Anda di halaman 1dari 3

NAMA : REVIE VICTORIO LANDE

KELAS : XI MIPA 2
TUGAS BAHASA INDONESIA CERPEN

AKIBAT MELAWAN
Kala itu ketika saya masih duduk di bangku SMP, saya senang
sekali bermain bersama teman khususnya bermain sepeda.
Kadang Ketika sudah bermain bersama teman saya sampai lupa
waktu dan lupa rumah seharian saja terasa kurang bagi saya
untuk bermain bersama teman-teman. jika ada kesempatan
untuk bermain malam kami akan bertemu setelah mandi dan
makan malam biasanya Ketika ada kebaktian di komplek
perumahan saya kami berkesempatan bermain selama orang
tua sedang beribadah dan akhirnya kami hanya tinggal
menikmati makanan yang sudah disediakan oleh tuan rumah.
Hingga kami membuat sebuah perkumpulan atau geng sepeda
di komplek itu Ketika itu saya dipilih sebagai ketua
perkumpulan tersebut karena saya orang paling tua di
perkumpulan itu. Kegiatan yang kami lakukan biasanya
berkeliling kota menggunakan sepeda sambal berolahraga.
Tidak tanggung-tanggung, dalam sehari kami bisa menembuh
kurang lebih 3-5 km sehari biasanya kami menjelajahi tempat-
tempat yang ada di kota kami sekalipun sungai, hutan, rawa
kami akan lewati secara bersama-sama. Kadang yang menjadi
hal yang sulit bagi saya bagaimana caranya agar anak-anak yang
lain tidak berpencar dan menyalahi aturan karena walaupun
kami hanya menggunakan sepdea, kami juga harus taat pada
aturan. Hingga suatu sore Ketika saya ingin pergi bermain saya
dilarang oleh orang tua saya karena sudah lelah bermain dari
siang hari tetapi saya tetap bersikeras ingin tetap bermain dan
mengukur jalan bersama teman akhirnya saya tetap pergi
bersama teman saya untuk mengukur jalan pada hari itu.
hingga Ketika kami bersepeda menuruni bukit, saya memacu
sepda saya meluncur ke bawah tanpa mengeremnnya masih
kurang saya melakukan gaya bebas yaitu kaki bertumpu pada
pijakan kaki sepeda belakang dan berdiri di belakang sepeda
dengan melambaikan tangan. Ketika sedang menimati gaya
bebas itu sepeda saya menabrak sebuah gundukan kecil bekas
tanah liat sehingga ban depan sepeda saya terangkat, karena
saya tidak memegang setang sepeda akhirnya sepeda saya
berbelok secara tiba-tiba dan terjatuh kemudian saya juga ikut
terjatuh dari sepeda terjepit dan tergesek dengan tanah
sepanjang penurunan. Kala itu saya hanya pasrah melihat
badan yang sudah terjepit dan terseret di tanah, Ketika sudah
berhenti saya merasakan seperti ada yang keluar dan badan
dan benar saja, tangan dan perut sudah mengeluarkan darah
kemudian saya mencucinya namun terasa perih. Ketika itu saya
sudah bingung bagaimana caranya untuk pulang karena sekitar
1km dari rumah dan anak-anak yang lain hanya diam
beruntungnya Ketika itu ada teman SMP saya yang melihat
saya, kemudian dia bergegas mengantar saya kerumah
menggunakan motornya. Sesampainya di rumah, papa saya
yang melihat saya tidak panik dan khawatir namun marah
kepada saya karena tidak mendengar katanya dia berkata “
Rasakan, kapok karena tidak mendengar “. kemudian dia
mengobati Lukaku dan kagetnya dia melihat bahwa bagian
perut saya bolong dan ada beberapa pasir masuk di dalamnnya
beruntungnya lagi, papa saya merupakan sekertaris dinas
Kesehatan dan pernah menjadi pegawai rumah sakit jadi dia
bisa mengobati dan memberishkan luka saya sendiri dan Ketika
sedang diobati dan dibersihkan saya merasakan sakit yang luar
biasa. Tidak berhenti disitu, saya sampai tidak bisa keluar
rumah selama kurang lebih 2 minggu setelah sembuh saya
mulai trauma untuk melakukan gaya bebas di atas sepeda dan
menurut saya itu merupakan salah satu memori yang tidak
akan hilang dalam ingatan.

Anda mungkin juga menyukai