Anda di halaman 1dari 8

RAPAT ANGGOTA YANG PRODUKTIF DAN

5 DEMOKRATIS

1. Rapat Anggota Yang Tidak Demokratis


Masih ada Beberapa koperasi yang dengan sengaja tidak menyelenggarakan Rapat
Anggota, atau kalau pun melaksanakan, hanya sekadar formalitas saja untuk
menggugurkan kewajiban. Saat Rapat Anggota, yang diundang tidak refresetatif,
atau hanya koleganya atau pendukungnya saja yang hadir, dengan demikian tidak
perlu mengkhawatirkan adanya tanggapan yang negative tentang pengelolaan
koperasi. Fakta ini masih ada dalam praktek berkoperasi oleh karena terdapat
penggiat koperasi yang berpikir, jika Rapat Anggota dilaksanakan dengan baik, akan
menjadi ancaman bagi kedudukan mereka selaku Pengurus maupun Pengawas.
Mereka beranggapan bahwa jika Rapat dilaksanakan sesuai ketentuan, sama saja
memberikan peluang bagi peserta rapat untuk mengetahui tata kelola organisasi dan
usaha koperasi yang selama ini cenderung ditutupi.
Beberapa koperasi masih memperlakukan anggota hanya sebatas objek untuk
mendapatkan keuntungan. Bahkan, ada koperasi yang dengan sengaja menjadikan
mereka, sekadar pengguna atau nasabah saja, meskipun telah menggunakan
koperasi tersebut cukup lama. Modus ini sengaja dilakukan untuk menghindari
kewajiban menghadirkan mereka dalam Rapat Anggota dan yang paling penting lagi
adalah agar mereka tidak mendapatkan pembagian keuntungan (SHU). Dengan
demikian keuntungan cukup dinikmati oleh segelintir orang saja yaitu pengelola dan
para pemilik modal.
Kegiatan Rapat Anggota yang hanya “Rekayasa” tidak akan melahirkan keputusan
yang adil bagi anggota. Keputusan-keputusan yang penting dan strategis
menyangkut organisasi dan usaha koperasi hanya akan menguntungkan orang-orang
tertentu saja, atau bisa jadi Koperasi dibiarkan tanpa aturan dan keputusan yang
jelas, agar bisa melakukan apa saja yang mereka mau.
Rapat Anggota yang tidak produktif tercermin dari sambutan yang banyak dan
panjang lebar dari pejabat. Lebih menonjolkan suasana pesta dengan makan besar
tetapi tidak sustansial, sehingga tidak menghasilkan keputusan yang penting dan
strategis untuk kemajuan koperasi. Ada beberapa Rapat Anggota, Acara

Rapat Anggota yang Produktif dan Demokratis 1


MODUL PENYULUH KOPERASI
pembukaannya (serimonial) lebih panjang dari pada acara inti yaitu Rapat Anggota.
Saat Rapat Anggota, kalimat yang sering terdengar adalah ”setuju”, meskipun tidak
paham apa yang telah disetujui.

Ciri-Ciri Rapat Anggota Tidak Demokratis


a) Anggota jarang menggunakan hak bicaranya. Pembicaraan dan diskusi lebih banyak
dikuasai oleh pengurus dan pejabat.
b) Rapat Anggota dipimpin oleh pengurus, pengawas atau pejabat.
c) Kesempatan berbicara bagi anggota sangat terbatas.
d) Agenda rapat tidak mencerminkan kedaulatan anggota. Indikatornya: sambutan
pejabat memakan waktu cukup banyak, waktu yang tersedia untuk memberikan
tanggapan mengenai laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas serta
program kerja tidak cukup, agenda rapat tidak sesuai dengan AD/ART atau peraturan
khusus.
e) Laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas serta program kerja dibagikan
beberapa saat menjelang Rapat Anggota dimulai.
f) Pembicaraan dalam rapat cenderung satu arah. Sangat sedikit waktu yang tersedia
untuk berdiskusi.
g) Kuorum RA tidak terpenuhi, tetapi rapat tetap dilaksanakan.

2. Hakekat Rapat Anggota

Rapat Anggota merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi. Karena itu


memiliki kedudukan yang “agung” dalam organisasi koperasi. Keputusan Rapat
Anggota, bersifat “memerintahkan” kepada perangkat organisasi lainnya, yaitu
Pengurus, Pengawas dan Karyawan untuk mengerjakannya. Hasil pekerjaan tersebut
kembali dipertanggungjawabkan dalam forum Rapat Anggota. Kebesaran dan
keagungan Rapat Anggota dapat ditunjukkan dengan kewenangannya yang bisa
menerima, menerima dengan catatan atau bahkan menolak laporan hasil pekerjaan
pengurus dan pengawas.

Rapat Anggota yang Produktif dan Demokratis 2


MODUL PENYULUH KOPERASI
Mengapa kedudukan Rapat Anggota, merupakan kekuasaan tertinggi? Alasan pokok
adalah;
1) Anggota adalah pemilik, yang berarti; anggota yang memprakarsai terbentuknya
koperasi, anggota yang membiayai koperasi, anggota yang mengurus dan
mengawasi koperasi
2) Anggota adalah pengguna, yang berarti; anggota yang memanfaatkan koperasi
melalui layanan unit bisnis yang dikelola oleh koperasi
3) Jika diperluas lebih rinci lagi, maka status anggota tidak hanya pemilik, dan
pengguna melainkan juga pengelola, dan pemodal. Jika dicermati status tersebut,
lazimnya terpisah-pisah berdasarkan kepentingan yang berbeda, bahkan mungkin
saling bertentangan. Suasana konflik keperntingan dapat dirubah menjadi harmoni
dan persatuan melalui mekanisme Rapat Anggota.
4) Karena anggota yang memiliki dan memanfaatkan, maka mereka dapat bertindak
secara otonom tampa tergantung pada pihak manapun. Terutama saat mengambil
keputusan yang penting dan strategis tentang masa depan organisasi dan usaha
koperasi melalui Rapat Anggota.
5) Segala resiko atas pengambilan keputusan, merupakan resiko yang harus diterima
dan ditanggulangi secara bersama-sama sesuai dengan aturan yang telah ditentukan
sendiri.
6) Hal ini sesuai dengan pengertian koperasi menurut ICA; Koperasi adalah
perkumpulan otonom dari orang-orang yang bersatu secara sukarela untuk
memenuhi kebutuhan–kebutuhan dan aspirasi-aspirasi ekonomi, sosial dan budaya
bersama melalui perusahaan yang mereka miliki bersama dan mereka kendalikan
secara demokratis. (ICA Cooperative Identity Statement,1995)

Banyak anggota yang galau tentang koperasinya, sebabnya antara lain; kebutuhan
dan kepentingan sosial dan ekonominya tidak tersedia dalam layanan koperasi.
Kalaupun ada pelayanan koperasi tidak sesuai harapan. Akibatnya terdapat potensi
ekonomi anggota yang terbuang karena anggota memenuhi kebutuhan sosial dan
ekonominya di tempat lain. Anggota tidak mengerti kemana dan bagaimana harus
menyampaikan aspirasinya agar koperasi sungguh-sungguh memberikan pelayanan
yang terbaik bagi anggotanya. Akibat dari kegalauan ini, anggota pun semakin tidak

Rapat Anggota yang Produktif dan Demokratis 3


MODUL PENYULUH KOPERASI
peduli dengan perkembangan koperasinya. Perasaan memiliki dan perasaan ikut
bertanggung jawab terhadap kemajuan koperasi semakin tipis. Mengapa demikian?,
jawabannya adalah karena pelaksanaan Rapat Anggota tidak disiapkan secara
matang. Rapat Anggota tetap terlaksana tetapi hanya formalitas saja, tidak
demokratis dan tidak produktif.

3. Rapat Anggota Yang Produktif Dan Demokratis

Rapat anggota yang demokratis menunjukkan bahwa keputusan-keputusan yang


diambil mencerminkan kedaulatan dan kehendak anggota. Ini bermakna bahwa
keputusan tersebut sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan ekonomi anggota.
Pada gilirannya keputusan Rapat Anggota yang efektif ditandai dengan ketersediaan
unit bisnis dan layanan organisasi koperasi yang sesuai dengan kebutuhan anggota.
Dengan demikian Rapat Anggota dapat menjadi instrumen penting, dalam rangka;
Meningkatkan partisipasi anggota baik sebagai pemilik maupun pengguna koperasi.
Sebagai pemilik diharapkan dapat meningkat partisipasinya dalam membayar
simpanan pokok dan simpanan wajib, serta aktif dalam pengawasan dan
pengambilan keputusan. Sebagai pengguna diharapkan dapat meningkat
transaksinya di koperasi dalam segala unit bisnis dan layan yang tersedia di koperasi.
Partisipasi anggota yang meningkat dengan sendirinya akan mendorong anggota
untuk selalu hadir dalam Rapar-Rapat Koperasi, karena anggota merasakan
pendapat dan saran anggota diapresiasi dan dilaksanakan dengan baik oleh
pengurus melalui tata kelola organisasi dan manajemen koperasi sehari-hari
Rapat Anggota yang demokratis tercermin dari terbukanya ruang yang cukup bagi
anggota untuk curah pendapat tentang hal-hal yang penting dan strategis, terutama
menyangkut kebijakan umum tentang organisasi, usaha, keuangan dan permodalan
koperasi, seperti:
1) Mengusulkan perubahan AD dan ART, dan peraturan-peraturan lainnya yang
relevan dengan kemajuan koperasi
2) Mengusulkan pembukaan unit usaha baru sesuai perkembangan kebutuhan
ekonomi anggota
3) Menentukan suku bunga pinjaman
4) Menetapkan alokasi pembagian SHU
5) Mengusulkan tambahan atau pengurangan karyawan

Rapat Anggota yang Produktif dan Demokratis 4


MODUL PENYULUH KOPERASI
6) Menetapkan Rencana Kerja (RK) dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Koperasi (RAPBK)
7) Melakukan evaluasi terhadap kinerja Pengurus dan Pengawas
8) Mengesahkan laporan pertanggungjawban pengurus dan pengawas
9) Memberikan saran terhadap kebutuhan penggabungan, peleburan, pembagian
dan pembubaran koperasi,
10) Mengusulkan pelaksanaan Rapat Anggota Luar Biasa jika dianggap perlu
11) Memilih dan dipilih menjadi pengurus dan pengawas

Ciri-Ciri Rapat Anggota Demokratis


a) Setiap anggota memiliki hak bicara dan hak suara yang sama. Indikatornya
adalah: anggota berani berbicara secara terbuka, peluang setiap anggota untuk
berbicara sama, satu anggota satu suara, Rapat Anggota merupakan kekuasaan
tertinggi. Artinya, pengurus, pengawas, manajer, karyawan, termasuk anggota
tunduk dan patuh pada keputusan Rapat Anggota.
b) Rapat Anggota dipimpin oleh pimpinan rapat yang dipilih dari, oleh, dan untuk
anggota (bukan pengurus, pengawas, atau pejabat). Dalam menjalankan
tugasnya, pimpinan rapat bertindak secara adil dan netral.
c) Agenda Rapat Anggota mencerminkan kedaulatan anggota. Indikatornya: agenda
rapat, laporan pertanggungjawaban dan program kerja diberikan beberapa hari
sebelum Rapat Anggota. Sehingga, anggota memiliki waktu yang cukup untuk
membaca dan mempelajarinya.
d) Agenda rapat sesuai dengan Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga
(ART), atau peraturan khusus.
e) Tanggapan anggota (pandangan umum) mengenai laporan pertanggungjawaban
pengurus dan pengawas serta program kerja diberikan waktu yang cukup.

4. Hasil-Hasil Rapat Anggota

1) Penjualan Kredit Menjadi Penjualan Tunai


Tidak mudah merubah kebiasaan dari “pembelian kredit menjadi tunai” itu juga
yang dirasakan oleh KSU Wanita Cendana-Kupang. Tetapi segenap pengurus,
pengawas dan karyawan KSU Wanita Cendana-Kupang meyakini bahwa jika

Rapat Anggota yang Produktif dan Demokratis 5


MODUL PENYULUH KOPERASI
pembelian kredit terus dipertahankan maka Koperasi, khususnya Unit Toko akan
sulit berkembang, karena perputaran uang (arus kas) sangat lambat.
Akhirnya, disepakati bahwa pembelian kredit tidak boleh lagi dilakukan di toko.
Bagi anggota yang ingin berbelanja tetapi tidak memiliki uang tunai, dianjurkan
untuk meminjam pada unit simpan pinjam. Dengan demikian pinjaman hanya
pada satu unit yaitu USP (unit simpan pinjam)
Ikhtiar ini kemudian diusulkan untuk dibahas dan disepakati dalam Rapat
Anggota. Setelah melalui diskusi yang alot akhirnya dituangkan sebagai
keputusan. Dampaknya; Unit toko menjadi lebih sehat, dan pelayanan semakin
baik serta volume penjualan semakin meningkat.

2) Pendidikan Perkoperasian Bagi Anggota


Beberapa koperasi fungsional, terutama KPRI di Kabupaten Soppeng (Sul-Sel),
awalnya tidak menyelenggarakan pendidikan perkoperasian bagi anggotanya
secara terstruktur dan sistematis. Sejak tahun 2000, ketika LAPENKOP menjadi
mitra DEKOPINDA Soppeng, mulailah dikampanyekan Pentingnya Pendidikan
Perkoperasian bagi Anggota. Pimpinan DEKOPINDA disetiap menghadiri
undangan RAT Koperasi senantiasa menganjurkan agar memasukkan “Pendidikan
Anggota” dalam rencana kerja tahunan koperasi. Karena menjadi bagian dari
keputusan RA, maka pengurus wajib untuk merealisasikan. Alhamdulillan sampai
sekarang (2012), Pendidikan Anggota masih dilaksanakan secara
berkesinambungan di Kabupaten Soppeng.

3) Co-Op Mart (Unit Toko) Maju Pesat


Rapat Anggota KOPKAR Sumber Terang Kupang, pada tahun buku 2007 telah
memutuskan akan membuka Toko Modern Co-op Mart (Binaan Lapenkop-
DEKOPIN). Keputusan ini menjadi sumber motivasi dan referensi pengurus dan
manajer untuk mengambil langkah cepat dan tepat untuk segera
mempersembahkan Toko Modern bagi anggotanya pada Rapat Anggota
berikutnya. Sadar bahwa anggota akan menagih janji pada RA yang akan
datang, maka segenap potensi baik internal maupun eksternal dikerahkan. Dalam
tempo 2 tahun, tepatnya 25 Maret 2009 berdirilah Co-op Mart Sumber terang
yang diresmikan oleh Gubernur NTT, bahkan tahun 2011 KOPKAR Sumber

Rapat Anggota yang Produktif dan Demokratis 6


MODUL PENYULUH KOPERASI
terang menambah 1 unit lagi outlet Co-op Mart. Co-op Mart Sumber Terang,
telah menjadi kebanggaan anggotanya bahkan beberapa koperasi menjadikan
sebagai sumber belajar. Dewasa ini, volume penjulan di kedua outlet tersebut
tidak kurang dari 10 juta setiap hari.

4) Regulasi Yang Standar


Besarnya SHU bukanlah faktor utama keberhasilan koperasi, tetapi sejauhmana
keadilan, kepastian, kesejahteraan, serta rasa aman dan nyaman dirasakan oleh
anggota, pengurus, pengawas, karyawan dan stakeholders.
Untuk mengukur hal tersebut, diperlukan aturan standar yang disepakati oleh
semua pihak dan dibahas secara terbuka.
KSP Balo’ta, di Toraja yang merupakan salah satu koperasi berprestasi tingkat
nasional, telah melengkapi berbagai standar tersebut dan dibahas serta disahkan
dalam RA secara terbuka.
Beberapa, hal yang telah diputuskan, meliputi:
1. Peraturan Khusus tentang Bantuan Dana Pendidikan bagi Anak Anggota
2. Peraturan Khusus tentang Penggajian Karyawan
3. Peraturan Khusus tentang Uang Honor dan Tunjanagan Kerja Aktif
4. Peraturan Khusus tentang Perjalanan Dinas Pengurus, Pengawas dan
Karyawan
5. Peraturan Khusus tentang Pembukaan Kantor Cabang, Cabang pembantu dan
dan kantor Kas
6. Peraturan Khusus tentang Pengelolaan Barang
7. Peraturan Khusus tentang Tata Kerja Pengurus dan Pengawas
8. Peraturan Khusus tentang Tugas Belajar dan Izin Belajar Karyawan
9. Peraturan Khusus tentang Dana Bantuan khusus
10. Peraturan Khusus tentang Dana Bantuan Pengobatan

Keseluruhan keputusan tersebut dijalankan dan diterima baik oleh semua pihak,
karena diputuskan oleh Forum Keputusan Tertinggi yaitu Rapat Anggota, dimana
keseluruhan anggota terlibat didalamnya.

Catatan di atas, hanya sebagian dari hasil


Rapat Anggota, tentu banyak lagi yang lebih
gemilang yang bisa menjadi inspirasi bagi
perkembangan
Rapat Anggota yang Produktif koperasi di Indonesia
dan Demokratis 7
MODUL PENYULUH KOPERASI
Rapat Anggota yang Produktif dan Demokratis 8
MODUL PENYULUH KOPERASI

Anda mungkin juga menyukai