Anda di halaman 1dari 8

Khotbah jumat 24 november

Oleh :Suryawan R

‫ِإّن اْلَحْم َد ِهَّلِل َنْح َم ُد ُه َو َنْسَتِع ْيُنُه َو َنْسَتْغ ِفُر ُه َو َنُع ْو ُذ ِباِهلل ِم ْن ُش ُر ْو ِر َأْنُفِس َنا‬
‫َو َس ّيَئاِت َأْع َم اِلَنا َم ْن َيْهِدِه ُهللا َفَال ُمِض ّل َلُه َو َم ْن ُيْض ِلْل َفَال َهاِدَي َلُه‬
‫َأْش َهُد َأْن َال ِإلَه ِإّال ُهللا َو َأْش َهُد َأّن ُمَحّم ًد ا َع ْبُد ُه َو َر ُس ْو ُله‬
‫َاللُهّم َص ّل َو َس ّلْم َع لى سّيدنا ُم َحّمٍد َو َع لى آِلِه ِوَأْص َح اِبِه َو َم ْن َتِبَع ُهْم‬
‫ِبِإْح َس اٍن ِإَلى َيْو ِم الّد ْين‬.
‫َياَأّيَها اّلَذ ْيَن آَم ُنْو ا اّتُقوا َهللا َح ّق ُتَقاِتِه َو َال َتُم ْو ُتّن ِإّال َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم ْو َن‬
‫َياَأّيَها اّلِذ ْيَن آَم ُنْو ا اّتُقوا َهللا َو ُقْو ُلْو ا َقْو ًال َسِد ْيًد ا ُيْص ِلْح َلُك ْم َأْع َم اَلُك ْم‬
‫َو َيْغ ِفْر َلُك ْم ُذ ُنْو َبُك ْم َو َم ْن ُيِط ِع َهللا َو َر ُس ْو َلُه َفَقْد َفاَز َفْو ًز ا َع ِظ ْيًم ا‬
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur ke hadirat
Allah subhanahu wata’ala dengan nikmat-Nya dan hidayah-Nya kita
dapat berkumpul di sini menunaikan shalat Jumat secara berjamaah.
taklupa sholawat serta salam kita curahkan pada junjungan nabi besar
Muhammad SAW,serta pada kelurganya,sahabatnya serta kaum mukmin
yang selalu mengikuti risalahnya hingga yaumil akhir

di sini khatib mewasiatkan kepada diri pribadi dan kepada para jamaah
sekalian, untuk senantiasa bertakwa dengan sebenar-benar takwa. Yaitu
senantiasa menjalankan perintah-perintah Allah kapan pun dan di mana
pun kita berada. Demikian itu karena sebaik-baik bekal kita kelak untuk
menuju Allah Ta’ala adalah dengan takwa.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Tidak dapat dipungkiri bahwa peperangan antara haq dan batil akan
terus ada hingga hari kiamat.
Bahkan, kemenangan antara keduanya pun akan selalu silih berganti,
sehingga kaum muslimin dapat mengambil pelajaran darinya.
Dalam Al-Quran surah Al-Imran ayat 140, Allah Ta'ala berfirman :

‫ِاْن َّيْمَس ْس ُك ْم َقْر ٌح َفَقْد َم َّس اْلَقْو َم َقْر ٌح ِّم ْثُلٗه ۗ َو ِتْلَك اَاْلَّياُم ُنَد اِوُلَها َبْيَن‬
‫الَّناِۚس َو ِلَيْع َلَم ُهّٰللا اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا َو َيَّتِخ َذ ِم ْنُك ْم ُش َهَد ۤا َء ۗ َو ُهّٰللا اَل ُيِح ُّب الّٰظ ِلِم ْيَۙن‬

“Jika kamu (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka mereka pun (pada
Perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan
kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka
mendapat pelajaran), dan agar Allah membedakan orang-orang yang
beriman (dengan orang-orang kafir) dan agar sebagian kamu dijadikan-
Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang
zalim”

Dari ayat ini, Imam Ibnu Jarir ath-Thabari dalam kitabnya, “Jami’ al-
Bayan fi Ta’wil al-Quran” juz 7, halaman 239, menjelaskan secara
umum adalah adanya sunnatullah bahwa kemenangan itu dipergilirkan
di antara manusia, agar Allah mengetahui siapa yang taat dan maksiat;
serta jujur dan dusta.

Sebagiaman yang kita ketahu, saat ini keadaan dunia sedang tidak baik-
baik saja. Sebab di beberapa negara di dunia terkhusus negara muslim
yakni kawasan Timur Tengah dan Palestina, yang tengah berlangsung
perang yang mengakibatkan krisis kemanusiaan berupa hilangnya ribuan
nyawa manusia.
Bukan hanya dari para tentara yang berperang dari kedua belah pihak,
namun rakyat sipil mulai dari anak-anak tak berdosa, orang tua, dan
wanita ikut menjadi korban akibat perang yang belum kunjung selesai
tersebut.
Maka dari itu, sudah sepantasnya kaum muslimin harus mengambil
pelajaran dari setiap peperangan yang ada agar kemenangan selalu
berada dipihak umat Islam, termasuk dalam melihat penjajahan yang
dilakukan Yahudi Israil terhadap penduduk Palestina.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Palestina sendiri adalah negeri yang di yang banyak terdapat
keberkahan-keberkahan didalamnya.
Bhakan dalam Al-Quran penyebutannya sebagai negeri barakah
sebanyak lima kali, yaitu: pada surat al-Anbiya’: 71 dan 81; surat
Saba:18; surat al-A’raf : 137 dan surat al-Isra’: 1 (Ibnu Katsir, Tafsir al-
Quran al-‘Adzim, 3/466; 5/5, 353, 358; dan 6/509).
Dimana empat ayat pertama berkaitan dengan masa sebelum Islam,
menyebut apa yang berada di dalam negeri Palestina sebagai tanah yang
diberkahi.
Sedangkan ayat kelima berkaitan dengan perjalanan malam (Isra’)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang mengacu kepada masjid al-
Aqsha.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah


Tentu ini menjadi keprihatinan kita semua dan sudah sangat mendesak
bagi semua penduduk dunia untuk menyerukan perdamaian di Palestina.
Namun demikian, negeri Palestina telah lama dijajah oleh Yahudi Israil.
Berbagai kezaliman, pengusiran, pemblokadean dan pembantaian pun
telah dilakukan berpuluh-puluh tahun lamanya hingga kini.

Untuk itu, sudah sepantasnya generasi Islam perlu mengambil pelajaran


dari umat-umat terdahulu yang telah berhasil
mengembalikan Palestina ke pangkuan umat Islam, yaitu mari kita
belajar dari masa kepemimpinan Shalahuddin al-Ayyubi.

Generasi Shalahuddin al-Ayyubi berhasil


mengembalikan Palestina secara umum dan khususnya Al-Quds ke
pangkuan umat Islam dengan berbagai cara yang patut kita teladani.

Pelajaran Pertama : Perlunya ukhwah Islamiyah dan persatuan negeri-


negeri Islam untuk membela Palestina
Shalahuddin al-Ayyubi meyakini bahwa pengusiran
penjajah Palestina tidak akan mungkin terlaksana dengan baik kecuali
dengan adanya penyatuan kekuatan negeri-negeri Islam.

Untuk itu, Shalahuddin al-Ayyubi manaklukan Mesir, Syam


selain Palestina (Suriah, Lebanon, Yordania) dan Mosul (Irak), sebelum
membebaskan Palestina.

Dengan strategi ini ukhwah islamiyah antar negera terjalin dan para
penjajah tidak memiliki peluang untuk meminta serta mendapkan
bantuan dari negara-negara lainnya.

Untuk itulah, negeri-negeri Islam atau negeri-negeri berpenduduk


muslim harus bersatu untuk membela rakyat-rakyat Palestina yang
sedang terjajah.

Jika persatuan tersebut belum terjalin, setidaknya ukhwah islamiyah


antara sesama umat Islam harus terjalin dengan baik terlebih dahulu,
karena Rasulullah pernah bersabda dalam riwayat Al-Bukhari no. 13 dan
Muslim no. 45:
‫ َح َّتى ُيِح َّب َأِلِخ يِه َم ا ُيِح ُّب ِلَنْفِس ِه‬، ‫َال ُيْؤ ِم ُن َأَح ُد ُك ْم‬
“Tidak akan sempurna iman seseorang di antara kalian hingga ia
mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri”

Pelajaran Kedua: Perlunya berjuang semaksimal kemampuan


Untuk menyongsong kemerdekaan Palestina dari penjajahan Yahudi
Israil saat ini, umat Islam perlu berjuang sesuai dengan kemampuannya.
Perjuangan ini meliputi anggota badan bagi mereka yang mampu
membatu dengan anggota badan; kebijakan bagi mereka para pemangku
kebijakan, harta bagi yang mampu dengan harta, ucapan bagi seorang
dai, tulisan bagi seorang cendekiawan, media masa, dan lain sebagainya
yang dapat menguntungkan umat Islam dan mengakhiri aksi penjajah.
Hal inilah yang disebutkan oleh para peneliti, seperti al-Kailani dalam
bukunya, “Hakadza Dhahara Jil Shalahuddin wa Hakadza ‘Adat al-
Quds, menerangkan bahwa kemenangan Shalahuddin al-Ayyubi, diawali
oleh perjuangan panjang para sultan sebelumnya, para ulama, para
hakim, para panglima jihad, para penyair, para wanita dan dari berbagai
lapisan masyarakat lainnya.

Untuk itulah, Shalahuddin al-Ayyubi sebelum menaklukan Al-Quds,


menyeru berbagai lapisan masyarakat untuk berbondong-bondong
menyambut jihad akbar pembebasan Al-Quds. Sehingga turut serta
dalam seruan tersebut, para ulama, insinyur dan lain sebagainya yang
sangat berperan dalam penaklukan Al-Quds. (Muhsin Muhammad, al-
Jais al-Ayyubi fi ‘Ahdi Shalahuddin, 102-103).

Pelajaran Ketiga: Perlu untuk selalu mendoakan mereka

Doa merupakan sejata utama seorang muslim (HR Al-Hakim no. 1812).
Untuk itu, demi menyongsong kemenangan Palestina tercinta kita perlu
untuk senantiasa mendoakan kemenangan dan kemerdekaan mereka.
Rasulullah pernah mengabarkan bahwa doa seorang muslim kepada
saudaranya merupakan doa yang akan dikabulkan atau mustajab.
Rasulullah pernah bersabda dalam riwayat Muslim no. 2733:

‫َد ْع َو ُة اْلَم ْر ِء اْلُم ْس ِلِم َأِلِخ يِه ِبَظْهِر اْلَغْيِب ُم ْسَتَج اَبٌة‬

“Doa seorang muslim untuk saudaranya tanpa sepengetahuannya akan


dikabulkan oleh Allah (mustajab)”
Sebab kita juga bisa membantu perjuangan Rakyat Palestina dengan
bantuan moril dengan terus mendoakan agar perdamaian segera
terwujud.
Selain itu, Rasulullah saw pernah melakukan Qunut Nazilah selama
sebulan ketika kehilangan para sahabatnya di Bi’r Mu‘anah.
Qunut nazilah ini dibaca sebelum sujud pada rakaat terakhir di setiap
shalat wajib termasuk saat shalat Jumat.
Dimana Rasulullah memberi contoh agar Qunut nazilah diamalkan
ketika umat Islam menghadapi persoalan keamanan, pertanian, bencana
alam, bencana kemanusiaan, termasuk kondisi peperangan dan krisis
kemanusiaan.
Adapun bacaan doa qunut nazilah adalah doa qunut Shubuh
sebagaimana biasa dan ditambah dengan doa untuk mendoakan agar
krisis bisa segara selesai.
Oleh karena itu mari pada kesempatan ini, mari kita bersama-sama
berdoa dan melaksanakan Qunut Nazilah dengan harapan Allah swt akan
menurunkan rahmatNya sehingga saudara-saudara kita di Palestina bisa
terlepas dari kedzaliman dan mereka kembali mendapatkan ketenangan
dalam kehidupan mereka.

، ‫ َو ُنْؤ ِم ُن ِبَك َو َنَتَو َّك ُل َع َلْيَك‬، ‫َالّٰل ُهَّم إَّنا َنْسَتِع يُنَك َو َنْسَتْغ ِفُر َك َو َنْسَتْهِد ْيَك‬
‫ َو َنْخ َلُع َو َنْتُر ُك َم ْن َيْفُجُر َك‬، ‫ َنْشُك ُر َك َو اَل َنْكُفُر َك‬،‫َو ُنْثِنْي َع َلْيَك اْلَخْيَر ُك َّلُه‬

‫َالّٰل ُهَّم إَّياَك َنْعُبُد َو َلَك ُنَص ِّلْي َو َنْسُج ُد َو ِإَلْيَك َنْس َع ى َو َنْح ِفُد َنْر ُج ْو َر ْح َم َتَك‬
‫ إَّن َع َذ اَبَك اْلِج َّد ِباْلُك َّفاِر ُم ْلِح ٌق‬، ‫َو َنْخ َش ى َع َذ اَبَك‬

‫ َو اْح ِقْن‬،‫ ُخ ُص ْو ًصا فِي َغ َّز َة‬، ‫َالّٰل ُهَّم َثِّبْت ِإْخ َو اَنَنا ْالُم َج اِهِد ْيَن ِفي ِفِلْس ِط ْيَن‬
‫ وَأْنِزْل َغ َضَبَك‬، ‫ الُصْهُيوِنِّيْيَن اْلَم ْلُع ْو ِنْيَن‬، ‫ َالّٰل ُهَّم َع َلْيَك ِباْلَيُهْو ِد‬. ‫ِد َم اَئُهْم‬
‫ّٰل‬
‫ َال ُهَّم اْنُصْر ِد ْيَنَك وِكَتاَبَك َو ُس َّنَة َنِبِّيَك ُم َحَّمٍد َص َّلى ُهّٰللا َع َلْيِه‬. ‫َع َلْيِهْم‬
‫َو َس َّلم‬
‫َباَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر ٰا ِن اْلَعِظ ْيِم َو َنَفَعِني َو ِاَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِم َن اٰاْل َياِت‬
‫َو الِّذ ْك ِر اْلَحِكْيِم َو َتَقَّبَل ِم ِّنْي َو ِم ْنُك ْم ِتاَل َو َتُه ِاَّنُه ُهَو الَّس ِم ْيُع اْلَعِلْيُم ‪َ .‬و َأْسَتْغ ِفُر‬
‫َهللا اْلَعِظ ْيَم ِلْي َو َلُك ْم َو ِلَس اِئِر اْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت َفَيا َفْو َز اْلُم ْسَتْغ ِفِرْيَن‬
‫َو َيا َنَج اَة الَّتاِئِبْيَن‬

‫‪Untuk itu, mari kita senantiasa bangkitkan ruh pembelaan, kepedulian,‬‬


‫‪dan perhatian kita terhadap sesama saudara muslim yang tertindas di‬‬
‫‪mana pun mereka berada, terutama saudara kita yang ada di Palestina.‬‬
‫‪Demikian‬‬ ‫‪materi khutbah Jumat tentang‬‬ ‫‪pelajaran‬‬ ‫‪jalan‬‬
‫‪kemenangan Palestina era Shalahuddin al-Ayyubi yang dapat kami‬‬
‫‪sampaikan, semoga renungan ini menjadi pemicu kita untuk turut peduli‬‬
‫‪dengan kondisi yang dialami oleh sesama muslim.‬‬
‫‪Semoga Allah subhanahu wata’ala melindungi masjidil Aqsha dan‬‬
‫‪segera‬‬ ‫‪memberikan‬‬ ‫‪kemenangan‬‬ ‫‪kepada‬‬ ‫‪kaum‬‬ ‫‪muslimin‬‬
‫‪di Palestina dari berbagai makar penjajah.‬‬

‫َباَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر آِن اْلَعِظ ْيِم ‪َ ،‬و َنَفَعِنْي َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِم َن اآلَياِت‬
‫َو الِّذ ْك ِر اْلَحِكْيِم ‪َ ،‬و َتَقَّبَل ِم ِّنْي َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َتُه ِإَّنُه ُهَو الَّس ِم ْيُع اْلَعِلْيُم ‪َ .‬أُقْو ُل‬
‫َقْو ِلْي َهَذ ا َو اْسَتْغ ِفُر َهللا اْلَعِظ ْيَم ِلْي َو َلُك ْم َفاْسَتْغ ِفُر ْو ُه‪ِ ،‬إَّنُه ُهَو اْلَغ ُفْو ُر‬
‫الَّر ِح ْيُم‬
‫‪Khotbah 2‬‬

‫َاْلَحْم ُد ِهّٰلِل اَّلِذ ْي َأْنَع َم َنا ِبِنْع َم ِة اِاْل ْيَم اِن َو اِاْل ْس اَل ِم ‪َ .‬و الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع ٰل ى‬
‫َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد َخْيِر اَأْلَناِم ‪َ .‬و َع ٰل ى ٰا ِلِه َو َأْص َح اِبِه اْلِكَر اِم ‪َ .‬أْش َهُد َاْن اَل ِاٰل َه ِااَّل‬
‫ُهللا اْلَم ِلُك اْلُقُّد ْو ُس الَّس اَل ُم َو َأْش َهُد َاَّن َس ِّيَد َنا َو َح ِبْيَبَنا ُمَحَّم ًد ا َع ْبُد ُه َو َر ُس ْو ُلُه‬
‫َص اِح ُب الَّش َرِف َو اِإْل ْح ِتَر اِم َأَّم ا َبْع ُد ‪َ .‬فَياَأُّيَها الَّناُس ُأْو ِص ْيُك ْم َو َنْفِس ْي‬
‫ِبَتْقَو ى ِهّٰللا َفَقْد َفاَز اْلُم َّتُقْو َن ‪َ .‬فَقاَل ُهّٰللا َتَع اَلى ِاَّن َهّٰللا َو َم اَل ِئَكَتُه ُيَص ُّلْو َن‬
‫َع َلى الَّنِبِّي ٰي َأُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰأ َم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُم ْو ا َتْس ِلْيًم ا‪َ .‬الّٰل ُهَّم َص ِّل‬
‫َو َس ِّلْم َع ٰل ى َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد َو َع ٰل ى ٰأ ِل َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع ٰل ى َس ِّيِد َنا‬
‫ِاْبَر اِهْيَم َو َباِرْك َع ٰل ى َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد َو َع ٰل ى ٰا ِل َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد َك َم ا َباَر ْك َت‬
‫َع ٰل ى َس ِّيِد َنا ِاْبَر اِهْيَم َو َع ٰل ى ٰا ِل َس ِّيِد َنا ِاْبَر اِهْيَم ْفي اْلَع اَلِم ْيَن ِاَّنَك َحِم ْيٌد‬
‫َم ِج ْيٌد َالّٰل ُهَّم َو اْر َض َع ِن اْلُخَلَفاِء الَّراِش ِد ْيَن ‪َ .‬و َع ْن َاْص َح اِب َنِبِّيَك‬
‫َاْج َم ِع ْيَن ‪َ .‬و الَّتاِبِع ْبَن َو َتاِبِع الَّتاِبِع ْيَن َو َتاِبِع ِهْم ِاٰل ى َيْو ِم الِّدْيِن ‪َ .‬الّٰل ُهَّم اْغ ِفْر‬
‫ّٰل‬
‫ِلْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت َو اْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم َناِت‪َ .‬ال ُهَّم اْدَفْع َع َّنا اْلَغ اَل َء‬
‫َو اْلَو َباَء َو الَّطاُع ْو َن َو اَاْلْمَر اَض َو اْلِفَتَن َم ا اَل َيْدَفُعُه َغ ْيُر َك َع ْن َبَلِد َنا ٰهَذ ا‬
‫ِاْنُد ْو ِنْيِس َّيا َخ اَّص ًة َو َع ْن َس اِئِر ِباَل ِد اْلُم ْس ِلِم ْيَن َع اَّم ًة َيا َر َّب اْلَع اَلِم ْيَن ‪َ .‬ر َّبَنا‬
‫ٰا ِتَنا ِفي الُّد ْنَيا َحَس َنًة َو ِفي اٰاْل ِخ َرِة َحَس َنًة َو ِقَنا َع َذ اَب الَّناِر ِعَباَد ِهّٰللا ِاَّن‬
‫َهّٰللا َيْأُم ُر ِباْلَع ْد ِل َو اِاْل ْح َس اِن َو َيْنَهى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر‪َ .‬يِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم‬
‫َتَذَّك ُر ْو َن ‪َ .‬فاْذ ُك ُروا َهّٰللا اْلَعِظ ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم ‪َ .‬و اْشُك ُر ْو ُه َع ٰل ى ِنَعِمِه َيِزْد ُك ْم ‪.‬‬
‫)*( ‪َ .‬و َلِذ ْك ُر ِهّٰللا َاْك َبُر‬

Anda mungkin juga menyukai