Anda di halaman 1dari 10

Medical-Surgical Journal of Nursing Research Rosliana Dewi, et.

al
Vol. 1 No. 1 Maret 2022

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI PASIEN


DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KEPATUHAN DIET PASIEN
DIABETES MELITUS TIPE 2
1
Rosliana Dewi, 2Rizkia Mawarni, 3R. Bayu Kusuma N, 4Astri Zeini Wahida

1,2,3,4
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi
1
Lincoln University College, Malaysia
Corresponding Author: roslianadewi@dosen.stikesmi.ac.id

ABSTRAK

Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang memerlukan intervensi berkelanjutan


untuk menjaga kestabilan kadar gula darah dalam tubuh, salah satu intervensi tersebut ialah
dengan melakukan diet, sehingga kepatuhan pasien dalam melakukan diet sangat diperlukan,
diantara faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan diet ialah dukungan keluarga dan motivasi
pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui korelasi dukungan keluarga dan motivasi pasien
dengan kepatuhan diet pasien diabetes melitus tipe 2 di Desa Nagrak Utara Wilayah Kerja
Puskesmas Nagrak Kabupaten Sukabumi. Jenis penelitian menggunakan metode korelasional
dengan pendekatan cross-sectional, menggunakan sampel sebanyak 92 responden dengan
menggunakan teknik Cluster sampling yang kemudian menggunakan analisa data Chi Square.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar (72,8%) responden memiliki keluarga yang
mendukung dan sebagian besar (67,4%) responden memiliki motivasi tinggi dan sebagian besar
(57,6%) responden patuh terhadap diet diabetes, dengan hasil uji statistik menunjukan terdapat
hubungan dukungan keluarga kepatuhan diet pasien diabetes melitus (P-value = 0,010),
terdapat hubungan motivasi dengan kepatuhan pasien diabetes (P-value = 0,000). Dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan dukungan keluarga dan motivasi pasien dengan
kepatuhan diet pasien diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Nagrak Kabupaten
Sukabumi.

Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Kepatuhan Diet, Motivasi

ABSTRACT

Diabetes mellitus is a chronic disease that requires continuous intervention to maintain the
stability of blood sugar in the body, one of which is by doing a diet, so that patient compliance
with diet is very necessary, among the factors that can affect dietary compliance are family
support and patient motivation. The purpose of this study was to determine the relationship
between family support and patient motivation with dietary compliance with type 2 diabetes
mellitus patients in North Nagrak Village, Nagrak Health Center Work Area, Sukabumi Regency.
This type of research uses a correlational method with a cross sectional approach, using a
sample of 92 respondents using a cluster sampling technique which then uses Chi Square data
analysis. The results showed that most (72.8%) of respondents had supportive families and
most (67.4%) of respondents had high motivation and most (57.6%) of respondents adhered to
a diabetic diet. Among families who support dietary adherence of patients with diabetes
mellitus (P-value = 0.010), there is a relationship with adherence to diabetes patients (P-value
= 0.000). It is said that there is a relationship between family support and patient motivation
with dietary compliance of type 2 diabetes mellitus patients in the working area of the Nagrak
Health Center, Sukabumi Regency.

Keywords: Family Support, Diet Compliance, Motivation

This is an open access article under the CC BY-SA license

64
Medical-Surgical Journal of Nursing Research Rosliana Dewi, et.al
Vol. 1 No. 1 Maret 2022

I. PENDAHULUAN

Diabetes melitus (DM) tipe 2 adalah salah satu penyakit tidak menular
yang menduduki peringkat ke-6 penyebab kematian terbesar di Indonesia.
Menurut badan penelitian dan pengembangan kesehatan kementerian
kesehatan RI tahun 2013 menyakatan bahwa jumlah prevalensi penderita
diabetes berdasarkan adalah 1,5% dan meningkat menjadi 2,1% pada tahun 2014
(Centers for Disease Control and Prevention, 2016; Kemenkes RI, 2018). Faktor
risiko DM tipe 2 dapat digolongkan menjadi faktor risiko yang dapat dimodifikasi
dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi antara
lain adalah berat badan berlebih, obesitas abdominal atau sentral, pola hidup
yang tidak sehat, aktivitas fisik rendah, hipertensi, merokok, dislipidemia,
riwayat TGT atau GDPT, sedangkan faktor risiko yang tidak dapat dimodifkasi
adalah umur, jenis kelamin, ras, etnik, riwayat diabetes melitus pada keluarga,
riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4000 gram, dan riwayat
lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah atau kurang dari 2500 gram (Kemenkes
RI, 2018).

DM disebut sebagai “Silent Killer” karena merupakan penyakit yang


dapat membunuh seseorang secara perlahan. Disebut juga “Mother of Disease”
karena merupakan pembawa atau induk penyakit seperti penyakit jantung,
hipertensi, stroke, gagal ginjal dan kebutaan. Komplikasi dapat terjadi jika DM
tidak dikelola dengan baik, yang akan menimbulkan berbagai penyakit penyerta
di berbagai organ tubuh akibat rusaknya pembuluh darah di seluruh tubuh yang
disebut dengan angiopati diabetik. (Dewi, Agustina, et al., 2021; Petersmann
et al., 2018)

Penatalaksanaan DM meliputi pengaturan makan, latihan jasmani,


edukasi, dan konsumsi obat antidiabetik. Pola makan merupakan kunci
keberhasilan penatalaksanaan DM. Tujuan diet diabetes melitus adalah
mempertahankan atau mencapai berat badan ideal, mempertahankan kadar
glukosa darah mendekati normal, mencegah komplikasi akut dan kronik serta
meningkatkan kualitas hidup penderita (Basra et al., 2018). Terapi nutrisi medis
(Diet) DM merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengatur asupan
nutrisi pasien agar tetap terpenuhi dan tidak mengakibatkan gula didalam darah
meningkat sehingga perlu adanya pengaturan jadwal, jenis, dan jumlah
makanan sebagai acuan diet DM (Mamesah et al., 2019).

Pengaturan pola makan pada Penderita DM menurut Perkeni 2012 yaitu


dengan memperhatikan pedoman 3J yang harus di ketahui dan dilaksanakan
oleh penderita diabetes melitus yaitu, tepat jumlah memerlukan perhitungan
kebutuhan kalori dan zat gizi yang sesuai status gizi penderita diabetes melitus.
Tepat jenis dengan memperhatikan atau mengontrol indeks glikemik dari setiap
bahan makanan yang dikonsumsi. Tepat jadwal, makan sesuai jadwal, yaitu 3
kali makan utama, 2-3 kali makan selingan dengan interval lebih sering, dan
dalam porsi sedang (Petersmann et al., 2018).

This is an open access article under the CC BY-SA license

65
Medical-Surgical Journal of Nursing Research Rosliana Dewi, et.al
Vol. 1 No. 1 Maret 2022

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet DM. faktor


tersebut meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Mengingat terapi dan
perawatan diabetes melitus memerlukan waktu yang cukup lama sehingga
dapat menimbulkan kebosanan pada pasien diabetes melitus terutama pada
pasien. Keikutsertaan anggota keluarga dalam memandu pengobatan, diet,
latihan jasmani dan pengisian waktu luang yang positif. Keluarga merupakan
bentuk peran serta aktif bagi keberhasilan penatalaksanaan diabetes melitus
(Susanti, 2018).

Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang memiliki hubungan


erat dengan kepatuhan terapi. Dukungan keluarga yang diberikan berupa
dukungan informasional, dukungan instrumental, dukungan emosional dan
dukungan penghargaan. Keberhasilan pengelolaan diabetes melitus juga sangat
bergantung pada motivasi dan kesadaran diri pasien itu sendiri untuk melakukan
manajemen perawatan diri yang dirancang untuk mengontrol gejala dan
menghindari komplikasi (Rembang, V. et al., 2017).

Pengontrolan kadar gula dengan mengatur pola makan pada pasien


diabtes milletus tidak mudah, pasti akan timbul kejenuhan karena menu yang
di konsumsi serba dibatasi. Adanya motivasi dapat mengontrol pasien dalam
mengatur kadar gula darah. motivasi sangat penting, karena dapat membuat
seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Susanti,
2018). Motivasi sangat berperan dalam perawatan mandiri karena motivasi
adalah suatu dorongan atau sesuatu yang mendorong seseorang bertingkah laku
untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi dapat memberikan pengaruh
terhadap efikasi diri pasien DM tipe 2 dalam perawatan diri. Motivasi yang tinggi
akan memiliki frekuensi perawatan diri yang baik terutama untuk diet dan
pemeriksaan kadar gula darah (Mamesah et al., 2019).

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Korelasional dengan


pendekatan Cross-Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
penderita diabetes melitus sebanyak 119 orang yang berada di desa nagrak
utara. Ukuran sampel penelitian ini adalah 92 responden dengan menggunakan
teknik Cluster Sampling. Skala pengukuran yang digunakan untuk dukungan
keluarga dan motivasi adalah likert dan untuk kepatuhan diet yaitu skala
guttman. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Uji validitas
menggunakan rumus Pearson Product Moment dan uji reliabilitas menggunakan
rumus Cronbach Alpha. Teknik analisis data dalam penelitian ini chi-square.

This is an open access article under the CC BY-SA license

66
Medical-Surgical Journal of Nursing Research Rosliana Dewi, et.al
Vol. 1 No. 1 Maret 2022

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1 Gambaran Karakteristik Responden

No. Karakteristik Responden f %


1. Usia (Th)

45-59 46 50,0

60-74 40 43,5

75-90 6 6,5
2. Jenis Kelamin

Laki-laki 32 34,8

Perempuan 90 65,2
3. Pendidikan

SD 44 47,8

SLTP 9 9,8

SMA 22 23,9

Perguruan Tinggi 4 4,3

Tidak Sekolah 13 14,2

4. Pekerjaan

Bekera 22 33,9

Tidak Bekerja 70 76,1


5. Lama Menderita

>1 Tahun 92 100

<1 Tahun 0 0

Berdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa sebagian besar responden


berusia 45-59 yaitu sebanyak 46 orang atau sebesar 50,0 %, sedangkan sebagian
kecil responden berusia 75-90 sebanyak 6 orang atau sebesar 6,5%, sebagian
This is an open access article under the CC BY-SA license

67
Medical-Surgical Journal of Nursing Research Rosliana Dewi, et.al
Vol. 1 No. 1 Maret 2022

besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 60 orang atau


sebesar 65,2 %, sedangkan sebagian kecil responden berjenis kelamin laki-laki
yaitu sebanyak 32 orang atau sebesar 34,8%, sebagian besar responden
berpendidikan SD sebanyak 44 orang atau 47,8%, sedangkan sebagian kecil
responden berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 4 orang atau 4,3%,
sebagian besar responden tidak bekerja yaitu sebanyak 70 orang atau 76,1%,
sedangkan sebagian kecil responden bekerja yaitu sebanyak 22 orang atau
33,9%, seluruh karakteristik responden lama menderita >1 tahun sebanyak 92
orang atau sebesar 100%.

Tabel 2 Analisis Univariat Variabel

No. Variabel f %
1. Dukungan Keluarga
Mendukung 67 72,8
Tidak Mendukung 25 27,2
2. Motivasi

Tinggi 62 67,4

Rendah 30 32,6
3. Kepatuhan Diet
Patuh 53 57,6
TidakPatuh 39 42,4
Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa sebagian besar responden
mempunyai dukungan keluarga yang mendukung sebanyak 67 orang (72,8%),
sebagian besar responden mempunyai motivasi yang tinggi sebanyak 62 orang
(67,4%), dan sebagian besar responden mempunyai kepatuhan diet yang patuh
sebanyak 53 orang (57,6%).

Tabel 3 Tabulasi Silang Antara Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan


Diet Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kepatuhan Diet Pasien Diabetes P-
Kategori
Melitus Tipe 2 Valu
Dukungan Jumlah %
Tidak e
Keluarga Patuh % %
Patuh
Mendukung 65, 67 100
44 23 34,3
7
Tidak 25 100
36, 0,01
9 16 64.0
0 0
Mendukung
Total 57, 92 100
53 39 42,4
6
Nagrak Kabupaten Sukabumi

Berdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa responden dengan diabetes


melitus yang mempunyai dukungan keluarga mendukung sebagian besar
This is an open access article under the CC BY-SA license

68
Medical-Surgical Journal of Nursing Research Rosliana Dewi, et.al
Vol. 1 No. 1 Maret 2022

mempunyai kepatuhan diet dengan patuh sebanyak 44 responden (65,7%),


sedangkan responden yang mempunyai dukungan keluarga tidak mendukung
sebagian besar mempunyai kepatuhan diet yang tidak patuh sebanyak 16
responden (64,0%). Selain itu diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,010 sehingga
P-Value<0,05 yang berarti ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan
diet pasien diabetes melitus tipe 2.

Tabel 4 Tabulasi Silang Antara Motivasi Dengan Kepatuhan Diet Pasien


Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Nagrak
Kabupaten Sukabumi

Kepatuhan Diet Pasien Diabetes P-


Valu
Kategori
Melitus Tipe 2 Jumlah % e
Motivasi
Patuh % Tidak %
Patuh
Tinggi 50 80,6 12 19,4 30 100
0,00
Rendah 3 10,0 27 90,0 62 100
0
Total 53 57,6 39 42,4 92 100

Berdasarkan tabel 4 menunjukan bahwa responden dengan diabetes


melitus tipe 2 yang mempunyai motivasi tinggi sebagian besar mempunyai
kepatuhan diet dengan patuh sebanyak 50 responden (80,6%), sedangkan
responden yang mempunyai motivasi rendah sebagian besar mempunyai
kepatuhan diet dengan tidak patuh sebanyak 27 responden (90,0%). Selain itu
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 sehingga P-Value<0,05 yang berarti
ada hubungan motivasi dengan kepatuhan diet pasien diabetes melitus tipe 2.

IV. PEMBAHASAN
1. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2

Temuan dalam penelitian ini menyatakan bahwa dukungan keluarga


memiliki hubungan yang signifikan dengan kepatuhan diet pasien diabetes
melitus tipe 2, dimana sebagian besar (65,7%) responden memiliki keluarga
dengan kategori mendukung terhadap diet diabetes yang pasien jalani.

Salah satu pilar pengendalian diabetes adalah diet. Diet diabetes harus
dijalani pasien sepanjang hidupnya, karena apabila tidak maka kestabilan gula
darah akan terganggu dan dapat mengakibatkan hal yang tidak diinginkan.
Keluarga merupakan individu terdekat pasien, dimana peran keluarga sangat

This is an open access article under the CC BY-SA license

69
Medical-Surgical Journal of Nursing Research Rosliana Dewi, et.al
Vol. 1 No. 1 Maret 2022

dibutuhkan untuk menunjang kesehatan pasien, baik dalam perawatan maupun


pengobatan.

Keluarga memiliki beberapa fungsi diantaranya ialah fungsi afektif,


sosialisasi, reproduktif, ekonomi dan perawatan kesehatan (Friedman, 2010)
dalam (Herawati et al., 2020). Fungsi keluarga dalam perawatan anggota
keluarga yang sakit sangat dibutuhkan, termasuk dalam mengawasan pasien
diabetes dalam melakukan diet. Menurut Bertalina (2016) menyatakan bahwa
keluarga berperana mengawasi serta mengingatkan pasien diabetes agar tidak
melanggar aturan makan meskipun menginginkannya (Bertalina & Purnama,
2016).

Hasil penelitian Irawati (2020) menunjukan bahwa pada pasien dengan


dukungan keluarga mempunyai kemungkinan yang besar untuk mematuhi
program diet yang bertujuan untuk menjaga kestabilan gula darah keluarga
yang mengalami diabetes melitus, hal ini merupakan salah satu tindakan yang
dapat mengurangi tingkat kematian akibat diabetes melitus Selain dari pada itu
pemeliharaan kestabilan gula darah pada pasien diabetes melitus dapat
mengurangi komplikasi yang dapat terjadi, seperti gagal ginjal, gagal jantung,
hipertensi, stroke dan lain lain. Dukungan keluarga yang baik adalah keluarga
yang bisa memotivasi, memberikan dukungan penuh, serta memberikan
perhatian kepada penderita, sehingga penderita lebih bersemangat serta lebih
termotivasi untuk sembuh dari penyakitnya. (Irawati & Firmansyah, 2020)

Dukungan keluarga juga dapat mempengaruhi pasien dalam pengambilan


keputusan dalam pelaksanaan diet, dimana hal ini secara tidak langsung dapat
berpengaruh pada mekanisme koping individu tersebut. Menurut Dewi (2021)
koping yang sehat seperti peningkatan koping, latihan kontrol impuls, dan
dukungan pengambilan keputusan sangat diperlukan oleh klien diabetes melitus
untuk menunjang status kesehatan dan menentukan perawatan Kesehatan yang
baik. (Dewi et al., 2020)

Kelurga dapat memberikan berbagai dukungan diantaranya dukungan


instrumental, dukungan informatif, dan dukungan penghargaan. Berdasarkan
pengamatan peneliti selama melakukan penelitian terdapat beberapa
responden memiliki dukungan keluarga yang mendukung. Hal ini dapat dilihat
pada beberapa keluarga responden yang selalu memberikan dukungan keluarga
seperti keluarga selalu mengingatkan jam makan pasien, jenis-jenis makanan
yang tidak boleh dikonsumsi pasien, mencari informasi mengenai jenis makanan
yang baik bagi pasien, selalu menyediakan waktu ketika pasien memerlukan
untuk keperluan pengobatan.

Sejalan dengan studi yang dilakukan Delianty (2015), didapat adanya


hubungan antara dukungan keluarga dan kepatuhan diet karena dengan adanya
dukungan dari keluarga sangat membantu penderita DM untuk meningkatkan
keyakinan dari dalam dirinya untuk mengelola penyakitnya dengan baik. Selain
itu juga dapat menimbulkan perasaan nyaman dan aman sehingga akan
meningkatkan motivasi penderita (Delianty et al., 2015). Rasa nyaman dan
This is an open access article under the CC BY-SA license

70
Medical-Surgical Journal of Nursing Research Rosliana Dewi, et.al
Vol. 1 No. 1 Maret 2022

aman yang timbul karena adanya dukungan baik emosional, penghargaan,


instrumental maupun informasional dari keluarga. Ketika adanya dukungan dari
keluarga pasien diabetes melitus maka penderita penderita tersebut akan
merasa diperdulikan, sehingga dorongan untuk sembuh semakin kuat dan
kepatuhan diet pada pasien semakin baik (Hisni et al., 2014).

2. Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Melitus Tipe


2

Hasil penelitian juga menunjukan bahwa sebagian besar (80%) pasien


diabetes melitus tipe 2 yang mempunyai motivasi tinggi, patuh dalam
melakukan diet diabetes melitus. Sedangkan pasien diabetes melitus yang
mempunyai motivasi rendah sebagian besar (90%) mempunyai kepatuhan diet
dengan tidak patuh. Selain itu diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 sehingga
P-Value<0,05 yang berarti ada hubungan motivasi dengan kepatuhan diet pasien
diabetes melitus tipe 2.

Motivasi adalah dorongan yang bersifat menggiatkan atau menggerakkan


individu untuk bertindak atau bertingkah laku guna memenuhi kebutuhan.
Motivasi terbagi atas dua jenis, yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi
intrinsik timbul dari dalam diri individu dan motivasi ekstrinsik timbul sebagai
akibat pengaruh dari luar individu (Susanti, 2018)

Dalam perawatan Kesehatan, motivasi akan berdampak terhadap sikap dan


pengambilan keputusan pasien. Pada penelitian ini ditemukan bahwa ketika
pasien memiliki motivasi yang tinggi maka tingkat kepatuhan pasien dalam
melakukan diet diabetes. Motivasi dapat dipengaruhi oleh berbagai hal baik
eksternal maupun internal, bentuk motivasi internal diantaranya ialah efikasi
diri.

Menurut Arsyi (2021), individu dengan efikasi diri yang tinggi akan
menyadari bahwa apa yang dilakukan selama perawatan akan akan berdampak
baik bagi Kesehatan dan membuat kualitas hidup individu menjadi lebih baik,
sehingga individu tersebut dapat dengan patuh menjalankan perawatan
Kesehatan. (Dewi, Arsyi, et al., 2021)

Selain itu, secara eksternal motivasi dapat diperoleh dari sumber manapun,
salah satunya ialah keluarga. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang
menyatakan bahwa sebagian besar responden memiliki dukungan keluarga yang
mendukung dalam upaya mematuhi diet diabetes. Dimana dukungan yang
diberikan keluarga menjadi dorongan bagi pasien untuk mendapatkan
kesehatan yang lebih baik.

V. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

This is an open access article under the CC BY-SA license

71
Medical-Surgical Journal of Nursing Research Rosliana Dewi, et.al
Vol. 1 No. 1 Maret 2022

Dukungan keluarga dan motivasi pasien memiliki pengaruh signifikan dalam


meningkatkan kepatuhan pasien diabetes melitus, dimana pasien diabetes
melitus yang mendapat dukungan keluarga dan memiliki motivasi tinggi
memiliki kepatuhan yang baik dalam pelaksanaan diet diabetes.

B. Saran

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi tenaga


Kesehatan khususnya di bidang keperawatan dalam melakukan intervensi
keperawatan sehingga kepatuhan pasien diabetes melitus dalam melakukan
diet dapat meningkat, dan diharapkan peneliti lainnya dapat menggali lebih
dalam mengenai pengaruh yang dihasilkan dukungan keluarga dan motivasi
pasien dalam meningkatkan kepatuhan pasien dalam melaksanakan diet
diabetes, seperti mengkaji pengaruh langsung maupun tidak langsung dari
faktor tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Basra, Hariadi, & Murniati, R. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kepatuhan Pasien Membawa Kartu Identitas Berobat (KIB) di Klinik
Greencare. Jurnal Kedokteran Diponegoro, 7(2), 762–776.

Bertalina, & Purnama. (2016). Hubungan Lama Sakit, Pengetahuan, Motivasi


Pasien dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet Pasien Diabetes
Mellitus. Bertalina Purnama, 7(2), 329–340.

Centers for Disease Control and Prevention. (2016). CDC Global Health Strategy
2012-2015. Centers for Disease Control and Prevention, 1–49.

Delianty, A. P., Studi, P., Keperawatan, I., Kedokteran, F., Ilmu, D. A. N.,
Negeri, U. I., & Jakarta, S. H. (2015). Hubungan Antara Dukungan Pasangan
Terhadap Kepatuhan Diet Pada Penderita DM Tipe II Di Wilayah Kerja
Puskesmas Munjul. Jurnal Keperawatan Keperawatan.

Dewi, R., Agustina, F. D., Budhiana, J., & Fatmala, S. D. (2021). Effects of Five-
Finger Relaxation Technique on Depression in Type 2 Diabetes Mellitus
Patients. Jurnal Keperawatan Soedirman, 16(1), 43–47.
https://doi.org/10.20884/1.jks.2021.16.1.1637

Dewi, R., Anugrah, I. H., & Permana, I. (2020). Hubungan Mekanisme Koping
Dengan Kualitas Hidup Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Relationship
of the Koping Mechanism With the Quality of Life in Type 2 Diabetes Mellitus
Patients. Jurnal Kesehatan Indra Husada, 1(Vol 9 No 1 (2021): Januari-Juni
2021), 1–8.
https://ojs.stikesindramayu.ac.id/index.php/JKIH/article/view/276

This is an open access article under the CC BY-SA license

72
Medical-Surgical Journal of Nursing Research Rosliana Dewi, et.al
Vol. 1 No. 1 Maret 2022

Dewi, R., Arsyi, D. N., Rahman, A., Ede, L., & Budhiana, J. (2021). Factors
Affecting Quality Of Life For People With Diabetes Mellitus In The Working
Area Of The Selabatu Health Center Sukabumi City. In International
Conference On Interprofessional Health Collaboration And Community
Empowerment. 2045(December), 14–16.

Herawati, T., Pranaji, D. K., Pujihasvuty, R., & Latifah, E. W. (2020). Faktor-
Faktor yang Memengaruhi Pelaksanaan Fungsi Keluarga di Indonesia. Jurnal
Ilmu Keluarga Dan Konsumen, 13(3), 213–227.
https://doi.org/10.24156/jikk.2020.13.3.213

Hisni, D., Widowati, R., & Wahidin, N. (2014). Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Kepatuhan Diet Diabetes Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di
Wilayah Puskesmas Limo Depok. Ilmu Dan Budaya, 6659–6668.

Irawati, P., & Firmansyah, A. (2020). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan


Kepatuhan Diet Pada Pasien Diabetes Militus Di Puskesmas Cipondoh Kota
Tangerang. Jurnal JKFT, 5(2), 62. https://doi.org/10.31000/jkft.v5i2.3924

Kemenkes RI. (2018). Profil Kesehatan Kemenkes RI. In Profil Kesehatan


Kemenkes RI.
file:///C:/Users/HP/Downloads/PROFIL_KESEHATAN_2018.pdf

Mamesah, F. P. ., Runtuwene, M., & Katuuk, M. (2019). Hubungan Motivasi


Intrinsik Dengan Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Melitus Tipe Ii Di
Puskesmas Ranotana Weru. Jurnal Keperawatan, 7(1), 1–7.
https://doi.org/10.35790/jkp.v7i1.24330

Petersmann, A., Nauck, M., Müller-Wieland, D., Kerner, W., Müller, U. A.,
Landgraf, R., Freckmann, G., & Heinemann, L. (2018). Definition,
classification and diagnostics of diabetes mellitus. Journal of Laboratory
Medicine, 42(3), 73–79. https://doi.org/10.1515/labmed-2018-0016

Rembang, V., P., Katuuk, M., E., & Malara, R. (2017). Hubungan Dukungan Sosial
Dan Motivasi Dengan Perawatan Mandiri Pada Pasien Diabetes Dalam RSUD
Mokopido Toli-Toli. E-Journal Keperawatan, 5(1), 10.

Susanti, R. D. (2018). Hubungan Motivasi dan Health Locus Of Control dengan


Kepatuhan Diet Penderita Diabetes Melitus (Vol. 53, Issue 9).

This is an open access article under the CC BY-SA license

73

Anda mungkin juga menyukai