Tuags Faiz Rafi
Tuags Faiz Rafi
ALJABAR BOOLEAN
DISUSUN OLEH
Nama : FAIZ RAFI NASUTION
Npm : 2309020124
Kelas : C1 TI
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah definisi Aljabar Boolean?
2. Bagaimana bentuk dan pengertian fungsi Boolean?
3. Apa saja aplikasi dalam aljabar Boolean?
3
BAB II
PEMBAHASAN
Misalkan B himpunan yang didefinisikan pada operasi “∨”, “∧”, dan “~” .
Misalkan 0 dan 1 adalah dua elemen yang berbeda dari B maka 𝐵,∨,∧,~,0,1
disebut aljabar boolean jika memenuhi aksioma (Postulat Huntington) berikut:
dengan 𝑥,𝑦,𝑧 ∈ 𝐵
a. 𝑥 ∨ 𝑦 = 𝑦 ∨ 𝑥 a. 𝑥 ∨ 0 = 𝑥
b. 𝑥 ∧ 𝑦 = 𝑦 ∧ 𝑥 b. 𝑥 ∧ 1 = 𝑥
a. 𝑥 ∨ 𝑦 ∨ 𝑧 = 𝑥 ∨ 𝑦 ∨ 𝑧 a. 𝑥 ∨ ~𝑥 = 1
b. 𝑥 ∧ 𝑦 ∧ 𝑧 = 𝑥 ∧ (𝑦 ∧ 𝑧) b. 𝑥 ∧ ~𝑥 = 0
3. Hukum distributif
a. 𝑥 ∨ 𝑦 ∧ 𝑧 = 𝑥 ∨ 𝑦 ∧ (𝑥 ∨ 𝑧)
b. 𝑥 ∧ 𝑦 ∨ 𝑧 = 𝑥 ∧ 𝑦 ∨ (𝑥 ∧ 𝑧)
4
Dalam buku tertentu agar menyerupai dengan aritmatika, operasi ∨ diganti
+, operasi ∧ diganti * atau . , dan operasi ~ diganti (’). Aljabar proposisi dan
aljabar himpunan merupakan aljabar boole, sehingga sifat-sifatnya mirip.
Dalam subbab 7.1 sudah disampaikan bahwa hukum-hukum pada aljabar boole
mirip dengan hukum pada himpunan atau proposisi. Hukum pada aljabar boole
a. 𝑥 ∨ 0 = 𝑥 a. 𝑥 ∨ 𝑦 = 𝑦 ∨ 𝑥
b. 𝑥 ∧ 1 = 𝑥 b. 𝑥 ∧ 𝑦 = 𝑦 ∧ 𝑥
6. Hukum involusi:
2. Hukum negasi (komplemen)
~ ~𝑥 = 𝑥
a. 𝑥 ∨ ~𝑥 = 1
7. Hukum dominansi/ikatan:
b. 𝑥 ∧ ~𝑥 = 0
a. 𝑥 ∧ 0 = 0
b. 𝑥 ∨ 1 = 1
5
3. Hukum distributif: 8. Hukum absorbsi (penyerapan):
a. 𝑥 ∨ 𝑦 ∧ 𝑧 = 𝑥 ∨ 𝑦 ∧ (𝑥 ∨ 𝑧) a. 𝑥 ∧ 𝑦 ∨ 𝑥 = 𝑥
b. 𝑥 ∧ 𝑦 ∨ 𝑧 = 𝑥 ∧ 𝑦 ∨ (𝑥 ∧ 𝑧) b. 𝑥 ∨ 𝑦 ∧ 𝑥 = 𝑥
4. Hukum asosiatif:
a. 𝑥 ∨ 𝑦 ∨ 𝑧 = 𝑥 ∨ 𝑦 ∨ 𝑧
b. 𝑥 ∧ 𝑦 ∧ 𝑧 = 𝑥 ∧ (𝑦 ∧ 𝑧)
9. Hukum idempotent:
a. 𝑥 ∧ 𝑥 = 𝑥
b. 𝑥 ∨ 𝑥 = 𝑥
a. ~( 𝑥 ∨ 𝑦 )= ~𝑥 ∧ ~𝑦
b. ~ (𝑥 ∧ 𝑦) = ~𝑥 ∨ ~𝑦
a. ~0 = 1
b. ~1 = 0
Fungsi boolean adalah pemetaan dari Bn ke B melalui ekspresi boole, yang ditulis
n
f :B →B
yang dalam hal ini Bn adalah himpunan yang beranggotakan pasangan terurut
ganda-n di dalam daerah asal B.
6
Definisi 2.2 Ekspresi Boolean
3. Jika E1 dan E2adalah ekspresi Boolean, maka E1∧ E2, E1∨ E2 ,~ E1adalah
ekspresi boole.
Secara aljabar, fungsi boole dapat dinyatakan dalam tabel kebenaran dan
rangkaian logika. Jika fungsi boole dinyatakan dalam tabel kebenaran, maka
untuk fungsi boolean dengan n peubah, kombinasi dari nilai peubahnya sebanyak
n
2 . Kedua fungsi boole dikatakan sama jika kedua ekspresi boole-nya ekivalen.
Maksudnya ekivalen adalah kedua ekspresi boole tersebut tidak sama tetapi
mempunyai nilai yang sama (menyatakan fungsi yang sama). Hal ini bisa
dibuktikan dengan menggunakan tabel kebenaran atau dengan menurunkan
ekspresi boole sampai mendapatkan ekspresi yang lain dengan menggunakan
hukum-hukum yang terdapat pada aljabar boole.
Contoh 2.1:
Penyelesaian:
x Y z 𝒙∧𝒚 𝒙 ∧ 𝒚 ∨ ~𝒛
1 1 1 1 1
1 1 0 1 1
1 0 1 0 0
1 0 0 0 1
0 1 1 0 0
0 1 0 0 1
0 0 1 0 0
0 0 0 0 1
Tabel 2.2: Tabel kebenaran 𝑓 𝑥,𝑦,𝑧 = 𝑥 ∧ 𝑦 ∨ ~𝑧
7
Contoh 2.2:
E1 : (𝑥 ∧ 𝑦 )∨ (𝑥 ∧ 𝑦 ∧ 𝑧 )∨ 𝑧 ; E2: (𝑥 ∧ 𝑦) ∨ 𝑧
Penyelesaian:
x y z 𝒙∧𝒚 𝒙∧𝒚∧z E1 E2
1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 0 1 1
1 0 1 0 0 1 1
1 0 0 0 0 0 0
0 1 1 0 0 1 1
0 1 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 1 1
0 0 0 0 0 0 0
Tabel 2.3: Tabel kebenaran E1 : (𝑥 ∧ 𝑦 )∨ (𝑥 ∧ 𝑦 ∧ 𝑧 )∨ 𝑧 dan E2: (𝑥 ∧ 𝑦) ∨ 𝑧
Dari Tabel 2.3 juga menunjukkan bahwa nilai E1 ≡ E2 . Jadi E1ekivalen dengan E2.
8
2.4. Bentuk Kanonik
f ( x , y , z )=¿ ∧ y ) ∧ z ∨ (x∧ y ) z + (𝒙 ∧ 𝒚 ∧ z)
Dan
g ( x , y , z ) =¿ ∨ y ∨ z) ∧ ( x ∨ ~y ∨ z) ∧ ( x ∨ y ∨ ~z) ∧ (~ x ∨ ~y ∨ z)
adalah dua buah fungsi yang sama (dapat ditunjukkan dari tabel kebenarannya).
Fungsi yang pertama, f muncul dalam bentuk penjumlahan dari hasil
kali,sedangkan fungsi yang kedua, g, muncul dalam bentuk penjumlahan dari
hasil kali. Perhatikan juga bahwa setiap suku (term) di dalam ekspresi
mengandung literal yang lengkap dalam peubah x, y , dan z, baik peubahnya tanpa
komplemen maupun dengan komplemen. Ada dua macam bentuk term, yaitu
minterm (hasil kali) dan maxterm (hasil jumlah).
9
Jadi bentuk kanonik ada 2, yaitu:
10
2.4.
11
2.5. Aplikasi Aljabar Boole pada Rangkaian Logika
Tabel 2.5
12
Kombinasi sinyal berbentuk bit-bit dapat diteruskan ke komponen lain dalam
berbagai rangkaian. Rangkaian yang rumit dapat disusun dari gerbang (gates)
yang bersesuaian dengan suatu fungsi boole sederhana. Beberapa gerbang dasar
dapat dilihat pada tabel 2.6.
~Y f
~X
Y
13
Soal Latihan
14
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Misalkan B himpunan yang didefinisikan pada operasi “∨”, “∧”, dan “~” .
Misalkan 0 dan 1 adalah dua elemen yang berbeda dari B maka 𝐵,∨,∧,~,0,1
disebut aljabar boolean jika memenuhi aksioma (Postulat Huntington) berikut:
dengan 𝑥,𝑦,𝑧 ∈ 𝐵
a. 𝑥 ∨ 𝑦 = 𝑦 ∨ 𝑥 a. 𝑥 ∨ 𝑦 ∧ 𝑧 = 𝑥 ∨ 𝑦 ∧ (𝑥 ∨ 𝑧)
b. 𝑥 ∧ 𝑦 = 𝑦 ∧ 𝑥 b. 𝑥 ∧ 𝑦 ∨ 𝑧 = 𝑥 ∧ 𝑦 ∨ (𝑥 ∧ 𝑧)
a. 𝑥 ∨ 𝑦 ∨ 𝑧 = 𝑥 ∨ 𝑦 ∨ 𝑧 a. 𝑥 ∨ 0 = 𝑥
b. 𝑥 ∧ 𝑦 ∧ 𝑧 = 𝑥 ∧ (𝑦 ∧ 𝑧) b. 𝑥 ∧ 1 = 𝑥
a. 𝑥 ∨ ~𝑥 = 1
b. 𝑥 ∧ ~𝑥 = 0
Fungsi boolean adalah pemetaan dari Bn ke B melalui ekspresi boole, yang ditulis
n
f :B →B
yang dalam hal ini Bn adalah himpunan yang beranggotakan pasangan terurut
ganda-n di dalam daerah asal B.
15
DAFTAR PUSTAKA
Sirait, Hasanuddin Ir. 2010. Diktat Pendukung Matematika Diskrit. Manado :Displin
Ilmu Teknik STMIK PARNA RAYA MANADO MANADO
16