Anda di halaman 1dari 9

GUBERNUR BALI

PERATURAN GUBERNUR BALI


NOMOR 3 TAHUN 2024
TENTANG
PENYELENGGARAAN PARIWISATA DIGITAL BUDAYA BALI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 26 ayat (3),


Pasal 27 ayat (6), dan Pasal 33 ayat (2) Peraturan Daerah
Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2020 tentang Standar
Penyelenggaraan Pariwisata Budaya Bali, perlu menetapkan
Peraturan Gubernur tentang Penyelenggaraan Pariwisata
Digital Budaya Bali;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara
Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 1649);
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan
Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3817);
4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4843) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 251, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5952);
5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4966) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6573);
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5234) sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2022
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2022 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6801);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 4, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6757);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional
Tahun 2010-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5262);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang
Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang
Pariwisata (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5311);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2021 tentang
Pelaksanaan Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6656);
11. Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 11 Tahun 2015 tentang
Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Bidang Pariwisata (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 1035) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 1 Tahun 2018 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 11
Tahun 2015 tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia Bidang Pariwisata (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 105);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 120 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 157);
13. Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 10 Tahun 2018 tentang
Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara
Elektronik Sektor Pariwisata (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 1235);
14. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 10 Tahun 2015
tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Daerah Provinsi Bali Tahun 2015-2029 (Lembaran Daerah
Provinsi Bali Tahun 2015 Nomor 10, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Bali Nomor 8);
15. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2020
tentang Standar Penyelenggaraan Pariwisata Budaya Bali
(Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2020 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Bali Nomor 5);
16. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2022
tentang Pembentukan Perusahaan Umum Daerah Kerthi
Bali Santhi (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2022
Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Bali
Nomor 2);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PENYELENGGARAAN


PARIWISATA DIGITAL BUDAYA BALI.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan:


1. Provinsi adalah Provinsi Bali.
2. Pemerintah Provinsi adalah Gubernur Bali dan perangkat daerah sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
3. Gubernur adalah Gubernur Bali.
4. Dinas adalah Perangkat Daerah Provinsi Bali yang menangani urusan
kepariwisataan.
5. Pariwisata Digital Budaya Bali, yang selanjutnya disebut PadiBali adalah
keseluruhan kegiatan Wisata dengan berbagai fasilitas serta layanan
pendukung yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan
Pemerintah Daerah yang berbasis teknologi digital dalam transaksi
dan/atau pertukaran informasi.
6. Portal Satu Pintu Pariwisata Bali, selanjutnya disebut Posturis Bali adalah
aplikasi layanan digital yang dapat mengintegrasikan seluruh pemangku
kepentingan Pariwisata di Bali dalam layanan digital reservasi akomodasi
Pariwisata, tiket elektronik destinasi, pertunjukan wisata, transportasi
online Desa Adat, pasar digital Pariwisata Budaya Bali, pembayaran
Pariwisata nontunai, dan bidang lainnya sesuai dengan perkembangan
industri Pariwisata Budaya Bali.
7. Sad Kerthi adalah upaya untuk menyucikan jiwa (atma kerthi), menjaga
kelestarian hutan (wana kerthi) dan danau (danu kerthi) sebagai sumber
air bersih, laut beserta pantai (segara kerthi), keharmonisan sosial dan
alam yang dinamis (jagat kerthi), dan membangun kualitas sumber daya
manusia (jana kerthi).
8. Tri Hita Karana adalah tiga penyebab kebahagiaan, yaitu sikap hidup yang
harmonis antara manusia dengan Tuhan, antar sesama manusia dan antara
manusia dengan lingkungan berdasarkan pengorbanan suci (yadnya).
9. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan DTW yang
dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
10. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan Wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

Pasal 2
(1) Peraturan Gubernur ini bertujuan untuk:
a. memberikan kepastian hukum dalam pengembangan
Pariwisata di Bali berbasis digital;
b. memberikan pedoman penyelenggaraan PadiBali;
c. memberikan jaminan kemudahan informasi berbasis
teknologi kepada Wisatawan; dan
d. meningkatkan daya saing Pariwisata Bali.
(2) Pedoman penyelenggaraan PadiBali sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, dapat mewujudkan pengintegrasian
transaksi dan/atau pertukaran informasi secara digital dalam
penyelenggaraan Pariwisata di Bali.

Pasal 3
Ruang lingkup Peraturan Gubernur ini, meliputi:
a. Inspirasi Pariwisata;
b. kedatangan Wisatawan;
c. destinasi dan aktivitas Pariwisata;
d. perlakuan Wisatawan pascakunjungan;
e. penyelenggaraan Posturis Bali;
f. pendaftaran dan kemitraan;
g. dokumentasi digital Pariwisata Budaya Bali;
h. kelembagaan; dan
i. sanksi administratif.
BAB II
INSPIRASI PARIWISATA

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 4
(1) Inspirasi Pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a,
meliputi:
a. Destinasi Pariwisata Digital;
b. atraksi langsung (live attraction) yang berkaitan dengan kegiatan
perayaan Sad Kerthi, seni, dan/atau budaya;
c. Pariwisata digital dengan teknologi realitas tertambah dan realitas maya;
d. informasi paket perjalanan cerdas;
e. promosi Pariwisata digital; dan
f. konten Pariwisata digital lainnya yang dapat memberikan inspirasi dalam
penyelenggaraan Pariwisata Budaya Bali.
(2) Inspirasi Pariwisata sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berfungsi menarik minat Wisatawan untuk berkunjung ke Bali
dan/atau mengunjungi destinasi wisata dan/atau atraksi seni dan budaya
di Bali dengan memanfaatkan teknologi digital.

Bagian Kedua
Destinasi Pariwisata Digital

Pasal 5
(1) Dalam penyelenggaraan Destinasi Pariwisata di Bali yang berbasis
digital, Pengelola PadiBali menyediakan konten Destinasi Pariwisata
Digital. (2) Konten Destinasi Pariwisata Digital sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), mencakup:
a. teks, gambar, dan/atau video yang berkaitan dengan kegiatan perayaan
Sad Kerthi, seni, dan/atau budaya Bali;
b. atraksi langsung yang berkaitan dengan kegiatan perayaan Sad Kerthi,
seni, dan/atau budaya Bali; dan
c. teknologi realitas tertambah dan/atau realitas maya yang berkaitan
dengan kegiatan perayaan Sad Kerthi, seni, dan/atau budaya Bali.

Pasal 6
(1) Pengelola PadiBali memasang teknologi video streaming untuk
merekam secara langsung kegiatan perayaan Sad Kerthi, seni, dan/atau
budaya Bali.
(2) Infrastruktur untuk menyimpan dan menyiarkan hasil rekaman video
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dibangun sendiri dan/atau
berdasarkan kerja sama dengan pihak penyedia server video streaming.
(3) Kerja sama pembangunan infrastruktur sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), diatur dalam perjanjian kerja sama antara Pengelola PadiBali
dengan penyedia server video streaming.

Pasal 7
(1) Untuk meningkatkan kualitas layanan Pariwisata Digital Budaya Bali,
Pengelola PadiBali wajib menyediakan fitur-fitur berikut ini:
a. Sistem reservasi akomodasi Pariwisata secara online.
b. Pemesanan tiket elektronik destinasi Pariwisata.
c. Pemesanan pertunjukan wisata secara online.
d. Sistem transportasi online Desa Adat.
e. Pasar digital Pariwisata Budaya Bali.
f. Pembayaran Pariwisata secara nontunai.
g. Informasi mengenai atraksi wisata, kuliner, dan kegiatan budaya.
h. Layanan pelaporan dan penanganan keluhan Wisatawan.
(2) Fitur-fitur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditambahkan
atau diubah sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan
Pariwisata Digital Budaya Bali.

Pasal 8

(1) Pendaftaran Pengguna PadiBali dilakukan secara online melalui aplikasi


PadiBali.
(2) Setiap Pengguna PadiBali wajib melampirkan data diri yang lengkap
dan akurat pada saat pendaftaran.
(3) Setiap Pengguna PadiBali bertanggung jawab atas keamanan dan
kerahasiaan akun yang dimilikinya.

Pasal 9

(1) Pengguna PadiBali yang ingin menjalankan usaha di sektor Pariwisata


Digital Budaya Bali wajib melakukan pendaftaran sebagai Mitra PadiBali.
(2) Persyaratan dan prosedur pendaftaran Mitra PadiBali diatur lebih
lanjut dalam Peraturan Gubernur terkait.

Pasal 10

(1) Dokumentasi digital Pariwisata Budaya Bali merupakan kumpulan data


dan informasi mengenai kegiatan Pariwisata Budaya Bali yang
diselenggarakan secara digital.
(2) Dokumentasi digital Pariwisata Budaya Bali mencakup informasi
tentang destinasi wisata, atraksi seni dan budaya, paket perjalanan, dan
kegiatan lain yang berkaitan dengan Pariwisata Budaya Bali.
(3) Pengelola PadiBali bertanggung jawab atas pengumpulan, pengolahan,
dan penyajian dokumentasi digital Pariwisata Budaya Bali.
(4) Dokumentasi digital Pariwisata Budaya Bali dapat diakses secara gratis
oleh masyarakat umum melalui aplikasi PadiBali.

BAB III
KEDATANGAN WISATAWAN

Pasal 11

(1) Kedatangan Wisatawan ke Bali diatur dan dimonitor oleh Pengelola


PadiBali melalui Portal Satu Pintu Pariwisata Bali.
(2) Wisatawan yang akan berkunjung ke Bali wajib melakukan pendaftaran
kedatangan melalui Portal Satu Pintu Pariwisata Bali sebelum
keberangkatan.
(3) Pendaftaran kedatangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), meliputi
informasi pribadi Wisatawan, tujuan kunjungan, dan rencana kegiatan
selama di Bali.
(4) Pendaftaran kedatangan Wisatawan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), dapat dilakukan secara daring melalui aplikasi atau situs web resmi
yang disediakan oleh Pengelola PadiBali.
(5) Pengelola PadiBali wajib memberikan konfirmasi pendaftaran
kedatangan Wisatawan melalui Portal Satu Pintu Pariwisata Bali dalam
waktu maksimal 24 jam setelah pendaftaran dilakukan.

Pasal 12

(1) Wisatawan yang telah melakukan pendaftaran kedatangan akan


memperoleh kode QR sebagai bukti pendaftaran.
(2) Kode QR sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib ditunjukkan
kepada petugas pada saat kedatangan di pintu masuk Bali.
(3) Wisatawan yang tidak dapat menunjukkan kode QR pendaftaran
kedatangan dapat dikenakan sanksi administratif sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

Pasal 13

(1) Pengelola PadiBali wajib menyediakan informasi yang akurat dan


terkini mengenai keadaan Bali, termasuk situasi keamanan, kesehatan, dan
lalu lintas.
(2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disediakan melalui
Portal Satu Pintu Pariwisata Bali dan aplikasi lainnya yang dikelola oleh
Pengelola PadiBali.
(3) Wisatawan wajib memperoleh dan membaca informasi tersebut
sebelum dan selama kunjungan mereka di Bali.

Pasal 14

(1) Pengelola PadiBali wajib menyediakan layanan bantuan darurat 24 jam


bagi Wisatawan.
(2) Layanan bantuan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
diakses melalui nomor telepon darurat yang disediakan oleh Pengelola
PadiBali atau melalui fitur khusus dalam aplikasi Portal Satu Pintu
Pariwisata Bali.

BAB IV
DESTINASI DAN AKTIVITAS PARIWISATA

Pasal 15

(1) Destinasi Pariwisata di Bali harus memenuhi standar keselamatan,


kebersihan, dan kenyamanan yang ditetapkan oleh Pengelola PadiBali.
(2) Pengelola PadiBali wajib melakukan pengawasan dan pemantauan
secara berkala terhadap Destinasi Pariwisata untuk memastikan kepatuhan
terhadap standar yang telah ditetapkan.

Pasal 16

(1) Aktivitas Pariwisata di Bali harus memperhatikan keberlanjutan


lingkungan, kearifan lokal, dan kebutuhan masyarakat setempat.
(2) Pengelola PadiBali wajib memberikan edukasi kepada pengunjung
mengenai pentingnya pelestarian lingkungan dan budaya Bali.

Pasal 17

(1) Dalam rangka mendukung pariwisata yang inklusif, Pengelola PadiBali


wajib memfasilitasi aksesibilitas bagi Wisatawan dengan disabilitas.
(2) Destinasi Pariwisata di Bali harus menyediakan fasilitas dan layanan
yang ramah disabilitas, termasuk akses yang mudah, toilet yang dapat
diakses, dan informasi yang dapat diakses oleh semua orang.

Pasal 18

(1) Pengelola PadiBali wajib mempromosikan keberagaman budaya dan


seni Bali melalui destinasi dan aktivitas pariwisata yang ditawarkan.
(2) Promosi tersebut harus mencakup berbagai aspek budaya dan seni,
mulai dari tarian tradisional, upacara adat, kerajinan lokal, hingga kuliner
khas Bali.

Pasal 19

(1) Dalam mengelola destinasi dan aktivitas pariwisata, Pengelola PadiBali


wajib menghormati hak-hak masyarakat adat dan bekerja sama dengan
mereka untuk melestarikan kearifan lokal dan kekayaan budaya Bali.
(2) Pengelola PadiBali juga harus memastikan bahwa keberadaan
pariwisata tidak mengganggu kehidupan dan tradisi masyarakat setempat.

Pasal 20

(1) Pengelola PadiBali wajib memberikan pelatihan dan pendampingan


kepada masyarakat lokal dalam mengelola usaha pariwisata, termasuk
homestay, warung makan, dan kerajinan lokal.
(2) Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kualitas layanan,
memperluas kesempatan kerja, dan meningkatkan pendapatan masyarakat
setempat.

Pasal 21

(1) Pengelola PadiBali harus menjaga keberlangsungan ekonomi bagi


masyarakat setempat dengan mendorong partisipasi mereka dalam rantai
nilai pariwisata.
(2) Inisiatif ini dapat berupa program pembelian produk lokal oleh industri
pariwisata, pengembangan paket wisata berbasis masyarakat, atau
partisipasi dalam acara budaya lokal.

BAB V
PERLAKUAN WISATAWAN PASCAKUNJUNGAN

Pasal 22

(1) Wisatawan yang telah berkunjung ke Bali wajib mematuhi aturan dan
norma yang berlaku di Bali.
(2) Pelanggaran terhadap aturan dan norma tersebut dapat dikenai sanksi
administratif oleh Pengelola PadiBali.

Pasal 23

(1) Pengelola PadiBali dapat memberikan sanksi administratif kepada


Wisatawan yang melanggar aturan dan norma, termasuk denda atau
pembatasan akses ke destinasi pariwisata tertentu.
2) Sanksi administratif yang diberikan kepada Wisatawan yang melanggar
aturan dan norma dapat berupa:
a. Pembatasan atau pencabutan izin untuk mengakses beberapa destinasi
pariwisata.
b. Denda sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Penyitaan barang-barang yang digunakan dalam pelanggaran.
d. Larangan masuk ke wilayah Bali untuk jangka waktu tertentu.

Pasal 24
Pengelola PadiBali wajib menjaga keseimbangan antara keberlangsungan
lingkungan, kepentingan masyarakat lokal, dan pertumbuhan pariwisata.
Dalam hal terjadi konflik kepentingan, keberlangsungan lingkungan dan
kesejahteraan masyarakat lokal harus menjadi prioritas utama.

Pasal 25
Pengelola PadiBali berwenang untuk mengeluarkan pedoman teknis dan
kebijakan pelaksanaan terkait dengan implementasi Peraturan ini.

Pasal 26
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Demikianlah peraturan ini disusun dan diundangkan untuk menjaga


keberlangsungan pariwisata di Bali.

Ditetapkan di Denpasar
Pada tanggal 20 Maret 2024
Pengelola PadiBali

[TTD]
[Disahkan oleh Pemerintah Provinsi Bali]

Anda mungkin juga menyukai