Anda di halaman 1dari 63
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS SUMBER DAYA AIR Organisasi Bidang Urusan Program Kegiatan Sub Kegiatan Rincian Aktivitas Nama Paket Kegiatan Kode Rekening Tahun Anggaran SPESIFIKASI TEKNIS 1,03.0.00.0.00.02.0000 1.03 1.03.02 1.03.02.1.01 1.03.02.1.01.0120 003 Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta Urusan Pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) Pengelolaan SDA dan Bangunan Pengaman Pantai pada Wilayah Sungai Lintas Daerah Kabupaten/Kota Pembangunan Embung dan Penampung Air Lainnya Pembangunan Waduk Marunda_ dan Bangunan Kelengkapannya di Pesisir Jakarta Pembangunan Waduk Marunda Tahap III §.2.04.02.01.0001 2024 Belanja Modal Bangunan Waduk Irigasi BABI PERSYARATAN UMUM 14 Latar Belakang Pertumbuhan perekonomian dan pembangunan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Pembangunan di area permukiman, perkotaan serta industri yang semakin tumbuh mengakibatkan berbagai macam dampak bagi lingkungan sekitar dan masyarakat. Dampak lingkungan yang dimaksud salah satunya berupa meningkatnya intensitas banjir. Namun dampak dari pengembangan tersebut dapat diatasi dengan seiring perencanaan dan pembangunan yang matang. Pembangunan waduk sebagai pengendali banjir menjadi salah satu alternatif dalam mengatasi peningkatan banjir, karena waduk adalah salah satu fungsi untuk menyimpan air. Kawasan Marunda adalah salah satu kawasan yang terletak di daerah utara Jakarta yang terapit oleh dua saluran drainase yaitu Banjir Kanal Timur di bagian timur dan Cakung Drain di bagian barat. Kawasan Marunda sendiri merupakan Kawasan peruntukan untuk hunian di bagian selatan, sebagian di sisi barat yang berbatasan dengan sungai Tiram dan sebagian hunian terletak di bagian utara. Di bagian utara ini terdapat juga beberapa kawasan industri. Hampir 40% kawasan Marunda masin merupakan tanah kosong dan hampir sebagian berupa tambak yang tergenang air. Kawasan Marunda hampir seluruh kawasannya adalah kawasan flat/ datar kecuali dibagian selatan. Program pembangunan waduk di kawasan Marunda menyediakan solusi terpadu untuk menghadapi tantangan banjir, sanitasi, dan penyediaan air yang lebih baik, konektivitas yang lebih baik dan pengembangan masyarakat yang berkelanjutan ikut dimasukkan ke dalam pengembangan wilayah pesisir ibukota, sebagai pra-syarat pengembangan ekonomi berkelanjutan di ibukota negara Indonesia. Selain itu, Pembangunan Waduk Marunda merupakan salah satu kegiatan yang mendukung Program Prioritas Daerah pada Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2023 - 2026. Terkait hal tersebut diatas, Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta melalui Bidang Pengendalian Rob dan Pengembangan Pesisir Pantai akan melaksanakan Pembangunan Waduk Marunda untuk mendukung terlaksananya perlindungan banjir dan potensi pengembangan kawasan pesisir Jakarta khusunya di Kawasan Marunda secara efektif dan efisien dalam beberapa tahapan pembangunan. Pada Tahun Anggaran 2022-2023 telah dilaksanakan Pembangunan Waduk Marunda Tahap | dan Tahap ll, kemudian pada Tahun Anggaran 2024 akan dilaksanakan Pembangunan Waduk Marunda Tahap Ill sebagai lanjutan dalam pembangunan waduk sebelumnya 4.2 Lokasi Kegiatan Lokasi pekerjaan di Kawasan Marunda, Kota Administrasi Jakarta Utara Provinsi DK! Jakarta 4.3 Standar Rujukan 4) Bila bahan-bahan atau mutu pengerjaan disyaratkan oleh spesifikasi ini harus memenuhi atau melampaui peraturan atau standar yang disebutkan secara khusus, maka adalah tanggung jawab Penyedia Jasa (kontraktor) untuk menyediakan bahan-bahan dan mutu pengerjaan seperti itu 2) Dalam pengadaan semua jenis barang/bahan yang digunakan dalam pekerjaan, adalah merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa (kontraktor) untuk membuktikan bahwa telah dipenuhi persyaratan rinci dari peraturan dan standar yang disebutkan secara khusus serta untuk membuktikan bahwa jenis barang yang diadakan dalam pekerjaan memenuhi atau melampaui persyaratan yang ditetapkan. 3) Pengguna Jasa (Owner) berhak untuk menolak jenis bahan/barang yang digunakan dalam pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan minimum yang ditetapkan 4) Juga merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa (kontraktor), disyaratkan demikian oleh Dokumen Kontrak atau permintaan tertulis dari Pengguna Jasa (Owner), untuk menyerahkan kepada Pengguna Jasa (Owner) semua bukti yang diminta bahwa bahan- bahan atau mutu pengerjaan atau kedua-duanya, memenuhi atau melampaui persyaratan peraturan atau standar yang disebutkan secara khusus. 1.4 Lingkup Pekerjaan Maksud dari spesifikasi teknis ini adalah untuk melaksanakan pekerjaan selengkapnya, sebagaimana diidentifikasikan pada gambar dan diuraikan dalam BOQ Penawaran, yang sepenuhnya sesuai dengan persyaratan dari spesifikasi ini Pekerjaan yang harus dilaksanakan Penyedia Jasa (kontraktor) adalah 1) Pengadaan, pengamanan, dan pengawasan alat dan bahan yang dipergunakan selama masa pelaksanaan. 2) Pengerahan Tenaga Kerja 3) Pengurusan ijin-ijin/sosialisasi yang disyaratkan. 1.5 Perbedaan Gambar 1) Pada dasarnya bila ada perbedaan/ konflik antara gambar dan Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan, maka yang berlaku adalah yang tertulis, 2) Ketentuan tersebut berlaku bila tidak ada ketentuan lain dari Konsultan Pengawas/ Perencana dan telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan 3) Meskipun demikian, setiap kali ada perbedaan, ketidaksesuaian atau keragu-raguan di antara gambar kerja, maka sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut, Penyedia Jasa (kontraktor) harus melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas, dan Konsultan Pengawas memberikan keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan, sesudah disetujui oleh Direksi Pekerjaan. 4) Perbedaan-perbedaan tersebut tidak boleh dijadikan alasan bagi Penyedia Jasa (kontraktor) untuk mengadakan klaim pada waktu pelaksanaan. 4.6 Sarana Kerja 1) Penyedia Jasa (kontraktor) wajib memasukkan identifikasi nama, jabatan, keahlian masing-masing anggota kelompok kerja pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa (kontraktor) ini 2) Penyedia Jasa (kontraktor) wajib memasukkan identifikasi bengkel kerja (workshop) beserta peralatannya, dimana pekerjaan Penyedia Jasa (kontraktor) akan dilaksanakan 1.7 Shop Drawing 1) Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan yang harus dibuat Penyedia Jasa (kontraktor) berdasarkan gambar perencanaan/gambar kerja yang disesuaikan dengan keadaan lapangan dan/atau persyaratan pabrik dan bahan yang dipakai 2) Shop Drawing ini harus memberikan semua data yang diperlukan termasuk bahan, cara pemasangan, dimensi dan lain-lainnya. 3) Penyedia Jasa (kontraktor) harus melaksanakan pekerjaan berdasarkan shop drawing tersebut yang sebelumnya telah diajukan dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. 4) Pada dasamya Penyedia Jasa (kontraktor) diwajibkan membuat shop drawing apabila ada persyaratan khusus dari pabrik/produksi bahan tertentu dan/atau belum tercakup secara lengkap dalam gambar kerja, dan/atau disesuaikan dengan kondisi lapangan. 1.8 Tanggung Jawab 1) Penyedia Jasa (kontraktor) bertanggung jawab penuh terhadap gambar shop drawing yang diajukan pada saat request pekerjaan 2) Tanggung jawab atas kegagalan bangunan yang diakibatkan, ditanggung oleh Penyedia Jasa (kontraktor) selama 10 tahun sejak penyerahan akhir pekerjaan (FHO). 3) Perencanaan/Desain yang diajukan harus dilampiri oleh perhitungan konstruksi secara rinci sesuai dengan ketentuan/standar perencanaan yang berlaku di Indonesia (SNI). Dalam hal standar perencanaan tersebut belum ada di Indonesia, maka ketentuan dalam Standar International harus diikuti dan dicantumkan seperti British Standar (BSI, JIS, ASTHO dsb). Konsep perencanaan yang diterapkan dalam usulan penawaran harus dibuat dalam bentuk Nota Desain (Dasar-dasar Perencaanaan) tersendir 4) Berdasarkan gambar kerja (shop drawing) yang diajukan, Penyedia Jasa {kontraktor) mengajukan/melampirkan kelengkapan data pendukung item pekerjaan yang menyangkut kuantitas dan kualitas ke konsultan pengawas. Seluruh sistem harus berfungsi, dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa (kontraktor). 5) Berdasarkan BoQ yang diajukan serta perubahannya, Penyedia Jasa (kontraktor) membuat $ Curve sebagai bagian dalam rencana kerja. 6) Usulan pelaksanaan pekerjaan harus dibuat oleh pihak Penyedia Jasa (kontraktor) secara rinci dalam Metode Pekerjaan 7) Dalam hal spesifikasi teknis yang tercantum dalam RKS belum seluruhnya tersedia, Penyedia Jasa (kontraktor) wasjib mengajukan spesifikasi teknis yang belum diatur tersebut dan mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas dan direksi pekerjaan. Spesifikasi teknis yang tercantum dalam RKS merupakan ketentuan yang mengikat dalam kontrak, sebagaimana terlampir dalam lampiran. BABII PEKERJAAN PENDAHULUAN DAN PENUNJANG 2.4 Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan/Tenaga 1) Mobilisasi dan demobilisasi peralatanitenaga meliputi mobilisasi dan demobilisasi untuk peralatan baik kecil maupun besar dan tenaga yang akan digunakan oleh Penyedia Jasa (kontraktor) untuk pelaksanaan pekerjaan 2) Mobilisasi dan demobilisasi peralatan/tenaga dilaksanakan selama masa pekerjaan. Segala biaya yang timbul untuk melaksanakan mobilisasi dan demobilisasi peralatan/tenaga menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa (kontraktor) dan sudah harus diperhitungkan di dalam harga penawaran 3) Penyedia Jasa (kontraktor) wajib menyediakan tenaga kerja yang berpengalaman dan dibuktikan dengan referensi kerja, dimana kebutuhan minimal adalah sebagai berikut: a. Manajer Proyek, Kualifikasi pendidikan minimal $1 Teknik Sipil/ Teknik Pengairan dan memiliki pengalaman minimal 4 tahun dan memiliki Sertifikat Kompetensi Ahli Bidang Keahlian Teknik Sumber Daya Air, b. Manajer Teknik, Kualifikasi pendidikan minimal $1 Teknik Arsitektur dan memiliki pengalaman minimal 4 tahun dan memiliki Sertifikat Kompetensi Ahli Arsistektur Lansekap atau Ahli Perencana Ruang Terbuka Hijau; c. Manajer Keuangan, pendidikan minimal D3/ $1 memiliki pengalaman minimal 4 tahun d. Ahli K3 Konstruksi, Kualifikasi pendidikan minimal $1 Teknik Sipil dan memiliki pengalaman minimal 3 tahun dan memiliki Sertifikat Kompetensi Ahli Muda K3 Konstruksi. 2.2 Alat dan Peralatan Kerja Penyedia Jasa (kontraktor) 1) Penyedia Jasa (kontraktor) harus dan wajib menyediakan sendiri semua jenis alat peralatan maupun perlengkapan kerja yang diperlukan untuk kegiatan pelaksanaan pekerjaan. 2) Alat peralatan dimaksud harus dalam keadaan siap dipakai, kerusakan yang terjadi selama pelaksanaan agar segera diperbaiki atau dicarikan penggantinya 3) Untuk pekerjaan ini Penyedia Jasa (kontraktor) wajib menyediakan peralatan minimal antara lain: No.| __Jenis Kapasitas | Jumlah 1 | Bxcavator ee Min 0,45m? | 1 unit | pee Min 0,45 m? 1 unit 3 | Excavator Min 0,80m? | 4 unit 4 ae 36 Ton 4 unit 5 | Bulldozer [06 HP 2 unit 4) Biaya angkut, pengadaaan maupun biaya operasional semua peralatan menjadi tanggungan Penyedia Jasa (kontraktor). 5) Penyedia Jasa (kontraktor) wajib menyediakan tambahan peralatan jika peralatan yang ada dinilai tidak mencukupi tanpa biaya tambah 6) Keamanan alat selama pelaksanaan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa (kontraktor) sendiri 2.3. Pekerjaan Persiapan 1) Sebagai titik referensi untuk ketinggian dan koordinat Penyedia jasa {kontraktor) harus menggunakan titik-titik Bench Mark yang ada di lapangan, dan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar dan disetujui oleh Direksi. 2) Penyedia jasa (kontraktor) harus memasang dan mengukur secara teliti patok Bench Mark (BM) pada lokasi tertentu sepanjang proyek untuk memungkinkan perancangan kembali, pengukuran sifat datar dari perkerasan atau penentuan tik dari pekerjaan yang akan dilakukan. Patok monumen yang permanen harus dibangun diatas tanah yang tidak akan terganggu selama masa pelaksanaan pekerjaan 3) Penyedia jasa (kontraktor) harus menentukan tik patok konstruksi yang menunjukkan garis batas pekerjaan sesuai dengan yang ditawarkan dalam dokumen penawaran. Patok yang digunakan berukuran minimal 5 om/7 cm. Patok harus keras, dicat pakai meni dan posisinya tidak boleh berubah selama pelaksanaan konstruksi ‘Sebelum pekerjaan fisik dimulai posisi-posisi tersebut harus diperiksa oleh konsultan pengawas dan disetujui oleh Direksi. Jika menurut pendapat Direksi diperlukan perubahan dari garis dan kemiringan, baik sebelum maupun sesudah penentuan patok. 4) Direksi akan mengeluarkan instruksi terperinci kepada Penyedia jasa (kontraktor) untuk perubahan tersebut dan Penyedia jasa (kontraktor) harus mengubah penentuan patok untuk persetujuan lebih lanjut. 5) Alat ukur yang digunakan antara lain: * Total Station atau yang sederajat beserta perlengkapannya sebanyak 1 set yang dilengkapi dengan sertifikat kalibrasi © Waterpass NAK-2 atau yang sederajat beserta perlengkapannya sebanyak 1 set yang dilengkapi dengan sertifikat kalibrasi * Bathimetri atau yang sederajat beserta perlengkapannya sebanyak 1 set yang dilengkapi dengan sertifikat kalibrasi untuk melakukan pengukuran pada daerah laut. 2.4 Papan Nama Proyek a) Penyedia Jasa (kontraktor) harus membuat papan nama pekerjaan ukuran 0,80 m x 1,20 m, dengan bentuk standar dari SDA DK! Jakarta dipasang di tepi jalan masuk pekerjaan sesuai petunjuk Direksi. b) Papan nama pekerjaan harus sudah dipasang sebelum fisik pekerjaan di mulai. ¢) Jenis tulisan memakai huruf, tulisan dan garis warna hitam. d) Penempatan papan nama proyek di dalam lokasi proyek pada tempat yang mudah terlihat umum dan dipasang saat mulainya pelaksanaan pekerjaan dan harus dicabut setelah penyerahan akhir (Final Hand Over). 2.5 Jalan Kerja dan Jalan Masuk 1) Jalan atau Jembatan yang dipergunakan untuk kegiatan pelaksanaan harus disiapkan oleh Penyedia Jasa (kontraktor) sendiri, lebar dan 26 27 kondisi jalan kerja harus memenuhi syarat untuk lalu-lintas kerja dengan aman 2) Pihak Penyedia Jasa (kontraktor) wajib memelihara dan memperbaiki Jalan masukjjalan desa, gorong-gorong jembatan desa yang rusak akibat lalu-lintas kegiatan pekerjaan 3) Penyedia Jasa (kontraktor) harus memperkirakan muatan/beban yang diangkut menuju pelaksanaan pekerjaan melalui jalan yang ada, sehingga tidak merusak dan memenuhi syarat tekanan gandar jalan. Apabila akan mengangkut alat-alat berat Penyedia Jasa (kontraktor) harus meminta jin kepada instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Penyedia Jasa (kontraktor) harus memelihara dan memperbaiki kerusakan jalan umum yang dipakai lalu - lintas pelaksanaan pekerjaan atas petunjuk dari Direksi atau Pejabat Pemerintah yang berwenang Direksi Keet 1) Penyedia Jasa (kontraktor) harus menyediakan tempat kerja sebelum dan selama berlangsungnya pekerjaan yang mendapat persetujuan Direksi berupa kantor Direksi lengkap dengan perlengkapannya. 2) Penyedia Jasa (kontraktor) harus menyediakan gudang barang untuk penyimpanan material yang cukup memenuhi syarat agar material- material yang tersimpan tidak lekas rusak dan dilengkapi alat-alat pemadam kebakaran. 3) Penyedia Jasa (kontraktor) harus menyediakan los-los kerja untuk para pekerja yang dilengkapi obat-obatan serta memenuhi syarat kesehatan, 4) Penyedia Jasa (kontraktor) harus mengadakan penjagaan keamanan, personil maupun material selama proyek berlangsung Kantor Penyedia Jasa (kontraktor), Gudang dan lain-lain Kantor Penyedia Jasa (kontraktor) dan Gudang/Barak kerja untuk staf dan pekerja di lapangan harus disediakan oleh Penyedia Jasa (kontraktor) dari bangunan semi permanen, atau berupa bangunan permanen dalam bentuk sewa atau sesuai persetujuan direksi teknis. Bangunan ini harus dilengkapi dengan 10 sarana listrik, internet, air bersih, dan sarana kerja seperti meja kerja, meja rapat, lemari arsip, papan tulis, dll 2.8 Dokumentasi Proyek Penyedia Jasa (kontraktor) diharuskan membuat dokumentasi foto proyek sesuai dengan kemajuan pekerjaan (3 fase, pada saat 0%, 50%, dan 100%), didokumentasikan pada tempat-tempat informatif (setiap sta). Dokumentasi foto setiap fasenya harus pada titik yang sama dan arah yang sama, disusun dalam album, dibuat 3 (tiga) rangkap, dilengkapi dengan keterangan gambar dokumentasi dan gambar titik pengambilan/dokumentasi pada sket/gambar 11 situasi lapangan atau denah bangunan. Jenis dan mutu bahan yang dipakai dokumentasi foto berwarna, ukuran postcard dan dicetak jelas. Dokumentasi foto tersebut dilampirkan pada waktu mengajukan tagihan pembayaran/termin sesuai dengan tahapnya. Selain dokumentasi foto Penyedia Jasa (kontraktor) juga wajib membuat dokumentasi video live kegiatan mulai dari pekerjaan persiapan, pekerjaan utama, dan pekerjaan finishing dan perawatan, serta pengujian yang dilakukan. Selain video setiap item kegiatan, Penyedia Jasa(kontraktor) juga wajib membuat video pelaksanaan dengan Drone setiap progress pekerjaan 0%, 50%, dan 100 % untuk seluruh area pekerjaan. 2.9 Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan 1) Untuk menjamin agar tepat mutu, waktu, dan biaya, Penyedia Jasa {kontraktor) wajib mengajukan rencana kerja (jadwal pelaksanaan) dan meminta persetujuan direksi, sesuai dengan rekomendasi dari konsultan pengawas. 2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan dibuat sebagai dasar bahan evaluasi untuk pemantauan selama pelaksanaan pekerjaan agar tepat waktu. Jadwal pelaksanaan tersebut diperlukan untuk menguraikan berbagai aktivitas pekerjaan 3) Penyedia Jasa (kontraktor) harus menyiapkan jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang harus diserahkan dan mendapat persetujuan dari Pengguna Jasa (Owner) dengan detail, yang memperlihatkan urutan kegiatan yang direncanakan dalam melaksanakan pekerjaan W 4) Secara berkala Penyedia Jasa (kontraktor) harus memperbaharui jadwal pelaksanaan pekerjaan untuk menggambarkan seteliti mungkin kemajuan pekerjaan secara aktual sampai hari terakhir bulan yang bersangkutan 5) Jadwal Pelaksanaan yang telah disetujui harus dirinci dalam laporan mingguan 6) Laporan jadwal kegiatan mingguan diserahkan pada hari Senin pagi, dimana ditunjukkan bagian/komponenfjenis pekerjaan dan kegiatan yang direncanakan akan dilaksanakan dalam minggu yang bersangkutan 7) Jadwal pelaksanaan pekerjaan sub Penyedia Jasa (kontraktor) harus diserahkan secara terpisah atau dimasukkan ke dalam jadwal pelaksanaan keseluruhan 8) Laporan mingguan & bulanan prestasi volume pekerjaan dicantumkan sebagai berikut: a. Volume pekerjaan kumulatif sampai dengan minggu dan bulan sebelumnya b. Volume pekerjaan pada minggu dan bulan bersangkutan. ¢. Total volume kumulatif sampai dengan minggu dan bulan bersangkutan 9) Jadwal Kedatangan Bahan Bangunan Jadwal kedatangan bahan bangunan harus disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan dan dibuat terpisah. Dalam jadwal harus sudah termasuk/ memperhitungkan waktu pengajuan, rencana produksi bahan di pabrik/ sumber bahan, jadwal rencana pengiriman, pengujian, pengambilan sampel dan persetujuan dari Pengguna Jasa (Owner) 10) Diagram Jaringan (Network Planning) Jadwal Pelaksanaan dibuat oleh Penyedia Jasa(kontraktor) dan harus mengacu pada metode Diagram Jaringan (Network Planning) yang memberikan permulaan tanggal awal dimulainya pekerjaan atau paling lambatnya pekerjaan dari masing-masing aktivitas sehingga bisa diketahui diperoleh jadwal jalur kritis (critical path). Juga dibuat sub jadwal untuk menunjukkan jadwal pekerjaan kritis dari keseluruhan jadwal konstruksi 12 11) Bahan Bangunan Penyedia Jasa (kontraktor) harus mengajukan contoh material dan daftar tertulis kepada Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan tentang tempat asal/sumber dan macam bahan bangunan yang dipesan untuk digunakan dalam pekerjaan. a. Penyimpanan Bahan Bangunan 1, Penyimpanan Bahan bangunan harus disimpan mengalami kerusakan. Tempat/ lokasi penyimpanan hendaknya dilandasi dengan lantai yang keras, bersih dan dimana perlu, diberi atap (dilindungj) dan/atau dinding 2. Cara Menumpuk Bagian tengah dari lantai gudang atau lantai dari suatu timbunan bahan bangunan hendaknya dibuat miring melandai ke tepi-tepi agar mudah dilakukan pembersihan. Cara menumpuk bahan bangunan hendaknya sedemikian rupa, agar timbunan tidak berbentuk kerucut dan tidak menyebabkan pemisahan bahan (segregation). Untuk penumpukan material besi harus dihindarkan terjadinya karat dan lama penumpukan di tempat terbuka tidak lebih dari 1 bulan. b. Ganti Rugi Penyedia Jasa (kontraktor) bertanggung jawab atas segala biaya ganti rug’ kompensasi sehubungan dengan mendatangkan/ pengambilan bahan baku/ bahan bangunan tersebut di atas. Tidak diadakan pembayaran khusus untuk pembayaran ganti rugi/ kompensasi tersebut, tetapi harus sudah termasuk dalam biaya yang diajukan di dalam Dokumen Kontrak. 2.10 Pekerjaan Pembersihan Lapangan/Land Clearing Penyedia Jasa (kontraktor) harus membersihkan lapangan kerja untuk saluran dan bangunan yang ada dari semua tumbuh-tumbuhan dan bambu, termasuk pohon-pohon sampai ukuran tinggi minimal 2 meter bila diukur diatas muka tanah dan semua rintangan-rintangan permukaan, kecuali gedung dan bangunan. Jika diperintahkan secara tertulis oleh Direksi, Penyedia Jasa 1B (kontraktor) harus membersihkan lapangan dari pohon-pohon, gedung dan bangunan. Penyedia Jasa (kontraktor) harus membongkar akar-akar kemudian mengisi lubang-lubang dengan dipadatkan dan memindahkan dari tempatnya, semua biaya yang timbul akibat pembersihan lapangan menjadi tanggungan Penyedia Jasa (kontraktor) yang sudah termasuk dalam penawaran Penyedia Jasa (kontraktor). 2.41 Jam Kerja 1) Penyedia Jasa (kontraktor) menentukan sendiri jam kerja bagi petugas dan pekerja yang dikerahkan untuk melaksanakan pekerjaan ini, dengan tetap memperhatikan peraturan perburuhan yang berlaku. 2) Dalam rangka mempercepat penyelesaian pekerjaan agar dapat mencapai target pelaksanaan fisik/tepat pada waktunya ataupun karena sifat/syarat pelaksanaan pekerjaan tidak boleh terputus maka Penyedia Jasa (kontraktor) dapat melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja/lembur bila perlu sampai malam hari 3) Dalam hal Penyedia Jasa (kontraktor) akan bekerja diluar jam kerja/lembur maka Penyedia Jasa (kontraktor) harus memberitahukan kepada Konsultan Pengawas dan/atau Direksi tentang pekerjaanya secara tertulis sekurang-kurangnya 24 jam sebelumnya 2.12 Bahan/Material Bangunan untuk Pelaksanaan Pekerjaan 1) Mendatangkan bahan-bahan ke lokasi pekerjaan a. Dalam mendatangkan bahan-bahan guna pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa (kontraktor) harus melaporkannya kepada Konsultan pengawas untuk diperiksa, Segala biaya dan tanggung jawab pengadaan bahan-bahan ini menjadi beban Penyedia Jasa {kontraktor) sepenuhnya. b. Bahan-bahan yang setelah diperiksa Konsultan pengawas dapat diterima/disetujui, maka bahan tersebut masuk di gudang Job Site dan dibawah pengawasan Konsultan pengawas, tidak boleh ditarik keluar guna pekerjaan Penyedia Jasa (kontraktor) yang lain, kecuali atas persetujuan tertulis atas Konsultan pengawas, 14 ¢. Bahan-bahan yang didatangkan di lokasi pekerjaan tetapi tidak memenuhi persyaratan dan ditolak Konsultan pengawas, harus dibawa keluar lokasi pekerjaan dengan batas waktu paling lama tiga hari terhitung dari keputusan penolakan oleh Konsultan pengawas. Biaya pengeluaran bahan tersebut menjadi beban Penyedia Jasa (kontraktor). d. Penggantian merk/kualitas bahan bangunan harus mendapat persetujuan Direksi 2) Pemeriksaan bahan bangunan dari kualitas pekerjaan a. Pemeriksaan bahan oleh Konsultan pengawas didasarkan syarat- syarat bahan b. Apabila dipandang perlu, Konsultan pengawas dan/atau Direksi berhak meminta kepada Penyedia Jasa (kontraktor) untuk memeriksakan kualitas pekerjaan ke Laboratorium dengan biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa (kontraktor) c. Direksi pelaksana pekerjaan berhak mengadakan pemeriksaan ulang terhadap bahan-bahan yang sudah diterima. Dan bila dari hasil pemeriksaan ulang ternyata memang tidak memenuhi syarat, maka barang tersebut dinyatakan tidak memenuhi syarat dan harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan seperti yang telah disebutkan diatas 3) Penggunaan bahan-bahan yang belum diperiksa. Apabila Penyedia Jasa (kontraktor) menggunakan/memasang bahan- bahan yang belum diperiksa oleh Konsultan pengawas, maka apabita Konsultan pengawas dan/atau Direksi meragukan kualitas bahan tersebut, Konsultan pengawas dan/atau Direksi bethak memerintahkan untuk membongkar pasangan tersebut. Biaya akibat pembongkaran ini menjadi tanggungan Penyedia Jasa (kontraktor) 2.43 Pemeriksaan Pekerjaan 1) Penyedia Jasa (kontraktor) wajib minta kepada Konsultan pengawas untuk memeriksa pekerjaan yang telah dikerjakan sebelum mulai pelaksanaan selanjutnya 2) Bila Konsultan pengawas dan/atau direksi menganggap perlu untuk memeriksa pekerjaan atau bila Penyedia Jasa (kontraktor) memintanya secara tertulis untuk penyerahan seluruh pekerjaan, sebagian pekerjaan atau guna permintaan pembayaran, maka Penyedia Jasa (kontraktor) dan pelaksana harus hadir ditempat pekerjaan selama waktu pemeriksaan 3) Hasil pemeriksaan ditulis pada laporan hasil pemeriksaan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak yang memeriksa 2.14 Penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 1) Pengguna Jasa (Owner) dan Penyedia Jasa (kontraktor) dalam kegiatan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang berlaku termasuk Permen PUPR Nomor 5/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum, Permen PUPR No O2/PRT/M/2018 tentang Perubahan atas Permen PUPR No 5/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum, Surat Edaran Menteri PUPR Nomor: 11/SE/M/2019 tentang Petunjuk Teknis Biaya Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi. a. Melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan K3 yang dilakukan oleh Penyedia Jasa (kontraktor). b. Menghentikan pekerjaan apabila pekerjaan tersebut dilaksanakan menyimpang dari ketentuan tersebut c. Melaporkan segera apabila terjadi kecelakaan kerja kepada atasan langsungnya 2) Penyedia Jasa (kontraktor) bertanggung jawab apabila terjadi kecelakaan dan gangguan kesehatan para pekerja di tempat kerja selama kegiatan pekerjaan konstruksi berlangsung. 3) Penyedia Jasa (kontraktor) bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja, apabila ketentuan diatas tidak dilaksanakan oleh Penyedia Jasa (kontraktor) 16 2.15 Pengukuran dan Pembayaran Semua pembayaran terhadap pekerjaan persiapan, mobilisasi dan demobilisasi, direksi keet dan penyelenggaran SMK3 yang tersebut dalam kegiatan ini diatur sebagai berikut: 1 Pembayaran mobilisasi/demobilisasi Pembayaran dilakukan saat alat sudah dimobilisasi dan/atau didemobilisasi Pembayaran direksi keet Pembayaran sesuai dengan volume pada Daftar Kuantitas dan Harga dan harga sewa dibayarkan sesuai dengan bulan berjalan Pembayaran penyelenggaran SMK3 Pembayaran disesuaikan dengan prestasi pekerjaan fisik/ kontraktor Pengadaan dan Pemasangan CCTV 1 Set (6 kamera PTZ + 6 NVR +6 HDD 2TB + Monitor 50 Inch + Computer) Pembayaran sesuai dengan hasil pengukuran kontraktor bersama konsultan pengawas yang termuat dalam checklist dan opname terhadap unit yang terpasang 2.6 Laporan Kemajuan Pekerjaan 1) Penyedia Jasa (kontraktor) wajib menyediakan 2 (dua) buah buku besar yang digunakan untuk: a. Mencatat semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang selanjutnya disebut “Buku Harian Pelaksanaan Pekerjaan’. b. Mencatat semua kegiatan alatalat yang dipergunakan yang selanjutnya disebut “Buku Harian Peralatan’. c. Kedua Buku Harian tersebut harus diisi setiap hari dan ditandatangani bersama-sama oleh Pelaksana dan Pengawas Lapangan. Pada serah terima pekerjaan_selesai/penyerahan pertama kalinya, buku-buku tersebut harus diserahkan kepada Direksi. 2) Buku harian dibuat/diisi setiap hari untuk mencatat hal sebagai berikut a. Catatan tenaga kerja yang terdiri dari: jumlah pekerja, mandor, tukang, kepala tukang serta tenaga personalia dari Penyedia Jasa (kontraktor) sendit 7 3) 4) 5) b. Catatan bahan meliputi: stock bahan yang datang, bahan yang ditolak dan bahan yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan c. Jenis kegiatan bagian konstruksi yang dilaksanakan pada hari tersebut. d. Hasil fisik pekerjaan yang dicapai. e. Volume galian, timbunan, pasangan batu yang dicapai pada hari itu, Jumlah alat baik yang dioperasikan maupun yang tidak g. Keadaan cuaca (hujan, banjir dan lain-lain). Pencatatan dalam Buku Harian dibuat oleh petugas Pelaksana dan diperiksa/diketahui kebenarannya oleh Pengawas Pekerjaan dengan memberi paraf tiap hari Penyedia Jasa (kontraktor) wajib membuat laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan dalam rangkap 3 (tiga) yaitu untuk: a. 1 (satu) rangkap untuk PPK SDA DKI Jakarta b. 4 (satu) rangkap untuk arsip Penyedia Jasa (kontraktor). ©. 4 (satu) rangkap untuk konsultan pengawas Laporan dimaksudkan didasarkan pada Buku Harian Pelaksanaan. Laporan harus ditandatangani oleh Penyedia Jasa (kontraktor), Konsultan Pengawas dan Direksi. Laporan mingguan yang dilampiri Laporan Harian diserahkan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah akhir minggu yang bersangkutan dan Laporan Bulanan diserahkan selambat- lambatnya pada tanggal 5 pada bulan berikutnya. Kemajuan pekerjaan harus didokumentasikan dengan foto sekurang- kurangnya: a. Kemajuan fisik 0%. Kemajuan fisik 50%. Kemajuan fisik 100% Foto tahapan pelaksanaan pekerjaan e@aog Setelah masa pemeliharaan berakhir/penyerahan kedua. Setiap pengambilan foto di bidik dari 3 posisi dengan titik pengambilan yang tetap. Foto dicetak rangkap 5 dengan ukuran 3R dan disusun pada album 8) Disamping foto-foto kemajuan pekerjaan, Penyedia Jasa (kontraktor) wajib mengambil foto pada keadaan tertentu misalnya banjir besar, kerusakan konstruksi yang sudah dikerjakan, dan lain-lain serta pada pekerjaan selesai 100%. 7) Sertifikat bulanan/Monthly Certificate. Setiap bulan sekali Konsultan Pengawas wajib mengadakan opname pekerjaan yang kemudian dituangkan ke dalam Sertifikat Bulanan yang dibuat bersama pengawas serta disetujui Penyedia Jasa (kontraktor). Meskipun pekerjaan telah diterima pada Sertifikat Bulanan, namun Penyedia Jasa (kontraktor) tetap wajib memelihara dan membetulkan apabila ada kerusakan sampai dengan saat penyerahan yang kedua 2.47 Pekerjaan Yang Tidak Lancar 1) Bagi pekerjaan yang tidak lancar yang tidak sesuai dengan rencana kerja, terlalu lambat atau terhenti sama sekali, maka Konsultan Pengawas dan/atau Direksi akan memberikan_peringatan/teguran secara tertulis kepada Penyedia Jasa (kontraktor) 2) Apabila Penyedia Jasa (kontraktor) ternyata dengan sengaja tidak mengindahkan peringatan tersebut diatas dan telah cukup diberi Peringatan dan teguran tertulis sebanyak 3 kali berturut-turut, maka PPK SDA DKI Jakarta berhak melakukan pemutusan kontrak secara sepihak mengacu pada ketentuan yang berlaku 2.18 Pekerjaan Tambah dan Kurang 1) Pekerjaan tambah-kurang hanya boleh dilakukan oleh Penyedia Jasa (kontraktor) atas perintah tertulis PPK SDA DKI Jakarta. 2) Pekerjaan tambah yang dilakukan oleh Penyedia Jasa (kontraktor) diluar ketentuan poin 1 sepenuhnya menjadi tanggungan Penyedia Jasa (kontraktor) 2.19 Keselamatan Kerja dan Bahaya Kebakaran 1) Keselamatan Kerja Penyedia Jasa (kontraktor) harus memperhatikan secara penuh terhadap resiko terjadinya kecelakaan yang mungkin terjadi selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung dan selalu memperhatikan 19 2) keamanan sebagai faktor utama dalam melaksanakan Pekerjaan dan keselamatan semua milk SDA DKI Jakarta yang ada di lokasi Penyedia Jasa (kontraktor) harus mengikuti peraturan mengenai pencegahan kecelakaan dan keamanan yang berlaku, Dalam hal ini harus mengikuti BPS Ketenagakerjaan Bahaya Kebakaran Penyedia Jasa (kontraktor) harus memperhatikan secara penuh tethadap masalah pencegahan bahaya kebakaran. Penyedia Jasa (kontraktor) harus mengikuti peraturan pencegahan kebakaran atau petunjuk perintah Direksi. Penyedia Jasa (kontraktor) harus memadamkan api bila timbul kebakaran dengan mengerahkan semua tenaga dan peralatan yang ada di lokasi. 2.20 Lain-lain 1) 2) 3) 4) Jika diminta oleh Direksi, Penyedia Jasa (kontraktor) harus menyediakan pula papan informasifperingatan dengan ukuran dan penempatan sesuai dengan petunjuk Direksi Penyedia Jasa (kontraktor) harus melaksanakan dengan biaya sendiri (tanpa ada biaya tambahan dari Proyek) terhadap pengeluaran ijin-ijin yang diperlukan dari instansi terkait yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini Penyedia Jasa (kontraktor) harus melaksanakan semua pekerjaan pesiapan lainnya yang berhubungan dengan kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Pada akhir pekerjaan, Penyedia Jasa (kontraktor) harus mengerjakan pekerjaan perapian seperti membersihkan lapangan pekerjaan dari sisa bahan bangunan, tanah/lumpur, sampah, rumput dan lain-lain sesuai petunjuk Direksi. Penyedia Jasa (kontraktor) harus selalu menjaga kerapian lapangan sampai batas waktu masa pemeliharaan selesai. 3.4 3.4.4. BAB III GALIAN DAN TIMBUNAN Galian Umum Menurut Spesifikasi ini, yang termasuk dalam sub-bab Penggalian dan Timbunan Kembali meliputi semua pekerjaan yang meliputi operasi sebagai berikut: * Pengupasan dan pembersihan * Timbunan kembali, pembuatan lantai kerja dan pekerjaan permukaan. Pembuangan atau penggunaan material galian, Pekerjaan galian dan timbunan kembali lainnya yang diperintahkan oleh Direksi. Rencana yang menerangkan bagaimana Penyedia Jasa melaksanakan pekerjaan galian dan/atau timbunan Kembali untuk setiap macam kegiatan, misalnya pekerjaan pada timbunan tanggul, bangunan dan jalan masuk harus diserahkan kepada Direksi untuk meminta persetujuan tak kurang dari 30 hari kalender sebelum dimulainya pekerjaan. Harga satuan untuk melaksanakan semua jenis galian dan timbunan, untuk berbagai kegiatan seperti yang dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga Apabila menurut Direksi bahwa material galian cocok digunakan untuk timbunan atau pekerjaan lainnya, maka akan ditimbun di area yang tepat atau diangkut atau langsung ditempatkan pada konstruksi permanen yang ditentukan oleh Direksi. Timbunan material harus diratakan sesuai dengan garis dan tingkatan yang dianjurkan oleh Direksi Pada dasarnya, harga satuan untuk material galian dari berbagai lokasi konstruksiharus mencakup biaya untuk pengangkutannya dan pembuangannya pada lokasi pembuangan (disposal) yang ditunjuk. Semua galian harus dibuat pada batas, tingkatan dan ukuran yang ditunjukkan pada gambar atau sesuai petunjuk Direksi Selama pekerjaan berlangsung, Direksi menganggap perlu untuk membuat kemiringan, tingkatan, ukuran galian yang sudah ditentukan dan Penyedia Jasa tidak berhak memperoleh tambahan biaya yang melebihi 21 3.4.2. harga satuan yang dicantumkan dalam Daftar Kualitas dan Harga untuk penggalian dengan alasan perubahan tersebut. Galian terbuka lain, yang dilaksanakan atas kehendak Penyedia Jasa sendiri, misalnya membuang material galian, atau untuk keperluan lain, harus sesuai dengan petunjuk Direksi dan biayanya ditanggung oleh Penyedia Jasa dan tak ada penggantian dari Pemberi Kerja Dalam hal menyimpan material di bawah atau di atas garis galian yang sudah ditentukan, harus dilaksanakan dengan hati-hati sekali dan pada situasi yang memungkinkan. Kecuali jika sudah ditentukan oleh Direksi, setiap dan semua penggalian lebih (over-excavation) yang dilakukan oleh Penyedia Jasa untuk tujuan atau alasan tertentu, kecuali dengan petunjuk Direksi merupakan penggalian yang tidak sah dan akan ditanggung oleh Penyedia Jasa tanpa ada penggantian dari Pemberi Kerja untuk penggalian lebih semacam ini. Semua penggalian tidak sah termasuk penggalian lebih akan ditimbun kembali dengan material lainnya, sesuai petunjuk Direksi dengan biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa. ‘Semua penggalian yang dilakukan dalam keadaan kering (dimana “dalam keadaan kering” akan diartikan seperti yang didefinisikan dalam Pekerjaan Pengeringan). Tak ada tambahan biaya di luar harga satuan yang ditetapkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang akan dilaksanakan untuk material yang basah. Pembersihan Dan Pengupasan Seluruh daerah harus dibersihkan dan dikupas (clearing & stripping), untuk persiapan pondasi yang mana bangunan akan dibangun dan untuk memakai material tanah maupun batu, akan disesuaikan dengan yang ada pada gambar dan/atau sesuai dengan yang ditentukan oleh Direksi. Pekerjaan ini pada dasarnya terdiri atas pembersihan semua pepohonan, semak belukar, tumbuhan, tunggul pohon (stumps), akar-akaran, sampah dan material lainnya termasuk bangunan, pondasi, pagar dan dinding penahan yang ada dan memindahkan top soil dari area (daerah) yang ditentukan untuk memenuhi kepuasan Direksi. Material yang diperoleh 3.1.3. 3.2 dari operasi pembersihan dan pengupasan harus dibakar atau dibuang sesuai petunjuk Direksi Pohon-pohon di luar daerah tersebut di atas, tidak boleh ditebang tanpa persetujuan Direksi. Semua yang ditebang dan laku dijual tetap menjadi milik Pemberi Kerja. Lubang yang diakibatkan pencabutan akar-akaran akan ditimbun kembali dengan material yang disetujui sesuai dengan ketentuan untuk timbunan pada level terkait. Semua material yang akan dibakar harus ditumpuk dengan rapi dan kalau memungkinkan dibakar sekaligus. Pembakaran harus dilakukan sedemikian rupa untuk meminimalkan risiko kebakaran dan pada waktu yang disetujui oleh Direksi sesuai dengan peraturan yang berlaku Pembakaran ini harus dilaksanakan secara sempurna sehingga semua menjadi abu. Penyedia Jasa harus sangat berhati-hati agar api tidak menjalar keluar daerah penebangan dan perlengkapan pemadam kebakaran harus tersedia setiap saat. Pengukuran dan Pembayaran untuk Galian Pembayaran pada volume galian berdasarkan pengukuran oleh Unit Pengelola Penyelidikan, Pengujian dan Pengukuran (UP4) Sumber Daya Air DSDA Provinsi DKI Jakarta atau laboratorium Independen dan/atau kontraktor bersama konsultan pengawas. Pembayaran untuk galian dilakukan sesuai dengan harga satuan per m° seperti dicantumkan pada Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut sudah termasuk biaya semua tenaga kerja dan peralatan Pembuangan Material Galian Material galian yang tidak bisa dipergunakan sebagai bahan timbunan apapun akan diangkut ke disposal yang ditentukan dalam Gambar. ‘Tumpukan sampah pada disposal akan ditempatkan sedemikian rupa agar tidak mempengaruhi arus sungai alami, dengan operasi waduk, atau dengan arus air dari konduit pengelak, pelimpah atau pekerjaan outlet, dan juga agar tidak mempengaruhi aksesibilitas struktur (bangunan) untuk operasi dan agar tidak mengurangi hasil proyek yang sudah dirampungkan. Jika diperlukan, sesuai petunjuk Direksi, tumpukan sampah akan diratakan, 23 dibuat tingkatan untuk drainase, dilindungi tethadap erosi_ dan keseimbangan yang layak pada batas reguler. Perubahan lokasi, atau tambahan pada daerah pembuangan untuk kenyamanan Penyedia Jasa sendiri akan dibuat biayanya ditanggung sendiri oleh Penyedia Jasa sesuai petunjuk Direksi Penyedia Jasa akan menyerahkan proposal (usulan) kepada Direksi untuk meminta persetujuan untuk pembuangan material di daerah lain dari yang sebelumnya disetujui dan untuk perlindungan material ini dari erosi, sekurang-kurangnya dalam 30 hari kalender sebelum dimulainya Pengangkutan material ke area tersebut. Biaya untuk pengangkutan material ke disposal dan untuk menjaga daerah pembuangan yang ditentukan dimasukkan dalam harga satuan per meter kubik untuk material galian yang ditetapkan pada Daftar Kuantitas dan Harga. Pembayaran pada volume buangan material galian berdasarkan pengukuran oleh Unit Pengelola Penyelidikan, Pengujian dan Pengukuran (UP4) Sumber Daya Air DSDA Provinsi DKI Jakarta atau laboratorium Independen dan/atau kontraktor bersama konsultan pengawas. Matras Bambu a) Dalam penyusunan matras bambu pertama batang — batang bambu (diameter 10-12 cm Panjang 6 m) disusun seperti tiang pancang dengan jarak 1 meter, lalu selanjutnya batang — batang bambu dirakit dengan bersilangan sebanyak 6 lapis. b) Di atas batang — batang bambu yang disusun bersilang ini kemudian diletakan matras bambu berupa anyaman bambu (sesek bambu) dengan ukuran 2,0 x 1,5 m. Matras ini kemudian diikat dengan tali jjuk c) Pembayaran pada pengadaan bambu dan sesek bambu berdasarkan pada surat jalan dan dilakukan penghitungan di lapangan oleh kontraktor dan konsultan pengawas d) Pembayaran terhadap pemasangan matras bambu berdasarkan luasan yang terpasang sebagaimana tercantum pada checklist dan opname 3.4 Timbunan 3.4.1 Penimbunan Limestone 3.4.1.4. Umum a. Penyedia Jasa akan mengajukan metode kerja berkaitan dengan produksi material, penempatan/panghamparan dan penimbunan material untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi. Paling tidak/minimal 60 hari sebelum instalasi peralatan produksi material, Penyedia Jasa harus mengajukan gambar, metode kerja berkenaan dengan pengaturan plant, deskripsi peralatan, metode kerja penghamparan dan material b. Material Limestone diperoleh dari hasil crushing dan belum dilakukan Uji gradasi. Pada saat awal pelaksanaan konstruksi harus dilakukan uji gradasi dari hasil crushing tersebut. c. Gradasi material Limestone akan ditetapkan secara pasti oleh Direksi sebelum dimulainya timbunan. 3.4.1.2. Kualitas Material Limestone Material Limestone untuk timbunan harus diperoleh dari quarry atau daerah lain yang memiliki sertifikat atau izin pertambangan dan disetujui oleh Direksi dan Konsultan Pengawas, dan akan ditetapkan secara pasti oleh Direksi sebelum dimulainya timbunan. 3.4.1.3. Penghamparan dan Pemadatan Dalam pelaksanaan penghamparan dan pemadatan material limestone harus sesuai dengan gambar dan metode pelaksanaan pekerjaan yang disetujui oleh Direksi. 3.4.1.4, Pengukuran dan Pembayaran Pembayaran untuk pengadaan limestone berdasarkan pada surat jalan dan dilakukan pengukuran bak dumptruck di lapangan oleh konsultan pengawas dan harus bersumber dari quary yang berizin/bersertifikat, sedangkan pembayaran pada volume timbunan limestone berdasarkan pengukuran oleh Unit Pengelola Penyelidikan, Pengujian dan Pengukuran (UP4) Sumber Daya Air DSDA Provinsi DKI Jakarta atau 3.4.2 laboratorium Independen dan/atau kontraktor bersama konsultan pengawas. Timbunan Tanah Merah Material tanah merah diambil dari lokasi pengambilan tanah (borrow area) atau quarry yang berizin/ bersertifikat dan material yang digunakan harus mendapat persetujuan dari Direksi dan Konsultan Pengawas. Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk mendapatkan kadar air pada timbunan tanah merah yang telah ditetapkan sehubungan dengan metode yang diusulkannya dan telah disetujui oleh Direksi dan Konsultan Pengawas. 3.4.2.1 Penghamparan dan Pemadatan Dalam pelaksanaan penghamparan dan pemadatan material timbunan tanah merah harus sesuai dengan gambar dan metode pelaksanaan pekerjaan yang disetujui oleh Direksi dan Konsultan Pengawas. 3.4.2.2 Pengukuran dan Pembayaran Pembayaran untuk pengadaan tanah merah berdasarkan pada surat jalan dan dilakukan pengukuran bak dumptruck di lapangan oleh konsultan pengawas dan harus bersumber dari quary yang berizin/bersertifikat, sedangkan pembayaran pada volume timbunan tanah merah berdasarkan pengukuran oleh Unit Pengelola Penyelidikan, Pengujian dan Pengukuran (UP4) Sumber Daya Air DSDA Provinsi DKI Jakarta atau laboratorium Independen dan/atau kontraktor bersama konsultan pengawas 26 BABIV PEKERJAAN KONSTRUKSI TANGGUL 4.41 Pekerjaan Beton 4.4.4, Umum Tujuan dari spesifikasi ini adalah syarat-syarat tentang pekerjaan beton mulai dari pekerjaan persiapan, perawatan dan pekerjaan konstruksi yang terkait dengan penggunaan beton bertulang, beton masif (mass concrete), mortar, beton pracetak dan semua material yang dapat dicampur dengan semen, agregat halus, kasar, dan air Semua pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai spesifikasi umum dan spesifikasi teknik dan gambar yang disetujui Direksi. Semua pekerjaan beton dilaksanakan atas ijin dan persetujuan dari Direksi, sebelum pelaksanaan pekerjaan dan peralatan yang akan dipakai untuk pemrosesan, penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan penentuan proporsi bahan untuk beton, pencampuran dan pengangkutan serta penempatan beton dan mortar. Penyedia Jasa (kontraktor) harus menyerahkan flow chart, gambar dan penjelasan tertulis agar ada penetapan yang baik bagi rencananya dalam memproduksi dan menetapkan beton dan mortar yang terkait dengan pekerjaan dalam spesifikasi ini, hal ini harus dilakukan sebelum memulai melakukan pekerjaan awal ini Semua pekerjaan harus memperoleh persetujuan dari Direksi dan Konsultan Pengawas. Penyedia Jasa (kontraktor) tidak berhak memperoleh biaya tambahan atas segala peralatan, cara maupun adanya material campuran serta tata-cara pelaksanaan pembuatan beton dan penempatan beton yang diperiukan seperti yang disyaratkan pada spesifikasi. Jadi pada prinsipnya bahwa semua kegiatan pelaksanaan pembetonan harus didahului dengan kegiatan trial mix design untuk mengetahui jumlah komposisi material yang akan dipakai beserta sifat fisik material tersebut. Semua hal yang menyangkut trial mix design adalah menjadi beban dan tanggung jawab Penyedia Jasa (kontraktor). 27 4.1.2 Semen dan Bahan Pencampur a) Semen Semen yang dipergunakan untuk konstruksi di gedung dan/atau air tawar. Semen yang dipergunakan harus memenuhi standar yang ada yang tertuang dalam SNI 15-2049-2004 atau yang ditentukan oleh konsultan pengawas dan/atau Direksi 1. Sebelum pemesanan semen, Penyedia Jasa (kontraktor) harus memberitahukan kepada konsultan pengawas dan/atau Direksi mengenai detail semen yang akan dibeli dan menyerahkan konsultan pengawas dan sertifikat pengujian kepada konsultan pengawas dan/atau Direksi 2. Penyedia Jasa (kontraktor) harus menangani dan menyediakan fasilitas penyimpanan yang memadai untuk semen, dan harus dibangun sedemikian rupa sehingga tidak ada semen yang mati rusak. Bila konsultan pengawas dan/atau Direksi berpendapat bahwa ada semen matifrusak di tempat penyimpanan maka tempat penyimpanan harus dibersihkan dari bahan semen yang mati atau rusak tersebut. 3. Semen yang dikirim dalam kantong-kantong harus diangkut dengan cara yang sudah disetujui konsultan pengawas dan/atau Direksi dan disimpan di gudang yang dibuat sedemikian rupa sehingga tidak menyerap kelembaban. Fasilitas penyimpanan diatur sedemikian rupa sedemikian rupa sehingga mudah bagi konsultan pengawas dan/atau Direksi untuk melakukan inspeksi dan mengidentifikasi pengiriman semen. 4, Semen harus disimpan di gudang yang lantainya lebih dari 30 em dari permukaan tanah, sedemikian pengaturannya sehingga yang masuk lebih dulu nanti dikeluarkan lebih dulu. Diantara tumpukan semen harus ada cukup ruang. Dalam satu tumpukan tidak ditempatkan lebih dari 13 kantung, atau kurang dari 13 kantung seperti saran konsultan pengawas, kalau jangka waktu penggudangan lebih dari 60 hari. Biaya gudang semen sudah termasuk dalam harga kontrak pekerjaan beton. 28 Semen yang sudah disimpan selama 90 hari atau lebih tidak dibenarkan dipakai untuk pekerjaan ini, kecuali bila hasil pengujian cukup memuaskan untuk dipakai pekerjaan ini Semen dapat disimpan dalam silo pada pabrik beton yang dibuktikan dengan surat dukungan untuk adukan beton menggunakan batching plant atau beton ready mix, Jika terdapat spesifikasi semen khusus dan pengadukan menggunakan batching plant, maka Penyedia Jasa (kontraktor) harus mendapatkan dukungan dari Pabrik Beton yang mempunyai Batching Plant dan menyediakan 1 silo khusus untuk penyimpanan semen khusus. Penyedia Jasa (kontraktor) harus menjamin bahwa cukup ada persediaan (stock) semen. Pada hari pertama setiap bulan harus memberitahu kepada konsultan pengawas dan/atau Direksi mengenai data sebagai berikut: + Persediaan semen yang ada di lokasi pada setiap akhir bulan. * Pengiriman semen yang diterima bulan itu Semen yang dipakai bulan itu * Semen yang dibuang atau hilang bulan itu dan alasannya, + Data lain yang diperlukan konsultan pengawas dan Direksi Penyedia Jasa(kontraktor) Wajib memberikan sertifikat semen pada setiap pengiriman semen dengan mengacu pada SNI b) Bahan Pencampur (Admixture) 1 Penyedia Jasa (kontraktor) harus menyediakan bahan tambahan beton (bahan pencampur) untuk menyempurnakan pelaksanaan pekerjaan beton dan mortar bila diminta oleh konsultan pengawas dan/atau Direksi. Bahan pencampur tipe air entraining atau tipe set retarding dibenarkan dipakai bila ada persetujuan konsultan pengawas. Semua pengujian untuk bahan pencampur harus dilakukan Penyedia Jasa (kontraktor) atas biayanya sendiri dan hasil uji harus diserahkan kepada konsultan pengawas dan Direksi untuk mendapat persetujuan 29 3. Kalau yang dipakai lebih dari satu bahan pencampur, setiap bahan pencampur harus dibatch pada batchernya sendiri dan ditambahkan ke air pencampurnya secara terpisah, sebelum dimasukkan ke mixer, 4, Banyaknya campuran pada setiap pencampuran beton dan di bagian pekerjaan mana akan memakainya, harus memperoleh persetujuan dahulu dari konsultan pengawas. Semua biaya insidentil pemakaian admixture sudah tercakup dalam harga satuan yang disyaratkan pada harga kontrak. 5. Bahan pencampur dalam bentuk cair atau powder untuk beton harus disimpan di gudang yang bisa mencegah penyerapan air. Gudang tersebut harus diatur sedemikian sehingga material yang dipergunakan dalam urutan seperti waktu datangnya material tersebut di lokasi. Bila ada bahan pencampur yang sudah kadaluwarsa, containernya harus ditandai dengan jelas. Untuk menjamin kelancaran pembuatan beton maka harus ada cukup persediaan bahan pencampur di gudang. 6. Bahan pencampur yang didatangkan harus memberikan serifikat yang menjelaskan kandungan, manfaat, dan dosis yang dipergunakan, serta keterangan lainnya. 4.1.3. Agregat a) Umum 1. Lokasi material yang diusulkan Penyedia Jasa(kontraktor) untuk mendapatkan agregat halus dan kasar harus memperoleh persetujuan dahulu dari konsultan pengawas. Lokasi dimana akan diperoleh material untuk agregat, harus dioperasikan sedemikian hingga tidak mengurangi manfaat deposit atau properti lainnya dan agar supaya deposit tersebut dilestarikan di masa mendatang. Material yang dipindahkan dari lokasi tersebut tidak dimanfaatkan dalam pekerjaan harus ditumpuk atau dibuang sesuai saran dari konsultan pengawas, Penyedia Jasa(kontraktor) tidak diperkenankan untuk meminta biaya tambahan 30 2. Untuk agregat yang halus yang akan dipergunakan campuran beton dibiarkan kering setidaknya selama 2 jam dan kemudian ditangani sedemikian sehingga pasir yang dibawa ke instalasi pencampuran kelembaban relatif seragam. Bila permukaan tumpukan pasir yang akan dibawa langsung ke instalasi pencampuran lebih kering atau lebih basah daripada tumpukan pasir, penanganan tidak memperhitungkan kondisi permukaan pasir tersebut. 3. Biaya untuk menghasilkan agregat yang diperlukan sudah termasuk pada harga satuan yang tercantum pada harga kontrak untuk beton dimana dipakai agregat. Harga satuan tersebut harus termasuk biaya Penyedia Jasa(kontraktor) dalam melaksanakan penggalian, penanganan, pemrosesan, pengujian, pengangkutan dan penyimpanan material. Penyedia Jasa(kontraktor) tidak berhak mendapatkan biaya tambahan untuk material yang terbuang yang berasal dari lokasi sumber agregat, termasuk material dengan ukuran lebih besar atau lebih kecil yang harus diseleksi atau dibuang. b) Agregat Halus 1. Istilah ‘agregat halus” dimaksudkan untuk memberi istilah agregat dengan partikel maksimum 5 mm. 2. Penyedia Jasa(kontraktor) harus melaksanakan pengujian untuk mengontrol agregat halus, dan menyediakan/memasang fasilitas untuk keperluan pengujian tersebut. 3. Agregat halus harus terdiri atas fragmen batuan keras, padat, tahan lama dan “uncoated” dengan gradasi memadai dan haus relatif bebas kotoran, debu, atau zat organik lain atau material lain yang tidak diperlukan. 4. Kelembaban agregat halus yang akan dipakai untuk campuran beton, harus diujiterlebih dahulu oleh Penyedia Jasa(kontraktor) untuk memperoleh persetujuan dari Direksi Pengujian tersebut akan diserahkan dengan standar JIS A-5308 atau ASTM C-33 meliputi: Gradasi, Spesific grafity, Absorbtion, Soundness, dan Organic impurities ©) Agregat Kasar 4.1.4, Air 1 Istilah agregat kasar dipakai untuk agregat yang ukuran lebih 5 mm yang digradasikan mulai dari 5 mm sampai ukuran terbesar. Agregat kasar untuk beton harus disediakan Penyedia Jasa(kontraktor), berasal dari sumber- sumber material dari lokasi yang sudah disetujui oleh konsultan pengawas. Penyedia Jasa(kontraktor) harus menyediakan dan memasang fasilitas yang sesuai untuk melakukan pengujian contoh sample, sebelum memulai pekerjaan beton untuk memperoleh persetujuan konsultan pengawas. Agregat Kasar yang digunakan adalah agregat dari batu pecah untuk meningkatkan kemampuan interlocking antar agregat sehingga kuat tekan beton menjadi lebih maksimal. Agregat kasar harus bersih, keras, tidak lapuk, berbentuk baik, padat, uncoated dan bebas dari partikel yang panjang atau “flat” zat-zat organik atau material lain yang mengganggu kualitas beton. Pengujian tersebut diatas akan disesuaikan dengan standar JIS A-5308 atau ASTM C-33, meliputi: Gradasi, Specific gravity, Absorbtion, Soundness, dan Abrasion (Los Angeles). a. Air yang dipakai untuk beton dan mortar, untuk pencucian agregat dan untuk curing beton harus betul-betul bersih dan bebas dari lumpur, zat-zat organik, alkali, garam, asam dan kotoran lain, Fasilitas penyimpanan air yang memadai harus disediakan oleh Penyedia Jasa(kontraktor) baik untuk operasi pembuatan beton maupun untuk water curing secara menerus. Sarana transportasi untuk air yang dianggap perlu oleh konsultan pengawas harus disediakan oleh Penyedia Jasa(kontraktor) 4.1.5. Campuran Beton a. Komposisi Beton terdiri atas semen portland, air, agregat halus dan kasar, dan bisa ditambahkan pula bahan pencampur, semua dicampur dan diaduk sampai mencapai konsistensi yang tepat. Untuk proyek yang lokasi dan kondisi yang selalu dipengaruhi sulfat dan alkali tinggi, maka komposisi campuran beton harus ditambah bahan pencampur (admixture) tahan sulfat dan alkali tinggi, terkecuali_ konsultan pengawas menentukan lain dan disetujui oleh direksi b. Proporsi Pencampuran Perbandingan untuk proporsi campuran air dan semen yang tepat harus memperoleh persetujuan konsultan pengawas agar beton mempunyai “workability”, kepadatan, impermeabilitas dan keawetan (durability) serta kekuatan, tanpa mempergunakan semen terlalu banyak Untuk memperoleh kekuatan tekan yang disyaratkan beton pada gambar sample maka 80% dari total hasil kekuatan kompresif harus sama atau lebih besar dengan kekuatan desain yang disyaratkan, dimana hubungan berikut ini dipakai untuk menentukan minimum kekuatan kompresif rata-rata: fav = tegangan tekan rata-rata minimum yang diperlukan tegangan tekan yang direncanakan koefisien variasi yang dinyatakan dengan desimal Kuat tekan rencana pada setiap komponen konstruksi beton adalah sebagai berikut: [71 | Panel beton pra-cetak fe = 28 MPa atau K-350 ] 2 | Beton cor pada sambungan fo = 28 MPa atau K-350 | antar panel 28 MPa atau K-350 | 3 | Batang tarik/tekan terbuat dari beton bertulang 4 | Beton penutup atas (kanstin) |: | Fc = 9,8 MPa atau K-125 5|Pagar Panel dan Kolom|: | fc= 18 MPa atau K-225 Beton Penyedia Jasa (kontraktor) harus memberitahukan kepada konsultan pengawas bila akan mengadakan perubahan mengenai_proporsi pencampuran, dan harus menyerahkan kepada konsultan pengawas, altematif tersebut untuk mendapatkan _persetujuan. _Penyedia Jasa(kontraktor) tidak berhak untuk mendapatkan biaya tambahan bila ada penambahan proporsi pencampuran. ¢. Kandungan Air dan Slump 1. Banyaknya air yang dipakai pada beton harus diatur dalam batas yang sudah ditentukan, untuk memperoleh konsistensi beton yang baik, dengan mempertimbangkan pula bila memakai bahan pencampur dan agregat maupun semen yang diperlukan. 2. Slump test harus dilakukan pada beton yang disimpan, tetapi sebelum beton dikonsolidasi. Konsultan pengawas mungkin memerlukan sedikit slump test bila beton dengan slump lebih sedikit seperti itu bisa segera berkonsolidasi di tempatnya dengan vibrasi. Pemakaian sarana Penanganan atau pengangkutan seperti buckets, chutes, hoppers diperkenankan selama tidak mengurangi kualitas beton secara keseluruhan. Dalam pekerjaan ini tinggi slump yang diizinkan adalah 8 om s/d 10 om dengan toleransi + 2 cm atau sesuai dengan mix desain. 3. Sebelum dimulainya pekerjaan beton permanen, Penyedia Jasa (kontraktor) harus melaksanakan trial mix atau setiap beton seperti yang disyaratkan dibawah pengawasan konsultan pengawas, dengan memakai semua bahan dan alat yang disediakan untuk melaksanakan pekerjaan ini, Trial mix harus berlangsung terus sampai beton mencapai persyaratan yang diminta 4. Untuk pelaksanaan trial mix tidak ada biaya tambahan, sudah termasuk pada harga satuan pada Daftar Volume Pekerjaan d. Pengujian Beton dan Material Beton 1. Pengambilan sampel dan pengujian material beton, beton baru dan keras, harus dilakukan Penyedia Jasa (kontraktor) dibawah 34 pengarahan konsultan pengawas, sesuai dengan standar SNI 1974- 2011, JIS, ASTM atau sejenisnya. Penyedia Jasa (kontraktor) harus membuat sample benda uji dan melakukan pengujian beton secara rutin untuk menentuan kuat tekan dan slump. Pembuatan benda uji setidaknya dilakukan setiap pengecoran Pengujian slump beton campuran dilakukan pada setiap pekerjaan pengecoran dan diambil sampel untuk pengujian kuat tekan yang akan dilakukan pada hari ke 7, 14, dan 28 masing-masing dengan 2 buah beton uji Konsultan pengawas berhak meminta kepada Penyedia Jasa (kontraktor) untuk metakukan pemeriksaan uji material beton, beton baru dan beton keras bila dianggap perlu, dan Penyedia Jasa(kontraktor) harus membantu konsultan pengawas untuk melaksanakan pemeriksaan uji. Disamping itu konsultan pengawas berhak pula menolak campuran beton yang akan dipergunakan, bila kurang memenuhi syarat yang diminta, Penyedia Jasa (kontraktor) diwajibkan untuk mematuhi dan memperbaiki campuran beton, sesuai petunjuk konsultan pengawas tanpa meminta biaya tambahan Kuat tekan beton harus ditentukan dengan tes silinder yang tingginya 30 om dan diameternya 15 om. . Beton yang mengandung agregat yang lebih kasar dari 40 mm dibuang dan diayak untuk menghilangkan partikel yang lebih besar sebelum pemakaian silinder. . Penyedia Jasa (kontraktor) harus menyediakan alat-alat, fasilitas, material dan tenaga Kerja yang diperlukan untuk membuat, menangani dan membuang sisa-sisa sample yang diuji seperti yang disyaratkan. Penyedia Jasa (kontraktor) harus menanggung semua biaya dan biaya apa saja yang terkait dengan penyediaan fasilitas sampling, tenaga kerja dan sample, dan tidak berhak mendapatkan biaya tambahan bila ada kelambatan atau biaya dalam penyediaan sample. Untuk sample material yang diuij, tidak ada pembayaran khusus, tetapi biaya pemeliharaan dan operasi laboratorium di lapangan dan untuk pengujian material beton, termasuk dalam biaya lumpsum seperti tercantum dalam Daftar Harga Satuan Pekerjaan 10.Penyedia Jasa (kontraktor) harus menyediakan laboratorium di lapangan, alat laboratorium serta ruangan yang mendapatkan persetujuan dan semua biaya yang terkait dengan penyediaan ruangan termasuk dalam biaya lain untuk laboratorium lapangan. Batching 1 Bila Penyedia Jasa (kontraktor) mempergunakan batching plant, Penyedia Jasa (kontraktor) harus memasang, memelihara dan mengoperasikan alat bafching untuk menentukan dan mengontrol ketelitian batas banyaknya material, termasuk air, semen, bahan pencampur, agregat halus dan agregat kasar yang dipakai pada beton Banyaknya air, semen agregat halus dan kasar harus memperoleh persetujuan konsultan pengawas dengan cara _menimbang. Banyaknya bahan pencampur “air entraining’ harus ditentukan dengan mengukur volume pada dispenser atau ditimbang dengan alat lain Alat untuk membawa material yang dicampur dari bafcher atau hopper ke mixer harus dibuat, dipelihara dan dioperasikan sedemikian hingga tidak ada pengotoran material campuran atau overtap batch. Alat yang tidak sesuai dengan persyaratan ini harus diubah atau diganti dengan alat yang sudah disetujui konsultan pengawas, Konstruksi lat untuk mengetahui ketelitian penimbangan atau pengukuran harus dengan skala kapasitas ketelitian 0.4%. Alat tersebut harus bisa langsung disetel untuk mengetahui atau untuk memberikan perubahan pada proporsi campuran beton. Alat batching harus dipelinara dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga ketidak-telitian dalam memasukkan dan mengukur material tidak lebih dari 1% air atau bahan pencampur air entraining dan 3% semen dan agregat. Semen dan air akan ditimbang pada container tersendiri dan masing-masing beratnya terlihat pada timbangan. Penyedia Jasa (kontraktor) harus mempergunakan alat timbangan pengujian standar atau alat penunjang yang lain untuk memeriksa pengoperasian hasil kerja setiap timbangan atau alat ukur yang lain, melakukan pengujian secara periodik dengan melakukan pengukuran 36 yang terkait dengan operasi batching, pengujian tersebut harus dilaksanakan dengan hadimya konsultan pengawas dan/atau direksi, dan pengujiannya harus cukup untuk membuktikan ketelitian alat ukur. Penyedia Jasa (kontraktor) harus melakukan penyetelan, perbaikan atau penggantian pengukuran atau bila diminta oleh Direksi 7. Cara bekerja pengoperasian pada alat batching ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kebocoran bila katup (valve) ditutup. Sesudah pengaliran, sejumlah campuran air harus masih tetap di pencampur (batcher) air. 8. Alat batching harus dioperasikan dan dipelihara sedemikian rupa sehinggga kalau ada tambahan debu pada waktu pengukuran dan pengaliran campuran material, bisa dicegah. 9. Hopper untuk menimbang dibuat sedemikian rupa sehingga mudah menghilangkan material yang berlebihan beratnya dengan toleransi seperti disyaratkan disini f. Pencampuran 1. Bahan beton harus dicampur dengan baik pada mixer, dengan ketentuan perbedaan hasil 2. Beton yang dipakai untuk bangunan permanen tidak boleh dicampur dengan tangan. Untuk bangunan sementara, maka percampuran harus mendapat persetujuan konsultan pengawas bila akan memakai cara manual. | Kapasitas Mixer (m2) [Waktu Mencampur (meni 3 sampai 2 2.5 2 sampai 1,5 2 1,5 atau kurang 3. Waktu Khusus untuk pencampuran harus ditentukan sesudah melaksanakan pengujian efisiensi mixer, yang didasarkan atas perbandingan sampel yang diambil mulai dari pengaliran campuran yang pertama sampai terakhir. 4, Lamanya pencampuran minimal seperti yang disyaratkan, tergantung kepada kondisi material yang dimasukkan ke mixer, sedemikian rupa sehingga memudahkan efisiensi pencampuran dan memudahkan operasi mixer dengan percepatan yang ditetapkan. 5. Konsultan pengawas dan/atau Direksi mempunyai hak untuk menentukan waktu untuk pencampuran atau batas-batas ukuran batching kalau operasi pengisian dan mixing gagal menghasilkan batch beton yang sesuai dengan yang diperlukan dan dengan pencampuran yang baik. Campuran beton begitu lepas dari mixer harus rata komposisi dan konsistensinya. 6. Tidak diperbolehkan adanya penambahan air untuk memperoleh konsistensi beton yang diperlukan. Beton yang tertahan pada mixer lebih dari 1,0 jam mixer harus dibuang. Dalam hal ini Penyedia Jasa (kontraktor) tidak berhak menuntut ganti rugi atas hal tersebut. 7. Mixer yang pada waktu tertentu tidak memenuhi persyaratan harus segera diperbaiki atau diganti. Mixer harus diisi sesuai dengan kapasitas mixer tersebut atau sesuai dengan ukuran batch, yang ditentukan sesuai dengan persyaratan. Mixer tidak boleh diisi lebih dari kapasitas yang ditentukan kecuali atas pengarahan konsultan pengawas. 4.1.6. Pengecoran Beton a) Umum 1. Pengecoran beton belum bisa dilaksanakan sampai pemasangan bekisting dirampungkan dulu oleh Penyedia Jasa (kontraktor) dan sudah disetujui konsultan pengawas. 2. Pengecoran beton tidak dilakukan sewaktu turun hujan atau pada air yang menggenang, 3. Fasilitas komunikasi antara peralatan pencampur dan lokasi pengecoran harus disediakan, dioperasikan dan dipelihara oleh Penyedia Jasa (kontraktor). b) Persiapan untuk Pengecoran 1. Sebelum dilakukan pengecoran, semua permukaan dimana beton akan dicor, harus dibersihkan dari minyak, lumpur, zat organik, potongan kayu, fragmen batuan dan reruntuhan atau batuan lepas atau material berbahaya lain, dengan menggunakan “high velocity air-water jet” atau alat lain seperti disarankan Konsultan dan/atau Direksi 38 Semua permukaan bekisting dan material yang melekat dengan mortar kering atau beton yang ditempatkan lebih dulu, harus bersih sebelum sekeliling beton yang berdekatan ditempatkan Permukaan tanah beton akan ditempatkan harus bebas dari air yang menggenang atau air yang mengalir, perca kayu atau material lain yang dianggap mencemari Permukaan “construction joint’ yang berhubungan dengan cor beton baru, harus dengan cara yang disetujui konsultan pengawas. Pembersihan ini harus terdiri dari penghilangan semua adukan semen atau mortar yang mengering dan dari segala kotoran. Permukaan sambungan dan beton lama dimana beton baru harus ditempatkan, harus dikasarkan dengan mengelupas (chipping) atau dengan cara lain lalu dibiarkan lembab dimana jangka waktunya ditentukan konsultan pengawas, sebelum menambahkan beton baru Selanjutnya sebelum beton dituangkan, maka permukaan yang akan dicor tersebut dituangkan mortar terlebih dahulu untuk mendapatkan lapisan sambungan yang baik antara permukaan lama dengan beton yang baru dituang. Permukaan “constraction joint” harus dibersihkan_betul-betul tethadap tambahan beton atau material yang lain, dengan mengerik, mengelupas atau dengan cara lain yang disetujui konsultan pengawas. Sambungan akan diberi “coat of compound” seperti saran konsultan pengawas, untuk mencegah pengikatan dengan beton yang ditempatkan pada sisi sambungan yang lain ©) Suhu Beton pada Waktu Penempatan 1 Suhu beton pada waktu pengecoran tidak boleh melebihi 35°C. Bila perlu tetap mempertahankan suhu beton dibawah 35°C saat pengecoran beton dan harus memakai cara yang efektif seperti pendinginan agregat, mendinginkan air pencampur, penambahan potongan as ke air pencampur tersebut, penempatan di malam hari atau cara apa saja yang disarankan konsultan pengawas. Bila beton di cor pada saat cuaca yang sedemikian rupa sehingga suhu beton melampaui 35°C, maka harus menggunakan ‘water 39 reducing admixture’, tipe set retarding, untuk mengurangi efek yang kurang baik bagi beton, yang disebabkan suhu tinggi d) Alat untuk Pengangkutan dan Pengecoran Beton 1. Cara dan alat yang dipakai untuk mengangkut dan mengecor beton dan waktu yang hilang selama pengangkutan tidak boleh menyebabkan degregasi agregat kasar, turunnya slump sampai lebih dari 25 mm atau hilangnya kandungan udara sebelum konsolidasi, sampai lebih dari 1% pada waktu beton di cor pada pekerjaan. 2. Bila beton diangkut dan atau dicor dengan alat seperti dibawah ini, alat tersebut harus dipasang dan ditangani sebagai berikut Agitator Truck Kecepatan drum yang bergerak harus antara 2 sampai 4 putaran per menit. Volume campuran beton di drum tidak dibenarkan bila melebihi volume yang disarankan pabrik atau melampaui 70% volume drum. Truk untuk mengangkut harus disetujui Direksi. Intemal antara memasukkan air ke drum pencampur dan mengeluarkan beton dari agitator tidak boleh melebihi 1,0 jam. Pada interval ini, campuran harus terus digerakkan dengan kecepatan tersebut diatas. Non-Agitator Truck Body non-agitator truck harus halus dan kedap air, dan harus ada tutup bila diperlukan untuk melindungi dari air hujan. Non-agitator truk harus membawa beton ke lokasi pekerjaan, yaitu beton yang dicampur dengan baik dan rata. Beton dianggap rata pencampurannya bila sampel dan seperempat beban, mempunyai slump 8 s/d 10 (# 2) cm. Pengecoran beton harus rampung dalam 1,0 jam sesudah memasukkan air pencampur ke semen dan agregat. Selama proses pengecoran, apabila digunakan concrete mixer, jarak antara truk mixer satu dengan berikutnya maximal 1 jam. Chutes/Talang Secara garis besar pengangkutan beton menggunakan chute tidak dibenarkan, kecuali bila ada saran dari konsultan 40 pengawas. Bila disetujui, chute harus punya potongan (profil) dengan sudut bulat dan kemiringan harus sedemikian sehingga beton mengalir dengan lancar tanpa ada degregasi Ujung chute bawah harus dilengkapi dengan drop chute, yang tingginya tidak lebih dari 1,5 m untuk mencegah adanya degregasi dan beton yang jatuh. Chute harus terlindung dari sinar matahari langsung * Concrete Pump dan Placer Pipa pengangkut harus dipasang sehingga mudah memindahnya. Sebelum memulai operasi pump atau placer, kira-kira 1 m* mortar dengan proporsi air, admixture, semen dan agregat halus yang sama, seperti yang ditentukan untuk pencampuran beton biasa, harus dilewatkan melalui pipa, e) Pengecoran 1. Penyedia Jasa (kontraktor) harus selalu konsultasi dengan konsultan pengawas danlatau direksi_ mengenai_waktu pelaksanaan pengecoran beton. Pengecoran beton harus dilaksanakan dengan disaksikan konsultan pengawas. Beton harus ditempatkan langsung ke posisi akhir dan tidak boleh sampai mengalir sehingga menyebabkan degregasi, Cara dan alat-alat yang dipakai dalam pengecoran beton pada bekisting harus sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan agregat kasar yang dipisahkan dan tumpukan beton. Penyedia Jasa (kontraktor) harus mempunyai cara untuk membatasi dan mengontrol beton yang tidak bisa dipakai, sehingga tidak menyebabkan degregasi atau keras yang dapat mengenai besi tulangan dan bekisting yang sudah dirakit. "Vertical free drip of failing conorete" tidak melebihi 1,5 meter. Semua beton yang dibentuk, kecuali beton lining untuk bangunan di bawah tanah, harus ditempatkan pada lapisan horisontal yang ketebalannya tidak melebihi 40 cm. Pemberi tugas mempunyai hak untuk meminta kedalaman lapisan lebih kecil apabila lapisan beton setebal 40 cm tidak bisa dicor sesuai dengan persyaratan spesifikasi. Tinggi satu angkutan 41 Penempatan baton haruslah seperti yang disarankan konsultan pengawas atau seperti pada Gambar. Bila beton ditempatkan secara monolitis di sekitar opening dengan dimensi vertikal lebih besar dan 60 cm, atau bila beton pada deck, lantai, pelat, balok atau bagian bangunan yang lain diletakkan secara monolitis dengan beton penyanggah, maka harus diikuti petunjuk sebagai berikut: Pengecoran beton harus ditunda tidak kurang dari 1(satu) jam atau tidak lebih dari 3(tiga) jam dibagian atas opening dan di bagian bawah level, di bawah deck, lantai, pelat, kayu, girder dan bagian bangunan yang lain, bila yang dipakai bevel, dan di bagian bawah bangunan bila bukan level yang dipakai, tetapi pengecoran bisa pula ditunda lama bila unit vibrating tidak bisa menembus beton dengan cepat, dangan berat sendiri sebelum pengecoran beton ditunda atau menuruti saran konsultan pengawas. Bila konsolidasi beton ditempatkan sesudah penundaan di atas, unit vibrating harus menembus dan menggetarkan kembali beton yang ditempatkan sebelum penundaan. 60 cm atau lebih dari beton yang ditempatkan sebelum penundaan harus ditempatkan dengan slump yang rendah dan Penyedia Jasa(kontraktor) harus merasa yakin bahwa konsolidasi beton sudah terlaksana dengan baik. Permukaan beton dimana terjadi kelambatan harus dibersihkan dan bebas dan kotoran bila pengecoran beton dimulai sesudah kelambatan Beton yang ditempatkan di atas opening dan di dek, lantai balok, girder dan bagian-bagian semacamnya, harus ditempatkan dengan harapan konsolidasi beton tersebut terlaksana dengan baik. Untuk pekerjaan tersebut Penyedia Jasa(kontraktor) tidak berhak mendapatkan biaya tambahan melebihi harga satuan seperti tercantum dalam Daftar Volume Pekerjaan f) Konsolidasi 1. Masing-masing lapisan beton harus segera dikonsolidasi dengan alat yang memadai sehingga beton menjadi padat sampai densitas maksimum dan tertutup bagi semua permukaan bekisting dan material yang berdekatan. Lapisan beton berikutnya tidak dicor dulu sampai lapisan yang dicor sebelumnya sudah bagus keadaannya seperti spesifikasi yang disyaratkan. 2. Secara garis besar, beton harus dikonsolidasi dengan listrik atau pemasangan dengan tenaga pneumatik, internal-type vibrators, yang operasinya dengan kecepatan setidaknya 7.000 putaran per merit bila dicelupkan ke beton. "Vibrating head” harus dimasukkan ke beton secara vertikal, setidaknya 5 cm kedalam lapisan dibawahnya. Bila sukar menggunakan internal vibrator, beton bisa dikonsolidasi dengan “external-type form vibrator’ atau dipadatkan dengan “hand plunger” sesuai saran konsultan pengawas. 3. Konsolidasi beton pada bagian bagian bangunan yang nantinya akan tampak harus dengan “immersion-type vibrator’ yang bisa pula dipakai sebagai alat yang bisa membantu, dan disarankan konsultan pengawas, dan bisa menggunakan “heavy-duty form vibrator’. Form vibrator ini harus dipasang kuat pada bekisting pada saat operasi tetapi vibrator harus bisa segera dibongkar dan dipasang lagi ke posisi lain pada bekisting dan harus beroperasi dengan kecepatan sedikitnya 8.000 putaran/ meni. 4. Harus hati-hati sekali dalam pelaksanaan pekerjaan di atas sehingga vibrasinya bisa sistimatis dan pada interval tertentu sehingga zone dan pengaruhnya overlap dan beton menjadi padat. 5. Di daerah dimana baru saja ditempatkan beton yaitu pada setiap lapisan yang ditempatkan labih dulu dan beton sudah mengeras, harus dilakukan vibrasi yang lebih dari biasa; vibrator menembus dalam sekali dengan interval pendek di sepanjang hubungan ini, Hubungan ‘vibrating head” dengan permukaan bekisting harus dihindari 4.1.7. Pengawetan Beton (Concrete Curing) Syarat-syarat perawatan beton harus amat diperhatikan setiap saat, pada cuaca yang panas dan kering karena ada bahaya keretakan lebih besar. Karena itu Penyedia Jasa (kontraktor) harus mematuhi persyaratan seperti berikut ini a. Penyedia Jasa (kontraktor) harus melindungi semua beton dan benda yang bisa merusak atau membahayakan karena pengeringan mendadak, atau pembebanan mendadak atau karena shock atau vibrasi, sampai beton mengeras sehingga bisa mencegah kerusakan. Bila memungkinkan permukaan beton yang selesai harus dilindungi dari sinar matahari langsung setidaknya 3 hari sesudah pengecoran. b. Semua beton harus dibasahi dengan air atau "membrane curing” sesuai dengan persyaratan spesifikasi disini, kecuali bila beton cetak adalah “steam cured” dengan cara yang sudah disetujui konsultan pengawas. Permukaan beton untuk “construction joint’ pelaksanaan harus dibasahi dengan air. c. Permukaan dinding atau pelat atau tiang teratas yang tidak dibekisting harus dilembabkan dengan material yang dibasahi dengan air atau dengan cara lain yang efektif pada saat beton mengeras, sehingga cukup bisa mencegah kerusakan yang disebabkan oleh air Permukaan ini dan kemiringan yang tajam serta permukaan vertikal yang dibekisting harus lembab, sebelum dan pada saat pembongkaran yaitu dengan mengairi permukaan yang dibekisting dan dibiarkan mengalir turun antara bekisting dan muka beton yang dibekisting. Prosedur ini diikuti dengan “water curing atau “membrane curing’, dengan syarat-syarat sebagai berikut: 1. Water Curing Beton yang dibasahi dengan air harus tetap basah setidaknya 14 hari sesudah pangecoran beton, atau sampai tertutup dengan “fresh concrete” yaitu dengan menutupinya dengan bahan yang sudah dibasahi dengan air atau dengan cara pipa penyemprot atau penyemprot mekanis atau dengan cara lain yang disarankan konsultan pengawas, sehingga semua permukaan terus menerus dalam keadaan basah, dan air yang dipakai untuk curing 44 memenuhi syarat untuk air campuran beton. Water curing harus ditangani sedemikian rupa sehingga mencegah terbentuknya noda pada permukaan beton yang akan tampak terus. Membrane Curing Membrane curing harus dengan menggunakan “white pigmented curing compound” yang membentuk selaput yang menahan air di permukaan beton, dan permukaan yang akan tampak seterusnya nanti diberi “grey pigmented curing compound”. Curing compound tidak dipakai pada permukaan dimana diperlukan pekerjaan finishing. Curing compound dipakai pada permukaan beton, dengan menyemprotkan pada satu lapisan (coat) sehingga pada semua bagian selaputnya amat rata, dengan luas permukaan yang harus ditutupi. Bila perlu dilakukan “coat of curing compound” kedua kal Bila “curing compound’ dipakai pada permukaan beton yang tidak dibekisting, pemakaian bahan campuran harus dimulai segera setelah operasi finishing selesai. Bila “curing compond" dipakai pada permukaan beton yang dibekisting, permukaan harus dilembabkan dengan sedikit menyemprotkan air setelah bekisting dibongkar dan harus tetap basah sehingga permukaan tidak lagi rnenyerap kelembaban lebih banyak. Segera apabila kelembaban di permukaan film hilang tapi permukaan masih sampai lembab, harus dipergunakan “curing compound’, yang mungkin dipergunakan pada permukaan yang luas, dimana bahan campuran diletakkan pada tepi, sudut dan di tempat yang kasar dan permukaan yang dibekisting Sesudah pemakaian “curing compound’ selesai dan lapisan telah kering bila disentuh, maka dilakukan perbaikan di permukaan beton. Setiap perbaikan, sesudah difinishing, harus dilembabkan dan dilapisi curing compound”, sesuai dengan persyaratan Peralatan dan cara yang dipakai untuk penanganan “curing compound’ harus disetujui oleh konsultan pengawas. Lalu lintas Penyedia Jasa(kontraktor) dan operasi lain harus sedemikian rupa sehingga mencegah kerusakan pelapisan 45 “curing compound” selama 28 hari sesudah pemakaian “curing compound”. Bisa tidak mungkin karena ada operasi dalam pelaksanaan, maka untuk mencegah lalu lintas yang melewati permukaan yang baru dilapisi dengan “curing compound” “membrane” harus dilindungi dengan menutupinya dengan pasir yang tebalnya tidak kurang dan 25 cm, atau dengan cara lain Penutupan untuk tujuan melindungi permukaan ini, tidak ditempatkan dulu sampai “sealing membrane” betul-betul kering ‘Sebelum penerimaan pekerjaan akhir, Penyedia Jasa(kontraktor) harus menghilangkan semua pasir tersebut dengan cara yang sudah disetujui konsultan pengawas. Bila ada kerusakan pada “sealing membrane" yang mengelupas dan permukaan beton sesudah 26 hari dipakai, maka harus diperbaiki tanpa ditunda lagi, dengan cara yang sudah disetujui konsultan pengawas. ‘Sebelum melakukan tipe “curing compound” yang diusulkan untuk pengambilan sampel dan pangetesan harus memohon persetujuan konsultan pengawas dan direksi, Penyedia Jasa(kontraktor) harus menyediakan tanpa biaya dan Pembebani Tugas pada fasilitas dan bantuan yang diperlukan untuk pengambilan sampel dan pengetesan “curing compound’. Petunjuk yang disediakan pabrik harus dilkuti, yaitu dalam penyimpanan, pencampuran dan pemakaian “curing compound” tersebut. Selain menyemprot dengan "membrane curing’, lembaran plastik bisa juga dipakai, terutama curing pada pelat dan bentuk konstruksi. Dalam hal semacam ini, segera setelah beton mengeras dan terhindar dari kerusakan, permukaan harus disemprot sedikit dengan air lalu ditutup dengan lembaran plastik putih, setebal 4-6 milimeter. Lembaran tersebut harus kedap udara dan anti uap (vaporproof) untuk mencegah hilangnya kelembaban kedap udara, harus dilakukan dengan hati-hati, dengan memukul pinggir dan memperkuat (sealing), macam selaput tersebut harus dijaga minimum selama 14 hari, 46 Semua “construction joint’ harus terus menerus lembab, yaitu dengan “water curing” dari waktu ke waktu sampai tertutup beton. Bila dianggap perlu mengadakan penundaan pengecoran beton baru diatas construction joint, maka curing untuk melembabkan permukaan sambungan harus dihentikan pada saat curing dianggap kedaluarsa, tetapi bila curing dihentikan, harus dimulai lagi dalam 48 jam sebelum pengecoran beton baru pada sambungan itu, Bila pengasaran bagian beton yang membuka belum dilaksanakan sampai curing menjadi kedaluarsa, maka permukaan bagian yang membuka harus terus dalam keadaan lembab setidaknya 4 jam sebelum pengisian (filling) Biaya penyediaan dan pemakaian semua material untuk pelembaban (curing) beton harus termasuk dalam harga satuan seperti tercantum dalam Daftar Volume Pekerjaan. 4.1.8. Perbaikan Permukaan Beton yang Cacat atau Rusak a. Beton yang cacat/rusak karena sebab tertentu harus dibongkar dan diganti dengan beton lain dan menjadi tanggung-jawab Penyedia Jasa(kontraktor) sendiri. Aline-men yang tidak teratur karena kurang finishing pada permukaan, tonjolan bekisting atau cacat yang lain harus diperbaiki dan biaya di tanggung oleh Penyedia Jasa(kontraktor). Sebelum pekerjaanakhir diterima, _harus dibersinkan semua permukaan beton yang tampak, yang dilapisi semen, mortar atau grout dari sernua noda, sesuai dengan saran konsultan pengawas. b. Perbaikan pada beton harus dilakukan oleh tenaga yang terampil, dan harus terus berkonsultasi dengan konsultan pengawas, kapan perbaikan beton harus dilaksanakan ©. Penyedia Jasa(kontraktor) harus membetulkan semua cacat pada permukaan beton, untuk menghasilkan permukaan yang sesuai dengan persyaratan yang dikehendaki d. Beton yang rusak karena sebab tertentu, dan beton yang retak atau cacat dan karena depresi permukaan yang eksessif, harus digali dan 47 dibentuk lagi sehingga permukaan mempunyai garis batas seperti yang disyaratkan, harus dibongkar dan diganti dengan mortar kering atau beton seperti yang disarankan. Pembongkaran beton yang rusak dilakukan dengan mengkasarkan permukaan yang terbuka. Luas dan dimensi pengkasaran harus seperti yang disarankan konsultan pengawas. Lubang yang dikelupas harus tajam dan terkunci (keyed) dan harus diisi sampai batas yang diperlukan, dengan mortar atau beton, seperti pengarahan konsultan pengawas. Bila yang dipakai untuk pengisian adalah beton, lubang yang dikelupas tidak lebih dan 8 cm dalamnya. . Mortar untuk penambalan (patching) harus terdiri dan 1 Pc: 2 Psr + air secukupnya, sehingga sesudah bahan-bahan dicampur, mortar akan menyatu bila dipadatkan dengan tenaga manusia. Mortar harus baru pada saat dituang dan mortar yang tak berguna dalam waktu 2 jam harus dibuang. Sebelum pemakaian mortar, permukaan dimana mortar harus disikat dilembabkan lalu digosok dengan sikat kawat. Bila pembukaan yang dikelupas lebih dari 3 cm dalamnya, mortar harus dipakai pada lapisan yang tebal tidak lebih dari 2 cm untuk menghindari pengantongan(sagging). Sesudah itu setiap lapisan dilaksanakan, permukaan harus dikasarkan dengan mengganti dengan sekop sehingga ikatan dengan lapisan berikutnya efektif. Finishing lapisan terakhir harus halus yaitu dengan cetok agar membentuk permukaan halus dengan beton keliling, dengan menambah sedikit air kepermukaan tambahan sudah jadi sehingga finishing menjadi halus, tetapi selain itu tidak diperbolehkan menambah air lagi. Semua penambahan di permukaan yang tampak harus bersih, halus dan harus sedapat mungkin berwarna sama dengan beton penggabungnya. Semua tambalan harus terikat ke permukaan opening yang dikelupas, harus baik dan tidak retak atau mengkerut. Pengisian dengan beton harus dipergunakan untuk lubang yang meluas ke bagian beton, untuk lubang yang lebih besar dari 1 m2 atau lebih dalam dari 10 om dan untuk lubang pada penulangan yang luas 48 lebih dan 500 cm2 yang melintas di atas penulangan yang paling dekat dengan permukaan. Kelas beton harus seperti yang disarankan oleh konsultan pengawas. 4.1.9. Pembuatan Beton a. ‘Semua tipe beton yang diperlukan dalam pekerjaan ini harus mengacu pada metode dan standar yang sesuai dengan SNI 2847-2013. Pembuatan beton dapat dikerjakan dengan metode precast, in-situ, atau kombinasi Jika pembuatan beton dengan mempergunakan metode precast, maka Penyedia Jasa (kontraktor) wajib memberikan perhitungan dan menjamin stabilitas konstruksi yang terpasang, Harga yang timbul akibat metode kerja, menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa (kontraktor) dan tidak dapat dilakukan penyesuaian harga yang berkaitan dengan perubahan metode kerja, Jika dilakukan perubahan pembuatan beton dari in-situ menjadi precast atau sebaliknya, maka pembayaran yang dilakukan tetap mengacu pada item pekerjaan yang tercantun dalam BoQ kontrak Jika dilakukan pekerjaan beton kombinasi (in-situ dan precast) Penyedia Jasa (kontraktor) wajib membuat konstruksi tersebut menjadi satu kesatuan konstruksi (seperti tambahan: anker, grouting, water stop, dowel bar, dll) tanpa beban biaya tambahan. Perubahan metode kerja perlu mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas. Spesifikasi bahan khusus untuk konstruksi sistem beton modular adalah sebagai berikut: Properti Bahan Parameter | Besaran Beton K-350 | Berat Jenis 2400 MPa |Modulus Elastisitas [24870 MPa fe 28 MPa l : a Seluruh dimensi pada setiap Komponen mengacu pada gambar rencana/ shop drawing. 49 4.1.10. Pengukuran dan Pembayaran untuk Beton Pembayaran volume beton berdasarkan hasil pengukuran kontraktor bersama konsultan pengawas yang termuat dalam checklist dan opname dan sesuai Berita acara penilaian dari Konsultan pengawas 4.2. Pekerjaan Bekisting/Formwork dan Molding 1) Penyedia Jasa (kontraktor) harus menyerahkan metode pelaksanaan bekisting yang baik untuk mendapat persetujuan konsultan pengawas dan Direksi 2) Untuk pekerjaan bekisting harus sesuai dengan gambar dan metode pelaksanaan yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi 3) Pembayaran dilakukan berdasarkan hasil pengukuran kontraktor bersama konsultan pengawas yang termuat dalam checklist dan opname dan sesuai Berita acara penilaian dari Konsultan pengawas 4.3. Pemasangan Beton Modular 4.3.1. Pemasangan Panel Pracetak Pekerjaan konstruksi struktur Beton Modular dilaksanakan setelah pekerjaan tanah disetujui. Pekerjaan konstruksi struktur Beton Modular dilakukan berurutan sesuai dengan tahapan konstruksi sebagai berikut: a. Seluruh tahapan instalasi Sistem Beton Modular perlu diawasi oleh tim pengukur. b. Tahapan instalasi pertama adalah membuat susunan Batang pengunci (stee/ interlock) dan LBB (Load Bearing Bar) ukuran 30 x 30 x 226 cm mutu K-350 sesuai desain tipikal yang direncanakan sehingga bersifat rigid dan tidak mudah terdeformasi ¢. Diletakkan susunan batang pengunci (steef interlock) dan LBB (Load Bearing Bar) pada lahan kerja di titik sesuai rencana. Susunan batang pengunci (stee! interlock) dan LBB (Load Bearing Bar) harus tegak dan lurus setelah diletakkan (bila perlu memakai alat bantuan untuk dapat tegak dan lurus) d. Selanjutnya, dilakukan pemasangan Panel pracetak di antara susunan batang pengunci (steel interlock) dan LBB (Load Bearing 50 Bar) (dengan kedua ujung panel berada tepat pada susunan batang pengunci dan LBB). Panel pracetak harus berdiri sempurna di atas, lahan kerja sesuai elevasi yang direncanakan . Pemasangan Panel pracetak dilakukan sesuai dengan tipikal pada gambar rencana. Dimana dalam pekerjaan ini panel pracetak yang digunakan yaitu ukuran (600 x 150 x 37 cm) dan ukuran (300 x 150 x 37 om) mutu K-350. Pada antar panel yang telah terpasang kemudian dilakukan pemasangan sambungan dari panel ke panel dengan menggunakan shackle 7/8” dan Besi Ulir 16 mm yang dibentuk cincin dan dilas Kemudian dilakukan instalasi mould permanen pada titik sambungan (GAP) bagian dalam Panel (sambungan antar Panel arah memanjang). Pada bagian dalam Beton modular, dilakukan pemasangan Gectextile Non Woven dengan berat 350 grim2 hingga menutupi bagian dasar dan dinding bagian dalam. Dilakukan pengurugan secara teratur di bagian dalam beton modular menggunakan sirtu, diiringi dengan pemadatan secara teratur per 30cm menggunakan baby roller dan/atau stamper. Pengurugan diiringi dengan pemadatan dilakukan bertahap (layer per layer) hingga mencapai bagian top struktur beton modular sesuai gambar tipikal Dilakukan pemadatan akhir pada bagian top Beton Modular menggunakan Stamper. Dilakukan instalasi moulding (bekisting) pada bagian luar titik sambungan (GAP) Panel (sambungan antar Panel arah memanjang). Dilakukan pengecoran dengan menggunakan beton ready mix mutu K-350 dibantu dengan alat concrete vibrator. Moulding (bekisting) bagian luar dapat dilepas setelah semen pengecoran mengering dan digunakan kembali pada titik sambungan lain ‘Tahapan kerja (b) hingga (k) dilakukan secara simultan dan menerus hingga mencapai panjang konstruksi Sistem Beton Modular yang telah direncanakan SI 4.3.2. Pekerjaan Steel Interlock (Pengelasan) 1) Semua pengelasan harus dikerjakan dengan cara manual, shield metalic arc welding. 2) Penyedia Jasa (kontraktor) harus mengajukan prosedur pengelasan untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi, dan setelah prosedur pengelasan tersebut disetujui maka harus mencatat dalam gambar khusus yang selanjutnya akan menjadi salah satu gambar/dokumen kontrak. Simbul pengelasan harus ditunjukkan dalam semua gambar, dimana pengelasan diperlukan. Pemeriksaan secara radiographic akan dilakukan oleh Penyedia Jasa (kontraktor) bila ditetapkan dalam standar, spesifikasi atau kriteria desain yang dipakai. Semua pengelasan bagian yang penting, atas persetujuan Direksi atau inspector, dimana terjadi tegangan penuh pada sekitar plat, dan tidak terlinat pada standar pengelasan, maka atas permintaan Direksi harus di periksa dengan radiographic test. 3) Meter yang cocok harus disediakan untuk menunjukkan besar arus dan voltase pengelasan selama berlangsung pekerjaan las. 4) Kecuali ditetapkan lain dalam spesifikasi semua bagian yang memeriukan pekerjaan pengelasan harus dilaksanakan seluruhnya sebelum pengerjaan akhir. Semua sambungan las harus dibuat secara menerus dan kedap air. Ukuran tebal las minimum tidak boleh kurang dari 4,5 mm 5) Semua las yang cacat harus di adakan pemotongan (chipping) sampai pada metal dan setelah di perbaiki harus diperiksa dengan menggunakan serbuk magnit (magnit fliux) atau ultrasonic, hal ini untuk mengecek apakah semua cacat pada las tersebut benar telah diperbaiki. 6) Semua plat yang akan disambung dengan las harus dipotong dengan cermat. Ukuran dan bentuk dari ujung yang akan disambung harus sedemikan rupa agar bagian yang akan berfusi dapat sepenuhnya merembes. Bagian ujung supaya di bentuk agar dapat menampung berbagai kondisi pengelasan. Pada jarak 25 mm dari ujung plat yang akan dilas harus bersih dari debu, gemuk dan harus dibersihkan sampai mengkilap. 52 a. Kualifikasi prosedur pengelasan Teknik pengelasan yang akan dipergunakan, penampilan dan kualitas hasil pengelasan serta metode yang akan dipakai untuk perbaikan tethadap kerusakan/cacat, harus memenuhi standar American Welding Society (AWS) D.1.1 atau ekivalen yang disetujui Direksi b. Kualifikasi tukang las (Welder) Semua tukang las dan operator las yang ditugaskan melaksanakan pekerjaan las harus mampu melakukan pengelasan dengan posisi mendatar maupun tegak. Baik untuk tukang las maupun operator las harus memenuhi syarat standar JIS Z-3801 atau standar ekivalen yang disetujui. c. Kawat las Kawat las yang digunakan harus memenuhi syarat standar JIS Z - 3211 atau 3212 jenis yang dilapisi dengan kadar hidrogen rendah atau ekivalen yang disetujui. Logam jenis baja anti karat (stainless steel), yang dipakai dalam aliran air yang direncanakan untuk proteksi pukulan (pitting) harus menggunakan jenis baja campuran chromium- nickel. Jenis dan komposisi kimia dan nomer standar JIS dari kawat las yang akan dipakai untuk memenuhi persyaratan tersebut harus disetujui oleh Direksi. Kuat tarik yang dihasilkan dari pengelasan menggunakan kawat las harus menghasilkan kekuatan min.30 MPa. d. Bahan inspeksi dan testing Bahan-bahan, bagian-bagian dan barang rakitan yang akan dipakai untuk pekerjaan harus diuji terlebih dahulu, kecuali ditetapkan lain sesuai dengan cara yang terbaik yang biasa dipakai di pasaran untuk jenis dan klas tertentu suatu pekerjaan. Apabila pabrik menghendaki untuk memakai bahan yang ada dalam persediaan yang telah dipabrikasi secara khusus untuk peralatan yang akan di suplai, maka harus menunjukkan bukti, bahwa bahan tersebut memenuhi syarat dengan cara menjelaskan test terhadap bahan tersebut. Sertifikat yang menyatakan komposisi kimia (mill test report) dari bahan plat atau profil dapat diterima sebagai bukti dokumen tes. Sebagai tambahan bila dalam spesifikasi menyatakan bahwa harus dilakukan test sifat mekanis harus dilakukan, maka semua bahan 3 harus dites dipabrik terlebih dahulu sebelum dipakai untuk pekerjaan, dan setiap bahan yang cacat harus ditolak. Tes yang harus disaksikan oleh Direksi dan pengecekan bahan dapat dilakukan di pabrik pembuat oleh inspektor yang ditunjuk oleh Direksi, untuk menyaksikan pengetesan bahan uji atau melaksanakan pengecekan bahan, kecuali ditetapkan lain. Dalam hal tes tersebut dilakukan maka sejauh mungkin diatur agar tidak menganggu kegiatan pabrik. Penyedia Jasa(kontraktor) harus memenuhi permintaan inspektor baik mengenai cara tes maupun perbaikan kerusakan akibat kesalahan pembuatan. Jumlah, ukuran dan lokasi pengetesan barang contoh harus mendapat persetujuan Direksi. Dalam hal ditemukan bahan yang cacat/rusak dan berdasarkan spesifikasi harus ditolak, maka sekali di tolak selanjutnya tidak boleh dipakai pada bagian manapun dari pekerjaan tersebut. Bahan contoh (specimen) yang akan dites untuk bahan konstruksi lainnya atas permintaan Direksi harus disediakan oleh Penyedia Jasa(kontraktor) Kekuatan patah, batas elastisitas, kekenyalan, kekerasan dan lain-lain, akan ditetapkan berdasarkan hasil tes bahan contoh. Penyedia Jasa(kontraktor) harus menyediakan secara cuma-cuma semua bahan contoh (specimen), pelapisan, pemotongan dan pengerjaan mesin sampai pada ukuran, bentuk dan dimensi sesuai petunjuk Direksi. Pengetesan dilakukan oleh dan atas biaya Penyedia Jasa(kontraktor) dan dilaksanakan atas petunjuk Direksi Bahan tes yang dinyatakan ditolak harus dibuat tahan lama dan akan menjadi milik Pemberi kerja. Semua laporan hasil tes harus diserahkan dan harus menyampaikan kepada Direksi sebagaimana diminta, sertifikat hasil tes yang menyatakan analisa komposisi kimia dan sifat phis Ketidak-hadiran/pelepasan Direksi dalam inspeksi tidak berarti bahwa Penyedia Jasa(kontraktor) lepas dari tanggung-jawab untuk k dari bahan yang akan digunakan. menyerahkan bahan dan pengerjaan untuk dapat diterima oleh Direksi 34 7) 8) e. Pengelasan di lapangan Pengelasan pada waktu pemasangan di lapangan harus dikerjakan secara manual, sesuai dengan cara yang telah disetujui dan ditetapkan sebagai berikut. Tempatkan ujung yang akan disambung dan lakukan dengan menggunakan jaring dan pad plates atau tackweld jigs. Dalam hal tidak ada cara lain maka baja tersebut dapat disambung dengan cara paksa. Selama dalam proses pengelasan, titi tengah dan jarak antara ujung yang dipersiapkan harus dijaga pada posisi yang benar. Peralatan yang dipakai untuk mengeringkan kawat las harus disediakan untuk menjaga agar tukang las setiap saat menggunakan kawat las yang kering. Setelah pengelasan di lapangan, 20 % dari seluruh sambungan melingkar (girth joints), termasuk semua sambungan "T" harus diradiographi, dan las yang cacat harus diperbaiki dengan cara sebagaimana ditetapkan. Untuk baja pengait pengikat antara angkur panel menggunakan diameter 16 mm direkomendasikan menggunakan las dengan tebal = 10 mm, Panjang = 6 cm, menggunakan metode las shielded metal arc welding (SMAW), batang las E60 (430 MPa). Untuk baja pengait pengikat antara lb dengan kolom komposit menggunakan diameter 22 mm direkomendasikan menggunakan las dengan tebal = 15 mm, panjang = 7 om, menggunakan metode las shielded metal are welding (SMAW), batang las E60 (430 MPa) Perubahan pengerjaan las (spesifikasi dan metode kerja) dapat dilakukan berdasarkan rekomendasi dari konsultan pengawas. Pengukuran dan Pembayaran Pembayaran dilakukan berdasarkan hasil pengukuran kontraktor bersama Konsultan Pengawas yang termuat dalam checklist dan opname terhadap unit yang terpasang serta sesuai dengan berita acara penilaian dari Konsultan pengawas. 44, 444. 45. 4.5.1. Geotextile Geotextile NonWoven adalah jenis Geotextile yang tidak teranyam, berbentuk seperti karpet kain. Umumnya bahan dasarnya terbuat dari bahan polimer Polyesther (PET) atau Polypropylene (PP). Acuan yang dipergunakan dalam pengadaan dan pemasangan Geotextile non woven ini adalah standart ASTM dan SNI Geotextile yang digunakan adalah geotextile non woven dengan berat 350 grim2. Setiap pengadaan geotextile ini harus sepengetahuan dan mendapat persetujuan dari Direksi, dengan terlebih dahulu membawa sample material yang akan dipergunakan. Geotextile non woven yang diadakan harus dilengkapi dengan sertifikat pabrik Pengukuran dan Pembayaran Pembayaran volume pemasangan geotextile berdasarkan_ hasil pengukuran kontraktor bersama Konsultan Pengawas yang termuat dalam checklist dan opname terhadap unit yang terpasang serta sesuai dengan berita acara penilaian dari Konsultan pengawas. Pemasangan Bronjong a. Penyedia Jasa (Kontraktor) mengajukan metode pelaksanaan pemasangan bronjong untuk mendapat persetujuan dari Direksi dan Konsultan Pengawasan b. Kawat bronjong yang digunakan adalah ukuran 2 x 1 x 0,5 m c. Dalam pelaksanaan pemasangan bronjong harus sesuai dengan gambar dan metode pelaksanaan pekerjaan Pengukuran dan Pembayaran Untuk pembayaran volume pasangan bronjong berdasarkan_hasil pengukuran kontraktor bersama Konsultan Pengawas yang termuat dalam checklist dan opname terhadap unit yang terpasang serta sesuai dengan berita acara penilaian dari Konsultan pengawas. 56 4.6. Pemasangan Pagar Panel d. Penyedia Jasa (Kontraktor) mengajukan metode pelaksanaan pemasangan pagar panel untuk mendapat persetujuan dari Direksi dan Konsultan Pengawasan e. Panel pracetak yang digunakan untuk pagar adalah ukuran 5 x 40 x 240 cm dengan mutu K-225 dan untuk kolom pagar ukuran 17 x 17 x 320 om dengan mutu K-25. f. Dalam pelaksanaan pemasangan pagar panel harus sesuai dengan gambar dan metode pelaksanaan pekerjaan. 4.6.1. Pengukuran dan Pembayaran a. Untuk pembayaran pengadaan panel pracetak dan kolom panel untuk pagar berdasarkan surat jalan dan jumlah barang yang terkirim dan dilampirkan uji mutu beton b. Untuk pembayaran volume pemasangan berdasarkan _hasil pengukuran kontraktor bersama konsultan pengawas yang termuat dalam checklist dan opname terhadap unit yang terpasang. 37 BABV PEKERJAAN PENATAAN 5.1.Pekerjaan Lean Concrete / Beton Bo / Beton 1:3:5 Pekerjaan ini harus dilaksanakan Penyedia Jasa (kontraktor) sesuai dengan gambar dan metode pelaksanaan yang sudah disetujui oleh Direksi dan Konsultan Pengawas. Semua perubahan akibat kondisi lapangan dapat diljinkan akan tetapi harus mendapat persetujuan dari konsultan pengawas dan Direksi Semua persyaratan sehubungan dengan mutu beton yang digunakan harus mengikuti menurut persyaratan Standar Nasional tentang beton (SNI 2847- 2013 Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung) Pembayaran volume berdasarkan Hasil Pengukuran kontraktor bersama konsultan pengawas yang termuat dalam checklist dan opname. 5.2, Pekerjaan Perkerasan 1, Perkerasan Beton Pracetak Tipe Beton Pracetak yang digunakan adalah - Beton Pracetak uk. 40 x 40 x 4 cm (Abu) - Beton Pracetak uk. 40 x 40 x 4 cm (Hitam) - Beton Pracetak uk. 40 x 40 x 4 cm (Teracota) - Beton Pracetak 40 x 40 x 8 cm Abu (Motif Batu) Beton pracetak yang digunakan untuk perkerasan mempunyai kuat tekan rata-rata 300 kg/em2 (mengacu pada BS 6717-1 : 1993) Untuk pemasangan perkerasan beton pracetak harus sesuai dengan gambar dan metode pelaksanaan yang sudah disetujui oleh Direksi dan Konsultan Pengawas. 2, Pemasangan perkerasan paving block Tipe paving block yang digunakan adalah’ - Paving block uk. 10,5 x 10,5 cm, t= 6 cm (Merah) - Paving block uk. 10,5 x 10,5 cm, t= 6 cm (Kuning) Paving block uk. 10,5 x 10,5 om, t= 6 cm (Orange) - Paving block uk. 10,5 x 10,5 cm, t = 6 om (Hitam) 38 5.2.1. 5.3. 5.3.1. Paving block yang digunakan untuk perkerasan mempunyai kuat tekan rata-rata 490 kg/om2 (mengacu pada BS 6717-1 : 1993), kuat lentur rata- rata 50 kg/om2 (AS/NZ 4456. 1999) Untuk pemasangan paving block harus sesuai dengan gambar dan metode pelaksanaan yang sudah disetujui oleh Direksi dan Konsultan Pengawas. Pemasangan kanstin Pemasangan kanstin harus sesuai dengan gambar dan metode pelaksanaan yang sudah disetujui oleh Direksi dan Konsultan Pengawas Pengukuran dan Pembayaran Pembayaran volume pekerjaan perkerasan berdasarkan hasil pengukuran kontraktor bersama Konsultan Pengawas yang termuat dalam checklist dan opname terhadap unit yang terpasang serta sesuai dengan berita acara penilaian dari Konsultan pengawas. Pekerjaan Penanaman Uraian umum Lingkup pekerjaan 1. Melakukan Penanaman Penanaman lansekap dilakukan di areal seperti yang ada di gambar, dengan tanaman-tanaman yang sehat dan dalam kondisi yang segar. Semua pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar dengan catatan- catatan akan dilaksanakan sekalipun tidak disebutkan secara khusus dalam ketentuan ini atau spesifikasinya. Jika ada hal yang tidak tertera secara khusus dalam gambar, tetapi dikonfirmasikan untuk maksud yang sama maka akan dipertimbangkan sebagai bagian dari pekerjaan. Arsitek lansekap punya hak untuk membuat penyesuaian penggantian yang wajar untuk menjamin pelaksanaan konsep lansekap dalam hubungannya dengan kondisi lapangan. 2. Melakukan Pemeliharaan Kontraktor wajib melakukan pemeliharaan selama 1 tahun sampai serah terima terakhir dilakukan. Apabila dalam masa pemeliharaan 59 terdapat tanaman yang mati maka masih menjadi tanggung jawab kontraktor. Uraian khusus A. Media tumbuh 1. Lapisan Tanah Bagian Atas Tanah yang subur, alami, mudah hancur dan bebas dari batu, biji- bijian, rumput, akar, serta lapisan tanah bagian bawah 2. Urugan Tanah Campuran Untuk Penanaman a) Urugan tanah campuran untuk penanaman pohon, palem dan rayapan terdiri dari * bagian lapisan tanah bagian atas, © 1 bagian tanah gemuk © 1 bagian pasir kali (bukan yang mengandung garam) Campur yang rata sebelum ditempatkan dalam lubang penanaman b) Kualitas campuran planter yang diperlukan * Harus bebas dari tanah liat atau pasir kasar, batu, gumpalan, tanaman lain, akar-akaran, batang, atau bahan asing lainnya. + Komposisi dan strukturmya harus sama. ¢) Tidak diperkenankan memakai galian tanah liat dalam campuran urugan. B. Pupuk 1, Menggunakan NPK Penggunaan pupuk NPK seperti yang rekomendasikan dengan analisis tanah, komposisinya seragam, bisa diterapkan dengan peralatan yang disetujui, diserahkan ke lapangan dalam kontainer yang masih tertutup, masing-masing mempunyai label penuh, sesuai dengan peraturan tentang pupuk, serta memakai nama atau merek perusahaan. 2, Rabuk : Pupuk Kandang yang Bagus 60 C. Material tanaman 1. Tanaman semak Menanam material tanaman dalam tanah yang lembab dan pada jarak yang ditentukan dalam susunan yang rapi, memastikan areal penanaman bisa lengkap termasuk dibawah dan sekitar pohon dan rayapan. Jarak antar tanaman ditunjukkan dalam plant list atau gambar. Jenis semak yang digunakan dalam pekerjaan ini antara lain: a. Ruelia (Ruellia Malacospermae) density 36 nosim2 b. Lee Kwan Yeuw (Vernonia eliptica) density 16 nos/m2 2. Pohon ‘Semua pohon, rayapan, pinus dan tanaman penutup harus memiliki daya tumbuh yang normal dan sehat, kuat serta bebas dari serangga, serta pengukuran diameter batang pohon harus dihitung pada titik batang 750 mm diatas garis tanah Jenis pohon yang digunakan dalam pekerjaan ini antara lain: a. Pulai (Alstonia scholaris) dia 5-10 cm b. Tabebuya Pink (Tabebuia rosea) dia 8-10 cm Yang Liu (Salix babylonica) dia 5-10 cm Yellow Flame (Peltophorum pterocarpum) dia 5-10 om Trembesi (Samanea saman) dia 8-10 om Tanjung (Mimusops Elengi) dia 3-8 om Glodogan Pohon (Polyathia Longfolia) dia 3-8 om moe ao ze Ketapang Kencana (Terminalia Mantaly) dia 5-10 cm i. Gelam atau Pohon Kayu Putih (Melaleuca Cajuputi) dia 3-8 cm 3. Tanaman Ground Covers Pasang rumput secepat mungkin segera setelah diatur untuk mencegah kerusakan, Pada permukaan areal penanaman yang sudah disiapkan, sudah diberi pupuk dan basah, memasang rumput berdempetan tanpa sambungan yang terbuka, serta tidak saling tumpuk. Pasang dengan pelan dan rata Jarak antar titik tanam adalah minimal 15 cm x 15 om. Sebelum penanaman rumput harus dipastikan bahwa lapisan media tanam telah memiliki cukup nutrisi untuk pertumbuhan, dan selama masa 6 pertumbuhan kadar air yang diperlukan pada lapisan tanam harus dijaga agar stabil, dan Selama masa pertumbuhan nutrisi harus selalu dijaga, unsur-unsur nutrisi yang didapati kurang harus segera ditambah dalam jumlah yang cukup sesuai kebutuhan. Sirami rumput segera setelah penanaman, Jumlah air harus cukup untuk membasahi rumput dan lapisan tanah bagian atas 100 mm Jenis rumput yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Rumput Gajah (Axonopus compressus) D. Air Sekalipun tidak dicatat, air akan tersedia bagi kontraktor lanskap selama periode penanaman. Konsumsi air akan diukur dilapangan dan biayanya ditanggung oleh owner. Air yang mengandung garam tidak diperbolehkan, kecuali ada test tingkat keasaman yang disetujui oleh Arsitek lansekap. E. Material iain Untuk penyangga pohon yang ditanam digunakan bambu yang bersih dan baru serta tali ijuk untuk mengikat bambu. 5.3.3. Pengukuran dan Pembayaran 5.4, 5.5. Pembayaran volume pekerjaan penanaman berdasarkan _hasil pengukuran kontraktor bersama konsultan pengawas yang termuat dalam checklist dan opname terhadap tanaman yang tertanam. Pekerjaan Pemasangan Signage Signage yang terpasang harus sesuai dengan gambar dan metode pelaksanaan. Untuk dasar pembayaran sesuai dengan hasil pengukuran kontraktor bersama konsultan yang termuat dalam checklist dan opname tethadap unit yang terpasang Pekerjaan Pemasangan Alat Gym Outdoor Alat gym outdoor yang terpasang terdiri dari: a. Air Walker uk. 90 x 35 x 130 cm b. Horse Rider uk, 85 x 65 x 115 om c. Lat Pulldown 2 Seat uk. 210 x 70 x 200 cm d. 3 Position Waist uk. 150 x 130 x 130 cm 62 5.6. Untuk dasar pembayaran sesuai dengan hasil pengukuran kontraktor bersama konsultan yang termuat dalam checklist dan opname terhadap unit yang terpasang. Meninggalkan Tempat/Daerah Kerja Penyedia Jasa (kontraktor) wajib membuat laporan kepada Direksi bahwa seluruh pekerjaan telah selesai dilaksanakan. Sebelum meninggalkan lokasi pekerjaan, penyedia jasa (kontraktor) harus memastikan bahwa lokasi pekerjaan sudah bersih dan rapi, jalan kerja harus sudah dibenahi, bekas bongkaran diangkut keluar lokasi kegiatan. Jakarta, 7-03-2024 Kepala Bidang Pengendalian Rob dan Pengembangan Pesisir Pantai Dinas Sumber Daya Air Provir NIP 197209232006041010 63

Anda mungkin juga menyukai