7315 36674 1 PB PDF
7315 36674 1 PB PDF
E-mail: elly.numa.zahroti-2015@fkm.unair.ac.id
ABSTRACT
Background: Patient safety is an indicator of hospital service quality. A hospital in Surabaya identified six
indicators of patient safety goals. There are two indicators which can not achieve the standard, namely effective
communication and infection risk reduction.
Aims: This study aims to identify the process improvement that can be done to increase indicator performance by
using PDSA cycle.
Method: A descriptive observational design was used in this study with a case study and participatory approach.
There were 5 subjects selected by purposive sampling. Interview and observation were used to collect data that
then were analyzed descriptively. The validity of data was done by triangulation of method, source, and theory.
Results: The PDSA results indicated that the cause of the poor indicators performance of both patient safety
goals is the poor compliance of the health staffs in carrying out read-back procedure and hand hygiene as written
in SOP. It was caused by the lack of knowledge and motivation of the health staffs in implementing the SOP.
Conclusion: In conclusion, process improvement can be done by socializing read-back SOP and hand hygiene
as well as supervision conducted periodically by managers. Plan stage is one step which should be improved.
Commitment in implementing the improvement planning is necessary. In addition, further research on factors that
influence compliance should be conducted.
ABSTRAK
Latar Belakang: Keselamatan pasien merupakan salah satu indikator mutu pelayanan di Rumah Sakit. Rumah
Sakit X Surabaya menetapkan enam indikator sasaran keselamatan pasien. Terdapat dua indikator yang tidak
mampu mencapai ketetapan standar, yaitu indikator komunikasi efektif dan indikator pengurangan risiko infeksi.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perbaikan proses yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan hasil capaian indikator bermasalah dengan menggunakan siklus PDSA.
Metode: Rancang bangun observasional deskriptif digunakan dalam penelitian ini dengan pendekatan studi
kasus dan partisipatif. Subjek penelitian dipilih secara purposive. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara dan observasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Keabsahan data dilakukan dengan
triangulasi metode, sumber, dan teori.
Hasil: Hasil PDSA menunjukkan bahwa penyebab tidak tercapainya kedua indikator sasaran keselamatan pasien
adalah rendahnya kepatuhan petugas dalam melaksanakan prosedur read back dan cuci tangan sesuai dengan
SPO. Masalah kepatuhan petugas disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan motivasi petugas dalam
melaksanakan SPO.
Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa upaya perbaikan proses yang dapat dillakukan adalah dengan
melakukan sosialisasi SPO read back dan cuci tangan serta supervisi secara periodik oleh manajer. Diperlukan
penekanan perbaikan pada tahap Plan. Komitmen dalam implementasi rencana perbaikan dibutuhkan. Selain itu,
penelitian lebih lanjut tentang faktor yang mempengaruhi kepatuhan juga diperlukan.
Kata Kunci: keselamatan pasien, mutu rumah sakit, pendekatan PDSA, perbaikan proses
Tabel 1. Rekapitulasi Capaian Indikator Mutu Sasaran Keselamatan Pasien Tribulan I dan II tahun 2017
Bulan
No Indikator Standar
Januari Februari Maret April Mei Juni
1 Angka kepatuhan pemasangan
gelang identitas pasien sesuai =100 98,80 100 100 100 100 100
dengan standar
2 Angka dilaksanakannya
konfirmasi komunikasi antara
perawat dan dokter pada saat =100 32,86 85,50 87,31 88,50 68,70 50,90
komunikasi per telepon (read
back)
3 Angka kepatuhan
melaksanakan penempatan =100 100 100 100 100 100 100
obat high alert
4 Angka dilaksanakannya
=100 100 100 100 100 100 100
surgical safety check list
5 Angka kepatuhan cuci tangan =100 61 78
6 Angka tidak adanya kejadian
=100 100 100 100 100 100 100
pasien jatuh
* Satuan angka adalah prosentase
Sumber: Laporan Peningkatan Mutu Tribulan I dan II tahun 2017 Rumah Sakit X Surabaya
Rendahnya capaian kepatuhan cuci tangan PDSA Capaian Indikator Angka Dilaksanakannya
di Rumah Sakit X Surabaya menunjukkan bahwa Konfirmasi antar Perawat dan Dokter pada saat
upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di Komunikasi per Telepon (read back)
rumah sakit belum optimal. Sementara itu, Gambar 3 menunjukkan bahwa capaian
kepatuhan cuci tangan yang baik adalah metode setiap bulan dari indikatorAngka Read Back di
yang paling sederhana dan berarti dalam
Pendekatan PDSA Untuk… 1 Zahroti; Chalidyanto
Rumah Sakit X Surabaya adalah fluktuatif dan tidak ini perlu dimulai dengan melakukan identifikasi
memenuhi standar, sehingga perlu dilakukan terhadap input terlebih dahulu, dilanjutkan dengan
analisis PDSA. Analisis PDSA pada pelayanan identifikasi proses dan output sehingga kemudian
kesehatan dilakukan dengan paradigma struktur dapat diketahui secara spesifik perbaikan proses
(input), proses, dan output (Varkey, 2010). yang diperlukan pada setiap unsur.
Dengan demikian, identifikasi variasi atau
kesenjangan proses yang sedang berlangsung saat
I II
CAPAIAN
+ -
III IV
Tabel 2. Analisis PDSA pada indikator angka dilaksanakannya konfirmasi antar perawat dan dokter pada saat
komunikasi per telepon (read back) di Rumah Sakit X Surabaya
Plan
Rencana
Prioritas Rencana
Masalah Penyebab Penyebab Monitoring dan
Masalah Perbaikan
Evaluasi
Rendahnya 1. Perawat yang Kepatuha 1. Petugas tidak 1. Sosialisasi 1. Monitoring
capaian lupa memintakan n mengingat prosedur SPO read back dan evaluasi
angka read tanda tangan saat petugas read back oleh manajer pelaksanaan
back dokter visite dalam (pengetahuan) unit rawat inap sosialisai
2. Dokter tidak melaksan 2. Kurangnya 2. Pengadaan sesuai rencana
melakukan visite akan motivasi SPO dan daftar 2. Monitoring
atau terlambat SPO menerapkan SPO tilik prosedur capaian angka
visite dalam waktu read karena belum ada read back di read back
1x24 jam back kasus yang tidak sekitar telepon setiap bulan
3. Kepatuhan diinginkan unit rawat inap oleh PJ KPRS
petugas dalam dan dievaluasi
melaksanakan SPO setiap tiga
read back bulan
Do
Input: rencana sosialisasi read back Proses: implementasi sosialiasi Output: bukti pelaksanaan berupa
berita acara dan rencana tindak
Sosialisasi akan dilaksanakan pada lanjut dalam melakukan monitoring
minggu ke 2 bulan Oktober saat dan evaluasi
pertemuan rutin bulanan oleh
manajer unit rawat inap bekerja Monitoring dilakukan setiap bulan
sama dengan komite medik dan sejak bulan Oktober dan
KMKP dievaluasi pada bulan Januari
Target sasaran sosialisasi adalah 2018
perawat dan dokter di unit rawat
inap
Study
Evaluasi progress terhadap hasil Proses: study dilakukan dengan Output: laporan hasil capaian read
monitoring dan evaluasi sejak bulan mengevaluasi hasil capaian back dan rekomendasi upaya
Oktober hingga beberapa bulan hingga bulan Januari 2018 perbaikan.
berikutnya dengan membandingkan hasil
dan standar indikator. Apabila
Input: data capaian angka read terjadi peningkatan, proses
back bulan November, Desember pelayanan dapat dipertahankan.
2017, dan Januari 2018 Sementara jika masih menjadi
masalah, maka perlu dilakukan
tahap Plan dan Do kembali
Act
Input: laporan hasil capaian read Proses: penyusunan Output: rencana operasional
back dan rekomendasi upaya pelaksanaan rekomendasi pelatihan komunikasi efektif
perbaikan. perbaikan dari hasil study
Jika capaian masih fluktuatif tidak
mencapai standar, maka pelatihan
komunikasi efektif mungkin
diperlukan
Kurangnya pengetahuan tentang cuci tangan
Beberapa studi menunjukkan hasil yang dapat menyebabkan rendahnya kepatuhan petugas
signifikan bahwa mencuci tangan sebelum dan dalam melakukan cuci tangan sesuai dengan
setelah kontak dengan pasien dapat menurunkan standar. Pengetahuan tentang cuci tangan dapat
angka infeksi (Pittet, et al., 2017). Tidak hanya di meningkatkan kesadaran dan pemahaman petugas
momen satu, mencuci tangan selama pelaksanaan akan manfaat cuci tangan serta konsekuensi yang
tindakan keperawatan merupakan cara yang paling ditimbulkan bila prosedur cuci tangan tidak
efektif untuk mencegah terjadinya infeksi dilakukan dengan benar. Berdasarkan hal tersebut,
nosokomial (Fauzia, et al., 2014). maka pelatihan tentang cuci tangan diperlukan.
Tabel 3. Analisis PDSA pada indikator angka kepatuhan cuci tangan di Rumah Sakit X Surabaya
Plan
Rencana
Prioritas Rencana
Masalah Penyebab Penyebab Monitoring dan
Masalah Perbaikan
Evaluasi
Rendahnya Petugas tidak Kepatuhan 1. Petugas tidak 1. Pelatihan PPI 1. Monitoring
capaian patuhdalam petugas mengingat dengan cuci dan evaluasi
angka melaksanakan dalam seluruh momen tangan oleh tim pelaksanaan
kepatuhan SPO cuci tangan melaksanak wajib cuci PPI pelatihan dan
cuci tangan an SPO tangan 2. Pengadaan supervisi sesuai
2. Tidak supervisi rutin rencana
terdapat oleh kepala 2. Monitoring
supervisi rutin ruangan atau capaian angka
oleh kepala manajer unit kepatuhan
ruangan dan setiap bulan
manajer unit oleh tim PPI dan
dievaluasi setiap
tiga bulan
Do
Input: rencana pelatihandan Proses: implementasi pelatihan Output: bukti pelaksanaan berupa
supervisi dan supervisi berita acara, daftar hadir dan hasil
test peserta pelatihan serta rencana
Pelatihan akan dilaksanakan pada Pelatihan telah terlaksana, supervisisebagai upaya monitoring
tanggal 25-27 September 2017 dibuktikan dengan berita acara dan evaluasi
oleh Tim PPI di Hall RS dengan dan daftar hadir serta hasil
target sasaran sosialisasi adalah pretest dan posttest Supervisi akan dilakukan setiap
seluruh petugas di RS X Supervisi belum terlaksana bulan oleh kepala ruangan dan
manajer unit sejak bulan Oktober
dan dievaluasi pada bulan Januari
2018
Study
Evaluasi progress terhadap hasil Proses: study dilakukan dengan Output: laporan hasil test pelatihan
pelatihan dan hasil monitoring- mengevaluasi hasil test serta dan capaian angka kepatuhan serta
evaluasi sejak bulan Oktober capaian angka kepatuhan rekomendasi upaya perbaikan.
hingga beberapa bulan berikutnya hingga bulan Januari 2018
dengan membandingkan hasil Hasil posttest menunjukkan bahwa
Input: data hasil test dan capaian dan standar indikator. Apabila terdapat peningkatan pengetahuan
angka kepatuhan bulan terjadi peningkatan, proses tentang cuci tangan. Sehingga
November, Desember 2017, dan pelayanan dapat dipertahankan. rencana berikutnya adalah
Januari 2018 Sementara jika masih menjadi melakukan monev
masalah, maka perlu dilakukan
tahap Plan dan Do kembali
Act
Input: laporan hasil capaian angka Proses: penyusunan Output: rencana operasional dari
kepatuhan dan rekomendasi pelaksanaan rekomendasi rekomendasi perbaikan hasil tahap
upaya perbaikan. perbaikan dari hasil study study
Berdasarkan hal tersebut, rencana perbaikan sesuai dengan standar dan SPO yang telah
proses untuk meningkatkan angka kepatuhan cuci ditetapkan. Sedangkan supervisi dimaksudkan
tangan di Rumah Sakit X Surabaya adalah dengan sebagai upaya monitoring dan evaluasi cuci tangan
meningkatkan pengetahuan petugas tentang cuci oleh petugas. Supervisi adalah kegiatan mengamati
tangan serta membuat rencana supervisi. Adanya kegiatan orang lain dari sudut pandang seseorang
hubungan antara supervisi dan kepatuhan perawat yang posisi atau kedudukannya lebih tinggi.
dalam melaksanakan asuhan mendasari rencana Supervisi cuci tangan pada petugas di setiap
intervensi tersebut agar dapat meningkatkan pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan oleh
kepatuhan petugas untuk cuci tangan (Kasim, et al., setiap manajer atau kepala unit pelayanan di
2017).Pengetahuan petugas tentang cuci tangan Rumah Sakit X Surabaya. Rencana supervisi akan
dapat ditingkatkan melalui sosialisasi cuci tangan
Terdapat dua indikator sasaran keselamatan Abdella, N. M. et al. (2014) ‘Hand hygiene
pasien di Rumah Sakit X Surabaya yang tidak compliance and associated factors among
sesuai standar, yaitu angka dilaksanakannya health care providers in Gondar University
konfirmasi antar perawat dan dokter pada saat Hospital, Gondar, North West Ethiopia’, BMC
komunikasi per telepon (read back) dan angka Public Health, 14(96), pp. 1–7. doi:
kepatuhan cuci tangan. Variasi proses tersebut 10.1186/1471-2458-14-96.
dapat menyebabkan masalah mutu pelayanan Babamohamadi, H. et al. (2016) ‘Evaluation of
kesehatan yang terkait dengan upaya keselamatan Patient Safety Indicators in Semnan City
pasien. Rendahnya capaian read backakan berisiko Hospitals by Using the Patient Safety
pada kesalahan tindakan akibat komunikasi tidak Friendly Hospital Initiative (PSFHI)’, Global
efektif. Sementara infeksi nosokomial dapat terjadi Journal of Health Science. Canada:
bila upaya pencegahan melalui cuci tangan tidak Canadian Center of Science and Education,
dilakukan. Oleh karena itu, diperlukan perbaikan 8(8), pp. 1–7. doi: 10.5539/gjhs.v8n8p1.
dalam meningkatkan capaian kedua indikator Dewi, A. P. (2013) ‘Analisis Pengendalian Kualitas
tersebut. Dengan Pendekatan P.D.C.A (Plan-Do-
PDSA merupakan salah satu metode yang Check-Act) Berdasarkan Standar Minimal
digunakan dalam perbaikan proses. PDSA Pelayanan Rumah Sakit Pada RSUD DR.
menekankan bahwa upaya perbaikan proses Adhyatma Semarang (Studi Kasus Pada
harusdilakukan secara berkesinambungan dan Instalasi Pradiologi)’, Diponegoro Journal of
terus-menerus. Analisis menggunakan PDSA dapat Social and Politic, 3(1), pp. 1–12. Available
mengendalikan variasi proses sehingga tujuan at:
pelayanan kesehatan bermutu yang berorientasi http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=
pada keselamatan pasien dapat tercapai. viewarticle&article=142769.
Analisis PDSA pada indikator komunikasi Fauzi, N. and Azzuhri, M. (2015) ‘Pengaruh Faktor
efektif menghasilkan bahwa penyebab tidak Individu , Organisasi dan Perilaku terhadap
tercapainya angka dilaksanakannya konfirmasi Kepatuhan Perawat dalam Melaksanakan
antar perawat dan dokter pada saat komunikasi per Hand Hygiene di Ruang Rawat Inap Rumah
telepon (read back) adalah karena petugas tidak Sakit Tk . II Dr . Soepraoen Malang’, Jurnal
patuh dalam mengikuti seluruh prosedur dalam Aplikasi Manajemen, 13(4), pp. 566–574.
SPO read back. Sementara penyebab dari Available at:
rendahnya angka kepatuhan cuci tangan di Rumah http://jurnaljam.ub.ac.id/index.php/jam/article
Sakit X Surabaya adalah rendahnya pengetahuan /view/807/756.