Anda di halaman 1dari 2

Assalamualaikum wr.

Wb
Salam guru penggerak!
Bergerak, tergerak dan menggerakan
Perkenalkan kembali Saya Yudi Gagari Calon Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Makassar. Sahabat
pembaca yang hebat, kali ini saya akan sharing pengalaman dalam melaksanakan program pendidikan
guru penggerak yang semoga saja sudah hampir pada setengah perjalanan dari program ini.
Pada modul ini kami mempelajari tentang well-being (kesejahteraan psikologis) apa pentingnya, apa
revelansinya pada kegiatan pembelajaran kita dewasa ini, bagaimana caranya, bagaimana
implementasinya dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, dan lain sebagainya.
Dan lebih paktisnya kami belajar tentang bagaimana menghadirkan mindfulness ditengah-tengah
warga sekolah secara konsisten. Kami juga mempelajari dan praktik implementasi penguatan KSE
(kompetensi sosial emosional) bagi keseluruhan warga sekolah dengan menghadirkan PSE
(pembelajaran sosial emosional), baik melalui pembelajaran eksplisit, integrasi ke dalam kurikulum,
dan lain sebagainya. Selanjutnya, setelah melakukan praktik baik tersebut lalu kami
mendiseminasikannya kepada rekan sejawat/guru-guru yang ada di satuan pendidikan / sekolah kami.
Fact (fakta)
Sesuai tahapan MERDEKA yang dilaksanakan, pembelajaran Modul 2.2 ini dimulai dengan mulai
dari diri, kami disuguhi materi dan video yang ada di LMS serta diberikan beberapa pertanyaan
tentang pengalaman yang pernah kami alami yang berhubungan dengan tugas kami sebagai pendidik
yang berkaitan dengan sosial dan emosional. Bagaimana kami mengahadapi krisis tersebut,
bagaimana kami bisa bangkit dari krisis tersebut, serta apa yang kami pelajari dari krisis tersebut.
Kemudian kami disuguhi dengan eksplorasi konsep yang berisi materi-materi tentang Kompetensi
Sosial Emosional, Pembelajarannya serta Implementasinya di sekolah. Selain itu juga diselingi
dengan tugas-tugas yang berisi refleksi dari tiap-tiap materi yang telah kami pelajari. Dengan
mempelajari Pembelajaran Sosial Emosional.
Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif
oleh seluruh komunitas sekolah. Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja
CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk
mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen
diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Pembelajaran Sosial Emosional ini dapat diimplementasikan di kelas atau sekolah dengan 4 indikator
yaitu, pembelajaran eksplisit, integrasi dalam pembelajaran guru dan kuirkulum akademik, melalui
proses menciptakan iklim kelas dan budaya sekolah, serta penguatan KSE Tenaga pendidik dan
Tenaga Kependidikan.
Untuk menambah pemahaman kami dalam mendalami modul tentang pembelajaran berdifernsiasi,
kami juga melakukan tatap maya dengan fasilitator dalam ruang kolaborasi yang terbagi atas 2 sesi,
yaitu sesi diskusi dan sesi presentasi. Pada hari Rabu tanggal 9 Agustus 2023, kami melakukan
diskusi dengan menganalisis tentang implementasi KSE. Pada hari berikutnya, 10 Agustus 2023 kami
melakukan presentasi hasil dari diskusi kelompok yang sudah kami kerjakan.
Feeling (perasaan)
Selama kurang lebih dua minggu mempelajari modul 2.2 ini, banyak sekali hal yang dirasakan.
senang, sedih, bahagia, semua bercampur aduk dengan keinginan dan tekad yang kuat untuk dapat
menyelesaikan Program Guru. Banyak sekali perasaan yang timbul dari diri saya, seperti perasaan
senang, karena bertambah lagi ilmu saya terutama bagaimana tentang bagaimana saya mampu
mengenali emosi yang sedang saya rasan serta bagaimana saya mampu mengelola emosi tersebut agar
tidak melakukan tindakan yang mungkin akan berdampak negatif bagi murid saya. Karena
ketidakmampuan saya mengelola emosi tersebut, murid saya yang akan menerima akibatnya. Selama
ini saya merasa, apapun perasaan yang sedang saya rasakan itu tidak akan mempengaruhi diri saya
ataupun orang lain dalam pelaksanaan tugas saya sebagai guru.
Selain itu, perasaan cemas juga sedikit mengahampiri saya setelah mempelajari modul ini, saya cemas
jika saya tidak mampu memahami perasaan murid saya. Dan perasaan yang sedang dialami mereka
tentunya akan berpengaruh terhadap proses melaksanakan dan menerima pelajaran. Saya tidak ingin,
ketidakmampuan saya memahami perasaan mereka, akan mengurangi kualitas hasil dari pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
Sebenarnya sebelum mempelajari modul 2.2 rata-rata CGP sudah menerapkan pembelajaran Sosial
Emosional di sekolahnya masing-masing, namun memang belum spesifik dan belum mengerti istilah
pembelajaran sosial emosional, dan bagaimana mengatur pembelajaran sosial emosional tersebut
dengan baik.
Banyak ilmu Pengetahuan yang saya dapatkan selama menjalani proses ini, bagaimana menjadi guru
yang seharusnya dapat memanjemen sosial emosional, bagaimana menerapkan pembelajaran sosial
emosional di sekolah.
Finding (pembelajaran)
Dalam modul 2.2 tentang pembelajaran sosial emosional banyak ilmu baru yang bisa saya dapatkan.
Dari modul ini saya mendapatkan pelajaran bahwa mengenali emosi diri sebelum melakukan setiap
tindakan itu harus, agar tindakan tersebut tidak berdampak buruk bagi diri sendiri maupun orang lain.
Selain mengenali emosi diri, kita juga dituntut untuk mampu mengelola emosi tersebut agar kita
kembali ke keadaan semula yaitu dalam keadaan yang bahagia. Selain itu, banyak lagi ilmu yang saya
dapatkan di modul ini seperti kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan
yang bertanggung jawab. Semua materi tersebut bertujuan untuk menciptakan hubungan yang baik
dan positif dengan sesama rekan kerja, dengan murid maupun dengan masyarakat disekitar kita.
5 Kompetensi Sosial Emosianal diantaranya sebagai berikut :
1. Kesadaran Diri (Self Awareness),
2. Pengelolaan Diri (Self Management),
3. Kesadaran Sosial (Social Awareness),
4. Kemampuan Berinteraksi Sosial (Relationship Skills),
5. Pengambilan Keputusan Bertanggung Jawab (Responsible Decision-Making).
Future (penerapan)
Dari pendalaman materi PSE pada modul 2.2 ini saya berencana untuk menerapkannya terlebih
dahulu dalam lingkup kelas saya disekolah seperti melakukan Bernafas dengan kesadaran penuh
sebelum memulai pembelajaran dengan teknik STOP, kemudian juga mengintegrasikan kompetensi
tersebut dalam pembelajaran saya seperti menerapkan kompetensi kesadaran sosial dalam kegiatan
diskusi di kelas, kemudian menerapkan keterampilan berelasi pada saat melakukan refleksi ataupun
memberikan umpan balik terhadap hasil kerja teman maupun penjelasan guru dengan menggunakan
kata-kata yang positif dan mudah dimengerti.

Anda mungkin juga menyukai