Anda di halaman 1dari 7

Analisis Quality Assurance Penerapan Kebijakan Reward and

Punishment Berdasarkan Assessment Tingkat Kepatuhan

Faik Agiwahyuanto1, Evina Widianawati2, Widya Ratna Wulan3,


dan Cesara Kharismaharani Komara4
Program Studi D-3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Fakultas Kesehatan, universitas Dian
1,2,3,4

Nuswantoro
Email: 1faik.agiwahyuanto@dsn.dinus.ac.id

Abstract
Standard Operating Procedure (SOP) for patient registration service at RSUD Dr. M. Ashari Pemalang is
in force since 2016. Oversight is carried out in the hospital registration section (outpatient, inpatient, and
emergency department) but not documented. This study aims to analyze quality assurance by implementing a
reward and punishment policy based on compliance level assessment of inpatient registration service officers
in the SOP for patient registration. This research type is descriptive study. Data collected by observation and
interview methods. Research subjects were 2 inpatient registration service officers and the Head of the Medical
Record Unit. The object of the study was the Standard Operating Procedure for inpatient registration at
RSUD Dr. M. Ashari Pemalang. Data analyze using univariate with percentage and content analyze. Research
results are RSUD Dr. M. Ashari Pemalang does not have an SOP for Inpatient Registration Services for BPJS
patients. Facilities and infrastructure at Inpatient Registration Services are sufficient, but bracelets for baby
patients are only available in the emergency room. Another inadequate tool is MNH written manually using
white paper. The reward given is only in the form of thank you. Punishment for officers who are not obedient
is verbally reprimanded, given input and guidance.
Keywords: Assesment, compliance, quality assurance, reward and punishment

Abstrak
Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan pendaftaran pasien di RSUD Dr. M. Ashari Pemalang berlaku
sejak tahun 2016. Pengawasan yang dilakukan di bagian pendaftaran rumah sakit (pendaftaran rawat jalan,
rawat inap, dan gawat darurat) namun tidak terdokumentasikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
quality assurance dengan penerapan kebijakan reward and punishment berdasarkan assesment tingkat kepatuhan
petugas Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap (TPPRI) pada SOP pendaftaran pasien. Jenis penelitian adalah
deskriptif. Data dikumpulkan dengan metode observasi dan wawancara. Subjek penelitian adalah 2 petugas
TPPRI dan Kepala Unit Rekam Medis. Objek yang diteliti adalah Standar Operasional Prosedur pendaftaran
rawat inap RSUD Dr. M. Ashari Pemalang. Analisis data menggunakan analisis univariat dengan persen
dan analisis isi (content analysis). Hasil penelitian RSUD Dr. M. Ashari Pemalang belum memiliki SOP
Pelayanan Pendaftaran Rawat Inap untuk pasien BPJS. Sarana dan prasarana di TPPRI sudah cukup memadai,
namun gelang untuk pasien bayi hanya tersedia di IGD. Sarana lain yang kurang memadai adalah KIB ditulis
secara manual dengan menggunakan kertas putih. Reward yang diberikan hanya berupa ucapan terima kasih.
Punishment bagi petugas yang kurang patuh adalah ditegur secara lisan, diberi masukan dan pembinaan.
Kata Kunci: Assestment, kepatuhan, quality assurance, reward and punishment

PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan


kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif,
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
dan rehabilitatif. Dalam memberikan pelayanan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
kesehatan diharapkan rumah sakit dapat memberikan
perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan yang berkualitas (Giyana, 2012).
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

37 37
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 8 No.1 Maret 2020
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed) ; DOI : 10.33560/jmiki.v8i1.263

Quality assuranceatau program penjagaan mutu operasional merupakan serangkaian instruksi


adalah program untuk memonitor dan menilai tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses
kualitas pelayanan agar konsisten dengan standar penyelenggaraan administrasi pemerintahan,
(Sukma, dkk., 2017).Program penjagaan mutu bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana
(Quality Assurance) yang meliputi kegiatan dan oleh siapa dilakukan. SOP meliputi peraturan-
monitoring, evaluasi, dan tindakan koreksi terhadap peraturan dalam mengaplikasi proses-proses
sasaran mutu pelayanan keperawatan. Pelayanan sehingga hasilnya sesuai dengan ketentuan yang
keperawatan penting diperhatikan karena melibatkan diharapkan (Rizkika, dkk,. 2014). Selain itu, SOP
interaksi langsung antara perawat dengan pasien juga dapat memberikan kemudahan kepada petugas
terus menerus selama 24 jam, sehingga program kesehatan dalam melaksanakan tugasnya sehingga
Quality Assurance pelayanan keperawatan perlu dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
dilakukan demi menjaga standar mutu pelayanan bermutu dan berkualitas, disamping terhindar dari
keperawatan. Quality assurance merupakan suatu risiko terpajan atau tertular penyakit.
upayamengkajisecara periodik berbagaikondisi
yang mempengaruhipelayanan, melakukan Variabel-variabel faktor yang mempengaruhi quality
pemantauanterhadap pelayanan, serta menelusuri assurance antara lain man, money, materials,
keluaranyang dihasilkansedemikian rupasehinga machines, dan methods (Sukma, dkk., 2017).
berbagaikekurangan serta penyebab kekurangandapat Penelitian tentang faktor-fakto yang mempengaruhi
diketahui danupaya perbaikan dapat dilakukan, kepatuhan pelaksanaan SOP antara lain pengetahuan
kesemuanya dilakukan untuk menyempurnakantaraf dan sikap (Rizkika, dkk., 2014), faktor dinas
kesehatan danfkesejahteraan. kesehatan, faktor power kepala, dan faktor petugas
(Hidayat, 2012), usia, lama kerja, pendidikan,
Reward bisa disebut sebagaif hadiah atau bonus motivasi, dan persepsi (Natasia, dkk., 2014),
yang diberikan karena prestasifseseorang. Reward faktor predisposisi (pengetahuan dan sikap), faktor
dapat berwujudfbanyak rupa. Salah satu bentuk pemungkin (sarana/checklist, pelatihan, dan SOP),
sederhananya,fberupa kata-kata seperti pujian. dan faktor penguat (pengawasan) (Sarah, dkk.,
Punishment atau sanksi merupakanfkonsekuensi dari 2015).Penelitian Dewi (2015), SOP rawat inap
perilaku yang negatif (Putri, dkk., 2014; Budiawan, dengan pendekatan Lean Hospital. Penelitian ini
dkk., 2015; Isnainy dan Nugraha, 2018). Assesment
menggunakan pendekatan Quality Assurance.
adalah proses untuk mengetahui kemampuan
seseorang terhadap suatu kompetensi berdasarkan Pada survei awal di TPPRI RSUD Dr. M. Ashari
bukti-bukti (Mangold, et al., 2018). Pada dasarnya Pemalang bulan Maret tahun 2019, bahwa ada 2
assesstment adalah proses penelusuran bukti. petugas TPPRI dimana satu petugas diberi masing-
Kepatuhan (compliance) adalahf tingkat seseorang masing 5 kali checklist selama satu hari, yang
melaksanakan suatu cara atau berprilaku seseorang mana ada 3 dari 10 checklist tersebut terdapat
dengan apa yang disarankan atau dibebankan ketidaklengkapan berkas pendaftaran seperti
kepadanya. Kepatuhan perawat adalah perilaku fotocopy KK (Kartu Keluarga),namun di dalam
perawat sebagai seorang professional terhadap SOP tidak ada standar tentang kelengkapan berkas
suatu anjuran, prosedur atau peraturan yang harus pendaftaran pasien. Oleh karena itu, peneliti tertarik
dilakukan atau ditaati (Ratnawati dan Sianturi, 2018). untuk meneliti kepatuhan pelaksanaaan SOP
Kepatuhan merupakan bagian dari perilaku individu pelayanan pendaftaran pada petugasTPPRI untuk
yang bersangkutan untuk mentaati atau mematuhi menilai kegiatan pelayanan pendaftaran pasien rawat
sesuatu (Jeli dan Ulfa, 2014). inap, dengan judul penelitian “Analisis Quality
Standar Prosedur Operasionalatau Standart Assurance dengan Penerapan Kebijakan Reward
Operational Procedure (SOP) adalah standar and Punishment Berdasarkan Assesmen Tingkat
yang harus diadikan acuan dalam memberikan Kepatuhan Petugas TPPRI pada SOP Pendaftaran
setiap pelayanan (Natasia, dkk., 2014). Standar Pasien di RSUD Dr. M. Ashari Pemalang Tahun 2019”.
kinerja ini dapat digunakan untuk menilai kinerja
instansi secara internal maupun eksternal. Setiap
manajemen berkualitas baik selalu didasari oleh
METODE
SOP kemudian disosialisasikan kepada seluruh Jenis penelitian yang digunakan adalah analisis
pihak untuk melaksanakannya. SOP merupakan deskriptif kualitatif dengan metode observasi dan
hal yang sangat penting karena standar prosedur wawancara. Subjek penelitian yaitu 2 petugas TPPRI

38
Faik Agiwahyuanto, Evina Widianawati, Widya Ratna Wulan, dan Cesara Kharismaharani Komara. Analisis ...

dan 1 petugas Kepala RM dan Objek penelitian yaitu Tabel 3 Kendalam yang Ada di TPPRI
Standar Operasional Prosedur (SOP) pendaftaran
rawat inap RSUD Dr. M. Ashari Pemalang. Analisis Kode Informan Hasil Wawancara
data menggunakan analisis univariate dengan IU1 Alamat pasien yang tidak lengkap. Kalau tidak
persentase dan analisis isi (content analyze). lengkap, bisa memperlama proses pendaftaran.
IU2 Untuk pasien tunai tidak ada kendala, asalkan
pasien tersebut membawa identitas dan didaf-
tarkan sesuai identitasnya. Sedangkan untuk
HASIL pasien BPJS biasanya bermasalah di v-claim
yang error dan membuat proses pelayanan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang menjadi lama, karena yang memakai server
dilakukan di RSUD Dr. M. Ashari Pemalang terhadap bukan hanya rumah sakit.
2 petugas TPPRI dan Kepala RM didapatkan hasil IT1 Pasien baru kurang mengetahui prosedur
sebagai berikut (keterangan IU adalah informan pendaftaran, terkadang tidak membawa surat
rekomendasi. Dan pada pasien BPJS juga
utama dan IT adalah informan triangulasi): biasanya tidak membawa persyaratan yang
lengkap. Misalnya fotocopy KK.
Kesimpulan Kendala di TPPRI terdapat pada ketidakleng-
Tabel 1 Kelayakan SOP Pelayanan Pendaftaran kapan identitas pasien seperti alamat yang
TPPRI Perlu/Tidaknya Revisi kurang lengkap. Selain itu terdapat kendala
pada v-claim yang error. Hal ini membuat
proses pelayanan menjadi lambat. Kendala
Kode Informan Hasil Wawancara lain terdapat pada pasien baru dan pasien BPJS
yang kurang mengetahui prosedur pendaftaran.
IU1 Sudah cukup. Tidak ada yang perlu di-
kurangi atau ditambahkan.
IU2 Sudah cukup. Tidak ada yang perlu di-
kurangi atau ditambahkan. Tabel 4 Sarana dan Prasarana Pendukung
IU3 Sementara, masih belum ada yang harus Pelayanan di TPPRI
diubah. Dalam waktu dekat mungkin akan
berubah karena adanya sistem RME-RJ (Re-
Kode Informan Hasil Wawancara
kam Medis Elektronik Rawat Jalan). Tetapi
itu menjadi program berikutya, jadi sekarang IU1 Sudah cukup
belum perlu revisi.
IU2 Belum tersedia gelang untuk pasien bayi, saat
Kesimpulan SOP Pelayanan Pendaftaran TPPRI di RSUD ini hanya tersedia di IGD.
Dr. M. Ashari Pemalang belum memerlukan
IT1 Sebetulnya sudah cukup. Tetapi untuk KIB
revisi.
belum ada sistem untuk mencetak itu. Jadi
KIB masih manual ditulis di kertas putih.
Kesimpulan Sarana dan prasarana di TPPRI sudah cukup
Tabel 2 KepatuhanPetugas Terhadap Pelaksanaan memadai, namun saat ini belum tersedia
SOP Pendaftaran Pasien Rawat Inap gelang untuk pasien bayi di bagian TPPRI
dan juga KIB yang dicetak dari komputer
dengan bahan yang tidak mudah terlipat dan
No Prosedur Keterangan tidak mudah hilang.
1 Mengecek dan mencatat jumlah
tempat tidur kosong
Tabel 5 Reward and Punishment
2 Komputer, printer, label ID,
rekam medis rawat inap, dan
tracer sudah siap dan tersedia Kode In- Hasil Wawancara
sebelum pasien datang forman
3 Memberi salam IU1 Untuk pemberian hadiah tidak ada. Untuk punish-
ment berupa teguran, seperti diberi peringatan.
IU2 Sementara belum ada pemberian hadiah. Untuk
4 Menanyakan pernah berobat
punishment belum sampai hukuman, masih ditegur
atau belum?
secara lisan, diberi masukan dan nanti diperbaiki.
5 Apabila pasien baru IT1 Reward secara materiil belum ada, hanya ucapan
terima kasih. Tetapi untuk punishment, minimal
dilakukan dengan pembinaan. Jika ada staf yang
6 Apabila pasien lama melanggar atau staf yang melakukan kesalahan itu
tetap dipanggil, diberi masukan dan pembinaan
agar tidak mengulangi kesalahan yang sama

39
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 8 No.1 Maret 2020
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed) ; DOI : 10.33560/jmiki.v8i1.263

Kesimpulan Reward hanya berupa ucapan terima kasih. Un- Pendaftaran TPPRI di RSUD Dr. M. Ashari
tuk punishment bagi petugas yang kurang patuh Pemalang sudah pernah dilakukan revisi
yaitu ditegur secara lisan, diberi masukan dan pada saat sistem pendaftaran masih manual
pembinaan.
menuju pelayanan menggunakan SIMRS.
SOP dengan pelayanan menggunakan SIMRS
ditetapkan pada tahun 2016. Menurut Kepala
Tabel 6 Monitoring Kelayakan SOP Pelayanan
RM, sampai saat ini belum ada yang perlu
Pendaftaran Rawat Inap
ditambah/dikurangi. Sejak 2016, SOP belum
Kode Informan Hasil Wawancara pernah ditinjau untuk direvisi. Hal ini akan
IU1 Ada monitoring, seperti koordinator pen-
berdampak pada pelayanan di TPPRI, karena
daftaran yang memantau petugas TPPRI SOP Pelayanan Pendaftaran TPPRI hanya ada
bagaimana cara kerjanya. untuk pasien umum. Saat ini SOP untuk pasien
IU2 Pasti dilakukan monitoring, hampir se- umum masih layak digunakan. Untuk pasien
tiap hari dievaluasi walaupun tidak secara BPJS belum tersedia SOP.
langsung. Monitoring biasanya dilakukan
oleh kepala RM atau koordinator pendaftaran Hasil penelitian ini sesuai denganpenelitian
yang langsung turun ke TPPRI atau dilihat
dari buku laporan transfer pasien. Lalu terka-
Dewi(2015) bahwa SOP yang sudah ada
dang jika ada laporan kendala dari ruangan tetapi belum dibuat secara terperinci tahap-
perihal TPPRI akan langsung disampaikan. tahapnya serta SIRS yang belum terintegrasi
IT1 Monitoring dilakukan setiap saat namun secara online dengan semua unit di RS “X”.
tidak didokumentasikan. Jika terjadi masalah
Evaluasi, perbaikan dan sosialisasi SOP
pada TPPRI, petugas TPPRI atau koordinator
pendaftaran menghubungi kepala RM melalui minimal setiap 6 bulan sekali. Memisahkan
telepon. Lalu saat itu juga langsung direspon bagian pendaftaran untuk pasien rawat inap
dan ditangani oleh kepala RM. Selain itu,
setiap bulannya diadakan rapat koordinasi
dan rawat jalan dengan memaksimalkan fungsi
yang membahas masalah dan kesalahan yang petugas dan tanpa menambahkan bangunan
ada, salah satunya pada TPPRI. baru namun cukup meletakkan meja dan kursi
Kesimpulan Monitoring dilakukan setiap saat oleh kepala untuk pendaftaran ranap di sisi ruang yang dekat
RM atau koordinator pendaftaran, namun
tidak terdokumentasi. Setiap bulan diadakan
dengan pendaftaran utama sehingga petugas
rapat koordinasi yang membahas masalah dan dapat dengan mudah berpindah jika ada pasien
kesalahan yang ada. ranap yang perlu dilayani.

PEMBAHASAN 2. Kepatuhan petugas terhadap pelaksanaan


SOP Pendaftaran pasien rawat inap.
1. Kelayakan SOP pelayanan pendaftaran
Kepatuhan (compliance) adalahf tingkat
TPPRI perlu/tidaknya revisi
seseorang melaksanakan suatu cara atau
Standard operating procedure (SOP) adalah berprilaku seseorang dengan apa yang disarankan
langkah-langkah kerja tertulis yang terfokus atau dibebankan kepadanya. Kepatuhan perawat
kepada pelaksanaan pekerjaan untuk mengurangi adalah perilaku perawat sebagai seorang
risiko kerugian dan mempertahankan
professional terhadap suatu anjuran, prosedur
kehandalan (Sarah, dkk., 2015). Dalam SOP
atau peraturan yang harus dilakukan atau ditaati
biasanya terdapat batasan operasi peralatan
(Ratnawati dan Sianturi, 2018).
dan keselamatan, prosedur menghidupkan,
mengoperasikan, dan mematikan peralatan. Dari hasil wawancara, petugas sudah melakukan
Kelayakan SOP pendaftaran pasien rawat inap tugasnya sesuai SOP. Dari hasil observasi,
adalah kriteria penentuan SOP pendaftaran terdapat 2 pasien baru yang ditolak untuk
pasien rawat inap layak untuk dijalankan dirawat inap dikarenakan tidak membawa surat
atau perlu adanya revisi (penambahan atau rekomendasi rawat inap, yang mana pasien
pengurangan standar). tersebut pasien lansia yang datang ke TPPRI
Berdasarkan hasil observasi dan sendiri tanpa adanya surat rujukan. Dengan
wawancara, diketahui bahwa RSUD Dr. adanya hal itu, petugas langsung memberikan
M. Ashari Pemalang sudah mempunyai penjelasan kepada pasien bagaimana prosedur
Standar Operasional Prosedur dengan pendaftaran di TPPRI. Akibatnya, antrian pasien
No.445/2030/SPO/VI/2016. SOP Pelayanan lain sempat terhambat selama beberapa menit.

40
Faik Agiwahyuanto, Evina Widianawati, Widya Ratna Wulan, dan Cesara Kharismaharani Komara. Analisis ...

Dengan terhambatnya antrian seperti ini 4. Sarana dan Prasarana pendukung pelayanan
sesuai dengan penelitian Lestari dan Aini di TPPRI
(2015) diperoleh hasil bahwa petugas tidak Dalam pengadaannya, sarana dan prasarana
melaksanakan peraturan isi Standar Prosedur bisa dengan cara membeli, membuatnya sendiri,
Operasional. Pasien rawat inap yang tidak maupun menerima bantuan orang lain. Tentunya
dipakaikan gelang identitas masih 38,4 % dari dalam penggunaan sarana dan prasarana adalah
pasien yang memakai gelang identitas 13,5% untuk memanfaatkan segala jenis alat atau
masih belum sesuai dengan identitas pasien. barang yang sesuai dengan keperluan. Dalam
Hasil penelitian Anggraeni, dkk (2014) bahwa penggunaannya tentu harus mempertimbangkan
perlunya membuat alur pelaksanaan identifikasi beberapa hal, seperti tujuan yang ingin dicapai
pasien, yang dimulai dari pendaftaran pasien dengan menggunakan sarana dan prasarana
sampai rawat inap. Ketidak lengkapan SPO tersebut hingga adanya sarana dan prasarana
dalam rumah sakit merupakan faktor yang yang menjadi penunjang.
berkontribusi secara langsung dalam kejadian
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara,
adverse outcome (Lestari dan Aini, 2015).
sarana dan prasarana di TPPRI sudah cukup
memadai, namun saat ini belum tersedia gelang
3. Kendala yang ada di TPPRI untuk pasien bayi di bagian TPPRI dan hanya
Kendala adalah faktor atau keadaan yang tersedia di IGD. Hal ini akan mempersulit
membatasi, menghalangi, atau mencegah petugas TPPRI jika ada pasien bayi yang
pencapaian sasaran. Kendala juga berarti akan dirawat inap. Sarana lain yang kurang
kekuatan yang memaksa pembatalan pelaksanaan memadai yaitu KIB yang masih ditulis manual
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan menggunakan kertas putih. Jika KIB hanya
2016). Dari hasil observasi dan wawancara, berbahan dasar kertas putih, maka KIB akan
kendala di TPPRI terdapat pada ketidak- sangat mudah terlipat/rusak jika pasien tidak
lengkapan identitas pasien seperti alamat yang menyimpannya dengan benar.
kurang lengkap. Selain itu terdapat kendala pada Hasil penelitian ini sesuai penelitian Lestari
v-claim yang error. Hal ini membuat proses dan Aini (2015), diperoleh hasil bahwa adanya
pelayanan menjadi lambat. Jika ditemukan penggunaan gelang identitas pada bayi baru
alamat pasien yang tidak lengkap, petugas akan lahir yang penulisannya belum terstandar,
menyesuaikan nomor RM dengan alamat pasien sehingga tulisan yang ada pada gelang identitas
sehingga mudah dicari. masih berbeda beda pada satu bayi dengan
Untuk kendala pada v-claim yang error, bayi lain, serta tidak sesuai dengan SPO yang
petugas TPPRI melakukan koordinasi dengan ada di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
pihak BPJS melalui grup whatsapp agar Untuk meningkatkan kuailtas dari sarana dan
server yang digunakan kembali normal. Hasil prasarana, pihak rumah sakit mengganti model
penelitian Harma (2015) bahwa kendala tulisan yang ada di gelang identitas dengan
dalam pelaksanaan pelayanan rawat jalan menggunakan tulisan cetak dari komputer.
dan rawat inap dilihat dari rawat jalan yaitu
file yang lama selesai karena jumlah pasien 5. Reward and Punishment
yang berobat sangat banyak pada saat itu
Reward dan punishment merupakan dua
dan Dokter yang sedang melaksanakan
bentuk metode dalam memotivasi seseorang
operasi sehingga tidak bisa melayani pasien
untuk melakukan kebaikan dan meningkatkan
rawat jalan pada saat itu. Dilihat dari rawat
prestasinya. Kedua metode ini sudah cukup
inap yaitu ruang rawat inap kelas 3 yang
lama dikenal dalam dunia kerja. Pada dasarnya
terbatas dan jam kunjungan layanan Dokter
keduanya sama-sama dibutuhkan dalam
yang sering terlambat. Untuk meningkatkan
memotivasi seseorang, termasuk dalam
kualitas pelayanan RSHB Batam melakukan
memotivasi para pegawai dalam meningkatkan
upaya-upaya untuk mengatasi kendala yang
kinerjanya(Putri, dkk., 2014; Budiawan, dkk.,
ada dalam pelaksanaan prosedur pelayanan
2015; Isnainy dan Nugraha, 2018; Mangold, et
rawat jalan dan rawat inap.
al., 2018).

41
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 8 No.1 Maret 2020
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed) ; DOI : 10.33560/jmiki.v8i1.263

Berdasarkan hasil wawancara di RSUD Dr. setiap saat. Pendokumentasian segala sesuatu
M. Ashari Pemalang, rewardhanya berupa yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan
ucapan terima kasih. Untuk punishment bagi harus dicatat secara cepat, tepat, lengkap serta
petugas yang kurang patuh yaitu ditegur secara dapat dipertanggungjawabkan.
lisan, diberi masukan dan pembinaan. Untuk
ke depannya, kepala RM belum berencana
memberikan reward secara materiil ataupun
SIMPULAN
punishment berupa sanksi yang tegas. Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai analisis
Hasil penelitian sesuai dengan penelitian quality assurance penerapan kebijakan reward
Romadhon (2017), reward yang diterapkan and punishment berdasarkan assesment tingkat
untuk karyawan berupa pemberian jasa kepatuhan petugas TPPRI pada SOP Pendaftaran
pelayanan atau balas jasa sesuai beban kerja Pasien di RSUD Dr. M. Ashari Pemalang Tahun
dan lama bekerja pegawai. Reward tersebut 2019, diperoleh kesimpulanbahwa RSUD Dr. M.
sudah berjalan dengan secara efektif. Dengan Ashari Pemalang belum memiliki SOP Pelayanan
pemberian jasa pelayanan sebagaireward Pendaftaran Rawat Inap untuk pasien BPJS. Sarana
kepada karyawan RSUD DolopoMadiun di dan prasarana di TPPRI sudah cukup memadai,
harapkan dengan pemberianpenghargaan ikut namun gelang untuk pasien bayi hanya tersedia di
mempengaruhikedisiplinan karyawan di RSUD IGD. Sarana lain yang kurang memadai adalah KIB
Dolopo Madiun, karena penghargaan akan ditulis secara manual dengan menggunakan kertas
memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan putih. Reward yang diberikan hanya berupa ucapan
terhadap organisasi atau pekerjaannya. Jika terima kasih. Punishment bagi petugas yang kurang
kecintaan karyawan semakin baik terhadap patuh adalah ditegur secara lisan, diberi masukan
pekerjaan, kedisiplinan mereka akan baik dan pembinaan.
pula.

UCAPAN TERIMA KASIH


6. Monitoring kelayakan SOP pelayanan
pendaftaran rawat inap Terima kasih kepada Fakultas Kesehatan Universitas
Monitoring dilakukan tepat waktu karena Dian Nuswantoro khususnya Program Studi Rekam
ketersediaan data on-time diperlukan bagi Medis dan Informasi Kesehatan D3, dan RSUD Dr.
pihak manajemen/pengguna data untuk Ashari Pemalang.
penyelesaian masalah secara tepat waktu.
Selain itu ketepatan waktu monitoring juga
penting untuk mendapatkan data akurat DAFTAR PUSTAKA
dalam memantau obyek tertentu pada saat
yang tepat. Anggraini, D., Hakim, L., & Imam, C.W. (2014).
Berdasarkan hasil wawancara di RSUD Evaluasi Pelaksanaan Identifikasi Pasien di
D r. M . A s h a r i P e m a l a n g , m o n i t o r i n g Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit. Jurnal
dilakukan setiap saat oleh kepala RM atau Kedokteran Brawijaya, 28(1): 99-105.
koordinator pendaftaran, namun tidak Budiawan, I.N., Suarjana, K., & Wijaya, I.P. (2015).
terdokumentasi karena pendokumentasian Hubungan Kompetensi, Motivasi dan Beban
dari monitoring hanya dilakukan pada Kerja dengan Kinerja Perawat Pelaksana
saat rapat koordinasi yang diadakan setiap di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali. Public
bulannya. Dari hasil rapat koordinasi Health and Preventive Medicine Archive
tersebut, hasil dari monitoring digunakan (PHPMA), 3(2): 143-149.
untuk perbaikan ke depannya dan menjadi
masukan bagi pimpinan sehingga diharapkan Dewi, P.K. (2015). Analisis Alur Proses Penerimaan
dengan adanya evaluasi tersebut bisa lebih Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit “X” Tahun
meningkatkan kualitas pelayanan. 2015 dengan Pendekatan Lean Hospital.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Jurnal Administrasi Rumah Sakit (Jurnal
Hidayat(2012)dan Natasia, dkk (2014) yaitu ARSI), 2(1): 1-16.
monitoring dilakukan oleh kepala rumah sakit

42
Faik Agiwahyuanto, Evina Widianawati, Widya Ratna Wulan, dan Cesara Kharismaharani Komara. Analisis ...

Ditha, M.P., Destriatania, S., & Mutahar, R. (2014). Mangold, K., Tyler, B., Velez, L., & Clark, C.
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi (2018). Peer-Review Competency Assessment
Produktivitas Kerja Perawat Di RS Engage Staff and Influence Patient Outcome.
Bhayangkara Palembang Tahun 2014. Jurnal The Journal of Continuing Education in
Ilmu Kesehatan Masyarakat, 5(03): 183-191. Nursing, 49(3): 119-126.

Giyana, F. (2012). Analisis Sistem Pengelolaan Natasia, N., Loekqijana, A., & Kurniawati, J. (2014).
Rekam Medis Rawat Inap Rumah Sakit Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan
Umum Daerah Kota Semarang. Jurnal Pelaksanaan SOP Asuhan Keperawatan di
Kesehatan Masyarakat, 1(2): 48-61. ICU-ICCU RSUD Gambiran Kota Kediri.
Jurnal Kedokteran Brawijaya, 28(1): 21-25.
Harma, U. (2015). Pelaksanaan Prosedur Pelayanan
Rawat Jalan dan Rawat Inap Pada Rumah Ratnawati, L., & Sianturi, S. (2018). Faktor–Faktor
Sakit Harapan Bunda. Skripsi. Universitas Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan
Negeri Padang. Perawat Dalam Menerapkan Hand Hygiene.
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan,
Hidayat, T. (2012). Analisa Faktor yang Memengaruhi 9(2): 148-154.
Kepatuhan Petugas Kusta dalam Pelaksanaan
SOP Pelayanan Kusta di Puskesmas Kabupaten Rizkika, S., Restuastuti, T., & Fatmawati. (2014).
Sampang. J. Adm. Kebijak. Kesehat, 10(2): Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas
68-72. Laboratorium Patologi Klinik Terhadap Pene-
rapan Standard Operating Procedure (SOP)
Isnainy, U.C.A.S., & Nugraha, A. (2018). Pengaruh Penanganan Bahan Infeksius Di RSUD Arifin
Reward Dan Kepuasan Kerja Terhadap Achmad Provinsi Riau. JOM FK, 1(2): 1-11.
Motivasi Dan Kinerja Perawat. Holistik
Jurnal Kesehatan, 12(4): 235-243. Romadhon, F. (2017). Pengaruh Reward Terhadap
Disiplin Kerja Rumah Sakit Umum Daerah
Jeli, M.M., & Ulfa, M. (2014). Kepatuhan Perawat Dolopo Madiun Tahun 2017. Skripsi. Stikes
dalam Melaksanakan Standar Prosedur Bhakti Husada Mulia Madiun.
Operasional Pemasangan Infus di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Gombong. Sarah, S., Ekawati, & Widjasena, B. (2015). Analisis
Mutiara Medika, 14(1): 51-62. Kepatuhan Supervisor Terhadap Implementasi
Program Occupational Health & Safety (OHS)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Planned Inspection Di PT. CCAI. Jurnal
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Ilmu Kesehatan Masyarakat, 3(3): 342-355.
Balai Pustaka.
Sukma, S.N.F., Sudiro, & Fatmasari, E.Y. (2017).
Lestari, S., & Aini, Q. (2015). Pelaksanaan Identifikasi Analisis Perencanaan Quality Assurance
Pasien Berdasarkan Standar Akreditasi JCI Ditinjau Dari Aspek Input Pelayanan
Guna Meningkatkan Progrm Patient Safety Keperawatan Rawat Inap Pasca Akreditasi
Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit Paripurna RS Swasta X Kota Semarang.
II. Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(4): 127-136.
Rumah Sakit, 4(1): 1-20.

43

Anda mungkin juga menyukai