LK NIFAS 4-5 (Ny.L)
LK NIFAS 4-5 (Ny.L)
Disusun Oleh:
NIM. P07224321006
KALIMANTAN TIMUR
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Fisiologis
Asuhan kebidanan pada Ny. I telah diperiksa, dievaluasi oleh pembimbing ruangan
dan pembimbing institusi di RSUD Aji Muhammad Parikesit
Mahasiswa
NIM. P07224321006
Mengetahui
NIP. NIP.
198911172023032002
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas rahmat dan
hidayah-Nya laporan komprehensif ini dapat terselesaikan. Laporan ini berjudul “Laporan
Pendahuluan Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas Fisiologis ”.
Dengan tersusunnya laporan ini saya harapkan dapat menjadi pegangan dan pedoman
mahasiswa khususnya untuk mahasiswa kebidanan dalam pembelajaran mengenai Asuhan
Kebidanan Nifas.
Dalam penyusunan laporan ini saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan
belum mencapai kesempurnaan pada isinya. Oleh karena itu saya mengharapkan kritikan dan
saran agar laporan ini dapat menjadi lebih baik.
Dan akhir kata saya ucapkan terima kasih semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk
para pembacanya.
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................................4
B. Tujuan..........................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................7
A. Konsep Dasar Teori....................................................................................................7
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu Post Partum Fisiologis...
BAB III TINJAUAN KASUS............................................................................................26
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................................32
BAB V PENUTUP..............................................................................................................33
A. Kesimpulan..............................................................................................................33
B. Saran.........................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................34
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas (Post Partum) adalah masa di mulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat kandungan kembali semula seperti sebelum hamil, yang
berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari. Selama masa pemulihan tersebut
berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan fisik yang bersifat fisiologis
dan banyak memberikan ketidak nyamanan pada awal postpartum, yang tidak
menutup kemungkinan untuk menjadi patologis bila tidak diikuti dengan
perawatan yang baik (Yuliana & Hakim, 2020).
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan keberhasilan penyelenggaraan pembangunan
kesehatan. Angka kematian ibu adalah banyaknya perempuan yang meninggal
pada masa kehamilan, persalinan, dan nifas (42 hari setelah melahirkan) yang
disebabkan oleh gangguan kehamilan dan penanganannya. Menurut data yang
bersumber dari WHO, pada tahun 2017, angka kematian ibu secara global
mencapai 211 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2019). Menurut Hasil Survey
Penduduk Antar Sensus dalam Profil Kesehatan Ibu dan Anak 2020, AKI di
Indonesia pada tahun 2015, sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup (Badan
Pusat Statistik, 2020). AKI di Provinsi Bali pada tahun 2019 sebesar 67,6 per
100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2020 mengalami peningkatan yang
cukup besar menjadi 83,8 per 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi
Bali, 2021a). AKI Kota Denpasar tahun 2020 sebesar 48,6 per 100.000 kelahiran
hidup (Dinas Kesehatan Kota Denpasar, 2020).
Menurut penelitian yang dilakukan di Aceh pada tahun 2016, angka
kematian ibu paling banyak terjadi pada masa nifas. Penyebab utama kematian
ibu adalah perdarahan, pre eklampsi/eklampsi, dan penyebab lainnya yang tidak
berhubungan secara langsung dengan kematian ibu, seperti sepsis puerperium,
hipertensi, syok hipovolemik, dan lain-lain. Perdarahan yang dimaksud sebagai
penyebab kematian ibu adalah perdarahan primer yang terjadi selama 24 jam
4
setelah melahirkan dan perdarahan sekunder yang terjadi setelah 24 jam setelah
melahirkan (Safitri & Marniati, 2018).
Pelayanan kesehatan ibu nifas dapat dikatakan berhasil dengan mengukur
indikator cakupan kunjungan ibu nifas lengkap. Pengukuran ini menilai upaya
pemerintah untuk memberikan pelayanan kesehatan ibu nifas yang sesuai dengan
standar dan berkualitas. Cakupan kunjungan ibu nifas lengkap di Indonesia pada
tahun 2020 sebesar 88,3% (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2021).
Tenaga kesehatan (bidan) merupakan salah satu tenaga kesehatan yang
berperan sebagai provider dan lini terdepan pelayan kesehatan yang dituntut
memiliki kompetensi profesional dalam menyikapi tuntutan masyarakat di dalam
pelayanan kebidanan. Bidan harus menguasai standar kompetensi yang telah
diatur dalam peraturan Kepmenkes RI No.369/Menkes/SK/III/2007 yang
merupakan landasan hukum dari pelaksanaan praktik kebidanan (Endah Widhi
Astuti, 2016) (Susiana, 2021).
Upaya untuk mencegah kematian ibu pada masa nifas, yaitu pelayanan
kesehatan ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas sebanyak minimal 4
kali,yaitu kunjungan pertama (KF1) dilakukan pada 6 jam – 2 hari setelah
melahirkan, kunjungan kedua (KF2) dilakukan pada 3 hari – 7 hari setelah
melahirkan, kunjungan ketiga (KF3) dilakukan pada 8 hari - 28 hari setelah
melahirkan, dan kunjungan nifas keempat (KF4) dilakukan pada 29 hari - 42 hari
setelah melahirkan. Pelayanan kesehatan ibu nifas akan memberikan asuhan
berupa, pemeriksaan tanda vital seperti tekanan darah, suhu, nadi, respirasi, dan
saturasi oksigen, pemeriksaan tinggi fundus uteri, pemeriksaan lokhea dan cairan
per vaginam lain, pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI eksklusif,
pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kesehatan ibu nifas dan
bayi baru lahir, termasuk keluarga berencana pasca persalinan, pelayanan
keluarga berencana pasca persalinan.(Kementerian Kesehatan RI, 2020)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ibu Postpartum
Fisiologis menggunakan pola pikir ilmiah melalui pendekatan manajemen
kebidanan menurut Varney.
5
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori Masa Nifas Fisiologis.
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan Ibu Nifas
Fisiologis berdasarkan 7 langkah Varney.
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada Ibu Nifas Fisiologis
menggunakan pendekatan Varney, yang terdiri dari:
1) Melakukan pengkajian.
2) Menginterpretasikan data dasar.
3) Mengidentifikasi diagnosis/ masalah potensial.
4) Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera.
5) Mengembangkan rencana intervensi.
6) Melakukan tindakan sesuai dengan rencana intervensi.
7) Melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan.
d. Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ibu Nifas
Fisiologis dalam bentuk catatan SOAP.
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Masa nifas berasal dari bahasa latihan yaitu “puer” yang artinya bayi
dan “porous” yang melahirkan merupakan masa setelah lahirnya plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula ini
berlangsung selama 6 minggu (prawirahardjo 2012).
Masa perinum atau masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula sebelum
hamil. Dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu
(42 hari), (prawirahardjo 2012).
4
3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan setelah
sempurna terutama selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. ( juneris, aritonang, yanida turisna octavia 2021).
8
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu Post Partum
Fisiologis
I. PENGKAJIAN
A) Data Subyektif
1. Identitas
Nama : Nama selain sebagai identitas, upayakan agar bidan
memanggil dengan nama panggilan sehingga
hubungan komunikasi antara bidan dan pasien
menjadi lebih baik dan akrab (Sulistyawati, 2018).
Umur : Umur pasien seharusnya didapatkan dari anamnesa
dan dicatat untuk mengetahui adanya resiko seperti
kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum
matang, mental fisiknya belum siap dan termasuk
dalam menunda dan usia 20-35 tahun adalah masa
reproduktif, sedangkan umur lebih dari 35 adalah
termasuk fase mengentikan dan dapat juga terjadi
faktor risiko, umur ibu juga sangat mempengaruhi
keadaan status gizi ibu hamil, semakin muda dan
semakin tua usia seorang ibu yang sedang hamil
akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang
diperlukan (Irianto, 2017).
Agama : Sebagai dasar bidan untuk memberikan dukungan
dan spiritual terhadap pasien dan keluarga
(Sulistyawati, 2018).
Suku/bangsa : Dalam mengkaji suku ini berpengaruh pada adat
istiadat atau kebiasaan sehari-hari (Sulistyawati,
2018).
Pendidikan : Tingkat pendidikan yang rendah meningkatkan
resiko hasil akhir kehamilan yang buruk (Wheeler
2019)
11
Pekerjaan : Memberikan gambaran mengenai tuntutan
pekerjaanya. Seperti wanita yang harus bekerja
dengan berdiri lebih dari 5 jam sehari dapat
meningkatkan kelahiran premature. Sedangkan
pajanan terhadap bunyi keras meningkatkan
kelahiran premature, BBLR dan aborsi spontan
(Wheeler 2019)
Alamat : Selain sebagai data mengenai distribusi lokasi
pasien data ini juga memberi gambaran mengkaji
jarak dan waktu yang ditempuh pasien menuju
lokasi pelayanan kesehatan (Sulistyawati, 2018).
2. Keluhan Utama:
Alasan wanita tersebut mengunjungi anda di klinik, kantor,
kamar gawat darurat, pusat pelayanan persalinan, rumah sakit, atau
rumahnya, seperti yang diungkapkan dengan kata-katanya sendiri
(dapat berhubungan sistem tubuh) (Varney, 2017).
13
5. Riwayat Menstruasi
HPHT : Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu
atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir (HPHT) dan tidak lebih dari 300 hari
(43 minggu), berdasarkan hari pertama haid
terakhir (HPHT) dapat menentukan HPL(Hari
perkiraan persalinan) (Adriaansz, et. Al, 2017).
6. Riwayat Obstetri:
N Kehamilan Persalinan Anak Nifas
o Suami Ank UK Pny Jns Pnlg Tmpt Peny J BB/PB H M Abnrmlts Laktasi Peny
K
1
2
8. Riwayat Kontrasepsi
Untuk mengetahui apakah ibu sudah pernah menjadi akseptor
KB, kalau sudah pernah, apa alas an berhenti. Kalau belum pernah
alasanya apa, sehingga bidan dapat mengetahui masalah pasien untuk
selanjutnya dilakukan tindakan dan ditulis/didokumentasikan pada
Penatalaksaan (Heni Puji Wahyuningsih, S.SiT., M.Keb 2. Siti
Tyastuti, S.Kep., Ns., S.ST, M.Kes, 2017).
B) DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik (Varney,2017)
Kesadaran : Compos mentis (Varney, 2017)
Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg - 120/80 mmHg. Setelah partus,
tekanan darah dapat sedikit lebih rendah
dibandingkan pada saat hamil karena terjadinya
perdarahan pada proses persalinan
(Walyani,2017).
Frekuensi nadi : 60 - 80 x/ menit atau tidak lebih dari 100x/ menit.
Setelah proses persalinan selesai frekuensi denyut
nadi dapat sedikit lebih lambat. Pada masa nifas
biasanya denyut nadi akan kembali normal
(Walyani,2017).
Frekuensi napas : 20 - 30 x/menit
Pernafasan harus berada dalam rentang yang
normal,yaitu sekitar 20 - 30 x/menit. Setelah
partus, tekanan darah dapat sedikit lebih rendah
dibandingkan pada saat hamil karena terjadinya
perdarahan pada proses persalinan
(Walyani,2017).
Suhu badan : Denyut nadi normal orang dewasa adalah 60-80
x/menit. Setelah proses persalinan suhu tubuh
17
dapat meningkat 0,5⁰ celcius dari keadaan normal
namun tidak lebih dari 38⁰ celcius. Setelah 12 jam
persalinan suhu tubuh akan kembali seperti
keadaan semula. Sehabis melahirkan biasanya
denyut nadi akan lebih cepat. Denyut nadi di atas
100x/menit pada masa nifas adalah
mengindikasikan adanya suatu infeksi (Walyani,
2017).
Antropometri
Tinggi Badan : T>145cm, tinggi badan kurang dari 145
cm dapat dicurigai terjadinya kesempitan
panggul (Varney,2017)
Kenaikan berat Badan : <15 kg , penambahan berat badan lebih
dari 15 kg, dapat mengindikasikan ibu
untuk mengalami PEB , DM dan janin
makrosomia (Varney,2017)
LILA : >23,5 cm , ukuran lila kurang dari 23,5
cm dapat mengindikasikan status gizi
buruk pada ibu hamil (Varney,2017)
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Simetris, kulit kepala bersih, tidak terdapat ketombe,
rambut tampak kuat, distribusi rambut merata dan
tekstur rambut lembut, tidak teraba massa
Wajah : Tidak/ terdapat kloasma gravidarum dan tidak
pucat, tidak terjadi oedema
Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik, dan pandangan tidak kabur, tidak terjadi
pembengkakan pada palpebra
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran serumen/
sekret
18
Hidung : Bersih, tidak terdapat pengeluaran sekret, tidak ada
polip, tidak terdapat peradangan
Mulut : Simetris, mukosa bibir lembab, bibir tidak pucat,
tidak terdapat stomatitis, tidak/ terdapat caries dentis,
terdapat bintil kecil berwarna abu-abu, merah muda
atau agak kemerahan pada daerah mulut, tidak/
terjadi pembesaran pada tonsil dan uvula
Leher : Terjadi hyperpigmentasi pada leher, tidak terjadi
pembesaran kelenjar tirod, vena jugularis, dan
kelenjar limfe
19
terbentuk didalam tubuh ibu pada usia kehamilan ±
12 minggu (Walyani,2017).
Abdomen : Terdapat linea nigra/ alba, dan tidak/ terdapat stirae
alba/ bivide, tidak terdapat luka bekas operasi, dan
tidak tampak asites, menghasilkan bunyi
timpanidengan tinggi nada, tinggi dan bergaung,
Konsistensi teraba bulat dan keras, kontraksi baik,
Bising usus 5-35 x/menit, kandung kemih tidak
penuh, Diastasis rektus abdominalis 12 x 2 cm.
Tinggi Fundus Uteri (Varney, 2017).
20
sign (-), cavillary refill time kembali kurang dari 2
detik, refleks babynski (-), reflex patella (+)
Atas, Simetris, jari-jari lengkap, tidak terdapat
oedem, Cavillary refill time kembali kurang dari 2
detik (Varney, 2017). Untuk mengecek refleks
babynski (-), Bisep (+), Trisep (+)
( Varney, 2017 )
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Pemeriksaan USG
c. Pemeriksaan Diagnostik lainnya
21
V. INTERVENSI
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada klien.
Rasional : Penjelasan mengenai pemeriksaan fisik postpartum
merupakan hak klien (Varney, 2017).
2. KIE mengenai nutrisi ibu nifas.
Rasional : Ibu nifas harus mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat- zat yang berguna bagi tubuh ibu pasca
melahirkan dan untuk persiapan prosuksi ASI, terpenuhi
kebutuhan karbohidrat, protein, zat besi, vitamin dan
minelar untuk mengatasi anemia, cairan dan serat untuk
memperlancar ekskresi (Walyani,2017).
3. Berikan KIE tentang mobilisasi pada Ibu.
Rasional : Aktivitas dapat dilakukan secara bertahap, memberikan
jarak antara aktivitas dan istirahat. Dalam 2 jam setelah
bersalin ibu harus sudah melakukan mobilisasi. Dilakukan
secara perlahan- lahan dan bertahap. Dapat dilakukan
dengan miring kanan atau kiri terlebih dahulu dan
berangsur- angsur untuk berdiri dan jalan (Walyani,2017).
4. Berikan KIE tentang personal hygine.
Rasional : Pada masa nifas yang berlangsung selama lebih kurang 40
hari, kebersihan vagina perlu mendapat perhatian lebih.
Vagina merupakan bagian dari jalan lahir yang dilewati
janin pada saat proses persalinan. Kebersihan vagina yang
tidak terjaga dengan baik pada masa nifas dapat
menyebabkan timbulnya infeksi pada vagina itu sendiri
yang dapat meluas sampai ke rahim (Walyani,2017).
5. Berikan KIE tentang proses eliminasi pada masa nifas.
Rasional : Memasuki masa nifas, ibu diharapkan untuk berkemih
dalam 6- 8 jam pertama. Pengeluaran urin masih tetap
dipantau dan diharapkan setiap kali berkemih urin yang
keluar minimal sekitar 150 ml dan Kebutuhan untuk
defekasi biasanya timbul pada hari pertama sampai hari
ke tiga postpartum. Kebutuhan ini dapat terpenuhi bila ibu
22
mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi serat,
cukup cairan dan melakukan mobilisasi dengan baik dan
benar (Walyani,2017).
6. Kaji pemulihan episiotomi atau laserasi. Berikan informasi berkenaan
dengan penggunaan rendam duduk 3-4 kali setiap kali.
Rasional : Kehangatan dari rendam duduk membantu merilekskan
sfingter anal, meningkatkan penyembuhan, mendorong
relaksasi umum, dan menurunkan ketidaknyamanan
berkenaan dengan pengosongan ( Mulyani,2017).
7. Anjurkan pemeriksaan payudara dan perineum rutin
Rasional : Deteksi dini perkembangan masalah memungkinkan
intervensi, dengan cara demikian menurunkan risiko
komplikasi serius ( Mulyani,2017).
8. Berikan informasi tentang ketidaknyamanan pada masa nifas
Rasional : Ketidaknyamanan pasca partum disebabkan oleh trauma
perineum selama persalinan dan kelahiran, involusi
uterus, proses pengembalian ukuran rahim ke ukuran
semula, pembengkakan payudara dimana alveoli mulai
terisi ASI, kekurangan dukungan dari keluarga dan tenaga
kesehatan, ketidaktepatan posisi duduk, dan faktor budaya
(PPNI, 2019)
9. Berikan informasi tentang perlunya masukan vitamin dan preparat zat
besi setiap hari, sesuai indikasi.
Rasional : Masukan zat besi dan vitamin selama 4-6 minggu
pascapartum dapat mengatasi defisiensi diet, menjamin
suplai ASI bergizi, dan membantu dalam pemulihan
jaringan ( Mulyani,2017).
10. Berikan informasi mengenai fisiologis dan keuntungan menyusui,
perawatan payudara dan puting, kebutuhan diet khusus, dan faktor-faktor
yang memudahkan atau mangganggu keberhasilan menyusui.
Rasional : Membantu menjamin suplai susu adekuat, mencegah
putting pecah dan luka, memberikan kenyamanan, dan
membuat peran ibu menyusui ( Mulyani,2017).
23
11. Berikan KIE untuk melakukan kunjungan ulang ke tempat pelayanan
kesehatan
Rasional : Kunjungan ulang dilakukan untuk memantau nifas dan
neonatus untuk mencegah komplikasi pada ibu dan
neonates (Varney, 2017).
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien sesuai dengan rencana asuhan
yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan
atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam
bentuk SOAP.
24
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tanggal Pengkajian : 03 November 2023
Waktu Pengkajian : 08.24 WITA
Tempat Pengkajian : PKM SAMARINDA KOTA
Nama Pengkajian : Ayu Afrilla Siryoto
SUBJEKTIF
3. Identitas
Suku : Jawa
Alamat : xxxx
4. Keluhan Utama
25
Dalam riwayat keluarga pasien tidak mempunyai riwayat penyakit
menurun, menahun maupun menular yang dapat memperberat
kondisinya seperti DM, HIV/AIDS, Hipertensi, Hepatitis, Anemia
dll.
7. Riwayat menstruasi
8. Riwayat Obstetri
9. Riwayat ginekologi
26
11. Pola Fungsional Kesehatan
Makan 3x sehari
Pola Nutrisi
Minum 7-8 gelas/hari
BAB 1X/hari
Pola Eliminasi
BAK 3-4x/hari
OBYEKTIF
27
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : composmentis
Tanda Vital :
- Nadi : 89x/menit
- Pernapasan : 20x/menit
- Suhu : 36,5oC
Antropometri
- Berat Badan : 54 kg
- LILA : 26 cm
28
2. Pemeriksaan Fisik
Ekstremitas : atas : simetris, reflek trisep dan bisep (+), CRT < 2
detik
32
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium :
Tidak dilakukan
ASSESMENT
33
PENALATAKSANAAN
N Penatalaksanaan Paraf
O
34
35
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada BAB ini penulis akan membandingkan antara konsep dasar dan tinjauan
kasus dalam penerapan proses manajemen kebidanan pada Ny.L P2002 post partum hari
kedua usia 21 tahun di RSUD AM Parikesit pada tanggal 03 November 2023.
Pembahasan ini disusun berdasarkan teori dan alasan nyata dengan pendekatan
manajemen kebidanan yang terdiri dari 7 langkah Varney, yaitu :
15) Implementasi
Dalam kasus ini penulis telah melaksanakan asuhan sesuai dangan yang telah
direncanakan dalam memberikan asuhan kebidanan pada Ny.L P2002 post partum
hari pertama usia 21 tahun di RSUD AM Parikesit pada tanggal 03 November
2023.
1. Memberitahu hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu
2. Memberikan KIE mengenai perawatan pada jahitan perineum
3. Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan makanan
yang mengandung protein untuk mempercepat pengeringan luka perineum.
37
4. Memberikan KIE mengenai tanda bahaya pada masa nifas.
5. Menjadwalkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang
Pada langkah ini dilaksanakan asuhan yang menyeluruh dilakukan dengan
efisien dan aman. Pelaksanaan.ini dilakukan seluruhnya oleh bidan atau anggota
tim kesehatan lainnya, dengan harapan akan memperoleh keberhasilan.
(Soepardan, 2018).
38
BAB V
PENUTUP
Setelah membahas dan menguraikan kasus Ny.I P2002 post partum hari pertama
usia 29 tahun di RSUD AM Parikesit pada tanggal 03 November 2023. Maka Penulis
dapat menarik kesimpulan dan saran :
1) Kesimpulan
1. Melaksanakan pengkajian pada Ny “L” masa nifas melalui
anamnesa,pemeriksaan fisik kemudian data yang diperoleh diananlisis menjadi
data subjektif dan objektif.
2. Mengidentifikasi diagnosa/masalah aktual pada Ny “L” masa nifas tidak
disertai dengan masalah pengiringnya.
3. Dari diagnosa/masalah pada Ny “L” tidak diperluakan adanya tindakan segera,
kolaborasi dan konsultasi dengan tenaga kesehatan lainnya.
4. Merencanakan asuhan kebidanan pada Ny.L P2002 post partum hari pertama
usia 21 tahun di RSUD AM Parikesit, yakni:
1) Memberitahu hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu
2) Memberikan KIE mengenai perawatan pada jahitan perineum
3) Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan
makanan yang mengandung protein untuk mempercepat pengeringan
luka perineum.
4) Memberikan KIE mengenai tanda bahaya pada masa nifas.
5) Menjadwalkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang
5. Melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny.L P2002 post partum hari pertama
usia 21 tahun di RSUD AM Parikesit
2) Saran
Peran tenaga kesehatan kususnya bidan sangat dibutuhkan pada saat ini,
dimana tenaga kesehatan khususnya bidan dapat memberikan informasi –
informasi yang dibutuhkan dan berkaitan dengan masa nifas.
39
DAFTAR PUSTAKA
Walyani. 2017. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendikia Offset.
Bahiyatun. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal.Jakarta : EGC.
Bobak, Lowdermilk Jensen. 2018. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Bobak, Lowdermilk Jensen. 2019. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Maryunani, Anik. 2020. Asuhan pada Ibu dalam Masa Nifas. Jakarta : Trans Info
Media.
Nany, Vivian Lia Dwei, dkk. 2017. Asuhan Kebidanan Ibu pada Ibu Nifas. Jakarta :
Salemba Medika.
Prawirohardjo, Sarwono. 2019. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Biba Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Rukiyah, Ai Yeyeh. 2018. Asuhan Kebidanan III Nifas. Jakarta: Trans Info Media
Saleha, Siti. 2017. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika.
Sulistyawati, Ari. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta :
Andi Offset.
Tambunan, Eviana S dkk. 2020. Panduan Pemeriksaan Fisik Bayi Mahasiswa
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Varney, Helen. Jan. M. Kriebs, Carolyn L. Gegor. 2018. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Yanti, Damai dkk. 2019. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Bandung: Refika Aditama.
40
41