Anda di halaman 1dari 3

Pengertian

Community Development adalah kegiatan pengembangan masyarakat yang dilakukan secara sistematis,
terencana dan diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat guna mencapai kondisi social, ekonomi
dan kualitas kehidupan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan kegiatan pembangunan
sebelumnya

Langkah awal

Tahap Persiapan (engagement)

Pertama, ada tahapan persiapan yang dikategorikan menjadi dua poin yaitu persiapan petugas dan
persiapan lapangan. Persiapan petugas di sini adalah stakeholder yang harus menyelaraskan ide,
gagasan, serta persepsi mengenai program community development.

Kemudian, persiapan lapangan yang berkaitan dengan riset komprehensif perihal lokasi pengembangan.
Hal ini sangat penting untuk dibahas di awal, karena sering terjadi di mana program community
development diimplementasikan pada lokasi yang kurang strategis.

Tahap Pengkajian (assessment)

Kedua, setelah mempersiapkan terkait dengan persiapan stakeholder dan lapangan, maka proses
implementasi community development harus melalui tahapan pengkajian. Tahapan pengkajian adalah
proses identifikasi permasalahan dan kebutuhan yang relevan dengan masyarakat di lokasi tertentu.

Pada tahap ini, para stakeholder juga akan bersinergi dengan masyarakat lokal yang direpresentasikan
oleh organisasi sosial setempat. Hal ini dilakukan dengan upaya untuk dapat menemukan persoalan,
permasalahan, dan kebutuhan dari masyarakat yang nanti akan dirangkum sebagai pedoman dalam
melakukan tahap perencanaan.

Tahap Perencanaan Alternatif Kegiatan (planning)

Ketiga, pengkajian yang telah dilakukan dengan mengkurasi berbagai akumulasi permasalahan dan
kebutuhan masyarakat, maka para stakeholder harus melakukan perencanaan. Perencanaan ini harus
melibatkan berbagai elemen sosial, seperti akademisi, praktisi sosial, hingga organisasi sosial dan
masyarakat.

Rencana yang disusun harus sistematis, analitis, komprehensif, dan solutif bagi segala persoalan
masyarakat. Untuk itu, partisipasi dari berbagai elemen sosial sangat membantu stakeholder dalam
memformulasikan rencana alternatif yang proporsional bagi program community development.

Tahap Formulasi Rencana Aksi (action plan formulation)

Keempat, rencana yang telah disusun harus ditetapkan secara terstruktur perihal program-program
yang relevan untuk masyarakat. Tahap ini, stakeholder yang bersinergi dengan elemen sosial lain harus
sudah menuliskan goals dari setiap program community development.

Tahap Implementasi Kegiatan (implementation)


Kelima, tahap ini adalah proses implementasi dari rencana setiap program yang telah disusun dengan
terstruktur oleh stakeholder. Hal-hal yang telah disusun sebelumnya akan dieksekusi sebagai substansi
utama dari konsep community development dengan melibatkan masyarakat di lokasi tersebut.

Tahap Evaluasi (evaluation)

Keenam, dalam proses implementasi dari berbagai kegiatan dan program maka juga harus dilakukan
evaluasi secara gradual. Sehingga yang melakukan evaluasi adalah dari pihak stakeholder dan elemen
sosial yang juga berpartisipasi dalam program community development.

Evaluasi adalah tahap yang penting dari program community development. Karena evaluasi merupakan
bentuk monitoring atau pengawasan dalam jangka pendek maupun jangka panjang dari setiap program.
Sehingga output dari evaluasi ini dapat memberikan input yang positif terhadap program community
development.

Tahap Terminasi (termination)

Ketujuh, terakhir ada tahap terminasi yang berarti perpisahan dari stakeholder dengan masyarakat di
lokasi tertentu. Program community development memiliki interval waktu tertentu yang berbeda-beda.
Sehingga tahap terminasi dilakukan setelah interval waktu dari program community development
selesai.

Aspek

Enabling

Pertama, ada aspek enabling yaitu bagaimana stakeholder dapat menciptakan situasi yang produktif dan
konstruktif agar masyarakat dapat berkembang. Acap kali ditemukan masyarakat di daerah pedesaan
dengan pola pikir tradisional dan konservatif sehingga menghambat untuk berkembang.

Oleh karena itu, para stakeholder yang diinisiasi oleh pemerintah, perusahaan, atau masyarakat harus
merekonstruksi pola pikir masyarakat yang tradisional menjadi lebih inklusif. Artinya, memberikan
motivasi dan pemahaman bahwa setiap individu di pedesaan dapat bertumbuh dengan potensi yang
dimilikinya.

Empowering

Kedua, ada aspek empowering yang fokus dalam perkuatan nilai potensial dalam diri masyarakat dengan
berbagai program-program yang telah dikonseptualisasikan oleh stakeholder. Program-program yang
disusun adalah hasil dari riset komprehensif terhadap berbagai problematika sosial di masyarakat.
Misalnya, program mengenai pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di
wilayah pedesaan. Lalu program ekonomi yang fokus pada pembenahan edukasi dan aksesibilitas
masyarakat terhadap sektor ekonomi dan keuangan.

Substansi dari aspek empowering adalah memformulasikan program-program community development


yang akomodatif dan dapat menyentuh berbagai lapisan masyarakat di suatu daerah. Jika program
tersebut tidak akomodatif, maka dalam implementasinya tidak akan efektif untuk masyarakat.

Protecting

Ketiga, ada aspek protecting yang fokus dalam melakukan perlindungan dan menjadi garda terdepan
terhadap masyarakat yang termarjinalisasi. Sering ditemukan di lapangan jika masyarakat yang ingin
mengambil suatu kebijakan sentral diintervensi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Atas dasar ini, para stakeholder harus memberikan pendampingan yang kontinu agar dapat
meminimalisir terjadi tekanan sosial dari pihak-pihak eksternal. Kemudian, aspek ini juga memberikan
pelajaran kepada masyarakat untuk dapat mandiri dan berani dalam mengambil sebuah keputusan
karena mereka dilindungi haknya oleh Undang-Undang.

Mengapa community dev penting bagi csr

Kegiatan CSR melalui community development diupayakan agar mampu memberdayakan potensi
masyarakat lokal sehingga dapat memberi manfaat jangka panjang bagi perusahaan dan masyarakat itu
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai