Anda di halaman 1dari 32
Rumah Sakit Pelabuhan Palembang BD IHC PANDUAN OM Se Wy RS PELABUHAN PALEMBANG IHC Rumah Sakit Pelabuhan Palembang SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PELABUHAN PALEMBANG Menimbang Mengingat RS Pelabuhan Palembang JL MoyarMomed astra Not Boo Baru Palembang "SONS Nomor : HK.61/3/20/RSP.Pig-2022 TENTANG PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT PELABUHAN PALEMBANG DIREKTUR RUMAH SAKIT PELABUHAN PALEMBANG Bahwa pelayanan/asuhan keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan professional merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan Kesehatan secara keseluruhan di Rumah Sakit; Bahwa pelayanan / asuhan keperawatan sebagai salah satu factor penentu baik buruknya mutu rumah sakit, oleh karenanya kualitas pelayanan/asuhan keperawatan perlu dipertahankan serta ditingkatkan seoptimal mungkin; . Bahwa berdasarkan butir diatas, maka Panduan Asuhan Keperawatan di Lingkungan Rumah Sakit Pelabuhan Palembang perlu ditetapkan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Pelabuhan Palembang; Undang - undang Republik Indonesia No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan; . Undang - Undang Republik Indonesia No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit; . Undang - Undang Republik Indonesia No.36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan; Undang - Undang Republik Indonesia No.38 tahun 2014 tentang Keperawatan; . Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang PerumahSakitan; Keputusan_ Menteri_ Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit; Surat keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien; Akta Pendirian PT Rumah Sakit Pelabuhan Nomor 2 tangg: Mei 1999, yang dibuat dihadapan Ny Nelly Elsye Tahatama, IHC Rumah Sakit Pelabuhan Palembang Notaris di Jakarta, yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor C-11876 HT.01.01.TH.1999 tanggal 29 Juni 1999, yang anggaran dasarnya telah disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas sebagaimana termuat dalam Akta Nomor 52 tanggal 11 Agustus 2008 yang dibuat oleh dan dihadapan Herdimansyah Chaidirsyah, SH Notaris di Jakarta yang disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU-04350.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 19 Januari 2009 dan telah diubah beberapa kali dan terakhir diubah dengan Akta Nomor 15 tanggal 7 Agustus 2020 yang dibuat oleh dan dihadapan Aulia Taufani, SH Notaris di Jakarta dan pemberitahuannya telah diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU-AH.01.03-0382361 tanggal 4 September 2020, Juncto susunan Direksi terakhir sebagaimana tertuang pada Akta Nomor 41 tanggal 18 Maret 2021 dan pemberitahuannya telah diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU-AH.01.03-0184307 tanggal 23 Maret 2021, Juncto susunan Dewan Komisaris terakhir sebagaimana tertuang pada dengan Akta Nomor 58 tanggal 30 Juli 2021 dan pemberitahuannya telah diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU-AH.01.03-0434345 tanggal 5 Agustus 2021 yang kedua-duanya dibuat oleh dan dihadapan Herdimansyah Chaidirsyah, SH, Notaris di Jakarta, juncto Surat Keputusan Komisaris PT Rumah Sakit Pelabuhan Nomor 43/Dekom-RSP/X/2021 tanggal 7 Oktober 2021 tentang Penetapan Pelaksana Tugas (Pit) Direktur Utama PT Rumah Sakit Pelabuhan; 9. Surat Keputusan Direksi PT Rumah Sakit Pelabuhan Nomor HK.61/2/9/PT.RSP-2022 tanggal 6 Januari 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Manajemen PT Rumah Sakit Pelabuhan; 10.Perjanjian Kerja Bersama antara PT Rumah Sakit Pelabuhan dengan Serikat Pekerja Rumah Sakit Pelabuhan Nomor HK.61/2/1/PT.RSP-2018 dan Nomor 01/B-INT/SP-RSP/1/2018 tanggal 28 Maret 2018; 11.Surat Keputusan Direksi PT Rumah Sakit Pelabuhan Nomor HK.61/1/2/PT.RSP-2022 tanggal 6 Januari 2022 tentang Pola karir Jabatan Pekerja di Lingkungan PT Rumah Sakit Pelabuhan; 12.Surat Keputusan Direksi PT. Rumah Sakit Pelabuhan Nomor: KT.46/1/1/PT.RSP-2022 tanggal 10 Januari 2022 tentang Alih tugas Jabatan dari Kepala Rumah Sakit menjadi Direktur Rumah Sakit. IHC Rumah Sakit Pelabuhan Palembang Menetapkan PERTAMA KEDUA KETIGA MEMUTUSKAN KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PELABUHAN PALEMBANG TENTANG PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT PELABUHAN PALEMBANG. Pemberlakuan Panduan Asuhan Keperawatan Di Lingkungan Rumah Sakit Pelabuhan Palembang sebagai tercantum pada lampiran surat keputusan ini. Panduan Asuhan Keperawatan sebagaimana di maksud diktum pertama harus dijadikan acuan dalam penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan di Lingkungan Rumah Sakit Pelabuhan Palembang. Surat Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. DITETAPKAN DI: PALEMBANG PADA TANGGAL __;_15 FEBRUARI 2022 RUMAH SAKIT Be BUHAN, PALEMBANG LEAR “NIRS : 274100692 IHC Rumah Sakit Pelabuhan Palembang KATA PENGANTAR Panduan asuhan keperawatan ini disusun sebagai acuan perawat di Rumah Sakit Pelabuhan Palembang dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien di Lingkungan Rumah Sakit Pelabuhan Palembang. Sehingga diharapkan dapat _meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang terbaik bagi pasien sesuai standar pelayanan yang ada. Buku panduan ini berisi tentang standar asuhan keperawatan yaitu proses dan Tindakan yang bertujuan memecahkan masalah Kesehatan pasien dimulai dari proses pengkajian, menetukan diagnose, rencana keperawatan yang akan diberikan, pelaksanaan, kemudian atau evaluasi. Kami menyadari bahwa Panduan asuhan keperawatan ini masih banyak kekurangan, maka kami tetap mengharapkan masukan, kritik, serta saran untuk Penyempurnaan buku Panduan Asuhan Keperawatan Rumah Sakit Pelabuhan Palembang ini. Palembang, 15 Februari 2022 Bidang Keperawatan Penyusun IHC Rumah Sakit Pelabuhan Palembang A. LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PELABUHAN PALEMBANG NOMOR : HK.61/03/20/RSP.Plg-2022 TANGGAL : 15 FEBRUARI 2022 BABI DEFINISI Pengertian Asuhan keperawatan adalah rangkaian interaksi Perawat dan Klien dan lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien dalam merawat dirinya. Asuhan keperawatan dilaksanakan dalam bentuk proses keperawatan yang meliputi tahap : Pengkajian Diagnosa Keperawatan Perencanaan (Intervensi) Pelaksanaan (Implementasi) Evaluasi (formatif/proses dan sumatif) Proses keperawatan sebagai salah satu pendekatan utama dalam Vay py pemberian asuhan keperawatan, pada dasarnya suatu proses Pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah. Tujuan Asuhan Keperawatan 1, Untuk mengidentifikasi masalah klien, apakah keadaan klien sehat atau sakit. 2. Membantu klien untuk mandiri 3. Membantu klien mengembangkan potensi untuk memelihara kesehatan secara optimal agar tidak tergantung pada orang lain dalam memelihara kesehatannya 4. Memberi ciri profesionalisasi asuhan keperawatan melalui pendekatan Pemecahan masalah dan pendekatan komunikasi yang efektif dan efisien. IHC Rumah Sakit Pelabuhan Palembang ea BAI RUANG LINGKUP Dalam praktik keperawatan tentunya memiliki ruang dan lingkup dimana ruang yang dimaksud adalah seberapa besar batasan atau tempat dimana implementasi keperawatan dapat diterapkan. Keperawatan professional merupakan praktik keperawatan yang berdasarkan pada kode etik dan tindakan professional, untuk itu penting bagi setiap perawat memahami batasan lingkup keperawatan itu sendiri. Perawat dalam setiap tindakan berperan sebagai perawat pelaksana keperawatan, perawat pengelola keperawatan atau kesehatan, pendidikan dan penelitian. Dalam melaksanakan tugasnya berfungsi secara mandiri dan kerjasama (kolaborasi). Praktik keperawatan diselenggarakan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang dinamis yang meliputi tahapan proses keperawatan pada pasien dengan berbagai kondisi sehat maupun sakit. Adapun ruang lingkup unit pelayanan adalah : 1. Rawat Inap - Perawatan 1 - Perawatan 2 - Perawatan 3 - Perawatan 4 - Perawatan 5 - Perawatan 6 2. Rawat jalan - Klinik Umum + Klinik Spesialis - Klinik Penunjang Diagnostik - Unit Hemodialisis 3. Instalasi Care Unit (ICU) 4, Instalasi Gawat Darurat 5. Instalasi Kamar Operasi IHC Rumah Sakit Pelabuhan Palembang BAB IIT KEBIJAKAN 1. Manusia adalah individu yang memiliki kebutuhan bio-psikososialspiritual yang unik. Kebutuhan ini harus selalu dipertimbangkan dalam pemberian asuhan keperawatan. 2. Tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai melalui usaha bersama dari anggota tim kesehatan dan pasien/keluarga dengan selalu berorientasi pada peningkatan mutu dan keselamatan pasien. 3. Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat menggunakan proses keperawatan dengan lima tahapan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan pasien/keluarga. 4. Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat, memiliki wewenang melakukan asuhan keperawatan secara utuh berdasarkan standar asuhan keperawatan, 5. Upaya peningkatan mutu Asuhan Keperawatan tidak cukup hanya dengan tersedianya Standar Asuhan Keperawatan tetapi perlu didukung oleh system pemantauan dan penilaian penerapan stadar tersebut, yang dilaksanakan secara sistematis, objektif dan berkelanjutan. 6. Seluruh staf Keperawatan harus bekerja sesuai dengan standar profesi, pedoman/panduan dan standar prosedur operasional yang berlaku, serta sesual dengan etika profesi, etika rumah sakit dan peraturan perundangan yang berlaku. 7. Seluruh staf rumah sakit dalam melaksanakan pekerjaannya wajib selalu sesuai dengan ketentuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3), termasuk dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) IHC Rumah Sakit Pelabuhan Palembang BAB IV TATA LAKSANA Standar Asuhan Keperawatan Standar Asuhan Keperawatan adalah uraian pernyataan tingkat kinerja yang diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat dinilai. Standar Asuhan Keperawatan berarti pernyataan kualitas yang diinginkan dan dapat dinilai pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien/klien. Hubungan antara kualitas dan standar menjadi dua hal yang saling terkait erat, karena melalui standar dapat dikuantifikasi sebagai bukti pelayanan meningkat dan memburuk (Wilkinson, 2006). Undang - Undang Keperawatan No.38 Tahun 2014 pasal 28 menyebutkan bahwa Praktik Keperawatan harus didasarkan pada kode etik, standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur operasional dan juga didasarkan pada prinsip kebutuhan pelayanan kesehatan dan/atau keperawatan. Organisasi PPNI telah menetapkan standar Profesi Keperawatan yang dimaksud tersebut terdiri dari standar kompetensi (pendidikan dan kekhususan), standar kinerja professional (penjaminan mutu, pendidikan, riset, etika dan penilaian kinerja) dan standar asuhan keperawatan (Diagnosis, Intervensi dan Luaran(outcome)). Pada tahun 2016 PPNI telah menerbitkan Buku Standar Diagnosis keperawatan Indonesia (SDKI) dan tahun 2018 juga telah menerbitkan Buku standar intervensi keperawatan Indonesia (SIKI) serta Buku standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI). Jadi setiap perawat dalam menjalankan tugas sebagai pemberi asuhan keperawatan, diharapkan menggunakan standar ini sebagai pedoman dalam menyelenggarakan dan pengelolaan keperawatan. Standar Asuhan Keperawatan dalam tahapan proses keperawatan adalah sebagai berikut : 1. Pengkajian Keperawatan Asuhan Keperawatan paripurna memerlukan data yang lengkap dan dikumpulkan secara terus menerus, tentang keadaannya untuk menentukan kebutuhan asuhan keperawatan. Komponen pengkajian keperawatan meliputi : IHC Rumah Sakit Pelabuhan Palembang a. Pengumpulan data dengan kriteria : menggunakan format yang baku, sistematis, diisi sesuai item yang tersedia, aktual (baru), abash (valid). b. Pengelompokkan data dengan kriteria : status fisik, data psiko- sosio-spiritual, data ekonomi, riwayat alergi, asesmen nyeri, resiko jatuh, resiko nutrisional, asesmen fungsional, kebutuhan edukasi dan perencanaan pemulangan pasien dan lain-lain. c. Perumusan masalah dengan kriteria : Masalah Kesehatan mengacu pada respon klien terhadap kondisi sehat-sakit, sedangkan proses kehidupan mengacu kepada respon klien terhadap kondisi yang terjadi selama rentang kehidupannya dimulai dari fase pembuahan hingga menjelang ajal dan meninggal. Masalah Kesehatan tersebut ada yang dapat di intervensi dengan asuhan keperawatan tetapi ada juga yang tidak dan lebih memerlukan tindakan medis. Selanjutnya disusun diagnosis keperawatan sesuai dengan prioritas. Prioritas masalah berdasarkan kriteria penting dan segera atau penting mencakup kegawatan. 2. Diagnosis keperawatan Diagnosis keperawatan merupakan bagian vital dalam menentukan asuhan keperawatan yang sesuai untuk mencapai kesehatan yang optimal. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien individu, keluarga dan komunitas terhadap masalah kesehatan dan proses kehidupan yang dialami klien. Sehingga, diharapkan perawat mampu menangkap dan berpikir kritis dalam merespon perilaku tersebut. International Council Of Nurses (ICN) sejak tahun 1991 telah Mengembangkan suatu klasifikasi yang disebut dengan International Classification for Nursing Practice (ICNP). ICNP membagi diagnosis Keperawatan menjadi 5 (lima) kategori, yaitu Fisiologis, Psikologis, Perilaku, Relasional dan Lingkungan (Wake & Coenan, 1998). Kategori dan Subkategori tersebut adalah : IHC Rumah Sakit Pelabuhan Palembang Jenis Diagnosis Keperawatan Diagnosis Keperawatan dibagi menjadi dua jenis, yaitu Diagnosis Negatif dan Diagnosis Positif. Diagnosis negatif menunjukkan bahwa klien dalam kondisi sakit atau beresiko mengalami sakit sehingga penegakkan diagnosis ini akan mengarahkan pemberian intervensi keperawatan yang _bersifat penyembuhan, pemulihan dan pencegahan. Diagnosis ini terdiri atas Diagnosis Aktual dan Diagnosis Resiko. Sedangkan Diagnosis positif menunjukkan bahwa klien dalam kondisi sehat dan dapat mencapai kondisi yang lebih sehat atau optimal. Diagnosis ini disebut dengan Diagnosis Promosi Kesehatan Diagnosis Aktual merupakan Diagnosis yang menggambarkan respon klien terhadap kondisi Kesehatan atau proses kehidupannya yang menyebabkan klien mengalami masalah kesehatan. Tanda/gejala mayor dan minor dapat ditemukan dan divalidasi pada klien. Diagnosis Risiko menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupannya yang dapat menyebabkan klien beresiko mengalami masalah kesehatan. Tidak ditemukan tanda/gejala mayor dan minor pada klien, namun klien memiliki faktor resiko mengalami masalah kesehatan. Diagnosis Promosi Kesehatan ini menggambarkan adanya keinginan dan motivasi klien untuk meningkatkan kondisi kesehatannya ketingkat yang lebih baik atau optimal. RS Pelabuhan Palembang si sayer ard Soran Rt Boon bons Poesy "sos IHC a vee pate Pel polkeiiv@nen, Diagnosis Keperawatan Diagnosis Keperawatan memiliki dua komponen utama yaitu Masalah (Problem) atau Label Diagnosis dan Indikator Diagnosti masing komponen diagnosis diuraikan sebagai berikut : A. Masalah (Problem) Masalah = merupakan label diagnosis keperawatan yang menggambarkan inti dari respon klien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupannya. Label diagnosis terdiri atas Deskriptor atau perjelas dan Fokus Diagnostik. a Tidak Efentit (Bersinanialan Napes 2 Gangevan Pertukeran Gas | . Masing- Curah Jentuns Aktivitas Pengetahuan Tabs! 2-2 Centon Peskripter dan Fokus Diagnostik bade Diagnosis Ken: ion Deskriptor merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana suatu fokus diagnosis terjadi. Beberapa deskriptor yang digunakan dalam diagnosis keperawatan adalah sebagai berikut : > itunes 2 Efekut * ‘Sangavan 3 Kein ‘Sesede.d stax niles normal atau yar ¢ Penurunan Berkurang baik dalem wkuranivmiah maupun derojat z Rendan. Beradad) baxrah nial norma! atau yang aiperiukan 8 ak erexit Tisdak menumbukan etek yang ginginkan Tabs! 2.2 pestis B. Indikator Diagnostik Indikator Diagnostik terdiri atas penyebab, tanda/gejala, dan factor risiko dengan uraian sebagai berikut ; 1, Penyebab (Etiology) merupakan —_factor-faktor yang mempengaruhi perubahan status kesehatan. Etiologi dapat mencakup empat kategori yaitu : a. Fisiologis, Biologis atau Psikologi b. Efek Terapi / Tindakan ¢. Situasional (lingkungan atau personal) FG IHC Rumah Sakit Pelabuhan Palembang d. Maturasional 2. Tanda (Sign) dan Gejala (Symptom). Tanda merupakan data objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan prosedur diagnostic, sedangkan gejala merupakan data subjektif yang diperoleh dari hasil anamnesis. Tanda/gejala dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu : a. Mayor : Tanda/gejala ditemukan sekitar 80%-100% untuk validasi diagnosis. b. Minor : Tanda/gejala tidak harus ditemukan, namun jika ditemukan dapat mendukung penegakkan diagnosis. 3. Faktor Risiko merupakan kondisi atau situasi yang dapat meningkatkan kerentanan klien mengalami masalah kesehatan. Pada diagnosis aktual, indikator diagnostiknya terdiri atas penyebab dan tanda/gejala. Pada diagnosis risiko tidak memiliki penyebab dan tanda/gejala, hanya memiliki faktor risiko. Sedangkan pada tanda/gejala yang menunjukkan kesiapan klien untuk mencapai kondisi yang lebih diagnosis promosi kesehatan, hanya memil optimal. Proses Penegakkan Diagnosis Keperawatan Proses Penegakkan diagnosis (diagnostik process) atau mendiagnosis mer rupakan suatu proses yang sistematis yang terdiri atas tiga tahap, yaitu analisis data, identifikasi masalah dan perumusan diagnosis. Pro: i ses penegakkan diagnosis diuraikan sebagai berikut ; Analisis Data Analisis data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : a. Bandingkan data dengan nilai normal Data-data yang didapatkan dari pengkajian dibandingkan dengan nilai-nilai_ normal dan identifikasi tanda/gejala yang bermakna (significant cues). b. Kelompokkan data Tanda/gejala yang dianggap- bermakna__dikelompokkan berdasarkan pola kebutuhan dasar yang meliputi respirasi, sirkulasi, _nutrisi/cairan, _—eliminasi,__aktivitas/istirahat, IHC Rumah Sakit Pelabuhan Palembang 2s neurosensori, —_reproduksi/seksualitas, _nyeri/kenyamanan, integritas ego, pertumbuhan/perkembangan, kebersihan diri, penyuluhan/pembelajaran, interaksi social dan keamanan/proteksi. Proses pengelompokkan data dapat dilakukan baik secara induktif maupun deduktif. Secara induktif dengan memilah data sehingga membentuk sebuah pola, sedangkan secara deduktif dengan menggunakan kategori pola kemudian mengelompokkan data sesuai kategorinya. Identifikasi Masalah Setelah data dianalisis, perawat dan klien bersama-sama mengidentifikasi masalah aktual, risiko dan/atau promosi kesehatan. Pernyataan masalah kesehatan merujuk ke label diagnosis keperawatan. . Perumusan Diagnosis Keperawatan Perumusan atau penullsan diagnosis disesuaikan dengan jenis diagnosis keperawatan. Tedapat dua metode perumusan diagnosis, yaitu : a. Penulisan Tiga Bagian (Three Part) Metode penulisan ini terdiri atas Masalah, Penyebab dan Tanda/Gejala. Metode penulisan ini hanya dilakukan pada diagnosis aktual, dengan formula sebagai berikut : Masalah berhubungan dengan Penyebab dibuktikan dengan Tanda/Gejala IHC Pelabuhan Palembang Frase ‘berhubungan dengan’ dapat disingkat b.d. dan ‘dibuktikan dengan’ dapat disingkat d.d. Masalah b.d. Penyebab d.d. Tanda/Gejala Contoh penulisan : Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan spasme Jalan napas dibuktikan dengan batuk tidak efektif, sputum berlebih, mengi, dispnea, gelisah. b. Penulisan Dua Bagian (Two Part) Metode penulisan ini dilakukan pada diagnosis risiko dan diagnosis promosi kesehatan, dengan formula sebagai berikut : 1) Diagnosis Risiko Masalah dibuktikan dengan Faktor Risiko Contoh penulisan diagnosis: Risiko aspirasi dibuktikan dengan penurunan_ tingkat kesadaran. 2) Diagnosis Promosi Kesehatan th dibuktikan dengan Tanda/Gejala Contoh penulisan diagnosis : Kesiapan peningkatan eliminasi urin dibuktikan dengan pasien ingin meningkatkan eliminasi urin, jumlah dan karakteristik urin normal. Komponen - komponen diagnosis pada masing - masing jenis diagnosis keperawatan dan metode penulisan diagnosisnya dapat dilihat pada table berikut. Diagnosis Aktual | Tende/Seiale Diagnosis Resiko Masalan 3.0. Faktor | Diagnosis Promos) Masalahd.d. Tanda/Geja |_Kesehetan i a eierasean bs perungan eengan’ aa” abun GeDea 3. Perencanaan Keperawatan A. Standar Luaran keperawatan 10 IHC Rumah Sakit Pelabuhan Palembang Luaran (outcome) keperawatan merupakan aspek-aspek yang dapat diobservasi dan diukur meliputi kondisi, perilaku atau dari persepsi pasien, keluarga atau komunitas sebagai respons terhadap intervensi keperawatan. Luaran keperawatan menunjukkan status diagnosis keperawatan setelah dilakukan intervensi keperawatan (Germini et al,2010; ICNP, 2015). Luaran keperawatan dapat juga diartikan sebagai hasil akhir intervensi keperawatan yang terdiri atas indikator-indikator atau kriteria-kriteria hasil pemulihan masalah, Luaran keperawatan merupakan perubahan kondisi yang spesifik dan terukur yang perawat harapkan sebagai respons terhadap asuhan keperawatan (ICN,2009) Klasifikasi Luaran Keperawatan International Council of Nurses (ICN) membagi diagnosis, intervensi dan luaran keperawatan menjadi lima kategori, yaitu Fisiologi, Psikologis, Perilaku, Relasional dan Lingkungan (Wake & Coenen, 1998). Jenis Luaran Keperawatan Luaran keperawatan dibagi menjadi dua jenis, Luaran Negatif dan Luaran Positif. Luaran negatif menunjukkan kondisi, perilaku atau persepsi yang tidak sehat, sehingga penetapan luaran keperawatan ini akan mengarahkan pemberian intervensi keperawatan yang bertujuan untuk = menurunkan. Sedangkan luaran __positif menunjukkan kondisi, perilaku atau persepsi yang sehat sehingga penetapan luaran keperawatan ini akan mengarahkan pemberian intervensi keperawatan yang bertujuan untuk meningkatkan atau memperbaiki (ICNP, 2015; Standar Praktik Keperawatan Indonesia ~ PPNI, 2009). Jenis Iuaran keperawatan dapat dilihat dari skema berikut ini : M1 IHC Rumah Sakit Pelabuhan Palembang Lainie wane (Periuciturunkan) —Tingkat Ketetihan Rospon Alero! Sistomik Komponen Luaran Keperawatan Luaran keperawatan memiliki tiga komponen utama yaitu Label dan Ekspektasi dan Kriteria Hasil. Masing-masing komponen diuraikan sebagai berikut : 1, Label Komponen ini merupakan nama sari luaran keperawatan yang terdiri atas kata kunci untuk memperoleh informasi terkait luaran keperawatan. Label luaran keperawatan merupakan kondisi, perilaku, atau persepsi pasien yang dapat diubah atau diatasi_ dengan intervensi keperawatan. Label _intervensi keperawatan terdiri atas beberapa kata (1 kata s.d. 4 kata) yang diawali dengan kata benda (nomina) yang berfungsi sebagai descriptor atau perjelas luaran keperawatan. 2. Ekspektasi Ekspektasi merupakan penilaian terhadap hasil yang diharapkan tercapai. Ekspektasi menggambarkan seperti apa_ kondisi, perilaku, atau persepsi pasien akan berubah setelah diberikan intervensi keperawatan. Terdapat tiga kemungkinan ekspektasi yang diharapkan perawat yaitu: I er csen sccmninemmonninsniient EKSPEKTASI LUARAN KEPERAWATAN 12 IHC Rumah Sakit Pelabuhan Palembang Ekspektasi Menurun digunakan pada luaran negatif seperti Tingkat Keletihan, Tingkat Ansietas, Tingkat Berduka, Tingkat Infeksi, Tingkat Perdarahan, Respon Alergi Lokal. Ekspektasi meningkat digunakan pada luaran positif seperti Bersihan Jalan Napas, Curah Jantung, Perfusi Perifer, Perawatan Diri, Tingkat Pengetahuan, Sirkulasi_ Spontan, Status Kenyamanan. Sedangkan ekspektasi Membaik digunakan pada luaran yang tidak dapat diekspektasikan menurun atau meningkat seperti Eliminasi Fekal, Fungsi Seksual, Identitas Diri, Motilitas Gastrointestinal, Penampllan Peran, Proses pengasuhan. 3. Kriteria Hasil Kriteria hasil merupakan karakteristik pasien yang dapat diamati atau diukur oleh perawat dan dijadikan sebagai dasar untuk menilai pencapaian hasil intervensi keperawatan. Kriteria hasil juga dapat disebut sebagai indikator karena menggambarkan perubahan-perubahan yang ingin dicapai setelah pemberian intervensi keperawatan. Berdasarkan metode pendokumentasiannya, maka penulisan kriteria hasil dapat dilakukan dengan dua metode. Jika menggunakan metode pendokumentasian manual/tulisan, maka setiap kriteria hasil perlu dituliskan angka atau nilai yang diharapkan untuk dicapai, sedangkan jika menggunakan metode pendokumentasian berbasis computer, maka setiap kriteria hasil ditetapkan dalam bentuk skor dengan skala 1 s.d 5. Terdapat tiga variasi skala pada pemberian skor criteria hasil, yaitu: 3 23 are =e 4 ox 4 spice rompers | momburuk Penerapan Luaran Keperawatan Penerapan luaran keperawatan dengan menggunakan_ ketiga komponen diatas dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu: 1. Metode Dokumentasi Manual/Tertulis 13 IHuC Rumah Sakit Pelabuhan Palembang [Seieah Glakukan Wiowons) Keperawatan selama aka [Label] (Ekspektaci] dengan ktevia hast rte # (hai) Kntoria 2 (has) Keto 3 (has) = ast Moninghat dengan hora hast Batu fet Mera\ mera 2. Metode Dokumentasi Berbasis Komputer 1 fam, mcko Beraihan Jalan apes [Sowa Giakakan Twrervens) Kepevawatan Solara maka Label] [Ekspektasl] dongan krteria hast otra 4 (shoo) ‘eitria 2 (kor) ‘eitria 3 (oko) B. Standar Intervensi Keperawatan Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang diharapkan. Standar intervensi Keperawatan Indonesia menggunakan system klasifikasi yang sama dengan klasifikasi SDKI yang diadaptasi dari ICNP. Sistem klasifikasi ini terdiri atas 5 (lima) kategori dan 14 (empat belas) sub kategori dengan uraian sebagai berikut : SISTEM KLASIFIKASI INTERVENS!I KEPERAWATAN 1. Fisiologis 14 IHC Rumah Sakit Pelabuhan Palembang Kategori intervensi keperawatan yang ditujukan untuk mendukung fungsi fisik dan regulasi homeostatis, yang terdiri atas: + Respirasi, yang memuat kelompok intervensi keperawatan yang memulihkan fungsi pernapasan dan oksigenasi - Sirkulasi, yang memuat kelompok intervensi yang memulihkan fungsi jantung dan pembuluh darah Nutrisi dan Cairan, yang memuat kelompok intervensi yang memulihkan fungsi gastrointestinal, metabolism dan regulasi cairan/elektrolit - Eliminasi, memuat kelompok intervensi yang memulihkan fungsi eliminasi fekal dan urinaria - Aktivitas dan Istirahat, yang memuat kelompok intervensi yang memulihkan fungsi musculoskeletal, penggunaan energy serta istirahat/tidur - Neurosensori, memuat kelompok intervensi yang memulihkan fungsi otak dan saraf - Reproduksi dan Seksualitas, yang memuat kelompok intervensi yang melibatkan fungsi reproduksi dan seksualitas 2. Psikologis Kategori intervensi keperawatan yang ditujukan untuk mendukung fungsi dan proses mental, yang terdiri atas: > Nyeri dan Kenyamanan, yang memuat kelompok intervensi yang meredakan nyeri dan meningkatkan kenyamanan - Integritas Ego, yang memuat kelompok intervensi yang memulihkan kesejahteraan diri sendiri secara emosional - Pertumbuhan dan Perkembangan, yang memuat kelompok intervensi yang memulihkan fungsi pertumbuhan dan perkembangan 3. Perilaku Kategori intervensi keperawatan yang ditujukan untuk mendukung perubahan perilaku atau pola hidup sehat, yang terdiri atas: - Kebersihan Diri, yang memuat kelompok intervensi yang memulihkan perilaku sehat dan merawat diri 15 IHC Rumah Sakit Pelabuhan Palembang Penyuluhan dan Pembelajaran, yang memuat kelompok intervensi_ yang meningkatkan pengetahuan dan perubahan perilaku sehat 4. Relasional Kategori intervensi keperawatan yang ditujukan untuk mendukung hubungan interpersonal atau interaksi social, terdiri atas: - Interaksi sosial, yang memuat kelompok intervensi yang memulihkan hubungan antara individu dengan individu lainnya. 5. Lingkungan Kategori intervensi keperawatan yang ditujukan untuk mendukung keamanan lingkungan dan menurunkan risiko gangguan kesehatan, yang terdiri atas: - Keamanan dan Proteksi, yang memuat kelompok intervensi yang meningkatkan keamanan dan menurunkan risiko cedera akibat ancaman dari lingkungan internal maupun eksternal. Pengklasifikasian intervensi keperawatan dilakukan berdasarkan analisis kesetaraan (similarity analysis) dan penilaian klinis (clinical judgement). Intervensi keperawatan yang bersifat multikategori atau dapat diklasifikasikan kedalam lebih dari satu kategori, maka diklasifikasikan berdasarkan kecenderungan yang paling dominan pada salah satu kategori/subkategori. Pada proses pengklasifikasian dihindari terjadinya rujukan silang (cross- referencing), sehingga setiap satu intervensi keperawatan hanya diklasifikasikan kedalam satu kategori/sub kategori. Komponen Intevensi Keperawatan Setiap intervensi keperawatan terdiri atas tiga komponen yaitu label, definisi dan tindakan, dengan uraian sebagai berikut: a. Label Komponen ini merupakan nama dari intervensi keperawatan yang merupakan kata kunci untuk memperoleh informasi terkait 16 IHC Rumah Sakit Pelabuhan Palembang intervensi keperawatan tersebut. Label intervensi keperawatan terdiri atas satu atau beberapa kata yang diawali dengan kata benda (nomina), bukan kata kerja (verbal), yang berfungsi sebagai descriptor atau perjelas dari intervensi keperawatan. Terdapat 18 Jonie Deskriptor “Momrasiitas!, memudankan atau melancarkan Kolaborami Melakukan Kerjasarma atau interaics! Konseling Memberikan bimbingan Koneultast_ Memberikan informast tambahan atau pertimbangar Laven Mengajarkan sualu keterampilan atau kemampuan Manajemen — Mengidentitkasi dan mengelols Pemberian — Menylapkan dan memberikan Pemerikeaan Mengobservasi dengan telitt Penceganan —-Meminimaikan risike atau komplikae! Pengontrolan Mengendalikan Perawatan —-Mengidentifikasi dan merawat Promosi Meningkatkan Rujukan Menyusun penatalaksanaan lebih lanjut Resusiiast Memberikan tndakan secaracepat untuk memperiahankan kehidupan ‘strining Mendetoks! secara dint Terapi ‘Momulinkan Kesehatan darvateu menurunken risiko . Definisi Komponen ini menjelaskan tentang makna dari label intervensi keperawatan. Definisi label intervensi keperawatan diawali dengan kata kerja (verba) berupa perilaku yang dilakukan oleh perawat, bukan perilaku pasien. . Tindakan Komponen ini merupakan rangkaian perilaku atau aktivitas yang dikerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan. Tindakan tersebut antara lain: 1) Tindakan Observasi Tindakan yang ditujukan untuk =mengumpulkan dan Menganalisis data status kesehatan pasien. Tindakan ini umumnya menggunakan kata-kata ‘periksa’, ‘identifikasi’ atau ‘monitor’. Dianjurkan menghindari penggunaan kata ‘kaji’ karena serupa dengan tahap awal pada proses keperawatan dan agar tidak rancu dengan tindakan keperawatan yang 17 IHC Rumah Sakit Pelabuhan Palembang ™ merupakan tahap pascadiagnosis, sementara pengkajian merupakan tahap prediagnosis. 2) Tindakan Terapeutik Tindakan yang secara langsung dapat berefek memulihkan status kesehatan pasien atau dapat mencegah perburukan masalah kesehatan pasien. Tindakan ini umumnya menggunakan kata-kata ‘berikan’, ‘lakukan’, dan kata-kata lainnya. 3) Tindakan Edukasi Tindakan yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan pasien merawat dirinya dengan membantu _ pasien memperoleh perilaku baru yang dapat mengatasi masalah. Tindakan ini umumnya menggunakan kata-kata ‘ajarkan’, ‘anjurkan’, atau ‘latin’, 4) Tindakan Kolaborasi Tindakan yang membutuhkan kerjasama baik dengan perawat lainnya maupun dengan profesi kesehatan lainnya. Tindakan ini membutuhkan gabungan pengetahuan, keterampilan dan keterampilan dari berbagai profesi kesehatan. Tindakan ini hanya dilakukan jika perawat memerlukan penanganan lebih lanjut. Tindakan ini umumnya menggunakan_ kata-kata “kolaborasi’, ‘rujuk’, atau *konsultasikan’. d. Penentuan Intervensi Keperawatan Dalam menentukan intervensi keperawatan, perawat perlu mempertimbangkan beberapa factor sebagai berikut (DeLaune & Ladner,2011;Gordon, 1994; Potter & Perry, 2013): 1) _Karakteristik Diagnosis Keperawatan Intervensi keperawatan diharapkan dapat mengatasi etiologi atau tanda/gejala diagnosis keperawatan. Jika etiologi tidak dapat secara langsung diatasi, maka intervensi keperawatan diarahkan untuk —menangani_tanda/gejala_ diagnosis keperawatan. Untuk diagnosis risiko, intervensi keperawatan diarahkan untuk mengeliminasi factor risiko. 2) Luaran (Outcome) Keperawatan Yang Diharapkan 18 IHC Rumah Sakit Pelabuhan Palembang Luaran Keperawatan akan memberikan arahan yang jelas dalam penentuan intervensi__keperawatan. —_Luaran keperawatan merupakan hasil akhir yang diharapkan setelah pemberian intervensi keperawatan. 3) Kemampulaksanaan Intervensi Keperawatan Perawat perlu mempertimbangkan waktu, tenaga/staf dan sumber daya yang tersedia sebelum merencanakan dan mengimplementasikan intervensi keperawatan kepada pasien. 4) Kemampuan Perawat Perawat diharapkan mengetahui rasionalisasi ilmiah terkait intervensi keperawatan yang akan dilakukan dan memiliki keterampilan psikomotor yang diperlukan_—_untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan tersebut. Standar ini memuat intervensi-intervensi yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus, _ beberapa diantaranya yaitu manajemen Alat Pacu Jantung, Manajemen Ventilasi Mekanik, Terapi Akupresur, Terapi Akupuntur, Terapi Bekam, Terapi Hipnosis. 5) Penerimaan Pasien Intervensi keperawatan yang dipilih harus dapat diterima oleh pasien dan sesuai dengan nilai-nilai dan budaya yang dianut oleh pasien. 6) Hasil Penelitian Bukti penelitian akan menunjukkan efektivitas intervensi keperawatan pada pasien tertentu, Jika penelitian belum tersedia, maka perawat dapat menggunakan prinsip ilmiah atau berkonsultasi dengan perawat spesialis dalam menentukan pilihan intervensi keperawatan. Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut : 19 IHC Rumah Sakit Pelabuhan Polermbang PERTIMBANGAN PEMII Diagnosis Keperawatan 7 Hasil yang Dinarapkan Kemampuan Perawat HAN INTERVENS! - Ponerimaan Pasion 4. Implementasi Keperawatan Implementasi keperawatan merupakan pelaksanaan rencana tindakan yang ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara_maksimal yang mencakup aspek peningkatan, pencegahan, pemeliharaan serta pemulihan kesehatan dengan mengikutsertakan pasien dan keluarganya. Kriterianya adalah sebagai berikut : 1) Dilaksanakan sesuai dengan intervensi keperawatan yang dibuat 2) Menyangkut keadaan bio-piskososial spiritual klien 3) Menjelaskan setiap tindakan keperawatan yang dilakukan kepada klien/keluarga 4) Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan 5) Menggunakan sumber daya yang ada 6) Menerapkan prinsip aseptik dan antiseptik 7) Menerapkan prisnsip aman, nyaman, ekonomis, privasi dan mengutamakan keselamatan klien 8) Melaksanakan perbaikan tindakan berdasarkan respon klien 9) Merujuk dengan segera bila ada masalah yang mengancam keselamatan klien 10) Mencatat semua tindakan yang telah dilaksanakan 11) Merapikan Klien dan alat setiap selesai melakukan tindakan 12) Melaksanakan tindakan keperawatan berpedoman pada standar prosedur operasional yang telah ditentukan. 20 IHC Rumah Sakit Pelabuhan Palembang 5. Evaluasi Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistematis dan berencana untuk menilai perkembangan pasien. Kriterianya adalah sebagai berikut : 1) Setiap tindakan keperawatan, dilakukan evaluasi 2) Evaluasi hanya menggunakan indikator yang ada pada rumusan luaran 3) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan 4) Evaluasi melibatkan klien, keluarga dan tim kesehatan 5) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar. Berikut ini adalah Daftar standar asuhan keperawatan yang di gunakan di lingkungan Rumah Sakit Pelabuhan Palembang berdasarkan jenis kasus penyakit dan keluhan yang sering muncul pada pasien yang dirawat di Rumah Sakit Pelabuhan Palembang. KATEGORII : FISIOLOGIS Sub Kategori 1 : Respirasi D.0001 : Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif D.0002 : Gangguan Penyapihan Ventilator D.0003 : Gangguan Pertukaran Gas D.0004 : Gangguan Ventilasi Spontan D.0005 : Pola Napas Tidak Efektif D.0006 : Risiko Aspirasi KATEGORII : FISIOLOGIS Sub Kategori 2 : Sirkulasi D.0007 : Gangguan Sirkulasi Spontan D.0008 : Penurunan Curah Jantung D.0009 : Perfusi Perifer Tidak Efektif D.0010 : Risiko Gangguan Sirkulasi Spontan D.0011 : Risiko Penurunan Curah Jantung D.0012 : Risiko Perdarahan D.0013 : Risiko Perfusi Gastrointestinal Tidak Efektif D.0014 : Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif D.0015 : Risiko Perfusi Perifer Tidak Efektif D.0016 : Risiko Perfusi Renal Tidak Efektif D.0017 : Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif 21 IHC Rumah Sakit Pelabuhan Palembang KATEGORI I Sub Kategori 3 : 0.0018 D.0019 0.0020 D.0021 .0022 0.0023 0.0024 D.0025 D.0026 0.0027 D.0028 D.0029 D.0030 D.0031, D.0032 D.0033 D.0034 D.0035 D.0036 0.0037 0.0038 D.0039 KATEGORI I Sub Kategori 4 : D.0040 D.0041 D.0042 D.0043 D.0044 D.0045 D.0046 D.0047 D.0048 : FISIOLOGIS Nutrisi dan Cai : Berat Badan lebih : Defisit Nutrisi : Diare : Disfungsi Motilitas Gastrointestinal : Hipervolemia : Hipovolemia : Ikterik Neonatus : Kesiapan Peningkatan Keseimbangan Cairan : Kesiapan peningkatan Nutrisi : Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah : Menyusui Efektif : Menyusui Tidak Efektif : Obesitas : Risiko Berat Badan Lebih Ri : Risiko Disfungsi Motilitas Gastrointestinal ‘0 Defisit Nutrisi : Risiko Hipovolemia : Risiko Ikterik Neonatus : Risiko Ketidakseimbangan Cairan : Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit 2 Ril : Risiko Syok : FISIOLOGIS iko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah : Gangguan Sirkulasi Spontan ; Penurunan Curah Jantung : Perfusi Perifer Tidak Efektif : Risiko Gangguan Sirkulasi Spontan +: Risiko Penurunan Curah Jantung + Risiko Perdarahan +: Risiko Perfusi Gastrointestinal Tidak Efektif + Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif +: Risiko Perfusi Perifer Tidak Efektif 2 IHC Rumah Sakit Pelabuhan Palemban: D.0049 f D.0050 D.0051 D.0052 KATEGORI I Sub Kategori 5: D.0053 D.0054 D.0055 D.0056 D.0057 D.0058 D.0059 D.0060 KATEGORI I Sub Kategori 6 : D.0061 0.0062 D.0063 0.0064 D.0065 0.0066 D.0067 0.0068 KATEGORI I Sub Kategori 7 : D.0069 0.0070 D.0071, D.0072 D.0073 KATEGORI II Sub Kategori 1: D.0074 D.0075 Risiko Perfusi Renal Tidak Efektif : Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif : Risiko Inkontinensia Urin Urgensi : Risiko Konstipasi : FISIOLOGIS Aktivitas dan Istirahat : Disorganisasi Perilaku Bayi : Gangguan Mobilitas Fisik : Gangguan Pola Tidur : Intoleransi Aktivitas : Keletihan : Kesiapan Peningkatan Tidur : Risiko Disorganisasi Perilaku Bayi : Risiko Intoleransi Aktivitas : FISIOLOGIS Neurosensori : Disrefleksia Otonom : Gangguan Memori : Gangguan Menelan : Konfusi Akut : Konfusi Kronis : Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial : Risiko Disfungsi Neurovaskuler Perifer : Risiko Konfusi Akut : FISIOLOGIS Reproduksi dan Seksualitas : Disfungsi Seksual : Kesiapan Persalinan : Pola Seksual Tidak Efektif : Risiko Disfungsi Seksual : Risiko Kehamilan Tidak Dikehendaki : PSIKOLOGIS Nyeri dan Kenyamanan : Gangguan Rasa Nyaman : Ketidaknyamanan Pasca Partum 23 IHC Rumah Sakit Pelabuhan Palembang D.0076 0.0077 D.0078 D.0079 KATEGORI IT Sub Kategori 2 : D.0080 D.0081 D.0082 D.0083 D.0084 D.o08s D.0086 D.0087 D.0088 D.0089 D.0090 D.0091 D.0092 D.0093 D.0094 D.0095 D.0096 D.0097 D.0098 D.0099 D.0100 D.o101 D.0102 D.0103 D.0104 D.0105 KATEGORI IT Sub Kategori 3 : D.0106 : Nausea : Nyeri Akut : Nyeri Kronis : Nyeri Melahirkan : PSIKOLOGIS Integritas Ego : Ansietas : Berduka : Distres Spiritual : Gangguan Citra Tubuh : Gangguan Identitas Diri : Gangguan Persepsi Sensori : Harga Diri Rendah Kronis : Harga Diri Rendah Situasional : Keputusasaan : Kesiapan Peningkatan Konsep Diri : Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga : Kesiapan Peningkatan koping komunitas : Ketidakberdayaan : Ketidakmampuan Koping Keluarga : Koping Defensif : Koping Komunitas Tidak Efektif : Koping Tidak Efektif : Penurunan Koping Keluarga : Penyangkalan Tidak Efektif : Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko : Risiko Distress Spiritual Risiko Harga Diri Rendah Kronis Risiko Harga Diri Rendah Situasional 1 Risiko Ketidakberdayaan : Sindrom Pasca Trauma : Waham, : PSIKOLOGIS Pertumbuhan dan Perkembangan : Gangguan Tumbuh kembang 24 IHC Rumah Sakit Pelabuhan Palembang Ris : Risiko Gangguan Pertumbuhan : PERILAKU D.0107 D.0108 KATEGORI III Sub Kategori 4: D.0109 KATEGORI IIT Sub Kategori 5 : D.0110 D.0111 D.0112 D.0113 D.0114 D.0115 D.0116 D.0117 KATEGORI IV Sub Kategori 1: D.0118 D.0119 D.0120 D.o121 D.0122 D.0123 D.0124 D.0125 D.0126 D.0127 D.0128 KATEGORI V Sub Kategori 1 : D.0129 D.0130 ko Gangguan Perkembangan Kebersihan Diri : Defisit Perawatan Diri : PERILAKU Penyuluhan dan Pembelajaran : Defisit Kesehatan Komunitas : Defisit Pengetahuan : Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan : Kesiapan Peningkatan Pengetahuan : Ketidakpatuhan : Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif : Manajemen Kesehatan Tidak Efektif : pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif : RELASIONAL Interaksi Sosial : Gangguan Interaksi Sosial : Gangguan Komunikasi Verbal : Gangguan Proses Keluarga : Isolasi Sosial : Kesiapan Peningkatan Menjadi Orang Tua : Kesiapan Peningkatan Proses Keluarga : Ketegangan Peran pemberi Asuhan : Penampilan Peran Tidak Efektif : Pencapaian Peran Menjadi Orang Tua : Risiko Gangguan Perlekatan : Risiko Proses Pengasuhan Tidak Efektif : LINGKUNGAN Keamanan dan Proteksi : Gangguan Integritas Kulit/Jaringan : Hipertermia 25 IHC Rumah Sakit Pelabuhan Palembang D.0131 : Hipotermia D.0132 : Perilaku Kekerasan D.0133 : Perlambatan Pemulihan Pascabedah D.0134 : Risiko Alergi D.0135 : Risiko Bunuh Diri D.0136 : Risiko Cedera D.0137 : Risiko Cedera Pada Ibu D.0138 : Risiko Cedera Pada janin D.0139 : Risiko Gangguan Integritas Kulit/Jaringan D.0140 : Risiko Hipotermia D.0141 : Risiko Hipotermia Perioperatif D.0142 : Risiko Infeksi D.0143, : Risiko Jatuh D.0144 : Risiko Luka Tekan D.0145 : Risiko Mutilasi Diri D.0146 : Risiko Perilaku Kekerasan D.0147 : Risiko Perlambatan Pemulihan Pascabedah D.0148 : Risiko Termoregulasi Tidak Efektif D.0149 : Termoregulasi Tidak Efektif IHC Rumah Sakit Pelabuhan Palembang BAB IV DOKUMENTASI 1. Catatan asuhan keperawatan dilakukan secara individual dengan kriteria ; er F 9. h. Dilakukan selama pasien di rawat inap dan rawat jalan Dapat dilakukan sebagai bahan informasi, komunikasi dan laporan Dilakukan segera setelah tindakan dilaksanakan Penulisannya harus jelas dan ringkas serta menggunakan istilah yang baku Sesuai dengan pelaksanaan proses keperawatan Setiap pencatatan harus mencantumkan inisial/paraf/nama_perawat yang melakukan tindakan dan waktunya Menggunakan formulir yang baku Disimpan sesuai peraturan yang berlaku 2. Pasien yang pada pengkajian awal tidak termasuk ke dalam pasien yang berisiko jatuh, tetapi pada pengkajian lanjutan pasien menjadi berisiko jatuh, maka akan dicatat pada formulir Pengkajian Pasien Risiko Jatuh 3. Rencana intervensi resiko jatuh pasien di catat dalam formulir diangnosa keperawatan dan Implementasi di tulis di catatan perkembangan pasien. 4. Formulir Pengkajian Awal dan pengkajian Ulang Pasien Risiko Jatuh yang sudah diisi, akan dilaporkan ke Komite Mutu setiap bulan untuk dilakukan rekapitulasi dan dianalisa oleh Komite. 27

Anda mungkin juga menyukai