Anda di halaman 1dari 4

Penunjukan Langsung pada Perpres 54/2010

Setelah Perpres 54/2010 diluncurkan dan saya sudah memuat matriks perbedaan
antara Keppres 80/2003 dengan Perpres 54/2010, banyak muncul pertanyaan melalui
blog, sms, telepon, facebook, dan bertemu langsung dengan topik “Sekarang berapa
nilai yang bisa penunjukan langsung pak ?”, atau “Benarkan penunjukan langsung
sekarang nilainya dibawah 100 Juta ?”

Terus terang, kalau pertanyaannya hanya Pemilihan Langsung (PML), masih agak
mudah untuk dijawab, karena perubahannya memang cukup drastis, namun jawaban
mengenai Penunjukan Langsung agak sulit karena paradigma Penunjukan Langsung
(PL) pada Perpres 54/2010 sudah berbeda dengan PL pada keppres 80/2003.

Mari kita melihat paradigma Penunjukan Langsung pada Keppres Nomor 80 Tahun
2003

Pasal 17 Ayat 5 Keppres 80/2003 menetapkan bahwa dalam keadaan tertentu dan
keadaan khusus pemilihan penyedian barang/jasa dapat dilakukan terhadap 1 (satu)
penyedia barang/jasa dengan cara melakukan negosiasi teknis dan harga.

Yang dimaksud dengan keadaan tertentu adalah:

1. Penanganan darurat untuk pertahanan negara, keamanan dan keselamatan


masyarakat yang pelaksanaan pekerjaannya tidak dapat ditunda atau harus
dilakukan segera, termasuk penanganan darurat akibat bencana alam serta
tindakan darurat untuk pencegahan bencana dan/atau kerusakan infrastruktur
yang apabila tidak segera dilaksanakan dipastikan dapat membahayakan
keselamatan masyarakat. Pekerjaan sebagai kelanjutan dari tindakan darurat di
atas, untuk selanjutnya dilakukan sesuai dengan tata cara pengadaan
barang/jasa sebagaimana diatur di dalam Peraturan Presiden ini; dan/atau
2. pekerjaan yang perlu dirahasiakan yang menyangkut pertahanan dan keamanan
negara yang ditetapkan oleh Presiden; dan/atau
3. pekerjaan yang berskala kecil dengan nilai maksimum Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah), dengan ketentuan:
a. untuk keperluan sendiri; dan/atau
b. teknologi sederhana; dan/atau
c. risiko kecil; dan/atau
d. dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa usaha orang-perseorangan
dan/atau badan usaha kecil termasuk koperasi kecil; dan/atau
4. pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh pemegang hak paten atau pihak
yang telah mendapat ijin
5. pekerjaan logistik pemilu tahun tertentu dan penanganan bencana di daerah
Aceh, dll (tidak dibahas pada tulisan ini)

Yang dimaksud dengan keadaan khusus adalah:

1. pekerjaan berdasarkan tarif resmi yang ditetapkan pemerintah; atau


2. pekerjaan/barang spesifik yang hanya dapat dilaksanakan oleh satu penyedia
barang/jasa, pabrikan, pemegang hak paten; atau
3. merupakan hasil produksi usaha kecil atau koperasi kecil atau pengrajin industri
kecil yang telah mempunyai pasar dan harga yang relatif stabil; atau
4. pekerjaan yang kompleks yang hanya dapat dilaksanakan dengan penggunaan
teknologi khusus dan/atau hanya ada satu penyedia barang/jasa yang mampu
mengaplikasikannya; atau
5. pekerjaan pengadaan dan distribusi bahan obat, obat dan alat kesehatan dalam
rangka menjamin ketersediaan obat untuk pelaksanaan peningkatan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat yang jenis, jumlah dan harganya telah ditetapkan
oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang kesehatan.

Nah, bagaimana dengan Perpres 54 Tahun 2010 ?

Pasal 38 Ayat (1) Perpres Nomor 54 Tahun 2010 menyebutkan bahwa Penunjukan
Langsung terhadap 1 (satu) Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dapat
dilakukan dalam hal:

1. keadaan tertentu; dan/atau


2. pengadaan Barang khusus/Pekerjaan Konstruksi khusus/Jasa Lainnya yang
bersifat khusus.

Yang dimaksud dengan keadaan tertentu adalah:

a. penanganan darurat yang tidak bisa direncanakan sebelumnya dan waktu


penyelesaian pekerjaannya harus segera/tidak dapat ditunda untuk
1. pertahanan negara;
2. keamanan dan ketertiban masyarakat;
3. keselamatan/perlindungan masyarakat yang pelaksanaan pekerjaannya
tidak dapat ditunda/ harus dilakukan segera, termasuk:
a. akibat bencana alam dan/atau bencana non alam dan/atau
bencana sosial;
b. dalam rangka pencegahan bencana; dan/atau
c. akibat kerusakan sarana/prasarana yang dapat menghentikan
kegiatan pelayanan publik.
b. pekerjaan penyelenggaraan penyiapan konferensi yang mendadak untuk
menindaklanjuti komitmen internasional dan dihadiri oleh Presiden/Wakil
Presiden;
c. kegiatan menyangkut pertahanan negara yang ditetapkan oleh Menteri
Pertahanan serta kegiatan yang menyangkut keamanan dan ketertiban
masyarakat yang ditetapkan oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
atau
d. Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang spesifik dan hanya dapat
dilaksanakan oleh 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa Lainnya karena 1 (satu)
pabrikan, 1 (satu) pemegang hak paten, atau pihak yang telah mendapat izin dari
pemegang hak paten, atau pihak yang menjadi pemenang pelelangan untuk
mendapatkan izin dari pemerintah.

Yang dimaksud dengan pengadaan Barang khusus/Pekerjaan Konstruksi khusus/Jasa


Lainnya yang bersifat khusus adalah:

a. Barang/Jasa Lainnya berdasarkan tarif resmi yang ditetapkan pemerintah;


b. Pekerjaan Konstruksi bangunan yang merupakan satu kesatuan sistem
konstruksi dan satu kesatuan tanggung jawab atas risiko kegagalan bangunan
yang secara keseluruhan tidak dapat direncanakan/diperhitungkan sebelumnya
(unforeseen condition);
c. Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bersifat kompleks yang hanya
dapat dilaksanakan dengan penggunaan teknologi khusus dan hanya ada 1
(satu) Penyedia yang mampu;
d. Pekerjaan Pengadaan dan distribusi bahan obat, obat dan alat kesehatan habis
pakai dalam rangka menjamin ketersediaan obat untuk pelaksanaan peningkatan
pelayanan kesehatan masyarakat yang jenis dan harganya telah ditetapkan oleh
Menteri yang bertanggung jawab dibidang kesehatan;
e. Pengadaan kendaraan bermotor dengan harga khusus untuk pemerintah yang
telah dipublikasikan secara luas kepada masyarakat;
f. sewa penginapan/hotel/ruang rapat yang tarifnya terbuka dan dapat diakses oleh
masyarakat; atau
g. lanjutan sewa gedung/kantor dan lanjutan sewa ruang terbuka atau tertutup
lainnya dengan ketentuan dan tata cara pembayaran serta penyesuaian harga
yang dapat dipertanggungjawabkan.

Aturan pemilihan langsung pada Perpres 54 Tahun 2010

Dari paparan di atas dapat disimpulkan:

1. Istilah “keadaan khusus” pada Keppres 80/2003 telah diubah menjadi


“pengadaan Barang khusus/Pekerjaan Konstruksi khusus/Jasa Lainnya yang
bersifat khusus” pada Perpres 54/2010
2. Tidak ada batasan nilai untuk Penunjukan Langsung pada Perpres 54/2010
karena aturan 50 juta pada keadaan tertentu telah dihapuskan pada Perpres
54/2010. Sebagai gantinya, silakan menggunakan Pengadaan Langsung (akan
dibahas pada tulisan lain)
3. Perpres 54/2010 memasukkan bencana non alam dan bencana sosial sebagai
salah satu kondisi yang membolehkan dilaksanakan penunjulan langsung
4. Pembelian Mobil dan kendaraan bermotor lainnya yang harganya merupakan
harga khusus pemerintah yang telah dipublikasikan, sewa hotel/penginapan
yang tarifnya terbuka, serta lanjutan sewa kantor juga diperbolehkan
menggunakan mekanisme Penunjukan Langsung

Mudah-mudahan tulisan di atas dapat menjawab pertanyaan khusus mengenai


Penunjukan Langsung pada Perpres 54/2010.

Anda mungkin juga menyukai