Anda di halaman 1dari 37

MODUL PEMBELAJARAN

SENI BUDAYA (SENI RUPA)

1. Identitas
a. Satuan Pendidikan : MAN Insan Cendekia Pasuruan
b. Nama Mata Pelajaran : Seni Budaya (Rupa)
c. Kelas/Semester : X/Ganjil
d. Materi Pokok : Dasar seni rupa
e. Alokasi Waktu : 2 JP (2 X Pertemuan)

2. Kompetensi Dasar

3.1 Memahami konsep, unsur, prinsip, bahan, dan teknik dalam berkarya
seni rupa

4.1 Membuat karya seni rupa dua dimensi menggunakan berbagai media
dan teknik dengan melihat model

3. Kegiatan Pembelajaran

• Mengamati dan mengklasifikasi unsur, prinsip dan bahan dalam karya


seni rupa
• Mengamati dan mengklasifikasi teknik dalam berkarya seni rupa
• Mempresentasikan hasil pengamatan terhadap unsur, prinsip, bahan dan
teknik dalam berkarya seni rupa
• Membuat karya seni rupa dua dimensi dengan melihat model:
a. benda mati
b. benda hidup
c. foto/gambar
Berkarya seni rupa dua dimensi eksplorasi dengan berbagai media dan
teknik

1
4. Tujuan Pembelajaran
1. Membedakan jenis karya 2 dimensi.
2. Mengidentifikasi jenis karya seni rupa 2 dimensi.
3. Mengidentifikasi unsur-unsur rupa dan prinsip penataannya dalam
karya seni rupa 2 dimensi.
4. Mengidentifikasi jenis obyek dalam karya seni rupa 2D.
5. Mengidentifikasi bahan media dan teknik berkarya seni rupa 2D.
6. Membandingkan jenis karya seni rupa 2 dimensi.
7. Membandingkan unsur-unsur rupa dan prinsip penataannya
dalam
karya seni rupa 2 dimensi.
8. Membandingkan jenis obyek dalam karya seni rupa 2D.
9. Memilih bahan, media, dan teknik dalam proses berkarya seni rupa
2D.
10. Membuat sketsa karya seni rupa 2D dengan melihat model mahluk
hidup.
11. Membuat sketsa karya seni rupa 2D dengan melihat model benda
mati (still life).
12. Membuat gambar atau lukisan karya seni rupa 2D dengan melihat
model mahluk hidup.
13. Membuat gambar atau lukisan karya seni rupa 2D dengan melihat
model benda mati.
14. Menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam proses berkarya seni
rupa 2D.
15. Menyajikan gambar atau lukisan karya seni rupa 2D hasil buatan
sendiri.
16. Mempresentasikan gambar atau lukisan karya seni rupa 2D hasil
buatan sendiri dengan lisan maupun tulisan.

5. Petunjuk Penggunaan Modul


a) Baca dan pahami link materi yang telah disediakan, jika perlu Anda boleh
mencari literatur yang relevan di internet
b) Setelah memahami isi materi dalam bacaan berlatihlah untuk berfikir tinggi
melalui tugas-tugas yang terdapat pada modul ini baik bekerja sendiri
maupun bersama teman sebangku atau teman lainnya.
c) Kerjakan Modul ini dibuku kerja atau langsung mengisikan pada bagian
yang telah disediakan.
d) Kalian dapat belajar bertahap dan berlanjut melalui kegiatan ayo berlatih,
apabila kalian yakin sudah paham dan mampu menyelesaikan permasalahan-
permasalahan dalam kegiatan belajar , kalian boleh sendiri atau mengajak

2
teman lain yang sudah siap untuk mengikuti tes formatif agar kalian
dapat belajar ke Modul berikutnya.
e) Kerjakan kegiatan belajar yang ada dalam Modul dengan teliti dan
konsentrasi

Kegiatan Belajar

Karya seni rupa ada disekitar kita. Seringkali kita tidak menyadari
bahwabenda-benda yang dekat dengan aktivitas kita sehari-hari adalah karya seni
rupa. Karya seni rupa ini ada yang berdimensi dua dan berdimensi tiga. Tahukah
kalian apa artinya dimensi dalam karya seni rupa? Karya seni rupa dua atau tiga
dimensi dibedakan dari bagian karya yang diserap oleh mata. Pada bagian inilah
kalian akan melihat bentuk obyek yang terdapat didalamnya. Cobalah amati benda
di sekitar kalian, maka kalian akan dapat membedakan benda yang berdimensi dua
atau berdimensi tiga. Tunjukkan mana benda atau karya seni rupa yang berdimensi
dua. Karya seni rupa dua dimensi (2D) ada yang memiliki fungsi pakai dan ada yang
memiliki fungsi hias atau fungsi ekspresi saja. Ada berbagai aspek dalam karya seni
rupa dua dimensi. Berbagai unsur rupa seperti garis, bentuk, bidang, warna
disusun sedemikian rupa sehingga membentuk obyek tertentu pada karya seni rupa
dua dimensi tersebut. Untuk mewujudkan karya seni rupa dua dimensi ini
digunakan berbagai bahan, medium, dan teknik sesuai dengan obyek dan fungsi
yang diinginkan.

Ketika kalian melihat sebuah karya seni rupa dua dimensi,


aspek apa saja yang kalian lihat? Coba kalian amati gambar di
bawah ini untuk mengidentifikasi aspek-aspek tersebut!

3
1 2

3 4

Berdasarkan pengamatan kalian, sekarang kelompokkan dan isilah tabel di


bawah ini sesuai dengan jenis karya seni rupa 2 dimensi:

No Jenis bahan teknik medium


Gambar
1
2
3
4

Setelah kalian mengisi kolom tentang jenis, bahan, medium dan


teknik pada karya seni rupa dua dimensi tersebut, kemudian aktualisasikan dan
isilah kolom di bawah ini!

4
Format Hasil Pengamatan

Nama Siswa :
Kelas
:
Hari/Tanggal
:
Pengamatan

No. Aspek yang Diamati Uraian Hasil Pengamatan


1 Unsur-unsur rupa yang
menonjol
2 Objek yang tampak

3 Bagian objek yang


paling menarik

Agar kalian lebih mudah memahami, bacalah penjelasan singkat tentang


karya seni rupa dua dimensi, meliputi bahan, medium dan teknik beserta
unsur-unsur rupa dan prinsip penataannya berikut ini. Selanjutnya, kalian
bisa mengamati lebih lanjut dengan melihat secara langsung karya seni rupa
dua dimensi yang ada disekitar kalian, mengunjungi pameran ataupun
melihat dari berbagai reproduksi karya seni rupa di media cetak maupun
elektro

5
1. SENI BUDAYA DAN RUANG LINGKUP

A. ANTARA SENI DAN BUDAYA

Koentjaraningrat mengatakan bahwa kebudayaan dapat dikenali sebagai


paling sedikit mempunyai tiga wujud yaitu: satu, wujud sebagai kompleks gagasan,
konsep, dan pikiran manusia. Gagasan, konsep dan fikiran manusia hidup bersama
dalam proses hidup manusia dimana gagasan, konsep, dan fikiran menjadi jiwa
atau pencitraan dari masyarakat itu sendiri. Dua, wujud sebagai suatu kompleks
aktivitas. Aktivitas antar individu, individu antar kelompok dan kelompok antar
kelompok berpola pada sistem budaya yang ada. Begitu juga sebaliknya melalui
komunikasi interaksi yang terjalin dapat menimbulkan pola, gagasan yang baru
dimana pola dan gagasan baru tersebut menguatkan sistem budaya yang lama.
Tiga wujud sebagai benda fisik dari hasil interaksi komunikasi yang berupa nyata
dapat dilihat dan diraba. 1

Kebudayaan yang memiliki kedudukan di masyarakat yaitu kebudayaan


bersifat kompleks yang mencakup setiap elemen kehidupan manusia. Unsur-unsur
kebudayaan sebagai isi pokok setiap kebudayan meliputi: Bahasa, Sistem
Pengetahuan, Organisasi sosial, Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi, Sistem
Mata Pencaharian Hidup, Sistem Religi dan Kesenian. Setiap unsur kebudayaan
menjadi wujud berupa sistem budaya, berupa sistem sosial dan kebudayaan fisik. 2
Proses kreatif adalah lingkup kegiatan fisik dan mental dan penyelesaian final.3
Soedarsono dkk mengatakan bahwa definisi seni adalah segala macam keindahan
yang diciptakan oleh manusia yang bersifat hedonistik, yaitu yang indah adalah
yang menyenangkan terutama pada masyarakat tradisional yang ada di Indonesia.4
Karya-karya pada seni rupa pada umumnya memiliki isian yang berupa simbol
dengan ke dalam makna. Simbol-simbol tersebut dalam hal banyak
menggambarkan alam pikiran masyarakat yang memilikinya dengan menggunakan
figur-figur yang melekat pada kebudayaan setempat.

Kata “kebudayaan”berasal sari bahasa Sangsekerta buddhayah, yaitu


bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”. Dengan demikian
ke-budaya-an dapat diartikan: “hal-hal yang bersangkutan dengan akal”. 5
Ada sarjana lain yang mengupas kata budaya sebagai suatu perkembangan
dari kata majemuk budi-daya, yang berarti “daya dan budi”.6 Karena itu
mereka membedakan “budaya” dan “kebudayaan”. Demikianlah “budaya”
adalah “daya dan budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa. Sedangkan
“kebudayaan” adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa itu7

Pencapaian budaya di bidang kesenian dapat dilihat pada dua aspeknya,


yaitu teknik dan konsep-konsep seni yang berkenaan dengan tujuan dan hakikat
seni. Dalam hal yang disebutkan di atas pemahaman dalam menginterpretasi karya

1 Koenjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Cetakan IX, Jakarta: PT. Renika Cipta, 2009, hlm: 150.
2 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta, PT. Renika Cipta, 2009, hlm: 165.
3 Pranjoto Setjoatmodjo, “Bacaan Pilihan Tentang Estetika”, Departemen Pendidikan dan Direktorat

Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Tenaga Kependidikan, Jakarta, 1988, hlm:
33.
4 Soedarsono, Djoko Soekiman, Retna Astuti, Pengaruh India, Islam dan Barat dalam Proses

Pembentukan Budaya Jawa, Proyek Penelitian dan pengkajian, kebudayaan nusantara (javanologi)
direktorat jendral kebudayaan departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985, hlm: 90.
5Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta, PT. Renika Cipta, 2009, hlm:146.
6 Pernyataan P.J Zoedmulder pada buku Cultur, Oost en West. Amsterdam, C.P.J Van Der Pet (1951)

dikutip dari buku karya Koentjaraningrat, “Pengantar Ilmu Antropologi”, Jakarta, PT. Renika Cipta,
2009, hlm: 146.
7 Pernyataan M. M. Djojodiboeno pada buku Azas-Azas Sosiologi (1958: 24-27) dikutip dari buku karya

Koentjaraningrat, “Pengantar Ilmu Antropologi”, Jakarta, PT. Renika Cipta , 2009, Hlm:146.
6
seni sangat tergantung pada karya data tertulis. Konsep mengenai rasa yang
dibawa oleh keragaman kebudayaan yang dihasilkan dari proses akulturasi yang
dihadirkan dalam ungkapan-ungkapan seni masa lalu yang dapat tersampaikan
nilai intrinsiknya. Hal ini juga berlaku pada transformasi di dalam seni tradisi yang
masih hidup hingga kini.

B. DEFINISI SENI DAN RUANG LINGKUP SENI RUPA

Seni adalah karya manusia yang mengkomunikasikan pengalaman-


pengalaman batinnya, pengalaman batin tersebut disajikan secara indah atau
menarik sehingga merangsang timbulnya pengalaman batin pula pada manusia lain
yang menghayatinya. Kelahiran seni atau karya seni tidak didorong oleh hasrat
memenuhi kebutuhan pokok, melainkan merupakan usaha melengkapi dan
menyempurnakan derajat kemanusiaannya memenuhi kebutuhan yang sifatnya
spiritual.8 Ada tiga komponen dalam proses mencipta seni sebagai landasan
berkarya, ketiga komponen tersebut adalah tema, bentuk, dan isi. Walaupun secara
teori dapat dipisahkan, namun sebenarnya ketiga komponen tersebut merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.9

Seni merupakan ungkapan rasa yang tertuang dalam sebuah media yang
mengandung maksud dan tujuan tertentu. Ungkapan rasa untuk memenuhi
kebutuhan batin yang meliputi kenikmatan dan kepuasan batin dan rasa. Namun
demikian, meskipun karya seni merupakan ungkapan, sebaliknya bahwa setiap
ungkapan bukanlah suatu yang sebenarnya. Hingga pada akhirnya, teori kesenian
dapat berpengaruh pada proses cipta, namun bukan berarti bahwa orang yang
mempunyai teori kesenian itu mampu mengungkapkannya dalam bentuk karya
seni. Kelahiran seni atau karya seni tidak didorong oleh hasrat memenuhi
kebutuhan pokok, melainkan merupakan usaha melengkapi dan menyempurnakan
derajat kemanusiaannya memenuhi kebutuhan yang sifatnya spiritual. Ungkapan
spontan merupakan penyaluran emosi lewat naluri atau insting ke saluran mata
gerak naluri hidup semua bukan termasuk tema, tetapi bisa disebut ungkapan. 10
Jadi, seni merupakan ungkapan rasa yang diolah dengan kemampuan jiwa
kemudian dituangkan pada sebuah media dengan memperhitungkan nilai estetis
dan memiliki misi tertentu.

Ada tiga komponen dalam proses mencipta seni sebagai landasan berkarya,
ketiga komponen tersebut adalah tema, bentuk, dan isi. Walaupun secara teori
dapat dipisahkan, namun sebenarnya ketiga komponen tersebut merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.11 Seni lukis pada hakikatnya
merupakan penuangan ide kreatif yang di dalamnya terdapat unsur ekspresivitas
dan kreativitas. Kreativitas merupakan proses pengungkapan, pengolahan ide atau
gagasasan yang akan melahirkan suatu inovasi. Proses kreatifitas inilah yang
menunjang pencipta karya seni untuk lebih berekspresi sesuai dengan identitas
pribadinya dengan pengaruh lingkungan yang membentuk pribadi itu sendiri.

Bentuk menurut Dharsono adalah totalitas daripada karya seni. Bentuk


merupakan suatu kesatuan organisasi dari unsur-unsur pendukung karya. Ada
dua macam bentuk yang pertama adalah visual form, yaitu bentuk fisik dari sebuah
karya seni atau kesatuan dari unsur-unsur pendukung karya seni tersebut. Kedua,
special form, yaitu bentuk yang tercipta karena adanya hubungan timbal balik

8 Soedarso SP, Tinjauan Seni, Yogyakarta: Saku Daya Sana, 1990. Hlm. 5.
9 Dharsono Sony Kartika, Seni Rupa Modern, Bandung: Rekayasa Sains, 2004. hlm.28.
10 Soedarso SP, Tinjauan Seni, Yogyakarta: Saku Daya Sana, 1990. Hlm. 5.
11 Dharsono Sony Kartika, Seni Rupa Modern, Bandung: Rekayasa Sains, 2004. hlm.28.

7
antara nilai-nilai yang dipancarkan oleh fenomena bentuk fisiknya terhadap
tanggapan kesadaran emosionalnya. Bentuk fisik sebuah karya dapat diartikan
sebagai kongritisasi dari subject matter tersebut dan bentuk psikis dari sebuah
karya merupakan susunan dari kesan hasil tanggapan. Hasil tanggapan yang
terorganisir dan kekuatan proses imajinasi seorang penghayat itulah maka akan
terjadilah sebuah bobot karya atau arti (makna).

Ide atau konsep seni yang dimiliki seniman menjadi unsur penting dalam
mencipta sebuah karya karena ide atau konsep dengan pemikiran yang sudah
matang maka eksekusi ke dalam media untuk berkarya menjadi gampang dan
mengalir. Soedarso Sp mengatakan bahwa dalam perwujudannya seni dapat berupa
action atau tindakan dan pengalaman sesaat dan tentu dapat berupa artefak, yaitu
benda buah karya manusia.12 Wujud hasil karya manusia yang dapat diterima
dengan indera penglihatan, dan menimbulkan emosional bagi pengamat merupakan
karya seni rupa. Nooryan Bahari mengatakan bahwa pengelompokannya dapat
dibagi menjadi dua yaitu seni murni dan seni terapan.13 Seni murni adalah seni
yang mengutamakan nilai keindahan daripada nilai fungsionalnya, sedangkan seni
terapan adalah seni yang mengutamakan nilai fungsionalnya daripada nilai
keindahan.

C. TUJUAN SENI
• Ekspresi pribadi
• Aktualisasi diri
• Objek ekonomi
• Rekaman peristiwa
• Alat komunikasi
• Terapi kejiwaan
• Perluasan wacana
• Agama
• Politik

D. FUNGSI SENI
• Penyadaran sosial,
• Pembelajaran masyarakat,
• Penggalian nilai luhur dan indah,
• Pemberdayaan sosial,
• Peningkatan kualitas hidup,
• Penyampaian ajaran/faham,
• Penjaga norma dan nilai keindahan.

E. SIFAT SENI
• Simbolis
• Mitologis
• Religius
• Fungsional
• Sosial kemasyarakatan
• Inofatif
• Bersifat niaga
• Mengandung unsur komunikasi

12 Soedarso Sp, Trilogi Seni, Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta. 2006. Hlm: 78


13 Nooryan Bahari, Kritik Seni, Cetakan I, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008. Hlm: 80.
8
• Mengandung sifat budaya

F. UNSUR NILAI SENI


• Nilai kebenaran/kejujuran ungkapan
• Nilai budi/peka dan halus budi dalam berungkap
• Nilai indah/cara ungkap yang unik, menggugah rasa
• Nilai religius/pada akhirnya karya seni bertujuan pada kebesaran Allah

G. CABANG BUDAYA RUPA

• SENI RUPA MURNI : LUKIS, PATUNG, GRAFIS.


Seni Lukis : dapat dikatakan sebagai ungkapan pengalaman estetik
seseorang yang dituangkan dalam bidang dua dimensi (dua matra), dengan
menggunakan medium rupa yaitu, garis, warna, tekstur, bidang, dan
sebagainya.
Seni Patung : ungkapan estetik yang diwujudkan ke dalam media tiga
dimensi. Seni patung berkaitan dengan ruang nyata, berbeda dengan seni
lukis yang memerlukan perspektif dalam menampilkan matra ke tiga atau
ruang semu.
Seni Grafis : seni grafis pada dasarnya melibatkan kepada seni cetak-
mencetak, sebagai usaha untuk dapat memperbanyak atau
melipatgandakan sesuatu, baik gambar atau tulisan. Beberapa prinsip dasar
tentang cetak seperti: cetak tinggi, cetak datar, cetak saring, dan banyak
lainya. Yang dinamakan cetak tinggi adalah proses peneraan (tera)
negative pada bidang datar kertas. Sesuai namanya cetak tinggi, maka
bidang yang dilumuri tinta adalah bidang yang tinggi sedangkan bidang
yang rendah tidak kena tinta, contoh adalah stempel. Cetak saring juga
disebut cetak tembus (schablon) dengan menggunakan silk screen sebagai
media dasar.
• DESAIN : DESAIN INTERIOR, DESAIN KOMUNIKASI VISUAL, DESAIN
ARSITEKTUR, DESAIN PRODUK
• KRIYA : TEKSTIL, BATIK, LOGAM KAYU, KERAMIK, KULIT
• SENI MEDIA REKAM : Seni film Seni fotografi

1. Seni lukis dan Estetika

Seni lukis adalah salah satu cabang seni dua dimensi, biasa dibuat
pada kanvas, kertas, dengan bahan cat minyak, atau cat poster, cat
air, seta akrilik. Disamping dengan media kering seperti pensil pastel
dan sebagainya.

Seni Lukis adalah karya seni dua dimensional yang menampilkan unsur
warna, bidang, garis, bentuk, dan tekstur. Sebagai bagian dari seni murni,
seni lukis merupakan bahasa ungkapan pengalaman artistik dan ideologi. 14

14 Nooryan Bahari, Hlm: 82.


9
Unsur-unsur yang terdapat pada sebuah karya sangat menentukan kualitas
dan bobot dari karya itu sendiri. Keberhasilan atau keindahan lukisan bukan
karena pelukisnya berhasil memotret alam itu dengan setepatnya, tetapi terutama
sekali karena pelukis berhasil menyusun unsur lukisan (garis, bidang, warna,
nada, tekstur, gelap terang, komposisi, dominasi, dan kesatuan) menjadi suatu
ungkapan perasaannya.15 Warna di dalam seni lukis menjadi elemen yang sangat
menarik, karena kehadiran warna dalam seni lukis menjadi daya tarik bagi
penikmatnya.16 Keberhasilan yang dimaksud adalah munculnya reaksi psikologis
yang lebih kompleks terhadap penikmat. Karya seni merupakan suatu hasil dari
ekspresi jiwa manusia untuk menghasilkan sebuah karya yang memiliki nilai
keindahan dalam hal ini mencakup lukisan, pahatan, arsitektur, dan lain
sebagainya. Ekspresi jiwa dimana peran dan pengaruh lingkungan sangat
mendominasi dalam pembuatan karya seni oleh seniman.

Seni lukis pada hakikatnya merupakan penuangan ide kreatif yang


didalamnya terdapat unsur ekspresivitas dan kreativitas, disamping warna sangat
menentukan kehadiran karya di dalam seni lukis. Warna di dalam seni lukis
menjadi elemen yang sangat menarik, karena kehadiran warna dalam seni lukis
menjadi daya tarik bagi penikmatnya.17 Karya seni merupakan suatu hasil dari
ekspresi jiwa manusia untuk menghasilkan sebuah karya yang memiliki nilai
keindahan dalam hal ini mencakup lukisan, pahatan, arsitektur, dan lain
sebagainya. Mortiimer Adler menyatakan bahwa:

Keindahan adalah“the property of any object that gives us the disinterested


pleasure we can drive from simply comtemplanting or apprehending that
individual object as such“

(sifat dari suatu benda yang memberi kita kesenangan yang tidak
berkepentingan yang kita bisa memperolehnya semata-mata dari memikirkan
atau melihat benda individual itu sebagaimana adanya).18

Kenikmatan dalam memiliki kemampuan untuk menangkap keindahan lukis potret


dapat dicapai dengan melihat melalui panca indra, khususnya melalui mata dan
disebut sebagai kesan visual. Rasa nikmat dengan segala sesuatu yang diserapnya
pada saat melihat karya seni khususnya rupa wajah dan unsurnya, sehingga
muncullah rasa estetik. Wadjiz dalam bukunya Pengantar Estetika menyatakan
bahwa, estetika berasal dari kata Yunani “aisthetika” berarti hal-hal yang dapat
diserap oleh panca indra.

Estetika berasal dari kata Yunani Aesthesis, yang berarati perasaan atau
sensitivitas. Itulah sebabnya maka estetika erat seakali hubungannya dengan
selera perasaan atau apa yang disebut dengan bahasa Jerman Geschmack
atau Taste dalam bahasa Inggris. Estetika timbul tatkala pikiran para filusuf
mulai terbuka dan mengkaji berbagai keterpesonaan rasa. Estetika bersama
dengan etika dan logika membentuk satu kesatuan yang utuh dalam ilmu-
ilmu normatif di dalam filsafat. Dikatakan oleh Hegel, bahwa: “Filsafat seni
membentuk bagian yang terpenting di dalam ilmu ini sangat erat
hubungannya dengan cara manusia dalam memberikan definisi seni dan
keindahan.19

Unsur-unsur estetika dalam seni rupa meliputi: garis, warna, bidang, ruang,
dan tekstur dalam komposisinya yang saling mendukung. Teori estetika Monroe

15 Edy Tri Sulistyo, Tinjauan Seni Lukis Indonesia , Surakarta, 2005, hlm: 4.
16 Drs. H. Edy Tri Sulistyo, M.Pd, Tinjauan Seni Lukis Indonesia, Surakarta 2005, hlm. 2.
17 Drs. H. Edy Tri Sulistyo, M.Pd, Tinjauan Seni Lukis Indonesia, Surakarta 2005, hlm. 2.
18 The Liang Gie, Filsafat Keindahan, Yogyakarta: PUBIB 2004. hlm. 13.
19 Wadjiz dalam Dharsono Sony Kartika, “Pengantar Estetika”, Bandung: Rekayasa Sains, 2004. hlm :16
10
Beardsley yang dikutip oleh Dharsono Sony Kartika dalam bukunya ”Kritik Seni”
yang menjelaskan menjadi tiga ciri sifat-sifat membuat baik dari benda-benda
estetis pada umumnya dan tiga tingkatan kelompok yaitu:

1. Kesatuan (unity) ini berarti bahwa benda estetis ini tersusun secara baik atau
sempurna bentuknya.
2. Kerumitan (complexity) benda estetis atau karya seni yang bersangkutan tidak
sederhana sekali, melainkan kaya akan isi maupun unsur-unsur yang saling
berlawanan atau mengandung perbedaan-perbedaan yang halus.
3. Kesungguhan (intensity) suatu benda estetis yang baik harus mempunyai suatu
kualitas tertentu yang menonjol dan bukan sekedar sesuatu yang kosong. Tak
menjadi soal kualita apa yang dikandungnya (misalnya suasana suram atau
gembira, sifat lembut atau kasar), asalkan merupakan sesuatu yang intensif
atau sungguh-sungguh.20

2. Seni grafis

• cabang seni murni 2 dimensi yang menggunakan teknik cetak seperti


cetak saring(sablon), cetak timbul cukil kayu atau etsa logam.

3. Seni patung

• seni tiga dimensi dengan bahan dari logam, kayu, batu dll.

H. KARYA SENI RUPA MENURUT FUNGSI ATAU MANFAATNYA


Seni besar sekali manfaatnya dalam kehidupan manusia, baik dapat
dirasakan secara langsung ataupun tidak. Di bawah ini diuraikan dua jenis fungsi
seni:

1) Seni Rupa Murni (Fine Art)


Karya seni rupa ini diciptakan dengan bebas tanpa
memperhitungkan segi fungsi atau manfaat. Seniman atau pelukis
menciptakan karya seni ini dengan bebas mengekspresikan isi hati
atau idenya. Karya seni murni ini berfungsi sebagai fungsi individual.

20 Dharsono Sony Kartika, Kritik Seni, Bandung: Penerbit Rekayasa Sains, 2007, hlm 76.
11
Gambar 1. Karya Seni Lukis Hendra Gunawan.

Gambar 2. Nenek Pakai Tengkuluk (1975) Karya Dullah


Medium Cat Minyak dan Kanvas, Ukuran 60x50 Cm

12
Fungsi individual artinya karya seni ini dibuat hanya untuk
memenuhi kepuasan, kesenangan dan kebutuhan pribadi, baik
kebutuhan emosional maupun kebutuhan fisik.
Jenis karya seni rupa ini contohnya: seni lukis, seni patung, seni
grafika dan sebagainya.

2) Seni Rupa Terapan atau Seni Pakai (Apllied Art)


Karya seni rupa ini diciptakan selain mempertimbangkan unsur
estetika juga untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Jenis karya seni rupa ini contohnya: seni bangunan, perabot rumah
tangga, kendaraan, seni taman, reklame, ilustrasi, seni kerajinan,
tata rias dan busana, seni batik dan lain-lain.
Karya seni terapan dapat berfungsi sebagai fungsi sosial.

Gambar 3. Kerajinan Gerabah Bayat Klaten Jawa Tengah

13
Gambar 4. Karya Seni Logam

H. KARYA SENI RUPA MENURUT WUJUDNYA DAPAT DIKELOMPOKKAN


MENJADI DUA MACAM

a. Seni Rupa Dua Dimensi


Seni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang memiliki dua
ukuran panjang dan lebar. Karya seni rupa ini hanya dapat dihayati
dari satu arah yaitu dari depan.
Contohnya: seni lukis, seni ilustrasi, seni batik seni grafik, sketsa
dan lain-lain.

Gambar 5. Seni lukis Damar Kurung karya Masmundari Gresik.

14
b. Seni Rupa Tiga Dimensi
Seni rupa tiga dimensi adalah karya seni rupa yang memiliki tiga
ukuran panjang, lebar dan tinggi atau tebal (mempunyai volume).
Karya seni rupa ini dapat dinikmati atau dihayati dari beberapa arah
pandang.
Contohnya: seni patung, seni kriya, seni bangunan, seni dekorasi,
seni taman dan lain-lain.

Gambar 6. Seni Instalasi 3D

I. KOMPONEN DALAM PROSES CIPTA SENI SEBAGAI LANDASAN


BERKARYA
a. Subject Matter (tema)
Subject matter atau tema pokok adalah rangsang cipta seniman dalam
usahanya untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan.
Bentuk yang menyenangkan adalah bentuk yang dapat memberikan
konsumsi batin manusia secara utuh dan perasaan keindahan kita
dapat menangkap harmoni bentuk sajian serta dapat merasakan lewat
sensitivitasnya. Subject matteryaitu inti atau pokok persoalan yang
dihasilkan sebagai akibat adanya pengolahan objek yang terjadi dalamm
ide seorang seniman dengan pengalaman pribadinya. Subject matter
merupakan bentuk dalam ide sang seniman, artinya bentuk yang belum
dituangkan ke dalam media belum lahir di dalam benda fisik.
b. Bentuk (Form)
Bentuk merupakan organisasi atau satu kesatuan atau komposisi dari
unsur-unsur pendukung karya yang berkaitan dengan visual. Ada dua
macam bentuk:
• Visual Form: bentuk fisik dari karya seni atau satu kesatuan dari
unsur-unsur pendukung karya seni tersebut.
• Special Form: bentuk yang tercipta karena adanya hubungan
timbal balik antara nilai-nilai yang dipancarkan oleh fenomena
bentuk fisiknya terhadap tanggapan kesadaran emosionalnya.
c. Isi (Makna)
Muatan di dalam karya seni yang dihayati dengan mata batin seseorang.

15
J. ESTETIKA NUSANTARA

Karya seni tradisi Indonesia mempunyai orientasi sikap keterkaitan kosmos


dan peng-Esa-annya, yang memiliki sikap berkesenian yang sesuai diungkapkan
oleh Dharsosno Sony Kartika yaitu:

1. Merasa terikat dengan penguasa alam semesta sehingga timbul sikap taat,
takut dan memujanya (keterkaitan vertikal).

2. Merasa terikat padaa alam sekelilingnya dan tanah tempat ia berpijak,


sehingga timbul sikap rasa syukur terhadap penguasa (keterikatan vertikal).

3. Merasa terikat pada masyarakat lingkungannya, sesama manusia yang hidup


dalam lingkungannya (keterikatan horizontal)

Dharsono Sony Kartika mengungkapkan estetika dalam orientasinya


terhadap kebudayaan merupakan interaksi timbal balik di antara sistem-sistem
dalam wujud kebudaaan tersebut, yaitu hubungan antara idea, aktivitas, dan
atrefak, dari karya yang dihasilkan oleh masyarakat Jawa. Hal ini menunjukkan
secara konotasi bahwa hasil budaya secara artefak merupakan bukti adanya
aktivitas dari sebuah gagasan atai idea secara horisontal menunjukkan adanya
hubungan antara dirinya secara mikrikosmos (dunia batin) dengan makrokosmos
(lingkungan dan alam semestanya) dan secara vertikal menunjukkan adanya
hubungan dengan TuhanNya dengan sikap menerima.

Struktur lukisan tradisi merupakan prinsip dalam penyusunan dalam satu


lukisan, dimana struktur merupakan tatacara dalam menyusun satu kesatuan
bentuk gambar dalam satu konstruksi gambar untuk didapatkan makna dan nilai
estetis dalam karya. Sesuai dengan filosofi Jawa ‘tuntunan dan tontonan’. Dharsono
mengemukakan seni sebagai ‘tuntunan dan tontonan’ adalah bentuk yang terdiri
dari pengulanagan pola yang meliputi dari kumpulan motif yang disusun secara
indah (tontonan) dan mempunyai makna filosofi (tuntunan hidup) pada motif
utama.

Gambar 7. Batik Motiof Wahyu Tumurun

16
K. ALAT, BAHAN, MEDIA DAN TEKNIK BERKARYA SENI RUPA

ALAT BERKARYA SENI RUPA


Alat untuk berkarya seni rupa sangat banyak jenis dan ragamnya. Beberapa karya
seni rupa bahkan memiliki peralatan khusus yang tidak dipergunakan
pada jenis karyalainnya. Tetapi ada juga alat atau bahan yang dipergunakan
hampir disemua proses berkarya seni rupa.
a) Alat-alat Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi
Pensil, pensil arang (konte), penghapus, spidol, kuas, palet, pisau palet, canting,
gawangan, wajan, komputer/laptop, mesin bordir, mesin sablon, dll.
b) Alat-alat Berkarya Seni Rupa 3 Dimensi
Gunting, silet, pisau, butsir,pahat, palu, dll.

BAHAN BERKARYA SENI RUPA


Bahan berkarya seni rupa adalah material habis pakai yangdigunakan untuk
mewujudkan karya seni rupa tersebut.
a) Bahan-bahan Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi
Tinta, malam/lilin, pewarna sintetis, benang, crayon, pensil warna, cat akrilik, cat
poster, cat minyak, cat air, cat tekstil, dll.
b) Bahan-bahan Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi
Karton, kertas, gabus, tanah liat (earthenware: berwarna merah, stoneware:
berwarna putih, porselin: tekstur lebih halus), gips, plastisin, lilin, kayu, batu,
logam, besi, pipa, dll.

MEDIA BERKARYA SENI RUPA


Media adalah perantara ide/gagasan dalam berkarya. Contoh: kanvas, kertas, kain,
kayu, batu, kaca, dll.

TEKNIK BERKARYA SENI RUPA

Dalam membuat karya seni rupa murni atau terapan dibutuhkan keterampilan
teknis menggunakan alat dan mengolah bahan untuk mewujudkan objek
pada bidang garap.

17
TEKNIK-TEKNIK SENI RUPA 2 DIMENSI
1. Teknik Plakat : Teknik plakat adalah teknik melukis dengan menggunakan cat
minyak, cat poster atau cat akrilik, dengan goresan yang tebal agar mendapatkan
hasil yang pekat dan padat.
2. Teknik Transparan : Teknik transparan adalah teknik untuk melukis seni rupa
menggambar dengan menggunakan cat cair. Sapuan – sapuan warna untuk
melukis harus tipis agar hasilnya juga tampak seperti transparan.
3. Teknik Kolase : Teknik kolase adalah teknik yang akan memberikan hasil lukisan
yang realis atau abstrak karena terbuat dari potongan – potongan kertas yang di
tempel dengan menggunakan lem.
4. Teknik 3 M (Merekat, Menggunting, Menempel) : adalah teknik dari seni rupa
yang juga merupakan proses manipulasi lembaran kertas yang akan menjadi suatu
bentuk 3 dimensi.
5. Teknik Linear : Teknik linear adalah teknik untuk menggambar objek yang
dengan menggunakan pola garis dari pensil atau pena.
6. Teknik Blok/Siluet : Teknik blok adalah teknik yang di gunakan untuk menutupi
objek lukis dengan menggunakan satu warna.
7. Teknik Arsir : Teknik arsir adalah teknik yang di gunakan untuk menutupi objek
lukis yang dengan pulasan garis sejajar atau garis menyilang dengan menggunakan
pensil atau pena.
8. Teknik Gosok/Dussel : Teknik dussel adalah teknik yang di gunakan untuk
membuat gelap terang pada objek lukis dengan goresan – goresan miring yang
menggunakan pensil.
9. Teknik Pointilis : Teknik pointilis adalah teknik yang di gunakan untuk
menghitamkan objek lukis dengan beberapa titik – titik yang ada.
10. Teknik Aquarel : Teknik aquarel adalah teknik yang di gunakan untuk menutup
objek lukis yang dilakukan dengan menyapu cat cair secara tipis.
11. Teknik Mozaik : Teknik mozaik adalah teknik yang di gunakan untuk melukis
dengan cara menempelkan benda – benda 3 dimensi
12. Teknik Menganyam : Teknik menganyam adalah teknik yang di gunakan untuk
menumpang tindih dan juga untuk menyilangkan bahan – bahan yang anda
sehingga menghasilkan karya seni anyaman.
13. Teknik impasto
Impasto adalah teknik lukisan di mana cat dilapiskan dengan sangat tebal di atas
kanvas sehingga arah goresan sangat mudah terlihat. Cat yang digunakan bisa
pula tercampur di atas kanvas. Saat kering, teknik impasto akan menghasilkan
tekstur yang jelas, sehingga kesan kehadiran objek lebih terasa.

18
14. Teknik Kerok
Teknik kerok yaitu penciptaan goresan yang bervariasi dengan menggores atau
mengkerok warna paling atas yang setengah kering sehingga akan muncul warna
sebelumnya.

TEKNIK-TEKNIK SENI RUPA 3 DIMENSI


1. Teknik aplikasi, yaitu karya hias yang digunakan dalam seni menjahit dengan
cara menempelkan bermacam-macam kain yang sudah di gunting yang seperti
bunga, bintang, boneka dan bentuk lainnya di sebuah kain sebagai hiasan untuk
mempercantik.
2. Teknik merakit, yaitu karya seni dengan cara menyambungkan beberapa
potongan bahan-bahan. Cara ini bisa disebut dengan merakit, rakitan adalah hasil
karyanya.
3. Teknik pahat, yaitu mengurangi bahan menggunakan alat pahat. Misalnya,
membuat patung dan relief dengan bahan dasar kayu dan batu.
4. Teknik butsir, yaitu membentuk benda dengan mengurangi dan menambah
bahan. Misalnya, membuat keramik dengan bahan dasar tanah liat.
5. Teknik cor/cetak, yaitu membuat karya seni dengan membuat alat cetakan
kemudian dituangkan adonan berupa semen, gips, dan sebagainya sehingga
menghasilkan bentuk yang diinginkan. Misalnya, membuat patung.
6. Teknik makrame, yaitu sebuah bentuk seni kerajinan simpul-menyimpul dengan
menggarap rantaian benang awal dan akhir suatu hasil tenunan, dengan membuat
berbagai simpul pada rantai benang tersebut sehingga terbentuk aneka rumbai dan
jumbai.

19
PENUGASAN

Perhatikan gambar-gambar di bawah ini, tunjukkan karya seni rupa yang


mana yang dikategorikan karya seni rupa dua dimensi atau tiga dimensi, seni
rupa terapan atau seni rupa murni. Jelaskan alasan kalian mengapa karya
seni yang satu berbeda dengan karya seni yang lainnya.

Bentuk Fungsi Keterangan /


penjelasan

................... .................
................

Bentuk Fungsi Keterangan /


penjelasan

................
................... .................

Bentuk Fungsi Keterangan /


penjelasan

................... .................
................

Bentuk Fungsi Keterangan /


penjelasan

................... .................
................

20
2. NIRMANA DASAR
A. PENGANTAR

Tahapan setiap proses desain adalah pengenalan promblematis visual dan


kemudian diikuti oleh proses dalam usaha penyelesaiaanya. Dalam hal ini sifat
pemecahan berhubungan dengan bagaimana permasalahan visual tersebut
dipahami, dibatasi, dan diartikulasika. Dengan demikian pendisain harus
memikirkan cara terbaik dalam menyelesaikan masalah rupa yang dihadapi. Hal ini
sangat ditentukan oleh kedalaman dan luasnya perbendaharaan desainnya serta
pandangan persepsinya terhadap masalah rupa dan penyusunan pemecahannya.

Analog orang perlu memahami abjad dalam sebuah susunan kalimat.

• Menjelaskan pengertian dasar tentang nirmana dan pembagian


berdasarkan dimensinya.

Nirmana pada dasarnya merupakan pengganti istilah bahasa inggris


“design” kata nirmana tersusun dari dua kata yaitu “nir” dan “mana” yang berarti
nagan-angan, hati dan perasaan. Bahasan fisik atau visual semata-mata tanpa
mengaitkan dengan intuisi, imaginasi, emosi. Nirmana berfungsi sebagi
pengendalian dalam aktivitas cipta atau visualaisasi ekspresi.

Pada dasarnya berdasarkan dimensi nirmana dibedakan menjadi dua yaitu


nirmana dwimatra dan trimatra.

B. UNSUR SENI RUPA (VISUAL ELEMENT)

1. Bentuk (Shape)
Pada dasarnya merupakan bagian semesta bidang yang ditentukan oleh
batas-batas terluarnya namun tidak tergantung pada lokasi (koordinat) dan
orientasi terhadap bidang yang ditempati. Bentuk di alam dapat
disederhanakan menjadi bentuk elemental yang terdiri dari titik, garis,
bidang, dan gempal.
• Titik : titik pada umumnya memiliki raut bundar sederhana, mampat
dan tidak memiliki arah. Titik bias disebut sebagai spot hasil dari
cipratan, semprotan. Akan tetapi raut dalam sebuah titik tidak boleh
menunjukkan bentuk elips, bujursangkar dll.
• Garis: perbandingan panjang lebih menyolok daripada aspek
lebarnya. Garis dapat berupa goresan atau sapuan. Garis terdiri dari
garis semu dan garis nyata. Garis terdiri dari garis horizontal,
vertikal, diagonal, zig-zag, lengkung, lengkung s.

21
Gambar. Macam-macam Garis

• Bidang: merupakan susunan yang tercipta dari bertemunya beberapa


garis yang mengelilingi area sehingga memiliki panjang dan luas.
Bentuk dibagi menjadi 3 macam yaitu bentuk geometris, non
geometris dan biomorfis.

Bentuk Biomorfis

Ciri-ciri bidang geometris :


Garis pembatas berupa garis lurus atau garis lengkung.
Pada umumnya memiliki rumus perhitungan luas secara matematis
yang pasti
22
Dalam pengolahan objek akan terjadi perubahan wujud sesuai dengan selera
maupun latarbelakang senimannya, perubahan wujud tersebut antara lain:

1. Stilisasi : Cara penggambaran untuk mencapai bentuk keindahan dengan


cara menggayakan objek atau benda yang digambarkan, yaitu dengan cara
menggayakan setiap kontur pada objek atau benda tersebut.

Gambar. Ornamen contoh bentuk secara stilisasi

2. Distorsi
Penggambaran bentuk yang menekankan pada pencapaian karakter dengan
cara menyangatkan wujud tertentu pada objek yang digambar.

Gambar. contoh gambar distorsi

3. Transformasi
Penggambaran bentuk yang menekankan pada pencapaian karakter dengan
cara memindahkan wujud atau figur dari objek ke objek lain yang di gambar.

23
Gambar. karya seni lukis Frieda Kahlo
(“passive narcisstic desire”1946)
4. Disformasi
Penggambaran dengan cara menekankan interpretasi karakter, dengan
menggmabarkan objhek tersebut yang hanya sebagaian yang dianggap
mewakili karakter hasil interpretasi .

Gambar. Disformasi

• Gempal atau volume: tercipta dari adanya value warna yang tepat
sehingga gempal semu seolah nampak nyata.

24
Gambar. Gempal atau Volume

Kesan kedalaman ruang dapat dicapai melalui berbagai cara antara lain :

2. Raut merupakan ciri khas dari bentuk (atau unsur rupa yang menandai
penampilan sebuah wujud dari bentuk)

3. Texture adalah kesan raba atau karakter permukaan suatu area. Tekstur
semu (kesan permukaan yang seolah memiliki nilai raba fisik) dan nyata
(memiliki nilai raba fisik)

4. Warna merupakan sifat cahaya yang dipancarkan, bagian dari pengalaman


indera penglihatan. Dimensi warna meliputi:
25
• Hue (realitas/rona/corak warna) yang memiliki klasifikasi warna
primer, intermediate, sekunder, tersier, dan quarter.
• Value (tonalitas atau nilai nada warna) gelap terang atau tua muda.
• Chroma (lintas kepekatan warna) dimensi tentang redup terang,
atau kecerahan warna.
5. Ukuran yaitu nilai matra datar permukaan suatu raut yang membedakan
dengan raut lainya

6. Arah merupakan unsur seni rupa yang menghubungkan bentuk raut


dengan ruang

Tabel 1. Konsep dasar seni rupa dan desain

26
PENUGASAN

Tugas 1

Buatlah komposisi dari unsur seni rupa garis (lengkung, lurus, zig-zag) atau titik
dengan ketentuan:

• Dibuat di kertas gambar ukuran A3


• PORTRAIT atau LANDSCAPE
• Alat dan bahan spidol, tinta bak atau tinta cina, drawing pen
• Batas rata kanan-kiri-atas-bawah 2 cm
• Menggunakan prinsip dalam desain yaitu:
1. Keseimbangan
2. Penekanan
3. Kesatuan
4. Keselarasan
5. Kesederhanaan
6. Kejelasan
7. Proporsi
• Mencantumkan identitas :Nama, Kelas, Jurusan, Judul , Tanggal
pengumpulan, Logo, Catatan

Tugas 2

Buatlah komposisi BIDANG (geometris, non-geometris, biomorfis) dengan


ketentuan:

• Dibuat di kertas gambar ukuran A3


• PORTRAIT atau LANDSCAPE
• Alat dan bahan spidol, tinta bak atau tinta cina, drawing pen
• Batas rata kanan-kiri-atas-bawah 2 cm
• Menggunakan prinsip dalam desain yaitu:
1. Keseimbangan
2. Penekanan
3. Kesatuan
4. Keselarasan
5. Kesederhanaan
6. Kejelasan
7. Proporsi
• Mencantumkan identitas :Nama, Kelas, Jurusan, Judul , Tanggal
pengumpulan, Logo, Catatan

27
Tugas 3

Buatlah komposisi BIDANG (geometris, non-geometris, biomorfis) dengan


ketentuan:

• Dibuat di kertas gambar ukuran A3


• PORTRAIT atau LANDSCAPE
• Alat dan bahan spidol, tinta bak atau tinta cina, drawing pen
• Batas rata kanan-kiri-atas-bawah 2 cm
• Menggunakan prinsip dalam desain yaitu:
1. Keseimbangan
2. Penekanan
3. Kesatuan
4. Keselarasan
5. Kesederhanaan
6. Kejelasan
7. Proporsi
• Mencantumkan identitas :Nama, Kelas, Jurusan, Judul , Tanggal
pengumpulan, Logo, Catatan

28
CONTOH KERTAS KERJA

• 2cm
• UKURAN A3










Contoh karya

Logo MAN IC Nama: Judul: Catatan:


Marlinda putri Komposisi garis
Zigzag
Kelas/Jurusan: Tanggal:
X/IPA 2 September 2018

2cm

29
3. SKETSA DASAR

A. Pengantar Umum Sketsa

Menurut B. S Meyers dalam Humar Sahman (1993: 7) “sketsa merupakan


gambar catatan”. Ia membedakan dengan gambar karya lengkap dan gambar karya
studi. Dalam karya studi, gambar merupakan eksplorasi teknis atau bentuk dalam
penyelesaian lukisan. Putu Wijaya dalam Humar Sahman (1993: 9) mendefinisikan
“sketsa adalah bagan atau rencana bagi sebuah lukisan”. Unsur pokok dalam
sketsa adalah garis. Bagi Fajar Sidik (1981: 3) “garis atau penggarisan merupakan
unsur yang paling menonjol dalam seni lukis, namun pada dasarnya terdapat
perbedaan antara sketsa dengan lukisan”. Sketsa mencari 28 hakiki dalam hal
ekspresi dan objek, maka sketsa berkembang dan dinyatakan secara artistik
memenuhi syarat-syarat seni lukis. Nilai artistik dari hasil karya sketsa terletak
pada garis spontan yang di buat spontan dengan menggunakan media kering
ataupun basah. Sketsa sangat besar hubungannya dengan seni lukis yaitu baik
sketsa sebagai rancangan maupun sketsa sebagai karya yang dapat berdiri sendiri.
Objek dan gaya sketsa tidak terbatas pada satu hal yang realitas saja namun
sampai pada objek yang imajinatif hingga abstraktif.

Pengertian Sketsa
Sketsa adalah rancangan sebuah lukisan yang dilakukan secara spontan
menggunakan
media kering atau basah dengan memperhatikan objek secara garis besarnya saja.

Berikut ini contoh karya sketsa :

30
Karya sketsa di atas menegaskan bahwa pada dasarnya sketsa mengusung
garis sebagai elemen dominan, artinya garis elemen yang sangat memegang peran
dalam karya sketsa. Setiap goresan dalam sketsa mempunyai arti sehingga semua
ungkapan ekspresi dinyatakan melalui garis, baik tentang proporsi, anatomi,
perspektif, karakter, maupun penghayatan terhadap objek yang kemudian
diekspresikan secara sekilas melalui goresan-goresan garis, akan memberikan efek
lahirnya goresan garisan yang spontan. Karena itu visualisasi ekspresi dalam sketsa
dinyatakan dengan hitam putih saja. Sketsa sebagai ungkapan estetis dihadirkan
secara sederhana karena menggunakan garis secara hemat dan selektif. Umumnya
sketsa dikerjakan dengan cepat dan scara spontan. Jika sketsa dibangun oleh
unsur-unsur garis sebagai medium utamanya, lukisan merupakan ungkapan
lengkap dengan kelengkapan unsur seperti tekstur, ruang, gelap terang dan warna
(Fajar Sidik, 1981: 4). Beberapa penjelasan kutipan di atas dapat disimpulkan
bahwa jika sketsa merupakan gambar rancangan yang dibuat secara spontan maka
seni lukis merupakan hasil akhir dari sebuah rancangan yang dihasilkan dari
membuat sketsa. Kedudukannya pun sama, sketsa juga dapat berdiri sebagai karya
murni seperti halnya seni lukis. Hanya saja jika sketsa menggunakan warna identik

31
hitam dan putih (monokromatik) saja sedangkan seni lukis lebih diperkaya oleh
beberapa macam warna sesuai dengan kebutuhan dan jenis gaya yang digunakan.

B. Hubungan Sketsa dan Lukis

Hubungan antara sketsa dengan seni lukis Sketsa merupakan bagian dari proses
berkarya seni lukis. Dilihat dari proses pengerjaan karya seni lukis, sketsa selalu
digunakan dalam proses berkarya seni lukis. Objek dan gaya sketsa tidak terbatas
pada satu hal yang realitas saja namun sampai pada objek yang imajinatif hingga
abstrak. Sketsa berisi komposisi garis yang sifatnya spontan karena dilakukan
secara cepat. Sketsa memiliki kesamaan dan perbedaan dengan karya seni lukis.
Persamaannya yaitu sama-sama dapat berdiri sendiri sebagai suatu karya seni, dan
perbedaannya bahwa karya sketsa banyak menggunakan garis sedangkan karya
seni lukis banyak menggunakan warna. 38 Seni lukis mementingkan bagaimana
mengusung tema dan memvisualisasikan objek dengan proporsi yang tepat
menggunakan warna. Sketsa sangat erat kaitannya dengan kesempurnaan hasil
karya seni lukis. Dengan menguasai sketsa maka akan dapat mudah menangkap
karakteristik objek yang kemudian dilanjutkan dengan pewarnaan. Hasil karya
sketsa yang baik akan mempengaruhi hasil karaya seni lukis yang baik pula. Jadi
antara karya sketsa dan karya seni lukis mempunyai hubungan yang erat. Hal ini
terjadi karena yang pertama, sketsa memang sebagai bentuk keterampilan dasar
seseorang untuk mencipta suatu karya seni khususnya dalam bidang seni lukis.
Kedua, bahwa karya sketsa yang pada umumnya hitam-putih apabila diberi warna
dengan mudah dapat berubah menjadi sebuah lukisan. Dengan demikian apa yang
disebut lukisan sebenarnya terletak pada status warna dan ekspresi yang terlihat.

Berikut ini adalah ciriciri karya sketsa dan seni lukis. Ciri-ciri karya sketsa
adalah;

a) Menggunakan warna monokromatik;

b) Didominasi unsur garis;

c) Penggambaran bentuk secara garis besarnya saja;

d) Karakteristik garis bersifat spontan (tidak diulang-ulang).

Kemudian ciri-ciri karya seni lukis adalah;

a) Warna yang digunakan bervariasi;

b) Detil penggambaran bentuk jelas;

c) Penggambaran subject, foreground, dan background jelas.

32
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan mengetahui ciri-
ciri karya sketsa siswa maka akan dapat diketahui juga bagaimana karakteristik
karya seni lukis dan kecenderungan gaya seni lukisnya.

C. Alat dan bahan untuk pembuatan Sketsa


Media yang dipergunakan dalam membuat sketsa ada 2 macam yaitu
a. Media kering : Pensil, Arang, Pastel, dll.
b. Media basah : Tinta, Cat air, Cat poster, Cat minyak, dll.

Kuas

Tinta bak atau tinta cina

D. Manfaat dari pembuatan Sketsa


a. Menemukan goresan yang artistik dalam melukis objek.
b. Memudahkan kita dalam melatih ketepatan menggambar objek.
c. Melemaskan tangan kita dalam berkarya lukis.
d. Pembuatan sketsa yang rutin dapat dijadikan sebagai dokumen pribadi.

Contoh Karya Sketsa

33
Sketsa garis

Sketsa benda

34
Sketsa alam

35
Sketsa Suasana

PENUGASAN

Tugas 1

Membuat sketsa:

1. Benda sekitar (kubistis dan silindris)


2. Tumbuhan luar ruangan (tanaman kecil dan besar)
3. Bangunan
4. Suasana
• Dibuat di kertas HVS A4
• PORTRAIT atau LANDSCAPE
• Alat dan bahan spidol, tinta bak atau tinta cina, drawing pen
• Prinsip sketsa (spontan, ketegasan garis, ekspresif)
• Dikumpulkan setiap minggu masing-masing objek minimal 5 lembar yang akan
disetujui (acc)

36
DAFTAR PUSTAKA

Sahman, H. 1993. Mengenali Dunia Seni Rupa. Semarang: IKIP Semarang Press.
Sidik, F. 1981. Proses Kreatif & Kumpulan Sketsa Fajar Sidik. Yogyakarta: ISI.
Sinar Harapan. 1981. Sketsa-sketsa Henk Ngantung dari Masa ke Masa. Jakarta:
Sinar Harapan.
Soedarso, S. P. 1973. Pengertian Seni. Yogyakarta: STSRI ASRI.

37

Anda mungkin juga menyukai