Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH: POLITIK NASIONAL


JUDUL TUGAS: DINAMIKA SOSIAL POLITIK MENJELANG
PEMILIHAN
DOSEN PENGAMPU: JUNAID GAZALIN

OLEH
SYAHRU RAMADHAN
NPM 092201036
KELAS: A
SEMESTER: 3

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
2023

1
2
Pemilihan umum merupakan bentuk implementasi dari sistem demokkrasi

juga dari penerapan sila keempat Pancasila dan pasal 1 (2) UUD Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilu merupakan mekanisme untuk

memilih wakil rakyat di badan Eksekutif maupun Legislatif di tingkat

pusat maupun daerah.Pemilihan umum di Indonesia sejak 1955 hingga

saat ini yang terakhir di Pemilu serentak 2019 mengalami banyak sekali

perubahan dari aspek kerangka hukum, penyelenggara, tahapan, peserta,

kelembagaan, Pelanggaran, maupun manajemen pelaksaannya. Salah satu

ukuran dalam menilai sukses nya penyelenggaraan pemilihan umum

adalah partispasi politik yang diwujudkan dengan pemberian hak suara

oleh masyarakat yang telah mempunyai hak pilih. Boleh dikatakan bahwa

semakin tinggi partipasi masyarakat dalam pemilahan umum itu lebih baik.

Sebaliknya, tingkat partispasi yang rendah pada umumnya dianggap

sebagai tanda yang kurang baik, karena dapat ditafsirkan bahwa banyak

warga tidak menaruh perhatian terhadap negara.

Pemilihan umum serentak (pemilu serentak) yang diselenggarakan tahun

2019 di Indonesia merupakan pemilu pertama di mana pemilihan presiden

dan wakil presiden (pilpres) dilaksanakan bersamaan dengan pemilihan

anggota legislatif (pileg). Oleh karena itu, menarik untuk melihat dinamika

sosial politik yang terjadi pra-pemilu 2019. (Noor dkk., 2019)

sistem politik di Indonesia adalah pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara

langsung, yang merupakan wujud kedaulatan rakyat di mana rakyat dapat secara

langsung menentukan siapa pemimpin pemerintahannya. Di Indonesia sendiri

3
pemilu bukanlah sesuatu yang baru, melainkan sudah ada dan semakin

berkembang dalam teknis dan pelaksanaanya tiap tahun. Dalam sejarah

pelaksanaan proses pemilihan umum, pemilihan anggota legislatif dan pilpres

selalu dilakukan terpisah. Hal ini membuat sebagian orang merasa bahwa

pelaksanaan tersebut tidak efisien dan tidak sesuai dengan UUD 1945. Melalui

permasalahan tersebut, Effendi Gazali mengajukan permohonan pengujian

UndangUndang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Presiden dan Wakil

Presiden terhadap UUD 1945 dalam putusan MK Nomor 14/PUUXI/2013.

Munculnya wacana penundaan pemilu tahun 2024 ini menuai banyak sekali reaksi

dari berbagai kalangan masyarakat. Ada yang pro dan kontra atas munculnya

wacana tersebut. bagi sebagian orang serta pengamat yang pro, alasan ekonomi

bangsa indonesia yang belum setabil pasca terkenda dampak pandemi global yang

menjadi dasar utama, karen masalah kesiap siagaan diberbagai daerah pasca

pandemi serta masalah dana yang untuk menyelenggarakan pemilu ini

membutuhkan teriliunan rupiah sehingga lebih baik digunakan sebagai pemulihan

ekonomi bangsa. Sedangkan dari berbagai pihak yang kontra terhadap wacana

kebijakan tersebut beranggapan bahwa konstitusi harus dijalankan sesuai Undang

undang yang berlaku, jangan sampai ada masa orde baru atau upaya pelangengan

kekuasaan oleh beberapa pihak tertentu demi kepentingan segelintir orang.

Demokrasi harus tetap dijalankan sebagaimana mestinya tanpa mengurangi upaya

pemulihan ekonomi bangsa diatasnya. (Maulana dkk., 2022)

Bagi negara yang baru menjadi demokratis, tantanganya adalah apakah dan

bagaimana praktik dan lembaga demokratis yang baru itu dapat diperkuat, atau,

4
sebagaimana di kemukakan oleh beberapa pakar politik, dikonsolidasikan,

sehingga dapat bertahan terhadap ujian waktu, konflik politik, dan krisis

Pemilihan umum tidak lahir tanpa tujuan tetapi untuk memilih para wakil

rakyat dalam rangka mewujudkan pemerintah dari, oleh, dan untuk rakyat.

Menurut liphart bahwa demokrasi, lembaga perwakilan dan pemilihan

umum merupakan tiga konsep yang sangat terkait dan tak bisa dielakkan.

Untuk itu partisipasi masyarakat jelas di perlukan agar dapat

mengimplementasikan makna demokrasi secara mutlak.

Pemilihan umum penting untuk diselenggarakan secara berkala

disebabkan oleh beberapa sebab. Pertama, pendapat atau aspirasi rakyat

mengenai berbagai aspek kehidupan bersama dalam masyarakat bersifat

dinamis, dan ,berkembang dari waktu ke waktu. Kedua, disamping

pendapat rakyat yang berubah dari waktu ke waktu, kondisi kehidupan

bersama dalam masyarakat dapat pula berubah karena dinamika dunia

Intenasional atau faktor dalam negeri sendiri, baik karena faktor internal

manusia maupun faktor eksternal. Ketiga, perubahan-perubahan aspirasi

dan pendapat rakyat juga dapat dimungkinkan terjadi karena pertambahan

jumlah penduduk dan rakyat yang dewasa, terutama para pemilih baru

belum tentu mempunyai sikap yang sama dengan para orang tua mereka

sendiri. Keempat, pemilihan umum perlu diadakan secara terarur untuk

maksud menjami terjadinya pergantian kepimpinan negara, baik dari

cabang kekuasaan eksekutif maupun legislatif.

5
Pemilihan umum merupakan peristiwa penting dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara. Pemilihan umum merupakan sarana untuk memilih wakil

rakyat dan pemimpin yang akan memimpin negara.

Dinamika sosial dan politik merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil pemilihan umum. Dinamika sosial dan politik tersebut dapat berupa

perubahan sosial, mobilitas sosial, konflik sosial, persaingan politik,

polarisasi politik, dan ketidakpercayaan publik terhadap politik.

dinamika sosial dan politik menjelang pemilihan. Pembahasan dibagi

menjadi dua subbagian, yaitu dinamika sosial dan dinamika politik.

1. Dinamika sosial

Dinamika sosial merupakan perubahan yang terjadi dalam masyarakat.

Perubahan sosial dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor

internal dan faktor eksternal.

Perubahan sosial yang terjadi menjelang pemilihan dapat berupa

perubahan sikap dan perilaku masyarakat. Masyarakat menjadi lebih aktif

dalam mengikuti perkembangan politik. Masyarakat juga menjadi lebih

kritis dalam menilai calon pemimpin.

Mobilitas sosial merupakan perpindahan individu atau kelompok dari satu

strata sosial ke strata sosial yang lain. Mobilitas sosial dapat berupa

mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal.

6
Mobilitas sosial yang terjadi menjelang pemilihan dapat berupa mobilitas

sosial vertikal. Individu atau kelompok yang sebelumnya berada di strata

sosial bawah, dapat naik ke strata sosial atas. Hal ini dapat terjadi karena

adanya politik elektoral yang memberikan peluang bagi individu atau

kelompok dari strata sosial bawah untuk maju dalam pemilihan.

Konflik sosial merupakan suatu interaksi antara dua atau lebih individu

atau kelompok yang ditandai dengan adanya pertentangan atau pertikaian.

Konflik sosial dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor

ekonomi, faktor politik, dan faktor budaya.

Konflik sosial yang terjadi menjelang pemilihan dapat berupa konflik

politik. Konflik politik dapat terjadi antara partai politik, antara calon

pemimpin, atau antara pendukung calon pemimpin. Konflik politik dapat

mengganggu proses pemilihan dan dapat menimbulkan keresahan di

masyarakat.

2. Dinamika politik

Dinamika politik merupakan perubahan yang terjadi dalam bidang politik.

Perubahan politik dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor internal

dan faktor eksternal.

Persaingan politik merupakan upaya yang dilakukan oleh dua atau lebih pihak

untuk memperebutkan kekuasaan. Persaingan politik yang terjadi menjelang

pemilihan dapat berupa persaingan antara partai politik, antara calon pemimpin,

atau antara pendukung calon pemimpin.

7
Polarisasi politik merupakan kondisi di mana masyarakat terpecah menjadi dua

atau lebih kelompok yang saling bertentangan. Polarisasi politik yang terjadi

menjelang pemilihan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor

ideologi, faktor agama, dan faktor budaya.

Ketidakpercayaan publik terhadap politik merupakan kondisi di mana masyarakat

tidak percaya terhadap lembaga-lembaga politik dan proses politik.

Ketidakpercayaan publik terhadap politik dapat disebabkan oleh berbagai faktor,

seperti faktor korupsi, faktor tidak efektif pemerintah, dan faktor polarisasi politik.

DAFTAR PUSTAKA.

Maulana, G. I., Fridawati, P. I., & Masruroh, H. (2022). Pemilu 2024: Pesta

demokrasi akbar pembangkit kondisi ekonomi pasca pandemi. Jurnal

Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S), 2(8), 751–757.

https://doi.org/10.17977/um063v2i8p751-757

Noor, D. F., Nurhasim, M., & Cahyono, D. H. (2019). DEMOKRASI DAN

PEMILU PRESIDEN 2019. Jurnal Penelitian Politik, 16.

8
9

Anda mungkin juga menyukai