Anda di halaman 1dari 7
BABII ASPEK HUKUM dan PROSEDUR MEDIKOLEGAL Dalam menangani berbagai kasus yang menyangkut tubuh dan jiwa manusia, seorang dokter dapat mempunyai peranan ganda yaitu peranan pertamay adalah sebagai abli klinik sedangkan, dalah sebagai ahli forensik yang bertugas membantu proses peradilan, ertugas membantu proses peradilan. (Kewajibanydoktet untuk melakukan pemeriksaan kedokteran forensik 74@ atas korban apabila diminta secara resmi oleh penyidik (polisi) dan jika menolak untuk melakukan pemeriksaan forensik tersebut di atas dapat dikenai pidanaljpenjara, selama-lamanya 9 bulan.' 1. Kewajiban Dokter Membantu Peradilan /) Pasal 133 KUHAP (mengatur kewajiban dokter untuk membuat Keterangan Ahli) 1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.! 2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.! 3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat.! Penjelasan Pasal 133 KUHAP 2) Keterangan yang diberikan oleh ahli kedokteran kehakiman disebut keterangan ahli, sedangkan keterangan yang diberikan oleh dokter bukan abli kedokteran kehakiman disebut keterangan,' Keputusan Menkeh No.M.01,PW.07-03 tahun 1982 tentang Pedoman Pelaksanaan KUHAP. 16 © Dipindai dengan CamScanner Dari penjelasan Pasal 133 ayat (2) menimbulkan beberapa masalah antara lain sebagai berikut :! a. Keterangan yang diberikan oleh dokter bukan ahli kedokteran Kehakiman itu alat bukti sah atau bukan? Sebab apabila bukan alat bukti yang sah tentunya penyidikan mengusahakan alat bukti lain yang sah dan ini berarti bagi daerah-daerah yang belum ada dokter ahli kedokteran kehakiman akan mengalami kesulitan dan penyidikan dapat terhambat.! Hal ini tidak menjadi masalah walaupun keterangan dari dokter bukan abli kedokteran kehakiman itu bukan sebagai keterangan ahli, tetapi keterangan itu sendiri dapat merupakan petunjuk dan petunjuk itu adalah alat bukti yang sah, walaupun nilainya agak rendah, tetapi diserahkan saja pada Hakim yang menilainya dalam sidang.' s Dari penjelsana pasal 133 ayat (2) dapat disimpulkan bahwa keterangan ahli itu hanya bila diberikan oleh dokter ahli kedokteran kehakiman, Bagaimana dengan keterangan yang diberikan oleh ahli laboratorium, ahli kardiologi, ahli patologi, ahli kandungan, psikiater, dan lain — lain, apakah keterangan mereka ini bukan keterangan abli. Atau apakah agar mempunyai nilai sebagai alat bukti yang sah, keterangan-keterangan ahli tersebut harus diketahui/disahkan oleh ahli kedokteran kehakiman.! Hal ini perlu diserasikan dengan keterangan ahli sebagaimana diatur dalam pasal 1 butir 28, sehingga dengan demikian tidak menimbulkan kesan yang ali itu hanya kedokteran kehakiman, melainkan juga psikiater dan lain-lain.! Mengenai keterangan abli dalam pasal ini pengertiannya adalah khusus yaitu keterangan untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat atau pemeriksaan bedah mayat.Sedangkan untuk pengertian ahli lainnya tentunya dikembalikan pada pengertian ahli lainnya tentunya dikembalikan pada pengertian umum sebagaimana diatur dalam pasal 1 butir 28.' Pasal 134 KUIAP 1) Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan pembuktian bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari, penyidik wajib_ memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban." W © Dipindai dengan CamScanner 2) Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menerangkan_sejelas- jelasnya tentang maksud dan tujuan perlu dilakukannya pembedahan tersebut.! 3) Apabila dalam waktu dua ha i tidak ada tanggapan apapun dari keluarga atau pihak yang perlu diberitahu tidak diketemukan, penyidik segera melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 ayat (3) undang-undang i Pasal 179 KUHA) etiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan abli demi keadilan.' ( ‘Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka ‘mengucapkan sumpah atau janji akan memberikan keterangan yang sebaik- baiknya dan sebenar-benarnya menurut pengetahuan dalam bidang keahliannya.! 2. Sanksi bagi Pelanggar Kewajiban Dokter Pasal216 KUHE | 1) Barangsiapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang dilakukan menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi sesuatu, atau oleh pejabat berdasarkan tugasnya. Demikian pula yang diberi kuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak pidana; demikian pula barangsiapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan tindakan guna menjalankan ketentuan, diancam dengan pidana penjara paling Jama empat bulan dua minggu atau denda paling banyak Sembilan ribu rupiah.' 2) Disamakan dengan pejabat tersebut di atas, setiap orang yang menurut ketentuan undang-undang terus-menerus atau untuk sementara waktu diserahi tugas menjalankan jabatan unum." 18 © Dipindai dengan CamScanner 3) Jika pada waktu melakukan kejahatan belum lewat dua tahun sejak adanya pemidanaan yang menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga, maka pidananya dapat ditambah sepertiga. (pasa 222 KUHP |Barangsiapa defgan sengaja_-mencegah, menghalang-halangi atau enggagalkar pemeriksaan mayat untuk pengadilan, diancam dengan pidana peijara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus mpiah." Pasal 224 Kj japa yang dipanggil menurut undang-undang untuk menjadi saksi, abi atau juru bahasa, dengan sengaja tidak melakukan suatu kewajiban yang menurut undang-undang ia harus melakukannya.! 1. Dalam perkara pidana dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 9 bulan, ° 2. Dalam perkara lain, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 6 bulan.! (pet 522 jarangsi bahasa, tidak datang secara melawan hukum, diancam dengan pidana denda ja menurut undang-undang dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru paling banyak Sembilan ratus rupiah.' 3. Rahasia Jabatan dan Pembuatan SKA/V et R Peraturan Pemerintah No 26 Tahun 1960 tentang lafal sumpah dokter Saya bersumpab/berjanji bahwa:! Saya akan membuktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila, sesuai dengan martabat pekerjaan saya.! Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur kedokteran. 19 — © Dipindai dengan CamScanner Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter.....dst.! simpan rahasia Peraturan Pemerintah No 10 Tahun 1966 tentang waji kedokteran Pasal 1 PP No 10/1966 Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang diketahui oleh orang-orang tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama melakukan pekerjaannya dalam lapangan kedokteran.' Pasal 2 PP No 10/1966 Pengetahuan tersebut pasal 1 harus dirahasiakan oleh orang-orang yang tersebut dalam pasal 3, kecuali apabila suatu peraturan lain yang sederajat atau lebih tinggi dati pada PP ini menentukan lain.' Pasal 3 PP No 10/1966 Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam pasal I'ialah :! a, Tenaga kesehatan menurut pasal 2 UU tentang tenaga kesehatan. b. Mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaan, pengobatan dan atau perawatan, dan orang lain yang ditetapkan oleh menteri Kesehatan." Pasal 4 PP No 10/1966 Terhadap pelanggaran ketentuan mengenai wajib simpan rahasia kedokteran yang tidak atau tidak dapat dipidana menurut pasal 322 atau pasal 112 KUHP, menteri kesehatan dapat melakukan tindakan administrative berdasarkan pasal UU tentang tenaga kesehatan.' Pasal 5 PP No 10/1966 Apabila pelanggaran yang dimaksuddalam pasal 4 dilakukan oleh mereka yang disebut dalam pasal 3 huruf b, maka menteri kesehatan dapat mengambil tindakan ~ tindakan berdasarkan wewenang dan kebijaksanaannya.! Pasal 6 PP No 10/1966 Dalam pelaksanaan peraturan ini, menteri kesehatan dapat mendengar Dewan Pelindung Susila Kedokteran dan atau badan-badan lain bilamana perlu.' Pasal 322 KUHP 20 © Dipindai dengan CamScanner gaja membuka rahasia yang wajib disimpannya 1) Barangsiapa dengan jabatan atau pencariannya baik yang sekarang maupun yang dahulu, karer diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah.' 2) Jika kejahatan dilakukan terhadap seorang tertentu, maka perbuatan itu hanya dapat dituntut atas pengaduan orang itu. ' Pasal 48 KUHP Barang siapa melakukan perbuatan karena pengaruh daya paksa tidak dipidana.! MA I7/K/K 1/1968 2 Juli 1969 Dalam “noodtoestand” harus dilihat adanya :! 1. Pertentangan antara dua kepentingan hukum 2. Pertentangan antara kepentingan hukum dan kewajiban hukum 3. Pertentangan antara dua kewajiban hukum! Pasal 49 KUHP 1. Tidak dipidana, barang siapa melakukan perbuatan pembelaan terpaksa untuk diri sendiri maupun untuk orang lain, kehormatan kesusilaan atau harta benda sendiri maupun orang lain, karena ada serangan atau aneaman serangan yang sangat dekat pada saat itu yang melawan hukum.! 2. Pembelaan terpaksa yang melampaui batas, yang langsung disebabkan keguncangan jiwa yang hebat karena serangan atau ancaman serangan itu, tidak dipidana.' Pasal 50 KUHP Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan ketentuan undang-undang, tidak dipidana.! Pasal 51 KUHP 1. Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan perintah jabatan yang diberikan oleh penguasa yang berwenang, tidak dipidana.' 2. Perintah jabatan tanpa wewenang, tidak menyebabkan hapusnya pidana, kecuali jika yang diperintah, dengan itikad baik mengira bahwa perintah diberikan dengan wewewnang dan pelaksaannya termasuk dalam — lingkungan pekerjaannya.! 4, Bedah Mayat Klinis, Anatomis dan Transplantasi 21 © Dipindai dengan CamScanner Pasal 2 PP No 18/1981 Bedah mayat klinis hanya boleh dilakukan dalam keadaan sebagai berikut: ' fa. Dengan persetujuan tertulis penderita dan atau keluarganya yang terdekat setelah penderita meninggal dunia, apabila sebab kematiannya belum dapat ditentukan dengan pasti.! b. Tanpa persetujuan penderita atau keluarganya yang terdekat, apabila di duga penderita menderita penyakit yang dapat membahayakan orang atau masyarakat sekitarnya; ' c. Tanpa persetujuan penderita atau keluarganya yang terdekat, apabila dalam Jangka waktu 2 x 24 (dua kaii duapuluh empat) jam tidak ada keluarga terdekat dari yang meninggal dunia datang ke rumah sakit. ! Pasal 70 UU Kesehatan (2) Bedah mayat hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dengan memperhatikan norma yang berlaku dalam masyarakat.!” 2 © Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai