Anda di halaman 1dari 19

Objek Pendidikan

Muhammad Fakhry (11210110000008)


Ratna Kartika Destiyani (11210110000009)
Najwa Salimah (11210110000027)
Sub Materi

1. Pengertian Objek Pendidikan


2. Ayat, Terjemah, & Asbabun Nuzul QS. An-Nisa
ayat 1 serta pendapat para Mufassir
3. Ayat, Terjemah, & Asbabun Nuzul QS. Asy
Syuara’ ayat 213-216 serta Pendapat Para
Mufassir
Pengertian Objek
Pendidikan
Kata objek dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti hal, perkara,
atau orang yang menjadi pokok pembicaraan.
Arti pendidikan dalam KBBI yaitu proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok untuk berusaha mendewasakan manusia dengan
upaya pengajaran, pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.
Objek pendidikan merupakan seseorang yang menerima dan menjalani
proses pendidikan yang dilangsungkan oleh subjek pendidikan atau yang
dialami oleh objek itu sendiri melalui pengalaman sehari-hari.
Jadi dapat disimpulkan bahwa objek pendidikan adalah manusia, peserta
didik atau warga belajar yang terdapat kaitannya dengan fenomena
situasi pendidikan.
Ayat, Terjemah, & Asbabun
Nuzul QS. An-Nisa ayat 1
serta pendapat para
Mufassir
Surah An-nisa beserta Terjemahannya

‫ٰۤيـَاُّيَه ا الَّناُس اَّتُق ۡو ا َرَّبُكُم اَّلِذ ۡى َخَلَقُكۡم ِّم ۡن َّنۡف ٍس َّو اِح َدٍة َّو َخَلَق ِم ۡن َه ا َزۡو َجَه اَو َبَّث ِم ۡن ُه َم ا‬
۱‫ِرَجااًل َك ِث ۡي ًرا َّو ِنَس ٓاًء‌ ۚ َو اَّتُق وا َهّٰللا اَّلِذ ۡى َتَس ٓاَء ُلۡو َن ِبٖه َو اَاۡلۡرَحاَم‌ ؕ ِاَّن َهّٰللا َك اَن َع َلۡي ُكۡم َرِق ۡيًبا‬

Artinya: “Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan


kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa)
dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu
saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah
selalu menjaga dan mengawasimu”.
Pendapat Mufassir QS. An-Nisa ayat 1
Dalam Tafsir Quraish Shihab:
Untuk memahami ayat ini khususnya istilah nafs wahidah, ulama berbeda
pendapat. Pendapat pertama mengatakan bahwa penciptaan Hawa berasal
dari bagian tubuh Adam yaitu tulang rusuk yang bengkok yang terdapat di
sebelah kiri atas. Pendapat ini berasal dari pendapat mayoritas ulama
terdahulu sebagaimana dikatakan oleh Nasaruddin Umar dalam Argument
Kesetaraan Jender. Mereka berpendapat bahwa kata nafs wahidah pada
ayat tersebut dipahami dengan makna Adam, sehingga kata minhā kembali
kepada kata ganti (damir) “hā” yaitu kepada Adam.
Analisis Pemakalah Antara Tema Tentang
Objek Pendidikan dengan QS. An-Nisa ayat 1

Menurut pemakalah keterkaitan antara surat An-Nisa ayat 1 dengan tema


objek pendidikan, yaitu dalam ayat ini Allah melalui Nabi Muhammad (subyek)
sebagai perantaranya untuk menyampaikan firman-firmannya yaitu terdapat
perintah kepada seluruh manusia (sebagai objek pendidikan Islam) untuk
bertakwa kepada Allah SWT yang telah menciptakan mereka dari satu nafs
(Adam dan Hawa) yang kemudian memperkembangbiakkan banyak laki-laki
dan perempuan. Kata “an-nass” di sini diartikan manusia sebagai makhluk
sosial secara keseluruhan, seperti yang sudah dibahas di pertemuan pertama
mengenai dimensi manusia. Jadi salah satu bentuk ketakwaan manusia disini
adalah diperintahkannya untuk menuntut ilmu.
Ayat, Terjemah, & Asbabun
Nuzul QS. Asy-Syuara ayat
213-216 serta pendapat
para Mufassir
Surah Asy-Syuara ayat 213-216
beserta Terjemahannya
﴾۲۱۳﴿ ‫َفاَل َتْد ُع َم َع ِهّٰللا ِإَلًه ا َءاَخَر َف َت ُكْو َن ِم َن اْلُم َع ِّذ ِبْي َن‬
Maka janganlah kamu menyeru (menyembah) tuhan yang lain di samping
Allah, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang diazab.
‫ْق‬‫َاْل‬ ‫َك‬‫َت‬ ‫ْن‬‫َأ‬
﴾۲۱٤﴿ ‫َو ِذ ْر َع ِش ْي َر ا َرِبْي َن‬
Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,
﴾۲۱۵﴿ ‫َجَناَحَك ِلَم ِن ٱَّتَبَع َك ِم َن ٱْلُم ْؤ ِم ِنيَن‬ ‫َو ٱْخ ِف ْض‬
dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu
orang-orang yang beriman
﴾۲۱٦﴿ ‫َف ِإْن َع َص ْو َك َف ُق ْل ِإِّنى َبِرٓى ٌء ِّم َّم ا َتْع َم ُلوَن‬
Jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak
bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan
Asbabun Nuzul QS. Asy-Syuara'
ayat 214
Dalam ayat ke 214 ini, Asbabun Nuzulnya dikemukakan oleh Ibnu Jarir yang
bersumber dari Ibnu Juraij yang berkata: “Ketika diturunkannya ayat “Wa
andzir ‘asyiiratakal aqrabiina”, Nabi memulai dakwahnya kepada keluarga
serumah, kemudian keluarga terdekat. Sikap beliau itu memberatkan hati
kaum muslimin (karena merasa diabaikan). Maka Allah menurunkan ayat
“wakhfidl janaahaka limanittaba’aka minal muminiina”, yang menerangkan
perintah agar beliau juga memperhatikan kaum muslimin pada secara umum.

Imam Muslim meriwayatkan dari hadits riwayat Abu Hurairah, dia berkata,
“ketika surat As-Syu’araa ayat 214 ini turun, ‘Dan berilah peringatan kepada
kerabatmu yang terdekat,’ Rasulullah SAW mengundang seluruh orang-orang
Quraisy, dan mereka pun berdatangan memenuhi undangannya dan Rasulullah
SAW pun menyeru mereka secara umum maupun personal.
Asbabun Nuzul QS. Asy-Syuara'
ayat 215-216
Lalu 2 ayat selanjutnya ayat 215 dan 216 menerangkan tentang perintah agar
Rasulullah SAW bersikap lemah lembut terhadap pengikutnya, karena itulah
yang lebih tepat buat Nabi, lebih menarik hati pengikutnya, membuat
kecintaan mereka pada Nabi, serta lebih mendatangkan pertolongan dan
keikhlasan mereka dalam berjuang bersama Nabi SAW

Namun demikian, seandainya kaum keluarga yang diberi peringatan oleh


Rasulullah itu mendurhakai Rasul, maka hal itu tidak akan mendatangkan
kemudharatan sedikitpun pada Rasul.
Pendapat Mufassir QS. Asy Syuara’
ayat 213
Menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah
Setelah terbukti melalui ayat-ayat kebenaran dan kesucian Al-Qur’an dan berita
tentangnya termaktub didalam kitab-kitab terdahulu dan diketahui pula oleh ulama
Bani Israil, maka kini Nabi Muhammad SAW diperingatkan bahwa: jika yang demikian
itu halnya Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah SWT dan yang mengajakmu dan
semua makhluk untuk mengesakan-Nya, maka janganlah engkau wahai Nabi
Muhammad SAW menyeru yaitu meminta pertolongan dan menyembah seseuatu
yang engkau anggap Tuhan yang lain, bersama penyembahanmu kepada Allah SWT.
Karena jika demikian, maka itu akan menyebabkan engkau yang merupakan kekasih
Allah dan makhluk termulia di sisi-Nya akan termasuk kedalam kelompok-kelompok
orang yang disiksa dengan siksaan yang pedih.
Pendapat Mufassir QS. Asy Syuara’
ayat 214
Menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah, setelah memerintahkan Nabi
Muhammad SAW untuk mrnghidari kemusyrikan. Pada ayat ini juga berpesan kepada
beliau bahwa hidarilah segara bentuk kemurkaan Allah dan memberi peringatan
kepada kerabat-kerabat terdekatmu tanpa pilih kasih. Ayat ini mengajarkan kepada
Rasul SAW dan umatnya agar tidak pilih kasih atau memberi kemudahan kepada
keluarga atau keranatnya dalam hal memberi peringatan.
Dalam Tafsir Al-Qurthubi, bahwa dalam ayat ini membahas dua masalah. Pertama,
kerabat-kerabat dekat Rasulullah SAW mendapat perhatian yang utama untuk
mendapatkan peringatan, untuk mencegah sikap mereka dan oarang-oarang yang
memusuhi Rasulullah SAW karena perbuatan syirik mereka. Kedua, bahwa
kekerabatan atau keturunan tidak ada kaitannya dengan sebab-sebab menjadi
seorang hamba.
Pendapat Mufassir QS. Asy Syuara’
ayat 214
Dalam Tafsir Kemenag RI bahwa ayat ini memerintahkan Nabi Muhammad untuk
menyampaikan agama kepada para kerebatnya, dan menyampaikan janji dan
ancaman Allah terhadap orang yang mnyekutukannya dan mengingkari-Nya. Ayat ini
pula diturunkan pada awal kedatangan Islam. Ketika Nabi Muhammad memulai
dakwahnya Allah SWT memerintahkan untuk menyerukan kepada keluarga terdekat
Terdapat pesan yang dapat diambil dari penafsiran Surat Asy-Syuara’ ayat 214. Bahwa
ketika ketika menyeru kepada kebaikan maka sebaiknya dimulai dari keluarga atau
kerabat terdekat terlebih dahulu. Begitu pula dalam memberi peringatan kita tidak
boleh pilih kasih karena sejatinya kita manusia sama dan keburukan itu harus dicegah
dan diberi peringatan.
Pendapat Mufassir QS. Asy Syuara’
ayat 215

Menurut Tafsir Quraish Shihab dalam Tafsirnya dijelaskan makna ‫َو ٱْخ ِف ْض َجَناَحَك‬
yakni perintah untuk berlaku lemah lembut dan rendah hati terhadap orang-
orang yang bersungguh-sungguh mengikutimu, yaitu orang-orang mukmin yang
berasal dari kerabatmu atau bukan.

Dalam Tafsir Kemenag RI dijelaskan Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad


supaya berlaku ramah dan rendah hati kepada orang-orang yang baru saja beriman
dan menerima seruannya. Dan terdapat beberapa pesan bahwa jangalah sekali-kali
berlaku sombong, agar hati mereka tertarik dan rasa kasih sayang terjalim sesama
mukmin. Maka hendaknya dakwah selalu dilakukan dengan rendah hati dan etika
yang baik.
Pendapat Mufassir QS. Asy Syuara’
ayat 216
Dalam Tafsir Al-Misbah kaya M. Quraish Shihab menjelaskan mengenai ayat ini bahwa
keluarga dekat yang paling dekat sekalipun tidak boleh mengakibatkan seseorang yang
mengorbankan keimanannya demi karena keluarga. Akan ada diantara mereka yang tidak
setuju dengan ajakanmu wahai Nabi Muhammad SAW, tetapi hendaknya engkau tetap tegar
dalam mengahadapi mereka dan berpegang teguh kepada petunjuk Allah SWT.
Dalam Tafsir Al-Qurthubi juga dijelaskan hal yang serupa yakni jika mereka menyelisihi
urusanmu (Muhammad), maka tidak akan bertanggungjawab atas kemaksiatan kamu
kepadaku. Sebab kemaksiatan mereka kepada Rasulullah SAW itu juga merupakan
kemaksiatan mereka kepada Allah SWT, selain dari itu Rasulullah SAW hanya menyampaikan
ajaran yang diperintahkan-Nya.
Dalam Tafsir Kemenag pun dijelaskan yakni Allah memberi petunjuk kepada Nabi
Muhammad dalam menjalankan dakwahnya, yaitu jika terdapat keluarga dan kerabat dekat
tidak mengindahkan atau mendengar seruannya. Maka katakanlah kepada mereka bahwa ia
berlepas diri dari kedurhakaan dan keingkaran mereka.
Analisis Pemakalah Antara Tema Tentang
Objek Pendidikan dengan QS. Asy Syuara’
ayat 213-216
Menurut pemakalah keterkaitan antara surat Asy Syuara’ ayat 213-216
dengan objek pendidikan yaitu salah satu yang juga menjadi objek
pendidikan yaitu keluarga atau kerabat terdekat yang berasal dari kata
. ‫َع ِش ْي َرَتَك اَاْلْق َرِبْي َن‬
Dapat diambil makna bahwa dalam pendidikan objek pertama dan yang
paling utama adalah keluarga atau kerabat terdekat
Nabi Muhammad SAW mendapat perintah untuk berdakwah, dimana Allah
memerintahkan untuk memulai dakwahnya yang pertama kali menjadi objek ialah
keluarga dan kerabat dekatnya baru ke seluruh manusia. Dan objek yang digaris bawahi
disini merupakan keluarga atau kerabat dekat, juga memiliki makna bahwa terdapat
kemudahan bagi Rasulullah serta umatnya dalam pemberian peringatan dan pendidikan
yang dimulai dari keluarga dan kerabat terdekat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai