Makalah Budaya Bangsa
Makalah Budaya Bangsa
Kelompok 6
Nama Npm
WINDA CHAERUNNISA 2310631230050
HAURA NOOR HIKMAH 2310631230056
ZULFA FAUZIA AWALIAH HIDAYAT 2310631230065
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2023
HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis ilmiah ini diajukan untuk memenuhi tugas akhir pada mata kuliah Pendidikan
Pancasila pada program studi Teknik Kimia Universitas Singa Perbangsa Karawang
Judul Karya Ilmiah ; “PENGARUH BUDAYA BANGSA TERHADAP PENDIDIKAN”
DISUSUN OLEH
Nama Npm
WINDA CHAERUNNISA 2310631230050
HAURA NOOR HIKMAH 2310631230056
ZULFA FAUZIA AWALIAH HIDAYAT 2310631230065
( ) ( )
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan diatas, maka dapat penulis
tarik ke dalam beberapa pokok permasalahan yang akan penulis rumuskan yaitu sebagai
berikut :
1. Apa pengaruh budaya dalam pendidikan?
2. Apakah budaya berkaitan erat terhadap kemajuan suatu pendidikan?
3. Bagaimana hubungan timbal balik antara pendidikan dan kebudayaan?
2.1 BUDAYA
Para ahli mendefinisikan kebudayaan dalam bahasa yang beragam. Mulai dari hasil
karya, rasa, dan cipta, hingga keseluruhan sistem gagasan manusia. Menurut Edward Burnett
Tylor kebudayaan adalah sistem kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan, serta kebiasaan-kebiasaan yang
didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Wakil Presiden
Pertama Republik Indonesia (RI), Moh Hatta mengatakan, kebudayaan adalah ciptaan hidup
dari suatu bangsa. "Kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa. Kebudayaan banyak
sekali macamnya. Menjadi pertanyaan apakah agama itu suatu ciptaan manusia atau bukan.
Keduanya bagi saya bukan soal. Agama adalah juga suatu kebudayaan karena dengan
beragama manusia dapat hidup dengan senang. Karenanya saya katakan agama adalah bagian
daripada kebudayaan..."
Kebudayaan adalah hasil cipta dan karya manusia berupa norma-norma, nilai-nilai,
kepercayaan, tingkah laku dan teknologi yang dipelajari dan dimiliki oleh semua anggota
masyarakat tertentu. Kebudayaan dalam arti luas dapat berwujud Ideal seperti ide-ide,
gagasan, nilai,Kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, Fisik yakni benda hasil
karya manusia.
Kebudayaan adalah hasil budidaya, karsa dan interaksi manusia dengan sesamanya,
dan lingkungannya. Untuk mengadakan interaksi ini manusia menciptakan aturan nilai-nilai
tertentu. Aturan dan nilai tertentu ini dapat berbentuk tata tertib, etika, adat istiadat dan
peraturan perundang-undangan atau kensensus. Secara umum dapat dilihat dimanapun
didunia ini aturan dan nilai-nilai yang dianggap luhur oleh manusia adakalanya dihasilkan
atas dasar pengalaman yang berulang-ulang kali, ide atau kekuasaan manusia itu sendiri.
Budaya yang dibuat ini berlaku untuk turun temurun dengan diadakan perombakan dan
penyesuaian disana sini. (Iryani, 2014)
Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus mengawetkan kebudayaan yang
diwariskan nenek moyang yang menyampaikan kepada generasi muda. Kebudayaan dapat
dibentuk, dilestarikan, atau dikembangkan karena dan melalui pendidikan. Baik kebudayaan
yang berwujud ideal atau kelakuan dan teknologi, dapat diwujudkan melalui praksis
pendidikan. Cara-cara untuk mewariskan kebudayaan khususnya mengajarkan tingkah laku
kepadagenerasi baru. Berbeda dari masyarakat ke masyarakat. Adapun cara itu melalui
transmisi kebudayaan secara informal, nonformal and formal pada masyarakat maju dan
informal dan nonformal pada masyarakat primitif. Secara formal tugas ini diserahkan kepada
sekolah untuk mentransmisikan kepada generasi penerus. Dengan demikian lembaga
pendidikan mempunyai fungsi untuk mentransmisi, mengawetkan kebudayaan lokal dan
Nusantara, begitulah yang diharapkan dalam perubahan paradigma pendidikan nasional yang
berdasarkan kebudayaan yang menuntut struktur pendidikan nasional yang tidak sentaralistik
karena berdasarkan kenyataan kebudayaan Nusantara yang Bhineka. Bentuk dan struktur
pendidikan yang lahir dari dan untuk masyarakat (community-based education) merupakan
suatu tuntutan. Sistem pendidikan yang demikian juga sejalan dengan jiwa disentralisasi dan
otonomi daerah sebagai salah satu tuntutan reformasi. Reformasi kebudayaan tidak akan ada
artinya bila tidak didukung oleh proses pendidikan. Reformasi kebudayaan tidak terlepas dari
reformasi pendidikan.
2.2 PENDIDIKAN
Dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun2003, Pendidikan adalah usaha sadar danterencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didiksecara aktif
mengembangkan potensi dirinyauntuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yangdiperlukan dirinya dan
masyarakat. Menurut kamus Bahasa Indonesiapendidikan berasal dari kata ‘didik’
danmendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau
caraatau perbuatan mendidik. Secara bahasadefinisi pendidikan adalah proses
pengubahansikap dan tata laku seseorang atau kelompokorang dalam usaha mendewasakan
manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan
tentang pengertian pendidikan merupakan tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak,
adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-
anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai
keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Sedangkan pengertian pendidikan menurut
H. Horne, adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi
makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar
kepada Tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan
kemanusiaan dari manusia. (Normina, 2017)
Pendidikan menurut N. Drijarkara adalah pe-manusia-an manusia muda, atau
pengangkatan manusia muda ke taraf insani. Drijarkara memberikan batasan tersebut dari
segi filsafat pendidikan. Menurut M.J. Langeveld, pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh,
perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju pada pendewasaan anak, atau
lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
Pendidikan menurut AD. Marimba adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si
pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si-terdidik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama. Emile Durkheim Pendidikan adalah tindakan yang dilaksanakan
generasi tua terhadap mereka yang belum siap untuk kehidupan sosial. AKC Ottaway upaya
yang dilakukan oleh generasi tua, untuk menjadikan orang-orang di bawahnya (generasi
muda) agar siap memasuki kehidupan sosial.
Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang
dewasakepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar
anakcukup cakap melaksanakan tugas hidupnyasendiri tidak dengan bantuan orang
lain.Pendidikan artinya proses pengubahan sikapdan tata laku seseorang atau kelompok
orangdalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses
perbuatan, cara mendidik.
Konsep pendidikan tidak hanya sebatas proses mengajar dan belajar di dalam kelas,
tetapi juga mencakup segala aspek pembentukan karakter, peningkatan pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai yang membentuk manusia menjadi individu yang lebih baik.
Pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses sistematis untuk mentransmisikan
pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, dan norma kepada generasi selanjutnya. Dalam hal ini,
pendidikan berperan penting dalam membentuk kepribadian seseorang dan membantu
mereka memahami dunia di sekitarnya.
4.1 KESIMPULAN
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter, nilai, dan
kebudayaan sebuah masyarakat. Dalam konteks Indonesia, pendidikan dianggap sebagai aset
nasional yang tidak hanya memberikan akses kepada semua individu untuk meningkatkan
kualitas hidup mereka, tetapi juga menjadi landasan bagi pembentukan kader-kader yang
akan menjadi penerus bangsa. Pendidikan memainkan peran krusial dalam memahami dan
mempertahankan budaya, serta memberikan kesempatan untuk memperluas wawasan tentang
sumber-sumber budaya, baik secara internal maupun eksternal.
Pendidikan bukan hanya tentang memperoleh pengetahuan dan keterampilan, tetapi
juga tentang pembentukan karakter dan kesadaran akan kebudayaan. Kemajuan dalam
pendidikan dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya dan teknologi, yang memungkinkan akses
yang lebih luas terhadap pendidikan dan menciptakan kesempatan untuk pembelajaran yang
berkelanjutan. Dengan demikian, pendidikan tidak hanya mempersiapkan individu untuk
masa depan yang lebih baik, tetapi juga membentuk pemikiran kritis dan kemampuan untuk
beradaptasi dengan perubahan budaya dan teknologi.
4.2 SARAN
Dengan mengambil langkah-langkah ini, diharapkan pendidikan dapat menjadi lebih efektif
dalam membentuk karakter, nilai, dan kesadaran akan kebudayaan, sehingga mampu
menciptakan generasi penerus yang memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan
berkontribusi dalam masyarakat yang semakin kompleks dan berubah dengan cepat.
DAFTAR PUSTAKA