Anda di halaman 1dari 35
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN VOKASI DAN PRODUKTIVITAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN VOKASI DAN PRODUKTIVITAS NOMOR 2/77[/HK.05/I1/2023 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAM DAN MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS, Menimbang =: a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) yang efektif dan efisien oleh lembaga pelatihan kerja, perlu disusun pedoman penyusunan program dan materi PBK; b. bahwa Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Nomor 2/554 /LP.00.01/VII/2020 tentang Pedoman Penyusunan Program dan Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi sudah tidak sesuai dengan perkembangan kebutuhan pelatihan kerja, sehingga perlu direviu dan disempurnakan sesuai kebutuhan pelatihan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas tentang Pedoman Penyusunan Program dan Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi; Mengingat : 1, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4637); Menetapkan KESATU KEDUA. KETIGA 3 Peraturan Presiden Nomor 8, Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 24); 4. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 108); 5. Peraturan Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi Nomor 8 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaran Pelatihan Berbasis Kompetensi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 586); 6. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 2 Tahun 2016 tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 257); 7. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 258); MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL = PEMBINAAN PELATIHAN VOKASI DAN PRODUKTIVITAS TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAM DAN MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. Pedoman Penyusunan Program dan Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Direktur Jenderal ini. Pedoman Penyusunan Program dan Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU merupakan acuan bagi penyelenggara pelatihan serta pihak terkait dalam penyusunan program dan materi Pelatihan Berbasis Kompetensi. Dengan ditetapkannya Keputusan Direktur Jenderal ini, Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Nomor 2/554/LP.00.01/VII/2020 tentang Pedoman Penyusunan Program dan Materi Pelatihan 3: Berbasis Kompetensi, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku, | KEEMPAT + Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal IC Maret 2023 DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN DAN | NIP 19630715 198903 1 002 LAMPIRAN, KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN VOKASI DAN PRODUKTIVITAS NOMOR 2/771 /HK.05/II/2023 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAM DAN MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAM DAN MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi mengamanahkan perlunya pembenahan pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi secara menyeluruh, berkesinambungan, terintegrasi, dan terkoordinasi, Salah satu tujuannya untuk meningkatkan akses, mutu, dan relevansi penyelenggaraannya guna menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi, produktivitas, dan daya saing agar sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Terkait dengan pelatihan vokasi yang meliputi pelatihan kerja dan kursus keterampilan kerja merupakan keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan dan mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan untuk bekerja dan/atau berwirausaha. Pelatihan vokasi bertujuan untuk memberikan pembekalan kompetensi kerja (skilling), alih kompetensi kerja (reskilling), dan peningkatan kompetensi kerja (upskilling). Kementerian Ketenagakerjaan sebagai instansi_ pembina _ bidang ketenagakerjaan, sekaligus bertanggung jawab terhadap pelatihan vokasi secara nasional memiliki peran yang sangat penting dalam pembinaan pelaksanaan dan koordinasi pelatihan berbasis kompetensi secara nasional. Salah satu bentuk pembinaan yang dilakukan adalah menyediakan pedoman atau petunjuk pelaksanaan sebagai panduan dalam pelaksanaan dan koordinasi pelatihan berbasis kompetensi. Sebagai bagian dari sumber daya pelatihan, maka keberadaan program dan materi pelatihan akan menentukan arah dan kualitas suatu proses pelatihan berbasis kompetensi yang dilakukan oleh setiap lembaga pelatihan kerja/vokasi meliputi Lembaga Pelatihan Kerja pemerintah, Lembaga Pelatihan Kerja perusahaan, dan Lembaga Pelatihan Kerja swasta. Program pelatihan dan materi pelatihan merupakan sarana pelatihan yang digunakan sebagai rujukan utama dalam mentransformasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja kepada peserta pelatihan untuk mencapai kompetensi tertentu. Sebagai acuan transformasi, maka suatu program pelatihan dan materi pelatihan, harus didesain sedemikian rupa guna menghasilkan profil kompetensi yang diinginkan. Oleh karena itu penyusunan program pelatihan berbasis kompetensi harus diidentifikasi dengan tepat kebutuhan kompetensi yang diperlukan oleh dunia usaha/industri melalui suatu proses dan kaidah-kaidah yang ditentukan. Demikian pula dalam Penyusunan materi pelatihan yang harus disusun berdasarkan dan selaras dengan program pelatihan. Hal ini semuanya memerlukan cara, teknik dan metode yang tepat dalam melakukan penyusunannya. B. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan Pedoman ini bertujuan untuk memberikan acuan bagi pihak yang terkait dalam penyusunan program dan materi pelatihan berbasis kompetensi sesuai dengan ketentuan dan kriteria yang dipersyaratkan. 2. Sasaran Sasaran pedoman ini meliputi: a. Tersusunnya program dan materi pelatihan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja; b. Terbentuknya pemahaman yang sama dalam penyusunan program dan materi pelatihan; ¢. Tersedianya program pelatihan dan materi pelatihan yang implementatif. C. Pengertian Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan: 1. Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan standar yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja. 2. Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan dan mengembangkan kompetensi kerja, Produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan. 3. Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan/keahlian dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan. 4. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 5. Standar Kompetensi Kerja Khusus yang selanjutnya disingkat SKKK adalah standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan digunakan oleh organisasi untuk memenuhi tujuan internal organisasinya sendiri dan/atau untuk memenuhi kebutuhan organisasi lain yang memiliki ikatan kerjasama dengan organisasi yang bersangkutan atau organisasi lain yang memerlukan 6. Standar Kompetensi Kerja Internasional yang selanjutnya disingkat SKKI adalah standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan ditetapkan oleh suatu organisasi multinasional dan digunakan secara internasional. 7. Lembaga Pelatihan Kerja adalah instansi pemerintah atau badan hukum yang memenuhi persyaratan untuk menyelenggarakan pelatihan kerja; 8. Kebutuhan pelatihan adalah kesenjangan antara kompetensi yang dipersyaratkan oleh pengguna atau suatu jabatan tertentu dengan kompetensi yang dimiliki calon peserta Pelatihan. 9. Program Pelatihan Berbasis Kompetensi adalah suatu rumusan tertulis yang memuat secara sistematis tentang pemaketan unit kompetensi sesuai dengan area kompetensi jabatan pada area pekerjaan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan berbasis kompetensi, 10.Kurikulum adalah suatu naskah panduan mengenai_ pengalaman, pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang harus didapatkan peserta pelatihan agar dapat melaksanakan pekerjaan secara profesional. 11.Silabus adalah penjabaran dari kurikulum pelatihan yang merupakan uraian pokok materi pelatihan dari setiap unit kompetensi dengan indikator capaian kompetensi serta mencakup aspek pengetahuan, dan keterampilan dan’ sikap kerja. 12.Kelompok Substansi/Inti adalah nama materi pelatihan dan/atau unit kompetensi yang bersumber dari Standar Kompetensi Kerja. 13.Kelompok Penunjang adalah nama materi pelatihan dan/atau unit kompetensi yang mendukung tercapainya tujuan pelatihan. -T- 14. On the Job Training yang selanjunya disingkat OJT adalah kegiatan peserta pelatihan melakukan praktik/unjuk kerja secara nyata di perusahaan/tempat kerja dengan bimbingan instruktur/pekerja yang ditugasi untuk membimbing guna mendapatkan pengalaman kerja sesuai materi pelatihan yang diterima pada saat berlatih di tempat pelatihan; 15.Materi Pelatihan adalah serangkaian panduan materi pelatihan yang memenuhi standar kompetensi atau ukuran tertentu dan digunakan dalam proses pelatihan; -8- BAB IL PENYUSUNAN PROGRAM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI A. Pengorganisasian Penyusunan Program Pelatihan dilakukan oleh pemangku kepentingan antara lain instruktur, Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), pakar dan praktisi yang kompeten di bidangnya. B. Tahapan Penyusunan Penyusunan program PBK merupakan proses menyusun substansi program pelatihan secara sistematis sehingga siap menjadi acuan dalam proses pelatihan. Pada prinsipnya tahapan penyusunan program pelatihan sebagaimana tercantum dalam diagram berikut ini: Diagram 1. Tahapan Penyusunan Program Pelatihan 1. Identifikasi Kebutuhan Pelatihan Merupakan upaya untuk mengetahui jenis/program pelatihan yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan/tuntutan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM)/tenaga kerja yang dipersyaratkan oleh DUDI. Kebutuhan terhadap jenis/program pelatihan diidentifikasi berdasarkan potensi wilayah, persyaratan jabatan dalam suatu perusahaan atau kesenjangan (gap) kompetensi yang dimiliki oleh SDM/tenaga kerja. Adapun output dari kegiatan identifikasi pelatihan ini yaitu tersusunnya dokumen Training Need Analysis (TNA) sebagaimana tercantum dalam Format 1. Hasil identifikasi sebagaimana dimaksud, diselaraskan dengan ketersediaan standar kompetensi baik SKKNI, SKKK maupun SKKI. Dengan penyelarasan pada standar kompetensi yang tersedia, maka hasil akhir dari identifikasi kebutuhan pelatihan adalah jenis atau Program pelatihan yang dikelompokan menjadi 3 (tiga) jenis yaitu: a) Kualifikasi nasional mengacu kepada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). b) Klaster berupa kumpulan unit kompetensi yang merupakan: * Program pelatihan berbasis okupasi atau jabatan kerja; dan * Program pelatihan berbasis non okupasi atau bukan jabatan kerja ¢) Unit kompetensi bila suatu pelatihan hanya membutuhkan 1 (satu) unit kompetensi, Perumusan Program Perumusan program pelatihan merupakan proses menyusun program pelatihan pada format yang ditentukan, pembahasan dan menyempurnakan draf program. Verifikasi Program Verifikasi program merupakan proses melihat kesesuaian hasil TNA berdasarkan kebutuhan serta penilaian kesesuaian rancangan dari suatu perumusan program terhadap ketentuan dan/atau acuan yang telah ditetapkan. Verifikasi dilakukan oleh verifikator yang ditunjuk oleh pimpinan lembaga untuk memastikan bahwa program PBK yang disusun telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Adapun format verifikasi sebagaimana tercantum dalam Format 2. Pengesahan Program Pengesahan program merupakan proses penerbitan dokumen program pelatihan yang disertai dengan pemberian kode program pelatihan yang disahkan oleh Direktorat Bina Standardisasi Kompetensi dan Program Pelatihan (terkhusus kategori publik) dan/atau masing-masing UPTP (untuk kategori private), yang selanjutnya dapat diterapkan dalam penyelenggaraan pelatihan. Validasi Validasi merupakan proses melihat kesesuaian format dan untuk memastikan penerapan isi program pelatihan sesuai dengan kebutuhan, dan dapat diimplementasikan di LPK serta memastikan penggunaan standar kompetensi yang masih berlaku. Validasi dilakukan melalui monitoring, konsultasi dengan pemangku kepentingan, dan/atau evaluasi yang dituangkan dalam bentuk dokumen sekurang-kurangnya berupa lembar validasi atau dalam bentuk laporan kegiatan. Revisi Revisi program pelatihan dilakukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pengguna dan menyelaraskan dengan standar kompetensi yang masih berlaku. -10- C. Struktur Program Struktur program PBK terdiri atas: 1) Informasi umum program; 2) Kurikulum; 3) Silabus; 4) Daftar peralatan; 5) Daftar bahan; dan 6) Daftar tim penyusun. Penulisan struktur program sebagaimana tercantum dalam lampiran Format 3. 1. Tata Cara Penulisan Program Pelatihan: a) Judul Judul program pelatihan dituangkan sesuai dengan jenis program yang ditetapkan. Contoh: - Sekretaris level 4; - Operator mesin frais; atau - Menjahit pakaian anak. b) Kode Kode program pelatihan berisi kombinasi huruf dan angka untuk memudahkan identifikasi program. Contoh penulisannya sebagai berikut: - f2]2]-]L ]. Joj2]4 joy. (2) (h) 5 [i KEEP ET P23) (a) COG) a. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI), diisi 3 (tiga) digit angka terdepan sesuai dengan Klasifikasinya; b. Inisial Kejuruan, diisi 3 (tiga) huruf yang mewakili nama kejuruan sesuai nomenklatur kejuruannya; c. Sub Bidang Keahlian, diisi 2 (dua) digit angka sesuai nomenklatur kejuruannya; d. Klasifikasi Baku Jabatan Indonesia (KBJI), diisi 4 (empat) digit angka terdepan sesuai dengan klasifikasinya; | ¢. Jenis program, diisi 1 (satu) huruf dan 1 (satu) digit angka. J2 (KKNI level 2), K1 (klaster), U1 (Unit Kompetensi); f, Tahun terbit, diisi 2 (dua) digit angka terakhir tahun terbit program; g. Bentuk Pelatihan diisi dengan L=Luring, D=Daring dan B=Bauran; d) -ll- h. Durasi, diisi 4 (empat) digit angka yang menunjukkan lama waktu pelatihan dalam hitungan Jam Pelatihan (JP) @45 menit setiap 1 (satu) JP; i, Versi program, diisi 2 (dua) digit angka yang mewakili variasi program yang pernah dibuat; dan j. Urutan penerbitan program, diisi 2 (dua) digit angka yang menunjukkan nomor urutan penerbitan program yang sejenis. Kode program akan ditetapkan Direktorat Bina Standardisasi Kompetensi dan Program Pelatihan, Kementerian Ketenagakerjaan, setelah usulan program disetujui. Jenis Jenis program dikemas berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan Pelatihan. Program Pelatihan yang disusun dapat dilakukan berdasarkan kualifikasi nasional, klaster, dan unit kompetensi. Metode Pelatihan Metode pelatihan adalah cara penyampaian pelatihan melalui luar jaringan (luring), dalam ~—jaringan (daring), == dan penggabungan/kombinasi antara luar jaringan dan dalam jaringan (bauran). Tujuan Tujuan pelatihan adalah abstraksi yang menggambarkan kemampuan, kondisi, standar yang harus dicapai peserta pelatihan sampai dengan akhir proses pelatihan kerja, dengan demikian unsur- unsur yang terkandung dalam tujuan pelatihan meliputi: a. Subjek belajar (peserta); b. Pernyataan ingin dicapai (kompeten); c. Kata kerja aktif seperti: menyusun, mengelola, menggunakan, dan seterusnya; d. Objek yang dipelajari; e. Menguraikan cakupan pelatihan yang menggambarkan kesenjangan kemampuan (lack of skil); f. Merupakan kalimat yang menggambarkan kescluruhan tujuan pelatihan; dan g. Menggambarkan uraian ringkas jabatan/pekerjaan. Profil Kompetensi Berisi informasi yang komprehensif tentang kemampuan yang dimiliki untuk melakukan suatu pekerjaan baik secara teknis maupun manajerial. 8) hy i) -12- Jenis Standar Kompetensi Jenis standar kompetensi adalah standar yang digunakan dalam penyusunan program pelatihan dengan menuliskan nomor pengesahan standar (Keputusan Menteri atau Keputusan Direktur Jenderal). Persyaratan Peserta Persyaratan peserta pelatihan merupakan batasan-batasan tertentu yang harus dipenuhi oleh calon peserta pelatihan. Persyaratan tersebut meliputi: Latar belakang pendidikan; Latar belakang pelatihan; Pengalaman kerja; Umur; dan sae ge Persyaratan khusus (jika diperlukan). Persyaratan Instruktur Persyaratan instruktur pelatihan merupakan _batasan-batasan tertentu yang harus dipenuhi oleh instruktur. Persyaratan tersebut meliputi: a. Latar belakang pendidikan formal minimal yang dibutuhkan; b. Memiliki kompetensi metodologi pelatihan yang dibuktikan dengan sertifikat kompetensi metodologi pelatihan yang diterbitkan oleh instansi berwenang atau bukti pendukung lainnya; c. Memiliki kompetensi teknis yang dibuktikan dengan sertifikat kompetensi teknis yang diterbitkan oleh instansi berwenang atau bukti pendukung lainnya; d. Pengalaman kerja (jika diperlukan) sesuai dengan kebutuhan; dan e. Memenuhi persyaratan khusus (jika diperlukan). Kurikulum Kurikulum berisi unit-unit kompetensi dan non-unit kompetensi yang ditempuh oleh setiap peserta pelatihan sesuai dengan nama program pelatihan. Format kurikulum pelatihan, terdiri atas: a. Format baris, berisi: () Kelompok Substansi/Inti Kelompok materi utama yang terdiri dari judul unit kompetensi atau non unit kompetensi, kode unit dan perkiraan waktu pelatihan. (ii) Kelompok Penunjang Kelompok penunjang berisi tentang kompetensi penunjang -13- sesuai kebutuhan pelatihan, diantaranya sebagai berikut: - Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) = Softskill - Produktivitas - Literasi digital - Bahasa Asing (iii) On the Job Training (OJT)/Pendampingan a) OUT Durasi pelaksanaan OJT di luar jam pelatihan teknis dan disusun berdasarkan kesepakatan antar perusahaan dengan bagian program/peserta pelatihan; dan b) Pendampingan Durasi dan pelaksanaan pendampingan dilaksanakan paska pelatihan teknis berdasarkan kebutuhan. b. Format kolom, terdiri atas: () Nomor urut, diisi angka romawi; (i) Materi Pelatihan, diisi dengan kelompok substansi/inti, kelompok penunjang dan OJT; Kode Unit, diisi kode unit kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi; (iv) Perkiraan waktu teori, diisi dengan jumlah Jam Pelatihan (JP) selama mempelajari pengetahuan; (v) Perkiraan waktu praktik, diisi dengan jumlah Jam Pelatihan (JP) selama mempelajari keterampilan dan sikap kerja; dan (vi) Jumlah, diisi dengan jumlah Jam Pelatihan (JP) selama mempelajari teori dan praktik. k) Silabus Silabus merupakan penjabaran setiap unit kompetensi yang diuraikan secara rinci, sistematis dan terpadu ke dalam indikator unjuk kerja sesuai dengan persyaratan suatu jabatan/pekerjaan, yang mengarah kepada tercapainya tujuan pelatihan dan jenjang pelatihan yang ditetapkan. Format silabus terdiri dari informasi umum dan informasi yang tertulis dalam format kolom. Informasi umum berisi nama unit kompetensi, kode unit, perkiraan waktu pelatihan, bentuk pelatihan dan capaian unit kompetensi. Nama unit kompetensi, kode unit kompetensi, dan perkiraan waktu pelatihan pengisiannya sesuai dengan data yang tertulis pada kurikulum. Pada bentuk pelatihan menyediakan pilihan dalam ) -14- menyajikan pelatihan dalam bentuk luring, daring, atau bauran. Sedangkan pada capaian unit kompetensi adalah aspek kunci yang ingin menjadi keluaran dari unit kompetensi. Ditulis dalam bentuk kalimat berisi harapan yang ingin dicapai berdasarkan kondisi dan persyaratan tertentu Format kolom silabus tiap unit, terdiri atas: a. Elemen Kompetensi Berisi uraian langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan dalam melaksanakan unit kompetensi. Pengisian elemen kompetensi sesuai dengan unit kompetensinya. b. Kriteria Unjuk Kerja Berisi uraian kriteria unjuk kerja yang menggambarkan kinerja yang harus dicapai pada setiap elemen kompetensi. Pengisian kriteria unjuk kerja sesuai dengan unit kompetensinya. c. Indikator Unjuk Kerja Berisi indikasi pencapaian unjuk kerja dalam setiap tahapan atau elemen kompetensi dalam satu unit kompetensi dan dirumuskan dengan kata kerja operasional yang dapat diukur d. Pengetahuan Berisi garis besar penjelasan terkait teori, pengetahuan, maupun cara kerja yang perlu dimengerti sebelum melaksanakan praktik. e. Keterampilan dan Sikap Berisi garis besar penguasaan praktik yang mencakup keterampilan dan sikap yang perlu dikuasai dari setiap kriteria unjuk kerja pada unit kompetensi f. Durasi Berisi jumlah waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan pelatihan di setiap tahapan atau elemen. Daftar Peralatan yang digunakan Daftar peralatan yang digunakan adalah rincian peralatan yang digunakan dalam satu program pelatihan yang terdiri dari daftar peralatan, spesifikasi, satuan dan volume. Daftar Bahan yang dibutuhkan Daftar bahan yang dibutuhkan adalah rincian bahan yang dibutuhkan dalam satu program pelatihan yang terdiri dari daftar bahan, spesifikasi, satuan, dan volume. Daftar Tim Penyusun Berisikan nama penyusun dan asal lembaganya. -15- 2. Aturan Penulisan Program Pelatihan Penulisan program PBK dapat diuraikan berdasarkan: a. Jenis Huruf dan Ukuran Kertas: 1) Jenis huruf Bookman Old Style, ukuran huruf 12 untuk uraian materi, kecuali ukuran dalam tabel dan gambar disesuaikan dengan ketentuan paling kecil ukuran 8. 2) Ukuran kertas A4. 3. Format Penulisan Program y) 2) 3) 4) Cover Cover adalah bagian depan dari sebuah program terdiri dari: a) Logo dan tulisan identitas instansi/lembaga; b) Tulisan: PROGRAM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI, ©) Judul program; ) Gambar terkait dengan substansi unit kompetensi; dan ¢) Identitas instansi/lembaga penyusun materi. Kata Pengantar Kata pengantar berisi uraian arti penting dan manfaat penyusunan program pelatihan yang dilengkapi dengan tempat, bulan dan tahun penerbitan. Kata pengantar ditandatangani oleh Direktur Bina Standardisasi Kompetensi dan Program Pelatihan pada tingkat pusat atau kepala bidang pelatihan pada instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang —_ketenagakerjaan _tingkat provinsi/kabupaten/kota atau kepala/pimpinan balai. Daftar Isi Daftar isi berisi tentang sub judul beserta halamannya. Struktur program Struktur program ditulis sesuai ketentuan dengan merujuk ke batang tubuh program. -16- BAB III PENYUSUNAN MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI A, Tahapan Penyusunan Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Penyusunan materi pelatihan berbasis kompetensi merupakan proses menyusun substansi atau materi pelatihan secara sistematis schingga siap dipelajari dan dipraktikkan oleh peserta pelatihan untuk mencapai unit kompetensi tertentu. Materi pelatihan disusun dengan melibatkan pemangku kepentingan antara lain instruktur, DUDI, pakar dan praktisi yang kompeten di bidangnya. Bentuk materi pelatihan bisa dalam media cetak seperti modul, lembar kerja maupun bukan cetak seperti video, dan audio. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Persiapan Penyusunan Materi Penyusunan draf materi merupakan proses penyusunan dan pengorganisasian materi/substansi pelatihan dari suatu kompetensi menjadi satu kesatuan yang sistematis dengan proses sebagai berikut: a. Mengidentifikasi standar kompetensi kerja yang digunakan sebagai acuan dalam menyusun kurikulum dan silabus. b. Menelaah secara komprehensif isi dari: i) Kurikulum; ii) Silabus; dan iii) Matrik Pelatihan Kerja. Hasil telaahan digunakan sebagai acuan untuk menyusun materi pelatihan. Matrik Pelatihan Kerja merupakan pengembangan dari silabus untuk mempermudah instruktur dalam menyusun rencana kegiatan pelatihan. Matrik pelatihan kerja paling tidak berbentuk sebagaimana tercantum dalam Format 4. 2) Penyusunan Materi Langkah dalam menyusun materi dilakukan dengan tahapan: a. Menyiapkan referensi berupa buku/manual book dan website terkait. b. Penyusunan draf materi merupakan proses penyusunan dan Pengorganisasian materi/substansi_pelatihan dari suatu kompetensi menjadi satu kesatuan yang sistematis 3) -17- c. Pembahasan draf materi berupa kegiatan penyempurnaan dengan menerima masukan dari aspek substantif materi pelatihan dengan melibatkan stakeholder khususnya industri/pihak pengguna. Pengesahan materi pelatihan PBK dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: a. Verifikasi Verifikasi materi PBK merupakan proses penilaian kesesuaian rancangan dari suatu perumusan materi PBK terhadap ketentuan dan/atau acuan yang telah ditetapkan. Verifikasi dilakukan oleh verifikator yang ditunjuk oleh pimpinan lembaga untuk memastikan bahwa materi PBK yang disusun telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Adapun format verifikasi materi sebagaimana tertuang dalam Format 5. b. Validasi Validasi merupakan proses untuk mengetahui pencapaian atau kesesuaian materi PBK dengan standar kompetensi (unit kompetensi) yang dilakukan melalui konsultasi dengan pemangku kepentingan. 4) Revisi Materi PBK Revisi materi pelatihan dilakukan karena: a. Adanya perubahan/revisi standar kompetensi. b. Kebutuhan pengguna. B. Struktur Modul PBK Modul PBK merupakan bagian dari Materi PBK yang wujudnya berupa bahan tulisan berisi pengetahuan, informasi maupun demonstrasi secara tertulis disertai pertanyaan maupun penugasan praktik untuk mendalami sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan. Struktur modul PBK terdiri atas: 1) Pengetahuan; 2) Keterampilan dan Sikap; 3) Evaluasi Personal; dan 4) Lampiran. Penulisan struktur modul PBK menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Format 6. -18- C. Aturan Penulisan Buku Modul 1, Jenis huruf Bookman Old Style, ukuran huruf 12 untuk uraian materi, kecuali ukuran dalam tabel dan gambar disesuaikan dengan ketentuan paling kecil ukuran 8. 2. Ukuran kertas A4. D. Format Penulisan Buku Modul 1. Cover Cover adalah bagian depan dari buku materi a) Logo dan tulisan identitas instansi/lembaga; b) Tulisan: MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI; c) Judul dan kode unit kompetensi; d) Gambar terkait dengan substansi unit kompetensi; dan ¢) Identitas instansi/lembaga penyusun materi, 2. Daftar Isi Daftar isi berisi tentang sub judul beserta halamannya. 3. Kata Pengantar Kata pengantar berisi uraian arti penting dan manfaat penyusunan materi pelatihan yang dilengkapain dengan tempat, bulan dan tahun penerbitan. Kata pengantar ditandatangani oleh Direktur Bina Standardisasi Kompetensi dan Program Pelatihan pada tingkat pusat atau kepala bidang pelatihan pada instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan _tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota atau kepala/pimpinan balai. 4. Struktur Modul Struktur Modul ditulis sesuai dengan ketentuan dengan merujuk ke batang tubuh modul -19- BABIV PENUTUP Dengan ditetapkannya Pedoman Penyusunan Program dan Materi PBK ini diharapkan lembaga pelatihan dapat menerapkan dan mengembangkan sesuai dengan tuntutan industri dan wirausaha. NIP 19630715 198903 1 002 Format 1 Format 2 Format 3 Format 4 Format 5 Format 6 -20- DAFTAR FORMAT Laporan Dokumen TNA Checklist Verifikasi Dokumen Program Struktur Program Matrik Pelatihan Kerja Checklist Verifikasi Dokumen Materi Struktur Modul -21- Format 1 Laporan Dokumen TNA Dibawah ini merupakan isian dalam sebuah dokumen TNA sebelum merumuskan program pelatihan, sekurang-kurangnya dalam narasi pembuatan dokumen TNA adalah sebagai berikut: 1. Latar Belakang 2, Tujuan dan Sasaran a. 3. Kebutuhan Kebekerjaan (Sektor Formal/Wirausaha) (Dari hasil analisis survei/diskusi menyampaikan informasi jabatan/pekerjaan/kebutuhan wirausaha) 4. Analisis Kebutuhan Unit Kompetensi Inti per Informasi Jabatan (Profil Kompetensi Jabatan) No. | Jformasi Jabatan | Unit Kompetensi | Judul Unit | Referensi (Formal/Wirausaha) | yang dibutuhkan | Kompetensi*| _ SKKNI* (isian Informasi Jabatan) | (Kompetensi yang (apabila (apabila harus dimiliki, apabila | memungkinkan | memungkinkan memungkinkan Judul | Kode Unit SKKNInya yang Unit Kompetensinya) | Kompetensinya) | msh beriaku) & **: Tidak harus wajib dis. namun Kalau ade informasinya lebih baik 5. Analisis Kebutuhan Program Pelatihan Berdasarkan pengolahan data 3 dan 4, maka rekomendasi judul program pelatihan yang dibutuhkan adalah meliputi -22- 6 Sandingan Ketersediaan Sumber Daya Pelatihan dan Program Pelatihan yang Dibutuhkan: os Unit es Sarana Biaya | Ket - | Kompetensi Prasarana_|_Pelatihan nit Rompers | Taformast ‘formas Tiformast dang samc Ketesediaan bagi | Ketersediaan Ketersediaan Sxetnnga bisa | dar ASI/ Non AS, ‘Anageren aikelompokkan) | ataupun Petar ‘Rentaama dengan | Induce o z = Demikian laporan TNA ini disusun, untuk dapat dijadikan referensi dalam perumusan program pelatihan. 7, Dibubuhi dengan Jabatan Pimpinan Lembaga dan Tanda tangan pimpinan lembaga 8 Disertakan Lampiran sekurang-kurangnya memuat 1 (satu) dari dokumen dibawah ini: Notulen Rapat/Diskusi Laporan Kegiatan FGD/ Workshop, dan sejenisnya Perjanjian Kerjasama Regulasi Penugasan Khusus lainnya Hasil Kuisioner/Survei Hasil Kajian Akademis spo op -23- Format 2 Checklist Verifikasi Dokumen Program No Item Rujukan/Cara Verifikasi Hasil 1. |Judul * Judul program — menggambarkan kualifikasi, klaster kompetensi atau unit kompetensi 2. | Kode * Penulisan kode program sesuai ketentuan dalam pedoman 3. | denis Program * Terdapat satu pilihan dari 3 (tiga) alternatif yang meliputi kualifikasi nasional, klaster, atau unit kompetensi Metode Pelatihan | Terdapat penanda kemungkinan penggunaan metode secara luring, daring, atau bauran. 5. | Tuyjuan * Penulisan tujuan pelatihan dengan prinsip ABCD 6. [Profil Kompetensi | Berisi rincian kemampuan peserta untuk melakukan aktivitas sesuai dengan capaian unit kompetensi [7 |Jenis Standar * Kesesuaian jenis standar kompetensi Kompetensi yang digunakan antara judul, kurikulum dan database SKKNI 8. | Persyaratan Peserta | Kesesuaian persyaratan peserta di program pelatihan dengan aturan ang berlaku Persyaratan + Kesesuaian syarat instruktur dengan Instruktur program pelatihan 10. | Kurikulum + Kesesuaian pengelompokan unit kompetensi inti dengan unit kompetensi pendukung * Kesesuaian unit kompetensi dengan judul program pelatihan * Kesesuaian unit kompetensi di kurikulum dengan database di skkni.kemnaker.go.id * Kesesuaian jumlah jam pelatihan setiap unit kompetensi dengan JP program pelatihan ii. | Silabus + Kesesuaian unit kompetensi, kode unit kompetensi dengan elemen dan KUK + Kesesuaian penulisan Capaian Unit kompetensi dengan substansi Unit kompetensi * Kesesuaian indikator unjuk kerja dengan subsatansi. —elemen kompetensi + Kesesuaian pengetahuan dengan subsatansi elemen kompetensi | * Kesesuaian keterampilan dan sikap dengan subsatansi._—elemen kompetensi -24- No Tem Rujukan/Cara Verifikasi Hasil 12, | Peralatan * Kesesuaian peralatan pelatihan yang dibutuhkan dengan tujuan pelatihan dan unit kompetensi 13, | Bahan Pelatihan + Kesesuaian bahan pelatihan yang dibutuhkan untuk satu orang dengan tujuan pelatihan dan unit kompetensi 14, Nama Penyusun Nama penyusun , jn/keahlian dan asal instansi/institusi sudah terisi. 15. Tata Penulisan * Kesesuaian Aturan pembutan Cover Program Pelatihan * Kesesuaian Struktur Program + Kesesuaian Huruf, Spasi dan Margin + Kesesuaian nomor halaman -25- Format 3 Struktur Program PROGRAM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI INFORMASI UMUM T. | Judul 2. | Kode iE 3. | denis Program : |; Kualifikasi Nasional (Level...) - Klaster (Okupasi/Non-Okupasi) - Unit Kompetensi 4. | Metode Pelatihan : | Luring/Daring/Bauran (*) 5. | Tujuan 6. | Profil Kompetensi (Membuat rincian bahwa peserta mampu melakukan aktvitas sesuai dengan capaian unit kompetensi) 7. |Jenis Standar Kompetensi |; | SKKNI/SKKK/SKKI (*) No... 8. | Persyaratan Peserta 8.1 Pendidikan 8.2 Pelatihan 8.3 Pengalaman Kerja 8.4 Umur 8.5 Persyaratan Khusus = 9. | Persyaratan Instruktur 9.1 Pendidikan Formal 9.2 Kompetensi Metodologi 9.3, Kompetensi Teknis 9.4 Pengalaman Kerja 9.5, Persyaratan Khusus "J coret yang tidak perlu -26- KURIKULUM PERKIRAAN | PERKIRAAN No | MATERIPELATIHAN | Kopeunir | WAKTU pattie | JUMLA H KELOMPOK SUBSTANSI/INTI 11 12 Jumlah I KELOMPOK PENUNJANG ll Jumlah I Jumlah I & II mm. On the Job Training (0J1)/ Pendampingan .. bulan * coret yang tidak perlu nyiad yopyy Buvfi 72409 (5 ueuisesy isvana dV¥IS NVC NVIdNVaaLAM NVNHVIADNGd Veda MOPNA YOLVHIGNI vrasol SOPNA VIAL ISNALad WOW NAWaTA [suojodwoy yup ueredeg (,) wemeg /Supreq /Bunm : poe “it Oar” ueyneled porn, npyem weer|ed aun opoy, Jsuajedwoy wun 1° ISNALAdNOM LIN MOdWOTEH ‘1 snavis -28- DAFTAR PERALATAN YANG DIGUNAKAN Judul Perkiraan Waktu P Metode Pelatihan : Luring/Daring/Bauran (*) NO] DAFTAR PERALATAN SPESIFIKASI ‘SATUAN JUMLAH *coret yang tidak perlu -29- DAFTAR BAHAN YANG DIBUTUHKAN Judul Perkiraan Waktu 2 . JP Jumlah Peserta : 1 (satu) Orang Metode Pelatihan : Luring/Daring/Bauran (*) NO DAFTAR BAHAN SPESIFIKASI_| SATUAN | JUMLAH *) coret yang tidak perlu NAMA PENYUSUN NO. NAMA PROFESI 2. | dst..., dst.. +) sesuai kebutuhan -30- Format 4 Matrik Pelatihan Kerja EK | KUK TUK Sumber Metode | Media | Durasi Pembelajaran | P [K&S Keterangan kolom: Isi kolom Elemen Kompetensi, kolom Kriteria Unjuk Kerja dan kolom Indikator Unjuk Kerja diperoleh dari silabus. ‘Sumber Pembelajaran merupakan acuan awal dari pengetahuan dan informasi yang menjadi rujukan seperti jurnal hasil penelitian, buku manual dan sumber informasi lainnya. Kolom Metode berisi cara penyampaian materi melalui ceramah, diskusi, demonstrasi, penayangan gambar maupun tanya-jawab melalui tatap muka atau virtual (synchronous) untuk bisa ditihat, dibaca, didengar dan dirasakan oleh siswa secara langsung, atau secara tidak langsung melalui Learning Management System (asynchronous) dengan tujuan agar siswa bisa mandiri dalam menentukan ruang dan waktu untuk mempelajari materinya. Kolom Media berisi sarana yang digunakan untuk menyampaikan materi, bisa berupa bahan cetak, bahan visual, bahan audio, alat peraga atau benda tiruan (mockup). Media yang dibuat dalam berbagai bentuk tersebut merupakan materi pelatihan. Kolom Durasi merupakan jangka waktu yang dibutuhkan dalam menyampaikan tiap tahapannya. -31- Format 5 Checklist Verifikasi Materi No Indikator Rujukan/Cara Verifikasi Hasil Judul « Judul Modul sesuai dengan SKKNI 2. | Kode | Kode unit kompetensi sesuai dengan | SKKNI 3. | Cover * Sesuai dengan aturan layout Cover 4. | Pengetahuan + Kesesuaian subsatansi pengetahuan di unit kompetensi dengan materi yang disusun * Tersedianya mekanisme evaluasi pengetahuan 5. |Keterampilan dan | Kesesuaian materi keterampilan dan Sikap sikap kerja di jobsheet dengan subsatansi di unit kompetensi * Kesesuaian penilaian praktik dengan jobseet 6. |Evaluasi Personal | Tersedianya tools penilaian terhadap soft skill peserta 7. |Lampiran * Tersedianya kamus istilah sesuai | materi yangada di buku modul * Dituliskannya referensi yang valid sebagai rujukan penyusunan Modul * Menuliskan nama —_penyusun, jabatan/pekerjaan/keahlian dan lembaga/institusi 8. | Tata Penulisan * Kesesuaian Struktur/Format penyusunan modul + Kesesuaian Huruf, Spasi dan Margin + Kesesuaian nomor halaman -32- Format 6 Struktur Modul BUKU MODUL PENGETAHUAN (Bagian awal penulisannya berisi beberapa paragraf yang memuat garis besar pengetahuan, teori dan informasi yang terkandung dalam unit kompetensi. Narasi tersebut dimaksudkan untuk memberi gambaran awal sekaligus memudahkan pemahaman sebelum masuk ke bagian yang lebih rinci). 1. Pokok Bahasan_1 (Pokok bahasan_1 merupakan judul samping yang penulisan kalimatnya dan isi narasi di bawahnya ditulis sesuai kebutuhan dan dimaksudkan untuk mewakili elemen kompetensi tertentu atau kriteria unjuk kerja tertentu yang akan dielaborasi lebih dalam). 2. Pokok Bahasan_2 (Pokok bahasan_2 dan pokok bahasan seterusnya juga merupakan judul samping yang penulisan kalimatnya dan isi narasi di bawahnya ditulis sesuai kebutuhan dan dimaksudkan untuk mewakili elemen kompetensi tertentu atau kriteria unjuk kerja tertentu berikutnya yang akan dielaborasi lebih dalam) 3. Evaluasi Pengetahuan Instruksi Evaluasi Pengetahuan: a. Soal evaluasi pengetahuan dalam bentuk file word-processed yang terpisah dari buku modul ini; b. Peserta mengerjakan soal evaluasi setelah mendapat perintah dari instruktur; ¢. Jawaban evaluasi pengetahuan harus diserahkan sesuai dengan batas waktu yang dicantumkan; 4. Bobot maksimal penilaian untuk evaluasi pengetahuan adalah 30% dari keseluruhan penilaian di unit ini; e. Plagiarisme adalah mengkopi pekerjaan seseorang dan mengakui tugas itu adalah tugas anda. Setiap kegiatan plagiarisme akan mendapatkan hasil dengan nilai nol. Materi teori yang akan diujikan merujuk kepada pengetahuan yang dibutuhkan dan tertulis pada unit kompetensi di standar kompetensi, Yaitu: -33- (Evaluasi pengetahuan dibuat oleh instruktur dalam bentuk lembar terpisah dari buku modul dan bisa dirancang dalam bentuk tes awal (pre test) maupun tes akhir (post test) Metode evaluasi berdasarkan tujuan pelatinan atau capaian unit kompetensi yang dikehendaki. Materi evaluasi diidentifikasikan berdasarkan elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja. Soal evaluasi bisa berupa pertanyaan esai, pilihan ganda, menjodohkan dan sebagainya). KETERAMPILAN DAN SIKAP (Memuat penugasan dalam menguasai keterampilan dan sikap sesuai dengan yang tertulis dalam silabus pada kolom Keterampilan dan kolom Sikap. Format yang digunakan menggunakan format Jobsheet dan tiap jobsheet bisa mewakili kriteria unjuk kerja tertentu, elemen kompetensi tertentu, atau unit kompetensi secara utuh). 1. Keterampilan 1.1 Lembar Instruksi Kerja (LIK)_1 a. Informasi Umum Unit Kompetensi —:... Kode Unit Nama LIK No. LIK Waktu Hees Petunjuk: 1) Baca dan pelajari setiap langkah /instruksi kerja dibawah ini dengan cermat sebelum melaksanakan praktek. 2) Laksanakan pekerjaan sesuai dengan urutan proses yang sudah ditetapkan. 3) Seluruh proses kerja mengacu kepada SOP/WI/IK yang dipersyaratkan. 4) Waktu pengerjaan yang disediakan. b. Soal Praktik 1) Skenario (berupa narasi yang menceritakan bentuk pekerjaan, lokasi, garis besar penugasan, permasalahan dan hasil yang diinginkan) 2) Gambar Kerja (menjelaskan secara visual penugasan yang akan dilakukan dan dibuat dalam bentuk bagan, matrik, tabel dan sebagainya) 3) Langkah Kerja (memuat urutan pekerjan yang akan dilakukan) -34- 4) Bahan Praktik No, Nama Barang Spesifikast Jamlah | of | + 5) Peralatan Praktik 1. 2. 3. dst. c. Penilaian Praktik (Penilaian praktik dibuat untuk memonitor kemajuan peserta dalam penguasaan keterampilan dan sikap kerja) 1) Lembar Cek Observasi (keterampilan dan sikap) PROSEDUR/LANGKAH KERJA ACUAN PENILAIAN PEMBANDING (urutan penulisan diambil dari | (bisa berupa buku elemen kompetensi dan kriteria | manual, SOP, dan| K | BK unjuk kerja yang diacu) sebagainya) -(EK1) (KUK 1) dst 2. 2) Lembar Cek Hasil ‘ASPEK YANG DINILAT CEKLIS No, | .. (merujuk ke indikator unjuk STANDAR ] kerja dengan menilai dari aspek | KEBERTERIMAAN | K | BK ualitas maupun kuantitas) 1 2. 3. 1.2 Lembar Instruksi Kerja (LIK)_2 dst..... -35- 1.3 Evaluasi keterampilan Materi keterampilan yang akan diujikan merujuk kepada keterampilan yang dibutuhkan dan tertulis pada unit kompetensi di standar kompetensi, Yaitu: 2.Sikap Evaluasi Personal (memuat ceklis indikator sikap peserta selama pelatihan) PENILATAN |" Berikan tanda X No | KOMPETENs!/ — DEKATOR | “untuk level 0 | PERILAKU pencapaian |_ kompetensi ini LEVEL | URAIAN | 1| 2] 3 | 4 [5 t 1 2 | 7 3 4 5 2 a 2 I 3 4 5 LAMPIRAN 1 Kamus Istilah (Kamus Istilah berisikan dengan istilah-istilah yang ada dalam teori dan praktik pelatihan) Referensi (Referensi berisikan referensi pelatihan yang ada dalam teori dan praktik pelatihan) Unit Kompetensi (Dilampirkan Unit Kompetensi dari Standar Kompetensi) . Daftar Nama Penyusun (Berisikan nama penyusun dan asal lembaga)

Anda mungkin juga menyukai