PERENCANAAN PEMBELAJARAN IPS Moh Sutomo
PERENCANAAN PEMBELAJARAN IPS Moh Sutomo
Editor: Asnawan
Desain Sampul: Ruhtata
Layout/tata letak Isi: Tim Redaksi Bildung
Penerbit:
BILDUNG
Jl. Raya Pleret KM 2
Banguntapan Bantul Yogyakarta 55791
Email: bildungpustakautama@gmail.com
Website: www.penerbitbildung.com
Anggota IKAPI
BAB I
HAKEKAT PERENCANAAN PEMBELAJARAN ꙮ 1
A. Tujuan Pembelajaran ꙮ 1
B. Definisi Perencanaan Pembelajaran ꙮ 1
C. Kedudukan Perencanaan Pembelajaran dalam Pembelajaran
ꙮ4
D. Manfaat Perencanaan Pembejaran ꙮ 4
E. Fungsi Perencanaan Pembelajaran ꙮ 5
F. Kedudukan Perencanaan Pembelajaran dalam Pembelajaran
IPS ꙮ 8
G. Evaluasi Akhir Pembahasan ꙮ 15
BAB 2
TUJUAN DAN FUNGSI PERENCANAAN
PEMBELAJARAN ꙮ 16
A. Tujuan Pembelajaran ꙮ 16
B. Tujuan Penyusunan Perencanaan Pembelajaran ꙮ 16
C. Fungsi Perencanaan Pembelajaran dalam PBM ꙮ 19
D. Pentingnya Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Bagi
Guru ꙮ 21
E. Evaluasi Akhir Pembahasan ꙮ 25
BAB 4
TEORI DAN KOMPONEN PERENCANAAN
PEMBELARAN ꙮ 61
A. Tujuan pembelajaran ꙮ 61
B. Teori dalam Komponen-komponen Perencanaan Pembelaran
ꙮ 61
C. Menjelaskan Komponen-komponen dalam Perencanaan
Pembelajaran ꙮ 6263
D. Evaluasi Akhir Pembahasan ꙮ 69
BAB 5
TEORI DAN CARA MERUMUSKAN INDIKATOR KD ꙮ 70
A. Tujuan Pembelajaran ꙮ 70
B. Teori Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) ꙮ 70
C. Perumusan dan penyusunan Indikator KD ꙮ 77
D. Evaluasi Akhir Pembahasan ꙮ 81
BAB 7
MERUMUSKAN TUJUAN PERENCANAAN
PEMBELAJARAN ꙮ 95
A. Tujuan Pembelajaran ꙮ 95
B. Definisi Tujuan Pembelajaran ꙮ 95
C. Persyaratan Teknis Penyusunan Tujuan Pembelajaran ꙮ 96
D. Taksonomi Tujuan Pembelajaran ꙮ 98
E. Langkah-langkah Tujuan Pembelajaran ꙮ 102
F. Evaluasi Akhir Pembahasan ꙮ 103
BAB 8
MEMILIH DAN MENYUSUN PERENCANAAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN ꙮ 104
A. Tujuan Pembelajaran ꙮ 104
B. Konsep Penyusun Perencanaan Kegiatan Pembelajaran ꙮ 104
C. Syarat-Syarat dalam Perencanaan Kegiatan Pembelajaran ꙮ 105
D. Teknis Menyusun Kegiatan Pembelajaran dalam Perencanaan
Kegiatan Pembelajaran ꙮ 108
E. Evaluasi Akhir Pembahasan ꙮ 112
BAB 10
KONSEP PENILAIAN PEMBELAJARAN IPS ꙮ 122
A. Tujuan Pembelajaran ꙮ 122
B. Penilaian Pembelajaran IPS ꙮ 122
C. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Perencanaan
Pembelajaran ꙮ 135
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mampu:
1. Menjelaskan konsep desain perencanaan pembelajaran dengan
benar.
2. Menjelaskan kedudukan desain perencanaan pembelajaran
dalam pelaksanaan pembelajaran dengan benar.
3. Menjelaskan Manfaat desain perencanaan pembelajaran
dengan benar.
4. Menjelaskan fungsi desain perencanaan pembelajaran dengan
benar
B. Definisi Perencanaan Pembelajaran
Kata perencanaan secara sederhana dapat diartikan sebagai
pernyataan tentang suatu aktivitas untuk menetapkan keadaan
di masa depan. Jika kegiatan yang telah ditentukan pada
perencanaan belum terlaksana, maka guna membuat perencanaan
yang baik harus menguasai keadaan yang ada pada saat ini.
Dengan demikian, dapat ditemukan berbagai cerminan hasil dari
reality condition yang kemudian menjadi formula pada rangkaian
aktivitas di dalam perencanaan.1
Oleh karena itu, apa yang akan dilakukan terumuskan pada
kegiatan dalam perencanaan. Sebelum kegiatan dilaksanakan,
1
Sugeng Listyo Prabowo dan Faridah Nurmaliyah, (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), 2.
8
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, 5.
10
Rosardi, RG dan Supandi, 2021, Perencanaan Pembelajaran IPS Integratif, (Sumatra
barat: Insan Cendekia Mandiri, 2.
Hukum
Sejarah
sosiologi
Ekonomi
IPS
Antropologi
Geografi
Psikologi
Politik
12
Rosardi,RG dan Supandi.2021. Perencanaan Pembelajaran IPS Integratif. Sumatra Barat
: Insan Cendekia Mandiri,5
13
Sumatmadja,N, 2006, Konsep Dasar IPS, Jakarta: Universitas Terbuka Departemen
Pendidikan Nasional, 10.
A. Tujuan Pembelajaran
Sesudah membaca bab ini, diharapkan mampu:
1. Menerangkan tentang penjelasan tujuan pembelajaran dengan
benar;
2. Mengaplikasikan penyusunan perencanaan pembelajaran benar;
3. Menjelaskan fungsi perencanaan pembelajaran dalam PBM;
4. Menjelaskan pentingnya penyusunan perencanaan pembelajaran
bagi guru.
B. Tujuan Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Perencanaan
Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran memuat beberapa bagian,
salah satunya yaitu tujuan. Sementara ini, langkah awal
dalam penyusunan perencanaan pembelajaran adalah dengan
menganalisis serta merumuskan tujuan. Pada proses pembelajaran,
arah, atau sasaran yang ingin dicapai dapat ditujukan dengan yang
namanya tujuan pembelajaran. Sesungguhnya, tujuan disetiap
program itu harus ada, karena tujuan berisi dan mengarahkan
pada tercapainya sesuatu yang diinginkan, selain itu bisa juga
untuk menggambarkan bagaimana hasil akhir dari suatu kegiatan
tersebut. Oleh gambaran jelas yang dipunya tentang tercapainya
hasil yang diinginkan, bermacam usaha ataupun sistem untuk
mencapainya akan bisa diupayakan.
6
Ratumanan, Perencanaan Pembelajaran (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2019), 25
A. Tujuan pembelajaran
Setelah membaca bab ini, diharapkan mampu:
1. Menjelaskan model Dick and Carry;
2. Menjelaskan model ASSURE;
3. Menjelaskan model Gerelach dan Ely;
4. Menjelaskan model ADDIE;
5. Menjelaskan model Degeng;
6. Menjelaskan model PPSI;
7. Menjelaskan model Jerold E. Kemp;
8. Menjelaskan pokok bahasan dan tujuan “Goals, Topics, and
General Purpose”;
9. Menjelaskan model ISD.
B. Model Dick and Carry
Berasal dari Masterpiece dan ide Robert M. Gagne
yang berjudul “The Conditional of Learning”, kemudian
dikembangkan model desain system pembelajaran oleh Dick, dkk.
Pada edisi perdana, pendekatan yang digunakan pada sistem dan
teorinya adalah aliran behavioristik di mana penekanannya oleh
respon siswa berkenaan dengan keadaan stimulus yang di input-
kan. Edisi berikutnya, pada proses belajar dan pembelajaran
dimasukkan unsur dan pandangan kognitif oleh Dick ke dalam
bukunya.
Merevisi
bahan
pembelajaran
Melaksanakan
analisis
pengajaran
Mengidentifikasi Melaksanakan
tingkah laku evaluasi
masukan dan formatif
karakteristik
siswa
Mendesain dan
melakukan
evaluasi
sumatif
6
Benny A. Pribadi, Model Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Dian Rakyat, 2009), 117.
Determination of
Strategi
Spectification of
Content Organization of
Groups
Spectification of Allocation of
Objective Space
Analysis of
Feedback
Selection of
Resources
11
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalime Guru, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2014), 149.
Koordinasi
Sarana
Pendukung
A. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian komponen perencanaan pembelajaran
dengan baik.
2. Menejelaskan komponen-komponen perencanaan menurut
para ahli.
3. Menjelaskan komponen-komponen perencanaan pembelajaran
yang baik.
B. Teori dalam komponen-komponen perencanaan pembelaran
Awal dari proses persiapan mengajar ditandai dengan
disusunnya program belajar mengajar, yang berisi komponen
dan proses apa saja dalam pelaksanaan kegiatan program
pembelajaran. Ketika tujuan/kompetensi serta metodologi sudah
selesai diidentifikasi, Cynthia Mulyasa dalam Abdul Majid
mengungkapkan bahwa dimulainya proses belajar mengajar
adalah dari tahap persiapan mengajar, di mana hal ini akan
memudahkan pendidik untuk mengorganisir bahan pelajaran
yang sesuai kompetensi dan masalah-masalah yang muncul dari
siswa atau mungkin dari pembelajaran bisa diantisipasi. Namun
hal ini berbanding terbalik dengan seorang pendidik yang pada
proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan akan mengalami
adanya hambatan.1
1
Abdul Majid, PerencanaanPembelajaran, (Bandung, PT RemajaRosdakarya, 2006), 95.
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini diharapkan mampu:
1. Menjelaskan arti dari KI dan KD dengan benar.
2. Menjelaskan tata cara merumuskan indikator KD dengan
benar.
B. Teori Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
1. Kompetensi Inti (KI)
Menurut Mulyasa, kompetensi inti diartikan sebagai
operasionalisasi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada
jenjang sekolah, kelas, maupun mata pelajaran dalam wujud
kualitas yang harus dimiliki siswa yang sudah menyelesaikan
pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, yang mencakup
kompetensi utama berupa sikap, pengetahuan dan keterampilan
yang harus dipelajari siswa yang ditentukan berdasarkan jenjang
mata pelajaran, kelas, ataupun sekolah. Kompetensi inti harus
mengandung keseimbangan antara kualitas soft skills dengan
hard skills yang harus dicapai.1
Menurut Majid kompetensi inti adalah interpretasi atau
operasionalisasi SKL dalam wujud kualitas yang harus dimiliki
1
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan Implementasi, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2011), 174.
2
Modul Pelatihan Kurikulum 2013, hal 84
3
Modul Pelatihan Kurikulum 2013, hal 84
4
Permendikbud No. 68, 2013, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP, hal. 6.
5
Abdul Majid,Iimplementasi Kurikulum 2013, (Bandung : Interes Media,2014),hl 50.
80
Standar
Belajar Siswa Bentuk
Domain Kompetensi Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Lingkup Materi
untuk Mencapai Instrumen
Lulusan
Kompetensi Penilaian
Pengeta Memiliki Memahami pengetahuan 3.4 Menganalisis Tipologi hasil budaya Mengamati: Observasi:
huan - membaca buku teks
pengetahuan (faktual, konseptual, berdasarkan tipologi praaksara Indonesia dan melihat gambar-
Mengamati
Faktual, konseptual dan prosedural) hasil budaya Praaksara - Asal-usul nenek gambar tentang kegiatan
dan prosedural berdasarkan rasa ingin Indonesia termasuk Moyang bangsa aktifitas kehidupan peserta didik
masyarakat zaman
dalam tahunya tentang ilmu yang berada di Indonesia ( bangsa praaksara, peta dalam proses
Ilmu pengetahuan, pengetahuan, teknologi, lingkungan terdekat Proto Melayu atau persebaran asal-usul mengumpulkan,
A. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian pekan efektif dengan benar.
2. Menjelaskan pengertian silabus dengan benar.
3. Menjelaskan pengertian program tahunan dengan benar
4. Menjelaskan pengertian program semester dengan benar
B. Pengertian Rincian Pekan Efektif (RPE)
Rincian Pekan Efektif (RPE) merupakan kegiatan
menghitung jumlah hari efektif dalam tahun pelajaran yang
sedang berlangsung. Dengan adanya kalender akademik pada
tahun pelajaran yang sedang berlangsung bisa dijadikan rujukan
dalam membuat RPE sekaligus sebagai dasar penetapan jumlah
pekan/minggu efektif oleh satuan pendidikan. Adapun beberapa
tahap dalam penyusunan RPE, antara lain:1
1. Cara Menghitung Pekan Efektif
Menghitung jumlah hari efektif terlebih dulu pada 1 semester
dengan bantuan kalender akademik akan memudahkan
hitungan pekan efektif pada 1 semester.
2. Banyak Pekan Tidak Efektif
1
http://bambang-blogmbarang.blogspot.co.id/2011/04/rencana-pekan-efektif-rpe.html,
diunduh, Sabtu, 07-09-2019, 07.21 WiB.
Mata Peljaran IS
Kelas/ Semester IX/ GANJIL
Tahun Pelajaran 2021/2022
1 Jumlah Pekan Dalam 1
semester :Ganjil
NO. BULAN JUMLAH PEKAN
1 Juli 4
2 Agustus 4
3 September 4
4 Oktober 4
5 Nopember 4
6 Desember 4
7 Januari 4
JUMLAH 28
JUMLAH 8
NO ALOKASI KETERAN-
MATERI POKOK
KI/KD WAKTU GAN
1. Memahami kondisi
1:00 perkembangan negara di
dunia.
1.1 Mengidentifikasi ciri-ci-
1:01 ri negara berkembang dan 8
negara maju
1.2 Mendes-krepsikan
8
Perang Dunia II
88
KELAS smp
ALO- BULAN/ MINGGU KE
KOMPETENSI KASI Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
DASAR WAK-
TU 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Memahami
kondisi perkem-
bangan negara di
Mendes-krep-
sikan Perang 4
Dunia II (ter-
masuk
penduduk-an
Jepang) serta
8 4
pengaruhnya ter-
hadap keadaan
sosial, ekonomi,
dan politik di 4 P
Indonesia
maka untuk menentukan puncak tema atau minggu keberapa
untuk kompetensi dasar itu dapat tercapai diarahkan untuk
UH 1 1 H 1
B
2. Memahami
usaha mem-
N
pertahankan
kemerdekaan
2.1. Mengiden-
tifikasi usaha
perjuangan 8 3 4 1
mempertahank-
an kemerdekaan
Indonesia 6 3 3
2.2.
Mendeskripsikan
peristiwa-peris-
tiwa politik dan
ekonomi
Indonesia
pasca pengakuan K
kedaulatan
UH 2 1 1 T
S
3. Memahami
89
3.1.Mendeskripsikan
perubahan sosial-bu-
daya pada masyarakat.
3.2.Menguraikan
90
tipe-tipe perilaku
masyarakat da-
lam menyikapi
perubahan
UH 3
4. Memaha-
mi Lembaga
Keuangan dan
Cadangan 2
KTS 2 0
UAS 2
34
E. Silabus
Menurut BSNP, silabus merupakan seperangkat perencanaan
pembelajaran yang disusun berdasarkan tema atau kelompok
pelajaran tertentu. Komponen dari silabus antara lain: standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pelajaran, kegiatan,
indikator yang digunakan dalam penilaian. Dari bentuk dan
komponen yang terlibat di dalamnya, silabus dinilai lebih aplikatif
dibanding Prota dan Prosem, karena di dalamnya terdapat
pedoman berupa praktik-praktik nyata dalam pembelajaran.2
Tabel 7. Format Silabus
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian tujuan pembelajaran dengan benar.
2. Menjelaskan persyaratan teknis penyusunan tujuan pembe
lajaran dengan benar.
3. Menjelaskan taksonomi dalam tujuan pembelajaran dengan benar.
4. Menjelaskan langkah-langkah penyusunan tujuan pembelajaran
dengan benar.
B. Definisi Tujuan Pembelajaran
Dalam perencanaan sebuah kegiatan belajar mengajar
ada salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu tujuan
pembelajaran, karena semua aktivitas dalam pembelajaran
bermuara pada pencapaian tujuan. Tujuan pembelajaran
berdasarkan sejarahnya dicetuskan pada tahun 1950 oleh
B.F. Skinner yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran, sera penerapan pertama kali pada pelajaran ilmu
perilaku (behavioral science). Kemudian pada tahun 1962 diikuti
oleh Robert Mager dengan karyanya yang berjudul Preparing
Instructional Objective.
Selanjutnya, pada tahun 1970 mulai diterapkan secara luas di
seluruh lembaga pendidikan tidak terkecuali di Indonesia. Tujuan
4
http://andinurdiansah.blogspot.com/2011/11/langkah-langkah-penyusunan-
perencanaan.html?m=1
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajarai bab ini diharapkan mampu:
1. Menjelaskan konsep perencanaan kegiatan pembelajaran
dengan benar.
2. Menjelaskan syarat-syarat dalam perencanaan kegiatan
pembelajaran dengan baik.
3. Menjelaskan teknis penyusunan perencanaan kegiatan
pembelajaran dengan baik.
B. Konsep Penyusun Perencanaan Kegiatan Pembelajaran
Konsep perencanaan pembelajaran bisa membantu pendidik
meningkatkan konsep pembuatan perencanaan pembelajaran
secara efektif. Terdapat dua pokok pikiran untuk konsep tersebut,
yakni proses pengambilan pengetahuan dan keputusan secara
profesional. Berbagai sudut pandang tentang konsep perencanaan
pembelajaran adalah:
1. Perencanaan pembelajaran sebagai teknologi merupakan
perencanaan yang menggunakan teknik dalam pengembangan
perilaku kognitif serta teori konstruktif mengenai solusi serta
problem yang dihadapi dalam pengajaran.
2. Perencanaan pembelajaran sebagai sistem merupakan basis
dan langkah-langkah yang disusun guna menggerakkan proses
Indikator: __________________
4. _____________ (KD pada KI-4)
Indikator: __________________
Catatan:
KD-1 dan KD-2 dari KI-1 dan KI-2 tidak harus dikembangkan
dalam indikator karena keduanya dicapai melalui proses
pembelajaran yang tidak langsung. Indikator dikembangkan hanya
untuk KD-3 dan KD-4 yang dicapai melalui proses pembelajaran
langsung.
3
Permendikbud, No 81 A. 2013.hal 8
1. Pertemuan Kesatu:
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit)
b. Kegiatan Inti (...menit)
c. Penutup (…menit)
2. Pertemuan Kedua:
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit)
b. Kegiatan Inti (...menit)
c. Penutup (…menit), dan seterusnya.
H. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
2. Bentuk instrumen dan instrumen
3. Pedoman penskoran
6
Drs Lukman Hakim M.Pd. Perencanaan pembelajara.(Bandung: CV Wacana
Prima,2007), hlm. 149.
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini diharapkan mampu:
1. Menjelaskan perencanaan media pembelajaran dalam
perencanaan pembelajaran dengan benar.
2. Menjelaskan perencanaan bahanajar dalam perencanaan
pembelajaran dengan benar.
3. Menjelaskan perencanaan sumber belajar dalam perencanaan
pembelajaran dengan benar.
B. Perencanaan Media Pengajaran
1. Latar Belakang Perencanaan Media Pengajaran
Media pengajaran adalah suatu hal yang bisa mengoptimalkan
proses pembelajaran dengan menyampaikan isi atau pesan yang
terdapat dalam pelajaran, merangsangkan perhatian, pikiran,
rasa, serta kemampuan siswa. Menggunakan media sebagai
upaya membuat pengajaran menjadi nyata banyak dilakukan
orang. Berbagai macam media memiliki jenis kegunaan masing-
masing. Ada baiknya jika kita bisa memahami berbagai jenis
pengelompokan media berdasarkan masing-masing nilai yang
dimiliki untuk memahami kegunaan berbagai macam jenis media
yang ada.
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini diharapkan mampu:
1. Menjelaskan penilaian pembelajaran IPS;
2. Penilaian Formatif
3. Penilaian Sumatif
B. Penilaian Pembelajaran IPS
Adapun yang dimaksud penilaian (assessment) dalam
pembelajaran adalah aktivitas untuk mendapat data tentang
capaian kompetensi atau hasil belajar siswa. Hakikat penilaian hasil
belajar mengacu pada cara guru untuk memonitor peningkatan
belajar siswa dari proses belajar mengajar yang telah diselesaikan.
Guru perlu mengenali sudah sampai mana siswa dalam
memahami pelajaran atau sudah sampai mana tingkat pencapaian
tujuan dari kompetensi materi yang telah diajarkan tersebut.
Hasil dari tujuan istruksional tersebut tingkat pencapaian
kompetensinya diukur berdasarkan nilai dari masing-masing
peserta didik. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar nasional Pendidikan juga dicantumkan konsep
dari penilaian. Terdapat 4 konsep penilaian yang digunakan
dalam mengukur keberhasilan peserta didik sebagai berikut:
1. Pengukuran
2. Pengujian
jenis kombinasi
1. Perhatikan ciri-ciri candi Jawa
Tengah berikut:
(1) Umur candi lebih tua
(2) Letak candi ditengah halaman
(3) Atapnya berundak-undak
(4) Kebanyakan menghadap ke
barat
Dari ciri-ciri diatas yang termasuk
ciri-ciri candi Jawa Tengah
ialah...
a. 1), 2) dan 3) benar
b. 1), 3) dan 4) benar
c. 2) dan 4) benar
d. 1) dan 3)
Jawaban : A
jenis kompleks
Petunjuk: Berilah Tanda silang
pada huruf :
Distracters
1. Perhatikan gambar berikut !
Variasi negatif
1. Berikut ini adalah candi-candi
yang mendapat pengaruh
agama Budha, kecuali.......
a. Candi Asu, Candi Sewu,
dan Candi Sari
b. Candi Ngawen, Candi
Plaosan dan Candi Bubrah
c. Candi Perot, Candi
Gebang dan Candi
Argopuro
d. Candi Sojawan, Candi
Lumbung dan Candi
Pawon
Jawaban: C
Variasi berganda
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TENTANG PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN DASAR DAN
PENDIDIKAN MENENGAH.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik dan antara peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran selanjutnya disebut dengan RPP
adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan mengacu pada silabus;
3. Satuan pendidikan adalah Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah
Dasar Luar Biasa (SD/MI/SDLB), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah/ Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMP/MTs/SMPLB),
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah /Sekolah Menengah Atas Luar
Biasa (SMA/MA/SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah
Aliyah Kejuruan/Sekolah Menengah Kejuruan Luar Biasa
(SMK/MAK/SMKLB).
Pasal 2
(1) Pembelajaran dilaksanakan berbasis aktivitas dengan karakteristik:
a. interaktif dan inspiratif;
b. menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif;
Pasal 3
(1) Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan RPP.
(2) RPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun oleh guru dengan
mengacu pada silabus dengan prinsip:
a. memuat secara utuh kompetensi dasar sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan;
b. dapat dilaksanakan dalam satu atau lebih dari satu kali pertemuan;
Pasal 4
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dilaksanakan
sesuai pedoman sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 5
Semua ketentuan tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah dalam Peraturan Menteri yang sudah ada sebelum
Peraturan Menteri ini berlaku, tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan
dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini.
Pasal 6
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 3 Oktober 2014
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA,
TTD.
MOHAMMAD NUH
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 8 Oktober 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
TTD.
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 1506
TTD.
I. PENDAHULUAN
III. PEMBELAJARAN
A. Pengertian
Pengertian dari beberapa istilah yang terdapat dalam pedoman ini
sebagai berikut.
1. Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara
peserta didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar.
2. Indikator pencapaian kompetensi adalah: (a) perilaku yang dapat
diukur dan/atau diobservasi untuk kompetensi dasar (KD) pada
kompetensi inti (KI)-3 dan KI-4; dan (b) perilaku yang dapat
diobservasi untuk disimpulkan sebagai pemenuhan KD pada KI-1
dan KI-2, yang kedua-duanya menjadi acuan penilaian mata
pelajaran.
B. Konsep
Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan
pembangunan karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari sinergi
antara pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan
masyarakat. Proses tersebut memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan
yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan
sosial), pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk
hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada
kesejahteraan hidup umat manusia.
Keluarga merupakan tempat pertama bersemainya bibit sikap (spiritual
dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Oleh karena
itu, peran keluarga tidak dapat sepenuhnya digantikan oleh sekolah.
-2-
C. Prinsip
Untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen
kurikulum, kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip sebagai
berikut:
1. peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;
2. peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;
3. proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;
4. pembelajaran berbasis kompetensi;
-3-
D. Lingkup
Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik
atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat
menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual.
Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang
memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery
learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning.
Kurikulum 2013 menggunakan modus pembelajaran langsung (direct
instructional) dan tidak langsung (indirect instructional). Pembelajaran
langsung adalah pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan,
kemampuan berpikir dan keterampilan menggunakan pengetahuan
peserta didik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang
dirancang dalam silabus dan RPP. Dalam pembelajaran langsung
peserta didik melakukan kegiatan mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan
mengomunikasikan. Pembelajaran langsung menghasilkan
pengetahuan dan keterampilan langsung, yang disebut dengan dampak
pembelajaran (instructional effect).
Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang terjadi selama
proses pembelajaran langsung yang dikondisikan menghasilkan
dampak pengiring (nurturant effect). Pembelajaran tidak langsung
berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap yang terkandung
dalam KI-1 dan KI-2. Hal ini berbeda dengan pengetahuan tentang nilai
dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh
mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan. Pengembangan nilai dan sikap sebagai
proses pengembangan moral dan perilaku, dilakukan oleh seluruh mata
pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan
masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum
2013, semua kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler
-4-
-5-
E. Mekanisme
1. Perencanaan
Tahap pertama dalam pembelajaran yaitu perencanaan
pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
a. Hakikat RPP
RPP merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan
secara rinci mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan
buku panduan guru. RPP mencakup: (1) identitas
sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2)
alokasi waktu; (3) KI, KD, indikator pencapaian kompetensi; (4)
materi pembelajaran; (5) kegiatan pembelajaran; (6) penilaian;
dan (7) media/alat, bahan, dan sumber belajar.
-6-
-7-
Sekolah :
Mata pelajaran :
Kelas/Semester :
Alokasi Waktu :
-8-
-9-
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
kompetensi, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan pendekatan saintifik yang
disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan peserta
didik. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan proses
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba,
menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan perkembangan
sikap peserta didik pada kompetensi dasar dari KI-1 dan KI-2
antara lain mensyukuri karunia Tuhan, jujur, teliti, kerja sama,
toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain
yang tercantum dalam silabus dan RPP.
c. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup terdiri atas:
1) Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu: (a) membuat
rangkuman/simpulan pelajaran; (b) melakukan refleksi
terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan (c)
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran; dan
2) Kegiatan guru yaitu: (a) melakukan penilaian; (b)
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling
dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan (c)
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
- 10 -
V. PENUTUP
Pedoman ini disusun sebagai acuan bagi guru untuk mengembangkan RPP
dan mengimplementasikannya dalam proses pembelajaran.
TTD.
MOHAMMAD NUH
TTD.
- 11 -
BAB I
PENDAHULUAN
A. Desain Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi.
Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat
penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus
dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
1. Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk
setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:
a. Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan);
b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah,
kelas dan mata pelajaran;
d. kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau
mata pelajaran;
e. tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A);
f. materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator pencapaian kompetensi;
g. pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan
peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;
h. penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
i. alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur
kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan
j. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik,
alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.
2. Rombongan belajar
Jumlah rombongan belajar per satuan pendidikan dan jumlah
maksimum peserta didik dalam setiap rombongan belajar dinyatakan
dalam tabel berikut:
Jumlah
Jumlah Maksimum
Satuan
No Rombongan Peserta Didik Per
Pendidikan
Belajar Rombongan
Belajar
1. SD/MI 6-24 28
2. SMP/MTs 3-33 32
3. SMA/MA 3-36 36
4. SMK 3-72 36
5. SDLB 6 5
6. SMPLB 3 8
7. SMALB 3 8
10
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran,
media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan
tematik dan /atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri
dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based
learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang
pendidikan.
a. Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang
dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas
pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang
mendorong peserta didik untuk melakuan aktivitas tersebut.
11
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara
individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
a. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang
diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat
langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah
berlangsung;
b. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
c. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas,
baik tugas individual maupun kelompok; dan
d. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
12
13
1. Prinsip Pengawasan
Pengawasan dilakukan dengan prinsip objektif dan transparan guna
peningkatan mutu secara berkelanjutan.
3. Proses Pengawasan
a. Pemantauan
Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Pemantauan dilakukan
melalui antara lain, diskusi kelompok terfokus, pengamatan,
pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi.
b. Supervisi
Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui
antara lain, pemberian contoh pembelajaran di kelas, diskusi,
konsultasi, atau pelatihan.
c. Pelaporan
Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses
pembelajaran disusun dalam bentuk laporan untuk kepentingan tindak
lanjut pengembangan keprofesionalan pendidik secara berkelanjutan.
14
TTD.
ANIES BASWEDAN
TTD.
Dyah Ismayanti
NIP 196204301986012001
15
PANDUAN
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
PENULIS :
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
kemampuan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Panduan Penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama.
Panduan ini terdiri atas tiga bab. Bab I Pendahuluan, Bab II Penyusunan RPP di SMP untuk
pelaksanaan Kurikulum 2013, dan Bab III Penutup.
Kami menyadari bahwa panduan ini masih perlu penyempurnaan, baik dalam isi sistematika,
maupun bahasanya. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan panduan ini.Akhirnya, kami mengharapkan semoga panduan ini dapat
memberikan manfaat, khususnya bagi guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran SMP.
Direktur
Pembinaan Sekolah Menengah Pertama
Halaman
Hal judul ..................................................................................................................... i
Identitas Penulis ................................................................................................................. ii
Kata Pengantar ................................................................................................................... iii
Daftar Isi ..................................................................................................................... iv
DaftarPustaka ..................................................................................................................... 20
A. LatarBelakang
Ada berbagai kegiatan persiapan yang wajib dilakukan guru sebelum memulai
proses pembelajaran, mulai dari membaca buku-buku referensi untuk memperluas
wawasan, mengidentifikasi sumber-sumber belajar yang relevan, dan menentukan
langkah-langkah pembelajaran, sampai dengan menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
Penyusunan RPP bukan hanya sekedar urusan persiapan administratif seperti yang
diyakini sebagian guru, melainkan kegiatan yang melekat pada pembelajaran sebagai
sebuah proses.Dalam perspektif manajemen, kegiatan perencanaan selalu
mendahului kegiatan pencapaian tujuan.Penyusunan dan pengembangan RPP dapat
dilakukan oleh guru secara mandiri maupun secara berkelompok.Acuan pertama dari
penyusunan RPP adalah silabus dan standar isi.
RPP dikembangkan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran.Ini
dimaksudkan agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan
pembelajaran.Sehubungan dengan hal tersebut, dipandang perlu untuk menerbitkan
panduan penyusunan RPP yang secara rinci dapat menjadi petunjuk operasional
bagaimana komponen-komponen RPP disusun dalam format yang tertatalengkap.
Panduan ini disusun agar dapat digunakan sebagai rujukan operasional bagi:
1. Guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkancRPP;
2. Kepala sekolah untuk kepentingan mengarahkan guru-guru dalam menyusunxRPP;
3. Pengawas untuk memantau dan mengontrol kualitas RPP yang disusun olehxguru;
4. Dinas Pendidikan atau Kantor Kementerian Agama Provinsi dan Kabupaten/Kota
sesuai dengan kewenangannya dalam melaksanakan supervisipembelajaran.
C. Sasaran
Sasaran panduan ini mencakup pihak-pihak sebagai berikut:
1. Guru secara individual ataukelompok.
2. Pimpinan satuan pendidikan (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, walikelas).
3. Pengawas.
4. Dinas Pendidikan atau Kantor Kementerian Agama Propinsi dan Kabupaten/Kota.
D. DasarHukum
Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan
sistematis sebagai langkah awal dari proses pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar
pembelajaran dapat berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, dan efisien dalam rangka mengembangkan ketrampilan berpikir tingkat
tinggi. RPP disusun berdasarkan serangkaian KD yang dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau lebih. Penyusunan RPP ini dilakukan pada setiap awal semester atau
awal tahun pelajaran, namun perlu diperbaharui sebelum pembelajaran dilaksanakan.
Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau secara berkelompok melalui
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di sekolah/madrasah.Sebaiknya hal ini
dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh kepala sekolah/madrasah atau guru
senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah/madrasah.Pengembangan RPP yang
dilakukan oleh guru secara berkelompok melalui MGMP antarsekolah atau
antarwilayah dikoordinasikan dan disupervisi oleh pengawas atau Dinas Pendidikan
atau Kantor Kementerian Agama setempat.
B. Prinsip PenyusunanRPP
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 22 Tahun 2016 Tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, disebutkan serangkaian prinsip yang
harus diperhatikan guru dalam menyusun RPP.
3. Berbasis konteks
Pembelajaran berbasis konteks dapat terwujud apabila guru mampu
mengidentifikasi dan memanfaatkan berbagai sumber belajar lokal (setempat), guru
mengenal situasi dan kondisi sosial ekonomi peserta didik, mengenal dan
mengedepankan budaya atau nilai-nilai kearifan lokal, tanpa kehilangan wawasan
global. Sebagai contoh nilai gotong royong di Jawa atau pela gandong di Maluku
dapat dijadikan inspirasi mengembangkan proses dan kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran juga dapat dimulai dari apa yang sudah diketahui oleh peserta didik
sesuai dengan konteksnya dan baru pada konteks yang lebih luas.
4. Berorientasi kekinian
Ini adalah pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi dan nilai-nilai kehidupan masa kini.Guru yang berorientasi kekinian
adalah guru yang “gaul”, tidak “gaptek”, “melek informasi”, bahkan sebaiknya
well informed, selalu meng-update dan meng-up grade ilmu pengetahuan yang
menjadi bidangnya, termasuk teori-teori dan praktik baik di bidang
pendidikan/pembelajaran. Dengan demikian rancangan pembelajaran yang
dikembangkan guru dapat menjadi inspirasi bagi siswa dana abagi guru-uru yang
lain.
Komponen dan sistematika RPP berikut mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah dan Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran Pada
Pendidikan Dasar dan Menengah.
1. KomponenRPP
2. Format RPP
A. Kompetensi Inti
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran reguler
2. Materi pembelajaran pengayaan
3. Materi pembelajaranp remedial
E. Metode Pembelajaran
F. Media dan Bahan
G. Sumber Belajar
H. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan pertama
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti
c. Kegiatan Penutup
2. Pertemuan Kedua
….
Dst…
I. Penilaian
1. Teknik penilaian
a. Sikap spiritual
b. Sikap sosial
c. Pengetahuan
d. Keterampilan
2.Pembelajaran Remedial
3. Pembelajaran Pengayaan
______________________________ ______________________
NIP. ... NIP. ...
Pada bagian awal sudah ditekankan bahwa RPP dikembangkan secara rinci
mengacu pada KI-KD, silabus dan bahan ajar. RPP terdiri atas komponen KI,
KD, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode, media,
sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran, dan penilaian hasil
pembelajaran.Masing-masing komponen saling berhubungan secara logis
sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh. Sebagian besar komponen silabus
dapat langsung digunakan dalam pengisian komponen-komponen RPP. Berikut
ini adalah petunjuk penyusunan RPP untuk setiap komponen sesuai dengan
format di atas.
A. Kompetensi Inti
Petunjuk: Tulis keempat KI dari Permendikbud No.24 Tahun 2016 Tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada
Kurikulum 2013.
CONTOH
C. Tujuan Pembelajaran
1. Sama seperti indikator, tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD,
dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur,
yang mencakup sikap, pengetahuan, danketerampilan.
2. Pola atau rumusan tujuan pun pada pokoknya sama dengan indikator (kata
kerja + kata benda). Lengkapnya sering disebut dengan rumus ABCD. A
CONTOH:
Pertemuan pertama
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:
1. ...
2. ...
3. ...
Dst.
Pertemuan kedua
D. Materi Pembelajaran
Petunjuk:
E. Metode Pembelajaran
Petunjuk:
1. Tulis satu atau lebih metode pembelajaran yang diterapkan.
2. Metode pembelajaran yang dipilih adalah pembelajaran aktif yang efektif dan efisien
memfasilitasi peserta didik mencapai indikator-indikator KD beserta kecakapan abad
21.
CONTOH
Pembelajaran dengan METODE SAINTIFIK.
Petunjuk:
1. Media
Tulis spesifikasi semua media pembelajaran (video/film, rekaman audio, model,
chart, gambar, realia, dsb.).
CONTOH
a. Video klip/film: Judul. Tahun. Produser. (Tersedia di situs internet lengkap
dengan tanggal pengunduhan)
2. Bahan
Tulis spesifikasi (misalnya nama, jumlah, ukuran) semua bahan yang diperlukan.
G. Sumber Belajar
Petunjuk:
Tulis spesifikasi semua sumber belajar (buku siswa, buku referensi, majalah, koran, situs
internet, lingkungan sekitar, narasumber, dsb.).
CONTOH
1. Buku siswa: Nama pengarang. Tahun penerbitan. Judul buku. Kota penerbitan:
Penerbit (halaman)
2. Buku referensi: Nama pengarang. Tahun penerbitan. Judul buku. Kota penerbitan:
Penerbit (halaman).
3. Majalah: Penulis artikel. Tahun terbit. Judul artikel. Nama majalah, Volume, Nomor,
Tahun, (halaman).
4. Koran: Judul artikel, Nama koran, Edisi (tanggal terbit), Halaman, Kolom
5. Situs internet: Penulis. Tahun. Judul artikel. (Tersedia di situs internet lengkap dengan
tanggal pengunduhan)
6. Lingkungan sekitar: Nama dan lokasi lingkungan sekitar yang dimaksud
7. Narasumber: Nama narasumber yang dimaksud beserta bidang keahlian dan/atau
profesinya
8. Lainnya (sesuai dengan aturan yang berlaku)
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Petunjuk:
1. Tulis kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan yang mencakup kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
2. Kegiatan pembelajaran pada KEGIATAN PENDAHULUAN dan KEGIATAN
PENUTUP ditulis dalam rumusan kegiatan yang dilakukan oleh guru yang DAPAT
dilengkapi dengan rumusan kegiatan peserta didik secara terintegrasi – tidak dalam
kalimat terpisah.
3. Kegiatan pembelajaran pada KEGIATAN INTI ditulis dalam rumusan kegiatan peserta
didik YANG DAPAT dilengkapi dilengkapi dengan rumusan kegiatan guru – dalam
kalimat terpisah.
4. Langkah-langkah dan aktivitas pembelajaran pada KEGIATAN INTI menyesuaikan
sintaks dan prinsip-prinsip belajar dari metode yang diterapkan.
5. Tulis jumlah JP untuk setiap pertemuan dan alokasi waktu untuk kegiatan
pendahuluan, inti, dan penutup.
1. Pertemuan Pertama: 2 JP
CONTOH
Mengamati
Misal: Peserta didik mengamati gunung Merapi yang meletus yang disajikan
melalui tayangan video dan mencatat apa saja yang belum diketahui terkait
dengan fenomena meletusnya gunung Merapi (IPS); menyaksikan video
pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan mencatat apa saja yang belum
diketahui terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman (untuk
IPA), …
Catatan:
Menanya
Misal: Peserta didik merumuskan pertanyaan tentang hal-hal yang belum
diketahui terkait dengan meletusnya gunung Merapi (untuk IPS), pertumbuhan
dan perkembangan tanaman (untuk IPA), …
2. Pertemuan Kedua: 2 JP
a. Kegiatan Pendahuluan (8 menit)
CONTOH
Dst.
3. Pertemuan Ketiga: 2 JP
CONTOH
Mencipta
Misal: Peserta didik membuat petunjuk tindakan menjelang, saat, dan paska
letusan gunung api (IPS); merumuskan gagasan pembudidayaan tanaman yang
cepat pertumbuhan dan perkembangannya (IPA); …
I. Penilaian
1. Teknik penilaian
a. Sikap spiritual
Tulis satu atau lebih teknik penilaian sikap spiritual dan tuangkan dalam tabel.
CONTOH
b. Sikap sosial
Tulis satu atau lebih teknik penilaian sikap sosial dan tuangkan dalam tabel.
CONTOH
c. Pengetahuan
d. Keterampilan
2. Pembelajaran Remedial
Tulis kegiatan pembelajaran remedial antara lain dalam bentuk:
• pembelajaran ulang
• bimbingan perorangan
• belajar kelompok
• pemanfaatan tutor sebaya
bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar sesuai hasil analisis
penilaian.
3. Pembelajaran Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan
belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan dan/atau pendalaman
materi (kompetensi) antara lain dalam bentuk tugasmengerjakan soal-soal dengan
tingkat kesulitan lebih tinggi, meringkas buku-buku referensi dan mewawancarai
narasumber.
………., ......, .......................
Mengetahui
Kepala SMP
______________________________
NIP. ...
Panduan ini diharapkan dapat menjadi pegangan bagi para pendidik agar dapat
menyusun RPP beserta lampiran-lampiran kelengkapannya.Dih arapkan panduan ini
juga dapat dijadikan bahan diskusi di antara para pendidik agar dapat memberi masukan
bagi penyusun agar panduan ini menjadi lebih operasional atau lebih mudah untuk
dipahami para pendidik. Lebih lanjut diharapkan panduan ini dapat membantu
meningkatkan kompetensi pedagogis para pendidik.
Semoga para pendidik diberi kemudahan dalam memahami panduan ini dan
menerapkannya untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran. Pada akhirnya, peserta
didik dapat mencapai kompetensi setiap mata pelajaran secara bermakna, luas, dan
mendalam serta dapat menerapkannya pada berbagai konteks kehidupan sesuai dengan
semangat Kurikulum 2013. Dengan demikian, upaya peningkatan mutu pendidikan yang
berkeadilan dapat tercapai.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar
Penilaian Pendidikan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015 Tentang Penilaian Hasil
Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013.