Anda di halaman 1dari 2

Makalah ini memberikan pemahaman fenomenologis tentang ruang interior untuk menjelajahi

koneksi emosional antara ruang dan pengalaman. Makalah ini mencakup tinjauan literatur dan
mengumpulkan penelitian teoritis berdasarkan isu-isu ruang interior, pengalaman, dan emosi.
Penulis mengeksplorasi peran penting pengalaman interior dalam bidang arsitektur, melibatkan
indera tubuh, material, budaya, dan identitas. Ruang interior di sini merujuk tidak hanya pada
aspek fisik, seperti materialitas, tetapi juga sebagai wadah di mana aktivitas dan gerakan tubuh
tertanam dalam budaya. Penulis berpendapat bahwa ruang interior menawarkan cara efektif
untuk mengembangkan pengalaman spasial dan emosional. Dalam penelitian ini, penulis
menemukan bahwa tubuh dan materialitas sangat penting untuk meningkatkan kualitas
pengalaman dalam ranah ruang interior, yang dianggap sebagai asal mula arsitektur.
Pengalaman spasial arsitektur dikembangkan melalui: (a) tubuh, yang mencakup gerakan tubuh
dan indera; (b) materialitas, yang mewakili lingkungan interior, merangsang tubuh; dan (c)
koneksi emosional, yang membangkitkan kenangan individu dan sosial bersama. Meskipun
pemahaman fenomenologis tentang arsitektur menjadi isu sosial yang lebih penting dalam
masyarakat kontemporer, namun jarang mempertimbangkan pengalaman interior tetapi lebih
berfokus pada pengalaman visual representasi arsitektural. Penulis mencoba melacak efek
pengalaman spasial terhadap peningkatan kualitas desain interior melalui pemeriksaan tubuh
dan materialitas dalam konteks arsitektur kontemporer, mempertimbangkan peran ruang
interior dan efek pengalaman. Makalah ini juga berfokus pada pengalaman fenomenologis dan
emosional dalam memahami arsitektur, yang memengaruhi persepsi dan pengalaman pengguna
melalui keterlibatan fenomenologis. Ruang interior memberikan koneksi pribadi melalui
komunikasi untuk menawarkan pengalaman individual dan keterlibatan sosial melalui kenangan
utama. Aspek penting dari ruang interior adalah memberikan partisipasi tubuh dan pengalaman
emosional dalam melibatkan tubuh, memungkinkan interaksi, komunikasi, dan pengenalan
pengalaman sebelumnya untuk menggambarkan persepsi spasial. Dengan demikian, ruang
interior dapat diubah menjadi tempat di mana tubuh terlibat, memungkinkan orang untuk
menemukan lingkungan interior yang merangsang emosi pengguna dan meningkatkan desain
interior untuk memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pengguna. Dalam makalah ini,
penulis menggunakan studi kasus representatif mengenai pengalaman interior untuk
mengeksplorasi bagaimana mereka memberikan efek sensori dan material serta melibatkan
orang, memberikan pengalaman emosional untuk meningkatkan kualitas ruang interior, yang
merupakan salah satu aspek fundamental dari makalah ini. Penulis menemukan tiga aspek
penting: (a) pemahaman terintegrasi tubuh, materialitas (stimulus lingkungan), dan peran emosi
yang signifikan dalam meningkatkan kualitas pengalaman interior; (b) faktor khusus
memberikan pengalaman budaya dengan merangsang kenangan bersama sosial; dan (c) dunia
material yang melibatkan tubuh dapat memperkaya pengalaman baik secara spasial maupun
emosional, bahkan dalam struktur abstrak. Ini menyoroti ide bahwa pengalaman spasial bukan
hanya fungsional tetapi juga pengalaman sensori dan material. Dari sudut pandang ini,
pengalaman emosional dapat secara signifikan meningkatkan kualitas ruang interior untuk
memungkinkan pemahaman arsitektur yang lebih baik. Sulit untuk menggeneralisasi temuan
makalah ini terkait dengan lingkungan arsitektur karena hanya empat studi kasus yang
dieksplorasi. Selain itu, data diinterpretasi dan dianalisis dengan mempertimbangkan perspektif
peneliti, yang dapat memberikan pandangan subjektif dalam beberapa hal. Meskipun demikian,
pendekatan ini tetap substansial dan luas digunakan dalam analisis kualitatif pengalaman
spasial.

Anda mungkin juga menyukai