Guru Mapel :
Nia Kurniasih, S.Pd.
Kelompok Teratai :
Ayu Rizky Sulhajah
Rosa Irina Jaya
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Indonesia merupakan negara dengan banyak sekali keberagaman dan
perbedaan. Keadaan masyarakat Indonesia yang beraneka ragam merupakan
salah satu rahmat dan anugrah dari Tuhan Yang Mahakuasa kepada bangsa
Indonesia. Keanekaragaman tersebut perlu dipupuk dan dipelihara sehingga
dapat memperkaya budaya bangsa dan memperkokoh rasa persatuan dan
kesatuan bangsa.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk lebih mengenal keberagaman dan
kekayaan di Indonesia, meningkatkan rasa cinta kepada tanah air Indonesia
dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala keindahan yang ada di
Indonesia.
Tentunya makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa bimbingan ibu guru dan
bantuan dari teman teman, oleh karena itu kami mengucapkan banyak
Terimakasih kepada ibu Nia Kurniasih, S.Pd.,M.Pd atas bimbingan dan
bantuannya dan Terimakasih untuk teman teman yang telah berkontribusi dan
mendukung. Kami menyadari banyaknya kekurangan pada makalah ini, atas
segala kekurangan kami memohon maaf.
DAFTAR ISI
Bab 1 Pendahuluan
Latar Belakang
Rumusan Masalah.................................................................................................................
Tujuan...................................................................................................................................
Bab 2 Pembahasan
A.Provinsi di Indonesia...........................................................................................................
B.Lingkaran Hukum Adat........................................................................................................
C.Ciri Khas dan Adat Istiadat Suku Bangsa (Yogyakarta)........................................................
1) Pakaian Adat Yogyakarta.......................................................................................
2) Senjata Tradisional Yogyakarta.............................................................................
3) Alat Musik Tradisional Yogyakarta........................................................................
4) Lagu Daerah Yogyakarta........................................................................................
5) Tarian Daerah Yogyakarta.....................................................................................
6) Makanan Tradisional Yogyakarta..........................................................................
7) Kerajinan Daerah Yogyakarta................................................................................
8) Upacara Adat Yogyakarta......................................................................................
9) Sistem Kekerabatan Yogyakarta............................................................................
Bab 3 Penutupan..................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan Hal ini membuat hubungan antarmasyarakat di
pulau yang satu dengan yang lainnya kerap terhambat, sehingga masyarakat di pulau
tertentu mulai mengembangkan kebiasaannya sendiri. Tak hanya kebiasaan, masyarakat di
masing-masing pulau juga mengembangkan adat, budaya, sampai kepercayaannya masing-
masing. Alhasil, Indonesia semakin beragam. Masing-masing daerah memiliki suku, bahasa,
budaya, sistem kepercayaan, agama, sampai norma dan nilai yang berbeda-beda di
masyarakatnya. Keragaman dan perbedaan harus disikapi dengan persatuan dan kesatuan.
Indonesia memiliki semboyan yang berbunyi Bhinneka Tunggal Ika yang pada intinya berarti
berbeda beda tetapi tetap satu.
Perbedaan dan keragaman yang dimiliki Indonesia merupakan keunikan yang dimiliki oleh
Indonesia karena itu kita harus bangga dan cinta dengan tanah air Indonesia. Salah satu
wujud cinta tanah air adalah dengan lebih mengenal perbedaan yang ada sehingga keunikan
yang dimilikinya dapat semakin dikenal dan dapat meningkatkan wawasan serta rasa cinta
tanah air. Namun masih banyak yang belum mengenal daerah daerah di Indonesia dan
keberagamannya. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk mengenal keragaman di
Indonesia, salah satu daerah yang akan dibahas adalah Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Kurang kenalnya kita dengan keberagaman yang ada di Indonesia
C. Tujuan
Meningkatkan rasa cinta terhadap tanah air Indonesia
Memperkuat persatuan dan kesatuan
Mengenal keberagaman suku, adat istiadat, dan sebagainya dari daerah Yogyakarta
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Provinsi di Indonesia
Indonesia kini memiliki 38 provinsi, yaitu :
Surjan
Surjan merupakan pakaian adat Yogyakarta yang biasanya dikenakan kaum pria.
Kainnya memiliki tekstur tebal dengan motif vertikal, berwana gelap dan dilengkapi
dengan kancing. Namun, dalam perkembanganya motif lurik ternyata tidak hanya
garis-garis membujur saja, tetapi terdapat motif kotak-kotak sebagai hasil kombinasi
garis vertikal dengan horisontal. Selanjutnya muncul surjan ontrokusuma yang
bermotif bunga. Jenis dan motif kain yang digunakan untuk membuat surjan
ontrokusuma terbuat dari kain sutra bermotif hiasan berbagai macam bunga.
Pinjung
Pinjung adalah kain yang digunakan sebagai penutup sampai ke dada. Biasanya kain
pinjungan dilengkapi dengan kemben atau kain penutup dada. Selain itu, bisa juga
dipadukan dengan baju batik atau lurik sebagai penutup terluar.
Janggan Hitam
Janggan merupakan baju dengan model menyerupai surjan yang dilengkapi kancing
hingga menutup leher. Warna kain yang digunakan harus hitam. Janggan sendiri
berasal dari kata ‘jangga’ berarti leher, yang melukiskan keindahan dan kesucian
kaum perempuan keraton, dan perempuan Jawa pada umumnya. Sementara warna
hitam janggan menggambarkan simbol ketegasan, kesederhanaan, dan kedalaman,
juga sifat kewanitaan yang suci dan bertakwa.
Gambar 1.5 ( Pakaian Tradisional Janggan Hitam)
Batik Yogyakarta
Motif batik Yogyakarta terdiri dari beberapa jenis, antara lain:
1) Motif Parang Rusak Barong
Motif ini hanya boleh digunakan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono, dan digunakan
untuk menerima tamu utusan dari berbagai negara atau untuk upacara perkawinan.
2) Motif Slobog
Batik ini bermotif kotak-kotak yang membentuk segitiga. Umumnya digunakan dalam
acara pelantikan pejabat ataupun melayat.
3) Motif Sidomukti
Ini adalah motif batik khas dari keraton. Sesuai dengan namanya Sidomukti yaitu
sejahtera dan mulia.
4) Motif Ceplok Kesatrian
Motif ini memiliki makna filosofis menerima kritikan dari segala arah yang
diperuntukkan untuk Sultan dan kerabatnya.
5) Motif Truntum
Ini adalah motif batik Yogyakarta yang digunakan untuk akad nikah.
6) Motif Sido Asih
Motif Sido Asih digunakan untuk resepsi.
Sabukwala
Sabukwala merupakan pakaian untuk anak perempuan.
Semekan
Pakaian tradisional Semekan merupakan nama pakaian adat Yogyakarta yang berupa
kain khusus dengan ukuran sebesar 250 cm x 60 cm. Cara penggunaan kain Semekan
adalah dengan cara dililitkan ke badan tepat di bawah ketiak sampai ke atas pinggul
dari arah kiri ke kanan. Sebelum mengenakan semekan ini, biasanya dikenakan pula
ubet-ubet. Untuk memperkuat kain tradisional semekan, di kenakanlah udet atau tali
yang dipakai melingkar di bawah dada. Dikenakan juga kalung tradisional untuk
menutupi bagian dada mereka yang tidak tertutupi kain semekan, atau sekedar
aksesoris tambahan.
Gambar 1.7 ( Pakaian Tradisional Semekan)
Baju Ageng
Baju ageng dikenakan oleh pejabat keraton yang sedang dalam tugas. Pakaian adat
Yogyakarta ini terdiri dari jas laken berwarna hitam disertai motif keemasan pada
bagian pinggir dan di bagian tengah terdapat motif keris serta batik, dilengkapi
celana kain berwarna hitam dan dililitkan kain batik dalam pemakaiannya. Selain itu,
menggunakan topi panjang yang memiliki tinggi 8 cm dengan motif keemasan.
Blangkon
Jenis blangkon, yaitu blangkon Yogkarta dan Solo. Ada beberapa perbedaan
blangkon Yogyakarta dan Solo, salah satunya pada bagian belakang atau
mondolan blangkon. Mondolan blangkon Solo berbentuk datar, sementara
blangkon Yogyakarta berbentuk monjol. Selain itu, blangkon Solo terbuat dari
kain batik berwarna kecoklatan, sedangkan blangkon Jogja dibuat dengan kain
batik yang warnanya senderung putih.
Krumpyung
Alat musik tradisional ini asalnya dari Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Biasanya lagu yang dibawakan oleh Krumpyunng adalah Langgam Jawa, Uyon-uyon,
dan Campursari. Selain itu, Krumpyung juga dimainkann pada hari kemerdekaan
Indonesia, sebagai penyambutan tamu-tamu yang berkunjung dari Istana Negara.
Untuk memainkan Krumpyung adalah dengan ditiup.
Gambar 3.1 ( Alat Musik Krumpyung)
Gejong Lesung
Alat musik yang dimainkan oleh 4 hingga 5 orang ini atau lebih diperdengarkan
sebagai instrument musik perkusi yang mengandalkan alat penumbuk padi
tradisional. Alat tersebut dinamakan lesung dan alu/antan. Untuk memainkannya,
Lesung dipukul dengan alu atau antan pada bagian atas, samping, tengah, atau tepat
pada bagian cekungan.
Rinding Gumbeng
Alat musik tradisional ini aslinya berasal dari Gunung Kidul. Kesenian ini menjadi
identitas pada kehidupan masyarakat Gunung Kidul yang terkenal sederhana, ulet,
hingga dekat dengan alam. Rinding Gumbeng juga merupakan sebuah tradisi rakyat
setempat yang tidak terpisahkan dengan sistem bertani masyarakatnya.
Gambar 3.3 ( Alat Musik Rinding Gumbeng )
Gong Kumodhog
Nama alat musik tradisional ini berasal dari bahasa Jawa yang terdiri dari kata gong dan kumodhog.
Gong Kumodhog dimainkan dalam kesenian Siteran dari dukuh Penggok, Kelurahan Tri Mulyo,
Kecamatan Jetis, Bantul. Gong Kumodhog dibuat dari 2 bilah besi atau perunggu dengan panjang
sekitar 45 cm dan lebar 25 cm. Gong Kumodhog dimainkan dengan cara di pukul.
Lagu “Sinom”
Dalam bahasa Jawa, Sinom (Sinoman) adalah sekelompok anak muda. Sesuai dengan
judulnya, lagu ini sangat berbumbu tentang kehidupan anak-anak yang memasuki
masa remaja/pubertas, dalam arti mereka sedang mencari jati diri. Jadi lagu ini
menggambarkan nasehat bagi semua anak muda untuk bisa menjaga diri, bersikap
dan lebih dewasa dalam menghadapi perjalanan hidup.
Lagu “Gethuk”
Lagu “Gethuk” diciptakan oleh mendiang Manthous, seniman campursari legendaris.
Lirik lagu “Gethuk” berasal dari kata “gethuk”, makanan khas Yogyakarta. Gethuk
sendiri terbuat dari tapioka yang dihaluskan dan memiliki cita rasa yang unik.
Lagu “Jamuran”
Jamuran merupakan lagu yang dinyanyikan dalam game berjudul Jamuran.
Permainan ini bisa dimainkan oleh 4 sampai 12. Permainan Jamuran dapat
dimainkan oleh anak laki-laki dan perempuan, umumnya antara usia 6 dan 13 tahun.
Permainan ini juga tidak memerlukan alat,hanya lapangan yang luas.
Lagu “Menthok-Menthok”
Mentok-mentok ungkapan ironis lagu ini ditujukan untuk mereka yang malas dan
hanya tidur, dan memberikan nasehat bahwa manusia harus produktif, kreatif dan
harus bekerja keras. Lagu menthok-menthok biasanya dinyanyikan dalam permainan
anak jawa dengan membentuk lingkaran sambil berjalan seperti mint, dengan
tangan kanan di depan dan tangan kiri di pinggul sambil berjalan.
Gudeg
Gudeg merupakan salah satu makanan khas Jogja yang sangat terkenal di Indonesia.
Biasanya, hidangan satu ini akan disajikan dengan beberapa sayuran lain, seperti
krecek atau opor ayam. Cara membuat gudeg ala Jogja memerlukan waktu yang
sangat lama. Gudeg terbuat dari nangka muda direbus beberapa jam dengan gula
aren, dan santan. Kemudian diberikan bumbu tambahan termasuk bawang putih,
bawang merah, kemiri, biji ketumbar, lengkuas, daun salam, dan daun jati, yang
terakhir memberi warna cokelat kemerahan pada hidangan.
dimasak dengan sup berbahan dasar santan, dengan kentang potong dadu dan
kacang kedelai goreng. Kemudian dicampur dengan bumbu campuran rempah-
rempah dan cabai merah yang cukup banyak. Karena kerupuk kulit menyerap santan
dan rempah-rempah sehingga menjadi lembab. Krecek memiliki tekstur yang lembut
dan lembab dengan rasa yang kaya dan pedas serta warna oranye kemerahan.
Sate Klatak
Sate klatak adalah sate kambing atau domba, asli dari Kecamatan Pleret, Kabupaten
Bantul di Yogyakarta. Nama klatak diambil dari cara memanggangnya yaitu dengan
api terbuka atau dalam bahasa Jawa disebut “klatak”. Sate ini sangat berbeda dari
varian sate lainnya, karena bumbu utamanya adalah garam dan sedikit merica. Selain
itu, tusuk sate yang digunakan untuk memanggang terbuat dari besi yang berfungsi
sebagai konduktor panas dan membantu daging matang secara merata dari dalam.
Oseng-Oseng Mercon
Makanan ini biasanya dibuat dari tetelan daging yang dicampur dengan jeroan sapi
dan kikil. Kemudian disajikan dengan bumbu yang sangat pedas. Sesuai dengan
Namanya, rasa pedas yang disajikan sangat menyengat dan juga panas sehingga
mirip seperti terkena mercon. Salah satu restoran oseng-oseng mercon yang
terkenal adalan Oseng Mercon Bu Narti dan sudah berdiri sejak 1977 silam.
Gambar 4.4 ( Makanan Tradisional Oseng – Oseng Mercon)
Bakpia Pathuk
Bakpia pathuk adalah makanan mirip roti dengan bentuk bulat dan memiliki rasa
manis. Rasanya, isi dari kue yang dipengaruhi oleh budaya cina ini adalah kacang
hijau, cokelat atau keju. Makanan campuran budaya Indonesia dan Cina ini
diberinama Pathuk sesuai dengan daerah asalnya. Yaitu wilayah Pathuk yang berada
di pinggiran kota Yogyakarta. Hidangan ini mirip dengan pia, tetapi ukurannya lebih
kecil. Bakpia dikemas secara komersial dalam kotak-kotak kecil dan dijual di banyak
toko oleh-oleh di Yogyakarta.
Gambar 4.5 ( Makanan Tradisional Bakpia Pathuk)
Tiwul
Tiwul merupakan makanan khas Jogja yang sering dijadikan pengganti beras oleh
penduduk Trenggalek, Wonosobo, Gunungkidul, Wonogiri, Pacitan dan Blitar.
Bahkan masa penjajahan Jepang, rakyat Indonesia juga mengkonsumsi tiwul sebagai
makanan pokok. Hidangan yang dibuat dari gaplek ini merupakan salah satu
makanan sehat karena memiliki kalorinya cukup rendah.
Gambar 4.6 ( Makanan Tradisional Tiwul)
Selain itu, tiwul juga dipercaya dapat mencegah penyakit maag dan juga perut
keroncongan. Di daerah lain, seperti Banyumas, Cilacap, dan Kebumen juga memiliki
menu makanan yang hampir sama. Hanya saja proses pembuatannya sedikit
berbeda dan disebut sebagai oyek.
Kue Kipo
Kue kipo dibuat dari tepung ketan yang diisi dengan parutan kelapa cokelat atau
enten-enten. Warna hijau yang khas dari makanan ini didapat dari perasan daun suji.
Citarasa kue kipo manis dan teksturnya legit. Karena ukurannya yang kecil. Cara
memasak Kipo dengan cara dipanggang. Sebelum dipanggang, adonan yang sudah
terbentuk diberi alas daun pisang terlebih dahulu agar tidak lengket. Jika
menggunakan bahan-bahan alami, kue kipo hanya mampu bertahan selama satu
malam.
Jadah Tempe
Hidangan yang satu ini berasal dari kabupaten Sleman, Yogyakarta, atau tepatnya
dari daerah lereng Gunung Merapi, Kaliurang. Makanan tersebut dibuat dari jadah,
yakni panganan dari ketan yang dicampur dengan tempe bacem. Biasanya, jadah
tempe dibungkus menggunakan daun pisang.
Mie Lethek
Mie lethek ialah makanan dari Jogja yang pertama kali dibuat oleh umar Yassir dari
Yaman saat beliau hendak berdawkah. Bahan dasar mie ini, yakni tepung tapioka dan
gaplek. Terbuat dari bahan-bahan alami membuat warna mie sedikit kusam atau
kecokelatan sehingga dinamakan mie lethek. Mie lethek dapat dimasak sebagai mie
rebus atau goreng. Rasanya nikmat dan sangat pas disantap selagi hangat. Mie
lethek khas Yogyakarta ini telah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda
(WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Mangut Lele
Mangut lele merupakan ikan lele yang dimasak dengan kuah santan nikmat. Daging
ikan lele yang digunakan biasanya sudah digoreng atau diasap terlebih dahulu. Selain
gurih, mangut lele juga memiliki rasa sedikit asam dan pedas.
Selain terkenal dengan tempat wisatanya yang indah, Yogyakarta juga dikenal sebagai kota yang memiliki
banyak aneka macam kebudayaan dan adat istiadat yang masih sangat kental. Di zaman yang semakin maju
dan modern ini masih bisa di temukan beberapa upacara adat darii beberapa daerah di Yogyakarta.
Bahkan beberapa upacara adat tersebut berhasil menjadi daya tarik bagi wisatawan. Pasalnya tidak hanya
unik, tetapi para wisatawan juga dapat menambah ilmu tentang tradisi di suatu tempat.
Upacara Sekaten
Upacara Sekaten merupakan sebuah tradisi yang diperuntukkan untuk merayakan hari ulang tahun
Nabi Muhammad SAW dan biasa diadakan setiap tanggal 5 bulan Rabiul Awal tahun hijriah (bulan
Jawa mulud) di alun-alun utara Yogyakarta dan Surakarta.
Awal mulanya, Sekaten diadakan oleh Pendiri Keraton Yogyakarta, yaitu Sultan Hamengkubuwono 1
untuk mengundang masyarakat Jogja untuk mengikuti dan memeluk agama Islam. Upacara ini dimulai
saat malam hari dengan iring-iringan abdi dalem keraton bersama dengan lantunan musik dari dua set
Gamelan Jawa Kyai Nogowilogo dan Kyai Gunturmadu.
Upacara Sekaten ini dilaksanakan selama tujuh hari berturut-turut, atau tepatnya sampai tanggal 11
bulan Jawa mulud. Dan kedua set gamelan ini akan terus dimainkan sampai acara berakhir.
Upacara Saparan
Upacara Saparan atau disebut juga Bekakak ini diadakan oleh masyarakat Desa Ambarketawang, yang
terletak di Kecamatan Gamping, Sleman setiap hari Jumat di bulan Sapar.
Upacara adat ini dilaksanakan dengan penyembelihan Bekakak, yang artinya korban penyembelihan
hewan atau manusia. Namun untuk upacara adat ini hanya menggunakan tiruan manusia saja, yaitu
sepasang boneka pengantin jawa yang terbuat dari tepung ketan.
Tujuan awal dilaksanakannya Upacara Saparan ini adalah untuk menghormati arwah Ki Wirasuta dan
Nyi Wirasuta sekeluarga. Mereka adalah abdi dalem Hamengkubuwono 1 yang disegani. Kemudian
pada akhirnya berubah, kini upacara adat itu bertujuan untuk memohon keselamatan masyarakat
agar terhindar dari segala bencana.
A.Kesimpulan
Indonesia memiliki banyak keberagaman dan perbedaan yang merupakan anugerah Tuhan
Yang Maha Esa yang harus kita syukuri dan keindahan serta keunikan dari Indonesia.
Sebagai warga negara Indonesia kita harus mencintai dan bangga terhadap Indonesia salah
satu caranya adalah dengan lebih mengenal keberagaman dan keindahan daerah di
Indonesia. Salah satu contohnya adalah daerah Yogyakarta yang memiliki beragam pakaian
daerah, Senjata tradisional, alat musik daerah, lagu daerah, tarian daerah, makanan
tradisional, kerajinan daerah, upacara adat, dan sistem kekerabatan. Yogyakarta masih
merupakan salah satu masih banyak daerah Indonesia lainnya yang indah dan penuh
keunikan.