Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS FISIOLOGIS

Disusun Oleh:

Ayu Afrilla Siryoto

NIM. P07224321006

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

KALIMANTAN TIMUR

2022
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Fisiologis

Asuhan kebidanan pada Ny. I telah diperiksa, dievaluasi oleh pembimbing ruangan
dan pembimbing institusi di RSUD Aji Muhammad Parikesit

Tenggarong, 19 Oktober 2023

Mahasiswa

Ayu Afrilla Siyoto

NIM. P07224321006
Mengetahui

Pembimbing Ruangan Pembimbing Institusi

Sulistrianingsih, Rosalin Ariefah Putri,


Amd.Keb M.Keb

NIP. NIP.
198911172023032002

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas rahmat dan
hidayah-Nya laporan komprehensif ini dapat terselesaikan. Laporan ini berjudul “Laporan
Pendahuluan Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas Fisiologis ”.
Dengan tersusunnya laporan ini saya harapkan dapat menjadi pegangan dan pedoman
mahasiswa khususnya untuk mahasiswa kebidanan dalam pembelajaran mengenai Asuhan
Kebidanan Nifas.
Dalam penyusunan laporan ini saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan
belum mencapai kesempurnaan pada isinya. Oleh karena itu saya mengharapkan kritikan dan
saran agar laporan ini dapat menjadi lebih baik.
Dan akhir kata saya ucapkan terima kasih semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk
para pembacanya.

Tenggarong, 19 Oktober 20223


Mahasiswa

Ayu Afrilla Siryoto


NIM. P07224321006

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................................4
B. Tujuan..........................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................7
A. Konsep Dasar Teori....................................................................................................7
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu Post Partum Fisiologis...
BAB III TINJAUAN KASUS............................................................................................26
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................................32
BAB V PENUTUP..............................................................................................................33
A. Kesimpulan..............................................................................................................33
B. Saran.........................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................34

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa nifas (Post Partum) adalah masa di mulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat kandungan kembali semula seperti sebelum hamil, yang
berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari. Selama masa pemulihan tersebut
berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan fisik yang bersifat fisiologis
dan banyak memberikan ketidak nyamanan pada awal postpartum, yang tidak
menutup kemungkinan untuk menjadi patologis bila tidak diikuti dengan
perawatan yang baik (Yuliana & Hakim, 2020).
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan keberhasilan penyelenggaraan pembangunan
kesehatan. Angka kematian ibu adalah banyaknya perempuan yang meninggal
pada masa kehamilan, persalinan, dan nifas (42 hari setelah melahirkan) yang
disebabkan oleh gangguan kehamilan dan penanganannya. Menurut data yang
bersumber dari WHO, pada tahun 2017, angka kematian ibu secara global
mencapai 211 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2019). Menurut Hasil Survey
Penduduk Antar Sensus dalam Profil Kesehatan Ibu dan Anak 2020, AKI di
Indonesia pada tahun 2015, sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup (Badan
Pusat Statistik, 2020). AKI di Provinsi Bali pada tahun 2019 sebesar 67,6 per
100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2020 mengalami peningkatan yang
cukup besar menjadi 83,8 per 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi
Bali, 2021a). AKI Kota Denpasar tahun 2020 sebesar 48,6 per 100.000 kelahiran
hidup (Dinas Kesehatan Kota Denpasar, 2020).
Menurut penelitian yang dilakukan di Aceh pada tahun 2016, angka
kematian ibu paling banyak terjadi pada masa nifas. Penyebab utama kematian
ibu adalah perdarahan, pre eklampsi/eklampsi, dan penyebab lainnya yang tidak
berhubungan secara langsung dengan kematian ibu, seperti sepsis puerperium,
hipertensi, syok hipovolemik, dan lain-lain. Perdarahan yang dimaksud sebagai
penyebab kematian ibu adalah perdarahan primer yang terjadi selama 24 jam

4
setelah melahirkan dan perdarahan sekunder yang terjadi setelah 24 jam setelah
melahirkan (Safitri & Marniati, 2018).
Pelayanan kesehatan ibu nifas dapat dikatakan berhasil dengan mengukur
indikator cakupan kunjungan ibu nifas lengkap. Pengukuran ini menilai upaya
pemerintah untuk memberikan pelayanan kesehatan ibu nifas yang sesuai dengan
standar dan berkualitas. Cakupan kunjungan ibu nifas lengkap di Indonesia pada
tahun 2020 sebesar 88,3% (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2021).
Tenaga kesehatan (bidan) merupakan salah satu tenaga kesehatan yang
berperan sebagai provider dan lini terdepan pelayan kesehatan yang dituntut
memiliki kompetensi profesional dalam menyikapi tuntutan masyarakat di dalam
pelayanan kebidanan. Bidan harus menguasai standar kompetensi yang telah
diatur dalam peraturan Kepmenkes RI No.369/Menkes/SK/III/2007 yang
merupakan landasan hukum dari pelaksanaan praktik kebidanan (Endah Widhi
Astuti, 2016) (Susiana, 2021).
Upaya untuk mencegah kematian ibu pada masa nifas, yaitu pelayanan
kesehatan ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas sebanyak minimal 4
kali,yaitu kunjungan pertama (KF1) dilakukan pada 6 jam – 2 hari setelah
melahirkan, kunjungan kedua (KF2) dilakukan pada 3 hari – 7 hari setelah
melahirkan, kunjungan ketiga (KF3) dilakukan pada 8 hari - 28 hari setelah
melahirkan, dan kunjungan nifas keempat (KF4) dilakukan pada 29 hari - 42 hari
setelah melahirkan. Pelayanan kesehatan ibu nifas akan memberikan asuhan
berupa, pemeriksaan tanda vital seperti tekanan darah, suhu, nadi, respirasi, dan
saturasi oksigen, pemeriksaan tinggi fundus uteri, pemeriksaan lokhea dan cairan
per vaginam lain, pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI eksklusif,
pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kesehatan ibu nifas dan
bayi baru lahir, termasuk keluarga berencana pasca persalinan, pelayanan
keluarga berencana pasca persalinan.(Kementerian Kesehatan RI, 2020)

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ibu Postpartum
Fisiologis menggunakan pola pikir ilmiah melalui pendekatan manajemen
kebidanan menurut Varney.

5
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori Masa Nifas Fisiologis.
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan Ibu Nifas
Fisiologis berdasarkan 7 langkah Varney.
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada Ibu Nifas Fisiologis
menggunakan pendekatan Varney, yang terdiri dari:
1) Melakukan pengkajian.
2) Menginterpretasikan data dasar.
3) Mengidentifikasi diagnosis/ masalah potensial.
4) Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera.
5) Mengembangkan rencana intervensi.
6) Melakukan tindakan sesuai dengan rencana intervensi.
7) Melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan.
d. Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ibu Nifas
Fisiologis dalam bentuk catatan SOAP.

6
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep dasar teori asuhan kebidanan nifas fisiologis

1. Pengertian

Masa nifas berasal dari bahasa latihan yaitu “puer” yang artinya bayi
dan “porous” yang melahirkan merupakan masa setelah lahirnya plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula ini
berlangsung selama 6 minggu (prawirahardjo 2012).
Masa perinum atau masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula sebelum
hamil. Dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu
(42 hari), (prawirahardjo 2012).

2. Tujuan aasuhan masa nifas


Adapun tujuan asuhan kebidanan masa nifas yaitu (irma maya puspita,
umi ma’rifah, 2022)
a. menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun fisiologinya.
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati/merujuk bila terjadinya komplikasi pada ibu maupun bayinya.
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana,, menyusui, pemberian imunisasi pada bayinya
dan perawatan bayi sehat.
d. memberikan pelayanan keluarga berencana

3. Periode masa nifas


1. Puerperium dini yaitu kepuliahan dimana ibu telah bersih and boleh
bekerja setelah 40 hari.
2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia
yang lamanya 6-8 minggu.

4
3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan setelah
sempurna terutama selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. ( juneris, aritonang, yanida turisna octavia 2021).

4. Tahapan maasa nifas


Tahapan yang terjadi pada nifas adalah sebagai berikut (fitriani 2021).
1. Periode pasca salin segera (immediate postpartum) 0-24 jam.
Masa 2 jam setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada
masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan
karena atonia uteri. Oleh sebab itu, tenaga kesehatan harus dengan
teratur melakukan pemerikasan kontraksi uterus, pengeluaran
lochea, tekanan darah, suhu.
2. Periode pasca salin awal (early post partum) 24 jam – 1 minggu.
Pada periode ini tenaga kesehatan memastikan involusi uteri
dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau
busuk, tidak ada demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan
cairan, serta ibu dapat menyusui bayinya dengan baik.
3. Periode pasca salin lanjut (late postpartum) 1 mingu – 6 minggu
Pada periode ini tenaga kesehatan tetap melakukan perawatan
dan pemeriksaaan sehari-hari serta konseling KB.

5. Perubahan Fisiologis pada masa nifas


A. Perubahan Sistem Reproduksi
1) Uterus Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi)
sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
2) Lochea Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan
vagina dalam masa nifas.
3) Serviks Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendur,
terkulai dan berbentuk seperti corong. Hal ini disebabkan korpus uteri
berkontraksi sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga
perbatasan antara korpus dan serviks uteri berbentuk cincin. Warna
serviks merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah. Segera
setelah bayi lahir, tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan 2-3 jari
5
dan setelah 1 minggu hanya 1 jari saja yang dapat masuk. Namun
demikian, selesai involusi, ostium eksternum tidak sama seperti
sebelum hamil
4) Vulva dan Vagina Vulva dan vagina mengalami penekanan serta
peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan
dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini
tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan
vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara
berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih
menonjol. (Walyani, 2015).

B. Perubahan Sistem Pencernaan


Setelah kelahiran plasenta, maka terjadi pula penurunan produksi
progesteron. Sehingga hal ini dapat menyebabkan heartburn dan konstipasi
terutama dalam beberapa hari pertama. Kemungkinan terjadi hal ini karena
kurangnya keseimbangan cairan selama persalinan dan adanya reflek
hambatan defekasi dikarenakan adanya rasa nyeri pada perineum karena
adanya luka episiotomy (Bahiyatun, 2016).

C. Perubahan Psikologis Pada Masa Nifas


Menurut (Bahiyatun, 2016) Periode Postpartum menyebabkan stress
emosional terhadap ibu baru, bahkan lebih menyulitkan bila terjadi perubahan
fisik yang hebat. Faktor-faktor yang mempengaruhi suksenya masa transisi ke
masa menjadi orang tua pada masa postpartum, yaitu:
a. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman
b. Hubungan antara pengalaman melahirkan dan harapan serta aspirasi
c. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lain Pengaruh
budaya.
Menurut (Nurjanah, 2013) dalam menjalani adaptasi psikososial
setelah melahirkan, ibu akan melalui fase-fase sebagai berikut:
a) Masa Taking In (Fokus pada Diri Sendiri)
Masa ini terjadi 1-3 hari pasca-persalinan, ibu yang baru
melahirkan akan bersikap pasif dan sangat tergantung pada dirinya
6
(trauma), segala energinya difokuskan pada kekhawatiran tentang
badannya. Dia akan bercerita tentang persalinannya secara berulang-
ulang.
b) Masa Taking On (Fokus pada Bayi)
Masa ini terjadi 3-10 hari pasca-persalinan, ibu menjadi
khawatir tentang kemampuannya merawat bayi dan menerima
tanggung jawabnya sebagai ibu dalam merawat bayi semakin besar.
Perasaan yang sangat sensitive sehingga mudah tersinggung jika
komunikasinya kurang hati-hati.
c) Masa Letting Go (Mengambil Alih Tugas sebagai Ibu Tanpa
Bantuan NAKES)
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran
barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu mengambil
langsung tanggung jawab dalam merawat bayinya, dia harus
menyesuaikan diri dengan tuntutan ketergantungan bayinya dan
terhadap interaksi social. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan
ketergantungan. Keinginan untuk merawat diri dan bayinya meningkat
pada fase ini.

6. Kebutuhan Dasar Masa Nifas


a. Gizi Ibu nifas di anjurkan untuk:
1) Makan dengan diit seimbang, cukup karbohidrat, protein, lemak,
vitamin dan mineral
2) Mengkonsumsi makanan tambahan, nutrisi 800 kalori/hari pada
6 bulan pertama, 6 bulanselanjutnya 500 kalori dan tahun
kedua 400 kalori. Jadi jumlah kalori tersebuat adalah tambahan
dari kebutuhan kalori perharinya.misal pada ibu denagan
kebutuhan kalori 1800 kalori/ hari artinyaa saat nifas pada enam
bulan pertama di butuhkan 800 kalori perhari sehingga kalori
yang di butuhkan sebanyak 2600 kalori/hari.
3) Asupan cairan 3 liter/hari, dari minum air 2 liter/hari dan dari
cairan yang ada pada kuah sayur 1 liter/hari,serta buah buahan
yang mengandung air.
7
4) Ibu nifas harus mengkonsumsi tablet Fe 1 tablet tiap hari selam
40 hari.
5) Mengkonsumsi vitamin A 200.00 iu, pemberian vitamin A dalam
bentuk suplementasi dapat meningkatkan kualitas ASI,
meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan
kelangsungan hidup anak. Pada bulan-bulan pertama
kehidupan bayi bergantung pada vitamin A yang terkandung
dalam ASI.

8
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu Post Partum
Fisiologis
I. PENGKAJIAN
A) Data Subyektif
1. Identitas
Nama : Nama selain sebagai identitas, upayakan agar bidan
memanggil dengan nama panggilan sehingga
hubungan komunikasi antara bidan dan pasien
menjadi lebih baik dan akrab (Sulistyawati, 2018).
Umur : Umur pasien seharusnya didapatkan dari anamnesa
dan dicatat untuk mengetahui adanya resiko seperti
kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum
matang, mental fisiknya belum siap dan termasuk
dalam menunda dan usia 20-35 tahun adalah masa
reproduktif, sedangkan umur lebih dari 35 adalah
termasuk fase mengentikan dan dapat juga terjadi
faktor risiko, umur ibu juga sangat mempengaruhi
keadaan status gizi ibu hamil, semakin muda dan
semakin tua usia seorang ibu yang sedang hamil
akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang
diperlukan (Irianto, 2017).
Agama : Sebagai dasar bidan untuk memberikan dukungan
dan spiritual terhadap pasien dan keluarga
(Sulistyawati, 2018).
Suku/bangsa : Dalam mengkaji suku ini berpengaruh pada adat
istiadat atau kebiasaan sehari-hari (Sulistyawati,
2018).
Pendidikan : Tingkat pendidikan yang rendah meningkatkan
resiko hasil akhir kehamilan yang buruk (Wheeler
2019)

11
Pekerjaan : Memberikan gambaran mengenai tuntutan
pekerjaanya. Seperti wanita yang harus bekerja
dengan berdiri lebih dari 5 jam sehari dapat
meningkatkan kelahiran premature. Sedangkan
pajanan terhadap bunyi keras meningkatkan
kelahiran premature, BBLR dan aborsi spontan
(Wheeler 2019)
Alamat : Selain sebagai data mengenai distribusi lokasi
pasien data ini juga memberi gambaran mengkaji
jarak dan waktu yang ditempuh pasien menuju
lokasi pelayanan kesehatan (Sulistyawati, 2018).

2. Keluhan Utama:
Alasan wanita tersebut mengunjungi anda di klinik, kantor,
kamar gawat darurat, pusat pelayanan persalinan, rumah sakit, atau
rumahnya, seperti yang diungkapkan dengan kata-katanya sendiri
(dapat berhubungan sistem tubuh) (Varney, 2017).

3. Riwayat Kesehatan Klien


a. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Menurut (Varney,2017)
1) Penyakit Kardiovaskuler
Penyakit Jantung, Hipertensi.
2) Penyakit Darah
Anemia
3) Penyakit Paru-paru
TBC, Asma
4) Penyakit Hati
Hepatitis.
5) Penyakit Endokrin
Diabetes Melitus.
6) Penyakit Infeksi
IMS, InfeksiTORCH.
12
7) Penyakit Ginjal dan Saluran Kencing
Gagal Ginjal.
8) Penyakit/Kelainan sistem Reproduksi
Penyakit Ginekologik, Tumor/Kanker.
9) Riwayat Alergi
Riwayat Pembedahan

b. Riwayat Kesehatan Sekarang:


Tanggal dan waktu keluhan, bentuk keluhan, faktor pencetus
atau latar belakang yang berhubungan dengan keluhan, perjalanan
penyakit sejak keluhan termasuk durasi dan kekambuhatau
ketidaknyamanan, lokasi spesifik, jenis nyeri, gejala lain yang
berkaitan, hubungan dengan fungsi dan aktivitas tubuh, faktor
yang mempengaruhi masalah, baik yang perparah atau yang
meredakan, bantuan medis sebelumnya untuk masalah ini, dan
keefektifan suatu terapi atau obat yang digunakan (Varney, 2017).

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Riwayat penyakit keluarga yang bersifat herediter (Hipertensi,
diabetes Melitus, Asma ) dan menular (TBC, Hepatitis, HIV/AIDS)
serta riwayat keturun gameli.

Hipertensi :genotype ibu lebih menentukan terjadinya


hipertensi dalam kehamilan secara familial jika
dibandingkan dengan genotype janin, Telah
terbukti bahwa ibu yang mengalami pre-eklampsia,
26% anak perempuannya akan mengalam pre-
eklampsia pula (Angsar,2019).

Diabetes : Kemungkinan diabetes melitus dalam


kehamilan (diabetes gestational) lebih besra jika
ada anggota keluarga sakit diabetes / herediter
(Mochtar,2018).

Gamelli : Kehamilan kembar memiliki insidens lebih


tinggi pada keluarga yang memiliki riwayat
kehamilan kembar(Fraser & Cooper, 2018).

13
5. Riwayat Menstruasi
HPHT : Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu
atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir (HPHT) dan tidak lebih dari 300 hari
(43 minggu), berdasarkan hari pertama haid
terakhir (HPHT) dapat menentukan HPL(Hari
perkiraan persalinan) (Adriaansz, et. Al, 2017).

Riwayat menstruasi : siklus, lama, jumlah

Siklus menstruasi diregulasi oleh hormon.


Luteinizing Hormon (LH) dan Follicle Stimulating
Hormone (FSH), yang diproduksi oleh kelenjar
hipofisis, mencetuskan ovulasi dan menstimulasi
ovarium untuk memproduksi estrogen dan 8
progesteron. Estrogen dan progesteron akan
menstimulus uterus dan kelenjar payudara agar
kompeten untuk memungkinkan terjadinya
pembuahan (Sinaga et al., 2017).

6. Riwayat Obstetri:
N Kehamilan Persalinan Anak Nifas
o Suami Ank UK Pny Jns Pnlg Tmpt Peny J BB/PB H M Abnrmlts Laktasi Peny
K
1
2

Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu. Berapa


kali ibu hamil, apakah pernah abortus, cara persalinan yang
lalu, penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu.

7. Riwayat Persalinan sekarang :


Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak,
keadaan bayi meliputi PB, BB, penolong persalinan. Hal ini perlu
dikaji untuk mengetahui apakah proses persalinan mengalami
kelainan atau tidak yang bisa berpengaruh pada masa nifas saat
ini (Varney, 2017).
1) Jenis persalinan :
14
2) Kala I :
3) Kala II :
4) Kala III :
5) Kala IV :
Data Bayi :
1) Lahir tanggal :……, jam :…………..
2) Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan
3) Antropometri : BB :………… gr. PB :……….. cm
LK :………… cm
LD :………… cm
LP :…………. cm
LILA :………..cm
4) Kecacatan : Ada/tidak
5) IMD : ( ) Ya ( ) Tidak
6) Eliminasi
a) BAK : f : ……x/hari, warna : ………...,
konsistensi :………
b) BAB : f : ……x/hari, warna : ………...,
konsistensi :………
7) Nutrisi : ASI/PASI/Lainnya :……………...

8. Riwayat Kontrasepsi
Untuk mengetahui apakah ibu sudah pernah menjadi akseptor
KB, kalau sudah pernah, apa alas an berhenti. Kalau belum pernah
alasanya apa, sehingga bidan dapat mengetahui masalah pasien untuk
selanjutnya dilakukan tindakan dan ditulis/didokumentasikan pada
Penatalaksaan (Heni Puji Wahyuningsih, S.SiT., M.Keb 2. Siti
Tyastuti, S.Kep., Ns., S.ST, M.Kes, 2017).

9. Pola Fungsional Kesehatan


Pola Keterangan
Nutrisi Cepat Lapar
Kebutuhan kalori ibu yang berada dalam masa
15
nifas membutuhkan kalori 700 kal pada 6
bulan pertama untuk membeikan ASI
eksklusif.
Eliminasi Bab : 1 kali /hari
Bak : 3-4 kali/hari
Istirahat Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup,
istirahat tidur yang dibutuhkan ibu nifas sekitar
8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang
hari.
Aktivitas Dalam 2 jam setelah bersalin ibu harus sudah
melakukan mobilisasi. Dapat dilakukan dengan
miring kanan atau kiri terlebih dahulu dan
berangsur- angsur untuk berdiri dan jalan.
Personal Kebersihan vagina perlu mendapat perhatian
Hygiene lebih. Kebersihan vagina yang tidak terjaga
dengan baik pada masa nifas dapat
menyebabkan timbulnya infeksi pada vagina
itu sendiri yang dapat meluas sampai ke rahim
Seksualitas Ibu yang baru melahirkan boleh melakukan
hubungan seksual kembali setelah 6 minggu
persalinan.

10. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


a. Pernikahan keberapa, lama menikah, status pernikahan
sah/tidak.
b. Respon klien dan keluarga bayi yang dilahirkan,
diterima/tidak.
c. Bagaimana psikis ibu di masa nifas.
d. Adat istiadat yang masih dilakukan oleh ibu dan keluarga di
masa nifas.
Masa nifas merupakan masa yang rentan dan terbuka untuk
bimbingan dan pembelajaran. Minggu- minggu pertama masa nifas
merupakan masa rentan bagi seorang ibu. Pada saat yang sama, ibu
16
baru (primipara) mungkin frustasi karena merasa tidak kompeten
dalam merawat bayi dan tidakmampu mengontrol situasi. Semua
wanita akan mengalami perubahan ini, namun penanganan atau
mekanisme koping yang dilakukan dari setiap wanita untuk
mengatasinya pasti akan berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh pola asuh
dalam keluarga dimana wanita tersebut dibesarkan, lingkungan, adat
istiadat setempat, suku, bangsa, pendidikan serta pengalaman yang
didapat (Maritalia, 2017).

B) DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik (Varney,2017)
Kesadaran : Compos mentis (Varney, 2017)
Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg - 120/80 mmHg. Setelah partus,
tekanan darah dapat sedikit lebih rendah
dibandingkan pada saat hamil karena terjadinya
perdarahan pada proses persalinan
(Walyani,2017).
Frekuensi nadi : 60 - 80 x/ menit atau tidak lebih dari 100x/ menit.
Setelah proses persalinan selesai frekuensi denyut
nadi dapat sedikit lebih lambat. Pada masa nifas
biasanya denyut nadi akan kembali normal
(Walyani,2017).
Frekuensi napas : 20 - 30 x/menit
Pernafasan harus berada dalam rentang yang
normal,yaitu sekitar 20 - 30 x/menit. Setelah
partus, tekanan darah dapat sedikit lebih rendah
dibandingkan pada saat hamil karena terjadinya
perdarahan pada proses persalinan
(Walyani,2017).
Suhu badan : Denyut nadi normal orang dewasa adalah 60-80
x/menit. Setelah proses persalinan suhu tubuh
17
dapat meningkat 0,5⁰ celcius dari keadaan normal
namun tidak lebih dari 38⁰ celcius. Setelah 12 jam
persalinan suhu tubuh akan kembali seperti
keadaan semula. Sehabis melahirkan biasanya
denyut nadi akan lebih cepat. Denyut nadi di atas
100x/menit pada masa nifas adalah
mengindikasikan adanya suatu infeksi (Walyani,
2017).

Antropometri
Tinggi Badan : T>145cm, tinggi badan kurang dari 145
cm dapat dicurigai terjadinya kesempitan
panggul (Varney,2017)
Kenaikan berat Badan : <15 kg , penambahan berat badan lebih
dari 15 kg, dapat mengindikasikan ibu
untuk mengalami PEB , DM dan janin
makrosomia (Varney,2017)
LILA : >23,5 cm , ukuran lila kurang dari 23,5
cm dapat mengindikasikan status gizi
buruk pada ibu hamil (Varney,2017)

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Simetris, kulit kepala bersih, tidak terdapat ketombe,
rambut tampak kuat, distribusi rambut merata dan
tekstur rambut lembut, tidak teraba massa
Wajah : Tidak/ terdapat kloasma gravidarum dan tidak
pucat, tidak terjadi oedema
Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik, dan pandangan tidak kabur, tidak terjadi
pembengkakan pada palpebra
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran serumen/
sekret

18
Hidung : Bersih, tidak terdapat pengeluaran sekret, tidak ada
polip, tidak terdapat peradangan
Mulut : Simetris, mukosa bibir lembab, bibir tidak pucat,
tidak terdapat stomatitis, tidak/ terdapat caries dentis,
terdapat bintil kecil berwarna abu-abu, merah muda
atau agak kemerahan pada daerah mulut, tidak/
terjadi pembesaran pada tonsil dan uvula
Leher : Terjadi hyperpigmentasi pada leher, tidak terjadi
pembesaran kelenjar tirod, vena jugularis, dan
kelenjar limfe

Dada : Simetris, bentuk dada elips, dan tidak terdapat


retraksi dinding dada, Tidak ada bunyi nafas
tambahan, Bunyi Jantung I dan II terdengar jelas dan
teratur, pada paru menghasilkan bunyi sonor dengan
amplitudo lebih tinggi nada lebih redah. Pada jantung
bunyi terdengar redup, berlangsung singkat dan
beramplitudo rendah tanpa resonansi

Payudara : Terjadi perubahan warna pada aerola dan mengalami


hiperpigmentasi, dan tidak terdapat retraksi atau
dimpling, tidak ada benjolan atau massa, konsistensi
teraba padat berisi, dan tidak teraba pembesaran kelenjar
limfe, terdapat pengeluaran ASI (Dewi dan Tri
Sunarsih, 2019).
Suplai darah ke payudara meningkat dan
menyebabkan pembengkakan vascular sementara. Air
susu sata diproduksi disimpan di alveoli dan harus
dikeluarkan dengan efektif dengan cara dihisap oleh
bayi untuk pengadaan dan keberlangsungan laktasi.
ASI yang akan pertama muncul pada awal nifas ASI
adalah ASI yang berwarna kekuningan yang biasa
dikenal dengan sebutan kolostrum. Kolostrum telah

19
terbentuk didalam tubuh ibu pada usia kehamilan ±
12 minggu (Walyani,2017).
Abdomen : Terdapat linea nigra/ alba, dan tidak/ terdapat stirae
alba/ bivide, tidak terdapat luka bekas operasi, dan
tidak tampak asites, menghasilkan bunyi
timpanidengan tinggi nada, tinggi dan bergaung,
Konsistensi teraba bulat dan keras, kontraksi baik,
Bising usus 5-35 x/menit, kandung kemih tidak
penuh, Diastasis rektus abdominalis 12 x 2 cm.
Tinggi Fundus Uteri (Varney, 2017).

Hari Ke Tinggi Fundus


Segera saat pasca partum 3 jari bawah pusat
Hari kelahiran dan hari pertama Sepusat
Hari ke-2 1 jari dibawah pusat
Hari ke-3 2 jari dibawah pusat
Hari ke-4 3 jari dibawah pusat
Hari ke-5 Pertengahan pusat sympisis
Hari ke-6 Pertengahan pusat sympisis
Hari ke-7 3 jari diatas sympisis
Hari ke-8 2 jari diatas sympisis
Hari ke-9 1 jari diatas sympisis
Hari ke-10 Sudah masuk ke panggul
(Varney,2017).
Genetalia : Terdapat pengeluaran lochea rubra (1 – 3 hari),
Lochea sanguilenta (3 – 7 hari), Lochea serosa (7 - 14
hari) dan Lochea alba (>14 hari), Tidak teraba
oedema, varices, massa, dan pembesaran kelenjar
bartholini
Ekstremitas : Bawah, Simetris, jari-jari lengkap, tidak terdapat
oedema, dan tidak terdapat varices, Reflex homan

20
sign (-), cavillary refill time kembali kurang dari 2
detik, refleks babynski (-), reflex patella (+)
Atas, Simetris, jari-jari lengkap, tidak terdapat
oedem, Cavillary refill time kembali kurang dari 2
detik (Varney, 2017). Untuk mengecek refleks
babynski (-), Bisep (+), Trisep (+)
( Varney, 2017 )
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Pemeriksaan USG
c. Pemeriksaan Diagnostik lainnya

4. Data Rekam Medis


Berisi tindakan yang telah dilakukan oleh petugas lain dimana
tindakan tersebut yang menunjang riwayat kesehatan sekarang dan
terdapat pada catatan/status klien. Tindakan tersebut dilakukan sejak
pasien masuk rumah sakit hingga dilakukan pengkajian.

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosis : Papah…Jam postpartum atau Papah hari ke… post partum
Fisiologis (jika masa nifas sudah lebih dari 24 jam) (Varney,
2017).
Masalah : Tidak ada.
Kebutuhan : Tidak ada.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/ MASALAH POTENSIAL


Tidak ada.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Tidak ada.

21
V. INTERVENSI
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada klien.
Rasional : Penjelasan mengenai pemeriksaan fisik postpartum
merupakan hak klien (Varney, 2017).
2. KIE mengenai nutrisi ibu nifas.
Rasional : Ibu nifas harus mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat- zat yang berguna bagi tubuh ibu pasca
melahirkan dan untuk persiapan prosuksi ASI, terpenuhi
kebutuhan karbohidrat, protein, zat besi, vitamin dan
minelar untuk mengatasi anemia, cairan dan serat untuk
memperlancar ekskresi (Walyani,2017).
3. Berikan KIE tentang mobilisasi pada Ibu.
Rasional : Aktivitas dapat dilakukan secara bertahap, memberikan
jarak antara aktivitas dan istirahat. Dalam 2 jam setelah
bersalin ibu harus sudah melakukan mobilisasi. Dilakukan
secara perlahan- lahan dan bertahap. Dapat dilakukan
dengan miring kanan atau kiri terlebih dahulu dan
berangsur- angsur untuk berdiri dan jalan (Walyani,2017).
4. Berikan KIE tentang personal hygine.
Rasional : Pada masa nifas yang berlangsung selama lebih kurang 40
hari, kebersihan vagina perlu mendapat perhatian lebih.
Vagina merupakan bagian dari jalan lahir yang dilewati
janin pada saat proses persalinan. Kebersihan vagina yang
tidak terjaga dengan baik pada masa nifas dapat
menyebabkan timbulnya infeksi pada vagina itu sendiri
yang dapat meluas sampai ke rahim (Walyani,2017).
5. Berikan KIE tentang proses eliminasi pada masa nifas.
Rasional : Memasuki masa nifas, ibu diharapkan untuk berkemih
dalam 6- 8 jam pertama. Pengeluaran urin masih tetap
dipantau dan diharapkan setiap kali berkemih urin yang
keluar minimal sekitar 150 ml dan Kebutuhan untuk
defekasi biasanya timbul pada hari pertama sampai hari
ke tiga postpartum. Kebutuhan ini dapat terpenuhi bila ibu
22
mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi serat,
cukup cairan dan melakukan mobilisasi dengan baik dan
benar (Walyani,2017).
6. Kaji pemulihan episiotomi atau laserasi. Berikan informasi berkenaan
dengan penggunaan rendam duduk 3-4 kali setiap kali.
Rasional : Kehangatan dari rendam duduk membantu merilekskan
sfingter anal, meningkatkan penyembuhan, mendorong
relaksasi umum, dan menurunkan ketidaknyamanan
berkenaan dengan pengosongan ( Mulyani,2017).
7. Anjurkan pemeriksaan payudara dan perineum rutin
Rasional : Deteksi dini perkembangan masalah memungkinkan
intervensi, dengan cara demikian menurunkan risiko
komplikasi serius ( Mulyani,2017).
8. Berikan informasi tentang ketidaknyamanan pada masa nifas
Rasional : Ketidaknyamanan pasca partum disebabkan oleh trauma
perineum selama persalinan dan kelahiran, involusi
uterus, proses pengembalian ukuran rahim ke ukuran
semula, pembengkakan payudara dimana alveoli mulai
terisi ASI, kekurangan dukungan dari keluarga dan tenaga
kesehatan, ketidaktepatan posisi duduk, dan faktor budaya
(PPNI, 2019)
9. Berikan informasi tentang perlunya masukan vitamin dan preparat zat
besi setiap hari, sesuai indikasi.
Rasional : Masukan zat besi dan vitamin selama 4-6 minggu
pascapartum dapat mengatasi defisiensi diet, menjamin
suplai ASI bergizi, dan membantu dalam pemulihan
jaringan ( Mulyani,2017).
10. Berikan informasi mengenai fisiologis dan keuntungan menyusui,
perawatan payudara dan puting, kebutuhan diet khusus, dan faktor-faktor
yang memudahkan atau mangganggu keberhasilan menyusui.
Rasional : Membantu menjamin suplai susu adekuat, mencegah
putting pecah dan luka, memberikan kenyamanan, dan
membuat peran ibu menyusui ( Mulyani,2017).
23
11. Berikan KIE untuk melakukan kunjungan ulang ke tempat pelayanan
kesehatan
Rasional : Kunjungan ulang dilakukan untuk memantau nifas dan
neonatus untuk mencegah komplikasi pada ibu dan
neonates (Varney, 2017).

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien sesuai dengan rencana asuhan
yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan
atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.

VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam
bentuk SOAP.

24
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tanggal Pengkajian : 03 November 2023
Waktu Pengkajian : 08.24 WITA
Tempat Pengkajian : PKM SAMARINDA KOTA
Nama Pengkajian : Ayu Afrilla Siryoto

SUBJEKTIF

3. Identitas

Nama ibu : Ny. B Nama ayah : Tn. g

Umur : 22 tahun Umur : 24 tahun

Pendidikan : SMA Pendidikan : S1

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Agama : Islam Agama : Islam

Suku : Jawa

Alamat : xxxx

4. Keluhan Utama

5. Riwayat kesehatan klien

Ibu tidak sedang atau memiliki riwayatb penyakit seperti asma,


hipertensi, TBC, HIV, AIDS, HbsAg, TBC, dan lainnya

6. Riwayat Kesehatan Keluarga

25
Dalam riwayat keluarga pasien tidak mempunyai riwayat penyakit
menurun, menahun maupun menular yang dapat memperberat
kondisinya seperti DM, HIV/AIDS, Hipertensi, Hepatitis, Anemia
dll.

7. Riwayat menstruasi

Lama haid : 6 hari menarche : 13 tahun

Siklus haid : 28 hari jumlah : 2-3x ganti pembalut

8. Riwayat Obstetri

n kehamilan persalinan anak nifas


o

1 sua an uk pe j pnl tm pe jk Pb/ H M A L pe


mi ak ny n g pt ny bb bn ak n
s

1 1 Ate - s bid kli - La 48/3 20 - - 6 -


rm p an nik ki 000 19 bl
t la n
ki

9. Riwayat ginekologi

Ibu tidak memiliki riwayat penyakit endometris, kista ovarium,


mioma uteri, dll.

10. Riwayat kontrasepsi

Ibu tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun sebelumnya.

26
11. Pola Fungsional Kesehatan

Kebutuhan Dasar Keterangan

Makan 3x sehari
Pola Nutrisi
Minum 7-8 gelas/hari

BAB 1X/hari
Pola Eliminasi
BAK 3-4x/hari

Pola Istirahat Ibu tidur 8-10 jam sehari

Pola Personal Hygiene Ibu mandi 2x/hari

Aktivitas Ibu melakukan aktivitas seperti biasanya

Kebiasaan Ibu tidak memiliki kebiaaan buruk

Seksualitas Tidak dikaji

12. Riwayat psikososial kultural

Psikologis : penggunaan Kb direncanakan oleh ibu dadn suami


Sosial : ini merupakan pernikahan pertama dengan status yang sah
Kultural : tidak ada tradisi budaya yang membahayakan kesehatan
Spiritual: tidak ada tradisi agama yang membahayakan kesehatan

OBYEKTIF

27
1. Pemeriksaan Umum

Kesadaran : composmentis

Tanda Vital :

- Tekanan darah : 120/80 Mmhg

- Nadi : 89x/menit

- Pernapasan : 20x/menit

- Suhu : 36,5oC

Antropometri

- Tinggi Badan : 156 cm

- Berat Badan : 54 kg

- LILA : 26 cm

28
2. Pemeriksaan Fisik

Kepala : simetris, distribusi rambut merata, tidak ada odema,


dan massa

Wajah : simetris, tidak ada odema

Mata : simetris, vena jugularis merah muda, sklera putih,


tidak ada odema palpebra

Telinga : simetris, tidak aada pengeluaran cairan

Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cupping hidung,


tidak ada polip dan sekret

Mulut : simetris, tidak ada stomatitis, tidak ada peradangan


pada tonsil ddan ovula

Leher : simetris, tidak ada pembesaran pada vena juguaris,


limfe dan tiroid

Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada

Payudara : simetris, tidak ada benjolan dan massa, areola


kecoklatan

Abdomen : tidak ada bekas luka bekas operasi

Genetalia : bersih, tidak ada pengluaran cairan, dan tidak


pembesaran kelenjar bartholini dan scene

Anus : tidak terdapat hemoroid

Ekstremitas : atas : simetris, reflek trisep dan bisep (+), CRT < 2
detik

Bawah : simetris, reflek pattela dan human sign (+),


CRT < 2 detik

32
3. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium :

Tidak dilakukan

ASSESMENT

Diagnosis : p1001 usia 22 tahun denganakseptor KB suntik


Progestin
Masalah : tidak ada
Diagnosis Potensial : tidak ada
Masalah Potensial : tidak ada
Kebutuhan Segera : tidak ada

33
PENALATAKSANAAN

N Penatalaksanaan Paraf
O

01 Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

E/ ibu mengerti penjelasan yang diberikan

02 Memberikan KIE tentang efek samping KB suntik 3 bulan


seperti naiknya berat badan dan menstruasi yang tidak teratur

E/ ibu mengerti penjelasan yang diberikan

03 Mempersiapkan alat, pasien dan privasi

E/ alat telah disiapkan

04 Menyuntikkan KB suntik 3 bulan sebanyal 3 cc d1 1/3 SIAS

E/ kontrasepsi telah diberikan

05 Memberitahukan ibu untuk melakukan kunjulan ulang

E/ ibbu bersedia datang kembali

34
35
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada BAB ini penulis akan membandingkan antara konsep dasar dan tinjauan
kasus dalam penerapan proses manajemen kebidanan pada Ny.L P2002 post partum hari
kedua usia 21 tahun di RSUD AM Parikesit pada tanggal 03 November 2023.
Pembahasan ini disusun berdasarkan teori dan alasan nyata dengan pendekatan
manajemen kebidanan yang terdiri dari 7 langkah Varney, yaitu :

10) Identifikasi dan Analisa Data Dasar


Penulis melakukan pengkajian terhadap Ny.L di RSUD AM Parikesit pada
tanggal 03 November 2023. Pemeriksaan yang dilakukan pada Ny.L adalah
pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi). Dari data subjektif
didapatkan Ny.L P2002 post partum hari kedua, tidak memiliki keluhan. Dari data
objektif didapatkan Ny. L keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan
darah 115/80 mmHg, nadi 80 x/menit, respirasi 22 x/menit, suhu tubuh di aksila
36,5°C, berat badan saat ini 54,3 kg, Putting susu menonjol, tidak terdapat
pengeluaran asi, TFU setinggi pusat, DRA 4×10, kontraksi uterus baik, lochea
rubra, terdapat jahitan pada perineum.
Pada tahap pengumpulan data, penulis tidak menemukan masalah / hambatan
yang berarti karena baik dari keluarga pasien maupun dari pasien itu sendiri
selalu terbuka dalam memberikan informasi yang diperlukan sehingga
mempermudah dalam pengumpulan data.
11) Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual.
Pada kasus ini penulis tidak menemukan diagnosa atau masalah potensial
dalam asuhan kebidanan pada Ny.L P2002 post partum hari pertama usia 21 tahun
di di RSUD AM Parikesit pada tanggal 03 November 2023. Pada langkah ini
diidentifikasikan diagnose masalah potensial berdasarkan rangkaian masalah dan
diagnosa (Soepardan,2018).
12) Merumuskan Diagnosa / Masalah Potensial.
Pada kasus ini penulis tidak menemukan diagnosa atau masalah potensial
dalam asuhan kebidanan pada Ny.L P2002 post partum hari kedua usia 21 tahun di
RSUD AM Parikesit pada tanggal 03 November 2023. Pada langkah ini di
36
identifikasikan diagnosa /masalah potensial berdasarkan rangkaian masalah dan
diagonsa (Soepardan,2018). Pada langkah ini penulis tidak menjumpai adanya
kesenjangan antara teori dan praktik.
13) Menerapkan Tindakan Kebutuhan Segera
Pada langkah ini bidan tidak melakukan tindakan segera dimana untuk
menentukan tindakan segera yang perlu diambil berdasarkan diagnosa dan
masalah yang ada (Soepardan 2018).
Tidak ada data yang menunjang pada kasus ini, maka penulis tidak
menemukan kesenjangan teori medis dan Praktik dalam langkah ini.
14) Menuyusun Rencana Asuhan Yang Menyeluruh
Dalam kasus ini penulis telah memberikan rencana asuhan kebidanan pada
Ny.L P2002 post partum hari pertama usia 21 tahun di RSUD AM Parikesit pada
tanggal 03 November 2023.
b) Memberitahu hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu
c) Memberikan KIE mengenai perawatan pada jahitan perineum
d) Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan makanan
yang mengandung protein untuk mempercepat pengeringan luka perineum.
e) Memberikan KIE mengenai tanda bahaya pada masa nifas.
f) Menjadwalkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh
langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen kebidanan
terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasikan atau diantisipasikan
(Soepardan, 2018).

15) Implementasi
Dalam kasus ini penulis telah melaksanakan asuhan sesuai dangan yang telah
direncanakan dalam memberikan asuhan kebidanan pada Ny.L P2002 post partum
hari pertama usia 21 tahun di RSUD AM Parikesit pada tanggal 03 November
2023.
1. Memberitahu hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu
2. Memberikan KIE mengenai perawatan pada jahitan perineum
3. Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan makanan
yang mengandung protein untuk mempercepat pengeringan luka perineum.
37
4. Memberikan KIE mengenai tanda bahaya pada masa nifas.
5. Menjadwalkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang
Pada langkah ini dilaksanakan asuhan yang menyeluruh dilakukan dengan
efisien dan aman. Pelaksanaan.ini dilakukan seluruhnya oleh bidan atau anggota
tim kesehatan lainnya, dengan harapan akan memperoleh keberhasilan.
(Soepardan, 2018).

38
BAB V
PENUTUP

Setelah membahas dan menguraikan kasus Ny.I P2002 post partum hari pertama
usia 29 tahun di RSUD AM Parikesit pada tanggal 03 November 2023. Maka Penulis
dapat menarik kesimpulan dan saran :
1) Kesimpulan
1. Melaksanakan pengkajian pada Ny “L” masa nifas melalui
anamnesa,pemeriksaan fisik kemudian data yang diperoleh diananlisis menjadi
data subjektif dan objektif.
2. Mengidentifikasi diagnosa/masalah aktual pada Ny “L” masa nifas tidak
disertai dengan masalah pengiringnya.
3. Dari diagnosa/masalah pada Ny “L” tidak diperluakan adanya tindakan segera,
kolaborasi dan konsultasi dengan tenaga kesehatan lainnya.
4. Merencanakan asuhan kebidanan pada Ny.L P2002 post partum hari pertama
usia 21 tahun di RSUD AM Parikesit, yakni:
1) Memberitahu hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu
2) Memberikan KIE mengenai perawatan pada jahitan perineum
3) Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan
makanan yang mengandung protein untuk mempercepat pengeringan
luka perineum.
4) Memberikan KIE mengenai tanda bahaya pada masa nifas.
5) Menjadwalkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang
5. Melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny.L P2002 post partum hari pertama
usia 21 tahun di RSUD AM Parikesit
2) Saran
Peran tenaga kesehatan kususnya bidan sangat dibutuhkan pada saat ini,
dimana tenaga kesehatan khususnya bidan dapat memberikan informasi –
informasi yang dibutuhkan dan berkaitan dengan masa nifas.

39
DAFTAR PUSTAKA
Walyani. 2017. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendikia Offset.
Bahiyatun. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal.Jakarta : EGC.
Bobak, Lowdermilk Jensen. 2018. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Bobak, Lowdermilk Jensen. 2019. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Maryunani, Anik. 2020. Asuhan pada Ibu dalam Masa Nifas. Jakarta : Trans Info
Media.
Nany, Vivian Lia Dwei, dkk. 2017. Asuhan Kebidanan Ibu pada Ibu Nifas. Jakarta :
Salemba Medika.
Prawirohardjo, Sarwono. 2019. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Biba Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Rukiyah, Ai Yeyeh. 2018. Asuhan Kebidanan III Nifas. Jakarta: Trans Info Media
Saleha, Siti. 2017. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika.
Sulistyawati, Ari. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta :
Andi Offset.
Tambunan, Eviana S dkk. 2020. Panduan Pemeriksaan Fisik Bayi Mahasiswa
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Varney, Helen. Jan. M. Kriebs, Carolyn L. Gegor. 2018. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Yanti, Damai dkk. 2019. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Bandung: Refika Aditama.

40
41

Anda mungkin juga menyukai