Anda di halaman 1dari 6

‫مؤسسة شهامة‬

YAYASAN SYAHAMAH
Jl. Buaran I No.1 Rt: 005/012 Klender, Duren Sawit Jakarta Timur 13470
Telp. 021-8607431, E-mail: yayasansyahamah@gmail.com

MAKLUMAT TENTANG
ZAKAT FITRAH, ZAKAT EMAS & PERAK, ZAKAT UANG KERTAS,
ZAKAT PERDAGANGAN DAN FIDYAH

Nomor: 162/Y.SY/1.A/IV/2021

Zakat Fitrah

Kewajiban yang harus dikeluarkan dalam zakat fitrah bagi setiap orang berupa
makanan pokok atau uang, dengan perincian sebagai berikut:
1. Makanan Pokok utama di daerah tempat tinggal setiap pembayar zakat
(muzakkî) seukuran 1 shâ’, ini menurut Madzhab Syâfi’i. Maka di Indonesia, pada
umumnya dibayarkan zakat fitrah dengan beras seukuran 1 shâ’.
1 shâ’ = 4 mudd
1 mudd = seukuran cakupan dua telapak tangan yang mu’tadil (sedang)
1 mudd beras = 362,5 g
1 sha’ beras = 4 x 362,5 g = 1450 g = 1,450 kg
1 kg = 1,25 liter / 1 liter = 0,8 kg
1 sha’ beras = 1450 g = 1,450 kg = 1,8 liter
Ini adalah ukuran minimal yang wajib dibayarkan, jika seseorang ingin
menambah dari ukuran yang wajib, maka tambahan dari ukuran tersebut
diniatkan shadaqah sunnah (tathawwu’). Maka ditetapkan ukuran zakat fitrah
dengan beras adalah 2 kg atau 2½ liter beras (dengan meniatkan tambahan dari
ukuran wajib sebagai shadaqah).
2. Uang, yaitu nilai (qîmah) bahan makanan yang wajib dikeluarkan untuk zakat
fitrah sebagaimana tertera dalam hadits tentang kewajiban zakat fitrah, ini
dibolehkan dalam Madzhab Hanafi. Namun harus diperhatikan bahwa dalam
pendapat Imam Abû Hanîfah kadar yang wajib dikeluarkan untuk jelai (sya’îr)
atau tepungnya, kurma dan aqith adalah 1 shâ’ ‘Irâqi, dan untuk gandum
(qamh/hinthah) atau tepungnya dan kismis adalah ½ shâ’ ‘Irâqi.
Menurut pendapat sebagian ulama muta`akhkhirîn Madzhab Hanafi ½ shâ’ ‘Irâqi
sama dengan 2,145 kg. Maka untuk zakat dengan uang adalah seharga 2,145 kg
gandum (qamh/hinthah) atau tepungnya.
Untuk perhitungan kadar zakat fitrah, kami berpatokan pada harga tepung
gandum utuh (whole wheat flour) standar sedang (mutawassith), yaitu tepung

Page 1 of 6
gandum utuh merek Taj Mahal yang diproduksi oleh PT. Bogasari. Berdasarkan
informasi dari pimpinan dan karyawan di PT Bogasari, yaitu: Johardi, ST
(Manager Risert & Development), Kambali, ST, MM (Miller/Supervisor), Jiyan
Nafik, ST., serta hasil observasi di lapangan; toko, supermarket dan situs jual beli
online (Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Blibli dan Shopee), ditemukan harga 1 kg
tepung gandum utuh saat ini di pasaran (terhitung per-April 2021) bervariasi
antara harga grosir dan harga eceran di pasaran, yaitu berkisar antara Rp.
13.500,- hingga Rp. 57.000,- lalu diambil harga sedang sebagai acuan yaitu Rp.
26.000,-. Jika kadar yang wajib dikeluarkan adalah ½ shâ’ tepung gandum utuh
yaitu 2,145 kg, maka dikalikan Rp. 26.000,- x 2,145 kg = Rp. 55.770,-.
Ini adalah ukuran minimal yang wajib dibayarkan, jika seseorang ingin
menambah dari ukuran yang wajib, maka tambahan dari ukuran tersebut
diniatkan shadaqah sunnah (tathawwu’). Maka ditetapkan ukuran zakat fitrah
dengan uang pada Ramadlan 1442 H adalah Rp. 56.000,- (dengan meniatkan
tambahan dari ukuran wajib sebagai shadaqah).

Zakat Emas

Orang yang memiliki nishâb emas, yaitu 85 gram emas murni atau lebih, dan
sudah berlalu 1 tahun hijriyyah tanpa berkurang dari nishâb, maka wajib dikeluarkan
zakatnya 2,5 %. Maka 2,5 % dari 85 g = 2,125 g emas.
Adapun yang memiliki lebih dari batas minimal nishâb emas, maka dihitung 2,5
% dari seluruh emas yang dimiliki. Contoh: seseorang memiliki 100 gr emas, maka
zakatnya adalah 2,5% x 100 g emas = 2,5 g emas.

Zakat Perak

Orang yang memiliki nishâb perak, yaitu 595 gram perak murni atau lebih, dan
sudah berlalu 1 tahun hijriyyah tanpa berkurang dari nishâb, maka wajib dikeluarkan
zakatnya 2,5 %. Maka 2,5 % dari 595 g = 14,875 g perak.
Adapun yang memiliki lebih dari batas minimal nishâb perak, maka dihitung 2,5
% dari seluruh perak yang dimiliki. Contoh: seseorang memiliki 800 gram perak, maka
zakatnya adalah 2,5% x 800 g perak = 20 g perak.

Page 2 of 6
Zakat Uang Kertas

Orang yang memiliki tabungan uang kertas (yang mengendap) sebanyak nishâb
perak dan berlalu 1 tahun hijriyyah tanpa berkurang dari nishâb, maka wajib dikeluarkan
zakatnya, menurut pendapat Madzhab Hanafi. Madzhab Hanafi dalam masalah zakat
menggunakan kaidah bahwa seseorang membayarkan kadar dengan standar besaran
yang lebih bermanfaat bagi orang-orang faqîr (‫)األنفع للفقراء‬, sehingga ukuran nishâbnya

disamakan dengan perak, bukan emas.


Jadi orang yang memiliki tabungan uang senilai harga 595 gram perak murni atau
lebih, dan sudah berlalu 1 tahun hijriyyah tanpa berkurang dari nishâb, diwajibkan
mengeluarkan zakatnya sebesar 2,5%. Saat ini (sesuai dengan daftar harga komoditi
penetapan Manajemen Unit Bisnis Pengolahan Dan Pemurnian Logam Mulia PT
ANTAM Tbk. dan release harga perak di situs: www.logammulia.com pada tanggal 23
April 2021) harga perak murni 1 g = Rp. 13.000,-. Jika dikalikan 595 g perak x Rp.
13.000,- = Rp. 7.735.000,-. Maka orang yang memiliki tabungan uang senilai Rp.
7.735.000,-, wajib mengeluarkan zakatnya 2,5 %, yaitu: Rp. 193.375,-; atau lebih dari
nishab tersebut (Rp. 7.735.000,-), maka dihitung 2,5 % pada setiap tambahan dari batas
minimal nishâb. Contoh: seseorang memiliki tabungan uang sebesar Rp. 10.000.000,
maka zakatnya adalah 2,5 % x Rp. 10.000.000,- = Rp. 250.000,-.
Adapun selain Madzhab Hanafi, tidak mewajibkan zakat pada uang kertas. Jadi
jika kita mengikuti pendapat selain Madzhab Hanafi, maka tidak wajib zakat pada uang
kertas, berapapun jumlahnya.

Zakat Perdagangan (Tijârah)

Zakat harta perdagangan yang dimiliki dengan mu’âwadlah diwajibkan jika


mencapai nishâbnya pada akhir tahun (haul). Perdagangan (tijârah) adalah memutar
modal untuk jual beli dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Jika seorang pedagang
ingin mengeluarkan zakatnya dalam bentuk uang kertas, maka ketentuan nishâbnya
seperti nishâb pada zakat uang kertas, mengikuti pendapat Madzhab Hanafi.
Jadi orang yang memiliki aset perniagaan (uang dan barang yang tersisa dengan
ditaksir sesuai harga borong) senilai Rp. 7.735.000,- atau lebih, wajib mengeluarkan
zakatnya 2,5 %, yaitu: Rp. 193.375,-. Dan jika lebih dari nishâb tersebut, maka dihitung
2,5 % pada setiap tambahan dari batas minimal nishâb. Contoh: seseorang memiliki aset
perniagaan sebesar Rp. 100.000.000,- maka zakatnya adalah 2,5 % x Rp. 100.000.000,-
= Rp. 2.500.000,-.
Dalam madzhab Syâfi’i, zakat perdagangan dikeluarkan dalam bentuk emas atau
perak (naqd) sesuai dengan modal yang digunakan atau mengikuti naqd terakhir yang
umum digunakan jika modalnya tidak berupa emas atau perak. Dengan demikian, zakat

Page 3 of 6
perdagangan dikeluarkan dalam bentuk emas sesuai dengan naqd terakhir yang umum
digunakan di Indonesia, dan nishâb-nya adalah senilai emas 85 g. Maka orang yang
memiliki aset perniagaan (uang dan barang yang tersisa dengan ditaksir sesuai harga
borong) senilai Rp. 79.475.000,- (diperoleh dari hasil perhitungan 85 g x Rp. 935.000,-
sesuai dengan daftar harga komoditi penetapan Manajemen Unit Bisnis Pengolahan
Dan Pemurnian Logam Mulia PT ANTAM Tbk. dan release harga emas di situs:
www.logammulia.com pada 23 April 2021, 1 g = Rp. 935.000,-), zakat yang wajib
dikeluarkannya adalah 2,5 % x 85 g = 2,125 gram emas.

Fidyah

Wajib membayar fidyah bagi orang yang meninggalkan puasa karena sebab-
sebab tertentu. Fidyah wajib diberikan kepada faqîr atau miskin. Fidyah bisa dibayarkan
dalam bentuk makanan pokok utama di setiap daerah (seperti beras, gandum dan
semacamnya), ukurannya adalah 1 mudd, yaitu setara dengan 362,5 g beras atau
digenapkan menjadi setengah (½) kg beras.
Menurut Madzhab Hanafi, fidyah bisa dibayarkan dengan uang senilai harga
makan siang dan malam. Jika harga sekali makan (untuk ukuran sedang dan dianggap
cukup dan layak) adalah Rp. 15.000,- maka harga 2 kali makan adalah Rp. 30.000,-.
Dalam madzhab Hanafi, fidyah bagi orang tua renta yang tidak mampu berpuasa bisa
dibayarkan sekaligus untuk satu bulan penuh di awal atau di akhir Ramadlan.

Penyaluran Zakat

Zakat Fitrah dan Zakat Mal wajib diberikan kepada 8 golongan yang berhak
menerima zakat, yaitu:
1. Faqîr
2. Miskin
3. ‘Âmil (orang yang diangkat khalifah sebagai petugas zakat, seperti pengumpul
dan pembagi zakat)
4. Mu`allafah qulûbuhum (seperti orang yang baru masuk Islam)
5. Orang yang berhutang
6. Budak mukâtab
7. Fî sabîlillâh (relawan jihad yang tidak memperoleh gaji dari pemerintah)
8. Ibnu sabîl (orang yang bepergian atau hendak bepergian dan kehabisan biaya
atau tidak memiliki biaya untuk sampai ke tempat tujuan).
Maka zakat tidak boleh dibayarkan untuk pembangunan masjid, rumah sakit,
sekolah/madrasah atau semacamnya yang tidak termasuk 8 golongan yang berhak
menerima zakat tersebut, sesuai dengan ijmâ’, kesepakatan para ulama mujtahid di
kalangan kaum muslimin.

Page 4 of 6
Kemudian, menurut Imâm Syâfi’i tidak diperkenankan bagi pembayar zakat
(muzakkî) untuk membayarkan zakatnya kecuali kepada minimal 3 orang dari setiap
golongan mustahiq (kecuali ‘âmil) yang ada di daerah harta zakat tersebut. Akan tetapi
beberapa ulama madzhab Syâfi’i berpendapat boleh untuk menyalurkan Zakat Fitrah
hanya kepada 3 (tiga) orang faqîr atau miskin saja. Dan beberapa ulama madzhab Syâfi’i
lainnya mengatakan boleh untuk menyalurkannya kepada 1 (satu) orang mustahiq saja.
Begitu juga di dalam madzhab Hanafi diperbolehkan menyalurkan Zakat Fitrah kepada
1 (satu) orang mustahiq.
Adapun hukum seorang pembayar zakat (muzakkî) membayarkan zakatnya
kepada mustahiq yang berada di luar daerah (balad) tempat harta itu, maka menurut
madzhab Syâfi’i tidak diperbolehkan selama masih ada mustahiq di daerah tersebut atau
sebab lainnya.1 Ini penting untuk diperhatikan oleh orang yang akan membayarkan
zakatnya sesuai dengan madzhab Syâfi’i.
Sedangkan orang yang hendak membayarkan zakatnya sesuai dengan madzhab
Hanafi, seperti orang yang akan membayarkan Zakat Fitrah, Zakat Uang Kertas atau
Zakat Perdagangan dalam bentuk uang, maka diperbolehkan baginya untuk
membayarkannya kepada mustahiq di luar balad harta tersebut. Namun ini hukumnya
makruh jika dibayarkan kepada selain kerabat, orang yang lebih membutuhkan, lebih
saleh, lebih wara’ atau orang yang memberikan manfaat lebih besar bagi kaum muslimin.
Meski demikian, zakatnya masih tetap sah dan mencukupi (menggugurkan kewajiban),
baik dibayarkan kepada mustahiq di dalam maupun di luar balad-nya.2

Catatan:

Jika seseorang mewakilkan penyaluran zakat kepada pihak (perorangan atau


lembaga) yang dipercaya menyalurkan zakat kepada orang-orang yang berhak
menerima zakat dan mengetahui hukum-hukum yang berkaitan dengan zakat, maka hal
itu cukup baginya untuk sahnya pelaksanaan zakat. Misalnya dengan mewakilkan
kepada penanggung jawab Yayasan SYAHAMAH di setiap daerah atau lembaga-
lembaga lain yang dipercaya untuk menyalurkan zakat kepada golongan yang berhak.
Ini sesuai dengan pendapat empat madzhab, hanya saja dalam madzhab Hanafi
disyaratkan harus ada ucapan perwakilan (shîghat tawkil) yang jelas antara orang yang
berwakil dan orang yang menjadi wakil.
Misalnya wakil (petugas/panitia pengumpul zakat) mengatakan: “Apakah engkau
mewakilkan kepada ...... (sebut nama) selaku penanggung jawab Yayasan SYAHAMAH di
daerah ..... (sebut daerah) untuk membayarkan zakatmu?” Lalu orang yang berwakil
(muzakki) mengatakan: “Ya”, atau menulis: “Saya wakilkan kepada ..... (sebut nama) selaku

1
Zakariyyâ al Anshâri, Fath al Wahhâb bi Syarh Manhaj ath-Thullâb, (2/49).
2
Badruddîn ‘Ali al Marghînâni, al Hidâyah fî Syarhi Bidâyah al Mubtadî, (1/112); Ibnu ‘Âbidîn, Radd
al Muhtâr ‘alâ ad-Durr al Mukhtâr, (2/353).

Page 5 of 6
penanggung jawab Yayasan SYAHAMAH di daerah ....... (sebut daerah) untuk membayarkan
zakatku” atau semacamnya, dengan niat dalam hati saat mengucapkan shîghat tersebut.
Atau sebaliknya, orang yang berwakil (muzakki) mengatakan: “Aku mewakilkan kepada
...... (sebut nama) selaku penanggung jawab Yayasan SYAHAMAH di daerah ....... (sebut
daerah) untuk membayarkan zakatku”, lalu wakil (petugas/panitia pengumpul zakat)
tersebut menerima perwakilannya dengan ucapan (lafazh), atau dengan perbuatan yang
dianggap menerima (qabûl) secara hukum yaitu dengan mengambilnya dan
meyalurkannya sesuai dengan yang diwakilkan kepadanya.

Ditetapkan di Jakarta, 21 Ramadlan 1442 H/ 3 Mei 2021 R

Mengetahui,
PENGURUS PUSAT YAYASAN SYAHAMAH
Ketua Sekretaris

KH. Choirul Anshori, S.Ag., M.Pd.I. Muhammad Roqib, Lc.

Page 6 of 6

Anda mungkin juga menyukai