Anda di halaman 1dari 3

Memulai Ekspor untuk Pemula

Empat tips memulai ekspor untuk pemula:

1. Siapkan dokumen legalitas usaha untuk ekspor

Terdapat empat syarat dokumen legalitas bagi eksportir, yaitu :

 SIUP (Surat Izin Perdagangan) oleh Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(DPMPTSP) Kabupaten/Kota
 TDP (Tanda Daftar Perusahaan) oleh Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(DPMPTSP) Kabupaten/Kota
 NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) oleh Kantor Pelayanan Pajak
 NIK (Nomor identitas Kepabeanan) oleh Ditjen Bea Cukai

Kecuali NPWP, beberapa daerah sudah menerapkan sistem online untuk ketiga dokumen di
atas, dengan catatan berkas dan persyaratan yang diminta sudah lengkap. Tips untuk
mempermudah proses ekspor yaitu sebaiknya semua informasi selaras, baik dari nama
perusahaan, alamat perusahaan, dll karena terkadang lamanya proses disebabkan beberapa
data dokumen satu dengan yang lain tidak sesuai/selaras.

Bila belum memiliki NIK, Anda tidak perlu khawatir karena Anda dapat menggunakan
jasa undername yaitu meminjam bendera perusahaan lain yang telah memiliki NIK. Baik
eksportir yang sudah memiliki NIK sendiri atau menggunakan undername, tidak akan
berurusan dengan bea cukai secara langsung. Hal ini karena urusan bea cukai menjadi
tugas forwarder, yaitu jasa yang akan eksportir pakai ketika mengirim barang melalui laut
maupun udara.

2. Siapkan dokumen ekspor

 Dokumen ekspor yang utama

o Invoice (dibuat oleh eksportir)


o Packing list (dibuat oleh eksportir)
o Bill of lading (dibuat shipping company bila laut / airway bill bila udara)

 Dokumen tambahan

o Certificate of origin (Dinas Perdagangan dan Industri Kabupaten / Kota)


o Certificate of analysis (laboratorium)
o Certificate of Phytosanitary (badan karantina untuk produk tumbuhan)
o Dokumen tambahan lainnya sesuai permintaan pembeli

 Dokumen yang diperlukan sebelum ekspor

 Shipping Instruction dari eksportir ke Shipping line


 PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) dari eksportir

Sulit atau mudahnya melakukan ekspor relatif tergantung pada persyaratan yang perlu
dipersiapkan seperti legalitas dan dokumen ekspor. Banyaknya dokumen ekspor yang
diperlukan tergantung pada produk atau komoditas yang akan diekspor, prosedur di negara
tujuan, dan permintaan dari pembeli yang pastinya berkaitan dengan perusahaannya.

3. Memanfaatkan fasilitas ekspor yang disediakan pemerintah dan berbagai instansi


lainnya

Anda bisa mencari informasi ke situs http://djpen.kemendag.go.id/ Direktorat Pengembangan


Ekspor Nasional (DJPEN) - Kementerian Perdagangan yang memiliki perwakilan
perdagangan yaitu Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) dan Atase Perdagangan (Atdag)
yang tersebar di lima benua. Melalui itu semua Anda dapat meminta atau melihat permintaan
(inquiry) dari perusahaan luar negeri akan suatu produk, ringkasan pasar (market brief) dan
intelijen pasar (market intelligence) suatu produk.

Masih di kementerian yang sama melalui Direktorat Perundingan Perdagangan Internasional


(Ditjen PPI) terdapat lembaga bernama FTA Center (Free Trade Agreement) yang memiliki
tiga tenaga ahli yaitu prosedur ekspor, promosi dan pemasaran, serta Implementasi Perjanjian
Perdagangan. FTA Center sendiri saat ini berpusat di lima kota (Medan, Jakarta, Bandung,
Surabaya, dan Makassar), UMKM dari Indonesia wilayah Barat, Tengah,dan Timur dapat
menyesuaikan sesuai geografis terdekat serta berkonsultasi secara gratis dengan membuat
janji terlebih dahulu agar dijadwalkan waktu konsultasi.

Selain itu di Kementerian Luar Negeri ada juga Direktorat Amerika dan Eropa, juga Asia dan
Afrika yang terkoneksi dengan KBRI di berbagai negara (kemlu.go.id).

Tidak jarang, berbagai macam fasilitas pameran dagang luar negeri


berupa booth dan business matching disediakan untuk pengusaha tak terkecuali UMKM.

Pengalaman penulis sudah empat kali mengikuti kegiatan pameran yang semuanya
difasilitasi, yaitu:

1. Trade Expo Indonesia 2016 oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi DKI Jakarta
2. Malaysia International Halal Showcase (MIHAS) 2016 oleh Atase Perdagangan KBRI Kuala
Lumpur
3. Tutto Food 2017 oleh Atase Pertanian KBRI Roma
4. Trade Expo Indonesia 2017 oleh Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia
(PPEI) Kementerian Perdagangan.

Untuk kegiatan business matching yang mempertemukan antara pembeli dan penjual dalam
satu kegiatan, biasanya pada saat pameran atau pada saat misi dagang ke negara tertentu yang
tugas Pemerintah adalah mempertemukan pengusaha Indonesia dengan pengusaha di negara
tempat kegiatan berlangsung sesuai dengan produk yang dimiliki oleh eksportir dan produk
yang dicari importir.

4. Memanfaatkan social media untuk mendapatkan respon

Pada umumnya banyak yang mengeluhkan jika harus mencari informasi melalui pemerintah,
baik tingkat kota, provinsi, maupun kementerian karena informasi yang ada terserak secara
sporadis. Untuk itu pada tahap awal mendapatkan informasi, kita dapat mencari alternatif lain
dengan manfaatkan jejaring seperti LinkedIn, Instagram, Twitter dan Facebook agar
mendapatkan respon perihal informasi yang dibutuhkan. Melalui Direct Message pada
masing-masing media sosial tersebut, Anda bisa terhubung langsung dengan lembaga atau
personal yang dituju dengan menuliskan kata kunci nama yang ingin dicari.

Setelah mendapatkan respon dari media sosial, jangan lupa untuk mengkonfirmasi langkah
aksi berikutnya seperti mendapatkan jawaban yang dibutuhkan, mendapatkan waktu dan
kontak person jika perlu melakukan kunjungan, dan sebagainya. Memang semua bukan
jaminan, ada yang cepat, ada juga yang lamban. Namun kembali lagi kepada cara kita
membangun komunikasi dan memperkenalkan identitas kita serta menjelaskan maksud dan
tujuan.

Anda bukan produsen dan ingin ekspor dengan kuantitas yang kecil?

Akan selalu muncul pertanyaan, “Saya ingin mencoba ekspor, tetapi tidak memiliki produk
sendiri, harus bagaimana?”, Mulailah dengan menjual produk orang lain yang berarti Anda
sebagai Eksportir non-produsen. Anda dapat mencoba menjual barang yang ingin dijual,
menentukan Negara Tujuan Ekspor dan mencoba jual dengan kuantitas kecil ( < 50 kg)
melalui kurir Internasional (EMS Pos Indonesia, FedEx, DHL, dsb).

Optimalkan Komunitas Bisnis Ekspor yang dapat dijadikan wadah berbagai informasi (cari
komunitas bisnis terkait di social media), karena dengan berkomunitas akses informasi dan
relasi antar pengusaha semakin kuat. Jika diantara Anda ada produsen yang belum memiliki
orientasi ekspor namun memiliki produk yang berpotensi ekspor, dan ada non-produsen
namun memiliki jejaring, hal inilah yang dapat dijadikan peluang.

Anda mungkin juga menyukai