Anda di halaman 1dari 21

Modul 3.

3
KONEKSI
ANTAR MATERI
oLeh Lian Amirul Huda
CGP Angkatan 9
Saya Sepakat!
Kreativitas hanyalah menghubungkan berbagai hal. Ketika Anda
bertanya kepada orang-orang kreatif bagaimana mereka
melakukan sesuatu, mereka merasa sedikit bersalah karena
mereka tidak benar-benar melakukannya, mereka hanya melihat
sesuatu. Sesuatu itu tampaknya jelas bagi mereka setelah
beberapa saat. Itu karena mereka dapat mengkoneksikan
pengalaman yang mereka miliki dan mensintesis hal-hal baru.”
-Steve Jobs-
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat melakukan koneksi antarmateri
yang telah dipelajari dari modul-modul
sebelumnya untuk membuat sintesa
pemahaman tentang program sekolah yang
berdampak pada murid.
Pembahasan
A. Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar
Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar
Indikator:
Dalam refleksinya, CGP menyampaikan poin-poin berikut:
1. Pengalaman/materi pembelajaran yang baru saja diperoleh
2. Emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar
3. Apa yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar
4. Apa yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan dirinya dalam proses
belajar
5. Keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi
A. Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar
1. Pengalaman/materi pembelajaran yang baru saja diperoleh

Pengalaman materi modul 3.3 yang saya pelajari adalah


bagaimana kita seorang guru dapat membuat sebuah program
yang berdampak positif pada peserta didik dengan melibatkan
student agency seperti voice, choice dan ownership peserta didik.
selain itu saya juga menangkap sebuah pembelajaran bahwa di
ujung materi pendidikan guru penggerak ini adalah bagaimana
kita dapat menciptakan sebuah komunitas yang mendukung
sebuah proses pendidikan. Di dalam komunitas tentu terdapat
program yang berdampak positif dan berlandaskan student
agency.
A. Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar
2. Emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar
Emosi yang saya rasakan dalam pengalaman belajar modul 3.3
ini pertama kecewa karena saya pikir bahwa judul program itu
sudah dibahas pada modul 2 prakarsa perubahan dan student
agensi juga sudah dibahas pada modul 1.1 mengenai filosofi Ki
Hajar Dewantara kepada peserta didik dengan semboyan
menghambat pada peserta didik bagaikan padi yang harus
dirawat secara individu dan ekosistemnya.
namun perasaan saya yang kedua senang karena saya dapat
mempelajari peran penting sebuah ekosistem yang dapat
mendukung proses pendidikan yang optimal di sekolah.
A. Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar
3. Apa yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar
Yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan diri saya dalam
proses pembelajaran adalah saya sudah mengaplikasikan
student agensi pada peserta didik dengan memberikan
kesempatan untuk bersuara atau voice, menentukan pilihan
ataupun choice dan tentu menjadi sebuah kepemilikan dia
ownership student dalam pembelajaran PJOK.
sebagai contoh pada pada warming up, kegiatan inti dan
assessment yang sesuai dengan kebutuhan dan diferensiasi.
KBM PJOK anak-anak antusias sekali untuk memberikan
peranannya sebagai student agensi karena PJOK bersama saya
menjadi favorit bagi anak-anak.
A. Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar
4. Apa yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar.

Menurut saya yang perlu diperbaiki dalam keterlibatan diri


peserta didik dalam proses pembelajaran adalah bagaimana
mengarahkan target utama pembelajaran yaitu tujuan
pembelajaran yang mana menjadi sebuah prioritas bagi anak-
anak yang perlu dipahami dan dituju.
guru harus mampu mendesain sebuah arah ataupun fasilitas
yang mana dapat mendukung proses pencapaian tujuan
pembelajaran dalam setiap pembelajaran khususnya KBM PJOK.
A. Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar
5. Keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi
Keterkaitan kompetensi dan kematangan dari pribadi yang mana
berhubungan dengan keterampilan sosial emosional peserta
didik tentu menurut saya adalah satu kesatuan yang saling
berhubungan. Keterampilan sosial emosional adalah sebuah
keterampilan yang mana dapat mendorong peserta didik untuk
cepat lebih paham apa yang dia inginkan. Sehingga student
agency akan mudah didapat pada peserta didik yang memiliki
kematangan diri pribadi daripada peserta didik yang belum
memiliki kematangan. Kita bisa saksikan bersama bahwa
peserta didik yang belum memiliki KSE dia akan bingung atas
choice voice maupun ownership pada dirinya.
B. Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP
Indikator:
Dalam refleksinya, CGP menyampaikan analisis terkait topik dengan indikator sebagai
berikut:
1. Memunculkan pertanyaan kritis yang berhubungan dengan konsep materi dan
menggalinya lebih jauh
2. Mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali
wawasan (insight) baru
3. Menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal CGP (baik tingkat
sekolah maupun daerah)
4. Memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi
B. Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP
1. Memunculkan pertanyaan kritis yang berhubungan dengan konsep materi dan menggalinya lebih jauh.

Pertanyaan kritis yang berhubungan dengan materi modul 3.3


dan saya ingin menggalinya lebih jauh adalah bagaimana kita
dapat membentuk sebuah komunitas di sekolah yang dapat
secara konsisten bersinergi dalam mendorong pendidikan di
sekolah.
pertanyaan kritis kedua, bagaimana hubungan antara
keterampilan sosial emosional pada peserta didik dengan
student agency.
B. Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP
2. Mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali wawasan (insight) baru.

Mengolah materi yang dapat kita pelajari dengan pemikiran diri


sendiri dan hingga muncul inside ataupun keterbaruan modul 3.3
ini adalah bagaimana peran komunitas-komunitas kecil di
sekolah itu sangat penting dan menjadi satu kesatuan dalam
mendorong perubahan pendidikan di satuan pendidikan.
komunitas-komunitas kecil inilah yang berperan sebagai
penggerak seperti keamanan sekolah, kantin sekolah atau
bahkan komunitas KKG guru di sekolah. Komunitas komite orang
tua pun juga berperan sebagai roda perubahan dalam sebuah
pendidikan di sekolah.
B. Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP
3. Menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal CGP (baik tingkat sekolah maupun daerah

Analisis tantangan yang sesuai dengan karakteristik sekolah


saya adalah belum adanya sinergitas antara komunitas kecil
dengan visi misi sekolah yang telah ditetapkan.
sebagai contoh kecil bahwa dalam fisik sekolah peserta didik
diajak untuk bernalar kritis menanggapi soal isu sampah yang
tidak diolah.
yang memberikan dampak sampah tersebut adalah komunitas
para pedagang yang tidak konsisten dan tidak bersinergi dengan
sekolah dalam menangani penanggulangan sampah.
B. Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP
4. Memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi
Solusi pilihan yang dapat menjawab tantangan tersebut adalah
pemenuhan kebutuhan dari anggota komunitas tersebut. Misalkan
kebutuhan dari komunitas para pedagang yang melanggar aturan
penggunaan plastik adalah bagaimana dia dapat memberikan
pelayanan praktis pada dagangannya, nah hal tersebut dapat
diganti oleh kita dengan menggunakan media kertas ataupun
misting dan Tumblr yang dibawa oleh peserta didik.
komitmen dan kesungguhan juga sebagai keterampilan sosial
dan emosional para anggota komunitas juga dituntut untuk dapat
didorong dikembangkan ataupun dituntun agar senantiasa dapat
konsisten.
C. Membuat keterhubungan
Indikator:
Refleksi yang CGP buat memunculkan koneksi dari pembelajarannya dengan poin-poin
berikut:
1. Pengalaman masa lalu
2. Penerapan di masa mendatang
3. Konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari
4. Informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP.
C. Membuat keterhubungan
1. Pengalaman masa lalu
Pengalaman masa lalu dalam student agency ataupun program
positif yang berpihak pada murid tentu belum pernah saya
laksanakan di sekolah namun untuk di kelas saya selalu
menerapkan student center yang mana tadi dik mampu
mengembangkan dirinya dalam pembelajaran.
posisi guru hanya untuk memfasilitasi sarana pembelajaran dan
menuntun anak dalam kegiatan belajar
Keberpihakan pada peserta didik tentu sudah saya laksanakan
dengan meminta umpan balik ataupun saran dari peserta didik
terkait beberapa materi teknis dalam pembelajaran
C. Membuat keterhubungan
2. Penerapan di masa mendatang
Tentu dalam penerapan di masa datang tujuan agensi dengan
melibatkan voice voice dan ownership peserta didik harus kita
kembangkan dan kita tuntun sejauh mana proses pengembangan
itu dapat memfasilitasi kepemilikan peserta didik.
di masa mendatang posisi guru selain menjadi fasilitator juga
perlu membangun komunitas ataupun ekosistem pembelajaran
yang baik yang mendukung peserta didik dalam mencapai
pembelajaran yang optimal.
ekosistem terkecil yang harus kita dukung adalah ekosistem di
kelas.
C. Membuat keterhubungan
3. Konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari.
Praktik baik yang dapat dilakukan dari modul lain yang
berhubungan dengan modul 3.3 ini adalah Modul 1 yang
berkenaan dengan filosofi Ki Hajar Dewantara yang mendorong
guru untuk dapat menuntun peserta didik dengan segala
kebutuhan ataupun kelebihan diferensiasi kemampuan peserta
didik.
modul 2 juga mengungkapkan bahwa program prakarsa
perubahan menjadi bagian pokok dalam mengembangkan
student agensi yang mendukung terciptanya visi misi sekolah.
C. Membuat keterhubungan
4. Informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP.
Informasi yang saya dapatkan ataupun di luar sumber selain
bahan ajar PGP itu mengenai komunitas belajar yang dapat
menumbuhkan guru dan peserta didik.
komunitas belajar ini berhubungan dengan intrakurikuler
ekstrakurikuler dan kokurikuler.

Anda mungkin juga menyukai