Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Aktualisasi Nilai Dasar ASN


Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, menyatakan bahwa bangsa indonesia memiliki kekayaan alam
yang melimpah, potensi sumber daya manusia, peluang pasar yang besar
dan demokrasi yang relatif stabil. Untuk mengelola sumber daya yang
melimpah diharapkan Pemerintahan Negara Indonesia mempunyai suatu
sistem birokrasi dengan SDM berkualitas, yaitu PNS Profesional saat ini
dikenal dengan istilah ASN (Aparatur Sipil Negara).
Undang-Undang ASN No. 5 Tahun 2014 menjelaskan bahwa
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintahan. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut
Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah
dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas
negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Untuk menjadi ASN yang berkompeten, profesional , berintegritas,


dan berkomitmen baik atas tugas dan fungsi yang di embannya. Untuk
itulah, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS), ditetapkan
bahwa salah satu jenis Diklat yang strategis untuk mewujudkan PNS
sebagaibagian dari ASN menjadi profesional seperti tersebut di atas
adalah Diklat Prajabatan. Diklat ini dilaksanakan dalam rangka
membentuk nilai-nilai dasar profesi PNS. Kompetensi inilah yang
kemudian berperan dalam membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu PNS
yang mampu bersikap dan bertindak profesional dalam melayani
masyarakat.

1
Kegiatan Pelatihan Dasar ini, diharapkan nantinya seorang ASN
dapat merasakan dengan langsung bagaimana menjadi ASN yang
menunjang nilai-nilai komitmen, dan integritas. Sehingga nantinya ASN ini
dapat memiliki daya saing tinggi dan hebat kedepannya tentang menjaga
tanggung jawab, komitmen dan tugasnya.
Seorang guru adalah fasilitator dan motivator bagi siswa. Artinya
guru harus bisa memberi kesempatan kepada siswa, sehingga siswa
dapat belajar dengan cara yang sesuai dengan kemampuan siswa dan
mengimplementasikan apa yang telah mereka peroleh sesuai dengan
kreativitas masing-masing. Namun guru harus tetap mengarahkan siswa
pada hal yang positif dan mencegah dari hal negativ. Guru harus bisa
membangun pemahaman siswa baik secara teoritis maupun praktis yang
mengena pada rana kognitif, afektif, dan psikomotor siswa.

Pembelajaran seni budaya dan keterampilan diberikan di sekolah


dasar karena keunikan, kebermaknaan dan kemanfaatan terhadap
keutuhan perkembangan peserta didik. Selain itu, keunikan seni terletak
pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi,
berkreasi dan berapresepsi. Kegiatan anak dalam seni mendorong
mereka untuk meningkatkan daya kreativitas yang dimilikinya serta
percaya terhadap potensi yang dimilikinya tersebut karena kesempatan
untuk berekspresi secara optimal dapat dilakukan melalui seni. dalam
menanamkan sikap cinta tanah air dan bangsa, kepahlawanan, dan
nasionalisme Setiap guru tentu memiliki cara tersendiri. Salah satunya
melalui pemaham nilai-nilai nasionalisme melalui lagu perjuangan dan
lagu tradisional serta mempelajari warisan budaya setempat dengan
tujuan melestarikan kebudayaan tersebut sehingga tidak terlupakan .

Salah satu warisan budaya Sulawesi-selatan adalah alat music


kecapi atau masyarakat bugis makassar menyebutnya “kacaping” atau
“pakkacaping” adalah orang yang memainkan kecapi. Di era millennial ini
alat music ini sudah sangat jarang di temukan atau di pertontonkan di

2
depan khalayak. Pada kenyataanya kita hanya bias menikmati alunan alat
music ini melaui kaset kase hasil dokumentasi label rekaman local. Di sisi
pemerintahan, pemerintah kabupaten sidenreng rappang sudah sadar
akan hal ini, terkhusus pihak yang terkit yaitu dinas pendidikan dan
kebudayaan kabupaten sidenreng rappang yang terlah sangat kontributif
dalam melestarikan seluruh warisan budaya setempat salah satunya
“kecaping “

B. Tujuan dan Manfaat Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS


1. Tujuan Aktualisasi Nilai Dasar PNS
Dengan adanya aktualisasi ini diharapkan PNS dapat
terbentuk menjadi Pelayan Masyarakat yang mempunyai
profesionalisme, dengan selalu mengedepankan nilai dasar
akuntabilitas dalam tugas yang diembannya, mempunyai semangat
nasional dalam melaksanakan tugasnya,menjunjung tinggi Etika
yang baik dalam melayani masyarakat, Memiliki Komitmen Mutu
dalam tupoksinya, dan Anti Korupsi dalam melaksanakan
kegiatannya tugasnya.
2. Manfaat Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS
Adapun manfaat dari aktualisasi nilai-nilai dasar PNS antara lain:

a) PNS dapat belajar untuk mengemban tanggung jawab penuhnya


sebagai abdi negara pada khususnya dan pelayan masyarakat
pada umumnya.
b) PNS dapat merubah mindset didalam dirinya untuk menjadi lebih
profesional,berkomitmen, beretika, dan berintegritas.
C. Ruang Lingkup Aktualisasi
Ruang Lingkup Aktualisasi ini meliputi tugas dan fungsi pokok
Perawat gigi di lingkungan Puskesmas Barukku

3
D. Gambaran Umum Aktualisasi Dalam ANEKA
Gambaran umum tentang aktualisasi meliputi nilai-nilai dasar
profesi PNS yang meliputi ANEKA , antara lain :
1. Akuntabilitas yakni kewajiban bagi individu atau kelompok /
instansi untuk memenuhi tanggung jawabnya sesuai dengan
amanah yang diberikan. Adapun nilai-nilai yang terkandung di
dalam akuntabilitas yakni :
a) Akuntabilitas
b) Transparansi
c) Keadilan dalam pelayanan publik
d) Perilaku yang konsistensi terhadap aturan
e) Mampu mengambil keputusan yang tepat ketika terjadi
benturan kepentingan.
f) Netralitas PNS yang meliputi dengan politik praktis
g) Integritas
h) Keseimbangan
i) Kepercayaan

2. Nasionalisme yakni pandangan atau faham kecintaan manusia


terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
pancasila.Adapun nilai-nilai yang terkandung di dalam nasionalisme
di bagi atas 5 Pancasila dengan butir-butirnya sebagai berikut :
- Sila pertama : (Ketuhanan yang maha esa)
1) Percaya dan taqwa kepada tuhan yang maha esa sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing
2) Hormat menghormati dan bekerja sama antar pemeluk
agama
3) Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaan
4) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada
orang lain

4
- Sila Kedua : (Kemanusiaan yang adil dan beradab)
1) Berani membela kebenaran dan keadilan
2) Mengakui persamaam hak dan persamaan kewajiban antar
sesama manusia
3) Mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap tenggang rasa
5) Tidak semena-mena terhadap orang lain
- Sila Ketiga : (Persatuan Indonesia)
1) Menempatkan kesatuan,persatuan,kepentingan dan
keseimbangan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi dan golongan
2) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
3) Cinta tanah air dan bangsa
4) Bangga sebagai bangsa indonesia,bertanahair indonesia
5) Memajukan persatuan dan kesatuan bangsa yang ber
ineka tunggal ika
- Sila ke empat : (Kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat
kebijaksanaan perwakilan )
1) Mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat
2) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat
kekeluargaan
- Sila kelima : (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia)
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan gotong
royong
2) Bersikap adil
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
4) Menghormati hak-hak orang lain

5
5) Suka member pertolongan kepada orang lain

3. Etika Publik yakni tata krama/sopan santun dalam berkelakuan


sesuai lingkungan setempat, adapun nilai-nilai yang terkandung di
dalam etika publik yaitu :
a) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideology Negara Pancasila
b) Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak
c) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
d) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif
e) Memelihara dan menjunjung tinggi etika luhur

4. Komitmen Mutu yakni cara bekerja yang menggunakan


pembaharuan demi kemajuan dan kepentingan bersama. Adapun
nilai-nilai yang terkandung di Komitmen mutu yaitu :
a) Efektifitas, Efisiensi , Mutu, dan Inovasi
b) Komitmen dalam pemberian pelayanan yang prima
c) Pemberian layanan yang cepat, tepat dan ramah
d) Pelayanan yang menyentuh hati
e) Orientasi mutu :
1) Tangible (nyata)
2) Realibility (kehandalan)
3) Responsive (cepat tanggap)
4) Coutesy (keramahan)
5) Communication (komunikasi dalam menjalin kerjasama
yang baik)

5. Anti Korupsi yakni perilaku yang mencerminkan keterhindaran diri


dari kerusakan dan kebobrokan yang dapampaknya bisa
menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi,
keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Adapun nilai-
nilai yang terkandung di Anti Korupsi yaitu :

6
a) Jujur
b) Peduli
c) Mandiri
d) Disiplin
e) Tanggung jawab
f) Kerja keras
g) Sederhana
h) Berani
i) Adil

E. Kedudukan Dan Peran PNS


1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme.Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber
daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan
jaman. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK).
1) Kedudukan, Peran, Hak dan Kewajiban serta Kode Etik ASN
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya, maka
seorang ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik dan perekat dan pemersatu bangsa. Selanjutnya ASN bertugas:
a. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-
undangan.

7
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Selain kedudukan, tugas dan fungsi, ASN juga mempunyai hak
dan kewajiban Agar dapat melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas,
menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN
diberikan hak sesuai dengan UU ASN sebagai berikut :

Seorang PNS berhak memperoleh:


a) Gaji, tunjangan, dan fasilitas
b) Cuti
c) Jaminan pensiun dan jaminan hari tua
d) Perlindungan
e) Pengembangan kompetensi

Sedangkan untuk PPPK berhak memperoleh:


a) Gaji dan tunjangan
b) Cuti
c) Perlindungan
d) Pengembangan kompetensi.
Berdasarkan pasal 92 UU ASN Pemerintah juga wajib
memberikan perlindungan berupa :
a) Jaminan kesehatan
b) Jaminan kecelakaan kerja
c) Jeminan kematian
d) Bantuan hukum
Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban
sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya berdasarkan UU ASN
sebagai berikut:
1. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI dan Pemerintah yang sah.

8
2. Menjaga Persatuan dan kesatuan bangsa.
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah
yang berwenang.
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh
pengabdian,kejujuran, kesadaran, dan tanggungjawab.
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun
diluar kedinasan.
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat
mengemukakanrahasia jabatan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan
8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara KesatuanRepublik
Indonesia.
Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi
berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode
perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN.
Kode etik dan kode perilaku diatur dalam UU ASN untuk menjadi
acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
2) Konsep Sistem Merit Dalam Pengelolaan ASN
Pengelolaan ASN harus mendukung misi utama pemerintahan.
Pengelolaan ASN dilakukan untuk memotivasi dan juga
meningkatkanproduktivitas pegawai dalam melaksanakan
tugasnya.Sehinggamampu berkontribusi pada pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi.Untuk mendapatkan pegawai yang produktif, efektif
dan efisien, diperlukan sebuah sistem pengelolaan SDM yang baik.
Sistem merit berdasarkan pada objektifitas dalan pengelolaan ASN
menjadi pilihan bagi berbagai organisasi untuk mengelola SDMnya.
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruangbagi
tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa

9
langkah nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem ini, baik dari
sisi perencanaan kebutuhan berupa transparansi dan jangkauan
penginformasian kepada masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya
dalam pelaksanaan seleksi sehingga instansi pemerintah
mendapatkan pegawai yang tepat dan berintegritas untuk mencapai
visi dan misi lembaga.
Pasca recruitment, dalam organisasi berbagai system
pengelolaan pegawai harus mencerminkan prinsip merit yang
sesungguhnya dimana semua prosesnya berdasarkan pada prinsip-
prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai.
Jaminan sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai
akan menciptakan lingkungan kondusif untuk pembelajaran dan
kinerja. Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan atas
kinerjanya yang tinggi, disisi lain bad performers mengetahui dimana
kelemahan dan juga diberikan bantuan dari organisasi untuk
meningkatkan kinerja.
3) Mekanisme Pengelolaan ASN
Pengelolaan atau manajemen ASN pada dasarnya adalah
kebijakan dan praktek mengelola aspek sumber daya manusiadalam
organisasi termasuk dalam hal ini adalah pengadaan,penempatan,
mutasi, promosi, pengembangan, penilaian danpenghargaan.
Manajemen ASN terdiri dari Manajemen PNS dan Manajemen
PPPK. Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan
kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier,
pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan
hari tua, dan perlindungan. Manajemen PPPK meliputi penetapan
kebutuhan, pengadaan, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,
pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin,
pemutusan hubungan perjanjian kerja, dan perlindungan.

10
Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada
kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural,
dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di
kalangan PNS dengan memperhatikan syarat kompetensi,
kualifikasi,kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan,
integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Pejabat Pembina
Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2
(dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali
Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan
perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat jabatan yang
ditentukan. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya
sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan setelah mendapatpersetujuan
Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5
(lima) tahun.
Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari
PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara
dari jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai PNS. Pegawai
ASN berhimpun dalam suatu wadah Korps PegawaiRepublik
Indonesia, memiliki tujuan: menjaga kode etik profesi dan standar
pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai
pemersatu bangsa. Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi
pengambilan keputusan dalam Manajemen ASN diperlukan Sistem
Informasi ASN. Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara
nasional dan terintegrasi antar Instansi Pemerintah. Sengketa Pegawai
ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya administratif
terdiri dari keberatan dan banding administratif.
2. Whole of Government (WoG)
Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sector dalam ruang lingkup

11
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. WoG juga
dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang
melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan
yang relevan.

WoG ditekankan pada terintegrasinya upaya-upaya kementrian


atau lembaga pemerintah dalam mencapai tujuan-tujuan bersama
dalam bentuk kerjasama seluruh elemen pemerintahan. Karakteristik
pendekatan WoG dapat dirumuskan dalam prinsip-prinsip kolaborasi,
kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama, dan mencakup keseluruhan
aktor dari seluruh sektor dalam pemerintahan. Karakteristik WoG
tersebut dirumuskan dalam prinsip KISS yaitu koordinasi, integrasi
(kolaborasi atau kerjasama), sinergitasi dan simplikasi. Berdasarkan
karakteristik WoG, maka dapat dipraktekkan dalam kontinum
koordinasi merger, dimana pelaksanaan WoG mulai dari koordinasi,
maka kelembagaan yang terlibat dalam pendekatan WoG tidak
mengalami perubahan struktur organisasi.

Praktek WoG dalam pelayanan publik adalah:

a. Pelayanan yang bersifat administratif


Pelayanan publik yang menghasilkan berbagai produk dokumen
resmi yang dibutuhkan warga masyarakat seperti KTP, SIUP, ijin
trayek, ijin usaha, sertifikat tanah dan lain sebagainya. Praktek
WoG dalam jenis pelayanan adminstratif dapat dilihat dalam
praktek penyatuan penyelenggaraan izin dalam satu pintu seperti
PTSP atau Samsat.
b. Pelayanan jasa
Pelayanan yang menghasilkan dalam bentuk jasa seperti
pendidikan, kesehatan, perhubungan, ketenagakerjaan dan lain
sebagainya.

12
c. Pelayanan barang
Pelayanan yang menghasilkan dalam bentuk barang seperti jalan,
perumahaan, jaringan telpon, listrik dan seterusnya.
d. Pelayanan regulatif
Pelayanan melalui penegakan hukum dan peraturan perundang-
undangan maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi
kehidupan bermasyarakat.
Indikator dari Whole Of Government adalah:
1) Koordinasi
Koordinasi adalah pengaturan suatu organisasi atau kegiatan
sehingga peraturan dan tindakan yang akan dilaksanakan tidak
saling bertentangan. Proses penyepakatan bersama yang
mengikat berbagai kegiatan atau unsur yang berbeda-beda
sedemikian rupa, sehingga disisi yang satu semua kegiatan
atau unsur tersebut terarah pada pencapaian suatu tujuan yang
telah ditetapkan dan di sisi lain keberhasilan kegiatan yang satu
tidak merusak keberhasilan kegiatan yang lain.
2) Integrasi
Integrasi merupakan proses penyesuaian diantara unsur-unsur
yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga
menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memiliki
keserasian fungsi.
3) Sinergitas
Sinergitas adalah kerjasama unsur atau bagian atau fungsi atau
instansi atau lembaga yang menghasilkan suatu tujuan lebih
baik dan lebih besar daripada dikerjakan sendiri.
4) Simplikasi
Simplikasi adalah penyederhanaan untuk mencapai efektifitas
dan efisiensi suatu kegiatan. Hal tersebut dapat dilakukan
antara lain dengan membuat program-program yang realistik,
sederhana dan dapat dikerjakan. Misalnya tujuan umum dibuat

13
disederhanakan menjadi tujuan khusus dengan sasaran lebih
jelas atau tujuan dibuat lebih rasional
3. Pelayanan Publik
Amanat UUD 1945 bahwa layanan unuk kepentingan publik
menjadi tanggung jawab pemerintah. Pelayanan publik yang
bermutu akanmenciptakan kepercayaan publik kepada pemerintah.
Keberhasilan institusipemerintah memberikan layanan kepada
masyarakat akan sangat bergantung pada mutu sumberdaya
manusia serta bagaimana potensi mereka. ASN sebagai sumber
daya manusia yang dimiliki oleh pemerintahuntuk melaksanakan
amanah UUD 1945 memiliki fungsi sebagai pelayan publik yang
bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan prima kepada
masyarakat.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan


Publik menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik. Tiga unsur penting dalam pelayanan publik,yaitu
organisasi penyelenggara pelayanan publik, penerima
layanan(pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang
berkepentingan, dan kepuasan yang diberikan dan atau diterima
oleh penerima layanan (pelanggan).

Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk


mewujudkanpelayanan prima yaitu :
a) Partisipatif;
b) Transparan;
c) Responsif;
d) Non Diskriminatif;

14
e) Mudah dan Murah;
f) Efektif dan Efisien;
g) Aksesibel;
h) Akuntabel;
i) Berkeadilan.

BAB II
TINJAUAN INSTANSI
A. Deskripsi Organisasi
Puskesmas Barukku berlokasi di Pitu riase, terletak di Jl. Arifin
Nu’mang Kelurahan Batu Kecamatan Pitu Riase Kabupaten Sidenreng
Rappang yang berbatasan dengan Kecamatan Dua Pitue di selatan,
Kabupaten Enrekang di sebelah utara, Kabupaten Luwu dan
Kabupaten Wajo di sebelah timur dan Kabupaten Enrekang dan
Kecamatan Pitu Riawa di sebelah barat. Puskesmas Barukku dibangun
pada tahun 1980 dengan luas tanah 6,268 m 2, yang terdiri dari UGD,
poliklinik, perawatan dan kantor. Wilayah kerja Puskesmas dengan

15
rata-rata jarak tempuh masyarakat ke Puskesmas yang terdekat adalah
3 menit dari Kelurahan Batu dan yang terjauh adalah 135 menit dari
Desa Leppangeng, saat ini Puskesmas Barukku berstatus Puskesmas
Perawatan dan Pelayanan Kegawatdaruratan 24 jam, dibantu dengan 5
buah Puskesmas Pembantu (PUSTU), 8 buah Pos Kesehatan Desa
(POSKESDES) dengan 10 Bidan di Desa (BIDIDES) dan 1 buah
Polindes
9. Identitas Sekolah
Nama Puskesmas : Puskesmas Barukku
Nama Kepala : Herman Ibrahim, SKM
Puskesmas
Luas Tanah : 6,268 m2
Tahun Berdiri : 1980
Alamat : Jl. Arifin Nu’mang Kel. Batu
Kecamatan/Kabupaten : Pitu Riase / Sidenreng Rappang
Provinsi : Sulawesi Selatan

10. Visi dan Misi Puskesmas Barukku :


1. Visi :
Menjadi Puskesmas Mitra Masyarakat Dengan Pelayanan Prima
Menuju Kecamatan Pitu Riase Sehat dan Mandiri

2. Misi :
a. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, profesional,
merata dan terjangkau oleh masyarakat secara efisien dan
efektif
b. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup
sehat dalam upaya kesehatan secara komprehensif
c. Menerapkan manajemen yang transparan pada setiap kegiatan

16
d. Mengoptilkan akses pelayanan kesehatan pada daerah
terpencil
e. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal
3. Motto ; “ Madising ki’ Marennu ka’ na Tapada Salama.”
4. Tata Nilai :
a. Kedisplinan
b. Kerjasama
c. Kebersihan
11. Fungsi Puskesmas Barukku :
1. Penyelenggerakan UKM tingkat pertama di wilayah kerja.
2. Penyelenggeraan UKP tingkat pertama di wilayah kerja
12. Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas :
1. Paradigma sehat
2. Pertanggungjawaban wilayah
3. Kemandirian masyarakat
4. Pemerataan
5. Teknologi tepat guna dan,
6. Keterpaduan dan kesinambungan

13. Jumlah Penduduk di Wilayah kerja Puskesmas Barukku


A. Kependudukan
Masalah utama kependudukan di Wilayah Kerja Puskesmas
Barukku adalah meliputi dua hal pokok, yaitu: komposisi penduduk
yang kurang menguntungkan dimana proporsi penduduk berusia muda
masih relatif tinggi dan persebaran penduduk yang kurang merata.

1. Pertumbuhan Penduduk
Jumlah Desa yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Barukku
Kecamatan Pitu Riase Kabupaten Sidenreng Rappang sebanyak 9
Desa / Kelurahan dengan jumlah penduduk sebanyak 18.368 jiwa,
dengan jumlah Kepala Keluarga 4.421 orang.

17
Jumlah penduduk yang besar selain merupakan modal dalam
pembangunan juga dapat merupakan beban pembangunan jika
tidak disertai dengan kualitas yang memadai.

Jumlah Penduduk untuk beberapa tahun terakhir sebagai berikut :

 Tahun 2013 sebanyak 18.000 Jiwa


 Tahun 2014 sebanyak 16.479 Jiwa
 Tahun 2015 sebanyak 17.226 Jiwa
 Tahun 2016 sebanyak 17.970 Jiwa
 Tahun 2017 sebanyak 18.368 Jiwa
2. Persebaran dan Kepadatan Penduduk
Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Barukku Kecamatan Pitu
Riase Kabupaten Sidrap pada tahun 2018 tercatat sekitar 18.145
jiwa tersebar di 9 Desa / Kelurahan. Namun persebaran tersebut
tidak merata, Desa yang paling tinggi jumlah penduduknya adalah
Desa Botto yakni 3.190 jiwa dan yang paling rendah adalah Desa
Lombo yakni 825 jiwa.

Kepadatan penduduk sangat berpengaruh terhadap tingkat


kesejahteraan rakyat khususnya kesejahteraan anak. Tingginya
angka kepadatan penduduk dapat menyebabkan timbulnya
berbagai masalah sosial ekonomi dan kesehatan seperti
kekurangan gizi, sanitasi lingkungan yang kurang baik dan
timbulnya berbagai penyakit menular.

Tabel 2.1 Jumlah penduduk Tahun 2018


Kelurahan/ Jumlah
Laki- laki Perempuan
Desa Penduduk
Batu 2.474 1.212 1262
Bila Riase 2.364 1.158 1.206
Bola Bulu 2.199 1.078 1.121
Botto 3.190 1.564 1.626

18
Compong 2.144 1.051 1.093

Lagading 880 431 449

Leppangeng 1.375 674 701

Lombo 825 404 421

Tana Toro 2.694 1.320 1.374

Total 18.145 8.892 9.253

6. Struktur Organisasi Puskesmas Barukku :


1. Kepala Puskesmas mempunyai tugas memimpin, mengawasi
dan mengkoordinasikan kegiatan Puskesmas yang dilakukan
dalam jabatan struktural dan fungsional.
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas di bidang
sistem informasi kesehatan, kepegawaian, rumah tangga, dan
keuangan.
3. Koordinator Pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan,
Kefarmasian dan Laboratorium mempunyai tugas
mengkoordinasikan kegiatan antara lain pelayanan kesehatan ibu
dan anak, keluarga berencana, pengobatan, penanganan
kegawatdaruratan, penunjang medik, gizi, laboratorium, persalinan,
pelayanan kefarmasian. Pelayanan kesehatan tersebut
dilaksanakan sebagai pelayanan rawat jalan ataupun rawat inap
sesuai dengan jenis Puskesmas. Sesuai dengan jabatan
fugsionalnya, koordinator pelayanan Upaya Kesehatan
Perorangan, Kefarmasian dan Laboratorium juga melaksanakan
kegiatan pelayanan sesuai profesinya.
4. Koordinator Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat dan
Keperawatan Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas
mengkoordinasikan kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat

19
Esensial yaitu pelayanan Promosi Kesehatan, pelayanan
Kesehatan Lingkungan, pelayanan KIA dan KB, Pelayanan Gizi,
Pelayanan P2P dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
(Perkesmas) serta Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
yaitu pelayanan Kesehatan Jiwa, pelayanan Kesehatan
Trandisional, pelayanan Kesehatan Olahraga, pelayanan
Kesehatan Lansia, pelayanan Kesehatan Kerja dan Pelayanan
Kesehatan Daerah Terpencil sesuai dengan beban tugas yang
dilimpahkan ke Puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kabupaten.
Sesuai dengan jabatan fungsionalnya, koordinator pelayanan
Upaya Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Kesehatan
Masyarakat (Perkesmas) juga melaksanakan kegiatan pelayanan
sesuai profesinya
4. Penanggungjawab Puskesmas Pembantu mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas Puskesmas di wilayah kerja sesuai
dengan jabatan fungsionalnya, penanggungjawab Puskesmas
Pembantu.
5. Bidan di Desa mempunyai tugas melaksanakan pelayanan di
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), surveilans faktor risiko dan
penggerakan masyarakat desa.

B. SITUASI DERAJAT KESEHATAN

A. Angka Kematian
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
AKB di Wilayah Kerja Puskesmas Barukku Tahun 2018
sebesar yang dilaporkan atau 3 Kematian Bayi. Desa/Kelurahan
yang terdapat Kematian Bayi adalah Desa Compong 1 Bayi , Desa
Leppangeng 1 Bayi, dan Desa Tana Toro 1 Bayi. Sedangkan di
Desa / Kelurahan lainnya tidak terdapat kematian bayi.

20
2. Angka Kematian Anak Balita (AKABA)
AKABA di Wilayah Kerja Puskesmas Barukku Tahun 2017
sebesar yang dilaporkan atau 2 Kematian AKABA.
Desa/Kelurahan yang terdapat Kematian Anak adalah Desa
Compong 2 Anak.

3. Angka Kematian Ibu (AKI) Maternal


AKI di Wilayah Kerja Puskesmas Barukku Tahun 2018
sebesar yang dilaporkan atau 1 Kematian Ibu yakni di Desa
Lagading.

B. Angka Kesakitan
1. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Angka kesakitan penyakit DBD di Wilayah Kerja Puskesmas
Barukku Kecamatan Pitu Riase Kabupaten Sidenreng Rappang
Tahun 2018 tidak ada kasus.

2. Malaria Klinis
Angka kesakitan penyakit malaria klinis di Wilayah Kerja
Puskesmas Barukku Kecamatan Pitu Riase Kabupaten Sidenreng
Rappang Tahun 2018 tidak ada kasus.

3. TB Paru
Angka kesakitan penyakit TB dengan BTA (+) di Wilayah
Kerja Puskesmas Barukku Kecamatan Pitu Riase Kabupaten
Sidenreng Rappang Tahun 2018 sebesar 17 kasus.

4. Diare

21
Angka kesakitan penyakit diare di Wilayah Puskesmas
Barukku Kecamatan Pitu Riase Kabupaten Sidenreng Rappang
Tahun 2018 sebesar 432 kasus. Kelurahan yang tertinggi angka
kesakitan Diarenya adalah Kelurahan Batu sebesar 92 kasus dan
yang terendah adalah Desa Leppangeng sebesar 2 kasus.

5. Pneumonia
Angka kesakitan penyakit Pneumonia di Wilayah Kerja
Puskesmas Barukku Kecamatan Pitu Riase Kabupaten Sidenreng
Rappang Tahun 2018 terdapat angka kesakitan Pneumonia tidak
ada kasus.

6. AFP
Angka kesakitan penyakit AFP di Wilayah Kerja Puskesmas
Barukku Kecamatan Pitu Riase Kabupaten Sidenreng Rappang
Tahun 2018 tidak ada kasus.

7. Persentase Ibu Hamil Risti


Persentase Ibu Hamil Risti di Wilayah Kerja Puskesmas
Barukku Kecamatan Pitu Riase Kabupaten Sidenreng Rappang
Tahun 2018 sebesar 78 kasus (21,1%). Yang tertinggi Persentase
Ibu Hamil Ristinya adalah Desa Bila Riase sebesar 16 kasus
(29,6%) dan yang terendah Desa Botto sebesar 4 kasus (6,6%).

8. Persentase Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)


Persentase bayi dengan BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas
Barukku Kecamatan Pitu Riase Kabupaten Sidenreng Rappang
Tahun 2018 terdapat Bayi dengan BBLR sebanyak 19 Bayi (5,9%).

C. UPAYA KESEHATAN
a. Pelayanan Kesehatan
1. Persentase Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1

22
Persentase cakupan kunjungan Ibu Hamil K1 di Wilayah Kerja
Puskesmas Barukku Kecamatan Pitu Riase Kabupaten Sidenreng
Rappang Tahun 2018 sebesar sebesar 368 kunjungan (97,4%) dari
378 sasaran Ibu Hamil.

2. Persentase Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4


Persentase cakupan kunjungan Ibu Hamil K4 di Wilayah Kerja
Puskesmas Barukku Kecamatan Pitu Riase Kabupaten Sidenreng
Rappang Tahun 2018 sebesar 266 kunjungan (70,37%) dari 378
sasaran Ibu Hamil.

3. Persentase Persalinan Oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan Yang


Memiliki Kompetensi Kebidanan
Persentase persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan di Wilayah Kerja Puskesmas
Barukku Kecamatan Pitu Riase Kabupaten Sidenreng Rappang
2018 sebesar 333 kunjungan (92,8%) dari 359 sasaran Ibu
Bersalin
b. Perilaku Hidup Masyarakat
1. Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS
Persentase rumah tangga ber-PHBS di Wilayah Kerja Puskesmas
Barukku Kecamatan Pitu Riase Kabupaten Sidenreng Rappang
Tahun 2018 yaitu 2.233 (59,0%) dari yang dipantau 3.787 Rumah
Tangga. Dari 9 Kelurahan/Desa yang dipantau yang tertinggi
persentase Rumah Tangga yang ber-PHBS adalah Desa Compong
sebesar 348 (81,3%) Rumah Tangga dari 428 Rumah Tangga,
sedangkan yang terendah Kelurahan Batu sebesar 237 (45,8%)
Rumah Tangga dari 517 Rumah Tangga.

2. Persentase Posyandu Aktif


Persentase Posyandu aktif di Wilayah Kerja Puskesmas Barukku
Kecamatan Pitu Riase Kabupaten Sidenreng Rappang Tahun 2018

23
sebesar 100% (27 posyandu). Dimana dari 9 Kelurahan/Desa
semua Posyandunya aktif.

c. SUMBER DAYA KESEHATAN

Sarana Kesehatan
1. Data Dasar Puskesmas
2. Indikator Pelayanan Puskesmas
3. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut
Kepemilikan/Pengelola
4. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)
Tenaga Kesehatan
1. Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja Puskesmas dan
Jaringannya
Medis : 3 orang
Perawat dan Bidan : 73 orang
Apoteker : 1 orang
Asisten Apoteker : 1 orang
Kesehatan Masyarakat : 1 orang
Sanitasi : 2 orang
Promosi : 1 orang
Gizi : 2 orang
Perawat Gigi : 0 Orang
Analis Kesehatan : 1 orang
Umum/Lain-lain : 4 orang
2. Jumlah Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Berstatus Pegawai
Negeri Sipil
Medis : 2 orang
Perawat dan Bidan : 13 orang
Perawat Gigi : 1 Orang
Apoteker : 1 orang
Asisten Apoteker : 0 orang

24
Kesehatan Masyarakat : 1 orang
Sanitasi : 1 orang
Promosi : 1 orang
Gizi : 1 orang
Analis Kesehatan : 0 orang
Umum/Lain-lain : 2 orang
3. Rasio Dokter Spesialis Per-100.000 Penduduk sebesar 0%
4. Rasio Dokter Per-100.000 Penduduk sebesar 1 orang (0,001%)
5. Rasio Dokter Gigi Per-100.000 Penduduk sebesar 2 orang (0,002%)
6. Rasio Dokter Keluarga Per-1.000 Keluarga sebesar 0%
7. Rasio Apoteker Per-100.000 Penduduk sebesar 0%
8. Rasio Ahli Gizi Per-100.000 Penduduk sebesar 2 orang (0,002%)
9. Rasio Perawat Per-100.000 Penduduk sebesar 24 orang (0,024%)
10. Rasio Bidan per-100.000 Penduduk sebesar 49 orang (0,049%)
11. Rasio Ahli Kesehatan Masyarakat Per-100.000 Penduduk sebesar
3 orang (0,003%)
12. Rasio Ahli Sanitasi Per-100.000 Penduduk sebesar 2 Orang
(0,002%)
13. Rasio Tenaga Teknis Medis Per-100.000 Penduduk sebesar 0%
Kinerja Sektor Kesehatan
1. Rasio Tiap Jenis Tenaga Kesehatan Terhadap Penduduk
a. Rasio Tenaga Medis terhadap Penduduk di Wilayah Kerja
Puskesmas Barukku Kecamatan Pitu Riase Kabupaten
Sidenreng Rappang Tahun 2018 sebesar 3 orang tenaga medis
yang ditempatkan di Puskesmas dengan jumlah penduduk yaitu
18.368 jiwa.

d. Rasio Tenaga Perawat dan Bidan terhadap penduduk di


Puskesmas Barukku Kecamatan Pitu Riase Kabupaten
Sidenreng Rappang Tahun 2018 sebesar 18 tenaga perawat
dan 38 orang tenaga bidan, sedangkan di Pustu 2 orang tenaga

25
Bidan yang lainnya 11 orang tenaga bidan di tempat di 9
Desa/Kelurahan.
e. Rasio Tenaga Farmasi terhadap penduduk di Wilayah Kerja
Puskesmas Barukku Kecamatan Pitu Riase Kabupaten
Sidenreng Rappang Tahun 2018 yaitu 2 orang yang berstatus
Tenaga Sukarela.
f. Rasio Tenaga Gizi terhadap penduduk di Wilayah Kerja
Puskesmas Barukku Kecamatan Pitu Riase Kabupaten
Sidenreng Rappang Tahun 2017 yaitu 2 orang dengan perincian
PNS (Pegawai Negeri Sipil) sebanyak 1 orang dan Tenaga
Sukarela sebanyak 1 orang.
g. Rasio Tenaga Sanitasi terhadap penduduk di Wilayah Kerja
Puskesmas Barukku Kecamatan Pitu Riase Kabupaten
Sidenreng Rappang Tahun 2018 yaitu 2 orang dengan perincian
1 orang PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan 1 orang Tenaga
Sukarela.
h. Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat terhadap penduduk di
Wilayah Kerja Puskesmas Barukku Kecamatan Pitu Riase
Kabupaten Sidenreng Rappang Tahun 2018 yaitu 2 orang PNS
(Pegawai Negeri Sipil).
2. Persentase Ibu Hamil Yang Mendapatkan Pelayanan K4
Persentase cakupan kunjungan Ibu Hamil K4 di Wilayah Kerja
Puskesmas Barukku Kecamatan Pitu Riase Kabupaten Sidenreng
Rappang Tahun 2018 sebesar 266 kunjungan (70,37%) dari 378
sasaran Ibu Hamil.

Kinerja Sektor Terkait


Persentase Peserta KB Aktif
Persentase peserta KB Aktif di Wilayah Kerja Puskesmas Barukku
Kecamatan Pitu Riase Kabupaten Sidenreng Rappang Tahun 2018
sebesar 2.618 peserta KB Aktif (78,3%) dari 3.343 PUS.

26
Kelurahan/Desa yang tertinggi persentase peserta KB Aktifnya
adalah Desa Leppangeng sebesar 238 peserta KB Aktif (97,9%)
dari 243 PUS dan yang terendah adalah Desa Tana Toro sebesar
249 peserta KB Aktif (54,5%) dari 457 PUS.

Tabel Ruang/ unit di puskesmas barukku

No RUANG/UNIT JUMLAH
1 Ruang Kepala Puskesmas 1 Unit
2 Ruang Tata usaha 1 Unit
3 Ruang Pertemuan 1 Unit
4 Ruang pengelola BOK 1 Unit
5 Ruang Bendahara JKN 1 Unit
6 Tempat Beribadah 1 Unit
7 Ruang Kepala Koordinator 1 Unit
bidan
8 Ruangan Unit Gawat Darurat 1 Unit
9 Gudang 1 Unit
10 Ruangan Program 1 Unit
11 Ruang Tindakan 1 Unit
12 Gudang Obat 1 Unit
13 Ruangan Jaga Perawat 1 Unit
14 Ruangan Imunisasi 1 Unit
15 Ruangan Farmasi 1 Unit
16 Ruangan MTBS 1 Unit
17 Laboratorium 1 Unit
18 Ruangan Poli gigi 1 Unit
19 Ruangan Poli Umum 1 Unit
20 Ruangan Konseling 1 Unit
21 Ruangan Pendaftaran 1 Unit
22 Ruangan Rawat Inap 4 Unit

27
23 Ruangan KIA 1 Unit
24 Ruangan jaga Bidan 1 Unit
25 Ruangan Persalinan 1 Unit
Nilai-nilai dasar organisasi yang harus dijadikan acuan dalam
bekerja oleh seluruh Aparatur Sipil Negara di lingkungan Kecamatan
pitu riase antara lain:

Keterbukaan/ : Jujur, tegas, adil, terpercaya, berani karena


Akuntabilitas benar, tunduk pada hukum, transparan dan
bertanggungjawab.

Demokratis : Persatuan dan kesatuan dengan makna


kebersamaan dan kemufakatan sebagai kiat
mempertemukan berbagai aspirasi masyarakat
menjadi basis harmoni kehidupan berbangsa
dan bernegara.

Profesional dan : Pembangunan yang hanya dapat berhasil


kemandirian karena kerja keras dan ridho Allah SWT.

Kualitas : Kualitas manusia sebagai modal dasar untuk


manusia mengembangkan tatanan modern.

BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu
Didalam menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagai perawat
gigi selama kurang lebih 3 (tiga) bulan di Puskesmas Barukku
terdapat beberapa isu yang ditemukan dilapangan antara lain :

1. Kurangnya optimalnya ketertarikan anak sekolah untuk melakukan


pencabutan gigi di Puskesmas Barukku

28
2. Kurangnya edukasi tentang tindakan penambalan gigi di
Puskesmas Barukku
3. Kurangnya kunjungan ibu hamil di poli gigi untuk diberikan edukasi
tentang kesehatan giginya
4. Penggunaan format laporan yang masih secara manual
5. Belum maksimalnya pengisian odontogram sesuai riwayat
kesehatan gigi pasien
Berdasarkan beberapa isu diatas, maka dibuatlah Analisa Core
Issue dengan Analisa APKL untuk menyaring empat (4) isu tersebut
menjadi satu core issue yang akan diangkat dalam kegiatan aktualisasi
ini. Berikut tabel dari core issue yang akan diangkat :

29
No Kriteria
Isu-Isu Jumlah
. A P K L
Kurangnya ketertarikan anak sekolah
untuk melakukan pencabutan gigi di
1. 4 4 4 3 15
Puskesmas

Kurangnya edukasi tentang tindakan


2. penambalan gigi di puskesmas 4 4 3 3 14

Kurangnya kunjungan ibu hamil di poli


gigi untuk diberikan edukasi tentang
3. 5 5 4 4 18
kesehatan giginya

Belum maksimalnya pengisian


odontogram sesuai riwayat kesehatan
4. 4 3 3 3 13
gigi pasien

Penggunaan format laporan yang masih


5. 3 3 3 2 11
secara manual

Keterangan :

A : Aktual (sedang terjadi / dalam proses kejadian dan hangat


bicarakan)

P : Problematika (masalah mendesak untuk dipecahkan)

K:Kekhalayakan (menyangkut hajat hidup orang banyak)


L:Layak (logis, pantas, realitas, dan dapat dibahas)

B. Analisa Dampak Isu


Adapun dampak dari core issue di atas antara lain:
1. Tingginya angka karies gigi terutama pada ibu hamil
2. Banyaknya ibu hamil yang tidak peduli tentang pentingnya
kesehatan gigi terutama kepada anak
3. Rendahnya cakupan pelaporan kunjungan pasien ibu hamil ke
poli gigi
4. Munculnya penyakit gigi lainnya kepada anak karna
mengkomsumsi obat-obatan sembarang pada saat kehamilan

C. Kegiatan Terpilih Sebagai Pemecahan Isu


Adapun kegiatan-kegiatan yang direncanakan untuk
memecahkan core issue di Puskesmas Barukku yaitu:
1. Melaporkan rancangan aktualisasi dan meminta persetujuan
kepada mentor, Petugas KIA, dokter gigi, dan rekan sejawat
2. Membuat bahan penyuluhan seperti leaflet, brosur, dan video
dengan bahasa yang dimengerti dan menarik
3. Memberikan edukasi, penyuluhan kesehatan gigi ibu hamil tentang
penyakit yang sering terjadi pada ibu hamil, pengaruh terhadap
kehamilan dan cara pencegahannya
4. Melakukan evaluasi terhadap tindakan penyuluhan yang diberikan
kepada ibu hamil
5. Melaporkan hasil kegiatan yang telah dilakukan
1. Deskripsi atau Penjelasan Kegiatan
Dari kegiatan yang telah direncanakan tersebut, di dalamnya
harus terkandung atau memperhatikan nilai-nilai Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi (ANEKA),
penguatan terhadap visi dan misi organisisi, serta nilai-nilai organisasi.
Ada pun penjabaran mengenai kegiatan yang telah direncanakan
sesuai dengan tabel di bawah ini:
Keterkaitan Substansi Penguatan
No Tahapan Output/Hasil Kontribusi terhadap
Kegiatan Mata Pelatihan Nilai Nilai
. Kegiatan Kegiatan Visi Misi Organisasi
ANEKA Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melaporkan 1. Melakukan 1. Jadwal Akuntabilitas Kontribusi kegiatan ini Dalam kegiatan
rancangan koordinasi kegiatan Melaksanakan tugas adalah: ini memperkuat
aktualisasi dan dengan kepala 2. Foto dengan penuh tanggung “Mendorong nilai organisasi
meminta puskesmas dokumentasi jawab dan menjelaskan kemandirian yaitu:
persetujuan selaku mentor 3. Catatan dengan teliti dan cermat masyarakat untuk “Kedisiplinan”
kepada mentor mengenai petunjuk dan sehingga pelaksanaan berprilaku hidup sehat
rancangan saran kegiatan terkoordinasi dalam upaya
aktualisasi dan 4. Surat dengan baik kesehatan secara
jadwal persetujuan komprehensif”
kegiatan,koordi Etika Publik
nasi dengan Sikap saling
petugas KIA menghormati dengan
dan tutur kata yang sopan
menyampaikan dalam menyampaikan
kepada dokter rancangan aktualisasi
gigi dan rekan
Keterkaitan Substansi Penguatan
No Tahapan Output/Hasil Kontribusi terhadap
Kegiatan Mata Pelatihan Nilai Nilai
. Kegiatan Kegiatan Visi Misi Organisasi
ANEKA Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
sejawat tentang Komitmen Mutu
rancangan Menerima kritikan dan
aktualisasi saran sehingga
2. Mencatat pelaksanaan kegiatan
petunjuk dan berlangsung dengan
saran baik
3. Membuat surat
persetujuan Anti Korupsi Kontribusi kegiatan ini
rancangan Menyampaikan adalah yaitu :
kegiatan informasi secara jujur “Mewujudkan
2. Membuat bahan 1. Menyusun 1. Jadwal Akuntabilitas pelayanan kesehatan Dalam kegiatan
penyuluhan bahan kegiatan Bahan penyuluhan di yang bermutu, ini memperkuat
seperti leatflet, penyuluhan 2. Foto buat sesuai dengan ilmu profesional, merata nilai organisasi
brosur dan video yang akan kegiatan kedokteran gigi dan terjangkau oleh yaitu:
dengan bahasa dibuat 3. Foto bahan Nasionalisme masyarakat secara “ Kedisiplinan”
yang dimengerti 2. Mencari penyuluhan Materi yang digunakan efisien dan efektif
Keterkaitan Substansi Penguatan
No Tahapan Output/Hasil Kontribusi terhadap
Kegiatan Mata Pelatihan Nilai Nilai
. Kegiatan Kegiatan Visi Misi Organisasi
ANEKA Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dan menarik referensi 4. dokumentasi menggunakan bahasa ”
dari indonesia
berbagai Etika Publik
aplikasi Bahan dan materi di
agar buat dengan bahasa dan
tampilan gambar yang sopan
lebih Komitmen Mutu
Menarik Membuat materi
penyuluhan yang efektif
dan efesien
Anti Korupsi
Materi yang tertuang
dalam bahan
penyuluhan akurat dan
dapat dipertanggung
jawabkan
Keterkaitan Substansi Penguatan
No Tahapan Output/Hasil Kontribusi terhadap
Kegiatan Mata Pelatihan Nilai Nilai
. Kegiatan Kegiatan Visi Misi Organisasi
ANEKA Organisasi
1 2 3 4 5 6 7

3. Memberikan 1. Membuat 1. Notulen Akuntabilitas Kontribusi kegiatan ini Dalam kegiatan


edukasi, surat tugas kegiatan Melakukan penyuluhan adalah ini memperkuat
penyuluhan 2. Koordinasi 2. Daftar hadir dengan jelas “Mewujudkan derajat nilai organisasi
kesehatan gigi dengan 3. Foto kegiatan sehinggadapat kesehatan masyarakat yaitu:
ibu hamil tentang petugas 4. Video meningkatkan yang optimal” “Kerjasama”
penyakit yang posyandu kegiatan pengetahuan ibu hamil
sering terjadi tentang 5. Dokumentasi tentang pentingnya
pada ibu hamil, jadwal peserta kesehatan gigi dan
pengaruh kegiatan mulut
terhadap 3. Sosialisasi Nasionalisme
kehamilan dan kegiatan Penyuluhan dilakukan
cara penyuluhan kepada semua ibu hamil
pencegahannya yang akan tanpa membedakan
dilakukan suku, ras, agama dan
Keterkaitan Substansi Penguatan
No Tahapan Output/Hasil Kontribusi terhadap
Kegiatan Mata Pelatihan Nilai Nilai
. Kegiatan Kegiatan Visi Misi Organisasi
ANEKA Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
golongan
Etika Publik
Berpakaian rapi dan
berbahasa sopan,
ramah serta mudah di
mengerti
Anti Korupsi
Melakukan penyuluhan
secara disiplin
4. Melakukan 1. Ibu hamil Akuntabilitas Kontribusi kegiatan ini Dalam kegiatan
evaluasi terhadap 1. Melakukan antusias Evaluasi dilakukan adalah ini memperkuat
tindakan Sesi tanya terhadap untuk mengetahui nilai organisasi
“Menerapkan
penyuluhan yang jawab setelah pertanyaan sebera jauh pemahaman yaitu:
manajemen yang
diberikan kepada penyuluhan yang diberikan ibu hamil tentang “Kerjasama”
transparan pada setiap
ibu hamil kesehatan gigi dan
kegiatan”
2. Lembar evaluasi dilakukan
Keterkaitan Substansi Penguatan
No Tahapan Output/Hasil Kontribusi terhadap
Kegiatan Mata Pelatihan Nilai Nilai
. Kegiatan Kegiatan Visi Misi Organisasi
ANEKA Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Membagikan pengisian secara transparansi
kuesioner kuesioner
kepada ibu dapat terisi Nasionalisme
hamil untuk di Diwujudkan dengan
lakukan adanya kerjasama
pengisian antar petugas dengan
3. Ibu hamil
ibu hamil untuk
paham
3. Memberikan mensukseskan kegiatan
terhadap
reward sikat penyuluhan
pentingnya
gigi ibu hamil
kesehatan gigi
yang mampu Etika Publik
dan mulutnya
menjawab Pengisian lembar
pertanyaan penilaian secara jujur
4. Foto/ video
yang di berikan dan profersional dalam
dokumentasi
memberikan penilaian.
(Jujur)
4. Memperhatikan
Keterkaitan Substansi Penguatan
No Tahapan Output/Hasil Kontribusi terhadap
Kegiatan Mata Pelatihan Nilai Nilai
. Kegiatan Kegiatan Visi Misi Organisasi
ANEKA Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
peningkatan
kunjungan ibu Komitmen Mutu
hamil ke poli Membuat lembar
gigi setelah penilaian kuesioner
penyuluhan secara efektif dan
Kontribusi kegiatan ini
efesien(Inovatif)
adalah

Anti Korupsi “Menerapkan


Hasil evaluasi bersifat manajemen yang
mutlak dan tidak transparan pada setiap
Manipulasi kegiatan”
1. Daftar hadir
7. Membuat laporan 1. Mengetahui
hasil kegiatan berapa Akuntabilitas
2. Membuat
untuk persentasi ibu Menyampaikan hasil Dalam kegiatan
format
pertanggungjawa hamil yang laporan dengan penuh ini memperkuat
pelaporan
ban kepada mengerti tanggung jawab agar nilai organisasi
Keterkaitan Substansi Penguatan
No Tahapan Output/Hasil Kontribusi terhadap
Kegiatan Mata Pelatihan Nilai Nilai
. Kegiatan Kegiatan Visi Misi Organisasi
ANEKA Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Kepala 3. Menyimpulkan tentang bisa berkesinambungan yaitu:
Puskesmas hasil pelaporan kesehatan gigi “Kedisiplinan”
Nasionalisme
2. Kegiatan Penyampaian laporan
4. Dokumentasi
penyuluhan menggunakan bahasa
dapat indonesia yang baik
berkesinambu dan benar
ngan
Etika Publik
Penyampaian laporan
dengan sikap yang
sopan

Komitmen Mutu
Kegiatan diharapkan
Keterkaitan Substansi Penguatan
No Tahapan Output/Hasil Kontribusi terhadap
Kegiatan Mata Pelatihan Nilai Nilai
. Kegiatan Kegiatan Visi Misi Organisasi
ANEKA Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
bisa meningkatkan
pelayanan yang efektif
Anti Korupsi
Laporan dibuat dengan
sikap jujur sesuai dari
hasil kegiatan tanpa ada
pengurangan dan
penambahan
Keterkaitan Substansi Penguatan
No Tahapan Output/Hasil Kontribusi terhadap
Kegiatan Mata Pelatihan Nilai Nilai
. Kegiatan Kegiatan Visi Misi Organisasi
ANEKA Organisasi
1 2 3 4 5 6 7

Anda mungkin juga menyukai