Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“PERBANDINGAN IDEOLOGI PANCASILA DENGAN IDEOLOGI


LIBERALISME”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Gasal Mata Kuliah
Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu: R. Eriska Ginalita Dwi Putri, S.H., M.H.

Disusun Oleh:
Delinda Mega Putri

NIM: 2230511052

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT.
Yang telah melimpahkan berbagai rahmat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam
tak lupa kita sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Karena
dengan rahmat dan hidayahnya saya selaku penyusun dapat menyelesaikan tugas
ujian akhir semester gasal 2022/2023 mata kuliah Pendidikan Pancasila ini dengan
baik dan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas
Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Pendidikan Pancasila. Selain itu, makalah
ini juga dimaksudkan untuk menambah ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh para
mahasiswa khusunya saya selaku penyusun rangkuman materi ini.

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun berusaha semaksimal mungkin


agar dapat dimengerti maksud dan tujuannya, tetapi penyusun menyadari masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak sangat penyusun harapkan demi perbaikan di masa
yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami semua dan khususnya bagi
saya selaku penyusun. Selain itu, semoga makalah ini juga dapat dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Sukabumi, 08 Desember 2022

Penyusun

UAS PP Delinda Mega Putri TI-1A | i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I ................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ..............................................................................................2
1.3. Tujuan ................................................................................................................2
BAB II ...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN ...............................................................................................................3
1.1. Apa itu Ideologi? ................................................................................................3
1.2. Latar Belakang Lahirnya Ideologi Pancasila ......................................................4
1.3. Latar Belakang Lahirnya Ideologi Liberalisme ..................................................5
1.4. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Liberalisme ..........................7
BAB III ...........................................................................................................................10
PENUTUP ......................................................................................................................10
3.1. Kesimpulan ......................................................................................................10
3.2. Saran ................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................12

UAS PP Delinda Mega Putri TI-1A | ii


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pancasila sering kali dipandang sebagai suatu ideologi yang
berhadapan dengan “ideologi global”, salah satunya ialah ideologi
liberalisme. Pancasila sendiri dibangun dan diimplementasikan dengan tujuan
untuk kesejahteraan Bersama serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. (Budiwibowo, 2016)

Disisi lain, saat ini kita hidup di era globalisasi yang sarat akana
hukum dan kaidah kapitalisme, pasar bebas, serta keterbukaan. Globalisasi
ini merupakan era perubahan-perubahan yang serba cepat serta mengandung
banyak sekali hal positif, akan tetapi juga memiliki sisi negatifnya sendiri.
(Budiwibowo, 2016)

Banyaknya ideologi yang masuk ke kehidupan kita melalui arus


globalisasi ini, menjadikan kita harus lebih berhati-hati dalam segala tindakan
dan perlu bertindak lebih cerdas dalam penyaringan informasi serta budaya
yang kita temui. Jangan sampai kita dengan mudahnya terbawa arus karena
efek globalisasi ini dan lupa akan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia.

Beragam ideologi yang ada di dunia ini tentunya memiliki


karakteristik dan perbedaannnya masing-masing, contohnya ialah ideologi
Pancasila dan ideologi liberalisme. Kedua ideologi ini tentu saja memiliki
perbedaanya sendiri hingga menjadi dua bentuk ideologi berbeda, baik itu
dari sisi bentuk hukumnya, hak dan kewajibannya, bahkan bentuk ketuhanan
atau kepercayaannya.

Akan tetapi, adanya banyak perbedaan ini jangan sampai menjadikan


kita tidak menerima perbedaan ideologi yang lain, kita harus bisa menyaring
informasi, menghargai pilihan hidup orang lain, mengahargai perbedaan,
keberagaman, pendapat, serta hiudp berdampingan dengan perbedaan-

UAS PP Delinda Mega Putri TI-1A | 1


perbedaan tersebut tanpa saling menyakiti, melecehkan, membenci, atau pun
mengisolasi orang lain.

Perbedaan ideologi ini seharusnya menjadikan kita sebagai individu


yang lebih cerdas dalam melihat setiap sudut kehidupan, menyaring dan
menyerap hal-hal positif yang ada, menambah pengetahuan, serta terus
membuat kemajuan dalam hidup guna menjadikan bangsa ini menjadi bangsa
yang semakin maju dan berkembang

1.2. Rumusan Masalah


1) Apa itu ideologi?
2) Bagaimanakah latar belakang lahirnya ideologi Pancasila?
3) Seperti apakah latar belakang lahirnya ideologi liberalism?
4) Apa saja kah perbandingan dari ideologi Pancasila dengan ideologi
liberalism?

1.3. Tujuan
Berikut beberapa tujuan dari dibuatnya makalah ini, di antaranya ialah:
1) Sebagai bentuk pemenuhan tugas Ujian Akhir Semester (UAS) Gasal
2022/2023 mata kuliah Pendidikan Pancasila.
2) Memperdalam pemahaman mahasiswa akan apa itu ideologi.
3) Memperdalam pemahaman mahasiswa akan ideologi Pancasila.
4) Memperdalam pemahaman mahasiswa akan ideologi Liberalisme.
5) Memperdalam pemahaman mahasiswa akan perbandingan dari ideologi
Pancasila dengan ideologi liberalisme.

UAS PP Delinda Mega Putri TI-1A | 2


BAB II
PEMBAHASAN
1.1. Apa itu Ideologi?
Ideologi dapat diartikan sebagai sekumpulan gagasan, ide-ide dasar,
keyakinan, serta kepercayaan yang bersifat dinamis. Kata Ideologi sendiri
berasal dari bahasa Yunani "idea" yang berati gagasan atau cita-cita dan
"logos" yang berarti ilmu. Sehingga dapat diartikan sebagai suatu cita-cita
yang didasarkan pada ilmu.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ideologi
merupakan sekumpulan konsep yang memiliki suatu sistem di dalamnya dan
dijadikan sebagai asas pendapat guna dijadikan sebagai acuan serta
memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup.
Bentuk ideologi sendiri dibagi menjadi dua macam, yang pertama
ialah ideologi terbuka yang memiliki bentuk pemikiran terbuka. Ideologi
terbuka ini merupakan pandangan hidup yang tidak bersifat kaku, bersifat
dinamis, serta fleksikbel dalam perkembangan dan pertumbuhannya yang
mengikuti tuntutan perkembangan zaman. (Welianto, 2020)
Sedangkan yang kedua ialah ideologi tertutup, bentuk ideologi ini
memiliki sifat yang mutlak dan merupakan bentuk pemikiran atau pandangan
yang menjadikan tujuan serta norma-norma yang berlaku sebagai suatu
kebenaran yang tidak boleh dipertanyakan lagi, tetapi harus diterima dan
harus dipatuhi.
Ideologi tertutup ini memakai pemaksaan dalam
pengimplementasiannya yang harus dipatuhi oleh setiap masyarakat dan di
koordinir atau berada di bawah aturan masyarakat elit maupun suatu
kelompok masyarakat, hal ini menunjukkan bahwa ideologi tertutup ini
memiliki sifat otoriter dan dijalankan secara totaliter.
Oleh karena itu, dapat dilihat bahwa perbedaan dari dua bentuk
ideologi tersebut ialah ideologi terbuka bersifat inklusif, tidak totaliter, dan
tidak dapat dikuasai oleh sekelompok orang saja, dapat diartikan bahwa

UAS PP Delinda Mega Putri TI-1A | 3


sistem ini bersifat demokratis dan terbuka. Sedangkan Ideologi tertutup
bersifat otoriter dimana negara berlaku sebagai penguasa serta totaliter atau
pemerintahan dengan kekuasaannya memiliki hak dan wewenang mutlak
untuk mengatur segala bidang. (Pendidikan, 2023)
1.2. Latar Belakang Lahirnya Ideologi Pancasila
Ideologi Pancasila sendiri diambil dari nilai-nilai budaya yang
tumbuh dan berkembang sejak zaman dahulu, bahkan nilai-nilainya sendiri
telah ada sejak zaman kerajaan-kerajaan diindonesia, hal ini dibuktikan
dengan adanya manuskrip berisi nilai-nlai Pancasila yang Tercantum Dalam
Kitab Negara Kertagama karya Empu Prapanca dan dalam Kitab Sutasoma
karya Empu Tantular. (Malik, 2020)

Selain itu, masyarakatnya yang telah memiliki bentuk kepercayaan


animisme ataupun dinamisme, adanya kebiasaan saling membantu,
musyawarah, dan lain sebagainya juga menunjukkan bahwa nilai-nilai
Pancasila ini telah diimplementasikan dan telah tertanam pada kebidayaan
dan kebiasaan masyarakatnya sejak zaman dahulu. (Malik, 2020)

Walaupun nama Pancasila ini pertama kali diperkenalkan dan


diusulkan oleh Ir. Soekarno, tapi bukan beliau lah yang menciptakannya.
Seperti kalimat yang sempat dinyatakan oleh beliau sendiri, “Aku tidak
mengatakan bahwa aku menciptakan Pancasila, apa yang ku kerjakan
hanyalah menggali jauh ke dalam bumi kami, tradisi-tradisi kami sendiri, dan
aku menemukan lima butir Mutiara yang indah”.

Kalimat tersebut menunjukkan bahwa nilai-nilai Pancasila memang


sudah melekat pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu. Hanya saja, para
pahlawan kemerdekaan menggali kembali butir-butirnya dan kemudian
dijadikan sebagai inti dari Pancasila yang menjadi ideologi bangsa Indonesia
dan yang kita kenal sekarang ini.

Meskipun beberapa kali sempat diubah dengan ideologi lainnya, pada


akhirnya ideologi Pancasila ini lah yang paling cocok dan sesuai dengan

UAS PP Delinda Mega Putri TI-1A | 4


kondisi sosial dan budaya di Indonesia. hal ini dikarenakan, Pancasila yang
dapat diartikan sebagai lima aturan dasar berperilaku bagi seseofrang dalam
kehidupan berbnagsa dan bernegara ini, mengandung banyak seklai nilai-nilai
luhur didalamnya.

1.3. Latar Belakang Lahirnya Ideologi Liberalisme


Ideologi leberalisme ini dimulai sejak zaman Renaissance dan
merupakan sebuah bentuk reaksi akan ortodoksi religius. Pada saat itu, semua
aturan kehidupan berada dibawah kekuasaan otonomi gereja dan
menyebabkan masyarakatnya hidup tanpa kebebasan dimana otonomi
individunya saja hampir tidak dimiliki oleh masyarakat saat itu. Keadaan
tersebut memicu kritik dari berbagai kalangan yang menginginkan otonomi
individunya sendiri dalam bertindan dan membuat pilihan hidup. (Ahida,
2005)

Otonomi individu ini dapat diartikan sebagai kebebasan seseorang


dari determinasi dan intervensi eksternal, baik itu berupa pembatasan,
pemaksaan, ancaman, manipulasi, dan lain sebagainya. Dan pada ideologi
liberalisme sendiri, individu dapat berperan sebagai pencipta serta penentu
setiap tindakannya sendiri. Ideologi ini menjadikan manusia menjadi seorang
pribadi yang otonom dan memiliki kebebasan dalam hidupnya.

Seiring dengan perkembangannya, ideologi liberalisme ini terbagi


menjadi dua bentuk paham. Pertama, liberalisme yang diprakarsai oleh John
Locke, ia berpendapat bahwa kebebasan yang merupakan nilai dasar dari
liberalisme ini diartikan sebagai tidak adanya intervensi eksternal dalam
setiap aktifitas individu dan merupakan hak pribadi sehingga otonomi yang
dimiliki pemerintah bersifat terbatas terhadap kehidupan warganya.
Sedangkan yang kedua ialah liberalisme yang di prakarsai oleh Jean Jacques
Rousseau, ia berpendapat bahwa pemerintah harus tetap berfungsi sehingga
dapat menjamin kebebasan individu masyarakatnya.

UAS PP Delinda Mega Putri TI-1A | 5


Jika dilihat melalui pandangan liberalisme, konsep otonomi individu
ini tidak hanya berupa kebebasan individu dalam bertindak dan memilih saja,
tapi juga dalam merevisi, mengkritisi, bahkan meninggalkan nilai dan
membuat pilihan hidupnya bahkan jika pilihan tersebut sangat berbeda
dengan nilai atau pilihan hidup orang lain selama konsep atau pilihan tersebut
tidak melanggar prinsip keadilan. Hal ini menjadikan bentuk otonimi individu
yang tidak harus tunduk karena keanggotaannya pada suatu kelompok.
Mereka memiliki kebebasan untuk memilih kelompok yang mereka inginkan.

Menurut paham liberalism, pemerintah harus bersikap netral akan


konsep apa pun mengenai kehidupan yang dianut dan dipilih oleh warganya,
pemerintah tidak boleh memprioritaskan salah satu nilai di atas nilai lainnya
serta menyokong salah satu nilai dan mengabaikan nilai yang lain. Liberalism
menganggap bahwa intervensi pemerintah dalam ketidakseimbangan ini
melanggar serta membatasi otonomi individu yang menjadi nilai liberalism.
Oleh karena itu, liberalism mengemukakan ide netralitas negara guna
menjamin tercapainya kesamaan perlakuan akan seluruh warga nya.

Ide netralitas negara ini tidak memperbolehkan adanya tindakan


superioritas atau pun inferioritas intrinsik dari berbagai konsep pilihan hidup
serta tidak boleh ada tindakan baik itu secara sengaja atau pun tidak sengaja
yang berusaha mempengaruhi penilaian orang lain akan nilai dari berbagai
konsep yang berbeda ini karena dapat mengancam nilai esensial kebebasan.

Netralitas negara yang bertujuan untuk menjamin kebebasan dan


kesamaan individu dalam masyarakat ini mendorong berkembangnya gaya
hidup yang bernilai dan menyingkirkan gaya hidup yang tidak bernilai.
Netralitas negara ini juga dengan sendirinya menyeleksi nilai-nilai yang ada.
Kegagalan sosialisme dan marxisme dalam mengatasi konflik yang ada di
masyarakat menjadikan liberalisme sebagai konsep yang dominan saat ini.

Akan tetapi, hal ini tidak menajdikan liberalisme sebagai suatu bentuk
ideologi yang tanpa cacat. Komunitarianisme mengkritik dan menganggap

UAS PP Delinda Mega Putri TI-1A | 6


nilai-nilai liberalisme ini tidak sensitif terhadap keanggotaan pada suatu
kelompok, terutama kelompok kultural. Dan anggapan ini masih menjadi
perdebatan sengit dalam filsafat politik saat ini. (Ahida, 2005)

1.4. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Liberalisme


Ada berbagai macam ideologi yang dianut di dunia ini, beberapa di
antaranya ialah ideologi Pancasila yang kita anut sebagai bangsa Indonesia
dan ada pula ideologi liberalisme. Terdapat beberapa perbedaan yang dapat
dibandingkan antara ideologi Pancasila dengan ideologi liberalisme, berikut
beberapa perbandingannya.

1.4.1. Hak Individu


Bentuk hak dan kebebasan individu pada ideologi
liberalisme sangat dijunjung tinggi hingga negara pun tidak berhak
untuk mengganggu hak individu tersebut. Hal ini menyebabkan
individu dengan kekuasaan dan kelas ekonomi yang lebih tinggi
mempunyai hak yang lebih besar dibanding yang lain sehingga
kesenjangan sosial dan ekonominya pun sangat besar. Sedangkan
pada ideologi Pancasila, hak dan kebebasan individu tetap dihargai
namun hak asasi nya dibatasi agar tidak mengganggu kebebasan hak
asasi orang lain dan dapat saling menghormati satu sama lain.
1.4.2. Kepentingan Bersama
Pada ideologi Pancasila, kepentingan bersama dan
kepentingan bangsa lebih diutamakan di atas kepentingan pribadi
atau kelompok karena kepentingan bangsa adalah cara untuk dapat
mencapai tujuan pembangunan nasional. Sedangakan pada ideologi
liberalisme, kepentingan bersama dan negara tergantung pada
individu yang berkuasa dan bahkan negara bisa saja menjadi alat
untuk mencapai kepentingan pribadi.
1.4.3. Demokrasi
Bentuk demokrasi pada ideologi Pancasila dan liberalisme
memiliki bentuk pelaksanaan yang berbeda. Demokrasi liberalisme

UAS PP Delinda Mega Putri TI-1A | 7


lebih mementingkan individu dan negara bergantung pada individu
atau sekelompok orang yang berkuasa sebagai pengambil
keputusan. Sedangkan demokrasi Pancasila lebih mengutamakan
musyawarah dan mufakat masyarakatnya dalam setiap keputusan
penting negara.
1.4.4. Peran Negara
Peranan negara sangat penting dalam mengatur kehidupan
masyarakat yang menganut ideologi Pancasila meskipun ideologi
Pancasila tersebut tidak mengatur rinci operasionalnya. Sedangkan
pada negara dengan ideologi liberalisme, individu yang berkuasa lah
yang mengatur negara dan peran negara sendiri dapat dikatakan
sangat sedikit dalam kehidupan bermasyarakat.
1.4.5. Bentuk Hukum
Ideologi Pancasila menjadikan Pancasila sebagai sumber
dari segala sumber hukum Bangsa Indonesia sehingga Indonesia
merupakan negara hukum dan segala sesuatu ada aturannya dalam
konstitusi hingga perundang-undangan di bawahnya. Hukum ini
dibuat sama di seluruh Indonesia sebagai satu kesatuan negara.
Sedangkan pada ideologi liberalisme hukum tergantung pada
wilayahnya masing-masing dan terkait erat dengan kebebasan
individu. Hukum akan lebih memihak pada mayoritas individu yang
berada di wilayah tersebut.
1.4.6. Penghargaan Terhadap Keberagaman
Dengan adanya kesamaan hukum dan kebebasan hak
individu yang dibatasi, ideologi Pancasila sangat menghargai dan
menghormati keberagaman. Sedangkan pada ideologi liberalism
yang menganut kebebasan individu mutlak, maka penduduk
mayoritas atau penduduk dengan komunitas terbesar akan lebih
dihargai daripada minoritas.
1.4.7. Ketuhanan

UAS PP Delinda Mega Putri TI-1A | 8


Ideologi Pancasila didasarkan atas Ketuhanan Yang Maha
Esa sehingga masyarakatnya diharuskan memiliki setidaknya satu
bentuk kepercayaan akan ketuhanan atau memiliki agama yang
dianut. Sedangkan ideologi liberalisme membebaskan penduduknya
untuk bertuhan maupun tidak bertuhan.
1.4.8. Bentuk Negara
Bentuk negara yang cocok dengan ideologi Pancasila adalah
Republik kesatuan dengan adanya pemerintah pusat yang mengatur
dan pelimpahan wewenang ke pemerintah daerah. Sedangkan
negara yang berideologi liberalisme sebagian besar memilliki
bentuk negara federal atau negara bagian dengan tiap wilayah yang
mempunyai peraturan tersendiri.
1.4.9. Asal Ideologi
Ideologi Pancasila berasal dari seluruh rakyat Indonesia dan
diharapkan sesuai dengan tujuan pembangunan serta rakyat itu
sendiri. Sedangkan ideologi Liberalisme berasal dari sekelompok
orang yang berkuasa.
1.4.10.Hak Atas Kehendak Hidup Orang Banyak
Pada ideologi Pancasila, hak atas kepemilikan sesuatu yang
menguasai kehendak hidup orang banyak seperti air dan barang
tambang penting dipegang atau berada dibawah kepemilikan negara
sehingga tidak ada individu yang berkuasa karena menguasainya.
Sedangkan pada ideologi liberalisme, individu yang menguasai hal-
hal penting negara akan menjadi penguasa.

UAS PP Delinda Mega Putri TI-1A | 9


BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ideologi merupakan cerminan dari cara berpikir dan pilihan
seseorang atau masyarakat yang harus dihayati hingga menjadi suatu
keyakinan serta menumbuhkan keterikatan untuk mewujudkan cita-citanya.
Semakin dalam kesadaran ideologis seseorang, maka akan semakin tinggi
pula komitmen untuk melaksanakannya.
Meskipun ideologi ini hanya memiliki dua bentuk dasar yakni
ideologi terbuka dan ideologi tertutup, tetapi terbagi kembali menjadi
berbagai macam paham berbeda yang dianut, beberapa di antaranya ialah
ideologi Pancasila dan ideologi liberalisme.
Ideologi Pancasila sendiri berasal dari nilai-nilai budaya yang
tumbuh dan berkembang sejak zaman dahulu di bumi nusantara ini, sehingga
ideologi ini sangat selaras dan cocok dengan masyarakat Indonesia dan
bahkan terus menemani NKRI seiring perkembangan zaman.
Sedangkan ideologi liberalisme merupakan sebuah ideologi yang
muncul sejak zaman Renaissance yang muncul sebagai bentuk penolakan
akan ortodoksi religius. Ideologi liberalism ini juga memiliki bentuk
pemahaman yang menjadikan setiap individu untuk dapat menentukan
tindakannya sendiri dan memiliki kebebasan dalam menentukan hidupnya.
Sebagai dua bentuk paham ideologi, tentu saja ideologi Pancasila
dan ideologi liberalism ini memiliki perbedaan dalam beberapa aspek, mulai
dari hak, kepentingan, demokrasi, bentuk hukum, penghargaan, bahkan
hingga pada aspek ketuhanan.
3.2. Saran
Di zaman Sekarang ini, di mana berbagai bentuk paham serta
ideologi yang berbeda tersebar luas di seluruh penjuru dunia, kita diharapkan
dapat menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman dan dapat menerima
berbagai macam perbendaan pendapat mau pun pandangan.

UAS PP Delinda Mega Putri TI-1A | 10


Akan tetapi, bukan berarti kita melupakan jati diri kita sebagai
bangsa negara Indonesia dan jangan sampai kita lupa akan ideologi negara
kita yang berasal dari nenek moyang kita dan menemani negara kita tercinta
ini di sepanjang arus sungai sejarah.

Ideologi pancasila yang kita pegang ini, merupakan bentuk budaya,


sejarah, peninggalan, bahkan kebanggan, sumber hukum, hingga pola pikir
yang diimplementasikan di negara kit aini, sehingga harus tetap dijaga dan
dilestarikan keberadaanya terutama sebagai bentuk rasa cinta kita terhadap
tanah air Indonesia.

UAS PP Delinda Mega Putri TI-1A | 11


DAFTAR PUSTAKA

Ahida, R. (2005). Liberalisme dan Komunitarianisme: Konsep tentang Individu


dan Komunitas. Jurnal Demokrasi, 4(2).

Budiwibowo, S. (2016). REVITALISASI PANCASILA DAN BELA NEGARA


DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBAL MELALUI
PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL. Citizenship Jurnal
Pancasila Dan Kewarganegaraan, 4(2).
https://doi.org/10.25273/citizenship.v4i2.1083

Dosen Pendidikan. (2023, February 06). Ideologi Tertutup. Dosen Pendidikan.


https://www.dosenpendidikan.co.id/ideologi-tertutup/

Malik, A. (2020). Membumikan Ideologi Pancasila Melalui Pendidikan Pancasila


Sebagai Upaya Membangkitkan Nasionalisme. EduTech: Jurnal Ilmu
Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 6(1), 101–108.
https://doi.org/10.30596/edutech.v6i1.4401

Welianto, A. (2020). Pengertian Ideologi Terbuka. Kompas.Com.

UAS PP Delinda Mega Putri TI-1A | 12

Anda mungkin juga menyukai