Anda di halaman 1dari 20

Jurnal Realita

Volume 4 Nomor 7 Edisi April 2019


Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

i
Jurnal Realita
Volume 4 Nomor 7 Edisi April 2019
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

REALITA
BIMBINGAN DAN KONSELING
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan

DEWAN REDAKASI
Pelindung dan Penasehat : Prof. Drs. Kusno, DEA., Ph.D
: Drs. Wayan Tamba, M.Pd
Penanggung Jawab : Farida Herna Astuti, M.Pd
Ketua Penyunting : Mustakim, M.Pd
Sekertaris Penyunting : Hariadi Ahmad, M.Pd
Keuangan : Asmini
Penyunting Ahli : 1. Prof. Dr. Gede Sedanayasa, M.Pd
: 2. Prof. Dr. Wayan Maba
: 3. Dr. A. Hari Witono, M.Pd
: 4. Dr. Gunawan, M.Pd
: 5. Dr. I Made Sonny Gunawan, S.Pd., M.Pd
Penyunting Pelaksana : 1. Dr. Abdurrahman, M.Pd
: 2. Mujiburrahman, M.Pd
: 3. Drs. I Made Gunawan, M.Pd
Pelaksana Ketatalaksanaan : 1. Ahmad Muzanni, M.Pd
: 2. Baiq Sarlita Kartiani, M.Pd
: 3. M. Chaerul Anam, M.Pd
Distributor : Nuraeni, S.Pd., M.Si
Desain Cover : Ihwan Mustakim, M.Pd

Alamat Redaksi:
Redaksi Jurnal Realita
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Gedung Dwitiya, Lt. 3 Jalan Pemuda No. 59 A Mataram
Telp. (0370) 638991
Email : bk_fip@ikipmataram.ac.id
Web : ojs.ikipmataram.ac.id; fip.ikipmataram.ac.id
Jurnal Realita Bimbingan dan Konseling menerima naskah tulisan penulis yang
original (belum pernah diterbitkan sebelumnya) dalam bentuk soft file, office word
document (CD/Flashdisk/Email) yang diterbitkan setiap bulan April dan Oktober
setiap tahun.
Diterbitkan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling, FIP IKIP Mataram.

ii
Jurnal Realita
Volume 4 Nomor 7 Edisi April 2019
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

DAFTAR ISI Halaman


Ni Made Sulastri
Penerapan Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan untuk
Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini .............................. 648 - 653
Aluh Hartati dan Haeratunnisa
Pengaruh Konseling Behavioristik Terhadap Perilaku Menolong pada
Siswa Kelas XI IPS SMAN 5 Mataram ........................................................ 654 – 666
Saharudin, dan Khairul Huda
Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Naratif dalam Bahasa Indonesia
melalui Teknik Mind Mapping Siswa Kelas IV SDN 2 Semoyang .............. 667 – 675
Willy Hermawan Aprian, Farida Herna Astuti, dan Eneng Garnik
Pengaruh Konseling Behavioristik terhadap Zoophobia pada Siswa SMPN
11 Mataram ................................................................................................... 676 – 684
Dewi Rayani, Dewi Nur Sukma Purqoti, dan Menik Aryani
Gambaran Kemampuan Adaptasi Psikologis Pasien Stroke Di RSUD
Provinsi NTB ................................................................................................ 685 – 690
Andita Arya Martina, Ni Ketut Alit Suarti, dan M. Chairul Anam
Pengaruh Teknik Behavioral terhadap Sikap Mencela pada Siswa Kelas XI
di Ma Assa’adah Labuapi Kabupaten Lombok Barat ................................... 691 – 699
Abdurrahman
Upaya Meningkatkan Perkembangan Nilai Agama dan Moral Melalui
Metode Keteladanan pada Anak Usia Dini ................................................... 700 – 705
Nita Sopiana, dan Ahmad Muzanni
Pengaruh Teknik Self Management terhadap Perilaku Menyontek pada
Siswa Kelas XI SMAN 1 Narmada Kabupaten Lombok .............................. 706 – 715
Anita Afrianingsih, Nurul Iman, dan Mufid
Kemandirian Anak melalui Integrasi Outdoor And Indoor Learning
terhadap Perkembangan Sosial Emosional ................................................... 716 – 726
Hariadi Ahmad, dan Lalu Andry Adifa Maulana
Pengaruh Teknik Video Edukasi terhadap Berpikir Positif Siswa SMPN 16
Mataram ........................................................................................................ 727 – 741
Lalu Muh Kaspari Tami Mahsyar, Mujiburrahman, M. Najamuddin
Pengaruh Teknik Biblioterapi Terhadap Sikap Kemandirian Belajar pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Lembar Kabupaten Lombok Barat ........... 742 – 749
Evan Septiadi, dan Lalu Jaswandi
Pengaruh Teknik Shaping Terhadap Perilaku Menyontek pada Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 2 Narmada Kabupaten Lombok Barat .............................. 750 – 760

iii
Jurnal Realita
Volume 4 Nomor 7 Edisi April 2019
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

PENGARUH TEKNIK VIDEO EDUKASI TERHADAP BERPIKIR


POSITIF SISWA SMPN 16 MATARAM

Oleh:
Hariadi Ahmad, dan Lalu Andry Adifa Maulana
Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan, Institut Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Mataram
e-mail: hariadiahmad78@ikipmataram.ac.id; dan andryadipam@gmail.com;

Abstrak: Individu sebagai mahluk sosial yang membutuhkan kehadiran orang lain,
dibutuhkan adanya keselarasan diantara manusia itu sendiri, dalam setiap aspek kehidupan
individu tidak lepas dari proses berpikir dan merasakan, berpikir positif merupakan
keterampilan yang dimiliki individu dalam menerima situasi dan kondisi yang tengah
dihadapi secara positif, sehingga individu tersebut memiliki kepuasan dalam hidupnya,
meyakini kemampuan yang dimilikinya sehingga harga diri menjadi meningkat, serta berpikir
secara optimis dalam meraih harapan kesuksesan akan masa depannya. Berpikir positif siswa
yang rendah dapat diatasi dengan layanan bimbingan dan koseling dengan menggunakan
teknik video edukasi, video edukasi merupakan media pembelajaran yang dibuat dalam
bentuk video yang berisi materi layanan yang dikemas secara menarik, interaktif dan bersifat
mendidik yang mengajarkan keterampilan dan dapat mempengaruhi sikap dengan tahapan
pelaksanaan pembentukan rappor, pemberian stimulan berbentuk film, refleksi dan diskusi,
pengembangan komitmen, uji coba komitmen dan melakukan perbaikan diri atau evaluasi.
Rumusan masalah dalam penelitian ini Apakah Ada Pengaruh Teknik Video Edukasi
Terhadap Berpikir Positif Siswa SMP Negeri 16 Mataram Tahun Pelajaran 2018/2019?
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Teknik Video Edukasi terhadap Berpikir
Positif Siswa SMP Negeri 16 Mataram Tahun Pelajaran 2018/2019. Jumlah sampel sebanyak
49 orang siswa. Metode dalam pengumpulan data menggunakan metode angket sebagai
metode pokok, observasi, dokumentasi, dan wawancara sebagai metode pelengkap. Analisis
data menggunakan analisis T-Test. Berdasarkan hasil perhitungan t-test dengan taraf
signifikansi 5% = 2,021. Sedangkan nilai t-hitung hasil penelitian sebesar 4,810. Dari hasil
analisis menunjukkan bahwa nilai r hitung hasil penelitian ini lebih besar dari nilai r tabel
yakni 4,810 > 2,021 dapat disimpulkan bahwa: Ada Pengaruh Teknik Video Edukasi terhadap
Berpikir Positif Siswa SMPN 18 Mataram Tahun Pelajaran 2018/2019. Maka penelitian ini
dinyatakan “Signifikan”.
Kata Kunci: Teknik Video Edukasi, Berpikir Positif

Abstract: Individuals as social beings who need the presence of others, requires harmony
between humans themselves, in every aspect of individual life can’t be separated from the
process of thinking and feeling, positive thinking is a skill that is owned by individuals in
accepting situations and conditions that are being faced positively, so the individual has
satisfaction in his life, believes in his abilities so that self-esteem becomes increased, and
thinks optimistically in gaining hope for his future success. Low student positive thinking can
be overcome by counseling and guidance services using educational video techniques,
educational videos are learning media that are made in the form of videos that contain
material services that are packaged in an interesting, interactive and educational manner that
teaches skills and can influence attitudes with stages implementing rapport formation, giving
stimulants in the form of films, reflection and discussion, developing commitment,
commitment testing and self-improvement or self-evaluation. The formulation of the problem
studied in this research is there any The Effect of Educational Video Techniques on Positive
Thinking of Students SMP Negeri 16 Mataram Academic Year 2018/2019 The purpose of
this study is to find out The Effect of Educational Video Techniques on Positive Thinking of
Students SMP Negeri 16 Mataram Academic Year 2018/2019. The of samples research is 49

727 Hariadi Ahmad, dan Lalu Andry


Adifa Maulana
Jurnal Realita
Volume 4 Nomor 7 Edisi April 2019
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

students. The method in collecting data uses the questionnaire method as the main method,
observation, documentation, and interviews as a complementary method. Data analysis using
T-Test analysis. Based on the results of the calculation of the t-test with a significance level of
5% = 2.021. While the value of the calculation results of the study is 4.810. The results of the
analysis show that calculated r value of the results of study is greater than the r table value of
4.810> 2.021 can be concluded that: There are Effects of Educational Video Techniques on
Student Positive Thinking SMP Negeri 16 Mataram Academic Year 2018/2019. This research
was declared "significant".
Keywords: Educational Video Techniques, Positive Thinking

PENDAHULUAN ketika individu mengalami kegagalan


Individu sebagai mahluk sosial yang sering membuat dirinya terperangkap
membutuhkan kehadiran orang lain, dalam pikiran-pikiran dan perasaan-
dibutuhkan adanya keselarasan diantara perasaan negatif. Pemikirian individu
manusia itu sendiri. Agar hubungan yang negatif terhadap suatu masalah
interaksi berjalan baik diharapkan membuat dirinya cenderung membentuk
manusia mampu untuk berpikir secara keyakinan bahwa dirinya tidak mampu
positif terhadap lingkungan fisik maupun dalam hal akademik, sosial, karir dan
lingkungan sosialnya. Dengan kata lain tujuan hidupnya, menyesuikan diri
berhasil atau tidaknya individu dengan dengan lingkungan sekitar. Pandangan
lingkunganya sangat tergantung dari cara negatif telah membentuk keyakinan atas
berpikirnya. Berpikir positif merupakan ketidakmampuan yang bisa
keterampilan yang dimiliki individu menumbuhkan rasa rendah diri. Berpikir
dalam menerima situasi dan kondisi yang positif membantu individu mampu untuk
tengah dihadapi secara positif, sehingga mengarahkan motivasi, kemampuan
individu tersebut memiliki kepuasan kognisi, dan mengambil tindakan yang
dalam hidupnya, meyakini kemampuan diperlukan untuk mengerjakan tugas,
yang dimilikinya sehingga harga diri mencapai tujuan, dan mengatasi
menjadi meningkat, serta berpikir secara tantangan akademik dengan optimal
optimis dalam meraih harapan (Stallard, 2005). Dengan mengubah cara
kesuksesan akan masa depannya berpikirnya menjadi positif, membuat
(Caprara & Steca, 2006). Berpikir positif individu cenderung berperasaan positif
adalah cara memandang segala persoalan serta memandang tujuan tertentu dapat
yang muncul dari sudut pandang yang diraihnya apabila mau mengarahkan dan
positif, karena dengan berpikir positif memotivasi dirinya sendiri untuk
individu mempunyai pandangan bahwa mencapai harapannya (Seligman, 1991).
setiap permasalahan pasti ada jalan Berpikir positif siswa yang
pemecahannya dan suatu pemecahan rendah dapat diatasi dengan layanan
yang tepat diperoleh melalui proses bimbingan dan koseling dengan
intelektual yang sehat (Limbert, 2004). menggunakan teknik video edukasi.
Dalam setiap aspek kehidupan Kegiatan belajar menggunakan video
individu tidak lepas dari proses berpikir edukasi (video yang bersifat mendidik)
dan merasakan. Setiap kali berpikir, merupakan salah satu penunjang di
individu membentuk keyakinan dan dalam usaha untuk memperbaiki berpikir
prinsip dalam dirinya. Kemudian positif siswa yang kurang, sehingga perlu
keyakinan membentuk perasaan terhadap dibina dan diarahkan dengan baik.
keyakinan itu. Dalam berpikir individu Dengan begitu diharapkan siswa dapat
mudah terperangkap dalam apa yang memecahkan masalah yang berkaitan
telah dilakukan sebelumnya, misalnya dengan rendahnya berpikir positif karena

728 Hariadi Ahmad, dan Lalu Andry


Adifa Maulana
Jurnal Realita
Volume 4 Nomor 7 Edisi April 2019
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

masalah tersebut harus secepatnya Berpikir positif adalah cara memandang


ditangani agar tidak menghambat siswa segala persoalan yang muncul dari sudut
dalam proses sosial. Berpikir positif pandang yang positif, karena dengan
adalah cara memandang segala persoalan berpikir positif individu mempunyai
yang muncul dari sudut pandang yang pandangan bahwa setiap permasalahan
positif, hal ini sejalan dengan aspek pasti ada jalan pemecahannya dan suatu
pengembangan kompetensi kemandirian pemecahan yang tepat diperoleh melalui
peserta didik dalam aspek perkembangan proses intelektual yang sehat (Caprara
kematangan intelektual diantaranya & Steca 2006). Berpikir positif
mengenal kemampuan dan keinginan cenderung menafsirkan permasalahan
diri, dan menerima keadaan diri secara mereka sebagai hal yang sementara,
positif. terkendali, dan hanya khusus untuk satu
Salah satu cara untuk situasi, orang yang berpikir negatif
memperbaiki berpikir positif diantaranya sebaliknya yakin bahwa permasalahan
adalah siswa diadakan suatu kegiatan mereka berlangsung selamanya,
belajar dengan menggunakan salah satu menghancurkan segala yang mereka
media yaitu video edukasi. Video edukasi lakukan dan tidak terkendali (Seligman
adalah media yang menggambarkan 1991).
suatu objek yang bergerak bersama-sama Cara merekontruksi pikiran agar
dengan suara alamiah atau suara yang lebih positif sehingga individu dapat
sesuai dengan proses pembelajaran yang lebih baik dalam menanggapi setiap
bertujuan untuk mengembangkan potensi permasalahan yang dihadapi. Caranya
diri dan berpikir positif pada peserta sebagai berikut: Adversity berupa
didik dengan cara memberikan video. peristiwa, yang bersifat negatif, seperti
Berdasarkan hasil observasai yang liburan gagal, permusuhan dengan teman,
dilakukan peneliti sejak tanggal 7 bulan kematian seseorang yang dicintai. Belief
Juli 2018 sampai dengan tanggal 28 yaitu kepercayaan dan interpretasi
bulan September di SMP Negeri 16 tentang suatu peristiwa yang
Mataram, bahwa masih banyak siswa menyebabkan akibat. Consequences yaitu
yang berpikir positifnya kurang, baik bagaimana perasaan dan perilaku yang
yang menyangkut lingkungan sekolah mengikuti peristiwa. Disputation yaitu
maupun lingkungan sosialnya. Oleh argumen yang dibuat untuk membantah
karena itu, guru BK mempunyai peran keyakinan yang telah dibuat sebelumnya.
besar dalam memberikan motivasi untuk Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara,
meningkatkan Berpikir Positif siswa yaitu distraksi dan disputasi itu sendiri.
yang baik. Diharapkan orang yang Distraksi adalah mengalihkan pikiran
memiliki berpikir positif yang tinggi dan tentang sesuatu hal pada hal lain,
baik dan dapat membantu siswa untuk sedangkan disputasi adalah
menjadi insan yang berguna dalam berargumentasi dengan diri sendiri.
hidupnya yang memiliki wawasan, Untuk melakukan dispustasi perlu
pandangan, dalam diri dan dipertimbangkan empat hal, yaitu: (1)
lingkungannya. Maka peneliti tertarik bukti, mencari bukti-bukti bahwa apa
mengadakan penelitian tentang Pengaruh yang diyakini adalah tidak tepat, (2)
Teknik Video Edukasi terhadap Berpikir Alternatif, semua peristiwa yang terjadi
Positif Siswa SMP Negeri 16 Mataram tidak hanya disebabkan oleh satu hal
Tahun Pelajaran 2018/2019. tetapi bisa hal-hal yang lain, (3)
implikasi, apapun yang terjadi pada suatu
KAJIAN PUSTAKA peristiwa tidak selalu mempunyai
Berpikir Positif implikasi negatif, (4) Kegunaan apakah
729 Hariadi Ahmad, dan Lalu Andry
Adifa Maulana
Jurnal Realita
Volume 4 Nomor 7 Edisi April 2019
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

ada manfaatnya untuk memikirkan apa meraih harapan kesuksesan akan masa
yang diyakininya selama ini. depannya.
Energization, akibat emosi dan perilaku Berdasarkan pengertian dan
dari argumen yang dibuat (Seligman, simpulan tentang berpikir positif diatas,
1991). maka dapat diambil aspek-aspek berpikir
Berpikir positif dapat positif sebagai pembatasan dalam
dideskripsikan sebagai suatu cara penelitian ini adalah: Menerima situasi
berpikir yang lebih menekankan pada dan kondisi yang dihadapi, Kepuasan
sudut pandang dan emosi yang positif, dalam hidupnya, Meyakini kemampuan,
baik terhadap diri sendiri, orang lain Harga diri, dan Optimis akan masa depan
maupun situasi yang dihadapi (Elfiky, Aspek-aspek Berpikir Positif
2008). Berpikir positif juga membuktikan a) Menerima situasi dan kondisi yang
adanya hubungan kebiasaan berpikir dihadapi
secara negative dengan rendahnya harga Menurut Limbert (2004)
diri. Berpikir positif juga membuat mengungkapkan bahwa berpikir
individu mampu bertahan dalam situasi positif mempunyai peran membuat
yang rawan distres (Kivimaki dkk, 2005). individu dapat menerima situasi
Selain itu, Fordyce (dalam Seligman, yang tengah dihadapi secara lebih
2005) juga menemukan bahwa kondisi positif. Berpikir positif merupakan
psikologis yang positif pada diri individu suatu keterampilan kognitif yang
dapat meningkatkan kemampuan untuk dapat dipelajari melalui pelatihan.
menyelesaikan beragam masalah dan Pada prinsipnya melalui berpikir
tugas. positif ini diharapkan subjek
Berpikir positif juga membantu mengalami proses pembelajaran
seseorang dalam memberikan sugesti keterampilan kognitif dalam
positif pada diri saat menghadapi memandang peristiwa yang dialami
kegagalan, saat berperilaku tertentu, dan b) Kepuasan dalam hidupnya
membangkitkan motivasi (Hill & Ritt, Setiap individu mempunyai
2004). Berpikir positif adalah cara keinginan untuk memperoleh
memandang segala persoalan yang kepuasan dengan dirinya sendiri,
muncul dari sudut pandang yang positif, kepuasan dengan teman sebanya,
hal ini sejalan dengan aspek kepuasan bersama keluarga,
pengembangan kompetensi kemandirian kepuasan dengan lingkungan sekitar,
peserta didik dalam aspek perkembangan untuk menyadari semua potensi
kematangan intelektual diantaranya dirinya, untuk menjadi apa saja yang
mengenal kemampuan dan keinginan dapat dilakukan, dan untuk menjadi
diri, dan menerima keadaan diri secara kreatif dan bebas dalam mencapai
positif. puncak prestasi potensinya. Individu
Dari pendapat para ahli tersebut yang dapat mencapai tingkat
diatas penulis dapat simpulkan bahwa, kepuasan diri yang tinggi, maka
Berpikir Positif merupakan keterampilan individu tersebut menjadi individu
yang dimiliki individu dalam menerima yang utuh, individu yang selalu
situasi dan kondisi yang tengah dihadapi berpikir postif dalam memenuhi
secara positif, sehingga individu tersebut kepuasan dalam hidupnya.
memiliki kepuasan dalam hidupnya, Kepuasan individu dalam
meyakini kemampuan yang dimilikinya hidupnya dapat dipandang sebagai
sehingga harga diri menjadi meningkat, kebutuhan yang tertinggi dari suatu
serta berpikir secara optimis dalam kebutuhan, namun juga dapat
dipandang sebagai tujuan akhir.
730 Hariadi Ahmad, dan Lalu Andry
Adifa Maulana
Jurnal Realita
Volume 4 Nomor 7 Edisi April 2019
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

Kepuasan diri merupakan bersipat dalam setiap situasi dan tindakan.


alami yang dibawa sejak lahir, Berpikir positif dilakukan dengan
karena individu mempunyai potensi cara memusatkan perhatian pada
dasar yang positif. Individu kekuatan diri, melihat diri secara
mempunyai potensi dasar jalur positif. Dalam hal ini seseorang
perkembangan yang sehat untuk individu menggantikan kritik pada
mencapai kepusan dalam dirinya. diri sendiri dengan memfokuskan
Jadi individu yang sehat adalah pada kemampuan yang dimilikinya.
individu yang mengembangkan d) Harga diri
potensi positifnya yang mengikuti Harga diri adalah sebagai
jalur perkembangan yang sehat penilaian yang menyeluruh dari diri.
begitu juga dengan cara berpikir Harga diri disebut sebagai gambaran
terhadap diri, orang lain dan diri (Santrock, 2003). Harga diri
lingkungan sekitar. sebagai evaluasi diri yang dibuat
Berpikir positif seorang oleh setiap individu atau sikap
individu tidak terlepas dari seseorang terhadap dirinya sendiri
bagaimana cara merasakan kepuasan dalam rentang dimensi positif-
dalam dirinya, bila kepuasan ini negatif (Baron & Byrne, 2003).
tidak terpenuhi dengan dengan baik Menurut Worchel, dkk harga diri
maka akan menimbulkan individu merupakan komponen evaluatif dari
akan menarik diri dari lingkungan konsep diri, yang terdiri dari evaluasi
dan teman sekitar, persaan takut, positif dan negatif mengenai diri
persaan kurang berharga, lemah, sendiri yang dimiliki seseorang
tidak mampu dan berpikir negative (Dayakisni & Hudaniah, 2003).
terhadap peristiwa dan pengalaman Menurut Brem & Kassin
yang mereka alami. individu yang mempunyai harga diri
c) Meyakini kemampuan rendah memilki suatu sikap
Berpikir positif adalah sumber mengalah diri yang dapat
kekuatan dan sumber kebebasan. memperangkap individu kedalam
Disebut sumber kekuatan karena ia suatu lingkaran yang menyesatkan.
membantu individu dalam Biasanya karena individu
memikirkan solusi pepecahan mengharapkan kegagalan, individu
masalah yang dihadapi sampai menjadi cemas, menunjukkan usaha
mendapatkannya dengan begitu anda yang sedikit atau kecil dan
bertambah mahir, percaya, dan kuat. menghilangkan tantangan-tantangan
Disebut sumber kebebasan karena penting dalam kehidupan individu.
dengannya anda akan terbebas dari Kemudian ketika individu gagal
penderitaan dan kungkungan pikiran melakukannya, individu yang harga
negatif serta pengaruh pada fisik dirinya rendah cenderung
(Elfiky, 2008). menyalahkan diri sendiri dan pada
Dalam berpikir positif adalah gilirannya hal tersebut mengarahkan
sikap mental yang melibatkan proses individu untuk merasa lebih tidak
masuknya pikiran, dan gambaran kompten (Dayakisni & Hudaniah,
yang membangun bagi 2003). Menurut Adler seseorang
perkembangan individu dalam yang cukup memiliki harga diri
menyakini atas kemampuan yang mempunyai ciri lebih percaya diri,
dimilikinya. Pikiran positif lebih mampu, lebih produktif
menghadirkan kebahagiaan, (Goble, 2004).
sukacita, kesehatan, serta kesuksesan
731 Hariadi Ahmad, dan Lalu Andry
Adifa Maulana
Jurnal Realita
Volume 4 Nomor 7 Edisi April 2019
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

Ada beberapa ciri individu Menurut Adler individu yang


yang mempunyai harga diri yang harga dirinya kurang akan diliputi
rendah, yaitu: Merendahkan orang rasa rendah diri, rasa tidak berdaya,
lain dengan hal-hal negatif sehingga putus asa, tingkah laku neurotic
melihat lingkungan sekitar terlebih (Goble, 2004). Menurut Santrock
dahulu untuk bisa menerima orang (1998) ada beberapa ciri individu
lain, Gerakan tubuh tidak sesuai yang mempunyai harga diri yang
konteks dan menghindari kontak tinggi, yaitu: Mempunyai
fisik, Terlalu membesar-besarkan kemampuan untuk memberi perintah
prestasi, keterampilan dan atau petunjuk pada orang lain,
penampilan fisik serta berbicara Mampu berkomunikasi dengan baik
terlalu keras, tiba-tiba atau dengan meliputi memandang lawan bicara
nada suara yang dogmatis, ketika mengajak atau diajak
Merendahkan diri sendiri secara berbicara, menjaga kontak mata
verbal, mencela diri dan selama pembicaraan berlangsung
memposisikan diri secara submisif, dan memulai kontak yang ramah
dan Tidak mengemukakan dengan orang lain, Menyukai
pandangan atau pendapat terutama aktivitas sosial meliputi dapat
ketika ditanya dan melakukan bekerja secara kooperatif dalam
rasionalisasi ketika gagal melakukan kelompok dan mampu menjaga jarak
sesuatu (Santrock, 1998). antara dirinya dengan orang lain,
Ada beberapa ciri dari individu Berbicara dengan lancar ketika
yang mempunyai harga diri rendah, mengemukakan pendapat.
yaitu: Cenderung menarik diri dari Ada beberapa ciri individu
lingkungan dan mempunyai yang mempunyai harga diri tinggi,
kesulitan dalam menjalin yaitu: Cenderung lebih efektif, aktif
persahabatan, Cenderung dan asertif dalam menyesuaikan diri
menghukum diri dan pasif dalam dengan tuntutan lingkungan,
menyesuaikan diri dengan tuntutan Menghormati diri sendiri, superior,
dan tekanan lingkungan, Inferior, rasa kebanggaan, penyesuaian diri
malu-malu, benci pada diri sendiri, dan menyukai diri sendiri,
kurang bisa menerima diri dan Cenderung mandiri dalam situasi
bersikap patuh sehingga kurang yang menimbulkan konformitas dan
percaya diri untuk menghargai suatu percaya diri bahwa dirinya akan
penilaian atau kritik dari orang lain sukses sehingga cenderung untuk
serta cenderung mengalah, berpartisipasi dalam aktivitas yang
Menunjukkan tingkat kecemasan mandiri, Cenderung dikenal oleh
yang tinggi, depresi dan keluhan teman sebayanya dan mampu
psikosomatis serta tidak tahan menghargai dirinya dengan tepat,
terhadap tekanan sosial, Cenderung Individu mempunyai keyakinan dan
lebih tenang jika terjadi perbedaan rasa percaya diri bahwa dirinya
pendapat yang menimbulkan mempunyai kemampuan untuk
personal attack dan bereaksi keras menghadapi suatu kejadian sehingga
terhadap kritikan serta mempunyai kecemasannya hilang dan dapat
kesadaran diri etika berbicara dengan menahan impilikasi negatif dari
orang lain, Cenderung tidak terlihat hukuman sosial, Mampu bertahan
sebagai anggota dari suatu melawan ancaman berdasarkan
kelompok, contohnya jarang tampil adekuasi dirinya (Bernard, 1991).
sebagai pemimpin (Bernard, 1991). e) Optimis akan masa depan
732 Hariadi Ahmad, dan Lalu Andry
Adifa Maulana
Jurnal Realita
Volume 4 Nomor 7 Edisi April 2019
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

Individu yang berada dalam dikemas secara menarik, interaktif dan


masa-masa penuh kesulitan, bersifat mendidik. Video edukasi
sehingga individu akan mempunyai menyajikan informasi, memaparkan
sikap untuk selalu menanggapi dan proses, menjelaskan konsep yang rumit,
mengatasi persoalannya secara mengajarkan keterampilan, menyingkat
optimis maka sikap yang demikian waktu dan mempengaruhi sikap.
itu telah membantu mengubah saat- Langkah-langkah Pelaksanaan Teknik
saat gelap menjadi lebih cerah, Video Edukasi
produktif dan kreatif. Oleh karena itu Media pembelajaran yang telah dipilih
berpikir negatif pada siswa agar dapat digunakan secara efektif dan
diharapkan dapat diminimalisir jika efisien perlu menempuh langkah-langkah
setiap siswa mampu berpikir positif, secara sistematis. Ada langkah-langkah
karena dengan berpikir positif siswa pelaksanaan video edukasi menurut
tidak hanya dapat membebaskan diri Handriani, dkk (2015), yaitu:
dari rasa cemas yang 1) Pembentukan rappor. Tujuan dari
berkepanjangan, tetapi juga akan pembentukan rappor ini agar
mampu menghilangkan berbagai membuat siswa atau konseli merasa
perasaan negatif seperti takut salah nyaman mengikuti kegiatan
atau ditertawakan, malu, merasa bimbingan dan konseling yang
tidak bisa dan rendah diri dan lain menyertakan video edukasi.
sebagainya. 2) Pemberian stimulan berbentuk
Teknik Video Edukasi film. Stimulan untuk video edukasi
Menurut Handarini dkk (2015) video berbentuk film yang sesuai dengan
merupakan kombinasi antara audio dan permasalahan siswa atau aspek
visual atau bisa disebut media pandang psikologis yang dikembangkan,
dengar. Selain itu, Daryanto (2011) dan usia siswa.
menjelaskan bahwa media video 3) Refleksi dan diskusi. Refleksi
merupakan segala sesuatu yang merupakan proses menelaah secara
memungkinkan sinyal audio dapat kritis tokoh-tokoh dan peristiwa
dikombinasikan dengan gambar bergerak yang terjadi di dalam video
secara sekuensial. Achmad Munib tersebut. Refleksi dan diskusi
(dalam Daryanto, 2011: 1) berpendapat sangat penting karena merupakan
bahwa pendidikan atau edukasi adalah proses penumbuhan kesadaran akan
usaha sadar sistematis yang dilakukan aspek psikologis yang
oleh orang-orang yang diserahi tanggung dikembangkan.
jawab untuk mempengaruhi peserta didik 4) Pengembangan komitmen.
sehingga mempunyai sifat dan sifat Langkah pengembangan komitmen
sesuai dengan cita-cita pendidikan. dipandu dengan pertanyaan yang
Sedangkan menurut W.J.S terkait dengan pemahaman isi
Poerwadarminta (dalam Mahmud, 2011) video, pertanyaan kritis atau
menjelaskan bahwa pendidikan atau refleksi yang berkaitan dengan
edukasi berarti proses perubahan sikap penempatan diri pada posisi tokoh,
dan tingkah laku seseorang atau dan bukan pertanyaan dengan
sekelompok orang dalam usaha jawaban salah dan benar tetapi
mendewasakan manusia melalui upaya jawaban yang dapat membuat
pengajaran dan latihan. siswa mengungkapkan jati diri.
Video edukasi merupakan media 5) Uji coba komitmen. Bila kegiatan
pembelajaran yang dibuat dalam bentuk dilakukan dalam kelompok, setiap
video yang berisi materi pelajaran yang siswa perlu diberikan kesempatan
733 Hariadi Ahmad, dan Lalu Andry
Adifa Maulana
Jurnal Realita
Volume 4 Nomor 7 Edisi April 2019
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

untuk mengemukakan jawaban atau pemikiran dan penentuan tentang hal-hal


pendapat. yang dilakukan peneliti yang dimulai dari
6) Melakukan perbaikan diri. persiapan hingga sampai dengan
Perbaikan diri dilakukan pelaksanaan penelitian. Sehubungan
berdasarkan hasil refleksi. dengan hal tersebut penelitian ini akan
sangat ditentukan oleh jenis kegiatan
METODE PENELITIAN yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian
Rancangan pada dasarnya merupakan ini menggunakan metode kuantitatif
keseluruhan proses pemikiran dan (penelitian statistik). Metode kuantitatif
penentuan matang tentang hal-hal yang menggunakan data berupa angka dengan
dilakukan serta dapat pula dasar berbagai klasifikasi yakni berbentuk nilai
penilaian oleh peneliti itu sendiri maupun rata-rata dan nilai maksimum. Data
orang lain terhadap penelitian dan tersebut merupakan bukti yang
bertujuan memberikan pertanggung dipergunakan untuk menguji hipotesis
jawaban terhadap semua langkah- dengan menunjukan perbedaan,
langkah yang diambil (Margono, 2010). perbandingan dan hubungan antara data
Sedangkan menurut Suharsimi yang satu dengan yang lainnya.
menjelaskan rancangan pada dasarnya Penelitian ini menggunakan
merupakan gambaran mengenai desain penelitian One Group Pre-test and
keseluruhan aktivitas peneliti selama kerja Post-test Design. Di dalam desain ini
penelitian mulai dan persiapan sampai observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu
dengan pelaksanaan penelitian” sebelum perlakuan dan sesudah
(Suharsimi, 2006). perlakuan. Observasi yang dilakukan
Dari uraian tersebut, maka yang sebelum eksperimen (O1) disebut pre-
dimaksud dengan rancangan penelitian test, dan observasi sesudah eksperimen
adalah rencana secara keseluruhan proses (O2) disebut post-test. Sehubungan
pemikiran dan penentuan tentang hal-hal dengan penelitian ini, maka secara
yang akan dikumpulkan dan dianalisis konseptual rancangan penelitian ini
agar dapat dilaksanakan secara digambarkan sebagai berikut:
ekonomis. Pada penelitian ini terdapat Gambar 3.2: One Group Pre-test and
dua variabel yakni variabel X disebut post-test Design (Sugiyono, 2014)
variabel bebas (independen) adalah
Teknik Video Edukasi dengan tahapan-
tahapan sebagai berikut: Tahapan-tapan O1 X O2
pelaksanaan video edukasi adalah
Pembentukan rappor, Pemberian Keterangan:
stimulan berbentuk film, Refleksi dan O1= Perilaku marah siswa sebelum
diskusi, Pengembangan komitmen, Uji pemberian media video edukasi
coba komitmen dan Melakukan O2= Perilaku marah siswa sesudah
perbaikan diri atau evaluasi. Dan variabel pemberian media video edukasi
Y disebut variabel terikat (dependen) X= Perlakuan.
adalah Berpikir Positif dengan komponen Populasi diartikan sebagai
sebagai berikut: (1) Menerima situasi dan wilayah generalisasi yang terdiri atas,
kondisi yang dihadapi, (1) Kepuasan obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dalam hidupnya, (3) Meyakini dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
kemampuan, (4) Harga diri, (5) Optimis oleh peneliti untuk dipelajari dan
akan masa depan. kemudian ditarik kesimpulannya
Rancangan dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2014). Hadari Nawari (dalam
merupakan keseluruhan dari proses Suryabrata, 2010) populasi adalah
734 Hariadi Ahmad, dan Lalu Andry
Adifa Maulana
Jurnal Realita
Volume 4 Nomor 7 Edisi April 2019
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

keseluruhan objek penelitian yang terdiri sebagai berikut: untuk pilihan (a) Selalu,
dari manusia, benda-benda, hewan, yaitu akan diberi skor 4 (empat), (b)
tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes Sering diberi skor 3 (tiga) (c) Kadang-
atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber kadang, yaitu diberi skor 2 (dua), dan (d)
data yang memiliki karakteristik tertentu Tidak pernah, yaitu akan diberi skor 1
di dalam suatu penelitian. Berdasarkan (satu) (Sugiyono, 2014).
hasil observasi peneliti di sekolah, maka Pengumpulan data merupakan
populasi penelitian ini adalah seluruh suatu proses yang panjang dan bagian
siswa SMP Negeri 16 Mataram Tahun paling penting dalam suatu penelitian
Pelajaran 2018/2019 sebanyak 407 siswa. untuk memperoleh data yang diperlukan
Sampel adalah bagian dan jumlah dalam penelitian ini, maka penulis
dari karekteristik yang dimiliki oleh menggunakan beberapa metode, adapun
populasi tersebut (Sugiyono, 2010). metode yang digunakan dalam penelitian
Sedangkan menurut Margono (2010) ini adalah angket sebagai metode pokok,
sampel adalah sebagian dari populasi. wawancara, dokumentasi dan metode
Maka yang dimaksud dengan sampel observasi sebagai metode pelengkap.
adalah sebagian dari populasi atau Analisis data adalah proses
sebagian subyek yang dapat mewakili mencari dan menyusun secara sistematis
populasi itu sendiri. Terkait dengan judul data yang diperoleh dari hasil
penelitian ini, maka teknik pengambilan wawancara, catatan lapangan, dan
sampel yang berdasarkan pada dokumentasi, dalam unit-unit, melakukan
pertimbngan dan tujuan tertentu sintesa, menyusun kedalam pola,
(proposive sampling) secara bahasa memilih mana yang penting dan yang
proposive berarti sengaja dengan sampel akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
yang akan digunakan oleh peneliti ialah sehingga mudah dipahami oleh diri
berdasarkan adanya pertimbngan- sendiri maupun orang lain (Sugiyono,
pertimbangan tertentu. Proposive 2014). Berdasarkan rancangan penelitian
sampling adalah teknik penentuan sampel One Group Pre-test and post-test Design,
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, adapun analisis statistik yang digunakan
2014). Kaitannya dengan penelitian ini dalam penelitian ini yaitu menggunakan
yang menjadi sampel adalah siswa SMP teknik analisis T-Test.
Negeri 16 Mataram tahun pelajaran
2018/2019 yang berjumlah 49 orang HASIL PENELITIAN DAN
siswa, PEMBAHASAN
Instrumen penelitian suatu alat Dalam penelitian ini, data yang diperoleh
yang digunakan mengukur fenomena berupa angket dan dianalisis dengan
alam maupun sosial yang diamati, dalam menggunakan rumus t-test, sebelum data-
upaya memperoleh data yang dibutuhkan data tersebut dianalisis peneliti terlebih
dalam kegiatan penelitian, maka dahulu melakukan tabulasi jawaban
diperlukan alat untuk mengumpulkan angket yang sudah terkumpul. Analisis t-
data (Sugiyono, 2010). Alat untuk test dilakukan untuk mengetahui
mengumpulkan data dalam penelitian ini pengaruh teknik video edukasi terhadap
disebut instrumen penelitian. Untuk berpikir positif siswa SMPN 16
keperluan analisis kuantitatif, setiap item Mataram. Untuk keperluan perhitungan
angket disediakan empat alternatif analisis statistik, maka hipotesis alternatif
jawaban yang sesuai dengan keadaan (Ha) yang diajukan pada bab II: Ada
responden atau subyek. Angket ini tediri Pengaruh Teknik Video Edukasi terhadap
atas empat alternatif jawaban yaitu: a, b, Berpikir Positif Siswa SMPN 16
c dan d dengan pemberian skor adalah Mataram Tahun Pelajaran 2018/2019,
735 Hariadi Ahmad, dan Lalu Andry
Adifa Maulana
Jurnal Realita
Volume 4 Nomor 7 Edisi April 2019
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

maka perlu diubah terlebih dahulu ke mengetahui deviasi yang diperoleh


dalam hipotesis nol (Ho): Tidak Ada sebelum dan sesudah pemberian
Pengaruh Teknik Video Edukasi terhadap bimbingan kelompok dengan teknik
Berpikir Positif Siswa SMPN 16 Video Edukasi. Cara menyusun tabel
Mataram Tahun Pelajaran 2018/2019. deviasi pre-test dan post-test lebih
Menyusun tabel deviasi pre-test jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4 di
dan post-test dimaksudkan untuk bawah ini.

Tabel: Tabel pre-test dan post-test Tentang Pengaruh Teknik Video Edukasi terhadap
Berpikir Positif Siswa SMPN 16 Mataram Tahun Pelajaran 2018/2019
Pree-Test Post-Test Gaind (d)
Xd
No Subyek Berpikir Berpikir Post Test- X2d
(d-Md)
Positif Positif Pree Test
1 2 3 4 5 6 7
1 AAUD 102 105 3 -5.22 81.89
2 ADSP 97 107 10 1.78 31.52
3 ANSR 95 107 12 3.78 171.05
4 AHDY 95 105 10 1.78 31.52
5 AJNA 101 104 3 -5.22 81.89
6 DPRN 97 107 10 1.78 31.52
7 DSPL 95 101 6 -2.22 29.69
8 DSTR 100 103 3 -5.22 81.89
9 FDLI 93 103 10 1.78 31.52
10 FZBG 102 106 4 -4.22 71.39
11 FSTW 98 99 1 -7.22 52.19
12 HSDH 97 110 13 4.78 296.47
13 LDRS 96 107 11 2.78 84.74
14 MHSM 95 106 11 2.78 84.74
15 MHFB 99 104 5 -3.22 51.99
16 MAPD 100 105 5 -3.22 51.99
17 NRTA 94 107 13 4.78 296.47
18 NLAM 101 105 4 -4.22 71.39
19 NAVN 94 106 12 3.78 171.05
20 NAPT 93 106 13 4.78 296.47
21 OASH 97 102 5 -3.22 51.99
22 AKQB 94 108 14 5.78 466.99
23 ALNY 94 112 18 9.78 1720.09

736 Hariadi Ahmad, dan Lalu Andry


Adifa Maulana
Jurnal Realita
Volume 4 Nomor 7 Edisi April 2019
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

Pree-Test Post-Test Gaind (d)


Xd
No Subyek Berpikir Berpikir Post Test- X2d
(d-Md)
Positif Positif Pree Test
1 2 3 4 5 6 7
24 HKAI 100 106 6 -2.22 29.69
25 IADS 96 108 12 3.78 171.05
26 IMLN 97 106 9 0.78 5.41
27 JMAS 92 106 14 5.78 466.99
28 JKDW 97 103 6 -2.22 29.69
29 MHKY 100 105 5 -3.22 51.99
30 MIZN 101 104 3 -5.22 81.89
31 MZPK 101 111 10 1.78 31.52
32 MMZL 103 109 6 -2.22 29.69
33 MSPR 100 110 10 1.78 31.52
34 MSYK 99 109 10 1.78 31.52
35 OVAT 102 108 6 -2.22 29.69
36 PPNG 97 109 12 3.78 171.05
37 RVDI 99 109 10 1.78 31.52
38 SDPT 100 106 6 -2.22 29.69
39 SMJN 98 103 5 -3.22 51.99
40 SAAD 97 110 13 4.78 296.47
41 SPAT 96 106 10 1.78 31.52
42 SNDA 100 103 3 -5.22 81.89
43 TZTN 101 105 4 -4.22 71.39
44 YDRN 91 104 13 4.78 296.47
45 OMAS 94 107 13 4.78 296.47
46 RBSF 101 106 5 -3.22 51.99
47 STAW 97 103 6 -2.22 29.69
48 SMNI 98 102 4 -4.22 71.39
49 WSPT 95 101 6 -2.22 29.69
403
JUMLAH 4781 5184 6872.33
Md = 8.22

737 Hariadi Ahmad, dan Lalu Andry


Adifa Maulana
Jurnal Realita
Volume 4 Nomor 7 Edisi April 2019
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

Berdasarkan hasil perhitungan t-test yang penyesuaian diri menjadi tinggi


diperoleh melalui analisis, ternyata nilai (Seligman, 1991).
thitung diperoleh = 4,810 kemudian Berpikir positif merupakan
dikonsulkan dengan nilai ttabel adalah db keterampilan yang dimiliki individu
(N – 1) = 49 – 1 = 48 dengan taraf dalam menerima situasi dan kondisi yang
signifikansi 5% = 2,021. Sedangkan nilai tengah dihadapi secara positif, sehingga
thitung hasil penelitian sebesar 4,810. individu tersebut memiliki kepuasan
Dengan demikian nilai thitung hasil dalam hidupnya, meyakini kemampuan
penelitian ini lebih besar dari nilai ttabel yang dimilikinya sehingga harga diri
yakni 4,810 > 2,021, maka hipotesis nihil menjadi meningkat, serta berpikir secara
(Ho) ditolak sedangkan hipotesis optimis dalam meraih harapan
alternatif (Ha) diterima pada taraf kesuksesan akan masa depannya.
signifikansi 5% yang berarti Ada Berdasarkan pengertian diatas, maka
Pengaruh Teknik Video Edukasi terhadap aspek-aspek berpikir positif sebagai
Berpikir Positif Siswa SMPN 18 pembatasan dalam penelitian ini adalah:
Mataram Tahun Pelajaran 2018/2019. 1) Menerima situasi dan kondisi yang
Maka penelitian ini dinyatakan dihadapi, 2) Kepuasan dalam hidupnya,
“Signifikan”. 3) Meyakini kemampuan, 4) Harga diri,
dan 5) Optimis akan masa depan.
Pembahasan Aspek menerima situasi dan
Dari hasil analisis di atas yang digunakan kondisi yang dihadapi, dalam indikator
yaitu metode statistik dengan ini diperluas kedalam 3 subindikator
menggunakan rumus t-test menunjukkan yang dijabarkan dalam 3 item pertanyaan
bahwa nilai r hitung hasil penelitian ini antara lain; Menerima situasi yang
lebih besar dari nilai r tabel yakni 4,810 tengah dihadapi, keterampilan kognitif
> 2,021, maka hipotesis nihil (Ho) yang dapat dipelajari melalui pelatihan,
ditolak sedangkan alternatif (Ha) dan memendang peristiwa yang dialami.
diterima pada taraf signifikansi 5%. Dalam subindikator pada aspek
Artinya bahwa Ada Pengaruh Teknik menerima situasi dan kondisi
Video Edukasi terhadap Berpikir Positif mendapatkan nilai jumlah rata-rata
Siswa SMPN 18 Mataram Tahun angket pree-test berjumlah 9,92. Setelah
Pelajaran 2018/2019. Maka penelitian ini diberikan perlakuan dengan teknik video
dinyatakan “Signifikan”. edukasi maka terdapat peningkatan
Berpikir positif membantu sebesar 10,67 dengan selisih posttest-
individu mampu untuk mengarahkan preetest sebesar 0,76.
motivasi, kemampuan kognisi, dan Aspek yang kedua kepuasan
mengambil tindakan yang diperlukan dalam hidup, dalam indikator kepuasan
untuk mengerjakan tugas, mencapai dalam hidup ini diperluas kedalam 4
tujuan, dan mengatasi tantangan subindikator, selanjutnya dijabarkan
akademik dengan optimal (Stallard, kedalam 4 item pertanyaan angket
2005). Dengan mengubah cara berpikir positif siswa atara lain;
berpikirnya menjadi positif, penyesuaian Kepuasan dengan dirinya sendiri,
individu akan semakin meningkat, karena kepuasan dengan teman sebanya,
berpikir positif membuat individu kepuasan bersama keluarga, dan
cenderung berperasaan positif serta kepuasan dengan lingkungan sekitar.
memandang tujuan tertentu dapat Dalam subindikator pada aspek kepuasan
diraihnya apabila mau mengarahkan dan dalam hidup mendapatkan nilai jumlah
memotivasi dirinya sendiri untuk rata-rata angket pree-test berjumlah
mencapai harapannya, sehingga 12,86. Setelah diberikan perlakuan
738 Hariadi Ahmad, dan Lalu Andry
Adifa Maulana
Jurnal Realita
Volume 4 Nomor 7 Edisi April 2019
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

dengan teknik video edukasi maka subindikator pada aspek optimis akan
terdapat peningkatan sebesar 14,08 masa depan mendapatkan nilai jumlah
dengan selisih posttest-preetest sebesar rata-rata angket pree-test berjumlah
1,22. 16,51 setelah diberikan perlakuan dengan
Aspek ketiga menyakini teknik video edukasi maka terdapat
kemampuan, dalam indikator ini peningkatan sebesar 17,53 dengan selisih
diperluas kedalam 7 subindikator yaitu; posttest-preetest sebesar 1,02.
Sumber kekuatan, sumber kebebasan, Dalam setiap aspek kehidupan
bertambah mahir, menghadirkan individu tidak lepas dari proses berpikir
kebahagiaan, sukacita, kesehatan, dan dan merasakan, berpikir secara lebih
kesuksesan. Selanjutnya diperluas positif sehingga dapat membantu siswa
kedalam tujuh item pertanyaan angket. untuk menjadi insan yang berguna dalam
Dalam subindikator pada aspek hidupnya, memiliki wawasan,
menyakini kemampuan mendapatkan pandangan, dalam diri dan
nilai jumlah rata-rata angket pree-test lingkungannya. Berpikir positif
berjumlah 23.03. Setelah diberikan membantu individu mampu untuk
perlakuan dengan teknik video edukasi mengarahkan motivasi, kemampuan
maka terdapat peningkatan sebesar 24,88 kognisi, dan mengambil tindakan yang
dengan selisih posttest-preetest sebesar diperlukan untuk mengerjakan tugas,
1,86. mencapai tujuan, dan mengatasi
Aspek keempat yaitu harga diri, tantangan akademik dengan optimal.
dalam indikator harga diri ini diperluas Dengan mengubah cara berpikirnya
kedalam 7 subindikator yaitu; Harga diri menjadi positif, karena berpikir positif
sebagai gambaran diri, mampu membuat individu cenderung
berkomunikasi dengan baik, lancar ketika berperasaan positif serta memandang
mengemukakan pendapat, lebih efektif, tujuan tertentu dapat diraihnya apabila
aktif, asertif, dan mandiri. Yang mau mengarahkan dan memotivasi
selanjutnya dikembangkan kedalam 11 dirinya sendiri untuk mencapai
item pertayaan angket berpikir positif harapannya.
siswa. Dalam subindikator pada aspek
harga diri mendapatkan nilai jumlah rata- KESIMPULAN DAN SARAN
rata angket pree-test berjumlah 35,27 Dari hasil uji t-test menunjukkan nilai
setelah diberikan perlakuan dengan thitung = 4,810 maka berdasarkan taraf
teknik video edukasi maka terdapat signifikansi 5 % dengan db = 49.
peningkatan sebesar 38,63 dengan selisih Ternyata besarnya angka batas penolakan
posttest-preetest sebesar 3,37. hipotesis nol yang dinyatakan dalam
Aspek yang terakhir yaitu optimis tabel distribusi ttabel = 2,021. Hal ini
akan masa depan, dalam indikator menunjukkan bahwa nilai thitung lebih
selanjutnya dijabarkan kedalam lima besar dari pada nilai ttabel (4,810 > 2,021).
subindikator yaitu; Menghadapi dan Hal ini berarti bahwa hipotesis nol
mengatasi persoalan secara optimis, ditolak dan hipotesis alternatif diterima,
mengubah saat-saat gelap menjadi lebih maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
cerah, produktif dan kreatif, Ada Pengaruh Teknik Video Edukasi
membebaskan diri dari rasa cemas yang terhadap Berpikir Positif Siswa SMPN
berkepanjangan, dan Menghilangkan 18 Mataram Tahun Pelajaran 2018/2019.
berbagai perasaan negatif. Kelima Maka penelitian ini dinyatakan
subindikator tersebut selanjutnya “Signifikan”.
dijabarkan kedalam lima item pertanyaan Saran
angket berpikir positif siswa. Dalam
739 Hariadi Ahmad, dan Lalu Andry
Adifa Maulana
Jurnal Realita
Volume 4 Nomor 7 Edisi April 2019
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

a. Bagi Kepala Sekolah selaku Elfiky Ibrahim. 2008. Terapi berpikir


penanggung jawab dan para guru positif. Jakarta. Zama.
SMP Negeri 16 Mataram, dapat Goble, F. G. 2004. Mazhab Ketiga
memberikan suporting dalam Psikologi Humanistik
Berpikir Positif Siswa di sekolah Abraham Maslow. Jakarta:
maupun di luar sekolah. Kanisius.
b. Bagi guru BK diharapkan hasil Handarini, dkk. 2015. Workshop Biblio-
penelitian ini sebagai bahan masukan Edukasi dan Sinema-Edukasi
untuk dapat melaksanakan program Bagi Konselor Pendidikan.
bimbingan belajar berpikir positif Malang: Universitas Negeri
secara seimbang. Malang.
c. Bagi Siswa, diharapkan hasil Hill, N. & Ritt, M.J. 2004. Keys to
penelitian ini dapat membantu siswa Positive Thinking. Jakarta:
supaya bisa menyeimbangkan Bhuana Ilmu Populer
dengan teman sebaya, lingkungan Kivimaki., dkk. 2005. Optimism and
sekolah dan lingkungan sekitar Pessimism as Predictors of
tempat tinggal serta dapat Change in Health After Death
meningkatkan cara berpikir yang or Onset of Severe Illness in
lebih positif terhadap diri sendiri, Family. Journal of Health
guru, teman, sahabat, lingkungan Psychology, Vol. 24, No. 4,
sekolah serta lingkungan luar 413-421
sekolah. Limbert, C. 2004. Psychological
d. Kepada peneliti lain, diharapkan wellbieng and satisfaction
agar mengadakan penelitian yang amongst military personel on
lebih mendalam dan lebih luas. unaccompanied tours: the
Khususnya mengenai hai-hal yang impact of perceived social
belum terungkap dalam penelitian support and coping strategies.
ini. Journal of Military
Psychology, 16(1), 37-51.
DAFTAR PUSTAKA Margono, S. 2010. Metodologi Penelitian
Baron, R. A. & Byrne. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT
Sosial. Jilid I Edisi Kesepuluh. Rineka Cipta.
Penerjemah: Ratna Djuwita, Santrock, J. W. 1998. Adolesence.
dkk. Jakarta: Erlangga. Seventh Edition. New York:
Bernard, M. F. 1991. Taking The Stress Mc Graw Hill.
Out of Teaching. Melborne Santrock, J.W. 2003. Life Span
Australia: Collins Dove. Development Perkembangan
Caprara, G.V., & Steca, P. 2006. The Masa Hidup. edisi kelima.
contribusi of self-regulatory Jakarta: Erlangga.
efficacy beliefs in managing Seligmen. 1991. Learned Optimism. New
affect and family relationships York: Alfred AKnof Publiser.
to positive thinking and Stallard, P. 2005. A clinician’s guide to
hedonic balance. Journal of think good-feel good: using cbt
Clinical and Social with children and young
Psychology, 25, 603-627. people. West sussex: John
Dayakisni, T. & Hudania.2003. Psikologi Wiley & Sons.
Sosial Jilid I. Malang: UMM Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Press. Pendidikan (Pendekatan

740 Hariadi Ahmad, dan Lalu Andry


Adifa Maulana
Jurnal Realita
Volume 4 Nomor 7 Edisi April 2019
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

Kuantitatif, Kualitatif, dan Suharsimi, A. 2006. Prosedur Penelitian


R&D). Bandung: Alfabeta. Suatu Pendekatan Praktek.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian (Edisi Revisi VI). Jakarta:
Pendidikan (Pendekatan Rineka Cipta
Kuantitatif, Kualitatif, dan Suryabrata, S. 2010. Metodologi
R&D). Bandung: Alfabeta. Penelitian. Jakarta: CV.
Rajawali.

741 Hariadi Ahmad, dan Lalu Andry


Adifa Maulana
Jurnal Realita
Volume 4 Nomor 7 Edisi April 2019
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATARAM


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
Jurnal Realita
Gedung Dwitiya Lt.3. Jln Pemuda 59A Mataram-NTB 83125 Tlp (0370) 638991
e-mail: bk_fip@ikipmataram.ac.id; web: ojs.ikipmataram.ac.id; fip.ikipmataram.ac.id.

PEDOMAN PENULISAN

1. Naskah merupakan hasil penelitian atau kajian kepustakaan di bidang pendidikan,


pengajaran dan pembelajaran,
2. Naskah merupakan tulisan asli penulis dan belum pernah dipublikasikan
sebelumnya dalam jurnal ilmiah lain,
3. Naskah dapat ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris.
4. Penulisan naskah mengikuti ketentuan sebagai berikut:
Program MS Word Margin kiri 3.17 cm
Font Times New Roman Margin kanan 3.17 cm
Size 12 Margin atas 2.54 cm
Spasi 1.0 Margin bawah 2.54 cm
Ukuran kertas A4 Maksimum 20 halaman
5. Naskah ditulis dengan sistematika sebagai berikut: Judul (huruf biasa dan
dicetak tebal), nama-nama penulis (tanpa gelar akademis), instansi penulis
(program studi, jurusan, universitas), email dan nomor telpon penulis, abstrak,
kata kunci, pendahuluan (tanpa sub-judul), metode penelitian (tanpa sub-judul),
hasil dan pembahasan, simpulan dan saran (tanpa sub-judul), dan daftar pustaka.
Judul secara ringkas dan jelas menggambarkan isi tulisan dan ditulis dalam huruf
kapital. Keterangan tulisan berupa hasil penelitian dari sumber dana tertentu
dapat dibuat dalam bentuk catatan kaki. Fotokopi halaman pengesahan laporan
penelitian tersebut harus dilampirkan pada draf artikel.
Nama-nama penulis ditulis lengkap tanpa gelar akademis.
Alamat instansi penulis ditulis lengkap berupa nama sekolah atau program studi,
nama jurusan dan nama perguruan tinggi. Penulis yang tidak berafiliasi pada
sekolah atau perguruan tinggi dapat menyertakan alamat surat elektronik dan
nomor telpon.
Abstrak ditulis dalam 2 (dua) bahasa: Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.
Naskah berbahasa Inggris didahului abstrak berbahasa Indonesia. Naskah
berbahasa Indonesia didahului abstrak berbahasa Inggris. Panjang abstrak tidak
lebih dari 200 kata. Jika diperlukan, tim redaksi dapat menyediakan bantuan
penerjemahan abstrak kedalam bahasa Inggris.
Kata kunci (key words) dalam bahasa yang sesuai dengan bahasa yang
dipergunakan dalam naskah tulisan dan berisi 3-5 kata yang benar-benar
dipergunakan dalam naskah tulisan.
Daftar Pustaka ditulis dengan berpedoman pada Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah IKIP Mataram.
Jurnal Realita
Volume 4 Nomor 7 Edisi April 2019
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

Anda mungkin juga menyukai