Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 7 No.

1 Maret 2019
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

Model Kuantitatif Audit Pendokumentasian terhadap


Kelengkapan Rekam Medis

Lily Widjaja1, Siswati2


Universitas Esa Unggul, Jakarta, Indonesia
Jl.Pegangsaan Indah Barat II/12, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 12450
lily.widjaja@esaunggul.ac.id

ABSTRACT
Appropriate and structured Medical Records documentation audit is required in measuring the achievement
of Medical Record Completeness (MR) indicators in hospitals. Based on observations of the implementation
of MR documentation audit in a hospital, it was found that the measured MR components varied greatly,
and did not know the quantitative model of MR documentation audit. This study aims to determine the
effect of Quantitative Audit Model Documentation on Completeness of MR. The hypothesis of this study is
the influence of Quantitative Audit Model Documentation on Completeness of MR. This type of research
is a quasi-experimental using the pretest and Posttest design, Non-Equivalent Control Group Design. The
measurement of the completeness of medical records was carried out by students using conventional models
and quantitative models of RM documentation audit. The population is 30 students with saturated samples. The
dependent variable is MR Completeness and the independent variable is the Audit Model MR Documentation.
The research instrument is a checklist. Research analysis using dependent T-test. The results of this study
there are significant differences in the average value of the completeness of all components before and after
the application of a quantitative audit documentation model reflects that the implementation of this model is
better than the conventional model. This Quantitative Model can track each component of the medical record
being audited, allowing correction of parts that can still be equipped, structured so that they can measure up
to this RM completeness subcomponent.
Keywords: Medical record, documentation audit, quantitative model

PENDAHULUAN struktur, proses dan hasil (outcome) dari rencana


PMKP yang dilakukan berdasarkan tersedianya
Akreditasi merupakan pengakuan publik oleh badan
data. Penggunaan data secara efektif dapat dilakukan
akreditasi kesehatan nasional untuk pencapaian
berdasarkan evidence-based praktek klinik dan
standar akreditasi oleh organisasi kesehatan,
evidence-based praktek manajemen (Toto, 2011).
ditunjukkan melalui sebuah penilaian dari badan
Satu diantara sebelas (11) indikator yang terkait
eksternal yang independen dari tingkat organisasi
dengan area klinik yang terkait kelengkapan data
kinerja yang terkait dengan standar. Tujuan akreditasi
pasien adalah indikator: Ketersediaan, isi dan
adalah peningkatan mutu pelayanan rumah sakit yang
penggunaan Rekam Medis (RM). Untuk itu perlu
bukan semata-mata sertifikat kelulusan. Dalam upaya
meningkatkan mutu pendokumentasian RM dengan
peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib
melakukan audit terhadap pendokumentasian dokter
dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga)
dan tenaga kesehatan lainnya.
tahun sekali. (KARS, 2017).
Selain itu RM penting untuk kelanjutan pelayanan
Berdasarkan Profil Rumah sakit (RS) di Indonesia
oleh pemberi pelayanan terutama dokter dan perawat,
tahun 2015, jumlah rumah sakit umum sebanyak
juga sebagai bukti hukum bila digunakan pada kasus
2488 buah dan RS Khusus sebanyak 539 buah.
pengaduan/ tuntutan dari pasien/ keluarganya yang
(Kemenkes, 2016). Sebanyak 849 diantaranya
tidak puas terhadap layanan, pada saat ada tuntutan
telah terakreditasi dengan menggunakan standar
bila tidak lengkap maka tidak bisa digunakan sebagai
akreditasi 2012. Bab 1 standar akreditasi 2012
bukti bahwa pemberi pelayanan telah dilakukan
“Kelompok Standar Manajemen Rumah Sakit, terkait
sesuai dengan Panduan Praktik Klinis untuk dasar
Peningkatan Mutu Pelayanan Dan Keselamatan
pembayaran. RM saat ini digunakan sebagai dasar
Pasien (PMKP)”. Pimpinan rumah sakit perlu
pembayaran yang dilaksanakan oleh BPJS saat
menetapkan indikator kunci untuk memonitor

44
Lily Widjaja dan Siswati. Model Kuantitatif Audit Pendokumentasian terhadap Kelengkapan Rekam Medis

ini. Bila RS akan menagih biaya dari pasien BPJS Ayu Lima (2012) dalam Tinjauan Kelengkapan
maka perlu bukti minimal ringkasan penyakit Rekam Medis Rawat Inap Pada Pembuatan Resume
yang lengkap dan bukti pelayanan/tindakan yang Medis Di Rumah Sakit Siaga Raya Jakarta”; rata-rata
dilakukan. Apalagi bila bukti yang seharusnya ada persentase kelengkapan rekam medis rawat inap
tidak ditemui dalam RM pasien tersebut, sehingga RS pada pembuatan resume medis di bulan Februari
mengalami kerugian. Dengan perlunya rekam medis 2012 adalah 42 %. Kelengkapan rekam medis rawat
yang lengkap, maka audit pendokumentasiannya inap pada pembuatan resume medis di Rumah Sakit
wajib dilakukan. Siaga Raya masih kurang baik, karena masih banyak
rekam medis rawat inap yang tidak dibuatkannya
Berdasarkan Undang-undang Praktik Kedokteran resume medis oleh dokter. Ketidak lengkapannya
(2004) pasal 46 ayat 1 dikatakan bahwa “Setiap rekam medis rawat inap pada pembuatan resume
dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik karena kesibukan dokter dan kurangnya pengetahuan
kedokteran wajib membuat rekam medis”. Pada tentang pentingnya resume medis.
Pasal 79 ayat 2 menyatakan “Bila dokter atau dokter
gigi yang dengan sengaja tidak membuat Rekam Pada perbandingan penggunaaan model pembelajaran
medis dapat dipidana dengan pidana kurungan juga dapat dilihat dari penelitian Eka Trisianawati
paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak et.al.(2015) dalam penelitian “Pengaruh Model
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Vektor Di Kelas
Model Audit pendokumentasian yang tepat belum X SMA Negeri 1 Sanggau Ledo” menyimpulkan
dilakukan sepenuhnya oleh rumah sakit walaupun di- bahwa Penerapan model pembelajaran Kooperatif
wajibkan untuk mengukur indikator kelengkapan RM. Tipe Jigsaw memberikan pengaruh yang signifikan
Pelaksanaan audit pendokumentasian RM dilakukan terhadap hasil belajar siswa. Terdapat perbedaan
oleh Praktisi Manajemen Informasi Kesehatan hasil belajar pada materi ating yang diajarkan dengan
(PMIK) tetapi belum dapat mengevaluasi dan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan
merekomendasi perbaikan apa yang harus dilakukan yang diajarkan dengan model pembelajaran diskusi-
demi terciptanya data yang dapat dijadikan evidence ceramah pada siswa kelas
base. Dari hasil audit 3 tahun terakhir tidak ada
peningkatan kualitas pendokumentasian RM. Dampak Sani (2016) dalam penelitian “Perbedaan Hasil
dari model Audit yang tidak terstruktur akan sulit Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran
untuk meningkatkan kualitas pendokumentasian RM. Latihan Inkuiri Dengan Pembelajaran Konvensional
Pada Mata Pelajaran Fisika” disimpulkan bahwa
Untuk tingkatan analisis kuantitatif yang lebih mahir ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa
praktisi jangan hanya berfokus pada penganalisian dalam mata pelajaran fisika yang diajar model inkuiri
kelengkapan data social pasien dan lembaran medis dengan pembelajaran konvensional.
belaka, juga harus mengintegrasikan kegiatan yang
berdampak hukum dan atingingive dengan pelayanan Berdasarkan survei awal yang dilakukan di RS Patria
kesehatan yang dititik beratkan pada kelengkapan IKKT terdapat permasalahan belum terlaksananya
data ating, bukti rekaman yang ada, tanda bukti pendokumentasi RM yang lengkap. Penggunaan
keabsahan dan tata cara mencatat (Hatta, 2008). model audit yang konvensional kurang mencermin-
Oleh karena itu PMIK di RS harus mempunyai kan kelengkapan yang dapat dikoreksi. Hal ini mem-
kompetensi terkait memahami jenis formulir yang berikan efek kurangnya perhatian para dokter dan
digunakan, orang yang berhak mengisi RM dan tenaga kesehatan yang mengisi RM untuk melakukan
yang melegalisasi penulisan agar hasil audit yang peningkatan kelengkapan dalam pendokumentasian.
dilakukan maksimal dan RM dapat digunakan untuk Dan akan berdampak pada ketidaklengkapan pen-
berbagai keperluan. dokumentasian yang berkesinambungan.

Penelitian Ripto Sayono (2011) dalam penelitian Dalam mengatasi permasalahan tersebut maka
”Tinjauan Kelengkapan Rekam Medis Rawat Inap hendaknya rumah sakit memilih dan menerapkan
Penyakit Dalam Di RSUD Pasar Rebo”, disimpulkan model audit pendokumentasian yang tepat,
terdapat 50 (100%) lengkap dicantumkan identifikasi memberikan penyajian hasil yang mudah diterima
pasien, 48 (96%) terisi kelengkapan laporan yang dan memberi dampak, sehingga dapat memberi
diperlukan, 25 (50%) terisi autentikasi penulis dan stimulus bagi para dokter dan tenaga kesehatan
13.6 (27.3%) terisi catatan yang baik. untuk melakukan pendokumentasian yang

45
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 7 No.1 Maret 2019
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

lengkap dan berkualitas. Dalam hal ini adalah Subkomponen dari masing-masing komponen
audit pendokumentasian rekam medis dengan model kuantitatif ini dapat diperinci sebagai
menggunakan model kuantitatif sebagai pengganti berikut dan hasilnya dibandingkan dengan
model yang masih konvensional. Berdasarkan model konvensional:
latar belakang tersebut perlu dilakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Model Kuantitatif Audit
Tabel 1
Pendokumentasian Rekam Medis Terhadap
Hasil Audit Komponen 1: Kelengkapan
Kelengkapan Rekam Medis”.
Identifikasi pasien dengan menggunakan
Model Konvensional dan Kuantitatif Audit
Pendokumentasian Rekam Medis
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi Kelengkapan
Subkomponen
experiment) dengan menggunakan rancangan Pretest- No Model Model
Analisis
Posttest, Non-Equivalent Control Group Design. Konvensional Kuantitatif
Pada penelitian ini akan dilakukan pengukuran Kelengkapan Identifikasi Pasien
kelengkapan rekam medis pada penerapan model 1. Nama 100.00% 100.0%
konvensional audit pendokumentasian rekam medis No. Rekam
2. 100.00% 100.0%
dan model kuantitatif audit pendokumentasian rekam Medis
medis. 3. Tanggal Lahir 83.33% 99.3%
4. Jenis Kelamin 86.67% 97.3%
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa
Average 92.5% 99.2%
D3-Rekam Medis dan Informasi Kesehatan,
Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa
Unggul semester 3 sebanyak 30 orang. Sampel yang Dari tabel di atas komponen kelengkapan
diambil adalah sampel jenuh. Instrumen penelitian identifikasi pasien dapat diperinci bahwa ke
ini adalah check list (daftar tilik dan rekapitulasi) empat subkomponennya sangat lengkap dari
dan pedoman wawancara. Cara pengumpulan semua subkomponen = 99.2% (97.3% - 100%).
data dengan melakukan pengukuran kelengkapan Sedangkan model konvensional rata-rata
pengisian rekam medis dengan model konvensional kelengkapannya = 92% (83.33% - 100%)
audit pendokumentasian rekam medis dan model
kuantitatif audit pendokumentasian rekam medis.
Tabel 2
Teknik pengumpulan data dengan Editing kegiatan Hasil Audi Komponen 2: Kelengkapan
koreksi terhadap ketidaklengkapan atau kesalahan Laporan Penting dengan menggunakan
data penelitian dengan tujuan untuk segera melakukan Model Konvensional dan Kuantitatif Audit
perbaikan, kemudian Coding merupakan kegiatan Pendokumentasian Rekam Medis.
pemberian kode pada lembar observasi/check list
Kelengkapan
bertujuan untuk memudahkan pengolahan data, Subkomponen
No Model Model
Scoring kegiatan pemberian skor pada variabel Analisis
Konvensional Kuantitatif
kelengkapan rekam medis dan Entry data kegiatan
Laporan yang Penting
memasukkan data penelitian ke komputer untuk
memudahkan dalam pengolahan data penelitian. 1. Pengkajian 90.00% 100.0%
awal
2. Cat. 89.33% 97.3%
Perkembangan
HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Informed 85.33% 98.0%
Analisis Univariat Consent
a. Rata-rata kelengkapan rekam medis model 4. Bukti 91.33% 78.0%
Pengobatan &
konvensional dan model kuantitatif audit
Perawatan
pendokumentasian
5. Cat. Saat 97.33% 98.7%
Pada model kuantitatif tiap komponen pulang
mempunyai beberapa subkomponen. Average 90.67% 94 %

46
Lily Widjaja dan Siswati. Model Kuantitatif Audit Pendokumentasian terhadap Kelengkapan Rekam Medis

Dari tabel di atas dari komponen ke 2, kelengkapan 2 Tipp-ex tidak 94.00% 94.7%
laporan penting, dapat diperinci bahwa ada lima digunakan
subkomponennya dan rata-rata kelengkapan 3 Bagian yang 23.33% 74.7%
= 94% (78%-100%). Dapat diketahui bahwa kosong tidak
catatan pengkajian awal, catatan perkembangan ada
dan informed consent lebih lengkap pada model Average model 67.33% 80.4%
kuantitatif sedangkan Bukti pengobatan & perawatan
serta catatan saat pulang lebih lengkap di banding Dari tabel di atas terlihat komponen ke 4, teknik
model konvensional. pencatatan yang baik, dapat diperinci bahwa
ada tiga (3) subkomponennya dan rata-rata
Bila dibandingkan dengan hasil rata-rata kelengkapan
pencatatan yang baik = 80.4% (74.7 %- 94.7%).
RM model kuantitatif lebih tinggi kelengkapannya =
Secara signifikan jauh lebih tinggi atinging pada
84% dibanding model konvensional = 90.67%
model konvensional dengan rata-rata= 67.3%
(23.33%-94%)
Tabel 3
Hasil Audi Komponen 3:Kelengkapan
b. Kelengkapan rekam medis sebelum menerapkan
Autentikasi Penulis dengan menggunakan model kuantitatif audit pendokumentasian
Model Konvensional dan Kuantitatif Audit
Pendokumentasian Rekam Medis Tabel 5
Kelengkapan Rekam Medis Sebelum
Kelengkapan
Subkomponen Penerapan Model Kuantitatif Audit
No Model Model
Analisis Pendokumentasian
Konvensional Kuantitatif
Kelengkapan Autentikasi Penulis Review
Jum- Kat-
1. Nama Dokter 60.67% 78.7% No Keleng- N Mean SD %
lah egori
Lengkap kapan
2. Tanda tangan 67.33% 90.0% 1 Identitas 150 3,70 0,58 555 92,5 Baik
3. Nama Perawat 68.00% 86.0% Pasien
4. Tanda tangan 83.33% 88.0% 2 Laporan 150 4,53 0,77 680 90,67 Baik
Perawat Penting
Average 69.83% 85.7% 3 Auten- 150 2,80 1,05 420 70 Cu-
tifikasi kup
penulis
Dari tabel di atas komponen ke 3, kelengkapan
4 Tenik 150 2,02 0,607 303 67,3 Cu-
Autentikasi penulis (dokter dan perawat), dapat
pen- kup
diperinci bahwa ada empat (4) subkomponennya
catatan
dan rata-rata kelengkapan model kuantitatif = yang
85.7%. (78.7%-90%) secara signifikan jauh baik
lebih tinggi atinging kelengkapan pada model Rata- 79.98
konvensional =69.83% (60.67%-83.33%) rata
keleng-
Tabel 4 kapan
Hasil Audit Komponen 4: Teknik Sumber: Hasil Pengolahan SPSS versi 22.00, 2018
Pencatatan yang baik dengan
menggunakan Model Konvensional dan Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa
Kuantitatif Audit Pendokumentasian kelengkapan rekam medis sebelum penerapan
Rekam Medis model kuantitatif; Mean ± SD ; Identitas pasien
(3,70 ± 0,58) = 92,5%, Laporan penting (4,53
Kelengkapan ± 0,77) = 90,67%, Autentifikasi (2.80 ± 1.05)
Subkomponen
No Model Model = 70%, pencatatan yang baik (2,02 ± 0,607)
Analisis
Konvensional Kuantitatif = 67,3%. Pencapaian kelengkapan pengisian
Kelengkapan Autentikasi Penulis tertinggi pada identitas pasien dan terendah
1. Coretan Tidak 84.67% 72.0% pada teknik pencatatan yang baik. Rata-rata
ada kelengkapan semua komponen = 79.98%

47
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 7 No.1 Maret 2019
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

c. Kelengkapan rekam medis sesudah menerapkan Kelengkapan rekam medis dengan menerapkan
model kuantitatif audit pendokumentasian model konvensional audit pendokumentasian
(sebelum menerapkan model kuantitatif audit
Tabel 6 pendokumentasian) berdasarkan Tabel 5 dapat
Kelengkapan Rekam Medis Sesudah diketahui bahwa Rata-rata kelengkapan semua
Penerapan Model Kuantitatif Audit komponen = 79.98%. Pencapaian kelengkapan
Pendokumentasian pengisian identitas pasien dan laporan yang
penting masuk dalam kategori “baik” sedangkan
Review
Jum- Kat- komponen Autentikasi penulis dan Teknik
No Keleng- N Mean SD %
lah egori pencatatan yang baik masih dalam kategori
kapan
“cukup” .
1 Identitas 150 3,97 0,21 595 99,2 Baik
Pasien Kelengkapan rekam medis dengan menerapkan
2 Laporan 150 4,69 0,50 704 94,0 Baik kuantitatif audit pendokumentasian, berdasar-
Penting kan Tabel 6 dapat diketahui bahwa kelengkapan
3 Auten- 150 3,43 0,96 514 85,6 Baik rekam medis sesudah penerapan model kuanti-
tifikasi tatif rata-rata kelengkapan semua komponen
penulis = 89.8%. Pencapaian kelengkapan pengisian
4 Tenik 150 2,41 0,66 362 80,4 Baik rekam medis pada katagori “baik” untuk semua
pen- komponen.
catatan
yang
baik Analisis Bivariat
Rata- 89,8 Tabel 7
rata Hasil Uji Hipotesis
keleng-
kapan Review
Keputusan
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS versi 22.00, 2018 No Keleng- Mean SD p
Ho
kapan
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 1 Identitas -0,267 0,598 0,000 Ditolak
kelengkapan rekam medis sesudah penerapan Pasien
model kuantitatif; Mean ± SD ; Identitas pasien Sebelum_
(3,97 ± 0,21), Laporan penting (4,69 ± 0,50), Sesudah
Autentifikasi (3,43 ± 0,96) pencatatan yang baik 2 Laporan -0,160 0,956 0,042 Ditolak
(2,41 ± 0,66). Kelengkapan pengisian rekam Penting
Sebelum_
medis pada katagori baik pada semua komponen
Sesudah
kelengkapan. Rata-rata kelengkapan semua
3 Autentifika- -0,627 1,468 0,000 Ditolak
komponen = 89.8%.
si Sebelum_
Undang-undang praktik kedokteran (2004) Sesudah
pasal 46 ayat 1 dikatakan bahwa “Setiap dokter 4 Pencatatan -0,393 0,889 0,000 Ditolak
atau dokter gigi dalam menjalankan praktik yag baik
kedokteran wajib membuat rekam medis” . Sebelum_
Pada Pasal 79 ayat 2 menyatakan “Bila dokter Sesudah
atau dokter gigi yang dengan sengaja tidak Sumber: Hasil Pengolahan SPSS versi 22.00, 2018
membuat Rekam medis dapat dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau Tabel 7 menunjukkan bahwa nilai mean kelengkapan
denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima identitas pasien sebelum dan sesudah penerapan
puluh juta rupiah). Berdasarkan Permenkes model kuantitatif adalah -0,267 (3,70-3,97).
269, (2008) dikatakan bahwa Rekam Medis Kelengkapan sesudah lebih lengkap dibanding
harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas. kelengkapan sebelum penerapan model kuantitatif.
Hal ini dilakukan baik secara manual maupun Dan selisih nilai mean tertinggi terdapat pada
elektronik. kelengkapan autentifikasi = -0,627 (2,80-3,43).

48
Lily Widjaja dan Siswati. Model Kuantitatif Audit Pendokumentasian terhadap Kelengkapan Rekam Medis

Kelengkapan autentifikasi sesudah lebih lengkap diterapkan bagi mahasiswa sehingga pada
dibanding sebelum penerapan model kuantitatif. saatnya didunia kerja dapat menerapkannya dan
Nilai p pada semua variabel kelengkapan rekam hal ini akan meningkatkan mutu RM itu sendiri
medis adalah <0.05 sehingga H0 ditolak. Hal ini sehingga
berarti: Bila dibandingkan dengan penelitian yang relevan;
1) Ada perbedaan yang signifikan nilai rata – rata Sani (2016) dalam penelitian “Perbedaan Hasil
kelengkapan identitas pasien sebelum dan Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran
sesudah penerapan model kuantitatif audit Latihan Inkuiri Dengan Pembelajaran Konvensional
pendokumentasian pada nilai p = 0.000 Pada Mata Pelajaran Fisika” disimpulkan bahwa
2) Ada perbedaan yang signifikan nilai rata – rata ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa
kelengkapan laporan penting sebelum dan dalam mata pelajaran fisika yang diajar model inkuiri
sesudah penerapan model kuantitatif audit dengan pembelajaran konvensional.
pendokumentasian pada nilai p = 0.042
3) Ada perbedaan yang signifikan nilai rata – Sejalan dengan Sani, hasil pengukuran dengan
rata kelengkapan autentifikasi sebelum dan model konvensional lebih rendah atinging model
sesudah penerapan model kuantitatif audit Kuantitatif. Juga pada model kuantitatif dapat
pendokumentasian pada nilai p = 0.000 dijelaskan subkomponen yang perlu diperbaiki
4) Ada perbedaan yang signifikan nilai rata – dan dapat dikoreksi dalam meningkatkan mutu
rata kelengkapan pencatatan sebelum dan kelengkapan rekam medis. Secara retrospektif
sesudah penerapan model kuantitatif audit subkomponen dari identifikasi pasien dan autentikasi
pendokumentasian pada nilai p = 0.000 penulis yang belum tertulis masih dapat ditambahkan
karena dilakukan dengan merujuk kembali pada RM
Nilai p pada semua variabel kelengkapan rekam yang terkait.
medis adalah <0.05 sehingga H0 ditolak. Hal ini
Dengan dilakukannya audit model kuantitatif
berarti ada perbedaan yang signifikan nilai rata-rata
dilakukan intervensi dengan melakukan tindak lanjut
semua komponen model audit kuantitatif berupa
terhadap bagian yang belum lengkap dan masih
kelengkapan identitas pasien, laporan yang penting,
mungkin dilengkapi oleh pemberi pelayanan seperti
autentifikasi penulis dan teknik pencatatan yang baik
penulisan identifikasi pasien, kelengkapan catatan
sebelum dan sesudah penerapan model kuantitatif
saat pulang, nama dan tandatangan penulis sedangkan
audit pendokumentasian pada nilai p <0.05
kurangnya pencatatan tidak boleh ditambah atau
Adanya perbedaan yang signifikan nilai rata-rata dikurangi dan tidak dapat diintervensi. Demikian
kelengkapan seluruh komponen sebelum dan sesudah juga dan teknik pencatatan. Kedua komponen ini
penerapan model kuantitatif audit pendokumentasian digunakan sebagai informasi audit untuk perbaikan
mencerminkan bahwa pelaksanaan model ini lebih pada masa yang akan ating.
baik atinging model konvensional.
Dapat dibandingkan sebagai berikut :
Dapat dikatakan bahwa: 1. Kelengkapan identifikasi pasien dapat
ditingkatkan dari 99.2% menjadi 100%.
a. Model Kuantitatif ini dapat melacak tiap Identifikasi pasien yang belum terisi masih dapat
rekam medis yang diaudit. Adanya data yang dilengkapi sehingga pada model kuantitatif
lengkap dan terperinci serta dapat dirujuk dapat ditingkan menjadi 100%
maka kelengkapan rekam medis dengan model 2. Kelengkapan laporan yang penting 90,67%
Kuantitatif ini memungkinkan dilakukan menjadi 94%. Catatan saat pulang/resume medis
koreksi terhadap bagian dari rekam medis yang dapat dilengkapi sesudah proses perawatan
masih dapat dilengkapi. dan pengobatan karena dibuat saat pasien
b. Model kuantitatif komponen yang ada terstruktur akan pulang atau sudah pulang. Sehingga
sehingga para mahasiswa yang diberi pelatihan persentase kelengkapan Laporan penting dapat
Model Kuantitatif Audit Pendokumentasian RM ditingkatkan. Namun demikian ada bagian rekam
dapat dengan pasti dan jelas dalam mengukur medis yang tidak bisa dikoreksi atau dilengkapi
subkomponen dari komponen-komponen oleh karena kelalaian penulis tidak mencatat saat
kelengkapan RM ini. pemeriksaan pada perawatan dan pengobatan
c. Model kuantitatif merupakan model yang sesuai seperti Pengkajian awal yang dilakukan perawat

49
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 7 No.1 Maret 2019
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

dan dokter saat pasien baru masuk rawat RM dapat dengan pasti dan jelas dalam
atau tidak adanya Informed Consent (Surat mengukur kelengkapan subkomponen dari
Persetujuan Tindakan Kedokteran) yang sangat komponen-komponen kelengkapan RM
penting dan wajib adanya persetujuan pasien/ ini.
keluarganya sebelum dilakukan tindakan. Hal d. Mahasiswa dapat menerapkan model
ini akan menjadikan rekam medis tersebut kuantitatif ini dengan baik dan mengerti
menjadi “Delinquent Medical Record”.
Hal ini sejalan dengan ketentuan Pedoman Saran
Penyelenggaraan Rekam Medis (2006) bahwa 1. Dengan dilakukannya audit model kuantitatif
rekam medis yang tidak lengkap masih dapat perlu dilakukan intervensi setelah audit dengan
dilengkapi sesudah pasien pulang. melakukan tindak lanjut terhadap bagian
3. Kelengkapan autentikasi penulis baik dokter yang belum lengkap dan masih mungkin
maupun perawat juga dapat ditingkatkan dari dilengkapi oleh pemberi pelayanan seperti
85.7% menjadi 100%. penulisan identifikasi pasien, kelengkapan
Untuk meningkatkan teknik pencatatan yang catatan saat pulang, nama dan tandatangan
baik dapat dilakukan dengan sosialisasi kepada penulis sedangkan kurangnya pencatatan
para pemberi pelayanan untuk lebih baik agar tidak boleh ditambah atau dikurangi dan tidak
pada pelaksanaan pendokumentasian rekam dapat diintervensi. Demikian juga dan teknik
medis pada masa yang akan datang dapat di- pencatatan. Kedua komponen ini digunakan
baca dengan jelas dan koreksi kesalahan yang sebagai informasi audit untuk perbaikan pada
dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. masa yang akan datang.
2. Untuk meningkatkan teknik pencatatan yang
SIMPULAN DAN SARAN baik dapat dilakukan dengan sosialisasi kepada
para pemberi pelayanan untuk lebih baik agar
Simpulan pada pelaksanaan pendokumentasian rekam
1. Rata-rata kelengkapan Rekam Medis berdasarkan medis pada masa yang akan datang dapat
model konvensional audit pendokumentasian dibaca dengan jelas dan koreksi kesalahan
RM sebesar = 79.98% . Pencapaian kelengkapan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
pengisian identitas pasien dan laporan yang berlaku.
penting masuk dalam kategori “baik” sedangkan 3. Pembelajaran model audit kuantitatif perlu
komponen Autentikasi penulis dan Teknik ditingkatkan bagi mahasiswa agar pelaksanaan
pencatatan masih dalam kategori “cukup” . audit RM dapat terstruktur dan mutu
2. Rata-rata kelengkapan Rekam Medis berdasarkan kelengkapan RM dapat ditingkatkan sehingga
model Kuantitatif audit Pendokumentasian dapat digunakan untuk berbagai keperluan.
RM sebesar 89.8 %. Pencapaian kelengkapan
pengisian rekam medis pada katagori “baik”
DAFTAR PUSTAKA
untuk semua komponen.
3. Adanya perbedaan yang signifikan nilai rata-
Depkes RI. 2008. Standar Pelayanan Minimal.
rata kelengkapan seluruh komponen sebelum
Dirjen Yanmed Depkes RI , Jakarta.
dan sesudah penerapan model kuantitatif
audit kelengkapan pendokumentasian RM Hatta, Gemala R.2008. Pedoman Manajemen
mencerminkan bahwa pelaksanaan model ini Informasi Kesehatan, UI Press, Jakarta
lebih baik dibanding model konvensional.
a. Model Kuantitatif ini terstruktur. Dapat KARS, 2017. Standar Nasional Akreditasi Rumah
melacak tiap rekam medis yang diaudit, Sakit, Komisi Akreditasi RS. Jakarta.
sehingga diperoleh data yang lengkap dan Kemkes RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan
terperinci Rekam Medis. Menkes, Jakarta
b. Dapat dilakukan koreksi terhadap
bagian dari rekam medis yang masih Kemenkes RI. 2008. Permenkes no.269/MENKES/
memungkinkan untuk dilengkapi. PER/III/ 2008, Tentang Rekam Medis.
c. Mahasiswa yang diberi pelatihan Model Menkes, Jakarta.
Kuantitatif Audit Pendokumentasian

50
Lily Widjaja dan Siswati. Model Kuantitatif Audit Pendokumentasian terhadap Kelengkapan Rekam Medis

Kemkes RI. 2011. Standar Akreditasi Rumah Sayono, Ripto .2011.Tinjauan Kelengkapan Rekam
Sakit,(1). Menkes, Jakarta Medis Rawat Inap Penyakit Dalam di RSUD
Pasar Rebo. Repositori UEU. Jakarta.
Lima, Ayu. 2012. Tinjauan Kelengkapan Rekam
Medis Rawat Inap Pada Pembuatan Resume Sekretariat Negara. 2004. UU RI No.29. Praktek
Medis Di Rumah Sakit Siaga Raya Jakarta. Kedokteran.
Repositori UEU, Jakarta.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif,
LaTour, Kathleen M.et al. 2010. Health Information Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung
Management (3). AHIMA. Chicago- Illinois
Trisianawati, E., et.al. 2016. Model Pembelajaran
Ruthann Russo.2013. Documentation for MR. Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil
AHIMA. Chicago- Illinois. Belajar Siswa Pada Materi Vektor Di Kelas
X Sma Negeri 1 Sanggau Ledo”. Jurnal
Sabri, Lukito dan Hastono, Sutanto Priyo. (2014), Penelitian Fisika dan Aplikasinya. JPFA. 6
Statistik Kesehatan (7). PT Raja Grafindo (2): 51-60
Persada, Jakarta.
Widjaja, L.2013. Pengaruh Peresepan Elektronik
Sani, RA., et.al. 2011. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Terhadap Mutu Layanan Farmasi Di Rumah
Menggunakan Model Pembelajaran Latihan Sakit “X” Jakarta Barat, Jurnal INOHIM
Inkuiri Dengan Pembelajaran Konvensional 1(2): 52-56
Pada Mata Pelajaran Fisika. Jurnal Penelitian
Inovasi Pembelajaran Fisika. 3(2) :25-30

51

Anda mungkin juga menyukai