Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stres adalah respon dari tubuh dan pikiran terhadap segala sesuatu yang

menganggu keseimbangan seseorang. Stress juga dapat di alami oleh siapapun

tanpa mengenal batas umur. Stres tidak hanya menganggu gangguan fungsi tubuh

dan organ tubuh tetapi juga menganggu kejiwaan seseorang.

Mahargyantari P. Dewi, (2014) Stress merupakan suatu kondisi yang

dihasilkan ketika transaksi antara individu dengan lingkungan yang menyebabkan

individu tersebut merasakan adanya ketidaksesuaian baik nyata maupun tidak,

antara situasi dan sumber-sumber dari sistem biologis, psikologis dan sosial yang

terdapat dalam dirinya.

Pearlin & Skraff dalam Bishop, (2008) Stres dapat memiliki pengaruh jangka

panjang dalam setiap tahapan kehidupan manusia. Khusus untuk tahap lanjut usia,

lansia dapat mengalami berbagai macam stressor dari dalam diri dan

lingkungannya seiring bertambahnya usia. Paparan stres jangka panjang ini dapat

dapat mempengaruhi kualitas hidupnya, dan juga dapat mengakibatkan

peningkatan kondisi penyakit yang dialami.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Seke,P.A., Bidjumi,H.J., &

Lolong J (2016) di Balai Penyantunan Lanjut Usia Senjah Cerah Kota Manado

tahun 2016, diperoleh terdapat hubungan antara kejadian stress dengan penyakit
hipertensi pada lansia, yang menunjukan bahwa (80,0%) lansia yang mengalami

hipertensi dan (77,8%) lansia mengalami stress.

Batasan-batasan lanjut usia menurut World Health Organization (WHO)

dalam Sunaryo,dkk (2016) ada empat tahapan yaotu : usia pertengahan (middle

age) usia 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun, lanjut usia tua (old)

usia 75-90 tahun, dan usia sangat tua (very old) >90 tahun. Menurut WHO dalam

Depkes (2013), di kawasan Asia Tenggara populasi Lansia sebesar 8% atau

sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan populasi lansia meningkat 3

kali lipat. Pada tahun 2000 jumlah lansia sekitar 5,300,000 (7,4%) dari total

populasi, sedangkan tahun 2010 jumlah lansia 24,000,000 (9,77%) dari total

populasi, dan tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia mencapai 28,800,000

(11,34%) dari ttal populasi. Sedangkan di Indonesia sendiri pada tahun 2020

diperkirakan jumlah Lansia sekitar 80.000.00.

Lanjut usia menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam

Sunaryo,dkk (2016), “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam

puluh) tahun. Seiring dengan pertambahan usia terjadinya perubahan-perubahan

secara fisiologis pada lansia yang disertai dengan munculnya berbagai masalah

kesehatan yang menyebabkan tingginya penyakit degeneratif, penyakit ini

membawa konsekuensi terhadap perubahan dan gangguan pada sistem

kardiovaskuler antara lain penyakit hipertensi(Darmojo,2009).

Hipertensi adalah penyakit yang dapat menyerang siapa daja, baik secara

muda maupun tua. Pudiastuti (2013), hipertensi juga sering disebut sebagai silent
killer karena termasuk penyakit yang memastikan. Bahkan, hipertensi dapat

secara langsung membunuh penderitanya, melainkan hipertensi memicu

terjadinya penyakit lain yang tergolong kelas berat dan mematikan serta dapat

meningkatkan resiko serangan jantung, stroke dan gagal jantung. Hasil data Riset

Kesehatan dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi hipertensi pada penduduk berumur

18 tahun ke atas pada tahun 2013 sebesar (25,8%), pada tahun 2018 sebesar

(34,1%). Data tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan

(30,8%), Kalimantan Timur (29,6%), Jawa Barat (29,4%) dan Gorontalo (29,4%).

Provinsi Sulawesi Utara mencapai (15,2%).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Netty Herawati, Kurniati Maya

Sari.,WD, dan Armanda Tri Murti Ningsih, menunjukkan bahwa ada pengaruh

antara tekanan darah sistolik sebelum dan setelah diberikan terapi musik klasik di

Kelurahan Simpang Rumbio Wilayah Kerja Puskesmas KTK Kota Solok Tahun

2017, dengan hasil dapat diketahui bahwa rata-rata tekanan darah sistolik sebelum

terapi musik klasik adalah 181,17 mmHg, Setelah terapi musik klasik diberikan

terjadi penurunan tekanan darah sistolik dimana rata-rata tekanan darah sistolik

menjadi 180,83 mmHg.

Musik diketahui dapat mempengaruhi individu, ini berarti, individu yang

mendengarkan musik akan memberi respon, baik secara fisik maupun psikis, yang

akan mengunggah sistem tubuh.Ferawati (2015), Dilihat dari fungsinya, maka

musik dapat mempengaruhi individu untuk meningkatkan fasilitas fisik, dapat

menghilangkan kelelahan, meredakan kecemasan dan ketegangan, meningkatkan


konsentrasi, memperdalam hubungan, memperkaya persahabatan, merangsang

kreativitas, kepekaan, dan memperkuat karakter serta perilaku positif .

Pada 17 januari 2019 peneliti telah melakukan observasi dan wawancara ke 5

orang lansia yang telah dilakukan pengukuran tekanan darah dengan

menggunakan alat sphygmomanometer dan di dapati ke 5 lansia tersebut memiliki

tekanan darah tinggi, kemudian selama 2 bulan terakhir ini jumlah lansia yang

memiliki penyakit hipertensi yaitu sebanyak 214 jiwa.

Dari data diatas peneliti tertyarik umtuk melakukan penelitian tentang

Perubahan Stres Dengan Terapi Musik Pada Pasien Lansia Dengan Hipertensi,

dan berhubung pada Wilayah Kerja Puskesmas Tateli belum pernah dilakukan

penelitian seperti ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah

pada penelitian ini adalah ”apakah pemberian terapi musik dapat merubah tingkat

stres pada lansia yang mengalami hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Tatel,

Kec. Mandolang?”

C. Tujuan Penelitian

a) Tujuan Umum

Untuk mengetahui terapi music terhadap penurunan tingkat stress pada pasien

hipertesi lanjut usia.

b) Tujuan Khusus

1) Mengidentifikasi perubahan tingkat stress pada lansia.


2) Mengidentifikasi derajat hipertensi pada lansia.

3) Menganalisis terapi musik terhadap perubahan tingkat stres pada pasien

hipertensi lanjut usia.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bacaan

dalam proses blajar mengajar dan pelatihan yang sesuai dengan penelitian dan

dapat dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan perwatan lansia mengenai

hipertensi.

b. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai terapi musik

terhadap perubahan tingkat stres pada pasien hipertensi lanjut usia di Wilayah

Kerja Puskesmas Tateli, Ke.Madolang.

Anda mungkin juga menyukai