Anda di halaman 1dari 5

RESUME PERPAJAKAN

“PEMBETULAN PASAL 16”

Dosen Pengampu : Dr. H. Andi Basru Wawo, SE. Akt., M.Si.

Disusun Oleh :

KELOMPOK 13

LD. FERDIANSYA (B1C122180)

MAYANG RIANTI. M (B1C122181)

MELANI SAFITRI (B1C122182)

JURUSAN AKUNTANSI

FASULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2024
PEMBETULAN ( Pasal 16)

Permohonan WP Jabatan

Dapat membetulkan:
Kritetia yang dapat dibetulkan:
 Surat ketetapan pajak
a). kesalahan tulis
 STP
b). kesalahan hitung
 SK Pembetulan
c). kekeliruan penerapan ketentuan
 SK pengurangan sanksi Adm
tertentu dalam peraturan perundang-
 SK Keberatan undangan

 SK Pengurangan ketetapan pajak

 SK Pembatalan ketetapan pajak

 SK Pembatalan Ketetapan Pajak

 SKPPKP

Sifat :

 Kesalahan manusiawi, tidak ada sengketa antara


wp dan Fiskus

 Dapat menambah, mengurangi dan


menghapuskan

 Jika masih salah - dapat di betulkan lagi

Pembetulan dilaksanakan dalam rangka menjalankan tugas pemerintahan yang baik


sehingga apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan yang bersifat manusiawi perlu dibetulkan
sebagaimana mestinya. Sifat kesalahan atau kekeliruan tersebut tidak mengandung
persengketaan antara fiskus dan Wajib Pajak. Apabila ditemukan kesalahan atau kekeliruan
baik oleh fiskus maupun berdasarkan permohonan Wajib Pajak, kesalahan atau kekeliruan
tersebut harus dibetulkan. Adapun alasan dilakukannya pembetulan berdasarkan Pasal 3
PMK Nomor 11/PMK.03/2013 disebabkan karena beberapa faktor yaitu:
a. Kesalahan Tulis

Kesalahan tulis meliputi kesalahan penulisan nama, alamat, Nomor Pokok Wajib
Pajak, nomor surat ketetapan pajak, jenis pajak, Masa Pajak atau Tahun Pajak, tanggal
jatuh tempo atau kesalahan tulis lainnya yang tidak mempengaruhi utang pajak.

b. Kesalahan Hitung

Kesalahan hitung meliputi kesalahan yang berasal dari penjumlahan dan/atau


pengurangan dan/atau perkalian dan/atau pembagian suatu bilangan Kesalahan
Hitung yang diakibatkan oleh adanya penerbitan surat ketetapan pajak, Surat Tagihan
Pajak, surat keputusan yang terkait dengan bidang perpajakan, Putusan Banding, atau
Putusan Peninjauan Kembali.

c. Kekeliruan Penerapan Ketentuan Tertentu dalam Peraturan Perundang-Undangan


Perpajakan Kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-
undangan perpajakan berupa kekeliruan dalam penerapan tarif, kekeliruan penerapan
persentase Norma Penghitungan Penghasilan Neto, kekeliruan penerapan sanksi
administrasi, kekeliruan Penghasilan Tidak Kena Pajak, kekeliruan penghitungan
Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan, dan kekeliruan dalam pengkreditan pajak
Pembetulan atas kesalahan atau kekeliruan yang terkait dengan pengkreditan Pajak
Masukan dalam Pajak Pertambahan Nilai, hanya dapat dilakukan apabila:

 Terdapat perbedaan besarnya Pajak Masukan yang menjadi kredit pajak; dan

 Pajak Masukan tersebut tidak mengandung sengketa antara fiskus dan Wajib Pajak.

Pengertian “membetulkan” pada ayat ini antara lain, menambahkan, mengurangkan, atau
menghapuskan, tergantung pada sifat kesalahan dan kekeliruannya. Jika masih terdapat
kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam
peraturan perudang-undangan perpajakan, Wajib Pajak dapat mengajukan lagi permohonan
pembetulan kepada DJP atau DJP dapat melakukan pembetulan lagi karena jabatan.
PERMOHONAN PEMBETULAN
Pasal 16 AYAT (2), (3) UU KUP

DIREKTUR JENDERAL

DALAM JANGKA WAKTU 6 BULAN

SEJAK TGL SURAT PERMOHONAN DITERIMA, HARUS


MEMBERI KEPUTUSAN

APABILA JANGKA WAKTU TELAH LEWAT, TIDAK


MEMBERI SUATU KEPUTUSAN, MAKA
PERMOHONAN PEMBETULAN YG DIAJUKAN TSB
DIANGGAP DITERIMA

SYARAT PERMOHONAN PEMBETULAN

Berikut adalah beberapa syarat permohonan pembetulan surat sehubungan dengan


ketetapan dalam bidang perpajakan sebagaimana diatur dalam Pasal 4 PMK Nomor
11/PMK.03/2013:

 Satu permohonan diajukan untuk satu surat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak, atau
surat keputusan lain yang terkait dengan bidang perpajakan;
 permohonan harus disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak
terdaftar dan/atau tempat Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan;

 Permohonan harus diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai
alasan permohonan dan menggunakan format surat permohonan sesuai contoh pada
Lampiran I PMK Nomor 11/PMK.03/2013; atau

 Surat permohonan ditandatangani oleh Wajib Pajak atau bukan Wajib Pajak maka
surat permohonan tersebut harus dilampiri surat kuasa khusus.

TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PERMOHONAN PEMBETULAN

Penyampaian surat permohonan pembetulan dapat dilakukan melalui 3 cara, yaitu:

 Secara langsung

 Melalui pos dengan bukti pengiriman surat

 Dengan cara lain, yaitu perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti
pengiriman surat ataupun melalui e-Filing.

DJP dalam jangka waktu paling lama 6 bulan sejak tanggal surat permohonan pembetulan
diterima, harus memberikan keputusan berupa diterima atau ditolaknya permohonan
pembetulan yang diajukan Wajib Pajak. Apabila jangka waktu 6 bulan telah terlampaui tetapi
DJP belum memberikan keputusan, permohonan Wajib Pajak dianggap dikabulkan. Dengan
dianggap dikabulkannya permohonan Wajib Pajak, DJP menerbitkan Surat Keputusan
Pembetulan sesuai dengan permohonan Wajib Pajak. DJP wajib memberikan keterangan
secara tertulis mengenai hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan
sebagian permohonan Wajib Pajak apabila diminta oleh Wajib Pajak.

Berdasarkan Pasal 9 PMK Nomor 11/ PMK.03/ 2013, dalam hal DJP menerbitkan Surat
Keputusan Pembetulan secara jabatan yang mengakibatkan jumlah pajak yang masih harus
dibayar dalam surat ketetapan pajak berubah, Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan atas
surat ketetapan pajak yang dibetulkan secara jabatan tersebut. Pengajuan keberatan
disampaikan dalam jangka waktu paling lama 3 bulan sejak tanggal dikirim Surat Keputusan
Pembetulan.

Keputusan pembetulan dapat berupa

a) menambahkan,

b) mengurangkan, atau

c) menghapuskan jumlah pajak yang terutang dan/atau

d) memperbaiki kesalahan dan kekeliruan lainnya, atau

e) menolak permohonan wajib pajak.

Anda mungkin juga menyukai