Anda di halaman 1dari 6

Pemanfaatan Logam Aluminium (Al) pada Kaleng Minuman Soda Menjadi

Tawas

Loisa Rosalia Sitompul1), Elvi Yenie2), Shinta Elystia 3)


1)
Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan, 2,3)Dosen Teknik Lingkungan
Laboratorium Pengendalian dan Pencegahan Pencemaran Lingkungan
Program Studi Teknik Lingkungan S1, Fakultas Teknik Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru, Panam,
Pekanbaru 28293
*Email : loisalia29@yahoo.com

ABSTRACT
The waste problem in Indonesia is a very complex issue. The example of waste
that have huge amount of quantities is beverages cans. Waste cans can be reduced
by utilizing from recycle the aluminum content to be the main material of
potassium alum (KAI (SO4) 2.12H2O). In this study used carbonated drinks. The
concentration of aluminium in soda cans is 84%, the concetration can be
determined using Atomic Absorption Spectrophotometry (ASS). The variables
used in this study is variation of KOH concentration whitin 20%, 30%, and 40%
and the variation of H2SO4 concentration whitin 6M, 8M, and 10 M. From the
results of this study showed optimum yield is 98.52% occurred at a concentration
of 40% KOH and H2SO4 8M. Characteristic of this alum is having insoluble part
in water of 0% and 5.39% aluminium in alum.
Keywords : Cans, potassium alum

1. PENDAHULUAN dengan cara Reduce (mengurangi),


Jumlah peningkatan timbulan Reuse (menggunakan kembali),
sampah di Indonesia telah mencapai Recycle (mendaur ulang sampah),
175.000 ton/hari atau setara 64 juta Replace (mengganti) mulai dari
ton/tahun. Berdasarkan hasil studi sumbernya, dan Replant (menanam
pada beberapa kota ditahun 2012, kembali) (Suyoto,2008), namun cara
pola pengelolaan sampah yang yang paling tepat untuk mengurangi
dilakukan di Indonesia yaitu timbulan kaleng adalah melakukan
diangkut dan ditimbun di TPA recycle (daur ulang), yaitu dengan
(69%), dikubur (10%), dikompos dan memanfaatkan kandungan
didaur ulang (7%), dibakar (5%), dan aluminium yang terdapat didalam
sisanya tidak terkelola (7%) (KLH, kaleng dalam pembuatan tawas
2015). kalium yang dapat digunakan untuk
Salah satu jenis sampah menjernihkan air (Purnawan, 2014).
anorganik yang jumlah timbulannya Bahan kaleng minuman dapat
sangat banyak di lingkungan adalah digunakan sebagai bahan baku
kaleng minuman. Setiap tahunnya pembuatan tawas karena
lebih dari 42 miliar sampah kaleng mengandung aluminium berkisar
minuman yang dihasilkan dari antara 92,5-97,5% (Robertson,
seluruh dunia (Novelis, 2015). 2006). Tawas kalium adalah salah
Timbulan kaleng dapat dikurangi satu jenis tawas yang dibentuk dari
dengan menerapkan prinsip 5-R yaitu reaksi dengan asam sulfat yang

Jom F TEKNIK Volume 4 No. 1 Februari 2017 1


memiliki sifat kimia dengan merk pocari sweat dengan
KAl(SO4)2.12H2O. Tawas adalah kandungan aluminium sebanyak
salah satu jenis koagulan yang 11,8%. Berat tawas yang dihasilkan
dibutuhkan untuk membantu proses adalah 1,6877 gram dari 1 gram
pengendapan partikel-partikel kecil kaleng bekas dengan mereaksikan
yang tidak dapat mengendap secara KOH 20% dan H2SO4 6M.
gravimetri dalam proses koagulasi Berdasarkan hal tersebut, maka
(Purnawan, 2014) dalam penelitian ini akan dilakukan
Purnawan (2014) telah pembuatan tawas kalium dari kaleng
melakukan penelitian untuk minuman soda. Dalam penelitian ini,
memanfaatkan limbah kaleng pembuatan tawas kalium dilakukan
aluminium bekas. Kadar aluminium dengan variasi KOH pada
pada limbah kaleng tersebut sebesar konsentrasi 20%, 30%, dan 40% dan
83,98% dan variabel yang digunakan larutan H2SO4 dengan variasi
dalam penelitian ini yaitu konsentrasi konsentrasi 6M, 8M, dan 10M.
KOH sebesar 10%, 20%, 30%, 40% Tawas kalium yang menghasilkan
dan 50%. Hasil dari penelitian ini rendemen terbanyak akan diukur
adalah rendemen tawas sebesar kadar aluminium dalam tawas kalium
14,8990 gram dari reaksi dengan yaitu minimal 17% (SNI 06-0032-
KOH 30% dan H2SO4 8M dengan 2004).
pemanasan ±70°C dan waktu
pemanasan ±30 menit dan 2. METODE PENELITIAN
didapatkan kadar aluminium dalam Bahan
tawas sebesar 4,19%. Bahan utama yang digunakan
Mariam (2012) juga telah untuk pembuatan tawas pada
melakukan penelitian dengan penelitian ini adalah kaleng minuman
memanfaatkan aluminium dari tutup soda, KOH (20%,30% dan 40%),
kaleng bekas untuk penyisihan TSS H2SO4 (6M, 8M dan 10M), etanol
pada air baku PDAM Tirtawaning 50%, es batu dan aquades.
Kota Bandung. Hasil analisis kadar Alat
Al dan Fe sampel adalah 43% dan Alat- alat yang digunakan dalam
0,34%. Pada penelitian ini 8 gram penelitian ini adalah Atomic
tutup kaleng bekas dapat Absorption Spectrophotometry
menghasilkan 53,4074 gram tawas (AAS), jar-test, erlemeyer, corong,
dengan mereaksikan KOH 3,56 M kertas saring, gelas kimia, hot plate,
sebanyak 100 ml dan H2SO4 6M pipet tetes, labu ukur, gelas ukur,
sebanyak 100 ml. timbangan analitik, pipet volum dan
Manurung (2010), melakukan oven.
penelitian kandungan aluminium Percobaan Pengukuran kadar
dalam kaleng bekas dan Logam
pemanfaatannya dalam pembuatan Kaleng minuman soda yang
tawas. Penelitian ini mengukur telah dikumpulkan dibersihkan dan
kandungan aluminium yang terdapat dipotong kecil-kecil (±1cm)
pada kaleng berbagai merk yaitu kemudian ditimbang sebanyak 1
pocari sweat, larutan cap kaki tiga, gram, dimasukkan ke dalam
greensands, coca-cola, delmonte dan erlemeyer 50 ml lalu di tambahkan
nescafe. Kaleng yang memiliki kadar HCl dan dipanaskan diatas hotplate
aluminium tertinggi adalah kaleng sampai gelembungnya hilang,

Jom F TEKNIK Volume 4 No. 1 Februari 2017 2


selanjutnya diukur kandungan Pembuatan Tawas Kaleng
aluminium yang terdapat dalam Minuman Soda
kaleng dengan menggunakan Pada saat penambahan KOH dan
spektrofotometer serapan atom proses pemanasan, reaksi bersifat
aluminium 309,3 nm eksoterm karena menghasilkan kalor.
Percobaan Tawas dari Kaleng Pemanasan dilakukan untuk
Minuman Soda mempercepat reaksi dan kelarutan
Kaleng yang telah dipotong antara KOH dan kaleng minuman
kecil-kecil (± 1 cm) ditimbang soda, karena semakin tinggi suhu dan
sebanyak 3 gram kemudian luas permukaan zat maka
dimasukkan ke dalam erlemeyer 100 kelarutannya semakin besar
ml, lalu di tambahkan dengan larutan (Purnawan, 2014). Reaksi yang
KOH 20% sebanyak 50 ml. Pelarutan terjadi adalah:
dilakukan diatas heater dengan 2Al (s) + 2KOH (aq) + 6H2O (l) :
temperatur 70°C selama ± 30 menit 2KAl(OH)4 (aq) + 3 H2 (g)
sampai gelembung-gelembung Reaksi ioniknya adalah
hilang. Setelah itu, larutan 2Al (s) + 2OH- (aq) + 6H2O (l) :
didinginkan hingga suhunya 2Al(OH)4- (aq) + 3 H2 (g)
mencapai suhu ruang (± 280C) Pelarutan aluminium pada
kemudian disaring dengan larutan KOH merupakan reaksi
menggunakan kertas saring untuk reduksi-oksidasi. Pada saat
menghilangkan pengotor yang ada. pemanasan, timbul gelembung, asap,
Filtrat hasil penyaringan warna larutan berubah menjadi hitam
ditambahkan dengan H2SO4 6 M dan terdapat endapan. Gelembung
sebanyak 30 ml agar dapat dan asap tersebut terbentuk dari gas
menghasilkan kristal tawas. hidrogen yang menandakan kation
Pembentukan kristal tawas dapat aluminium sedang ditarik dari
dipercepat dengan cara potongan kaleng. Gelembung gas
mendinginkan larutan di dalam es akan hilang setelah semua alumnium
selama (± 1 jam), sedangkan untuk bereaksi. Perubahan warna larutan
menghilangkan kadar air pada tawas menjadi hitam dan terdapat endapan
dilakukan pencucian dengan 20 ml berasal dari pengotor-pengotor
etanol 50% dan endapan dikeringkan kaleng seperti residu plastik dan
dalam oven pada suhu 1000C sampai dekomposisi dari cat (Syaiful,
beratnya konstan. Dilakukan hal 2014).Setelah itu filtrat ditambahkan
yang sama untuk konsentrasi KOH H2SO4. Reaksi yang terjadi adalah:
(30% dan 40%) dan H2SO4 8M dan 2KAl(OH)4 (aq) + H2SO4 (aq) :
10M. 2Al(OH)3 (s) + 2H2O (l) + K2SO4 (aq)
Reaksi ioniknya adalah
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 2Al(OH)4- (aq) + 2H+ (aq) :
Karakterisasi Kaleng Minuman 2Al(OH)3 (s) + 2 H2O (l)
Soda Reaksi di atas merupakan reaksi
Pengukuran ini dilakukan asam-basa, dimana ion H+ dari asam
dengan menggunakan Atomic sulfat akan dinetralkan dengan basa
Absorption Spectrophotometry Al(OH)4- untuk membentuk Al(OH)3
(AAS), sehingga didapatkan kadar (Mariam, 2013). Saat reaksi ini
aluminium dari kaleng minuman terjadi penambahan H2SO4 akan
soda adalah 86%. membentuk Al(OH)3 hasilnya berupa

Jom F TEKNIK Volume 4 No. 1 Februari 2017 3


endapan kristal yang berwana putih dihasilkan pada penelitian ini juga
dan menghasilkan panas. Namun belum maksimal karena belum
endapan yang dihasilkan ini bukan mendekati 100%. Hal ini
endapan tawas kalium sehingga perlu membuktikan bahwa pelarut KOH
ditambahkan H2SO4 berlebih yang dengan konsentrasi 20% belum
akan melarutkan Al(OH)3 menjadi mampu mengikat semua aluminium
Al2(SO4)3 (Manurung, 2010). Reaksi yang ada di dalam kaleng sehingga
yang terjadi adalah: perlu ditingkatkan lagi
2Al(OH)3 (s) + 3H2SO4 (aq) : konsentrasinya.
Al2(SO4)3 (aq) + 6H2O (l) Pengaruh KOH 30% dan Variasi
Reaksi ioniknya adalah Konsentrasi Pelarut H2SO4
2Al(OH)3 (s) + 6 H+ (aq) : Al3+ (aq) Terhadap Jumlah Rendemen
+ 6 H2O (liq) Tawas
Senyawa Al2(SO4)3 yang terbentuk
bereaksi kembali dengan K2SO4 hasil
reaksi sebelumnya membentuk
kristal tawas KAl(SO4)2.12H2O
berwarna putih, (Manurung, 2010).
Reaksi yang terjadi adalah:
Al2(SO4)3(aq) + K2SO4(aq) + 24H2O(l)
: 2 KAl(SO4)2.12H2O Persen rendemen tawas yang
Reaksi ioniknya adalah dihasilkan dari KOH dengan
2K+ (aq) + 2Al3+ (aq) + 4SO42- (aq) konsentrasi 30% dan H2SO4 6 M, 8
+ 24H2O (liq) : KAl(SO4)2.12 M, dan 10 M mengalami penigkatan
H2O(s) daripada KOH dengan konsentrasi
20%.
Pengaruh KOH 20% dan Variasi Pada penelitian Purnawan
Konsentrasi Pelarut H2SO4 (2014) dengan menggunakan KOH
terhadap Rendemen Tawas 30% dan H2SO4 8M sudah
menghasilkan persen rendemen
tawas terbanyak sebesar 99,94% dan
berat tawas sebanyak 14,89 gram.
Perbedaan rendemen tawas yang
dihasilkan walaupun menggunakan
konsentrasi KOH dan H2SO4 yang
sama terjadi karena adanya
Terjadi peningkatan persen
perbedaan berat kaleng yang
rendemen tawas yang dihasilkan
digunakan. Hal ini membuktikan
namun masih belum maksimal,
bahwa ada korelasi antara kandungan
karena KOH dengan konsentrasi
aluminium dalam kaleng dengan
20% belum mampu mengekstrak
tawas yang dihasilkan. Makin
kaleng dengan baik. Pada penelitian
banyak kaleng yang digunakan maka
Birnin (2014) dengan menggunakan
akan semakin banyak juga
kaleng sebanyak 1 gram kemudian
kandungan aluminium yang terdapat
direaksikan dengan KOH 20% dan
didalamnya sehingga makin banyak
H2SO4 3M menghasilkan persen
tawas yang terbentuk. (Manurung,
rendemen sebesar 3,17% (9,780
2010)
gram). Persen rendemen yang

Jom F TEKNIK Volume 4 No. 1 Februari 2017 4


Pengaruh KOH 40% dan Variasi dikarenakan konsentrai H2SO4 sudah
Konsentrasi Pelarut H2SO4 jenuh sehingga tidak mampu lagi
Terhadap Jumlah Rendemen membentuk tawas (Purnawan, 2014).
Tawas Rendemen tawas yang paling
besar (terbanyak) diperoleh pada
konsentrasi KOH 40% dan H2SO4 8
M karena persen rendemen tawas
yang dihasilkan mendekati 100%.
Pada penelitian ini untuk
menghasilkan persen rendemen
tawas terbanyak menggunakan lebih
banyak kaleng sehingga dapat lebih
Pada saat penambahan KOH memanfaatkan sampah kaleng yang
40% dan H2SO4 6M dan 8M terjadi ada dilingkungan dan juga lebih
peningkatan persen rendemen yang sedikit menggunakan pelarut KOH
dihasilkan karena kemampuan KOH dan H2SO4 sehingga dapat
dalam mengikat logam aluminium menimalisir penggunaan bahan
sudah sangat baik dan didukung kimia.
dengan kemampuan H2SO4 dalam
membentuk kristal tawas, namun
pada konsentrasi KOH 40% dan
H2SO4 10 M terjadi penurunan
persen rendemen tawas. Hal ini

Tabel 4.1. Variasi Konsentrasi KOH dan H2SO4 terhadap Rendeman Tawas
Rendemen Hasil
(gram) Rendemen
Massa Konsentrasi Konsentrasi Rendemen
Rata- Teoritis
(gram) KOH (%) H2SO4 (%)
(1) (2) (gram)
rata
6 14,73 12,58 13,66 30,15
20 8 23,93 22,64 23,29 51,41
10 26,19 27,51 26,85 59,28
6 32,67 32,16 32,42 71,57
3 30 8 23,16 34,21 34,21 45,29 75,54
10 35,38 35,73 35,56 78,51
6 38,49 40,67 39,58 87,39
40 8 44,81 44,43 44,62 98,52
10 37,89 38,67 38,28 84,52

Hasil Analisis Kristal Tawas Atomic Absorption


Aluminium Sulfat Spectrophotometry (AAS) sehingga
Kadar Aluminium dan Kalium didapatkan kadar aluminium sebesar
Menurut SNI 06-0032-2004 5,39% dan kadar kalium sebesar
kadar aluminium minimal yang 16,78%. Kadar aluminium pada
seharusnya terdapat dalam tawas tawas yang dihasilkan ini lebih baik
adalah 17%. Pengujian kadar daripada tawas komersial yang hanya
aluminium dan kalium pada tawas 0,37%.
dilakukan dengan menggunakan

Jom F TEKNIK Volume 4 No. 1 Februari 2017 5


Bagian yang Tidak Larut dalam Pembuatan Tawas, Jurnal
Air Kimia No 4 Vol 2 : 180-186
Bagian yang tidak larut dalam Mariam, N dan Handajani M. 2013.
air adalah bagian dari tawas yang Kinetika Penyisihan Total
tidak terlarutkan dalam air yang telah Suspended Solid (TSS) Pada
di panaskan. Bagian yang tidak larut Air Baku PDAM Tirtawening
dalam air akan mempengaruhi Kota Bandung Menggunakan
kemurnian tawas (Purnawan, 2014). Koagulan Tawas Berbahan
Hasil yang didapatkan bagian yang Baku Aluminium dari Tutup
tidak larut di air tidak ada (0%) Kaleng Bekas. Thesis. Program
karena pengotor seperti sisa kertas Studi Magister Teknik
saring sudah terpisahkan seluruhnya Lingkungan Institusi Teknologi
dari tawas. Bandung: Bandung.
Novelis. 2015. Novelis Reycling UK.
KESIMPULAN http://www.novelisrecycling.co
Kesimpulan dari penelitian ini .uk/novelis-recycling/ Diakses
adalah Konsentrasi pelarut yang pada 4 Juni 2016
digunakan untuk menghasilkan Purnawan, I dan Ramadhani, R.
rendemen tawas kalium terbanyak 2014. Pengaruh Konsentrasi
adalah KOH 40% dan H2SO4 8M, KOH Pada Pembuatan Tawas
dihasilkan persen rendemen tawas Dari Kaleng Aluminium Bekas.
sebesar 98,52% dengan berat tawas Jurnal Teknologi No 6 Vol 2:
sebanyak 44,62 gram. 09-119
Robertson, G, L. 2006. Food
DAFTAR PUSTAKA packaging principles and
KLH (Kementrian Lingkungan practice, 2nd edition. CRC
Hidup). 2015. RANGKAIAN Press. Boca Raton: Florida.
HLH 2015 ±Dialog Riama, V. 2011. Pencemaran
Penanganan Sampah Plastik Lingkungan dalam Pengelolaan
[Online].http://www.menlh.go. Sampah dan Dampaknya
id/rangkaian-hlh-2015-dialog- terhadap Masyrakat (Studi
penanganan-sampah-plastik/ Kasus di Perumnas II Depok
Diakses pada tanggal 4 Juni Tengah). Skripsi. Program
2016 Studi Kriminologi: Jakarta
Manurung, M dan Ayuningtyas I, Suyoto, B. 2008. Fenomena Gerakan
2010, Kandungan Aluminium Mengelola Sampah. Jakarta.
Dalam Kaleng Bekas dan PT Prima Infosarana Media
Pemanfaatannya Dalam

Jom F TEKNIK Volume 4 No. 1 Februari 2017 6

Anda mungkin juga menyukai