Bahanajar 1627265153
Bahanajar 1627265153
1. Identitas
a. Satuan Pendidikan : MAN Insan Cendekia Pasuruan
b. Nama Mata Pelajaran : Seni Budaya (Rupa)
c. Kelas/Semester : X/Ganjil
d. Materi Pokok : Dasar seni rupa
e. Alokasi Waktu : 2 JP (2 X Pertemuan)
2. Kompetensi Dasar
3.1 Memahami konsep, unsur, prinsip, bahan, dan teknik dalam berkarya
seni rupa
4.1 Membuat karya seni rupa dua dimensi menggunakan berbagai media
dan teknik dengan melihat model
3. Kegiatan Pembelajaran
1
4. Tujuan Pembelajaran
1. Membedakan jenis karya 2 dimensi.
2. Mengidentifikasi jenis karya seni rupa 2 dimensi.
3. Mengidentifikasi unsur-unsur rupa dan prinsip penataannya dalam
karya seni rupa 2 dimensi.
4. Mengidentifikasi jenis obyek dalam karya seni rupa 2D.
5. Mengidentifikasi bahan media dan teknik berkarya seni rupa 2D.
6. Membandingkan jenis karya seni rupa 2 dimensi.
7. Membandingkan unsur-unsur rupa dan prinsip penataannya
dalam
karya seni rupa 2 dimensi.
8. Membandingkan jenis obyek dalam karya seni rupa 2D.
9. Memilih bahan, media, dan teknik dalam proses berkarya seni rupa
2D.
10. Membuat sketsa karya seni rupa 2D dengan melihat model mahluk
hidup.
11. Membuat sketsa karya seni rupa 2D dengan melihat model benda
mati (still life).
12. Membuat gambar atau lukisan karya seni rupa 2D dengan melihat
model mahluk hidup.
13. Membuat gambar atau lukisan karya seni rupa 2D dengan melihat
model benda mati.
14. Menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam proses berkarya seni
rupa 2D.
15. Menyajikan gambar atau lukisan karya seni rupa 2D hasil buatan
sendiri.
16. Mempresentasikan gambar atau lukisan karya seni rupa 2D hasil
buatan sendiri dengan lisan maupun tulisan.
2
teman lain yang sudah siap untuk mengikuti tes formatif agar kalian
dapat belajar ke Modul berikutnya.
e) Kerjakan kegiatan belajar yang ada dalam Modul dengan teliti dan
konsentrasi
Kegiatan Belajar
Karya seni rupa ada disekitar kita. Seringkali kita tidak menyadari
bahwabenda-benda yang dekat dengan aktivitas kita sehari-hari adalah karya seni
rupa. Karya seni rupa ini ada yang berdimensi dua dan berdimensi tiga. Tahukah
kalian apa artinya dimensi dalam karya seni rupa? Karya seni rupa dua atau tiga
dimensi dibedakan dari bagian karya yang diserap oleh mata. Pada bagian inilah
kalian akan melihat bentuk obyek yang terdapat didalamnya. Cobalah amati benda
di sekitar kalian, maka kalian akan dapat membedakan benda yang berdimensi dua
atau berdimensi tiga. Tunjukkan mana benda atau karya seni rupa yang berdimensi
dua. Karya seni rupa dua dimensi (2D) ada yang memiliki fungsi pakai dan ada yang
memiliki fungsi hias atau fungsi ekspresi saja. Ada berbagai aspek dalam karya seni
rupa dua dimensi. Berbagai unsur rupa seperti garis, bentuk, bidang, warna
disusun sedemikian rupa sehingga membentuk obyek tertentu pada karya seni rupa
dua dimensi tersebut. Untuk mewujudkan karya seni rupa dua dimensi ini
digunakan berbagai bahan, medium, dan teknik sesuai dengan obyek dan fungsi
yang diinginkan.
3
1 2
3 4
4
Format Hasil Pengamatan
Nama Siswa :
Kelas
:
Hari/Tanggal
:
Pengamatan
5
1. SENI BUDAYA DAN RUANG LINGKUP
1 Koenjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Cetakan IX, Jakarta: PT. Renika Cipta, 2009, hlm: 150.
2 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta, PT. Renika Cipta, 2009, hlm: 165.
3 Pranjoto Setjoatmodjo, “Bacaan Pilihan Tentang Estetika”, Departemen Pendidikan dan Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Tenaga Kependidikan, Jakarta, 1988, hlm:
33.
4 Soedarsono, Djoko Soekiman, Retna Astuti, Pengaruh India, Islam dan Barat dalam Proses
Pembentukan Budaya Jawa, Proyek Penelitian dan pengkajian, kebudayaan nusantara (javanologi)
direktorat jendral kebudayaan departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985, hlm: 90.
5Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta, PT. Renika Cipta, 2009, hlm:146.
6 Pernyataan P.J Zoedmulder pada buku Cultur, Oost en West. Amsterdam, C.P.J Van Der Pet (1951)
dikutip dari buku karya Koentjaraningrat, “Pengantar Ilmu Antropologi”, Jakarta, PT. Renika Cipta,
2009, hlm: 146.
7 Pernyataan M. M. Djojodiboeno pada buku Azas-Azas Sosiologi (1958: 24-27) dikutip dari buku karya
Koentjaraningrat, “Pengantar Ilmu Antropologi”, Jakarta, PT. Renika Cipta , 2009, Hlm:146.
6
seni sangat tergantung pada karya data tertulis. Konsep mengenai rasa yang
dibawa oleh keragaman kebudayaan yang dihasilkan dari proses akulturasi yang
dihadirkan dalam ungkapan-ungkapan seni masa lalu yang dapat tersampaikan
nilai intrinsiknya. Hal ini juga berlaku pada transformasi di dalam seni tradisi yang
masih hidup hingga kini.
Seni merupakan ungkapan rasa yang tertuang dalam sebuah media yang
mengandung maksud dan tujuan tertentu. Ungkapan rasa untuk memenuhi
kebutuhan batin yang meliputi kenikmatan dan kepuasan batin dan rasa. Namun
demikian, meskipun karya seni merupakan ungkapan, sebaliknya bahwa setiap
ungkapan bukanlah suatu yang sebenarnya. Hingga pada akhirnya, teori kesenian
dapat berpengaruh pada proses cipta, namun bukan berarti bahwa orang yang
mempunyai teori kesenian itu mampu mengungkapkannya dalam bentuk karya
seni. Kelahiran seni atau karya seni tidak didorong oleh hasrat memenuhi
kebutuhan pokok, melainkan merupakan usaha melengkapi dan menyempurnakan
derajat kemanusiaannya memenuhi kebutuhan yang sifatnya spiritual. Ungkapan
spontan merupakan penyaluran emosi lewat naluri atau insting ke saluran mata
gerak naluri hidup semua bukan termasuk tema, tetapi bisa disebut ungkapan. 10
Jadi, seni merupakan ungkapan rasa yang diolah dengan kemampuan jiwa
kemudian dituangkan pada sebuah media dengan memperhitungkan nilai estetis
dan memiliki misi tertentu.
Ada tiga komponen dalam proses mencipta seni sebagai landasan berkarya,
ketiga komponen tersebut adalah tema, bentuk, dan isi. Walaupun secara teori
dapat dipisahkan, namun sebenarnya ketiga komponen tersebut merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.11 Seni lukis pada hakikatnya
merupakan penuangan ide kreatif yang di dalamnya terdapat unsur ekspresivitas
dan kreativitas. Kreativitas merupakan proses pengungkapan, pengolahan ide atau
gagasasan yang akan melahirkan suatu inovasi. Proses kreatifitas inilah yang
menunjang pencipta karya seni untuk lebih berekspresi sesuai dengan identitas
pribadinya dengan pengaruh lingkungan yang membentuk pribadi itu sendiri.
8 Soedarso SP, Tinjauan Seni, Yogyakarta: Saku Daya Sana, 1990. Hlm. 5.
9 Dharsono Sony Kartika, Seni Rupa Modern, Bandung: Rekayasa Sains, 2004. hlm.28.
10 Soedarso SP, Tinjauan Seni, Yogyakarta: Saku Daya Sana, 1990. Hlm. 5.
11 Dharsono Sony Kartika, Seni Rupa Modern, Bandung: Rekayasa Sains, 2004. hlm.28.
7
antara nilai-nilai yang dipancarkan oleh fenomena bentuk fisiknya terhadap
tanggapan kesadaran emosionalnya. Bentuk fisik sebuah karya dapat diartikan
sebagai kongritisasi dari subject matter tersebut dan bentuk psikis dari sebuah
karya merupakan susunan dari kesan hasil tanggapan. Hasil tanggapan yang
terorganisir dan kekuatan proses imajinasi seorang penghayat itulah maka akan
terjadilah sebuah bobot karya atau arti (makna).
Ide atau konsep seni yang dimiliki seniman menjadi unsur penting dalam
mencipta sebuah karya karena ide atau konsep dengan pemikiran yang sudah
matang maka eksekusi ke dalam media untuk berkarya menjadi gampang dan
mengalir. Soedarso Sp mengatakan bahwa dalam perwujudannya seni dapat berupa
action atau tindakan dan pengalaman sesaat dan tentu dapat berupa artefak, yaitu
benda buah karya manusia.12 Wujud hasil karya manusia yang dapat diterima
dengan indera penglihatan, dan menimbulkan emosional bagi pengamat merupakan
karya seni rupa. Nooryan Bahari mengatakan bahwa pengelompokannya dapat
dibagi menjadi dua yaitu seni murni dan seni terapan.13 Seni murni adalah seni
yang mengutamakan nilai keindahan daripada nilai fungsionalnya, sedangkan seni
terapan adalah seni yang mengutamakan nilai fungsionalnya daripada nilai
keindahan.
C. TUJUAN SENI
• Ekspresi pribadi
• Aktualisasi diri
• Objek ekonomi
• Rekaman peristiwa
• Alat komunikasi
• Terapi kejiwaan
• Perluasan wacana
• Agama
• Politik
D. FUNGSI SENI
• Penyadaran sosial,
• Pembelajaran masyarakat,
• Penggalian nilai luhur dan indah,
• Pemberdayaan sosial,
• Peningkatan kualitas hidup,
• Penyampaian ajaran/faham,
• Penjaga norma dan nilai keindahan.
E. SIFAT SENI
• Simbolis
• Mitologis
• Religius
• Fungsional
• Sosial kemasyarakatan
• Inofatif
• Bersifat niaga
• Mengandung unsur komunikasi
Seni lukis adalah salah satu cabang seni dua dimensi, biasa dibuat
pada kanvas, kertas, dengan bahan cat minyak, atau cat poster, cat
air, seta akrilik. Disamping dengan media kering seperti pensil pastel
dan sebagainya.
Seni Lukis adalah karya seni dua dimensional yang menampilkan unsur
warna, bidang, garis, bentuk, dan tekstur. Sebagai bagian dari seni murni,
seni lukis merupakan bahasa ungkapan pengalaman artistik dan ideologi. 14
(sifat dari suatu benda yang memberi kita kesenangan yang tidak
berkepentingan yang kita bisa memperolehnya semata-mata dari memikirkan
atau melihat benda individual itu sebagaimana adanya).18
Estetika berasal dari kata Yunani Aesthesis, yang berarati perasaan atau
sensitivitas. Itulah sebabnya maka estetika erat seakali hubungannya dengan
selera perasaan atau apa yang disebut dengan bahasa Jerman Geschmack
atau Taste dalam bahasa Inggris. Estetika timbul tatkala pikiran para filusuf
mulai terbuka dan mengkaji berbagai keterpesonaan rasa. Estetika bersama
dengan etika dan logika membentuk satu kesatuan yang utuh dalam ilmu-
ilmu normatif di dalam filsafat. Dikatakan oleh Hegel, bahwa: “Filsafat seni
membentuk bagian yang terpenting di dalam ilmu ini sangat erat
hubungannya dengan cara manusia dalam memberikan definisi seni dan
keindahan.19
Unsur-unsur estetika dalam seni rupa meliputi: garis, warna, bidang, ruang,
dan tekstur dalam komposisinya yang saling mendukung. Teori estetika Monroe
15 Edy Tri Sulistyo, Tinjauan Seni Lukis Indonesia , Surakarta, 2005, hlm: 4.
16 Drs. H. Edy Tri Sulistyo, M.Pd, Tinjauan Seni Lukis Indonesia, Surakarta 2005, hlm. 2.
17 Drs. H. Edy Tri Sulistyo, M.Pd, Tinjauan Seni Lukis Indonesia, Surakarta 2005, hlm. 2.
18 The Liang Gie, Filsafat Keindahan, Yogyakarta: PUBIB 2004. hlm. 13.
19 Wadjiz dalam Dharsono Sony Kartika, “Pengantar Estetika”, Bandung: Rekayasa Sains, 2004. hlm :16
10
Beardsley yang dikutip oleh Dharsono Sony Kartika dalam bukunya ”Kritik Seni”
yang menjelaskan menjadi tiga ciri sifat-sifat membuat baik dari benda-benda
estetis pada umumnya dan tiga tingkatan kelompok yaitu:
1. Kesatuan (unity) ini berarti bahwa benda estetis ini tersusun secara baik atau
sempurna bentuknya.
2. Kerumitan (complexity) benda estetis atau karya seni yang bersangkutan tidak
sederhana sekali, melainkan kaya akan isi maupun unsur-unsur yang saling
berlawanan atau mengandung perbedaan-perbedaan yang halus.
3. Kesungguhan (intensity) suatu benda estetis yang baik harus mempunyai suatu
kualitas tertentu yang menonjol dan bukan sekedar sesuatu yang kosong. Tak
menjadi soal kualita apa yang dikandungnya (misalnya suasana suram atau
gembira, sifat lembut atau kasar), asalkan merupakan sesuatu yang intensif
atau sungguh-sungguh.20
2. Seni grafis
3. Seni patung
• seni tiga dimensi dengan bahan dari logam, kayu, batu dll.
20 Dharsono Sony Kartika, Kritik Seni, Bandung: Penerbit Rekayasa Sains, 2007, hlm 76.
11
Gambar 1. Karya Seni Lukis Hendra Gunawan.
12
Fungsi individual artinya karya seni ini dibuat hanya untuk
memenuhi kepuasan, kesenangan dan kebutuhan pribadi, baik
kebutuhan emosional maupun kebutuhan fisik.
Jenis karya seni rupa ini contohnya: seni lukis, seni patung, seni
grafika dan sebagainya.
13
Gambar 4. Karya Seni Logam
14
b. Seni Rupa Tiga Dimensi
Seni rupa tiga dimensi adalah karya seni rupa yang memiliki tiga
ukuran panjang, lebar dan tinggi atau tebal (mempunyai volume).
Karya seni rupa ini dapat dinikmati atau dihayati dari beberapa arah
pandang.
Contohnya: seni patung, seni kriya, seni bangunan, seni dekorasi,
seni taman dan lain-lain.
15
J. ESTETIKA NUSANTARA
1. Merasa terikat dengan penguasa alam semesta sehingga timbul sikap taat,
takut dan memujanya (keterkaitan vertikal).
16
K. ALAT, BAHAN, MEDIA DAN TEKNIK BERKARYA SENI RUPA
Dalam membuat karya seni rupa murni atau terapan dibutuhkan keterampilan
teknis menggunakan alat dan mengolah bahan untuk mewujudkan objek
pada bidang garap.
17
TEKNIK-TEKNIK SENI RUPA 2 DIMENSI
1. Teknik Plakat : Teknik plakat adalah teknik melukis dengan menggunakan cat
minyak, cat poster atau cat akrilik, dengan goresan yang tebal agar mendapatkan
hasil yang pekat dan padat.
2. Teknik Transparan : Teknik transparan adalah teknik untuk melukis seni rupa
menggambar dengan menggunakan cat cair. Sapuan – sapuan warna untuk
melukis harus tipis agar hasilnya juga tampak seperti transparan.
3. Teknik Kolase : Teknik kolase adalah teknik yang akan memberikan hasil lukisan
yang realis atau abstrak karena terbuat dari potongan – potongan kertas yang di
tempel dengan menggunakan lem.
4. Teknik 3 M (Merekat, Menggunting, Menempel) : adalah teknik dari seni rupa
yang juga merupakan proses manipulasi lembaran kertas yang akan menjadi suatu
bentuk 3 dimensi.
5. Teknik Linear : Teknik linear adalah teknik untuk menggambar objek yang
dengan menggunakan pola garis dari pensil atau pena.
6. Teknik Blok/Siluet : Teknik blok adalah teknik yang di gunakan untuk menutupi
objek lukis dengan menggunakan satu warna.
7. Teknik Arsir : Teknik arsir adalah teknik yang di gunakan untuk menutupi objek
lukis yang dengan pulasan garis sejajar atau garis menyilang dengan menggunakan
pensil atau pena.
8. Teknik Gosok/Dussel : Teknik dussel adalah teknik yang di gunakan untuk
membuat gelap terang pada objek lukis dengan goresan – goresan miring yang
menggunakan pensil.
9. Teknik Pointilis : Teknik pointilis adalah teknik yang di gunakan untuk
menghitamkan objek lukis dengan beberapa titik – titik yang ada.
10. Teknik Aquarel : Teknik aquarel adalah teknik yang di gunakan untuk menutup
objek lukis yang dilakukan dengan menyapu cat cair secara tipis.
11. Teknik Mozaik : Teknik mozaik adalah teknik yang di gunakan untuk melukis
dengan cara menempelkan benda – benda 3 dimensi
12. Teknik Menganyam : Teknik menganyam adalah teknik yang di gunakan untuk
menumpang tindih dan juga untuk menyilangkan bahan – bahan yang anda
sehingga menghasilkan karya seni anyaman.
13. Teknik impasto
Impasto adalah teknik lukisan di mana cat dilapiskan dengan sangat tebal di atas
kanvas sehingga arah goresan sangat mudah terlihat. Cat yang digunakan bisa
pula tercampur di atas kanvas. Saat kering, teknik impasto akan menghasilkan
tekstur yang jelas, sehingga kesan kehadiran objek lebih terasa.
18
14. Teknik Kerok
Teknik kerok yaitu penciptaan goresan yang bervariasi dengan menggores atau
mengkerok warna paling atas yang setengah kering sehingga akan muncul warna
sebelumnya.
19
PENUGASAN
................... .................
................
................
................... .................
................... .................
................
................... .................
................
20
2. NIRMANA DASAR
A. PENGANTAR
1. Bentuk (Shape)
Pada dasarnya merupakan bagian semesta bidang yang ditentukan oleh
batas-batas terluarnya namun tidak tergantung pada lokasi (koordinat) dan
orientasi terhadap bidang yang ditempati. Bentuk di alam dapat
disederhanakan menjadi bentuk elemental yang terdiri dari titik, garis,
bidang, dan gempal.
• Titik : titik pada umumnya memiliki raut bundar sederhana, mampat
dan tidak memiliki arah. Titik bias disebut sebagai spot hasil dari
cipratan, semprotan. Akan tetapi raut dalam sebuah titik tidak boleh
menunjukkan bentuk elips, bujursangkar dll.
• Garis: perbandingan panjang lebih menyolok daripada aspek
lebarnya. Garis dapat berupa goresan atau sapuan. Garis terdiri dari
garis semu dan garis nyata. Garis terdiri dari garis horizontal,
vertikal, diagonal, zig-zag, lengkung, lengkung s.
21
Gambar. Macam-macam Garis
Bentuk Biomorfis
2. Distorsi
Penggambaran bentuk yang menekankan pada pencapaian karakter dengan
cara menyangatkan wujud tertentu pada objek yang digambar.
3. Transformasi
Penggambaran bentuk yang menekankan pada pencapaian karakter dengan
cara memindahkan wujud atau figur dari objek ke objek lain yang di gambar.
23
Gambar. karya seni lukis Frieda Kahlo
(“passive narcisstic desire”1946)
4. Disformasi
Penggambaran dengan cara menekankan interpretasi karakter, dengan
menggmabarkan objhek tersebut yang hanya sebagaian yang dianggap
mewakili karakter hasil interpretasi .
Gambar. Disformasi
• Gempal atau volume: tercipta dari adanya value warna yang tepat
sehingga gempal semu seolah nampak nyata.
24
Gambar. Gempal atau Volume
Kesan kedalaman ruang dapat dicapai melalui berbagai cara antara lain :
2. Raut merupakan ciri khas dari bentuk (atau unsur rupa yang menandai
penampilan sebuah wujud dari bentuk)
3. Texture adalah kesan raba atau karakter permukaan suatu area. Tekstur
semu (kesan permukaan yang seolah memiliki nilai raba fisik) dan nyata
(memiliki nilai raba fisik)
26
PENUGASAN
Tugas 1
Buatlah komposisi dari unsur seni rupa garis (lengkung, lurus, zig-zag) atau titik
dengan ketentuan:
Tugas 2
27
Tugas 3
28
CONTOH KERTAS KERJA
• 2cm
• UKURAN A3
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Contoh karya
2cm
29
3. SKETSA DASAR
Pengertian Sketsa
Sketsa adalah rancangan sebuah lukisan yang dilakukan secara spontan
menggunakan
media kering atau basah dengan memperhatikan objek secara garis besarnya saja.
30
Karya sketsa di atas menegaskan bahwa pada dasarnya sketsa mengusung
garis sebagai elemen dominan, artinya garis elemen yang sangat memegang peran
dalam karya sketsa. Setiap goresan dalam sketsa mempunyai arti sehingga semua
ungkapan ekspresi dinyatakan melalui garis, baik tentang proporsi, anatomi,
perspektif, karakter, maupun penghayatan terhadap objek yang kemudian
diekspresikan secara sekilas melalui goresan-goresan garis, akan memberikan efek
lahirnya goresan garisan yang spontan. Karena itu visualisasi ekspresi dalam sketsa
dinyatakan dengan hitam putih saja. Sketsa sebagai ungkapan estetis dihadirkan
secara sederhana karena menggunakan garis secara hemat dan selektif. Umumnya
sketsa dikerjakan dengan cepat dan scara spontan. Jika sketsa dibangun oleh
unsur-unsur garis sebagai medium utamanya, lukisan merupakan ungkapan
lengkap dengan kelengkapan unsur seperti tekstur, ruang, gelap terang dan warna
(Fajar Sidik, 1981: 4). Beberapa penjelasan kutipan di atas dapat disimpulkan
bahwa jika sketsa merupakan gambar rancangan yang dibuat secara spontan maka
seni lukis merupakan hasil akhir dari sebuah rancangan yang dihasilkan dari
membuat sketsa. Kedudukannya pun sama, sketsa juga dapat berdiri sebagai karya
murni seperti halnya seni lukis. Hanya saja jika sketsa menggunakan warna identik
31
hitam dan putih (monokromatik) saja sedangkan seni lukis lebih diperkaya oleh
beberapa macam warna sesuai dengan kebutuhan dan jenis gaya yang digunakan.
Hubungan antara sketsa dengan seni lukis Sketsa merupakan bagian dari proses
berkarya seni lukis. Dilihat dari proses pengerjaan karya seni lukis, sketsa selalu
digunakan dalam proses berkarya seni lukis. Objek dan gaya sketsa tidak terbatas
pada satu hal yang realitas saja namun sampai pada objek yang imajinatif hingga
abstrak. Sketsa berisi komposisi garis yang sifatnya spontan karena dilakukan
secara cepat. Sketsa memiliki kesamaan dan perbedaan dengan karya seni lukis.
Persamaannya yaitu sama-sama dapat berdiri sendiri sebagai suatu karya seni, dan
perbedaannya bahwa karya sketsa banyak menggunakan garis sedangkan karya
seni lukis banyak menggunakan warna. 38 Seni lukis mementingkan bagaimana
mengusung tema dan memvisualisasikan objek dengan proporsi yang tepat
menggunakan warna. Sketsa sangat erat kaitannya dengan kesempurnaan hasil
karya seni lukis. Dengan menguasai sketsa maka akan dapat mudah menangkap
karakteristik objek yang kemudian dilanjutkan dengan pewarnaan. Hasil karya
sketsa yang baik akan mempengaruhi hasil karaya seni lukis yang baik pula. Jadi
antara karya sketsa dan karya seni lukis mempunyai hubungan yang erat. Hal ini
terjadi karena yang pertama, sketsa memang sebagai bentuk keterampilan dasar
seseorang untuk mencipta suatu karya seni khususnya dalam bidang seni lukis.
Kedua, bahwa karya sketsa yang pada umumnya hitam-putih apabila diberi warna
dengan mudah dapat berubah menjadi sebuah lukisan. Dengan demikian apa yang
disebut lukisan sebenarnya terletak pada status warna dan ekspresi yang terlihat.
Berikut ini adalah ciriciri karya sketsa dan seni lukis. Ciri-ciri karya sketsa
adalah;
32
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan mengetahui ciri-
ciri karya sketsa siswa maka akan dapat diketahui juga bagaimana karakteristik
karya seni lukis dan kecenderungan gaya seni lukisnya.
Kuas
33
Sketsa garis
Sketsa benda
34
Sketsa alam
35
Sketsa Suasana
PENUGASAN
Tugas 1
Membuat sketsa:
36
DAFTAR PUSTAKA
Sahman, H. 1993. Mengenali Dunia Seni Rupa. Semarang: IKIP Semarang Press.
Sidik, F. 1981. Proses Kreatif & Kumpulan Sketsa Fajar Sidik. Yogyakarta: ISI.
Sinar Harapan. 1981. Sketsa-sketsa Henk Ngantung dari Masa ke Masa. Jakarta:
Sinar Harapan.
Soedarso, S. P. 1973. Pengertian Seni. Yogyakarta: STSRI ASRI.
37