MWEz MZ A4 NDUx ZM I1 YTlm MZ VJ MTCX NDRL NZ VK ODQy YTBh MM Ex YTAw NG
MWEz MZ A4 NDUx ZM I1 YTlm MZ VJ MTCX NDRL NZ VK ODQy YTBh MM Ex YTAw NG
TUGAS AKHIR
OLEH :
NUR AZIZAH
17 TIA 299
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Direktur Ketua
Politeknik ATI Makassar Jurusan Teknik Industri Agro
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diterima oleh Panitia Ujian Akhir Program Diploma Tiga (D3) yang
ditentukan sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Politeknik ATI Makassar
Nomor : 414/BPSDMI/ATI-Makassar/III/2020 tanggal 5 Maret 2020, yang telah
dipertahankan di depan Tim Penguji pada hari Jumat tanggal 23 Oktober 2020,
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Teknik Industri
dalam program studi Teknik Industri Agro Pada Politeknik ATI Makassar.
PANITIA UJIAN :
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Menyatakan bahwa tugas akhir yang saya buat benar – benar merupakan hasil
karya saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti dan dapat dibuktikan sesuai
dengan hukum yang berlaku dinegara Republik Indonesia bahwa tugas akhir saya
adalah hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut tanpa melibatkan institusi Politeknik ATI Makassar atau orang lain.
Makassar, 2020
Yang menyatakan,
Nur Azizah
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Tugas Akhir dengan judul “ Usulan Postur Kerja dengan
Metode RULA (Rapid Upper Limb Assessment) Pada Home Industri Pia Qila Di
Kota Makassar ”.
Makassar. Penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak berupa dukungan
moril, fasilitas, bimbingan, dan dorongan. Pada kesempatan ini penulis ingin
2. Ibu Dr.Widya Hastuti Afris, S.ST.,MM selaku Ketua Jurusan / Program Studi
4. Seluruh dosen Teknik Industri Agro yang telah mengajar dan memberikan
menjalankan pendidikan.
6. Seluruh karyawan Home Industri PIA QILA yang telah membantu saya dalam
melakukan penelitian.
v
7. Kepada Muh.Basruny Parulian yang telah membantu dan memberikan motivasi
kepada penulis.
8. Seluruh teman seperjuangan selama kuliah dan menyusun Tugas Akhir kelas
3B khususnya Hamidah.
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin.
Makassar, 2020
Penulis
vi
ABSTRAK
vii
DAFTAR ISI
ix
DAFTAR TABEL
x
Tabel 4.20 Scoring Grup B Pengovenan kue pia ......................................... 48
Tabel 4.21 Skor Grup B Pengovenan Kue Pia ............................................. 48
Tabel 4.22 Skor C Pencetakan Kue Pia ....................................................... 49
Tabel 4.23 Hasil Pengamatan Kueosioner Nordic Body Map...................... 50
Tabel 4.24 Data antropometri pekerja .......................................................... 53
Tabel 4.25 Data Persentil ............................................................................. 53
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
yang memiliki peluang perluasan pasar adalah industri makan khususnya kue pia,
terutama pada saat ini kue pia sudah menjadi makanan sehari-hari dan menjadi
makanan khas dari negara Indonesia. Industri kreatif memiliki posisi strategis
produk yang memiliki kualitas baik, harga terjangkau serta menarik perhatian
Home Industri PIA QILA merupakan salah satu usaha pembuatan kue pia di
Kota Makassar. Usaha ini memproduksi kue pia 1000 - 1500 toples per minggu,
dalam 1 toples berisikan 30 buah kue yang akan dipasarkan di dalam dan luar
Kota Makassar. Jumlah karyawan yaitu 10-12 pekerja dengan 9 jam kerja, dan
jumlah hari produksi 2-3 hari/minggu. Aktivitas kerja proses pembuatan kue pia
di usaha ini yaitu aktivitas kerja pembuatan adonan kue pia, pembagian adonan
Pada aktivitas ini terdapat 12 pekerja, proses pencampuran bahan – bahan kue pia
pekerja, maka 7 orang pekerja proses pengisian, pencetakan dan penataan loyang
1
kerangka otot karena aktivitas pekerjaan dikenal dengan istilah Musculoskeletal
gangguan/kerusakan yang terjadi pada sistem kerangka otot, baik pada bagian otot
rangka maupun pada tulang rangka, yang biasanya terjadi karena kesalahan sikap
Upper Limb Assessment (RULA). RULA pertama kali diperkenalkan pada tahun
1993 oleh Dr. Lynn McAtamney, merupakan metode cepat penilaian postur tubuh
bagian atas. Input metode ini adalah postur (telapak tangan, lengan atas, lengan
bawah, punggung dan leher), beban yang diangkat, tenaga yang dipaka
yang cepat dalam pekerjaan seperti risiko pada pekerjaan yang berhubungan
dengan upper limb disorders, mengidentifikasi usaha yang dibutuhkan otot yang
berhubungan dengan postur tubuh saat kerja (penggunaan kekuatan dan kerja
permasalahan yang muncul di proses produksi kue pia salah satunya yakni proses
adonan, pengisian kue pia , pencetakan dilakukan dengan postur tubuh jongkok
dalam waktu yang terlalu lama sehingga pekerja sering merasakan lelah dan nyeri
2
terutama pergelangan tangan, bahu, dan pinggang, maka apabila dilakukan secara
terus menerus oleh pekerja akan mengakibatkan cedera pada tubuh pekerja. Hal
pekerja.
Penelitian tentang analisa postur kerja kali ini maka penulis menggunakan
metode RULA (Rapid Upper Limb Assessment) guna meninjau postur kerja yang
tidak alamiah pada proses produksi kue pia dan menentukan suatu tindakan apa
yang harus dilakukan terhadap prostur kerja yang ada dalam aktivitas proses
postur kerja dengan metode RULA (Rapid Upper Limb Assessment) pada
yaitu bagaimana usulan perbaikan postur kerja yang ergonomis kepada pekerja
kue pia untuk mendapatkan postur kerja yang lebih alamiah dalam mengatasi
kerja yang ergonomis kepada pekerja kue pia untuk mendapatkan postur kerja
yang lebih alamiah dalam mengatasi keluhan kaku pada tubuh bagian atas
3
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang akan dicapai dari hasil penelitian ini adalah :
a. Bagi Penulis
b. Bagi Politeknik ATI Makassar. Hasil penelitian ini dapat dijadikan study
kasus bagi mahasiswa yang pada umumnya dan bahan referensi bagi pihak
perpustakaan.
c. Bagi Pemilik Home Industri PIA QILA. Hasil penelitian ini yaitu sebagai
proses produksi kue pia untuk melakukan perbaikan pada metode kerja
agar keluhan kaku pada bagian atas tubuhnya dapat diminimalisir sehingga
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
produk barang dan ataupun perusahaan. Home Industri adalah rumah usaha
produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil
karena jenis kegiatan ekonomi ini dipusatkan di rumah. Pengertian usaha kecil
secara jelas tercantum dalam UU No. 9 Tahun 1995, yang menyebutkan bahwa
usaha kecil adalah usaha dengan kekayaan bersih paling banyak Rp200 juta tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dengan hasil penjualan tahunan paling
Menengah) biasanya mencakup sedikitnya dua aspek yaitu aspek nilai investasi
awal jumlah asset dan aspek jumlah tenaga. Menurut BPS jumlah tenaga kerjanya
di antaranya : Industri rumah tangga (home industry) tenaga kerjanya 5-9 orang,
Industri kecil tenaga kerjanya terdiri dari 10-19 orang, Industri sedang atau
menengah tenaga kerjanya berjumlah 20-99 orang, Industri besar tenaga kerjanya
berjumlah antara 100 orang atau lebih. Kriteria lainnya dalam UU No. 9 Tahun
1995 adalah milik WNI, berdiri sendiri, berafiliasi langsung atau tidak langsung
dengan usaha menengah atau besar dan berbentuk badan usaha perorangan, baik
berbadan hukum maupun tidak. Rumah industri merupakan suatu lingkungan atau
5
kondisi yang perlu diciptakan dan dibangun agar landasan perubahan yang lebih
digambarkan akan terdiri atas masyarakat yang produktif yang dilandasi oleh
sikap mental dan motivasi yang kuat untuk maju berdisiplin, berdedikasi tinggi
para pengusaha nasional. Salah satu contoh home industri dikota makassar yaitu
PIA QILA merupakan usaha yang memproduksi kue pia 1000 - 1500 toples per
minggu, dalam 1 toples berisikan 30 buah kue yang akan dipasarkan di dalam dan
luar Kota Makassar. Jumlah karyawan yaitu 10-12 pekerja dengan 9 jam kerja,
a. Industri dasar yang meliputi kelompok industri mesin dan logam dan kelompok
kimia dasar. Yang termasuk dalam industri mesin dan logam dasar ; industri
6
mesin pertanian, elektronika, kereta api, pesawat terbang, kendaraan bermotor,
industri sandang dan kulit (tekstil, pakaian jadi, serta barang dari kulit), industri
c. Industri hilir yaitu kelompok aneka industri yang meliputi antara lain industri
yang mengolah hasil pertambangan, industri yang mengolah hasil sumber daya
pertanian secara luas, dan lain-lain. Kelompok aneka industri ini mempunyai
kesempatan kerja, tidak padat modal, dan teknologi yang digunakan adalah
Pengolesan adonan
Pencampuran bahan
baku
Pengovenan
Pembagian adonan
Pengemasan
Pengisian adonan
Selesai
7
Pada proses produksi kue pia maka melalui beberapa tahap yaitu :
digunakan seperti tepung terigu, minyak, air, telur, gula pasir, baking
powder, mixer.
maka dipindah diwadah atau baskom dari mixer kemudian didiam selama
7. Setelah adonan kue pia ditata rapi diatas loyang kemudian dilakukan
8
2.3 Posisi kerja pada proses produksi PIA QILA
Posisi membungkuk salah satu sikap kerja yang tidak nyaman untuk
kestabilan tubuh bekerja. Pekerja mengalami keluhan nyeri pada bagian punggung
bagian bawa ( low bck pain ) bila dilakukan secara berulang dan periode yang
cukup lama.
Dari segi otot , Posisi kerja duduk yang paling baik adalah sedikit
membungkuk., sedangkan dari aspek tulang penentuan posisi yang baik adalah
posisi kerja duduk yang tegak agar punggung tidak bungkuk, sehingga otot perut
tidak berada pada keadaan yang lemas, oleh karena itu sangat dianjurkan dalam
bekerja posisi duduk yang tegak harus diselingi dengan istirahat dalam bentuk
membungkukkan pinggung melebihi sudut 820 sehingga cara kerja ini akan
mengakibatkan rasa sakit pada leher dan tulang belakang secara berulan – ulang.
9
2.3.2 Posisi kerja duduk jongkok
Posisi kerja dengan jongkok ini juga akan menimbulkan rasa tidak nyaman
pada diri pekerja. Kondisi ini diperbolehkan asal tidak melebih 2 jam perharinya
(Suhardi B, 2008).
Pada Gambar 2.2 menggambarkan pekerja pada posisi kerja jongkok dengan
cara kerja ini akan mengakibatkan rasa sakit pada leher dan tulang belakang
Postur atau sikap kerja merupakan suatu tindakan yang diambil pekerja dalam
dalam menganalisa keekftifan dari suatu pekerjaan. Apabila postur kerja yang
dilakukan oleh operator tidak baik maka dapat dipastikan hasil yang diperoleh
oleh operator tersebut tidak ergonomis maka operator tersebut juga mengalami
kerja duduk adalah mengurangi beban statis pada kaki dan berkurangnya
pemakaian energi.
Sikap kerja berdiri merupakan sikap siaga baik sikap fisik maupun
mental, sehingga aktivitas kerja dilakukan lebih cepat, kuat dan teliti namun
Sikap kerja duduk berdiri merupakan kombinasi kedua sikap kerja utuk
mengurangi kelelahan otot karena sikap paksa dalam satu posisi kerja. Posisi
kerja duduk berdiri merupakan posisi yang lebih baik dibandingkan posisi
duduk atau posisi berdiri saja. Penerapan sikap kerja duudk berdiri
belakang dan pinggang 305 lebih rendah dibandingkan dengan posisi duduk
sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan
Salah satu faktor yang mempengaruhi ergonomi adalah postur dan sikap
tubuh pada saat melakukan aktivitas tersebut. Hal tersebut sangat penting untuk
berpengaruh karena hasil produksi sangat berpengaruh oleh apa yang dilakukan
pekerja. Bila postur kerja yang digunakan pekerja salah satunya tidak ergonomis,
pekerja akan cepat lelah sehingga konsentrasi dan tingkat ketelitian menurun.
Pekerja menjadi lambat, akibatnya kualitas dan kuantitas hasil produksi menurun
upaya pencegahan cedera akibat kerja postur kerja yang salah dan penyakit akibat
kerja serta menurunkan beban kerja fisik dan mental, oleh karena itu perlu
dipelajari tentang bagaimana suatu postur kerja dikatakan efektif dan efisien, tentu
saja untuk mendapatkan postur kerja yang baik kita harus melakukan penelitian –
dengan tujuan agar kita dapat menganalisis dan mengevaluasi postur kerja yang
salah dan kemudian mampu memberikan postur kerja usulan yang lebih baik
sebab masalah postur kerja sangatlah penting untuk diperhatikan karena langsung
berhubungan dengan proses operasi itu sendiri, dengan postur kerja yang salah
serta dilakukan dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan operator
12
gangguan-gangguan lainnya sehingga dapat mengakibatkan jalannya proses
oleh kesalahan postur kerja dalam melakukan suatu aktivitas kerja. Keluhan
musculoskeletal adalah keluhan pada bagian – bagian otot skeletal yang dirasakan
oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit.
Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang
lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen
dan tendo. Keluhan hingga kerusakan inilah yang kebiasannya diistilahkan dengan
musculoskeletal.
Secara garis besar keluhan otot dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
(Tarwaka, 2010) :
a. Keluhan sementara (reversible), yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat otot
menerima bebas statis, namun demikian keluhan tersebut akan segera hilang
Walaupun pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot
13
2.7 Kuesioner Nordic Body Map
Kuesioner Nordic Body Map adalah system pengukuran keluhan sakit pada
adalah system organ yang memberikan hewan dan manusia kemampuan untuk
bergerak menggunakan system otot dan rangka (Wilson dan Corlett, 1992).
tubuh. Salah satu alat bantu untuk mempermudah pengukuran serta mengenali
(NBM).Melalui Tabel NBM maka dapat diketahui bagian – bagian otot yang
mengalami keluhan dengan tingkat keluhan mulai dari rasa tidak nyaman agak
sakit sampai sangat sakit. Tabel 2.1 Tabel Nordic Body Map
Hasil dari kuesioner adalah jumlah persentase keluhan yang dialami loeh
pekerja selama pengamatan. Perhitungan nilai persentase untuk tiap – tiap tubuh
ini didapat dari jumlah “ya” keseluruhan /( jumlah pekerja yang diamati X total
hari pengamatan).
14
Berikut rumus persentase keluhan pada tubuh :
kerja yang dilakukan oleh tubuh bagian atas. Metode penilaian postur kerja ini
Metode ergonomi ini mengevaluasi postur, kekuatan, dan aktivitas otot yang
memberikan hasil evaluasi yang berupa skor resiko antara satu sampai tujuh. Skor
tertinggi menandakan level yang mengakibatkan resiko yang besar atau berbahaya
untuk dilakukan dalam bekerja. Sedangkan skor terendah juga tidak berarti
menjamin pekerjaan yang diteliti bebas dari Ergonomic Hazards (Leuder, 1996).
postur kerja, mengeluarkan tenaga, dan melakukan kerja statis dan repetitive
15
c. Memberikan hasil yang dapat digunakan pada pemeriksaan atau pengukuran
RULA membagi bagian tubuh menjadi dua bagian untuk menghasilkan suatu
metode yang cepat digunakan, yaitu grup A dan B. Grup A meliputi lengan atas
dan lengan bawah serta pergelangan tangan. Sementara grup B meliputi leher,
badan dan kaki. Hal ini memastikan bahwa seluruh postur tubuh dicatat sehingga
postur kaki, badan dan leher terbatas yang mungkin mempengaruhi postur tubuh
menurut kriteria yang berasal dari interprestasi literature yang relevan. Bagian-
bagian ini diberi angka sehingga angka 1 berada pada kisaran gerakan atau postur
bekerja dimana resiko faktor merupakan terkecil atau minimal. Sementara angka-
angka yang lebih tinggi diberikan pada bagian-bagian kisaran gereakan dengan
postur yang lebih ekstrim yang menunjukkan adanya faktor risiko yang meningkat
pada postur dengan siklus kerja terlama dimana beban terbesar terjadi.
Skor penggunaan otot dan skor tenaga pada kelompok tubuh bagian A dan B
dengan skor yang berasal dari tabel A dan tabel B, yaitu sebagai berikut:
16
a. Skor A + skor penggunaan otot + skor tenaga (beban) untuk kelompok A =
Skor C
Skor C
a. Action level 1
Suatu skor 1 atau 2 menunjukkan bahwa postur ini bisa diterima jika tidak
b. Action level 2
c. Action level 3
dilakukan.
d. Action level 4
17
(Sumber: MacAtmney & Corlett, 1993)
Untuk skor setiap gerakan posisi lengan atas dapat dilihat pada Tabel 2.2 .
Jika bahu terangkat dan lengan bawah mendapatkan tekanan maka skor
ditambah 1, bila posisi pekerjaa bersandar dan lengan ditopang maka skor
dikurangi 1.
18
Tabel 2.2 Posisi bagian lengan atas
Pergerakan Skor
20° 1
20° - 45° 2
45° - 90° 3
> 90° 4
Untuk skor setiap gerakan posisi lengan bawah dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Jika lengan bawah bekerja menyilang didepan tubuh atau berada disamping
Pergerakan Skor
60° - 100° 1
< 60° atau > 100° 2
(Sumber: MacAtmney & Corlett, 1993)
3. Posisi tekukan telapak tangan dan Posisi Telapak Tangan yang mengalami
kesehatan dan keselamatan dapat dilihat pada Tabel 2.4 dan 2.5. Jika
telapak tangan mengalami tekukan pada deviasi ulnar dan radial tangan
19
Tabel 2.4 Posisi tekukan telapak tangan
Pergerakan Skor
Tabel 2.5 Posisi telapak tangan yang mengalami tekukan dan putaran
Pergerakan Skor
Bila telapak yang bertekuk berputar
1
diposisi tengah
Bila telapak tangan bertekuk didekat
2
atau diakhir dari putaran
Untuk skor setiap gerakan posisi leher dapat dilihat 2.6 . Jika leher pekerja
banyak menoleh kesamping kiri atau kanan dan bertekuk kesamping kiri
2. Posisi Punggung
Untuk skor setiap gerakan posisi punggung dapat dilihat pada tabel 2.7
20
Tabel 2.7 Posisi Punggung
Pergerakan Skor
Jika pekerja duduk atau disangga
dengan baik oleh pinggul punggung
1
yang membentuk sudut 90° atau
lebih
Jika punggung membentuk sudut 0° -
2
20°
Jika punggung membentuk sudut
3
20° - 60°
Jika punggung membentuk sudut
4
60°
(Sumber: MacAtmney & Corlett, 1993)
3. Posisi Kaki
Untuk skor setiap gerakan posisi kaki dapat dilihat pada Tabel 2.8.
2.9 Antropometri
hubungan antara struktur dan fungsi tubuh (termasuk bentuk dan ukuran
21
tubuh) dengan desain alat-alat yang digunakan manusia (Wignjosoebroto,
lain-lain.
menyangkut ukuran fisik atau fungsi dari tubuh manusia, termasuk disini
22
2.9.2 Jenis Antropometri
Menurut Sutalaksana (2006), antropometri adalah pengetahuan yang
menyangkut pengukuran tubuh manusia khususnya dimensi tubuh.
Antropometri dibagi atas dua bagian, yaitu :
1. Antropometri statis.
Pengukuran manusia pada posisi diam dan linier pada permukaan
tubuh. Ada beberapa metode pengukuran tertentu agar hasilnya
representative. Selain itu terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
dimensi tubuh manusia, sebagai berikut:
a. Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai
sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada
kecenderungan berkurang setelah 60 tahun.
b. Jenis kelamin.
Jenis kelamin pria umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih
besar kecuali dada dan pinggul.
c. Suku bangsa (etnis).
Dimensi tubuh suku bangsa negara barat lebih besar jika
dibandingkan dengan dimensi tubuh suku bangsa negara Timur.
d. Sosial ekonomi
Tingkat sosial ekonomi sangat mempengaruhi dimensi tubuh
manusia. Pada negara-negara maju dengan tingkat sosial ekonomi tinggi
mempunyai dimensi tubuh yang besar dibandingkan dengan negara-
negara berkembang.
2. Antropometri dinamis
Antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri
fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan
yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya.
Terdapat 3 kelas pengukuran antropometri dinamis, yaitu:
23
a. Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti
keadaan mekanis dari suatu aktifitas. Contoh dalam mempelajari
performansi atlet.
b. Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja.
Contoh jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif pada saat
bekerja, yang dilakukan dengan berdiri atau duduk.
c. Pengukuran variabilitas kerja. Contoh analisis kinematika dan
kemampuan jari-jari tangan dari seorang juru ketik atau operator
komputer.
Secara statistik terlihat bahwa ukuran tubuh manusia pada suatu populasi
berada disekitar harga rata-rata, dan sebagian kecil harga ekstrim jatuh di dua
menyebabkan sebesar 50% dari populasi pengguna rancangan yang akan dapat
dapat menggunakan rancangan tersebut dengan baik. Oleh karena itu tidak
sama dengan atau lebih rendah dari nilai tersebut. Misalnya 95% dari populasi
adalah sama atau lebih rendah dari 95 persentil, dan 5% dari populasi berada
24
Dalam statistik, distribusi normal dapat diformulasikan berdasarkan
harga rata-rata dan simpangan standarnya dari data yang ada. Dari nilai yang
menunjukan presentasi tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau di
bawah nilai tersebut. Sebagai contoh, 95-th persentil akan menunjukan 95%
populasi akan berada pada atau di bawah ukuran tersebut; sedangkan 5-th
hanya didasarkan pada satu ukuran tubuh saja, seperti tinggi berdiri atau tinggi
duduk. Kedua, tidak ada orang yang disebut sebagai orang persentil ke-90 atau
orang persentil ke-5. Artinya, orang yang memiliki persentil ke-50 untuk tinggi
duduk mungkin saja memiliki dimensi persentil ke-40 untuk tinggi popliteal
atau persentil ke-60 untuk tinggi siku duduk. (Sritomo Wignjosoebroto, 2000)
25
Tabel 2.9 Distribusi Normal dan Perhitungan Persentil
peneliti :
26
2.11 Kerangka Berpikir
Identifikasi Masalah
Landasan Teori
Selesai
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada Home Industri PIA QILA, dengan mengambil
objek pekerja bagian produksi kue pia qila yang beralamatkan di Jln. Antang Raya
pada Perumahan Makio Baji blok C1 No.11 Kota Makassar, Sulsel 90243. Dan
Dalam pengumpulan dan pengolahann data, adapun alat dan bahan yang
penelitian ini :
1. Alat
a. Alat Tulis
b. Laptop/Komputer
c. Busur Derajat
d. Kamera
i. Software Sketchup
28
2. Bahan
a. Data hasil kuesioner Nordic Body Map pekerja pada bagian proses produksi
pia qila
b. Data postur tubuh operator pada bagian proses produksi kue pia.
dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari industri Pia Qila,
sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari internet serta beberapa
data aktual yang merupakan gambaran nyata yang terjadi pada Home Industri
mengambil objek pada pekerja saat produksi kue Pia dan langkah ini
penelitian.
dalam hal ini pekerja Home Industri Pia Qila yang memberikan penjelasan
29
b. Data Sekunder, yaitu diperoleh dari pustaka, dokumen industri kecil yang
(Rapid Upper Limb Assessment) yaitu mengolah data observasi yang telah
diperoleh untuk menghitung dari setiap anggota tubuh yang diamati seperti
punggung, bahu/lengan, pergelangan tangan, kaki, dan leher. Analisa data pada
30
BAB IV
Pada Home Industri PIA QILA terdapat beberapa proses mulai dari bahan
rollong pin agar mudah dibentuk ,setelah itu lakukan pengisian pada adonan dan
melakukan pencetakan pada adonan dengan cetakan modern, setelah itu lakukan
kue pia.Berikut merupakan tabel data pekerja pada proses produksi kue PIA
QILA:
Tabel 4.1 merupakan nama - nama karyawan yang bekerja pada proses
produksi kue pia pada Home Industri PIA QILA berserta dengan usia, masa kerja
dan tinggi badan masing – masing pekerja yaitu Babe berusia 65 tahun dengan
masa kerja 20 bulan dan memiliki tinggi 167 cm bekerja pada proses pembagian
31
adonan. Diana merupakan pekerja pada proses pengisian, pekerja tersebut
memiliki usia 20 tahun dengan masa kerja 15 bulan dan tinggi 150 cm.
Rosmawati yaitu pekerja yang pada bagian proses pencetakan dengan usia 34
tahun, masa kerja 16 bulan dan memiliki tinggi 159 cm. Cece merupakan pekerja
bagian proses pengovenan dengan usia 23 tahun dan memiliki masa kerja 18
Adapun beberapa bagian postur kerja yang sering terjadi pada proses
produksi kue pia di Home Industri PIA QILA yaitu sebagai berikut :
sakit dibagian pinggang dan selain itu dibagian pergelangan tangan secara
32
b. Aktivitas proses pengisian ke adonan pia
Pada aktivitas proses pengisian ke adonan kue pia yaitu postur kerja
karena meja dan dan kursi yang rendah sehingga dapat menyebabkan keluhan
sakit pinggang dan pada pergelangan tangan dilakukan secara berulang – ulang
posisi berdiri dan agak membungkuk sehingga dapat menyebabkan nyeri pada
pinggang dan bagian lengan atas dan dibawah mengalami keluhan sakit karena
34
4.2 Pengolahan Data
Tujuan pengisian kuesioner ini yaitu untuk mengetahui area tubuh mana
yang merasakan sakit dan seberapa besar skala sakitnya sehingga kita bisa
Agustus – 04 September 2020. Data pekerja proses produksi ku pia dilihat pada
Tabel 4.1 dan pengamatan dari kuesioner NBM pada pekerja ditanggal 28
Agustus 2020 dapat dilihat pada Tabel 4.2 dengan gambar histogramya dapat
35
Berdasarkan Tabel 4.2 Kuesioner Nordic Body Map terdapat bahwa 2 pekerja
merasakan sakit dibagian leher karena disebabkan posisi leher yang memutar dan
dilakukan secara berulang – ulang , kemudian sakit bagian bahu kiri dan bahu
kanan dirasakan oleh 3 pekerja disebabkan oleh posisi duduk menjongkok dan
relaksasi. Pada bagian lengan atas kanan dirasakan sakit oleh 2 pekerja
secara terus menerus, sakit bagian pinggang dirasakan oleh 4 pekerja disebabkan
posisi tubuh yang menjongkok, membungkuk, dan berdiri terlalu lama tanpa
Kemudian sakit pada pergelangan tangan kiri dan pergelangan tangan kanan
adonan kue pia pada bagian pergelangan tangan dilakukan secara terus menerus
tanpa melakukan relaksasi. Lalu sakit bagian tangan kiri dan tangan kanan
masih menggunakan alat manual sehingga dapat mengalami nyeri pada bagian
36
4.2.2 Metode RULA (Rapid Upper Limb Assessment)
tubuh pekerja pada proses pembagian adonan dengan lengan atas sudut 50 0,
sudut 300 dan kaki dengan kaki seimbang. Selanjutnya sudut-sudut tersebut
grup A :
Berdasarkan pada tabel 2.2 yang ada pada bab 2, posisi lengan atas
berada disudut 500 kedepan dengan bahu naik sehingga mendapatkan skor 3
37
maka dari itu pada posisi bahu terangkat maka skor + 1 menjadi skor akhir
mengalami tekukan maka + 1 dengan skor akhir 3 . Skor akhir pada tabel
akhir grup A = skor grup A + skor penggunaan otot. Kegiatan ini dilakukan
diberikan skor 3 dan bagian kaki berada kaki seimbang dengan skor 1. Hasil
scoring grup B dimasukkan kedalam tabel skor grup B seperti pada tabel
berikut :
akhir grup B = skor grup B + skor penggunaan otot. Kegiatan ini dilakukan
akhir grup A dan skor akhir grup B dimasukkan kedalam tabel C, sebagai
berikut :
39
Berdasarkan tabel C diatas diperoleh skor akhir tabel C yaitu 6.
Skor tersebut berada pada action level 3 artinya pemeriksaan dan perubahan
tubuh pekerja pada proses pengisian adonan dibagian lengan atas berada
disudut 400, lengan bawah berada disudut 950, pergelangan tangan berada
disudut 150, bagian leher berada disudut 200, batang tubuh berada disudut
600, dan kaki dengan kaki yang seimbang. Selanjutnya sudut-sudut tersebut
grup A :
40
Berdasarkan pada tabel 4.8 bahwa lengan atas berada disudut 40 0
dengan diberikan skor 2. Skor akhir pada tabel 4.8 dimasukkan ke skor
akhir grup A = skor grup A + skor penggunaan otot. Kegiatan ini dilakukan
41
Pada tabel 4.10 bagian leher berada disudut 20 0 kedepan maka
diberikan skor 2, batang tubuh berada disudut 600 kedepan maka diberikan
skor 3, dan bagian kaki yang seimbang diberikan skor 1. Hasil scoring grup
akhir grup B = skor grup B + skor penggunaan otot. Kegiatan ini dilakukan
akhir grup A dan skor akhir grup B dimasukkan kedalam tabel C, sebagai
berikut :
42
Berdasarkan tabel C diatas diperoleh skor akhir tabel C yaitu 5.
Skor tersebut berada pada action level 3 artinya pemeriksaan dan perubahan
tubuh pekerja pada proses pencetakan kue pia dengan lengan atas berada
disudut 280, lengan bawah berada disudut 900, pergelangan tangan berada
disudut 00, leher berada disudut 130, batang tubuh berada disudut 200 dan
43
Pada tabel 4.13 bagian lengan atas berada disudut 28 0 kedepan
dan bahu diangkat maka diberikan skor 2 dengan posisi bahu yang diangkat
disudut 00 kebawah dan menjauhi titik tengah maka diberikan skor 3 dengan
posisi menjauhi titik tengah maka +1 sehingga skor akhirnya 4. Maka tabel
akhir grup A = skor grup A + skor penggunaan otot. Kegiatan ini dilakukan
44
Tabel 4.15 Scoring Grup B Pencetakan kue pia
Postur Tubuh Skor Keterangan Skor Akhir
Leher (Neck ) 2 13° ke depan dan miring 3
Batang Tubuh (Truck ) 3 20° ke depan 3
Kaki(Legs ) 1 kaki seimbang 1
(Sumber :Data diolah 2020)
skornya 3, bagian batang tubuh berada disudut 200 kedepan maka diberikan
skor 3, dan bagian kaki yang seimbang diberikan skor 1. Hasil scoring grup
akhir grup B = skor grup B + skor penggunaan otot. Kegiatan ini dilakukan
akhir grup A dan skor akhir grup B dimasukkan kedalam tabel C, sebagai
berikut :
45
Tabel 4.17 Skor C Pencetakan Kue Pia
Table C : Neck, trunk and leg score
1 2 3 4 5 6 7
1 1 2 3 3 4 5 5
2 2 2 3 4 4 5 5
3 3 3 3 4 4 5 6
wrist and
4 3 3 3 4 5 5 6
arm score
5 4 4 4 5 6 7 7
6 4 4 5 6 6 7 7
7 5 5 5 6 7 7 7
8 5 5 5 7 7 7 7
(Sumber : Data diolah 2020)
Skor tersebut berada pada action level 3 artinya pemeriksaan dan perubahan
tubuh pekerja pada proses Pengovenan kue pia dengan lengan atas berada
disudut 150, lengan bawah berada disudut 980, pergelangan tangan berada
46
disudut 150, leher berada disudut 250, batang tubuh berada disudut 250 dan
kedepan dan bahu terangkat diberikan skor 1 karena posisinya posisi bahu
980 kedepan maka diberikan skor 1, dan bagian pergelangan tangan berada
diberikan skor 2 . Skor akhir pada tabel 4.18 dimasukkan ke skor grup A.
skor akhir grup A = skor grup A + skor penggunaan otot. Kegiatan ini dil
diberikan skor 3, dan bagian kaki yang seimbang diberikan skor 1. Hasil
scoring grup B dimasukkan kedalam tabel skor grup B seperti pada tabel
berikut :
akhir grup B = skor grup B + skor penggunaan otot. Kegiatan ini dilakukan
48
akhir grup A dan skor akhir grup B dimasukkan kedalam tabel C, sebagai
berikut :
Skor tersebut berada pada action level 3 artinya pemeriksaan dan perubahan
49
4.3 Pembahasan
Dari hasil pengamatan diatas bahwa keluhan yang dirasakan oleh pekerja
pia qila yakni merasakan nyeri pergelangan tangan kanan dan kiri (7,69%),
pinggang (7,79%),leher (3,85%), bahu kiri dan kanan (5,77%),lengan atas kiri,
(7,69%),lengan atas kanan (3,85%) serta tangan kanan dan kiri (3,85%) . ini
hal ini dianjurkan untuk ada perbaikan model gerakan , pekerja melakukan
peregangan setiap muncul pegal dan istirahat setelah bekerja 2 jam, serta perlu
50
4.3.2 Postur tubuh dengan metode RULA
Dari hasil penelitian dan pengolahan data yang dilakukan di home industri
kue PIA Qila dengan menilai dan menghitung postur kerja dalam aktivitas
pembuatan kue, skor akhir untuk aktivitas ini menurut tabel grup C dengan
kategori level sedang dan perlu pemeriksaan dan perubahan segera. Meskipun
ada beberapa pekerja yang lebih memilh duduk di lantai yang dimana sesuai
lebih tinggi tetap saat jongkok. Postur kerja jongkok dilakukan oleh para
pekerja pembuatan kue Pia dikarenakan tempat atau stasiun kerja yang
sudut yang dibentuk tidak terlalu besar tetapi tetap saja dibutuhkan adanya
perbaikan postur kerja segera, adapun usulan postur kerja yaitu dengan
membuatkan rancangan meja dan kursi yang sesuai dengan postur tubuh
Skor akhir dari aktivitas ini menurut tabel C adalah 5. Berdasarkan skor
akhir ini maka kategori level yang didapat adalah sedang, dan perlu dilakukan
51
tindakan segera. Adapun Usulan postur kerja yaitu hal yang sama dengan
aktivitas pembagian adonan kue pia dengan merancangkan meja dan kursi
Pada skor dari aktivitas ini menurut dari tabel C yaitu 6. Berdasarkan skor
akhir ini maka kategori level yang didapat adalah sedang. dan perlu dilakukan
tindakan segera. Postur kerja jongkok dilakukan oleh para pekerja pembuatan
kue Pia dikarenakan meja yang terlalu rendah serta kursi yang membuat
pekerja tidak nyaman. Maka usulannya merancang meja dan kursi sesuai
postur tubuh pekerja agar tidak mengalami risiko cedera pada bagian tubuh
pekerja.
tahap akhir, skor akhir untuk aktivitas ini menurut tabel grup C dengan postur
kerja berdiri adalah 5 . Berdasarkan skor yang didapatkan maka kategori level
perubahannya yaitu merancang kursi agar pekerja lebih nyaman dalam proses
52
4.3.3 Data Antropometri
Nama Pekerja
No Dimensi Tubuh
Babe Diana Rosmawati Cece
1 Lebar Bahu 45 40 40 44
2 Lebar Pinggul 40 41 43 42
3 Tinggi siku duduk 20 24 22 33
4 Tinggi Popliteal 41 42 40 40
5 Jarak popliteal ke pantat 46 44 43 48
6 Tinggi punggung duduk 50 50 52 53
(Sumber : Data diolah 2020)
53
4.3.4 Desain usulannya
50 cm
100 cm 26,5 cm
40,5 cm
41,25 cm
50,5 cm
40,5 cm
54
Maka setelah dilakukan serangkaian pengukuran terhadap dimensi tubuh
yang dibutuhkan dalam pembuatan kursi diperoleh hasil yang cukup memuaskan
dimana data-data yang telah dikumpulkan dengan lebar pinggul 41,5 cm, tinggi
punggung duduk 50,5 cm, dan tinggi popliteal 40,5 cm.
55
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
sebagai berikut :
1. Keluhan yang dirasakan oleh pekerja kue Pia yakni merasakan nyeri kaku pada
2. Penilaian postur kerja yang tidak alamiah dengan metode RULA pada pekerja
pengovenan kue pia dengan memiliki skor level risiko sedang yakni skor 5
sampai 6. Berdasarkan skor yang ada maka postur kerja pada proses ini
memiliki risiko dengan level sedang dan perlu dilakukan tindakan segera.
3. Memberikan usulan berupa rancangan meja dan kursi sesuai postur tubuh
pekerja agar mengurangi keluhan yang dirasakan pekerja. Serta pekerja dapat
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebaiknya pihak pemilik Home
Industri membuat meja dan kursi yang sesuai dimensi tubuh kerja agar pekerja
56
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Fikri. 2013. Analisis Postur Kerja Dengan Metode Rapid Upper Limb
Universitas Diponegoro.
Palembang.
Issue- 3, Sept-2013.
Niebel, Benjamin, et al, 1999. Methods Standarts and Works Design, 10th
57
Prayitno Sahri, 2017. Analisa postur kerja dengan metode rula pada operator
No.1.
Tarwaka, et. al. (2004). Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan
58
LAMPIRAN
59
Lampiran 1 Nordic Body Map
1. Pekerja 1
Nama : Babe
Umur : 65 Tahun
Tinggi badan : 167 Cm
Masa kerja : 20 Bulan
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah kamu mengalami kaku pada leher saat
bekerja?
2 Apakah kamu mengalami sakit bagian bahu kiri
saat bekerja?
3 Apakah kamu merasakan sakit bagian bahu kanan
disaat bekerja?
4 Disaat kamu bekerja apakah kamu mengalami sakit
dibagian lengan atas kiri?
5 Apakah kamu selalu mengalami sakit dibagian
punggung pada saat bekerja?
6 Disaat kamu bekerja apakah kamu mengalami sakit
dibagian lengan atas kanan?
7 Pada saat bekerja, apakah kamu merasa saat
pinggang dengan posisi duduk menjongkok?
8 Apakah kamu merasakan sakit pada lengan bawah
kiri disaat bekerja?
9 Saat melakukan pencetakan adonan terlalu lama
apakah mengalami sakit pada bagian lengan bawah
kanan?
10 Saat melakukan pengisian adonan, apakah kamu
mengalami sakit pada pergelangan tangan kiri?
11 Apakah kamu merasakan sakit pada pergelangan
tangan kanan saat bekerja?
12 Saat bekerja terlalu lama, apakah kamu mengalami
sakit pada tangan kiri?
13 Apakah kamu mengalami sakit pada tangan kanan
saat melakukan pencetakan?
60
2. Pekerja 2
Nama : Diana
Umur : 20 Tahun
Tinggi badan : 150 Cm
Masa kerja : 15 Bulan
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah kamu mengalami kaku pada leher saat
bekerja?
2 Apakah kamu mengalami sakit bagian bahu kiri
saat bekerja?
3 Apakah kamu merasakan sakit bagian bahu kanan
disaat bekerja?
4 Disaat kamu bekerja apakah kamu mengalami sakit
dibagian lengan atas kiri?
5 Apakah kamu selalu mengalami sakit dibagian
punggung pada saat bekerja?
6 Disaat kamu bekerja apakah kamu mengalami sakit
dibagian lengan atas kanan?
7 Pada saat bekerja, apakah kamu merasa saat
pinggang dengan posisi duduk menjongkok?
8 Apakah kamu merasakan sakit pada lengan bawah
kiri disaat bekerja?
9 Saat melakukan pencetakan adonan terlalu lama
apakah mengalami sakit pada bagian lengan bawah
kanan?
10 Saat melakukan pengisian adonan, apakah kamu
mengalami sakit pada pergelangan tangan kiri?
11 Apakah kamu merasakan sakit pada pergelangan
tangan kanan saat bekerja?
12 Saat bekerja terlalu lama, apakah kamu mengalami
sakit pada tangan kiri?
13 Apakah kamu mengalami sakit pada tangan kanan
saat melakukan pencetakan?
61
3. Pekerja 3
Nama : Rosmawati
Umur : 34 Tahun
Tinggi badan : 159 Cm
Masa kerja : 16 Bulan
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah kamu mengalami kaku pada leher saat
bekerja?
2 Apakah kamu mengalami sakit bagian bahu kiri
saat bekerja?
3 Apakah kamu merasakan sakit bagian bahu kanan
disaat bekerja?
4 Disaat kamu bekerja apakah kamu mengalami sakit
dibagian lengan atas kiri?
5 Apakah kamu selalu mengalami sakit dibagian
punggung pada saat bekerja?
6 Disaat kamu bekerja apakah kamu mengalami sakit
dibagian lengan atas kanan?
7 Pada saat bekerja, apakah kamu merasa saat
pinggang dengan posisi duduk menjongkok?
8 Apakah kamu merasakan sakit pada lengan bawah
kiri disaat bekerja?
9 Saat melakukan pencetakan adonan terlalu lama
apakah mengalami sakit pada bagian lengan bawah
kanan?
10 Saat melakukan pengisian adonan, apakah kamu
mengalami sakit pada pergelangan tangan kiri?
11 Apakah kamu merasakan sakit pada pergelangan
tangan kanan saat bekerja?
12 Saat bekerja terlalu lama, apakah kamu mengalami
sakit pada tangan kiri?
13 Apakah kamu mengalami sakit pada tangan kanan
saat melakukan pencetakan?
62
4. Pekerja 4
Nama : Cece
Umur : 23 Tahun
Tinggi badan : 170 Cm
Masa kerja : 18 Bulan
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah kamu mengalami kaku pada leher saat
bekerja?
2 Apakah kamu mengalami sakit bagian bahu kiri
saat bekerja?
3 Apakah kamu merasakan sakit bagian bahu kanan
disaat bekerja?
4 Disaat kamu bekerja apakah kamu mengalami sakit
dibagian lengan atas kiri?
5 Apakah kamu selalu mengalami sakit dibagian
punggung pada saat bekerja?
6 Disaat kamu bekerja apakah kamu mengalami sakit
dibagian lengan atas kanan?
7 Pada saat bekerja, apakah kamu merasa saat
pinggang dengan posisi duduk menjongkok?
8 Apakah kamu merasakan sakit pada lengan bawah
kiri disaat bekerja?
9 Saat melakukan pencetakan adonan terlalu lama
apakah mengalami sakit pada bagian lengan bawah
kanan?
10 Saat melakukan pengisian adonan, apakah kamu
mengalami sakit pada pergelangan tangan kiri?
11 Apakah kamu merasakan sakit pada pergelangan
tangan kanan saat bekerja?
12 Saat bekerja terlalu lama, apakah kamu mengalami
sakit pada tangan kiri?
13 Apakah kamu mengalami sakit pada tangan kanan
saat melakukan pencetakan?
63
Lampiran 2 Contoh perhitungan persentil
=
Keterangan :
i = bilangan bulat yang kurang dari 100 (1,2,3,4,5....99)
n = banyak data
= 2,5
= + 0,5 ( - )
= 40+ 0,5 (45-44)
= 40,5 cm
64