Makalah Pompa Dan Kompresor
Makalah Pompa Dan Kompresor
DISUSUN OLEH :
20022014002
Htinggi
Hrendah
I-1
1.2. Prinsip Kerja Pompa
Jadi pompa dalam kerjanya akan mentransfer energi mekanis dari suatu sumber
energi luar (prime mover) ke cairan yang mengalir melaluinya, sehingga cairan tersebut
dapat mengalir seperti skema pada gambar 1.2 dan 1.3.
Energi Fluida
Energi Mekanik Pompa (Head: hz, hp, hv)
(Putaran Poros)
Jadi, pompa adalah alat untuk mengisap dan menekan/ mengalirkan fluida seperti
skema pada gambar 1.4.
I-2
Gambar 1.5 Instalasi sistem pompa
I-3
o strainer (2), untuk mengamankan pompa dari pasir atau benda-benda asing
yang mungkin terbawa oleh aliran fluida.
o flexible-joint (3), dibutuhkan supaya getaran pompa tidak diteruskan ke
sistem instalasi perpipaannya.
o inconcentric-reducer (4), bagian datarnya harus diletakkan dibagian atas
agar supaya tidak ada udara terperangkap.
Perpipaan tekan (discharge) yang terdiri dari :
o concentric-diffuser (5), pembesaran ini dibutuhkan untuk menurunkan
kecepatan aliran fluida dalam pipa (berkisar 0,6 ~ 2,5 m/det) sehingga head-
losses yang terjadi tidak terlalu besar.
o flexible-joint (6), dibutuhkan supaya getaran pompa tidak diteruskan ke
sistem instalasi perpipaannya.
o check-valve (7), untuk mencegah supaya pada saat pompa mati/distop aliran
balik fluida tidak menghantam impeller pompa.
o stop-valve (8), untuk mengatur operasi pompa dan menutup aliran fluida saat
maintenen pompa.
o presure-gauge/manometer, untuk mengetahui tekanan operasi pompa.
Panel pompa
Operasi pompa diatur oleh panel pompa. Jenis panel pompa sangat tergantung
dari besar-kecilnya pompa dan kompleksitas sistem pengaturannya, jenis-
jenisnya antara lain:
DOL (Direct On Line)
Is = (4 ~ 8) In Ts = (0,5 ~ 1,5) Tn
Lonjakan I & T tinggi & Penurunan tegangan
Sederhana, untuk daya motor rendah
Star-Delta
Is = (2 ~ 4) In Ts = (0,3 ~ 0,75) Tn
Lonjakan I & T tinggi
Daya motor rendah s/d menengah
Auto Transformer
Is = (1,7 ~ 4) In Ts = (0,6 ~ 0,85) Tn
Lonjakan I & T tinggi & penurunan tegangan besar
Kompleks, untuk Daya motor besar
I-4
Soft-Start dan/atau Soft-Stop
Start & Stop aman & terkendali & halus
Proteksi thermal, overload & underload
Tidak terjadi Lonjakan I & T & penurunan tegangan
Kompleks & Investasi tinggi
Menghilangkan Water Hammer
Optimasi catu daya
Variable Speed / Inverter
Sama dengan Soft Starter ditambah kemampuan merubah putaran :
Flow : Q1/Q2 = n1/n2
Head : H1/H2= (n1)2/(n2)2
Power : P1/P2 = (n1)3/(n2)3
I-5
BAB II
PERSAMAAN-PERSAMAAN DASAR
MEKANIKA FLUIDA UNTUK POMPA
dm
dt 0 (2.1)
.d .v.dA 0
t
cv
cs
Dengan catatan bahwa pada pompa, volume spesifik biasanya diabaikan, dan
sebaliknya pada kompresor.
Perhatikan aliran steady melalui tabung/pipa seperti pada gambar 2.1.
v2
Control dA2
volume
v1 dA1
.v.dA 0
cs
II-1
2.2. Persamaan Euler
Dalam gambar 2.2, sebuah partikel fluida dengan massa .A.s bergerak
sepanjang garis streamline pada arah +s. Diasumsikan bahwa viskositasnya adalah nol
(tanpa gesekan).
z Gaya tekan
pada arah -s
p
s (p s)A
s
Gaya tekan z
pada arah +s
p.A
.g.A.s
Gaya
gravitasi
Dimana:
z z
cos
s s
dv v ds v
as
dt s dt t
v ds v
dv
s dt t
Jadi,
1 p z v v (2.5)
g v 0
s s s t
II-2
Jika alirannya adalah steady, maka v
0 , dan p,z,v hanya fungsi dari s, serta
t
tanpa gesekan (viskositas = 0), maka:
dp
g.dz v.dv
0 (2.6)
dE v2
e dm g.z u
2
Q p
H
W S
.e.dv e (2.8)
t t
.v.dA
t cv cs
WS
QH 2
v2
1 2
v1 u2
1 z2
u1
z1
Jika pers.(2.8) digunakan pada aliran steady dalam gambar 2.3, integral
volumenya dikeluarkan maka menjadi:
QH p1 v1 2 WS p2 v2 2
( g.z1 u1 )1.v1.A1 ( g.z2 u2 )2 .v2.A2
t 1 2 t 2 2
II-3
Karena alirannya steady, berarti:
m˙ 1.A1.v1 2.A2.v2
II-4
Maka:
QH p1 v2 W p v2
g.z1 1 u1 S 2 g.z2 2 (2.9)
u2
m 1 2 m 2 2
Gaya resultan yang bekerja pada volume konrol adalah sama dengan laju perubahan
momentum linear di dalam volume kontrol ditambah net efflux momentum dari volume
kontrol.
II-5
v2
v 1x
A2
Fx
X
v1x
v1 A1
Gambar 2.4 Volume control dengan aliran uniform pada arh tegak lurus penampang
Dalam gambar 2.4, dengan aliran steady, gaya Fx yang bekerja adalah:
Fx .A2.v2.vx 2 .A1v1.vx1 (2.11)
atau
Fx .Q(vx 2 vx1 ) (2.12)
Jika kecepatan bervariasi sepanjang bidang potong, maka diperlukan faktor koreksi
momentum ().
1 v 2 (2.13)
.dA
A V
A
dimana:
= 4/3, untuk aliran laminer di dalam tabung bulat lurus
< 1, untuk aliran uniform
2 2 2
H1 n 2 .D 2
H n21.D 12 (2.15)
2 2 2
P1 n 3 .D5
P n13.D15 (2.16)
2 2 2
II-6
BAB III
KLASIFIKASI POMPA
2) Sumersible Pump
Adalah pompa yang beserta motornya dipasang terendam di dalam air/fluida kerjanya.
Karakteristiknya :
Tidak perlu rumah pompa
III-1
Tidak perlu pipa isap
Tidak berisik
Mahal
Susah monitoring
Service lebih mahal
III-2
Pompa displacement ini lebih detail akan dibahas pada Bab V tentang pompa
reciprocating, dan pada Bab VI tentang pompa rotary.
2) Pompa Dinamik
Adalah pompa dalam mana energi secara kontinyu diberikan untuk meningkatkan
kecepatan fluida di dalam rumah pompa yang kemudian didalam sudu-sudu hantar
atau ruang volute kecepatan tersebut berkurang untuk meningkatkan tekanan untuk
mengalirkan fluida ke saluran buang. Arah aliran idealnya akan mengikuti bentuk
kelengkungan sudu. Aliran dihasilkan oleh efek dinamik antara sudu dengan fluida
kerja, yang mengacu pada persamaan ‘momentum of momentum’.
a. Centrifugal Pump
i. Radial Pump
ii. Axial Pump
iii. Mixed Flow Pump
Pompa sentrifugal akan dibahas lebih detail pada Bab
VII tentang pompa sentrifugal radial dan pada Bab VIII
tentang pompa radial.
b. Special Effect Pump
i. Jet Pump
Pompa Jet adalah salah satu tipe pompa diffuser yang digunakan untuk
memompa air dari sumur dengan kedalam sekitar 8-60 meter. Output dari
diffuser dipisahkan menjadi dua, setengah hingga tige-per-empat air dialirkan
III-3
kembali ke bawah/pipa isap melalui pressure-pipe, pipa sebelah kanan pada
gambar 3.3. Pada ujung pressure-pipe air dipercepat melalui cone-shaped
nozzle, kemudian air mengalir melalui Venturi di dalam pipa isap.
Venturi mempunyai dua bagian yaitu :
Venturi Throat, which is the pinched section of the suction tube;
Venturi, which is the part where the tube widens and connects to the
suction pipe.
Venturi menambah laju aliran air yang menyebabkan tekanannya turun sehingga
lebih banyak air terisap melalui ujung bawah pipa isap/intake, selanjutnya air
mengalir ke atas melalui pipa isap.
III-4
3.3. Klasifikasi Berdasarkan Casingnya
Berdasarkan casingnya pompa dibedakan menjadi :
i. Volute pump
Fluida yang mengalir dari impeler pompa adalah pada kecepatan tinggi, yang
mana harus dirubah menjadi tekanan. Pada pompa volute, perubahan tersebut
terjadi akibat casingnya yang berbentuk spiral. Tipe pompa ini lebih banyak
digunakan karena efisiensinya lebih tinggi dan konstruksinya yang lebih
sederhana dan lebih kompak.
ii. Diffuser pump
Perubahan kecepatan fluida menjadi tekanan dilakukan oleh guide-vane yang
terdapat pada pompa tersebut.
III-5
a. Sebelum dioperasikan, sudah ada fluida didalam casing pompa dan
impeller terendam di dalam air.
b. Setelah pompa distart, impeler pompa mensirkulasikan fluida dan
membuat tekanan vakum di dalam pompa, dan udara di dalam pipa
isap secara teratur diisap ke dalam pompa. Pada sisi outlet pompa,
udaranya didorong keluar.
c. Pada tahap awal fluida bercampur udara akan keluar dari pompa dan
setelah semua udara pada pipa isap keluar, maka fluida akan dipompa
secara penuh.
III-6
BAB IV
KARAKTERISTIK POMPA
Performansi pompa yang utama adalah kapasitas discharge atau laju aliran (Q),
dan head total pompa (H). Kedua parameter tersebut harus diketahui dalam pemilihan
pompa, disamping karakteristik lainnya seperti efisiensi, daya, putaran dan lain
sebagainya.
IV-1
Tabel 4.1 Kebutuhan air per orang per hari
IV-2
Kota Besar dengan kebutuhan 130 liter/kapita/hari.
Kota Metropolitan dengan kebutuhan 150 liter/kapita/hari
Untuk pelayanan berbagai jenis gedung adalah seperti pada Tabel 4.2.
Kapasitas pompa dihitung berdasarkan kebutuhan air yang harus ditransmisikan untuk
memenuhi kebutuhan penduduk, atau berdasarkan kapasitas sumber air yang tersedia
yang akan dipompa jika kapasitas sumber air lebih kecil dari kapasitas yang dibutuhkan.
Maka kapasitas pompa dapat dihitung dengan persamaan berikut:
IV-3
vd pd
hLd
zd hgd
vo po
vi hgp titik ref., z=0
hLs pi
zs
vs ps hgs
Persamaan energi per satuan berat fluida untuk sistem pompa Gambar 4.1 adalah:
p v2 p v2
z s s H z d d H
s
2g p d L
2g
Dimana: zs = head statis elevasi isap/suction pompa (m)
zd = head statis elevasi buang/discharge pompa (m)
p s = head statis tekanan isap/suction pompa (N/m2)
p d = head statis tekanan buang/discharge pompa (N/m2)
vs = head dinamis kecepatan fluida pada ujung isap/suction pompa (m/det)
vd = head dinamis kecepatan fluida pada ujung buang/discharge pompa (m/det)
Hp = head pompa (m)
HL = head losses total instalasi perpipaan sistem pompa (m)
Oleh karena itu head total pompa adalah:
p d ps v2d vs2
H p ( zd zs ) ( )( ) HL (4.3)
2g
Unjuk kerja pompa pada umunya digambarkan dalam kurva Q-H, seperti pada
gambar 4.2.
H (m)
Q (m3/menit)
IV-4
Ada beberapa istilah tentang head, yaitu:
1). Head Geometris
Head geometris isap pompa adalah:
p pi v2v2
h ( s ) ( s i ) (4.4)
h
gs Ls
2g
hmp po ) (4.7)
pi (
hg
Head manometris instalasi pompa adalah jumlah dari head geometris total, perbedaan
head tekanan antara manometer isap dan buang, head-loss pipa isap dan buang (tidak
termasuk head-loss dalam pipa itu sendiri, hLp), perbedaan head kecepatan di pipa isap
dan buang, dikurangi head kecepatan yang dihasilkan pompa.
v 2 v 2 v 2v2
h h h ( d s
)( o i
) (4.8)
h
mi z Ls Ld
2g 2g
3). Head Efektif (Head Total)
Adalah kenaikan energi daripada fluida antara flens-inlet dan flens-outlet pompa per unit
berat fluida yang dipompa.
p p v 2v2
H ( o i
)h (4.9)
e g ( o
2g
i
)
Head statis:
pd ps
Hst ( )h (4.10)
z
Head dynamis:
IV-5
vd 2 vs 2
Hdyn ( )h (4.11)
Ls
2g hLd
Hdyn (
d s
) h hLs hLd (4.12)
z
2g
4). Head Indikatif (Internal/Theoritis)
Adalah jumlah head efektif (He) dengan seluruh head-losses hidrolis di dalam pompa
(hp) yang disebabkan gesekan fluida di dalam pompa.
IV-6
V = Kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa (m/dt)
D = Diameter dalam pipa (m)
ύ = Viskositas kinematik zat cair (m2/dt)
Pada Re < 2300, aliran bersifat laminar.
Pada Re > 4000, aliran bersifat turbulen.
Pada Re = 2300-4000, terdapat daerah transisi.
Aliran dapat bersifat laminar atau turbulen tergantung pada kondisi pipa dan
aliran.
a. Aliran laminar
Dalam aliran laminer, koefisien kerugian gesek untuk pipa dapat
dinyatakan dengan persamaan:
64
ƒ= (4.16)
Re
b. Aliran turbulen
Untuk menghitung koefisien kerugian gesek dalam pipa pada aliran
turbulen dapat dinyatakan dengan persamaan Darcy, yaitu:
0.0005
ƒ = 0.020 + (4.17)
D
Dimana:
D = Diameter dalam pipa (m)
Faktor gesekan ( ƒ ) ditentukan dengan grafik dalam lampiran 1.
Kemudian menghitung head kerugian untuk aliran fully developed dengan kondisi yang
diketahui yaitu, Reynolds number, Relative roughness ( e/D ) yang diberikan dalam
lampiran 2.
V2
(2.39)
Hm = K
2g
Dimana:
Hm = Kerugian head dalam jalur pipa (m)
IV-7
K = Koefisien kerugian dalam jalur pipa
V = Kecepatan rata-rata di dalam pipa (m/dt)
g = Percepatan gravitasi (9.8 m/dt2)
IV-8
NPSHR (dalam satuan meter kolom fluida) adalah head tekanan yang besarnya
sama dengan penurungan tekanan di dalam pompa. Grafik NPSH R ini biasanya dapat
diperoleh dari pabrik pembuat pompa, seperti pada Gambar 4.6. Sebagai pendekatan
dapat dihitung dengan persamaan berikut:
n
NPSH (0,3 ~ 0,5 ). . Q (4.27)
R 60
Dimana:
n = putaran pompa (rpm)
Q = Kapasitas pompa (m3/det)
NPSH tersebut diatas sangat penting untuk dihitung untuk mengecek
kemungkinan terjadinya kavitasi pada instalasi pompa. Syarat agar tidak terjadi kavitasi
adalah:
NPSH A NPSH R (4.27)
Jadi NPSH yang tersedia harus lebih besar dari NPSH yang dibutuhkan pompa.
4.2. Daya
4.2.1. Water Horse Power
Daya output pompa (Water Horse Power = WHP) adalah daya efektif yang
merupakan fungsi dari kapasitas dan head pompa, yang dihitung berdasarkan
persamaan:
Pp = .Q.Hp (4.13a)
Pe .Qact .H e Psh .
(4.13b)
op
Pe
WHP (4.13c)
745
Dimana:
Pp = daya air pompa (Watt)
WHP = Daya air pompa / Water Horse Power (HP).
Pe = daya output/efektif pompa (Watt).
= berat jenis air (N/m3)
Q = kapasitas pompa (m3/det)
Hp = head total pompa (m)
op = efisiensi total pompa
IV-9
4.2.2. Shaft Power
EL (Pm)
SHP
P Motor
Daya poros adalah daya yang masuk pada poros pompa yang diberikan oleh mesin
penggerak mula (prime-mover), seperti terlihat pada gambar 4.3. Kurva daya
penggerak pompa dapat digambarkan seperti pada gambar 4.4.
SHP = Psh = Hp x Q x / op
Pmot Pem / t (4.14)
H
(m) SHP
Q (m3/menit)
Gambar 4.4 Daya penggerak pompa
Besarnya catu daya Genset atau PLN (kVA) yang harus disediakan besarnya daya
seluruh pompa ditambah daya cadangan untuk start pompa.
PG/PLN Plis / (cos ) + Pstart [kVA] (4.16)
IV-10
Arus nominal pompa (Amp) tergantung pada besarnya daya pompa dan
tegangannya. Maka untuk motor listrik 3 phase:
I = Pmot / (1,73 x 380 x cos ) [Amphere] (4.17)
Luas penampang kabel, (AK dalam mm2) ditentukan oleh besarnya arus yang
mengalir dan jenis konduktor kabel serta panjang kabel (Lk dalam meter). Jenis
konduktor kabel () power yang direncanakan adalah kabel tembaga untuk
menghindari besarnya drop tegangan (V dalam volt) yang terjadi.
AK = 1,73 x I x Lk cos / ( x V) (4.18)
4.3. Efisiensi
4.3.1. Efisiensi Hidrolis
Adalah efisiensi yang disebabkan oleh adanya kerugian head akibat gesekan antar
partikel fluida dan dengan dinding rumah pompa.
H
e H i hp He (4.20)
h
H i H e hp Hth
IV-11
4.3.2. Efisiensi Volumetris
Adalah efisiensi yang disebabkan oleh adanya kebocoran (sejumlah QL) fluida
dari dalam rumah pompa ke luar, misalnya lewat seal-seal pompa.
Qact Q
v Q Q act (4.21)
Q
i act L
m Pi Psh
(4.23)
Ps Pmf
h
Psh
op WHP Pe
SHP P . . (4.24)
s h v m
h
Maka daya poros dari mesin penggerak pompa yang dibutuhkan adalah:
H
(m)
op
Q (m3/menit)
Gambar 4.5 Efisiensi pompa
IV-12
4.5. Putaran
Pada umumnya, motor listrik digunakan sebagai penggerak (prime mover) dengan
putaran motor tergantung pada jumlah kutub motornya dan frekuensi listrik (di Indonesia
adalah 50 Hz). Tabel 4.1 menunjukkan berbagai kecepatan putar motor. Namun,
kecepatan motor aktualnya akan lebih kecil 3% sampai dengan 5% dari kecepatan sinkron
motornya akibat adanya slip yang terjadi.
120. f
n Kutub (4.28)
IV-13
BAB V
OPERASI POMPA
Titik perpotongan antara kurva H – Q dari pompa dan dari instalasi merupakan titik
kerja pompa dan instalasi (sistem). Pada titik ini head yang diperlukan oleh sistem
sama dengan head yang dapat diberikan oleh pompa pada laju alian yang sama.
Hp pd ps v d v s z z H
2 2
2g
d s L
2
f L v
C 2g
Hminor = kerugian head pada accesoris
2
f Le v
D 2 g
K v
2
2 g
VIII-1
5.2 Pengaturan Operasi Pompa
Dalam praktek sering diperlukan merubah performance pompa dengan cara mengatur
kapasitas dan head.
Pengaturan secara kuantitatif (n = konstant)
Pengaturan secara kualitatif (n = berubah)
VIII-2
5.2.2 Pengaturan Secara Kualitatif
Yaitu dengan mengatur pompa, misal dengan gear box, motor listrik dengan inverter
Q n D3
1
1 1
3
Q2 n2 D2
H n2 D2
H n2 D2
1 1 1
2 2 2
p1 n D 3 5
p n3 1 D51
2 2 2
VIII-3
5.3 Operasi Pararel dan Operasi Seri
Jika head (H) atau kapasitas (Q) yang diperlukan dapat dicapai dengan satu pompa
saja, maka dapat digunakan dua pompa atau lebih yang disusun secara pararel atau
seri.
Operasi Paralel
Untuk mendapatkan head yang lebih besar (tdentik dengan multistage pump). Dua
atau lebih unit pompa dipasang paralel. Untuk mendapatkan Kapasitas yang lebih
besar. Namun: Qp < Q1 + Q2, Tapi : Hp > H1
VIII-4
Operasi Seri
Untuk mendapatkan Q yang lebih besar.
VIII-5
BAB VI
KOMPRESOR
4
VIII-6
5
VIII-5
6
6.2.5Air cooler
Air cooler berfungsi untuk mendinginkan suhu udara kompresi dan untuk
memisahkan drainase.
6.2.6Pressure gauge
Pressure gauge berfungsi untuk menunjukkan tekanan sebesar 0.45 Mpa –
0.7 Mpa ketika kompresor udara bekerja dengan normal (2.94
Mpa).Pastikan keran ditutup ketika kompresor udara beroperasi dan buka
keranketika memeriksa pressure yang ditunjukkan.
6.2.7Oil gauge
Minyak pelumas di dalam crank case berfungsi untuk melumasi silinder
( daerah tekanan tinggi ), piston, metal, crankpin and main bearing. Untuk
melumasi silinder dan katup udara di daerah low pressure digunakan pipa
minyak dan konsumsi minyak dapat dilihat dari luar melalui oil gauge.
6.2.8Saringan Udara (Air filter)
Air filter merupakan komponen pada kompresor yang sangat penting. Air
filter berfungsi untuk menyaring udara yang akan masuk ke dalam silinder
sehingga debu dan kotoran tidak masuk ke dalam silinder. Debu dan
kotoran dapat mengakibatkan kerusan pada silinder, lengketnya katup,
merusak silinder, dan pemakaian yang berlebihan.
VIII-6
7
6.2.9Motor
Motor merupakan penggerak utama kompresor. Motor penggerak
kompresor dibedakan menjadi 2 macam yaitu motor listrik dan motor
bakar.
VIII-7
8
VIII-8
9
VIII-9
10
VIII-
10
11
VIII-
11
12
tekanan tinggi dan udara keluar melalui inter cooler menuju tabung udara
(botol angin) melalui katub tekan tekanan tinggi.
Selama kompresor bekerja perlu adanya pendinginan, pendinginan
diambil dari air laut dan agar kompresor tidak mengalami kerusakan maka
bagian tertentu dipasang Zink Anoda untuk menghindari korosi.
Alasan kompresor perlu pendingin adalah
6.3.1.1 Untuk memperkecil suhu udara.
6.3.1.2 Untuk memperbesar rendemen volumentric
6.3.1.3 Memperkecil kenaikan suhu pada kompresor
6.3.2 Alat Pengaman Kompresor Udara
Untuk meningkatkan keselamatan kerja pada kompresor udara perlu
dipasang alat-alat pengaman agar kompresor dapat bekerja dengan aman dan
tidak ada gangguan waktu bekerja.
Fungsi dari alat-alat pengaman kompresor menurut (edy saputra,
2018) antara lain :
6.3.2.1 Katub Keamanan
Katub keamanan berfungsi untuk mengeluarkan tekanan lebih dari yang
diijinkan sehingga dapat menghindari terjadinya ledakkan.
6.3.2.2 Katub Cerat
Katub cerat digunakan untuk start pertama agar tidak terjadi ledakan
6.3.2.3 Gelas Penduga Minyak Lumas
Gelas penduga minyak lumas ini berfungsi untuk mengetahui atau
melihat tinggi rendahnya minyak lumas dalam sistem.
6.3.2.4 Saringan atau Filter
Filter digunakan untuk menyaring udara yang masuk kedalam sistem
sehingga tidak masuk dan membawa kotoran
6.3.2.5 Manometer
Manometer berfungsi untuk mengetahui tekanan udara dalam tabung
udara dan tekanan yang diijinkan yaitu 30 kg / cm2.
VIII-
12
13
VIII-
13
14
VIII-
14
15
VIII-
15
16
Dua cara pemasangan botol angin di atas kapal, pertama secara vertikal
dan kedua secara horizontal. Kedua cara tersebut pemakaiannya tergantung dari
keadaan luas tempat / ruangan.
Untuk jenis botol angin yang tegak, dasar botol angin harus cembung untuk
tempat kumpulan condensat, minyak yang terbawa serta kotoran lain yang
selanjutnya dapat di buang melalui pipa cerat.
Untuk menampung udara kerja yang dihasilkan oleh kompresor maka
diperlukan alat bantu yaitu botol angin.
VIII-
16
17
VIII-
17
18
C. Kompresor sentrifugal
Kompresor sentrifugal merupakan kompresor yang memanfaatkan
gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh impeller untuk mempercepat aliran
fluida udara (gaya kinetik), yang kemudian diubah menjadi peningkatan
potensi tekanan (menjadi gaya tekan) dengan memperlambat aliran melalui
diffuser.
.
VIII-
18
19
VIII-
19
20
VIII-
20
21
VIII-
21