Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 6 No 2 July-December 2018

Published by Universitas Airlangga


Doi: 10.20473/jaki.v6i2.2018.149-155

MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN


DENGAN PENERAPAN UPAYA KESELAMATAN PASIEN DI
PUSKESMAS
Improving the Health Services’ Quality by Implementation of Patient Safety
in Public Health Center
Nurul Hidayatul Ulumiyah
PERSAKMI Jawa Timur, Indonesia
E-mail: nurul.hidayatul.u-2014@fkm.unair.ac.id

ABSTRACT

Background: Patient safety is an indicator of health service quality that becomes an important issue although
data of patient safety incident at primary health care are not always accurate in Indonesia. Public health center is
a health service facility that implements patient safety to improve the health service quality as stated in Health
Ministry Law Republic of Indonesia Number 36 Year 2009.
Aim: The aim of this study was to identify the implementation of patient safety to improve the service quality.
Method: Data collection techniques used were observation, interview, and literature study. The research was
done at a public health center in Surabaya from January to February 2018.
Results: The results showed that the implementation of patient safety at the public health center was adjusted to
the accreditation standard of the public health center. However, there are still some obstacles and shortcomings
in the fulfillment of patient safety standards, so it is necessary to optimize the implementation of patient safety
from all stakeholders.
Conclusion: It can be concluded that public health centers should provide safe and qualified services to achieve
healthy disctrict. The public health centers also need to improve the patient safety according to Health Ministry
Law Republic of Indonesia Number 36 Year 2009.

Keywords: health service quality, patient safety, public health center

ABSTRAK

Latar Belakang: Keselamatan pasien merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan kesehatan. Meskipun
data insiden keselamatan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama belum akurat di Indonesia,
namun keselamatan pasien menjadi isu penting dalam peningkatan kualitas pelayanan. Puskesmas “X” Kota
Surabaya adalah salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang menerapkan upaya keselamatan pasien sebagai
salah satu bentuk upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009.
Tujuan: Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi penerapan upaya keselamatan pasien di Puskesmas “X” Kota
Surabaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
Metode: Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi literatur.
Pengambilan data dilakukan di Puskesmas “X” Kota Surabaya pada bulan Januari-Februari 2018.
Hasil: Hasil analisis data menunjukkan bahwa pelaksanaan upaya keselamatan pasien Puskesmas “X” Kota
Surabaya disesuaikan dengan standar penilaian akreditasi Puskesmas. Namun, dalam realisasinya masih
terdapat hambatan dan kekurangan dalam pemenuhan standar upaya keselamatan pasien di Puskesmas “X”
Kota Surabaya sehingga perlu optimalisasi penerapan upaya keselamatan pasien dari seluruh pihak yang terlibat.
Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa puskesmas harus menyediakan pelayanan yang aman dan bermutu
untuk mewujudkan kecamatan sehat. Puskesmas perlu untuk meningkatkan keselamatan pasien sesuai dengan
Permenkes Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009.

Kata Kunci: Keselamatan Pasien, Mutu Pelayanan Kesehatan, Puskesmas

Received: 11 May 2018 Accepted: 3 August 2018 Published: 1 December 2018

Meningkatkan Mutu Pelayanan… 149 Ulumiyah


Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 6 No 2 July-December 2018
Published by Universitas Airlangga
Doi: 10.20473/jaki.v6i2.2018.149-155

PENDAHULUAN Upaya Keselamatan Pasien yang diterapkan


oleh Puskesmas X Kota Surabaya bertujuan untuk
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari meningkatkan mutu pelayanan fasilitas pelayanan
pembangunan nasional mempunyai tujuan untuk kesehatan melalui penerapan manajemen risiko
meningkatkan kemauan dan kemampuan serta yang diterapkan ke seluruh aspek pelayanan yang
kesadaran hidup sehat bagi setiap orang agar disediakan oleh Puskesmas X Kota Surabaya.
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang Selain itu, upaya keselamatan pasien juga
optimal. Undang – undang Republik Indonesia menjamin bahwa seluruh tindakan dalam
Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 5 pelayanan kesehatan dilaksanakan sesuai dengan
menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak standar pelayanan minimal dan kode etik profesi
dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang tenaga kesehatan.
aman, bermutu dan terjangkau. Tingginya angka insiden keselamatan pasien
Puskesmas merupakan salah satu fasilitas menjadi dasar pentingnya upaya keselamatan
pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab pasien di fasilitas pelayanan kesehatan. Dalam
menyelenggarakan upaya kesehatan, baik promotif, rentang waktu Januari-Desember 2016, National
preventif, kuratif, maupun rehabilitatif di suatu Patient Safety Agency melaporkan angka kejadian
wilayah kerja. Puskesmas sebagai penyelenggara keselamatan pasien dari negara Inggris sebanyak
pembangunan kesehatan merupakan bagian 1.879.822 kejadian. Kementerian Kesehatan
integral dari pembangunan nasional. Tujuan Malaysia (Ministry of Health Malaysia) melaporkan
diselenggarakannya pembangunan kesehatan angka insiden keselamatan pasien dalam rentang
adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan waktu Januari—Desember 2013 sebanyak 2.769
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar kejadian dan untuk negara Indonesia dalam rentang
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang waktu 2006 – 2011 KPPRS melaporkan terdapat 877
optimal, baik secara sosial maupun ekonomi. kejadian keselamatan pasien.
Puskesmas “X” Kota Surabaya merupakan Banyak faktor yang menyebabkan tingginya
salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat angka Insiden Keselamatan Pasien (IKP) di fasilitas
pertama yang menjalankan fungsinya sebagai pelayanan kesehatan. Selain faktor penyebab,
penyelenggara Upaya Kesehatan Perorangan dampak yang ditimbulkan dari Insiden Keselamatan
(UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pasien juga beragam salah satunya adalah
serta bertujuan untuk meningkatkan derajat menurunnya kepuasan pasien sehingga
kesehatan di wilayah kerjanya. berpengaruh terhadap mutu dari pelayanan
Berdasarkan Permenkes No. 46 Tahun 2015 kesehatan tersebut. Pelayanan yang aman dapat
tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, meningkatkan kepuasan pasien sehingga
Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik memberikan pengaruh yang baik terhadap citra dari
Mandiri Dokter Gigi pada bagian lampiran I Standar sebuah fasilitas pelayanan kesehatan.
Akreditasi Puskesmas menyebutkan bahwa agar
Puskesmas dapat menjalankan fungsinya secara METODE
optimal perlu dikelola dengan baik mulai dari sumber
daya yang digunakan, proses pelayanan hingga Artikel ilmiah ini merupakan jenis artikel ilmiah
kinerja pelayana sebab masyarakat menghendaki deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan
pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu, serta adalah dengan observasi langsung, wawancara dan
dapat menjawab kebutuhan mereka. Oleh karena itu studi literatur berdasarkan kebijakan dan dokumen
upaya peningkatan mutu, manajemen risiko dan yang terkait dengan mutu dan keselamatan pasien.
keselamatan pasien perlu diterapkan dalam Observasi langsung dilakukan untuk melihat proses
pengelolaan Puskesmas dalam memberikan pelaksanaan upaya keselamatan pasien di
pelayanan kesehatan yang komprehensif kepada Puskesmas X Kota Surabaya. Wawancara dilakukan
masyarakat melalui upaya pemberdayaan kepada tim Mutu dan Keselamatan Pasien dengan
masyarakat dan swasta (Permenkes, menggunakan panduan wawancara yang
2015) disesuaikan dengan Permenkes No. 46 Tahun 2015
Keselamatan pasien menurut Permenkes RI dan Instrumen Akreditasi Puskesmas. Sedangkan
No. 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien dokumen yang digunakan sebagai literatur adalah
adalah sistem yang membuat asuhan pasien lebih pedoman, kebijakan dan/atau peraturan yang
aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan berlaku terkait mutu dan keselamatan pasien.
pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis Pengumpulan data dilaksanakan di Puskesmas X
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak Kota Surabaya pada bulan Januari-Februari 2018.
lanjutnya, serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah HASIL DAN PEMBAHASAN
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak Mutu Pelayanan Kesehatan
mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Menurut Edward Deming (1940), Mutu adalah
pelayanan yang dapat memuaskan pelanggan,

Meningkatkan Mutu Pelayanan… 150 Ulumiyah


Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 6 No 2 July-December 2018
Published by Universitas Airlangga
Doi: 10.20473/jaki.v6i2.2018.149-155

Menurut Joseph M. Juran (1954), bahwa mutu merupakan salah satu tolok ukur bagi penilaian
merupakan kecocokan penggunaan produk untuk kualitas sebuah pelayanan kesehatan termasuk
memenuhi kepuasan pelanggan. Sedangkan Puskesmas.
menurut Supriyanto & Wulandari (2011), mutu Berdasarkan studi literatur terkait mutu
merupakan keseluruhan karakteristik dan gambaran pelayanan di Puskesmas X Kota Surabaya,
dari barang atau jasa yang menunjukkan disebutkan bahwa terdapat beberapa manajemen
kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diterapkan guna meningkatkan mutu
pelanggan. Sehingga dapat dikatakan bahwa mutu pelayanan sesuai kebutuhan dan kemampuan di
adalah sesuatu yang digunakan untuk menjamin Puskesmas X Kota Surabaya. Salah satu
tujuan atau luaran yang diharapkan dan mutu harus manajemen yang digunakan untuk meningkatkan
selalu mengikuti perkembangan pengetahuan mutu pelayanan di Puskesmas X Kota Surabaya
professional terkini agar dapat memuaskan adalah manajemen risiko. Hal tersebut sesuai
pelanggan. dengan Permenkes No. 11 Tahun 2017 tentang
Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat Keselamatan Pasien, bahwa keselamatan pasien
atau tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas atau
yang diselenggarakan sesuai dengan standar mutu pelayanan kesehatan melalui pelaksanaan
pelayanan yang berlaku. Menurut Azwar (1996), manajemen risiko di seluruh aspek pelayanan
mutu pelayanan kesehatan bersifat multidimensi kesehatan yang tersedia di pelayanan kesehatan
sebab mutu pelayanan kesehatan dapat dilihat dari tersebut.
tiga sudut pandang yaitu dari pihak pemakai jasa
pelayanan, pihak penyelenggara pelayanan, dan
Upaya Keselamatan Pasien
pihak dan pihak penyandang dana mutu.
Keselamatan adalah suatu sistem yang
Berdasarkan Permenkes No. 46 Tahun
membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi
2015 Lampiran I Standar Akreditasi Puskesmas
asasmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko
disebutkan bahwa visi pembangunan kesehatan
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta
tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
Indonesia Sehat. Untuk mewujudkan tercapainya
risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
Kecamatan Sehat, pelayanan kesehatan khususnya
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
Puskesmas harus memiliki kemampuan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu,
seharusnya.
aman, serta dapat menjawab kebutuhan
Salah satu prinsip pelayanan kesehatan
masyarakat.
adalah menyelamatkan pasien dengan prosedur dan
Peningkatan mutu merupakan suatu proses
tindakan yang aman dan tidak membahayakan
pengukuran derajat kesempurnaan pelayanan
pasien maupun petugas pemberi pelayanan
kesehatan dibandingkan dengan standar atau
kesehatan. Setiap fasilitas layanan kesehatan harus
prinsip dengan tindakan perbaikan yang sistematik
selalu menjaga keamanan proses pelayanan
dan berkesinambungan untuk mencapai mutu
kesehatannya guna menghindari terjadinya
pelayanan yang optimum atau prima sesuai
kesalahan medis (medical error) yang bisa
dengan standar ilmu pengetahuan dan teknologi
berpengaruh terhadap kualitas pelayanan
serta kemampuan sumber daya yang ada
kesehatan.
(Supriyanto & Wulandari, 2011).
Keselamatan pasien merupakan suatu upaya
Kualitas atau mutu pelayanan kesehatan
menjamin segala tindakan dan aktivitas yang
tidak dapat lepas dari kepuasan pelanggan atau
berhubungan dengan pasien yang dilakukan oleh
pasien. Pelayanan kesehatan yang bermutu dapat
petugas kesehatan agar berlangsung dengan aman
meningkatkan kepuasan pasien terhadap
dan tidak menimbulkan efek atau dampak yang
pelayanan yang diberikan. Selain itu, kepuasan
membahayakan bagi pasien melalui serangkaian
pasien dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan
aktivitas yang telah diatur dalam
mutu pelayanan sebuah fasilitas kesehatan.
perundangundangan.
Kepuasan pasien akan tercipta ketika apa yang
Keselamatan pasien menjadi poin penting
didapat lebih besar dari yang diharapkan.
dalam setiap tindakan medis baik tindakan medis
Menurut Kotler dalam Cahyono (2008),
ringan maupun tindakan medis berat. Berdasarkan
kepuasan dan keselamatan pasien dengan
penelitian Maghfiroh & Rochmah (2017),
tatakelola klinis serta efisiensi merupakan hal
keselamatan pasien memberikan pengaruh besar
penting dalam menjamin kualitas pelayanan
terhadap citra, tanggung jawab sosial, moral serta
kesehatan. Institute of Medicine (2001) juga
kinerja petugas kesehatan sehingga keselamatan
mengatakan hal yang sama, yaitu mutu sebuah
pasien memiliki keterkaitan dengan isu mutu dan
pelayanan kesehatan dapat berdasarkan pada
citra sebuah pelayanan kesehatan termasuk
efisiensi, efektifitas, ketepatan waktu, keadilan,
puskesmas.
berorientasi pasien, dan keselamatan pasien. Hal
tersebut menunjukkan bahwa keselamatan pasien

Meningkatkan Mutu Pelayanan… 151 Ulumiyah


Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 6 No 2 July-December 2018
Published by Universitas Airlangga
Doi: 10.20473/jaki.v6i2.2018.149-155

Berdasarkan Permenkes No. 46 Tahun 2015, Oleh karena itu, sebagai bentuk strategi
bahwa fasilitas kesehatan diharuskan monitoring terhadap upaya keselamatan pasien di
memperhatikan mutu pelayanan dan keselamatan Puskesmas, Pemerintah Indonesia mengeluarkan
pasien dalam setiap kegiatan pelayanan dan sebuah kebijakan yang mengatur terkait standar dan
dilakukan secara berkesinambungan. kriteria penilaian pelaksanaan upaya keselamatan
Berdasarkan penelitian Firawati, dkk. (2012), pasien dalam Permenkes No. 46 Tahun 2015.
pelaksanaan keselamatan pasien dan budaya Berdasarkan kebijakan tersebut, disebutkan
keselamatan pasien di sebuah fasilitas pelayanan bahwa agar menjamin perbaikan mutu, peningkatan
kesehatan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor kerja dan penerapan manajemen risiko dilaksanakan
yaitu pengorganisasian, lingkungan kerja, dan faktor secara berkesinambungan di Puskesmas, maka
budaya. perlu dilakukan penilaian oleh pihak eksternal
Dalam pelaksanannya, upaya keselamatan dengan menggunakan standar yang ditetapkan yaitu
pasien memerlukan pemantauan yang melalui mekanisme akreditasi.
berkesinambungan agar pelaksanaannya sesuai
dengan tujuan. Berdasarkan penelitian Samra, R., Salah satu elemen penilaian dalam akreditasi adalah
dkk. (2016), bahwa terdapat beberapa strategi peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien
monitoring yang dapat digunakan sebagai metode yang tercantum dalam instrumen akreditasi
pemantauan dalam implementasi upaya Puskesmas BAB IX.
keselamatan pasien. Strategi monitoring yang Puskesmas X merupakan salah satu
digunakan dapat disesuaikan dengan kebutuhan, Puskesmas di Kota Surabaya yang telah
kemampuan dan kondisi fasilitas terakreditasi. Berdasarkan hasil wawancara dan
pelayanan kesehatan. observasi lapangan, pelaksanaan upaya
Monitoring upaya keselamatan pasien keselamatan pasien di Puskesmas X disesuaikan
bertujuan untuk memastikan bahwa pelaksanaan dengan point elemen penilaian instrument akreditasi
upaya keselamatan pasien telah sesuai dengan Puskesmas. Berikut merupakan hasil wawancara
standar dan kriteria yang telah disepakati. dan observasi langsung terkait pelaksanaan upaya
Sedangkan strategi monitoring merupakan sebuah keselamatan pasien di Puskesmas X berdasarkan
metode yang dipilih dan digunakan guna Instrumen Akreditasi Puskesmas BAB IX.
memudahkan dalam proses pemantauan dan Berdasarkan Tabel 1, terdapat 2 standar
penemuan hambatan-hambatan selama upaya keselamatan pasien dalam instrumen
pelaksanaan upaya keselamatan pasien. akreditasi Puskesmas BAB IX tentang peningkatan
Tabel 1. Pelaksanaan Upaya Keselamatan Pasien di Puskesmas X Kota Surabaya berdasarkan wawancara dan
observasi lapangan

No Standar Kondisi di Lapangan Telaah


1 Perencanaan, monitoring, danPuskesmas X Kota Surabaya telah Telah sesuai dengan
evaluasi upaya keselamatan memiliki dokumen lengkap terkait dengan standar
pasien menjadi tanggung perencanaan, monitoring, dan evaluasi
jawab tenaga yang bekerja diupaya keselamatan pasien serta Surat
pelayanan klinis Keputusan (SK) tentang penetapan tim
Mutu dan Keselamatan Pasien beserta
uraian tugasnya.
2 Upaya Keselamatan Pasien Terdapat beberapa petugas Puskesmas X Masih kurangnya
dipahami dan didefinisikan Kota Surabaya yang masih belum sosialisasi kepada
dengan baik oleh semua memahami dengan baik alur pelaporan seluruh petugas yang
pihak yang berkepentingan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) dan terlibat terkait dengan
terdapat petugas yang tidak konsisten upaya keselamatan
dalam melakukan pencatatan dan pasien di Puskesmas X
Kota Surabaya
pelaporan keselamatan pasien.
3 Pengukuran, pengumpulan dan Pengukuran, pengumpulan dan evaluasi Masih kurangnya
evaluasi sasaran sasaran keselamatan pasien di Puskesmas komitmen dalam
keselamatan pasien X Kota Surabaya dilaksanakan secara rutin ketepatan waktu
setiap bulan Namun terkadang pengukuran,
pelaksanaannya tidak sesuai dengan pengumpulan dan
jadwal. evaluasi sasaran
keselamatan pasien di
Puskesmas X Kota
Surabaya
4 Hasil perbaikan upaya Tindak lanjut yang diambil terkait dengan Telah sesuai standar
keselamatan pasien perbaikan upaya keselamatan pasien di
dievaluasi dan Puskesmas X Kota Surabaya dicatat dan
dikomunikasikan dengan baik didokumentasikan serta ditempel pada
papan informasi Puskesmas X Kota
Meningkatkan Mutu Pelayanan… 152 bahan evaluasi dan
Surabaya sebagai Ulumiyah
media komunikasi kepada pasien. Selain
itu, hasil evaluasi perbaikan upaya
keselamatan pasien disosialisasikan
kepada seluruh petugas di masing-masing
unit kerja sebagai bahan pembelanjaran.
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 6 No 2 July-December 2018
Published by Universitas Airlangga
Doi: 10.20473/jaki.v6i2.2018.149-155

mutu klinis dan keselamatan pasien yang belum


terlaksana dengan baik di Puskesmas X Kota
Surabaya, yaitu (1) Upaya keselamatan pasien
dipahami dan didefinisikan dengan baik oleh semua
pihak yang berkepentingan dan (2) Pengukuran,
pengumpulan dan evaluasi sasaran keselamatan
pasien.

Meningkatkan Mutu Pelayanan… 153 Ulumiyah


Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 6 No 2 July-December 2018
Published by Universitas Airlangga
Doi: 10.20473/jaki.v6i2.2018.149-155

pengetahuan petugas terkait tata cara dan manfaat


Standar pertama dalam pelaksanaan upaya pelaporan IKP dapat menurunkan kinerja petugas
keselamatan pasien di Puskesmas adalah dalam melakukan pencatatan dan pelaporan IKP.
perencanaan, monitoring, dan evaluasi upaya Berdasarkan wawancara dengan anggota tim
keselamatan pasien menjadi tanggung jawab tenaga keselamatan pasien, dikatakan bahwa masih
yang bekerja di pelayanan klinis. Berdasarkan kurangnya sosialisasi terkait upaya keselamatan
observasi dan wawancara dengan beberapa pihak di pasien kepada petugas Puskesmas sehingga masih
Puskesmas X Kota Surabaya, bahwa perencanaan, terdapat beberapa petugas yang belum memahami
monitoring, dan evaluasi upaya keselamatan pasien dengan baik hal-hal terkait upaya keselamatan
sudah dilakukan sesuai dengan kebijakan dan pasien di Puskesmas X Kota Surabaya.
pedoman yang berlaku. Pengukuran, pengumpulan dan evaluasi
Berdasarkan observasi langsung, terdapat sasaran keselamatan pasien sebagaimana
dokumen perencanaan, hasil monitoring dan dimaksud dalam Permenkes No. 46 tahun 2015
evaluasi pelaksanaan upaya keselamatan pasien di tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
Puskesmas X Kota Surabaya. Hal tersebut Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik
menunjukkan bahwa tim keselamatan pasien telah Mandiri Dokter Gigi dan Instrumen Akreditasi
menjalankan tugasnya dalam pelaksanaan upaya Puskesmas bertujuan untuk menilai keberhasilan
keselamatan pasien di Puskesmas X Kota pencapaian indikator keselamatan pasien dan
Surabaya. digunakan sebagai salah satu upaya peningkatan
Pelaksanaan upaya keselamatan pasien tidak mutu pelayanan kesehatan.
dapat dilakukan hanya oleh tim keselamatan pasien Pengukuran, pengumpulan dan evaluasi
atau petugas kesehatan dengan pasien yang sasaran keselamatan pasien berfungsi sebagai alat
bersangkutan dan teknologi yang mendukung, untuk menemukan hal-hal yang berpotensi
melainkan harus melibatkan seluruh bagian dari menimbulkan bahaya baik di lingkungan fisik fasilitas
organisasi yaitu dalam bentuk dukungan manajemen pelayanan kesehatan maupun prosedur pelayanan
dan kerjasama antar staf yang baik (Sumarmi, kesehatan yang dilakukan oleh petugas melalui
2017). Robbins dan Judge (2008), menyatakan penilaian-penilaian yang berdasarkan pada indikator
bahwa kerja sama tim yang baik dibutuhkan dalam keselamatan pasien. Hasil pengukuran dan
menghasilkan sinergi yang positif dalam mencapai pengumpulan sasaran keselamatan pasien
suatu tujuan organisasi. dievaluasi dan digunakan sebagai bahan untuk
Upaya keselamatan pasien harus dipahami menciptaan pelayanan kesehatan yang aman dan
dan didefinisikan dengan baik oleh seluruh pihak bermutu baik dari lingkungan fisik maupun prosedur
yang terlibat agar penerapan upaya keselamatan pelayanan kesehatan oleh petugas. Hal tersebut
pasien dapat berjalan dengan baik dan mencapai dapat disebut juga proses manajemen upaya
tujuan yang diinginkan. Salah satu tujuan dari upaya keselamatan pasien.
keselamatan pasien yang tercantum dalam dokumen Pengukuran sasaran keselamatan pasien di
Kerangka Acuan Kerja Puskesmas X Kota Surabaya Puskesmas X Kota Surabaya dilakukan di setiap unit
adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan dan kerja dan poli. Kemudian hasil pengukuran
kepuasan pasien. dikumpulkan dan dievaluasi dalam rapat manajemen
Penerapan upaya keselamatan pasien untuk risiko guna menghasilkan rekomendasi dan rencana
peningkatan mutu pelayanan kesehatan tidak hanya tindak lanjut. Hasil evaluasi upaya keselamatan
terkait dengan petugas atau sumber daya manusia pasien akan digunakan sebagai bahan perbaikan
yang terlibat. Namun penciptaan lingkungan yang dan peningkatan mutu pelayanan di Puskesmas X
aman dan terhindar dari hal-hal yang berpotensi Kota Surabaya yang diintegrasikan dengan seluruh
membahayakan bagi pasien juga merupakan bentuk aspek dalam pelayanan kesehatan yang disediakan
upaya keselamatan pasien (Ulrich & Kear, 2014). oleh Puskesmas X Kota Surabaya. Evaluasi hasil
Berdasarkan hasil observasi di Puskesmas X perbaikan upaya keselamatan pasien bertujuan
Kota Surabaya, terdapat beberapa petugas yang untuk melihat apakah setelah perbaikan masalah
Puskesmas yang belum memahami dengan baik alur keselamatan pasien tersebut sudah teratasi atau
pelaporan Insiden Keselamatan Pasien. Petugas belum. Apabila masih belum teratasi, maka tim
tersebut hanya mencatat namun tidak dilaporkan keselamatan pasien harus merekomendasikan
sesuai batas waktu pelaporan yang ditentukan tindak lanjut alternatif lain guna mengatasi masalah
karena masih bingung dengan alur pelaporan tersebut.
insiden keselamatan pasien. Selain itu, terdapat Terdapat 6 indikator keselamatan pasien yang
petugas yang tidak konsisten melakukan pencatatan digunakan sebagai bahan evaluasi dalam
dan pelaporan keselamatan pasien. Hal tersebut peningkatan mutu di Puskesmas “X” yaitu tidak
dikarenakan petugas belum sepenuhnya memahami terjadinya kesalahan identifikasi pasien dalam
pentingnya pencatatan dan pelaporan dalam upaya pemberian tindakan medis, tidak terjadinya
keselamatan pasien. kesalahan pemberian obat kepada pasien, tidak
Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan
dilakukan oleh Gunawan, Widodo, & Harijanto keperawatan, pengurangan terjadinya risiko infeksi
(2015), bahwa rendahnya pemahaman dan

Meningkatkan Mutu Pelayanan… 154 Ulumiyah


Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 6 No 2 July-December 2018
Published by Universitas Airlangga
Doi: 10.20473/jaki.v6i2.2018.149-155

di Puskesmas, tidak terjadinya pasien jatuh, dan SIMPULAN


kefektifan komunikasi.
Berdasarkan data rekapitulasi monitoring dan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara
evaluasi indikator keselamatan pasien di Puskesmas serta studi literatur terkait mutu pelayanan kesehatan
X tahun 2017, bahwa rerata pencapaian indikator dan keselamatan pasien di Puskesmas X Kota
keselamatan pasien pada Trimester I sebesar 98%, Surabaya, maka kesimpulan yang dapat diambil
Trimester II sebesar 96,9%, Trimester III sebesar adalah Puskesmas harus mampu memberikan
96%, dan Trimester IV sebesar 96,1%. Hal tersebut pelayanan yang aman dan bermutu agar dapat
menunjukkan bahwa terjadi penurunan kualitas mencapai tujuan pembangunan yaitu mewujudkan
pelayanan ditinjau dari sisi keselamatan pasien. Kecamatan Sehat. Upaya keselamatan pasien
Sehingga perlu adanya tindak lanjut perbaikan merupakan salah satu bentuk upaya peningkatan
terhadap pelaksanaan upaya keselamatan pasien di mutu pelayanan kesehatan yang tercantum
Puskesmas X agar dapat meningkatkan kualitas Permenkes No. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
pelayanan. Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri
Jadwal pengukuran, pengumpulan dan Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi.
evaluasi sasaran keselamatan pasien dilakukan oleh Strategi monitoring yang diterapkan dalam
tim keselamatan pasien pada tiap bulan. Namun, pelaksanaan upaya keselamatan pasien melalui
terkadang dalam realisasinya tidak sesuai jadwal. penilaian yang dilakukan oleh pihak ekternal
Berdasarkan wawancara dengan anggota tim berdasarkan elemen penilaian yang tertuang dalam
keselamatan pasien, hal tersebut dikarenakan Instrumen Akreditasi Puskesmas yang dilakukan
keterbatasan waktu dan rendahnya komitmen antar secara komprehensif dan periodik untuk
anggota tim keselamatan pasien dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dan
melaksanakan tugasnya Pelaksanaan upaya keselamatan pasien di
Berdasarkan penelitian Shobirin (2016), bahwa Puskesmas X Kota Surabaya belum optimal sebab
terdapat hubungan yang signifikan antara komitmen masih terdapat hambatan dan kekurangan dalam
kerja, penerapan manajemen, dan mutu pelayanan pemenuhan standar upaya keselamatan pasien yang
kesehatan. Penerapan manajemen akan berjalan tercantum dalam Instrumen Akreditasi Puskesmas
dengan baik apabila didukung dengan komitmen sehingga 2 dari 4 standar upaya keselamatan pasien
kerja antar anggota yang tinggi sehingga dapat Puskesmas X Kota Surabaya perlu dioptimalkan lagi
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Standar pelaksanaannya agar dapat mencapai tujuan yang
keempat adalah evaluasi dan komunikasi hasil diinginkan dalam upaya peningkatanan mutu
perbaikan. Hasil perbaikan upaya keselamatan pelayanan kesehatan.
pasien harus dikomunikasikan dengan baik kepada
seluruh pihak yang terlibat agar masalah terkait DAFTAR PUSTAKA
keselamatan pasien tersebut menjadi pembelajaran
penting bagi seluruh pihak baik kepada petugas Azwar, A. (1996) Menuju Pelayanan Kesehatan Yang
pemberi pelayanan kesehatan maupun pasien dan Lebih Bermutu. Jakarta: Yayasan Penerbitan
diharapkan kekurangan atau keselahan yang terjadi Ikatan Dokter Indonesia.
sebelumnya tidak terulang kembali di waktu Cahyono, J. B. S. B. (2008) Membangun Budaya
selanjutnya. Keselamatan Pasien dalam Praktik
Bentuk dari komunikasi hasil perbaikan upaya Kedokteran. Yogyakarta: Kanisius.
keselamatan pasien di Puskesmas X Kota Surabaya Firawati, Aumas Pabuty, A. S. P. (2012)
kepada pasien dan pengunjung ‘Pelaksanaan Program Keselamatan Pasien
Puskesmas lainnya adalah melalui papan informasi di RSUD Solok’, Jurnal kesehatan
yang terpasang di ruang tunggu Puskesmas dimana Masyarakat, 6(2), pp. 73–79. Available at:
hasil perbaikan dan evaluasinya akan ditempel di http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/
papan informasi tersebut dan diperbarui secara article/view/93.
periodik. Gunawan, Fajar Yuli Widodo, T. H. (2015) ‘Analisis
Berdasarkan wawancara dengan ketua tim Rendahnya Laporan Insiden Keselamatan
Manajemen Mutu Puskesmas X Kota Surabaya, Pasien di Rumah Sakit’, Jurnal Kedokteran
setiap standar upaya keselamatan pasien yang Brawijaya, 28(2), pp. 206–213. Available at:
diterapkan di Puskesmas X Kota Surabaya telah jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/download/9
diintergrasikan dengan penerapan upaya kesehatan 62/479.
lainnya di seluruh aspek pelayanan kesehatan yang Humairoh, S. (2017) Platform e-Reporting
ada di Puskesmas X Kota Surabaya dan Kemenkes; Mampukah Mengurangi
dikoordinasikan dengan seluruh pihak yang terlibat Hambatan Pelaporan Insiden Keselamatan
dan berkepentingan guna mencapai tujuan yang Pasien Rumah Sakit?, Kompasiana.
diinginkan dalam peningkatan mutu pelayanan Available at:
kesehatan di Puskesmas X Kota Surabaya. https://www.kompasiana.com/syifahumairoh/
592a801db79373db5833a774/e-
reportingkemenkes-mampukah-

Meningkatkan Mutu Pelayanan… 155 Ulumiyah


Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 6 No 2 July-December 2018
Published by Universitas Airlangga
Doi: 10.20473/jaki.v6i2.2018.149-155

mengurangihambatan-pelaporan-insiden- Excellent Health Care Delivery.’, Nephrology


keselamatanpasien-rumah-sakit (Accessed: 6 Nursing Journal, 41(5), pp. 447–505.
February 2018). Available at:
Institute of Medicine (US) Committee on Quality of http://www.jointcommission.org/standards_in
Health Care in America. (2001) Crossing the formation/npsgs.aspx%0Ahttp://www.ncbi.nl
Quality Chasm: A New Health System for the m.nih.gov/pubmed/26295088.
21st Century. Washington (DC): National
Academies Press (US). Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK222
274/.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2009)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2014)
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat. Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2015)
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 tentang
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat
Praktik Mandiri Dokter Gigi. Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2017)
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien.
Indonesia. Maghfiroh, L. and Rochmah, T. N. (2017)
‘Analisis Kesiapan Puskesmas Demangan Kota
Madiun Dalam Menghadapi Akreditasi’, Jurnal MKMI,
13(4), pp. 329–336. Available at:
http://journal.unhas.ac.id/index.php/mkmi/arti
cle/view/1665.
Puskesmas ‘X’ (2017) Rekapitulasi Monitoring dan
Evaluasi Indikator Keselamatan
Pasien Puskesmas ‘X’ tahun 2017.
Surabaya. Samra, R. et al. (2016) ‘How to Monitor
Patient Safety in Primary Care?
Healthcare
Professionals’ Views’, Journal of the Royal
Society of Medicine Open, 7(8), pp. 1–8. doi:
10.1177/2054270416648045.
Shobirin (2016) ‘Hubungan Penerapan Manajemen
Puskesmas dan Komitmen Kerja Petugas
dengan Mutu Pelayanan Pengobatan di Poli
Umum Puskesmas Kabupaten Bangkalan’,
Jurnal Penelitian Administrasi Publik, 2(2),
pp. 513–526. Available at:
jurnal.untagsby.ac.id/index.php/jpap/article/do
wnload/10 06/898.
Stephen P. Robbins, T. A. J. (2008) Perilaku
Organisasi. 12th edn. Jakarta: Salemba
Empat.
Sumarni (2017) ‘Analisis Implementasi Patient
Safety Terkait Peningkatan Mutu Pelayanan
Kesehatan di Rumah Sakit’, Jurnal Ners dan
Kebidanan Indonesia, 5(2), pp. 91–99. doi:
http://dx.doi.org/10.21927/jnki.2017.5(2).9199
.
Ulrich, B. and Kear, T. (2014) ‘Patient Safety and
Patient Safety Culture: Foundations of

Meningkatkan Mutu Pelayanan… 156 Ulumiyah

Anda mungkin juga menyukai