Anda di halaman 1dari 5

PAPER PERPAJAKAN MATA PENCAHARIAN ILEGAL DI INSTANSI PERPAJAKAN serta BEA dan CUKAI

OLEH: SHEILLY NOVIA 06/73782 PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2008

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Sekarang ini sangat mudah ditemukan praktik haram pembobolan uang Negara yang dilakukan oleh aparat pajak, bea dan cukai, pengelola pelabuhan, produsen atau pengusaha ekspor, makelar jasa kepabeanan, dan makelar jasa pelayaran. Praktik tersebut telah berlangsung selama belasan tahun, sehingga bisa dikatakan sudah menjadi mata pencaharian sehari-hari dari sejumlah kalangan seperti yang di sebutkan sebelumnya. Yang menjadi sasaran praktik tersebut ialah dana pengembalian atau restitusi pajak. Kecurangan bisa terjadi kaena dua hal. Pertama, pada bukti-bukti pembayaran Pajak Pertambahan Nilai atas bahan baku yang diimpor dijadikan sebagai dasar untuk mengklaim restitusi. Namun, pengembalian atau restitusi, baru bisa di bayarkan oleh petugas pajak jika pengusaha mengajukan sejumlah dokumen yang membuktikan bahwa barang-barang yang menggunakan bahan baku impor yang sudah membayar pajak pertambahan nilai tersebut betul-betul telah dikapalkan untuk tujuan ekspor. Kedua, sasarannya terdapat pada proses mengekspor. Dimana kecurangan terjadi pada Penerbitan pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) oleh petugas bea dan cukai. Untuk meluluskan penerbitan PEB ini, direkayasalah sejumlah dokumen yang membuktikan sudah ada barang yang dikapalkan untuk diekspor. Pengungkapan kasus-kasus tersebut sebenarnya telah terjadi berulang kali dan melibatkan langsung aparat pajak dan pengusaha. Memang yang lebih sering terungkap ialah industri kecil, seperti teksti, industri pakaian jadi, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa penyelewengan terjadi dengan menggunakan obyek ekspor lainnya yang menggunakan bahan baku impor.

Tulisan ini akan membahas praktik-praktik seperti apa yang dilakukan oleh instansi pajak dalam manipulasi di bidang perpajakan di Indonesia, yang dapat melumpuhkan pengawasan internal dan solusi seperti apa yang bisa membangkitkan kembali pengawasan tersebut.

Landasan Teori
Pajak merupakan fenomena yang yang selalu berkembang di masyarakat. Rancangan perdagangan bebas membawa konsekuensi dalam kebijakan perpajakan. Dalam era globalisasi atau persaingan bebas Negara harus siap dan bisa menerima keberadaan globalisasi ekonomi dan yang paling penting dapat mengambil kesempatan yang timbul akibat adanya perubahan ekonomi internasional. Pajak merupakan sumber utama penerimaan Negara. Karea pajak merupakan sumber utama Negara tersebut sehingga aparat pajak merasa sangat mudah menjadikan pajak sebagai sumber utama mata pencaharian, baik mata pencaharian yang halal maupun yang haram. System perpajakan di Indonesia telah mempunyai aturan yang jelas. Telah dibukukannya Undang-Undang Perpajakan yang mengatur secara lengkap dan jelas tentang perpajakan dan sanksi-sanksiyag dihadapkan jika ada yang melanggar aturan tersebut. Tetapi juga tidak sedikit aparat pajak yang tahu persis Undang-Undang perpajakan tapi tidak memahami bahkan sampai melanggar aturan tersebut.

PEMBAHASAN

Sangat kita harapkan pengungkapan kasus restitusi PPN yang sudah lama terjadi dapat menjadi titik awal untuk membersihkan nama instansi yang berada di bawah naungan Departemen Keuangan yaitu Direktoral Jenderal Pajak serta Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang menjadi ujung tombak penerimaan Negara. Praktik kotor yang berlangsung selama ini berlangsung hamper di semua jenjang, justru telah menjadi sumber dana untuk mempertahankan keberadaan mereka dalam keadaan yang mereka nikmati selama ini. Sangat mudah membuktikan pekerjaan aparat-aparat terhormat tersebut. Dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh ditjen pajak serta ditjen bea cukai. Tak sedikit dari kegitan instansi tersebut yang bersifat nonbudgeter atau setidaknya di biayai juga dari sumber-sumber di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Jika saja aparat Negara yang mengurus perpajakan mau berubah, semua tergantung dari hati kecil dam pengendalian diri mereka saja. Jika pimpinan Negara bersungguh-sungguh ingin menghilangkan budaya korupsi yang sudah mengakar ini, serta bertekad kuat mewujudkan perekonomian yang sehat dan bermartabat, itu semua bisa dilakukan dengan cara memulainya menumpas pusat-pusat saraf dari mata rantai korupsi tersebut. Sekarang permasalahan korupsi ini tidak hanya menjadi persoalan pribadi atau perorang lagi. Yang seharusnya dijaga adalah angan sampai instansi perpajakan serta bead an cukai terlanjur terpuru dan terperosok sehingga akan sangat sulit dibenahi, dan masyarakat awam yang akan ikut merasa terpuruk karena penerimaan Negara yang terancam jika pemerintah melakukan pembenahan menyeluruh.

Sebenarnya tidak wajar lagi pemerintah memberi kesempatan kepada direktur jejenderal pajakserta bead an cukai untuk memperbaiki kinerjanya. Sebagai langkah awal yang harus dilakukan adalah mengganti pucuk pimpinan di instansi tersebut untuk mengamankan penerimaan Negara. tidak hanya mengganti saja, tetapi juga seluruh pegawai harus menjaga moral agar tidak berniat untuk berbuat kotorseperti yang dilakukan oleh periode sebelumnya. Pemahaman di kedua instansi ini diharapkan dapat memberi kontribusi berharga pada perekonomian. Bukan melakukan penyelewengan seperti pada kasus restitusi pajak yang mengindikasikan data-data yang tidak akurat. Data ekspor yang tinggi tetapi terjadi hanya dalam mimpi mereka saja, semu adanya tidak sesuai dengan arus devisa yang masuk. Potensi kecurangan yang semakin terlihat, sehingga tidak terlalu sulituntuk menghitung potensipenerimaan Negara yang hilang begitu saja. Sanga sulit untuk percaya pada pernyataan-pernyataan aparat di kedua ditjen yang berkali-kali mendapt penghargaan sebagai instansi terkorup. Kasus-kasus yang terungkap selama ini hanyalah sebatas kasus. Uang yang terkumpul dari kegiatan illegal-ilegal tersebut berpotensi menjadi virus-virus baru dengan daya perusak yang lebih besar karena begitu mudah mengalir sehingga akhirnya menjadi ancaman bagi Negara. Semoga saja dengan di mulainya babak baru bagi aparat pajak dapat menjadi pencerahan terhadap instansi ini dan image hitam yang diterima selama ini sedikit demi sedikit menghilang dari instansi pajak serta bead an cukai, yang merupakan jantung penerimaan Negara.

Anda mungkin juga menyukai