada dasarnya berbeda. Dalam kondisi
b.
ka
sehingga pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah akan terlihat sebagian besar
tim
peningkatan pendapatan, akan terjadi pergeseran pola konsumsi dimana akan terjadi
el
id
Total Rp 1 678 376 1 676 259 1 753 013
o.
Sumber: BPS, Susenas 2019-2021
.g
s
bp
Secara umum tingkat konsumsi yang tergambar dalam pengeluaran per kapita
b.
ka
penduduk Kabupaten Belitung Timur di tahun 2021 mengalami peningkatan sebesar 4,58
ur
persen dibanding tahun 2020. Pengeluaran per kapita di tahun 2021 mencapai 1,75 juta
tim
rupiah, lebih tinggi dibanding konsumsi per kapita tahun sebelumnya yang tercatat sebesar
ng
1,67 juta rupiah. Peningkatan pengeluaran per kapita tahun 2021 dibanding tahun 2020
itu
el
terjadi baik untuk konsumsi makanan maupun bukan makanan. Dalam kurun tiga tahun
//b
terakhir, pengeluaran per kapita mengalami penurunan pada tahun 2020, khususnya pada
s:
tp
pengeluaran non makanan. Pada tahun 2020 pandemi covid-19 mulau muncul dan
ht
id
2021 51,19 48,81
o.
.g
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
s
Makanan bp
Non Makanan
b.
ka
Dilihat menurut komposisinya dalam kurun waktu lima tahun terakhir, pengeluaran
itu
kesejahteraan masyarakat masih rendah. Hal yang berbeda terjadi pada tahun 2019,
tp
ht
id
Jika berpedoman pada batas standar kecukupan konsumsi kalori dan protein per
o.
kapita per hari, yaitu 2.150 kkal dan 57 gram protein, rata-rata konsumsi kalori dan protein
.g
s
per hari penduduk Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2019 berada sedikit di atas
bp
b.
standar. Sedangkan pada tahun 2020 dan 2021, rata-rata konsumsi kalori penduduk
ka
Kabupaten Belitung Timur berada dibawah standar yang ditentukan. Sementara jika dilihat
ur
tim
dari rata-rata konsumsi protein per kapita, selama periode 2019-2021 sudah berada di atas
ng
standar kecukupan.
itu
Pada tahun 2019 rata-rata konsumsi kalori sebesar 2.210,20 kkal dengan konsumsi
el
protein sebesar 67,51 gram per kapita sehari. Terjadi penurunan rata-rata konsumsi kalori
//b
s:
dan protein pada tahun 2020 menjadi sebesar 2.130,70 kkal dengan konsumsi protein
tp
sebesar 67,45 gram per kapita sehari. Pada tahun 2021, rata-rata konsumsi kalori kembali
ht
id.
go
s.
bp
b.
ka
ur
tim
ng
itu
el
//b
s:
tp
ht
Halaman Kosong
bp
s .g
o.
id
Rumah merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Setiap manusia pasti membutuhkan tempat tinggal yang layak, sehingga kebutuhan akan
papan (tempat tinggal) merupakan kebutuhan primer. Jumlah perumahan memiliki tren
meningkat dari tahun ke tahun, bahkan pemerintah memberikan kemudahan bagi
masyarakat dengan perekonomian menengah ke bawah dengan membuat program rumah
subsidi. Hal ini bertujuan agar masyarakat dengan perekonomian menengah kebawah
id
dapat menikmati rumah layak huni dengan biaya yang murah. Penyediaan rumah subsidi
o.
.g
ini mendukung UU no.1 Tahun 2011 tentang perumahan dan pemukiman yang
s
bp
mencantumkan tentang salah satu tujuan diselenggarakan rumah yang layak huni dan
b.
terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi dan teratur.
ka
ur
pembinaan watak dalam kepribadian serta merupakan faktor penting terhadap produktivitas
itu
dan kreativitas kerja seseorang. Semakin nyaman kondisi rumah maka akan semakin
el
//b
mudah untuk membentuk karakteristik pribadi yang baik bagi seseorang. Berdasarkan
s:
Permenpera no. 22 Tahun 2008, rumah layak huni adalah rumah yang memenuhi syarat
tp
ht
Tempat tinggal merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi kehidupan setiap
orang atau suatu rumah tangga. Dalam pemenuhan kebutuhan tersebut tidak semua orang
dapat memenuhinya dengan mudah. Kondisi ekonomi akan sangat memberikan pengaruh,
di mana mereka yang berpenghasilan lebih tinggi akan mempunyai kesempatan untuk
Status Penguasaan
id
2019 2020
Tempat Tinggal
o.
.g
(1) (2) (3)
s
bp
Milik Sendiri 83,04 81,52
Kontrak/Sewa 5,13 6,64
b.
ka
memiliki sendiri rumah yang ditempatinya, menempati rumah tanpa mengeluarkan uang,
//b
masih menyewa atau mengontrak rumah, atau yang lainnya. Tabel 6.1 menunjukkan bahwa
s:
tp
secara umum sebagian besar penduduk di Kabupaten Belitung Timur memiliki rumah
ht
sendiri yaitu sebesar 81,52 persen pada tahun 2020. Sisanya 18,48 persen rumah tangga
yang menempati rumah berstatus bukan milik sendiri. Rumah tangga yang bukan
menempati rumah milik sendiri terdiri dari 6,64 persen menempati rumah kontrak/sewa,
8,20 persen menempati rumah bebas sewa, dan 3,64 persen lainnya.
Kualitas rumah tinggal yang baik akan membuat penghuninya merasa aman,
terlindung dan terjamin kesehatannya. Beberapa faktor yang mempengaruhi kenyamanan
adalah rumah yang luas disertai kualitas atap, dinding serta lantai yang layak. Menurut
Badan Kesehatan Dunia (WHO) salah satu kriteria rumah sehat adalah rumah tinggal yang
memiliki luas lantai per kapita minimal 10 m2. Luas lantai per kapita sendiri dapat diartikan
sebagai luas lantai rumah dibagi dengan jumlah anggota rumah tangga. Luas lantai
bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya artinya luas lantai
bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya.
83,88 84,68
16,12 15,32
id
o.
2019 <10 >=10 2020
.g
s
Sumber:BPS, Susenas 2019-2020 bp
b.
ka
ur
Pada tahun 2019 persentase rumah dengan luas lantai perkapita lebih dari 10 m2
tim
sebesar 83,88 persen sedangkan pada tahun 2020 rata-rata rumah tangga yang memiliki
ng
luas lantai lebih dari 10 m2 adalah sekitar 84,68 persen. Ini artinya hampir semua kualitas
itu
el
rumah tinggal dalam kondisi baik, sehat serta nyaman untuk ditinggali sedangkan rumah
//b
tangga yang memiliki luas lantai kurang dari 10 m2 hanya 15,32 persen pada tahun 2020.
s:
tp
Selain luas lantai per kapita indikator lainnya yang dapat mempengaruhi kualitas
ht
rumah juga dapat dilihat dari jenis lantai. Rumah yang sehat memiliki jenis lantai bukan
tanah. Berdasarkan data Susenas 2020, persentase rumah tangga yang tinggal di rumah
yang berlantaikan bukan tanah di Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2020 mencapai
99,72 persen dengan rincian menggunakan lantai marmer/granit 0,34 persen, keramik
54,80 persen, ubin/tegel/teraso 0,36 persen, kayu/papan sebesar 1,16 persen dan
menggunakan semen/bata merah sebesar 43,06 persen.
Kesejahteraan rumah tangga secara fisik dapat diukur dengan melihat kondisi dan
kelengkapan fasilitas sebuah tempat tinggal, di mana masing-masing anggota rumah
tangga melakukan aktivitas di dalamnya. Kelengkapan suatu rumah dapat menentukan
nyaman atau tidaknya suatu rumah tinggal, yang secara langsung juga menentukan
kualitas rumah tersebut. Fasilitas rumah yang diperlukan agar suatu rumah menjadi
id
Fasilitas pokok yang penting lainnya agar suatu rumah menjadi nyaman dan sehat
o.
.g
untuk ditinggali adalah tersedianya air bersih. Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat
s
bp
penting bagi rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari. Ketersediaan dalam jumlah yang
b.
cukup terutama untuk keperluan minum dan masak merupakan tujuan dari program
ka
ur
penyediaan air bersih yang terus menerus diupayakan pemerintah. Air minum layak
tim
didefinisikan sebagai air yang bersumber dari ledeng, air kemasan, pompa, sumur
ng
terlindung dan mata air terlindung yang jarak ke tempat pembuangan limbah/tangki
itu
2019-2020
id
pada tahun 2020. Perlu kesadaran dari masyarakat tentang pentingnya fasilitas BAB serta
o.
.g
bantuan dari pemerintah daerah Kabupaten Belitung Timur untuk membantu rumah tangga
s
bp
yang belum memiliki fasilitas BAB sendiri atau belum memiliki kesadaran untuk BAB di
b.
fasilitas yang semestinya. Salah satu bantuan yang bisa diberikan adalah dengan
ka
ur
pengadaan MCK umum di lokasi yang ditemukan banyak warga masyarakat yang tidak
tim
memiliki fasilitas tempat buang air besar. Selain itu, himbauan pentingnya hidup bersih juga
ng
Halaman Kosong
bp
s .g
o.
id
BAB 7
KEMISKINAN
Garis Kemiskinan 2021
Rp 798.017
id
perkapita per bulan
.
go
s.
bp
b.
ka
ur
tim
ng
itu
el
//b
s:
tp
ht
Halaman Kosong
bp
s .g
o.
id
Kemiskinan merupakan permasalahan kompleks yang umumnya selalu dihadapi
oleh sebagian besar penduduk di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Kemiskinan merupakan penyakit sosial dimana individu tidak dapat memenuhi kebutuhan
dasar hidupnya secara layak sesuai dengan standar tertentu sehingga dikategorikan
miskin. Banyaknya kemiskinan secara umum mengindikasikan lemahnya perekonomian
dari suatu wilayah. Oleh karena itu, kemajuan pembangunan ekonomi diantaranya akan
id
tercermin dari keberhasilan program pemerintah dalam rangka pengentasan kemiskinan.
o.
.g
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengurangi dan mengentaskan
s
penduduk dari kemiskinan. bp
b.
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi
ka
ur
kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang
tim
sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan
ng
dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi penduduk miskin adalah
itu
penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis
el
//b
9,29
8,71 8,93
8,46 8,48 8,44 8,51 8,56
7,90 7,90
7,43
7,33 6,99 7,20
6,90 6,81 7,06 6,52
6,68
6,60
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
id
Sumber: BPS, Susenas 2012-2021
o.
s .g
Pada tahun 2021 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Belitung Timur mencapai
bp
9,29 ribu jiwa atau 7,20 persen dari seluruh penduduk. Jumlah penduduk miskin pada tahun
b.
ka
2021 naik dari 8,56 ribu jiwa di tahun 2020 menjadi 9,29 ribu jiwa atau ada peningkatan
ur
sekitar 730 jiwa dibandingkan dengan tahun 2020. Secara persentase terjadi peningkatan
tim
0,68 poin dari 6,52 persen pada tahun 2020 menjadi 7,20 persen pada tahun 2021. Perlu
ng
itu
upaya yang lebih dari pemerintah daerah Kabupaten Belitung Timur agar persentase
el
798.017
725.395
684.277
622.396
563.309
528.572
504.668
492.652
464.590
id
o.
420.973
s .g
bp
b.
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
ka
bertahap dari tahun 2012 hingga 2021. Pada tahun 2012, garis kemiskinan Kabupaten
itu
el
Belitung Timur sebesar Rp420.973,- dan meningkat dari tahun ke tahun hingga menjadi
//b
meningkatnya gaya hidup penduduk serta meningkatnya harga kebutuhan pokok dari tahun
ht
ke tahun.
Dimensi lain yang perlu diperhatikan selain presentase kemiskinan adalah tingkat
kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah
penduduk miskin, kebijakan pengentasan kemiskinan juga sekaligus harus mampu
mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Indeks Kedalaman
Kemiskinan/Poverty Gaps Index (P1) menjelaskan rata-rata jarak antara taraf hidup dari
penduduk miskin dengan garis kemiskinan, yang dinyatakan sebagai suatu rasio dari
kemiskinan. Penurunan pada P1 mengindikasikan adanya perbaikan rata-rata pada
kesenjangan antara standar hidup penduduk miskin dibandingkan dengan garis
kemiskinan. Hal ini juga berarti bahwa rata-rata pengeluaran dari penduduk miskin
cenderung naik mendekati garis kemiskinan. Kelemahan indeks ini adalah tidak sensitif
terhadap distribusi pendapatan di antara penduduk miskin, sehingga dibutuhkan indikator
lain guna mengukur tingkat keparahan kemiskinan (P2).
1,15
0,98 1,01
0,89
0,8 0,79 0,81
0,7
0,46 0,43
0,29
0,25 0,22
0,18 0,18 0,19 0,16 0,19
0,12 0,12
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
id
o.
Sumber: BPS, Susenas 2012-2021
s .g
bp
Indeks kedalaman kemiskinan yang dinyatakan oleh P1 menunjukkan perubahan
b.
ka
yang fluktuatif dari tahun 2014-2021. Nilai P1 pada tahun 2012-2013 berkisar 0,4 yang
ur
artinya semakin dekat rata-rata pengeluaran penduduk miskin dari Garis Kemiskinan (GK).
tim
Namun, mulai tahun 2014 hingga 2021, perkembangan Nilai P1 Kabupaten Belitung Timur
ng
mengalami fluktuatif dimana terjadi kenaikan indeks kedalaman kemiskinan dari yang
itu
el
semula 0,43 di tahun 2013 naik tajam menjadi 0,89 di tahun 2014 dan 0,98 di tahun 2016.
//b
Selanjutnya di tahun 2017 angka P1 turun menjadi 0,79. Akan tetapi di tahun 2018 Indeks
s:
tp
Kedalaman Kemiskinan (P1) kembali naik menjadi 1,01. Sedangkan di tahun 2019 dan
ht
2020 kembali turun menjadi 0,81 dan 0,7. Pada tahun 2021, indeks kedalaman mengalami
kenaikan tajam hingga mencapai 1,15 yang berarti semakin tinggi nilai indeks maka
semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk miskin Kabupaten Belitung Timur dari Garis
Kemiskinan (GK).
Sejalan dengan P1, Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) pada tahun 2012-2013
rendah yaitu 0,12. Hal ini menunjukkan ketimpangan pengeluaran per kapira antar
penduduk miskin rendah. Kemudian pada tahun 2014 terjadi kenaikan dua kali lipat menjadi
0,25. Sementara itu untuk periode 2015-2020, Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
cenderung stagnan atau tidak mengalami perubahan yang signifikan yaitu berkisar antara
0,16-0,22. Pada tahun 2021, Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami kenaikan yang
cukup tajam dari 0,19 pada tahun 2020 menjadi 0,29 pada tahun 2021. Keadaan ini
mencerminkan bahwa ketimpangan pengeluaran per kapita antar penduduk miskin juga
meningkat. Dengan kata lain sebaran penduduk miskin lebih heterogen dibanding dengan
tahun sebelumnya.
Halaman Kosong
bp
s .g
o.
id
Ada beberapa indikator sosial lainnya yang dapat menjadi tolak ukur kesejahteraan
masyarakat diantaranya yaitu: akses terhadap tekonologi informasi dan komunikasi,
persentase penduduk yang mendapatkan akses kredit, dan tingkat kriminalitas.
Perkembangan gaya hidup modern memicu kebutuhan akan informasi dan komunikasi
yang didapat melalui peralatan komunikasi seperti telepon seluler pintar dan komputer.
Jenis akses dan media informasi yang beragam tentunya menjadi pilihan bagi masyarakat
id
dalam mengikuti tren gaya hidup modern. Semakin terjangkaunya harga telepon pintar dan
o.
.g
semakin luasnya cakupan wilayah jangkauan frekuensi yang digunakan untuk mengirim
s
bp
dan menerima data internet semakin mempermudah masyarakat dalam mengakses segala
b.
informasi yang diinginkan.
ka
ur
pelayanan publik seperti kredit usaha, pelayanan kesehatan gratis serta tingkat keamanan
ng
wilayah. Semakin besar masyarakat mendapatkan pelayanan kredit usaha, maka semakin
itu
yang tidak mampu. Dengan pelayanan kesehatan gratis tersebut masyarakat dapat
mengalihkan pendapatannya pada keperluan hidup lainnya guna meningkatkan
kesejahteraannya.
Rasa aman dan adanya perlindungan dari gangguan dan ancaman kejahatan
diperlukan oleh masyarakat agar dapat beraktivitas dan bekerja. Semakin rendah tingkat
kejahatan di suatu wilayah menjadi salah satu indikator peningkatan kesejahteraan sosial
di wilayah tersebut.
57,53 56,28
48,01
44,95
41,61 42,9
id
o.
s .g
2019 bp 2020
b.
ka
Berdasarkan data susenas pada tahun 2020, jumlah penduduk Kabupaten Belitung
s:
Timur yang telah mengakses internet sebanyak 56,28 persen. Jumlah penduduk yang
tp
ht
mengakses internet meningkat 11,33 poin persen jika dibandingkan dengan tahun 2019.
Penduduk laki-laki yang mengakses internet pada tahun 2020 sebesar 57,53 persen.
Sementara itu penduduk perempuan yang mengakses internet pada tahun 2020 sebesar
42,90 persen. Baik dari sisi penduduk laki-laki maupun perempuan keduanya mengalami
kenaikan dibandingkan tahun 2019. Penduduk laki-laki yang mengakses internet pada
tahun 2019 sebesar 48,01 persen sedangkan penduduk perempuan yang mengakses
internet pada tahun 2019 sebesar 41,61 persen. Peningkatan persentase penduduk yang
mengakses internet dikarenakan telah berkembangnya teknologi dan penyebaran informasi
yang pesat melalui dunia maya.
Pemberian kredit usaha dan jaminan sosial merupakan salah satu program
pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan pemberian kredit
Gambar 8.2 Persentase Rumah Tangga yang Menerima Kredit Usaha Menurut
Jenis Kredit Usaha, 2020
KOPERASI 2,29
id
PERORANGAN (DENGAN BUNGA) 2,75
o.
.g
KUBE/KUB 4,40
s
PEGADAIAN bp 24,25
b.
ka
Salah satu program kredit usaha yang sedang digulirkan adalah KUR (Kredit Usaha
el
Rakyat). Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan program yang termasuk dalam Kelompok
//b
s:
Kecil, yang bertujuan untuk meningkatkan akses permodalan dan sumber daya lainnya bagi
ht
usaha mikro dan kecil. Dengan bunga ringan dan kemudahan dalam memperoleh fasilitas
kredit diharapkan dapat membantu masyarakat dalam membuka atau meningkatkan
usahanya.
Pada tahun 2020 presentase rumah tangga yang menerima kredit usaha adalah
sebesar 13,07 persen. Dari delapan jenis kredit usaha, perusahaan leasing merupakan
jenis kredit usaha yang paling banyak diterima oleh rumah tangga yaitu sebesar 31,11
persen. Selain dari perusahaan leasing, rumah tangga juga menerima kredit dari program
bank selain KUR sebanyak 28,60 persen; pegadaian 24,25 persen; kredit usaha rakyat
(KUR) sebanyak 23,87 persen; KUBE/KUB sebesar 4,40 persen; bank perkreditan rakyat
(BPR) 3,03 persen; perorangan (dengan bunga) 2,75 persen; dan yang paling sedikit
adalah koperasi sebesar 2,29 persen.
Selain akses terhadap kredit usaha, pemberian program jaminan sosial juga
menjadi suatu bentuk perlindungan yang diberikan kepada masyarakat guna memenuhi
kebutuhan hidup dasar yang layak. Adapun program jaminan sosial yang diterima rumah
Gambar 8.3 Persentase Rumah Tangga yang Memiliki atau Menerima Jaminan Sosial
Selama Setahun Terakhir Menurut Jenis Jaminan Sosial, 2020
id
o.
s .g
JAMINAN/ASURANSI KEMATIAN 18,61
bp
b.
ka
Pada tahun 2020, persentase rumah tangga yang memiliki maupun menerima
s:
jaminan sosial berupa asuransi kecelakaan kerja sebesar 21,35 persen, diikuti oleh
tp
ht
jaminan/asuransi kematian sebesar 18,61 persen, penerima jaminan hari tua sebesar 15,26
persen, jaminan pensiun/veteran sebesae 13,16 persen, dan pesangon PHK sebesar 10,15
persen.
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
TOTAL
0,53
0,38
0,22
id
o.
.g
s
Sumber : BPS, Susenas 2020
bp
b.
ka
Secara umum dari Gambar 8.4 menunjukkan bahwa sebanyak 0,38 persen
ur
tim
penduduk di Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2020 menjadi korban tindak kejahatan.
ng
Jika dirinci menurut jenis kelamin, persentase penduduk laki-laki yang menjadi korban
itu
tindak kejahatan sebesar 0,53 persen. Sementara persentase penduduk perempuan yang
el
//b
menjadi korban tindak kejahatan lebih sedikit dari penduduk laki-laki yaitu sebesar 0,22
s:
persen.
tp
ht
Halaman Kosong
bp
s .g
o.
id
DATA
. id
go
s.
bp
MENCERDASKAN BANGSA
b.
ka
ur
tim
ng
itu
el
//b
s:
tp
ht