Anda di halaman 1dari 15

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH BUDAYA BANGSA TERHADAP PENDIDIKAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila


Dosen Pengampu:

Kelompok 6

Nama Npm
WINDA CHAERUNNISA 2310631230050
HAURA NOOR HIKMAH 2310631230056
ZULFA FAUZIA AWALIAH HIDAYAT 2310631230065

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2023
HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis ilmiah ini diajukan untuk memenuhi tugas akhir pada mata kuliah Pendidikan
Pancasila pada program studi Teknik Kimia Universitas Singa Perbangsa Karawang
Judul Karya Ilmiah ; “PENGARUH BUDAYA BANGSA TERHADAP PENDIDIKAN”

DISUSUN OLEH

Nama Npm
WINDA CHAERUNNISA 2310631230050
HAURA NOOR HIKMAH 2310631230056
ZULFA FAUZIA AWALIAH HIDAYAT 2310631230065

Dosen Pengampu Ketua Kelompok

( ) ( )
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pendidikan baik secara teoritik maupun secara praktis tidak terlepas dari kebudayaan.
Pendidikan tidak terjadi di dalam vacum tetapi terjadi di dalam interaksi antara manusia di
dalam suatu masyarakat yang berbudaya. Tidak dapat dibayangkan adanya suatu masyarakat
tanpa budaya, oleh sebab itu pendidikan dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan.
Kebudayaan itu dinamis dan terus berkembang karena adanya proses pendidikan. Proses
pendidikan bukan hanya mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan tetapi juga
mengembangkan bahkan dapat mematikan kebudayaan itu sendiri.
Pada dasarnya suatu kelompok masyarakat atau bangsa memiliki pandangan hidup
yang diwarisinya dari zaman ke zaman dan merupakan nilai-nilai yang diyakini
kebenarannya. Bagaimanapun rendahnya tingkat kebudayaan suatu masyarakat atau bangsa
tetap memiliki sesuatu yang dianggapnya berharga. Dengan demikian pendidikan selalu
berusaha mewariskan sesuatu yang bermanfaat dan dianggap baik kepada generasi mudanya.
Proses belajar dalam konteks kebudayaan bukan hanya dalam bentuk internalisasi dari
sistem “pengetahuan” yang diperoleh manusia melalui pewarisan atau transmisi dalam
keluarga, lewat sistem pendidikan formal di sekolah atau lembaga pendidikan formal lainnya,
melainkan juga diperoleh melalui proses belajar dari berinteraksi dengan lingkungan alam
dan sosialnya. Melalui pewarisan kebudayaan dan internalisasi pada setiap individu,
pendidikan hadir dalam bentuk sosialisasi kebudayaan, berinteraksi dengan nilai-nilai
masyarakat setempat dan memelihara hubungan timbal balik yang menentukan proses-proses
perubahan tatanan sosio-kultur masyarakat dalam rangka mengembangkan kemajuan
peradabannya.
Manusia dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, sementara
itu pendukung kebudayaan adalah makhluk manusia itu sendiri. Sekalipun makhluk manusia
akan mati, tetapi kebudayaan yang dimilikinya akan diwariskan pada keturunannya, demikian
seterusnya. Pewarisan kebudayaan makhluk manusia, tidak selalu terjadi secara vertikal atau
kepada anak-cucu mereka; melainkan dapat pula secara horizontal yaitu manusia yang satu
dapat belajar kebudayaan dari manusia lainnya. Berdasarkan uraian diatas, penulisan ini akan
mengkaji “Pengaruh Budaya Bangsa Terhadap Pendidikan”.
1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan diatas, maka dapat penulis
tarik ke dalam beberapa pokok permasalahan yang akan penulis rumuskan yaitu sebagai
berikut :
1. Apa pengaruh budaya dalam pendidikan?
2. Apakah budaya berkaitan erat terhadap kemajuan suatu pendidikan?
3. Bagaimana hubungan timbal balik antara pendidikan dan kebudayaan?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan rumusan permasalahan yang telah diungkapkan diatas, maka bertujuan


untuk:
1. Mengetahui pengaruh budaya dalam pendidikan.
2. Mengetahui kaitan budaya terhadap kemajuan suatu pendidikan.
3. Mengetahui hubungan timbal balik antara pendidikan dan kebudayaan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 BUDAYA
Para ahli mendefinisikan kebudayaan dalam bahasa yang beragam. Mulai dari hasil
karya, rasa, dan cipta, hingga keseluruhan sistem gagasan manusia. Menurut Edward Burnett
Tylor kebudayaan adalah sistem kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan, serta kebiasaan-kebiasaan yang
didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Wakil Presiden
Pertama Republik Indonesia (RI), Moh Hatta mengatakan, kebudayaan adalah ciptaan hidup
dari suatu bangsa. "Kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa. Kebudayaan banyak
sekali macamnya. Menjadi pertanyaan apakah agama itu suatu ciptaan manusia atau bukan.
Keduanya bagi saya bukan soal. Agama adalah juga suatu kebudayaan karena dengan
beragama manusia dapat hidup dengan senang. Karenanya saya katakan agama adalah bagian
daripada kebudayaan..."
Kebudayaan adalah hasil cipta dan karya manusia berupa norma-norma, nilai-nilai,
kepercayaan, tingkah laku dan teknologi yang dipelajari dan dimiliki oleh semua anggota
masyarakat tertentu. Kebudayaan dalam arti luas dapat berwujud Ideal seperti ide-ide,
gagasan, nilai,Kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, Fisik yakni benda hasil
karya manusia.
Kebudayaan adalah hasil budidaya, karsa dan interaksi manusia dengan sesamanya,
dan lingkungannya. Untuk mengadakan interaksi ini manusia menciptakan aturan nilai-nilai
tertentu. Aturan dan nilai tertentu ini dapat berbentuk tata tertib, etika, adat istiadat dan
peraturan perundang-undangan atau kensensus. Secara umum dapat dilihat dimanapun
didunia ini aturan dan nilai-nilai yang dianggap luhur oleh manusia adakalanya dihasilkan
atas dasar pengalaman yang berulang-ulang kali, ide atau kekuasaan manusia itu sendiri.
Budaya yang dibuat ini berlaku untuk turun temurun dengan diadakan perombakan dan
penyesuaian disana sini. (Iryani, 2014)
Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus mengawetkan kebudayaan yang
diwariskan nenek moyang yang menyampaikan kepada generasi muda. Kebudayaan dapat
dibentuk, dilestarikan, atau dikembangkan karena dan melalui pendidikan. Baik kebudayaan
yang berwujud ideal atau kelakuan dan teknologi, dapat diwujudkan melalui praksis
pendidikan. Cara-cara untuk mewariskan kebudayaan khususnya mengajarkan tingkah laku
kepadagenerasi baru. Berbeda dari masyarakat ke masyarakat. Adapun cara itu melalui
transmisi kebudayaan secara informal, nonformal and formal pada masyarakat maju dan
informal dan nonformal pada masyarakat primitif. Secara formal tugas ini diserahkan kepada
sekolah untuk mentransmisikan kepada generasi penerus. Dengan demikian lembaga
pendidikan mempunyai fungsi untuk mentransmisi, mengawetkan kebudayaan lokal dan
Nusantara, begitulah yang diharapkan dalam perubahan paradigma pendidikan nasional yang
berdasarkan kebudayaan yang menuntut struktur pendidikan nasional yang tidak sentaralistik
karena berdasarkan kenyataan kebudayaan Nusantara yang Bhineka. Bentuk dan struktur
pendidikan yang lahir dari dan untuk masyarakat (community-based education) merupakan
suatu tuntutan. Sistem pendidikan yang demikian juga sejalan dengan jiwa disentralisasi dan
otonomi daerah sebagai salah satu tuntutan reformasi. Reformasi kebudayaan tidak akan ada
artinya bila tidak didukung oleh proses pendidikan. Reformasi kebudayaan tidak terlepas dari
reformasi pendidikan.

2.2 PENDIDIKAN
Dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun2003, Pendidikan adalah usaha sadar danterencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didiksecara aktif
mengembangkan potensi dirinyauntuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yangdiperlukan dirinya dan
masyarakat. Menurut kamus Bahasa Indonesiapendidikan berasal dari kata ‘didik’
danmendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau
caraatau perbuatan mendidik. Secara bahasadefinisi pendidikan adalah proses
pengubahansikap dan tata laku seseorang atau kelompokorang dalam usaha mendewasakan
manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan
tentang pengertian pendidikan merupakan tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak,
adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-
anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai
keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Sedangkan pengertian pendidikan menurut
H. Horne, adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi
makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar
kepada Tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan
kemanusiaan dari manusia. (Normina, 2017)
Pendidikan menurut N. Drijarkara adalah pe-manusia-an manusia muda, atau
pengangkatan manusia muda ke taraf insani. Drijarkara memberikan batasan tersebut dari
segi filsafat pendidikan. Menurut M.J. Langeveld, pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh,
perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju pada pendewasaan anak, atau
lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
Pendidikan menurut AD. Marimba adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si
pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si-terdidik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama. Emile Durkheim Pendidikan adalah tindakan yang dilaksanakan
generasi tua terhadap mereka yang belum siap untuk kehidupan sosial. AKC Ottaway upaya
yang dilakukan oleh generasi tua, untuk menjadikan orang-orang di bawahnya (generasi
muda) agar siap memasuki kehidupan sosial.
Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang
dewasakepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar
anakcukup cakap melaksanakan tugas hidupnyasendiri tidak dengan bantuan orang
lain.Pendidikan artinya proses pengubahan sikapdan tata laku seseorang atau kelompok
orangdalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses
perbuatan, cara mendidik.
Konsep pendidikan tidak hanya sebatas proses mengajar dan belajar di dalam kelas,
tetapi juga mencakup segala aspek pembentukan karakter, peningkatan pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai yang membentuk manusia menjadi individu yang lebih baik.
Pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses sistematis untuk mentransmisikan
pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, dan norma kepada generasi selanjutnya. Dalam hal ini,
pendidikan berperan penting dalam membentuk kepribadian seseorang dan membantu
mereka memahami dunia di sekitarnya.

2.3 ARTI BUDAYA DALAM PENDIDIKAN


Antara kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan interaktif yang saling
membutuhkan tidak mungkin proses pendidikan terlepas dari kebudayaan, dan perkembangan
kebudayaan tidak terlepas dari proses pendidikan yang terjadi didalam masyarakat tertentu.
Menghilangkan kebudayaan dari proses pendidikan berarti membuang pendidikan kesuatu
daerah vacum tak bertuan. Bagaimana bisa disepakati untuk membangun masyarakat
Indonesia yang baru tanpa kebudayaan. Pendidikan tanpa kebudayaan adalah hampa,
sedangkan kebudayaan tanpa pendidikan akan menuju kematian budaya itu sendiri.
Bila ditelaah tentang makna budaya dalam pendidikan, akan ditemukan bagaimana
budaya daerah dan budaya nasional sangat bermakna dalam pendidikan baik dalam konsep
otonomi maupun nasional sangat bermakna dalam pendidikan baik dalam konsep otonomi
maupun nasional baik budaya lisan maupun budaya tulisan atau budaya materi atau
nonmateri. Norma-norma dan nilai-nilai yang dimiliki oleh suatu kebudayaan merupakan
potensi dasar pembentukan peserta didik yang cerdas intelektual, cerdas emosional, cerdas
interpersonal dan intrapesonal. Hasil dari proses pendidikan yang basednya norma dan
nihildri nilai-nilai kebudayaan akan menghasilkan peserta didik yang anorma dan jauh dari
nilai kemanusiaan. Dengan demikian budaya yang dianut dan akan dikembangkan serta
dilestarikan oleh pendidikan akan melahirkan manusiamanusia yang berahklak baik dan
berguna bagi bangsa dan negara.
Keanekaragaman bahasa yang dimiliki oleh bangsa Indonesia akan menjadi alat
interaksi didalam proses pendidikan. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa persatuan
lahir dari keanegaragaman bahasa. Dalam arti bahasa daerah akan membantu interaksi dalam
praksis pendidikan daerah tersebut dimana mereka belum bisa berbahasa Indonesia, dengan
demikian bahasa mempunyai arti dalam interaksi ketika pelaksanaan proses pendidikan, dan
melalui bahasa inilah pesanpesan pendidikan bisa dikirim dan diterima pada proses
pendidikan. c. Kebudayaan merupakan perekat persatuan bangsa dan keutuhan negara
persatuan Republik Indonesia. kebudayaan nasional yang tergambar dalam Sumpah Pemuda
dan yang terilham didalam semboyang bangsa Bhineka Tunggal Ika menjadi pemersatu
bangsa, semangat ini akan menjadi kepersatuan kita mulai dari sabang sampai merauke.
Walaupun memiliki budaya yang beranekaragam bila dibawa dalam konteks otonomi akan
mempunyai makna bahwa proses pendidikan merupakan kegiatan bersama untuk
membangun daerah dan membangun negara Indonesia dalam konteks pendidikan nasional.
2.4 HUBUNGAN PENDIDIKAN DENGAN KEBUDAYAAN
Sekolah atau pendidikan formal adalah salah satu saluran atau media dari proses
pembudayaan Media lainnya adalah keluarga dan institusi lainnya yang ada di masyarakat.
Dalam konteks inilah pendidikan disebut sebagai proses untuk “memanusiakan manusia”.
Sejalan dengan itu, kalangan antropolog dan ilmuwan sosial lainnya melihat bahwa
pendidikan merupakan upaya untuk membudayakan dan mensosialisasikan manusia
sebagaimana yang kita kenal dengan proses enkulturasi (pembudayaan) dan sosialisasi
(proses membentuk kepribadian dan perilaku seorang anak menjadi anggota masyarakat
sehingga anak tersebut diakui keberadaanya oleh masyarakat yang bersangkutan). Dalam
pengertian ini, pendidikan bertujuan membentuk agar manusia dapat menunjukkan
perilakunya sebagai makhluk yang berbudaya yang mampu bersosialisasi dalam
masyarakatnya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan dalam upaya mempertahankan
kelangsungan hidup, baik secara pribadi, kelompok, maupun masyarakat secara keseluruhan.
Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan, karena pendidikan adalah upaya
memberikan pengetahuan dasar sebagai bekal hidup. Pengetahuan dasar untuk bekal hidup
yang dimaksudkan di sini adalah kebudayaan. Dikatakan demikian karena kehidupan adalah
keseluruhan dari keadaan diri kita, totalitas dari apa yang kita lakukan sebagai manusia, yaitu
sikap, usaha, dan kerja yang harus dilakukan oleh setiap orang, menetapkan suatu pendirian
dalam tatanan kehidupan bermasyarakat yang menjadi ciri kehidupan manusia sebagai
makhluk bio-sosial.
Proses pembudayaan (enkulturasi) adalah upaya membentuk perilaku dan sikap
seseorang yang didasari oleh ilmu pengetahuan dan keterampilan sehingga setiap individu
dapat memainkan perannya masing-masing. Dengan demikian, ukuran keberhasilan
pembelajaran dalam konsep enkulturasi adalah perubahan perilaku siswa. Hal ini sejalan
dengan 4 (empat) pilar pendidikan yang dikemukakan oleh Unesco, Belajar bukan hanya
untuk tahu (to know), tetapi juga menggiring siswa untuk dapat mengaplikasikan
pengetahuan yang diperoleh secara langsung dalam kehidupan nyata (to do), belajar untuk
membangun jati diri (to be), dan membentuk sikap hidup dalam kebersamaan yang harmoni
(to live together). Untuk itu, pembelajaran berlangsung secara konstruktivis (developmental)
yang didasari oleh pemikiran bahwa setiap individu peserta didik merupakan bibit potensial
yang mampu berkembang secara mandiri.
Tugas pendidikan adalah memotivasi agar setiap anak mengenali potensinya sedini
mungkin dan menyediakan pelayanan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki serta
mengarahkan pada persiapan menghadapi tantangan ke depan. Pendidikan mengarah pada
pembentukan karakter, performa yang konkrit (observable) dan terukur (measurable) yang
berkembang dalam tiga ranah kemampuan, yaitu: kognitif, psikomotor, dan afektif.
Pengembangan kemampuan pada ketiga ranah tersebut dilihat sebagai suatu kesatuan yang
saling melengkapi.
Untuk menjamin kekonsistenan antara tujuan pendidikan dengan pembentukan
manusia yang berbudaya (enkulturasi), perlu dirancang desain pembelajaran di sekolah yang
tidak terlepas dari kondisi kehidupan nyata. Antara dunia pendidikan dan dunia nyata terkait
dengan hubungan sinergis. Dengan demikian, antara nilai-nilai yang ditanamkan dengan
pengetahuan akademis terikat dengan hubungan yang kontinum. Tidak satupun dari
komponen ilmu pengetahuan yang terlepas dari nilai dan norma budaya. Pendidikan adalah
upaya menanamkan sikap dan keterampilan pada anggota masyarakat agar mereka kelak
mampu memainkan peranan sesuai dengan kedudukan dan peran sosial masing-masing dalam
masyarakat. Secara tidak langsung, pola ini menjadi proses melestarikan suatu kebudayaan.
BAB III
PEMBAHASAN

Di Negara Indonesia semua penduduk layak mendapatkan sebuah Pendidikan namun,


tidak semua orang bisa merasakan Pendidikan, terkadang Pendidikan hanya dijadikan sebuah
tolak ukur bagi manusia, akan tetapi sebuah Pendidikan adalah momentum untuk mencetak
kader-kader sebagai penerus generasi bangsa Indonesia selanjutnya, dengan adanya
Pendidikan pula kitab isa mengetahui adaya sumber budaya baik itu secara internal maupun
eksternal, karena Pendidikan adalah asset Negara dengan begitu pula pendidikan bisa
membentuk manusia atau insan yang berbudaya, dan dengan budaya juga bisa menuntun
manusia untuk hidup yang sesuai dengan aturan atau norma yang dijadikan pedoman dalam
menjalani kehidupan. Mengapa budaya memiliki hubungan erat terhadap Pendidikan karena
keduanya saling memberikan timbal balik atau sudah menjadi suatu prioritas utama dalam
Pendidikan tentu bisa mempelajari budaya dan dari budaya pun bisa mempelajari adanya
budaya dalam suatu Pendidikan agar bisa memudahkan dan menciptakan karakter yang
memahami suatu Pendidikan yang sangat begitu penting.
Adanya Pendidikan yaitu menjadi sebuah bekal utama bagi semua insan, Pendidikan
akan semakin mengalami kemajuan dari hari kehari, karna adanya sebuah ilmu yang sudah
dikaji dan didapatkan setiap harinya, ilmu adalah suatu pembelajaran yang didapatkan dan
bisa diamalkan oleh semua insan, karena adanya factor budaya dan teknologi Pendidikan
akan semakin mudah menembus jalur manapun agar semua orang bisa mengakses dan
melihat adanya kemajuan dalam sebuah budaya Pendidikan, secara tidak langsung itu adalah
sebuah pembentukan karakter yang kritis yang dimana penerus generasi bangsa bisa
memanfaatkan adanya dari kemajuan budaya Pendidikan dari setiap harinya yang ia
dapatkan, berbicara soal Pendidikan itu memang sangat luas cangkupannya karena, setiap
insan memiliki ilmu yang unik dan berbeda yang ia dapatkan dari sebuah budaya Pendidikan,
dengan begitupun dizaman sekarang adanya teknologi canggih itu dari hasil Pendidikan, dari
sejak dini pun secara tidak langsung budaya Pendidikan sudah kita dapatkan dari secara
tradisi-tradisi Pendidikan pun itu sudah menunjukan kepunyaan budaya yang melekat, maka
dari itu mengapa semua insan selalu menganggap Pendidikan itu penting bahkan menjadi
prioritas utama itulah dimulai awal mulanya adanya sebuah budaya.
Adanya kebudayaan dan timbal baliknya dalam Pendidikan sebab kebudayaan bisa
dilestarikan memalui suatu Pendidikan adanya kader-kader penerus generasi bangsa, dengan
adanya kebudayaan karakter, mindset seseorang meningakt adanya sebuah kelestarian budaya
dalam suatu Pendidikan, Pendidikan sangatlah menyenagkan dari Pendidikan kita mengetahui
hal-hal yang luar biasa yang mungkin tidak semua orang bisa mendapatkan, begitu pula
Pendidikan adalah sebuah privilege, mengapa bisa dikatakan seperti itu karena adanya
budaya Pendidikan yang semua orang bisa merasakan mungkin dari segi Pendidikan yang
mereka dapatkan akan berbeda, sebab Pendidikan adalah sebuah pengaruh bagi semua insan
sehingga Pendidikan selalu dan selalu dijadikan sumber prioritas utama bagi semua insan
dikalangan manapun, banyak pula dari kebermanfaatan suatu Pendidikan yang bisa
didapatkan bagi semua insan karena pendidikanlah yang mencakup segalanya dari
pembentukan karakter, budaya dan lain sebagainya yang sudah selayaknya didapatkan dari
sebuah Pendidikan.
Sebagai sistem pengetahuan dan gagasan, kebudayaan yang dimiliki suatu masyarakat
merupakan kekuatan yang tidak tampak (invisible power), yang mampumenggiring dan
mengarahkan manusia pendukung kebudayaan itu untuk bersikap dan berperilaku sesuai
dengan pengetahuan dangagasan yang menjadi milik masyarakat tersebut, baik di bidang
ekonomi, sosial, politik, kesenian dan sebagainya. Sebagai suatu sistem, kebudayaan tidak
diperolehmanusia dengan begitu saja secara ascribed, tetapi melalui proses belajar yang
berlangsungtanpa henti, sejak dari manusia itu dilahirkansampai dengan ajal menjemputnya.
Pendidikan selalu berubah sesuai perkembangan kebudayaan, karena pendidikanmerupakan
proses transfer kebudayaan dan sebagai cermin nilai-nilai kebudayaan. Pendidikan juga
bersifat progresif, yaitu selalu mengalami perubahan perkembangan sesuai tuntutan
perkembangan kebudayaan. Kedua sifat tersebut berkaitan erat dan terintegrasi. Untuk itu
perlu pendidikan formal dan informal (sengaja diadakan atau tidak). Perbedaan kebudayaan
menjadi cermin bagi bangsa lain, membuat perbedaan sistem, isi dan pendidikan pengajaran
sekaligus menjadi cermin tingkat pendidikan dan kebudayaan.
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter, nilai, dan
kebudayaan sebuah masyarakat. Dalam konteks Indonesia, pendidikan dianggap sebagai aset
nasional yang tidak hanya memberikan akses kepada semua individu untuk meningkatkan
kualitas hidup mereka, tetapi juga menjadi landasan bagi pembentukan kader-kader yang
akan menjadi penerus bangsa. Pendidikan memainkan peran krusial dalam memahami dan
mempertahankan budaya, serta memberikan kesempatan untuk memperluas wawasan tentang
sumber-sumber budaya, baik secara internal maupun eksternal.
Pendidikan bukan hanya tentang memperoleh pengetahuan dan keterampilan, tetapi
juga tentang pembentukan karakter dan kesadaran akan kebudayaan. Kemajuan dalam
pendidikan dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya dan teknologi, yang memungkinkan akses
yang lebih luas terhadap pendidikan dan menciptakan kesempatan untuk pembelajaran yang
berkelanjutan. Dengan demikian, pendidikan tidak hanya mempersiapkan individu untuk
masa depan yang lebih baik, tetapi juga membentuk pemikiran kritis dan kemampuan untuk
beradaptasi dengan perubahan budaya dan teknologi.

4.2 SARAN

1. Penguatan Hubungan antara Pendidikan dan Budaya


Perlu dilakukan upaya untuk lebih mengintegrasikan unsur-unsur budaya dalam
kurikulum pendidikan, serta mempromosikan pemahaman yang lebih mendalam
tentang kebudayaan lokal maupun global di lingkungan pendidikan.
2. Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan
Penting untuk terus memperluas akses terhadap pendidikan yang berkualitas,
termasuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung
pembelajaran jarak jauh dan pembelajaran sepanjang hayat.
3. Pemberdayaan Kader-Kader Pendidikan
Kader-kader pendidikan, termasuk guru, dosen, dan tenaga pendidik lainnya, perlu
diberdayakan untuk menjadi agen perubahan dalam mempromosikan pendidikan yang
inklusif, berkeadilan, dan berbudaya.
4. Pengembangan Program Pendidikan Berbasis Budaya
Diperlukan pengembangan program-program pendidikan yang memanfaatkan
kekayaan budaya lokal sebagai sumber pembelajaran yang relevan dan inspiratif bagi
siswa.
5. Kolaborasi antara Pendidikan dan Kebudayaan
Kerjasama antara lembaga-lembaga pendidikan, lembaga kebudayaan, dan
pemerintah perlu diperkuat untuk memastikan bahwa pendidikan terus memainkan
peran penting dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan, serta sebaliknya.

Dengan mengambil langkah-langkah ini, diharapkan pendidikan dapat menjadi lebih efektif
dalam membentuk karakter, nilai, dan kesadaran akan kebudayaan, sehingga mampu
menciptakan generasi penerus yang memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan
berkontribusi dalam masyarakat yang semakin kompleks dan berubah dengan cepat.
DAFTAR PUSTAKA

Anggreni, M. (2020). PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP MUTU


PENDIDIKAN: Jurnal PTK & Pendidikan, 6(2), 49-56
Ali. (2021). Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah: Jurnal Pendidikan
Tambusai, 5(1), 2063-2069
Detikedu. (2023). Diakses pada 26 Februari 2024, dari
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6938190/6-pengertian-pendidikan-menurut-
ahli-ada-ki-hajar-dewantara-john-dewey
Educhannel Indonesia. (2021). Diakses pada 26 Febrruari 2024, dari
https://www.educhannel.id/blog/artikel/hubungan-antara-pendidikan-dan-
kebudayaan.html
Hasibuan, L. Dkk. (2021). Pendidikan dan Perubahan Kebudayaan Transmisi Budaya dan
Perkembangan Institusi Pendidikan: Jurnal Literasiologi, 5(2), 69-82
Iryani, E. (2014). MAKNA BUDAYA DALAM PENDIDIKAN: Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi, 14(2), 110-112
Normina. (2017). Pendidikan Dalam Kebudayaan: Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI
Kalimantan, 15(28), 17-28
Rahayu, R. D. Dkk. (2021). PENGEMBANGAN PENDIDIKAN NASIONAL BERBASIS
BUDAYA LOKAL: Jurnal Terapung : Ilmu – Ilmu Sosial , 3(1), 17-25
Ridhani M. T. PENGARUH KEBUDAYAAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP JATI
DIRI BANGSA INDONESIA
Sari, C. P. (2018). PERAN KEBUDAYAAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN: Jurnal
Tabir, 5(1)
Saputra, D. (2021). Pengaruh Budaya Sekolah Terhadap Kualitas Proses Pembelajaran:
Jurnal Pendidikan, 10(2), 12-19
Widyastuti, M. (2021). Peran Kebudayaan Dalam Dunia Pendidikan (THE ROLE OF
CULTURE IN THE WORLD OF EDUCATION): Jurnal Kebhinekaan dan Wawasan
Kebangsaan, 1(1), 54-64

Anda mungkin juga menyukai