Anda di halaman 1dari 7

Seminar Nasional (PROSPEK I)

“Digital Learning Merdeka Belajar Kampus Merdeka:Strategi dan Inovasi Pembelajaran”


18 Januari 2022
Program Studi Pendidikan Ekononomi, FKIP, Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Tri Hita Karana Dalam Revolusi Industri 4.0 dan Implementasi Pada
Kampus Merdeka
Tri Hita Karana In The Industrial Revolution 4.0 and Implementation On Merdeka
Campus
Dewa Kresna Wirawan Kepakisan1*, Putu Siti Firmani2*, Ni Made Piliyani3* Program Studi
Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia Jl. Seroja Tonja-Denpasar
Utara, Bali (80239) *Pos-el : kresnawirawan45@gmail.com, putusitifirmani1971@gmail.com,
madepiliani317@gmail.com

Abstrak. Artikel ini mengkaitkan hubungan sistem dan prinsip-prinsip ekonomi Hindu yang
berlandaskan Tri Hita Karana di Revolusi Industri 4.0 dan Implementasi pada Kampus Merdeka.
Pendidikan merupakan bagian terpenting dari kehidupan, dan harus sejalan dengan perkembangan
zaman. Pendidikan yang akan menjadi bekal bagi manusia dalam menghadapi tantangan zaman
yang terus berubah. Dalam hal ini, sebagaimana konsep dalam ajaran Hindu bahwa ilmu
pengetahuan merupakan kesadaran dalam hidup secara skala dan niskala. Masa revolusi industri 4.0
harus mempersiapkan sistem pendidikan bagi mahasiswa dengan matang. Dalam menghadapi
permasalahan, mahasiswa dituntut lebih kritis, kolaboratif dalam mencari solusi, mampu
berkomunikasi, serta memiliki inovasi yang tinggi. Pengimplementasian Tri Hita Karana erat
kaitannya dengan upaya penguatan karakter peserta didik dan bertalian dengan konsep Tri Pusat
Pendidikan. Generasi muda masa depan harus mampu tidak lagi bekerja dengan otot, namun harus
mampu dengan otak, mengubah paradigma bahwa bekerja tidak hanya cukup mempunyai satu
kecakapan, namun multikecakapan dan multidimensional. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
menungkapkap konsep Merdeka Belajar yang pada intinya adalah mahasiswa dapat lebih leluasa
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, guru menjadi penggerak yang sifatnya lebih banyak
sebagai fasilitator dan penggunggah semangat belajar siswa.

Kata Kunci : Tri Hita Karana, Revolusi Industri 4.0, dan Kampus merdeka

Abstract. This article relates the relationship of the Hindu economic system and principles based on
Tri Hita Karana in the Industrial Revolution 4.0 and implementation at Merdeka Campus.
Education is the most important part of life, and must be in line with the times. Education that will
be a provision for humans in facing the challenges of a changing era. In this regard, as in the
Hindu concept that science is consciousness in life on a skala and niskala. The industrial revolution
4.0 must prepare the education system for students carefully. In facing problems, students are
required to be more critical, collaborative in finding solutions, able to communicate, and have high
innovation. The implementation of Tri Hita Karana is closely related to efforts to strengthen the
character of learners and related to the concept of Tri Education Center. Future young people must
be able to no longer work with muscles, but must be able to work with the brain, changing the
paradigm that working is not only enough to have one skill, but multi-faceted and multidimensional.
The Minister of Education and Culture revealed the concept of Merdeka Belajar which in essence is
that students can be more free in participating in learning activities, teachers become more drivers
as facilitators and encouragement of student learning spirit.

Keywords: Tri Hita Karana, Industrial Revolution 4.0, and Independent Campus

63
Seminar Nasional (PROSPEK I)
“Digital Learning Merdeka Belajar Kampus Merdeka:Strategi dan Inovasi Pembelajaran”
18 Januari 2022
Program Studi Pendidikan Ekononomi, FKIP, Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan bagian Cloud, 3 Printing dan Robotic System
terpenting dari kehidupan, dan harus menjadi elemen penting dalam revolusi 4.0
sejalan dengan perkembangan zaman. dan kemudian menjadi smart industry.
Pendidikan yang akan menjadi bekal bagi Revolusi industri telah mengalami berbagai
manusia dalam menghadapi tantangan tahapan. Pada revolusi pertama, titik fokus
zaman yang terus berubah. Dalam hal ini, perubahan bersumber pada daya utama
sebagaimana konsep dalam ajaran Hindu (power resources). Masa ini, masyarakat
bahwa ilmu pengetahuan merupakan menggunakan uap pada mesin untuk
kesadaran dalam hidup secara skala dan melakukan kegiatannya. Penemuan mesin
niskala. Karena itu, ilmu pengetahuan uap yang dilakukan oleh James Watt
manusia pada dasarnya adalah kesadaran menandai terjadinya revolusi 1.0 (the first
terhadap hubungan manusia dengan Sang industrial revolution). Tahap selanjutnya,
Pencipta yang bersifat niskala dan mesin uap berhasil digantikan dengan listrik
kesadaran terhadap hubungan manusia oleh Thomas Alva Edison yang dikenal
dengan manusia dan dengan alam semesta dengan revolusi 2.0 (Razali, 2019).
yang bersifat skala (Subagia, 2006). Sumber daya listrik merupakan pintu
Untuk mencapai kesadaran ilmu yang dapat memaksimalkan kekuatan yang
pengetahuan yang utuh, tidak dapat dibutuhkan dalam industri. Listrik lebih efektif
dilakukan tanpa proses Pendidikan (Kerti dan efisien digunakan masyarakat, sehingga
dan Sukadi 2006; Kusnadi, 2004), karena membutuhkan hal baru, yaitu komputer.
hanya melalui pendidikanlah Pengunaan komputer dalam segala ranah,
memiliki dampak lebih mudahnya
manusia mengembangakn ilmu mobilitas pekerjaan masyarakat. komputerisasi
pengetahuan dan tekhnologi (Farisi, dalam segala ranah menandai munculnya
2005). Objek yang menjadi pusat revolusi industri 3.0 (Razali, 2019). Fase
kegiatan Pendidikan adalah berikutnya adalah revolusi industri 4.0, dimana
pemberdayaan kesadaran manusia akan untuk memudahkan masyarakat dunia dalam
hakikat hidupnya sebagai makhluk melakukan suatu hal diperlukan creator dan
monopluralistik, yakni sebagai sebagai inovator untuk membuat sebuah inovasi yaitu
makhluk rohaniah/spiritual/religius dan smart computer dan robotics. Optimalisasi
makhluk badaniah/biologis/material robotics dan smart computer membutuhkan
sekaligus; sebagai makhluk individu dan bank data sebagai menyimpan data-data
makhluk sosial sekaligus; dan sebagai motorik yang diperlukan oleh robotic dan
makhluk berpikir yang berbudaya smart computer. Dengan adanya bank data,
(Sardiman, 2008; Sukadi,2007). tingkat error yang dilakukan oleh robotic dan
Beberapa dekade terakhir, Industri smart computer akan minim. (Rowan, 2002).
mengalami perkembangan yang sangat Perkembangan robotic dan smart computer
pesat. Transformasi teknologi yang begitu berimpilkasi terhadap pemberdayaan manusia
cepat mengharuskan perusahan-perusahan yang semakin minim. Sehingga lapangan
besar berinovasi dalam pengelolaan industri. pekerjaan yang dipersiapkan kepada sumber
Inovasi-inovasi tersebut tentunya didukung daya manusia sendiri semakin berkurang,
oleh faktor-faktor IT, seperti, IOT, Big Data,

64
Seminar Nasional (PROSPEK I)
“Digital Learning Merdeka Belajar Kampus Merdeka:Strategi dan Inovasi Pembelajaran”
18 Januari 2022
Program Studi Pendidikan Ekononomi, FKIP, Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

tidak hanya mengubah industrilisasi, namun down effect dipercaya bahwa transformasi
juga merubah orientasi pendidikan. (Liao, ekonomi memberi konstribusi yang
Loures, Deschamps, Brezinski, & Venâncio, signifikan dalam mengakselerasi
2018). pembangunan ekonomi dimana core nya
Masa revolusi industri 4.0 harus adalah penciptaan lapangan kerja termasuk
mempersiapkan sistem pendidikan bagi mencetak entrepreneurship yang seluas-
mahasiswa dengan matang. Dalam luasnya dan mampu bersaing secara
menghadapi permasalahan, mahasiswa kompetitif. Penduduk Bali termasuk para
dituntut lebih kritis, kolaboratif dalam entrepreneurnya merupakan pendukung
mencari solusi, mampu berkomunikasi, kebudayaan yang bernafaskan agama Hindu.
serta memiliki inovasi yang tinggi. Selain Sebagai pendukung kebudayaan, peran mereka
itu, dunia pendidikan juga harus sangat menentukan dalam tumbuh dan
mempersiapkan mahasiswa yang tidak berkembangnya kehidupan agama,
hanya mampu dalam satu rumpun ilmu, kebudayaan maupun akititas pembangunan
namun juga menguasai teknologi, serta perekonomian di Bali. Pola pokok
mahasiswa tidak hanya mampu berbicara pembangunan Daerah Bali yakni menetapkan
terhadap teori, melainkan pula mampu kebudayaan yang bernafaskan sipirit agama
untuk menerapkannya dalam dunia kerja Hindu sebagai salah satu modal dasar
(Razali, 2019). Dunia pendidikan sebagai pembangunan daerah. Menarik untuk
pembentuk sumber daya manusia tentu dicermati adalah bagaimana dan adakah
perlu mendapat perhatian serius dari konsep Hindu yang menawarkan etika bisnis
seluruh stakeholder sehingga nantinya bagi pelakunya sebagai lokomotif
dapat menghasilkan sumber daya manusia pembangunan ekonomi (Sanjaya, 2018).
yang berkualitas dan kompetitif. Natajaya Menurut penulis, perkembangan tersebut
& Dantes (2015), menjelaskan dunia dipengaruhi oleh sistem dan prinsip-prinsip
pendidikan dewasa ini terlihat adanya ekonomi Hindu yang berlandaskan Tri Hita
kecenderungan pendidikan yang dilakukan Karana. Ajaran agama Hindu dibangun diatas
semata-mata untuk penguasaan iptek tiga kerangka dasar yang saling terkoneksi
merupakan suatu realitas yang harus satu dengan lainnya dalam suatu unifikasi
disikapi, karena pendidikan tidak boleh yang bulat dan utuh, yakni tattwa, tata susila
hanya didasarkan pada penguasaan iptek dan upacara. Tattwa menguraikan secara
saja, tetapi harus dikombinasi diorkestra metafisis aspek-aspek filosofis dari Panca
secara terpadu dengan nilai-nilai Sraddha, hubungan manusia dengan Tuhan,
kemanusiaan. Sejalan dengan itu, Winaya hubungan manusia dengan sesama dan
(2016) menyampaikan pendidikan dengan hubungan manusia dengan alam. Kerangka
pola yang hanya menekankan knowledge, dasar yang kedua adalah tata susila,
membawa dampak terhadap meningkatnya menguraikan ajaran tentang perbuatan mana
perilaku-perilaku menyimpang pada yang baik (subhakarma) dan mana yang buruk
mahasiswa. (asubhakarma) menurut norma- norma agama
Hal ini menjadi perhatian ekonom Hindu. Kerangka dasar yang ketiga adalah
Hindu. Seperti yang kita ketahui, sejak dulu upacara, yaitu rangkaian kegiatan umat Hindu
kala ekonomi Hindu terus mengalami dalam upaya menghubungkan diri dengan
kemajuan yang pesat. Melalui konsep trickle Tuhan, upacara dikejewantahkan

65
Seminar Nasional (PROSPEK I)
“Digital Learning Merdeka Belajar Kampus Merdeka:Strategi dan Inovasi Pembelajaran”
18 Januari 2022
Program Studi Pendidikan Ekononomi, FKIP, Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

berupa persembahan atau korban suci kerja, budaya belajar, budaya melayani,
(yajnya) dan merupakan manifestasi konkret bermental dan bermoral sebagai learning
dari agama. Diatas ketiga kerangka dasar ini, person yang mampu menumbuhkan
umat Hindu mempelajari, menghayati, kecerdasan belajar sebagai sentral untuk
memahami serta menjalankan ajaran mengembangkan kecerdasan emosional-
agamanya dalam kehidupan. spiritual, kecerdasan sosial-ekologis,
Tri hita karana lebih dipahami sebagai kecerdasan intelektual, kecerdasan kinestetis,
filosofi hidup dalam mewujudkan sikap hidup kecerdasan ekonomika, kecerdasan politik,
yang seimbang dan konsisten untuk sradha kecerdasan teknologi, dan kecerdasan seni-
dan bhakti pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, budaya (Sudira, 2011). Dalam menghadapi
mengabdi dengan sesama manusia dan revolusi industri 4.0 ini, mereka harus
memelihara kesejahteraan alam lingkungan. menyiapkan diri mereka dengan dunia baru
Tri hita karana merupakan sebuah konsep yang terbentang didepan. Yang artinya fokus
yang sangat monumental yang bersifat mahasiswa dalam belajar harus terus menerus.
adiluhung dalam membangun keharmonisan Selain itu pembentukan, skill yang harus
yang penuh dengan nilai-nilai kebajikan, nilai dikuasai tidak hanya dalam dunia ekonomi
moral, nilai etika dan nilai persatuan, sehingga saja, melainkan juga mahasiswa diwajibkan
terjadi kehidupan yang harmonis antara semua mempelajari skill berbasis it serta mencintai
ciptaan Tuhan (Suasthi & Suija). Secara perbedaan yang mencolok dari jurusannya dan
pragmatis, menjawab tantangan pendidikan harus memastikan bahwa mereka memiliki
pada era revolusi industri 4.0 dituntut perpaduan keterampilan yang tepat, multi
membangun manusia yang memiliki karakter keterampilan untuk mengimbangi perubahan
budaya teknologi.

PEMBAHASAN
Karakteristik Revolusi Industri 4.0
Ada lima karakteristik era revolusi pertama yang tidak perlu lampu lalu lintas,
industri 4.0. Pertama, perubahan tatanan dan mesin dengan kecerdasan buatan pertama
kehidupan. Menurut survei World Economic yang menjabat sebagai direktur perusahaan.
Forum pada tahun 2015, banyak titik kritis (WEF, 2015) Jika itu pada tahun 2025,
yang diharapkan muncul pada tahun 2025. bagaimana dengan perubahan yang akan
Misalnya, 10% orang mengenakan pakaian terjadi pada beberapa dekade ke depan?
yang terkoneksi dengan internet, 90% orang Perubahan itu sulit dideteksi karena komputer
memiliki akses penyimpanan data yang tak telah sedemikian terampil sehingga secara
terbatas dan tanpa biaya, 10% kacamata baca virtual tidak mungkin memprediksi aplikasi
terkoneksi dengan internet, 80% orang dengan apa saja yang akan digunakan dalam beberapa
kehadiran di dalam internet, 90% populasi tahun ke depan (Schwab, 2019). Kedua,
manusia menggunakan telepon pintar, 90% disrupsi. Hal-hal yang biasa dilakukan di
populasi manusia memiliki akses tetap pada dunia nyata, kini beralih ke dunia maya.
internet, 10% mobil di jalan raya di Amerika Fenomena disrupsi telah menggeser life style
bertekonologi tanpa sopir, 30% audit dan mindset manusia, baik dunia industri,
perusahaan dilakukan oleh kecerdasan buatan, ekonomi, pendidikan, maupun politik.
kota dengan penduduk 50.000 jiwa Akibatnya, para pelaku

66
Seminar Nasional (PROSPEK I)
“Digital Learning Merdeka Belajar Kampus Merdeka:Strategi dan Inovasi Pembelajaran”
18 Januari 2022
Program Studi Pendidikan Ekononomi, FKIP, Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

industri lama terusik oleh pelaku industri baru. Semua itu melahirkan problem moral.
Contoh sederhana, aplikasi GOJEK atau Berkembangnya berita hoax, kejahatan
GRAB telah mendisrupsi pelayanan ojek, taxi, pidana dan perdata, sampai kecanduan
pengiriman barang, pemesanan makanan, dan gadget yang mengakibatkan kegilaan
sebagainya. Teknologi lama yang serba fisik merupakan dampak darinya. Hoax dapat
digantikan dengan teknologi digital yang berwujud lelucon, iseng, black campaign,
menghasilkan sesuatu yang baru, lebih efisien, penipuan, atau mengajak kebaikan lewat
dan lebih bermanfaat (Kasali, 2017). berita bohong (Rahadi, 2017). Umumnya,
Penggunaan media sosial telah merekonstruksi kejahatan yang dilakukan lewat jaringan
struktur budaya masyarakat ketika hubungan internet mengancam harta kekayaan,
sosial terbangun lebih erat di dunia maya. identitas diri, privasi, sistem komputer, dan
Ketiga, digitalisasi. Seluruh inovasi di era 4.0 ketertiban umum (Angkupi, 2014). Juga,
dikembangkan melalui kekuatan digital. Itu terdapat hubungan antara tingkat kecanduan
sebabnya, ada tiga gugus yang menjadi gadget dengan gangguan emosi dan perilaku
penggerak revolusi industri 4.0, yaitu: gugus remaja (Asif dan Rahmadi, 2017).
fisik, digital, dan biologis. Gugus fisik hadir Penerapan Edukasi Ekonomi Konsep Tri
dalam bentuk kendaraan otomatis, percetakan Hita Karana dalam Kampus Merdeka
3D, robot tingkat lanjut, dan material baru. Pengimplementasian Tri Hita Karana
Gugus biologis hadir dalam bentuk inovasi erat kaitannya dengan upaya penguatan
pada ranah biologis, khsusunya di bidang karakter peserta didik dan bertalian dengan
genetis. Gugus digital hadir dalam bentuk konsep Tri Pusat Pendidikan. Istilah Tri Pusat
Internet of Things (IoT). Keempat, tantangan Pendidikan adalah istilah yang digunakan oleh
beragama. Teknologi dan digitalisasi akan tokoh pendidikan Indonesia, yaitu Ki Hajar
merevolusi segala sesuatu, termasuk Dewantara. Kurniawan (2015)
kehidupan beragama. Industri 4.0 akan mengungkapkan bahwa Tri Pusat Pendidikan
meredefinisi identitas individu. Maksudnya, merupakan tiga pusat yang memiliki tanggung
keterlibatan di dunia maya akan melahirkan jawab atas terselenggaranya pendidikan
keterbukaan pada ide-ide yang berasal dari terhadap anak, tiga pusat tersebut yaitu
budaya dan agama yang berbeda sehingga pendidikan dalam keluarga, dalam sekolah,
kemungkinan akan terjadi pertukaran identitas dan dalam keluarga. Upaya pembentukan
diri. Kenyataannya, sekarang orang-orang karakter sangat tepat melalui Tri Pusat
merasa nyaman membawa dan mengelola Pendidikan karena perlu adanya sinergi yang
banyak identitas sekaligus, baik etnis, bahasa, holistik dari hulu ke hilir. Pendidikan karakter
budaya, (Schwab, 2019) termasuk agama. Jika sebagai usaha sadar dan terencana untuk
dibiarkan, tren teologi global pada pluralisme membentuk watak dan kepribadian seseorang
agama bisa berkembang secara masif. Wilfred berdasarkan nilai nilai yang ada di dalam
C. Smith berharap agar manusia di era ini masyarakat. Berdasarkan sumber nilai karakter
belajar untuk saling memahami dan mencintai, dari aspek Agama, Pancasila, Budaya, dan
melampaui batas-batas agama. Kelima, Tujuan Pendidikan Nasional dapat
problem moral. Revolusi Industri 4.0 diidentifikasi 18 (delapan belas) nilai karakter.
berdampak pada perubahan cara berpikir, Nilai karakter tersebut antara lain 1) religius,
hidup, dan berhubungan dengan orang lain. 2) jujur, 3) toleransi, 4) disiplin, 5) kerja keras,
6) kreatif, 7) mandiri,

67
Seminar Nasional (PROSPEK I)
“Digital Learning Merdeka Belajar Kampus Merdeka:Strategi dan Inovasi Pembelajaran”
18 Januari 2022
Program Studi Pendidikan Ekononomi, FKIP, Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

8) demokratis, 9) rasa ingin tahu, 10) gembira dan penuh semangat, tidak cemas,
semangat kebangsaan, 11) cinta tanah air, 12) dan berani mengemukakan pendapat secara
menghargai prestasi, 13) terbuka. Peran guru tidak hanya menjadi
bersahabat/komunikatif, 14) cinta damai, 15) fasilitator dalam pembelajaran tetapi juga
senang membaca, 16) peduli sosial, 17) peduli menjadi mitra belajar bagi peserta didik.
lingkungan, dan 18) tanggungjawab. Tri Pusat Sejalan dengan perkembangan dan
Pendidikan mengakui adanya pusat-pusat kemajuan dunia dalam berbagai sektor,
pendidikan yang mempengaruhi proses pendidikan mempunyai peranan penting
tumbuh kembangnya seorang anak. Oleh dalam pergerakannya. Seiring dengan arus
sebab itu, pembentukan karakter bangsa anak globalisasi serta kemajuan ilmu pengetahuan
usia sekolah dasar melalui Tri Pusat dan teknologi, maka kebutuhan manusia
Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak akan meningkat dengan sangat pesat. Susilo
dapat dipisahkan, karena dalam pembentukan (2018) mengungkapkan bahwa pendidikan
karakter, perlu adanya pembiasaan- pada abad ke-21 seyogianya dapat
pembiasaan yang dilakukan secara berulang- membentuk insan manusia menjadi manusia
ulang dan konsisten mulai dari lingkungan yang kritis dalam intelektual, kreatif dalam
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Misalnya pemikiran, etis dalam pergaulan, dan
seorang anak/siswa akan selalu berkata jujur berkarakter dalam berkehidupan. Pendidikan
apabila selalu diajarkan dan dibiasakan pada abad ke-21 memacu manusia sebagai
berkata jujur di lingkungan keluarga, sekolah, aktor utama dalam kehidupan di dunia untuk
dan masyarakat. Jika dikaitkan dengan cakap dalam berbagai bidang. Generasi
Kurikulum 2013, pendidikan karakter nampak muda masa depan harus mampu tidak lagi
pada aspek urgensinya. Menurut Yanuarti bekerja dengan otot, namun harus mampu
(2017) diberlakukannya Kurikulum 2013 ada dengan otak, mengubah paradigma bahwa
3 hal yang urgen, pertama butuh penekanan bekerja tidak hanya cukup mempunyai satu
agar materi pelajaran sesuai dengan tahap kecakapan, namun multikecakapan dan
perkembangan peserta didik. Kedua, perlunya multidimensional. Menteri Pendidikan dan
pembelajaran yang mampu mengembangkan Kebudayaan menungkapkap konsep Merdeka
kreativitas siswa. Ketiga masih sangat Belajar yang pada intinya adalah mahasiswa
diperlukannya pendidikan karakter. dapat lebih leluasa dalam mengikuti kegiatan
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan pembelajaran, guru menjadi penggerak yang
karena adanya berbagai tantangan yang sifatnya lebih banyak sebagai fasilitator dan
dihadapi, baik tantangan internal maupun penggunggah semangat belajar siswa.
tantangan eksternal, penyempurnaan pola Pendidikan jiwa merdeka dapat dijabarkan
pikir, penguatan tata kelola kurikulum, dan sebagai berikut 1) berpikir positif
pendalaman materi. Aspek kreativitas juga dideskripsikan sebagai kemampuan dalam
sebagai penentu dalam menentukan memahami sesuatu secara objektif sesuai apa
keberhasilan implementasi Kurikulum 2013. adanya. Segala sesuatu tidak perlu ditanggapi
Tugas pendidik tidak hanya menyampaikan dengan kekhawatiran, kecurigaan, syirik, iri
informasi kepada peserta didik, tetapi harus hati, isu, gossip, apalagi fitnah. 2) Berperasaan
kreatif memberikan layanan dan kemudahan luhur dan
belajar. Tujuannya agar membuat suasana indah bermakna bahwa dalam
belajar yang nyaman dan menyenangkan, mempertimbangkan dan menghayati sesuatu

68
Seminar Nasional (PROSPEK I)
“Digital Learning Merdeka Belajar Kampus Merdeka:Strategi dan Inovasi Pembelajaran”
18 Januari 2022
Program Studi Pendidikan Ekononomi, FKIP, Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

harus didasari petunjuk Tuhan menurut Transpormasi Pendidikan


agamanya dan mensejahterakan serta Teknohumanistik yang Terintegrasi
membahagiakan diri dan umat manusia pada dengan Pembelajaran Tematik Di
umumnya. 3) Berkemauan mulia Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan
dideskripsikan sebagai kemauan untuk hidup Ganesha. 4(1).
tertib damai (tata tentrem) dan salam Putu Krisna Adwitya Sanjaya. 2018. ETIKA
bahagia (karta raharja). BISNIS DAN
ENTREPRENEURSHIP DALAM
DAFTAR PUSTAKA PEMBANGUNAN EKONOMI BALI:
I Gusti Ayu Suasthi I Wayan Suija. Ideologi DALAM PERSPEKTIF HINDU.
Tri Hita Karana Membangun Rowan, W. (2002). Digital marketing : using
Keharmonisan Dan Kedamaian Para new 91 technologies to get closer to
Ghrastha Ashram Di Desa Sukawati. your customers. Digital Marketing :
Prosiding ‐Seminar Nasional Agama, Using New Technologies to Get Closer
Adat, Seni dan Sejarah Di Zaman to Your Customers, 246. Retrieved
Milenial ISBN : 978‐602‐52255‐1‐2 from
Liao, Y., Loures, E. R., Deschamps, F., http://mendeley.csuc.cat/fitxers/8481e
Brezinski, G., & Venâncio, A. (2018). a696c8fa558e a6acf2f1cab016c.
The impact of the fourth industrial Razali, Ramadhan. 2019. Ekonom Islam,
revolution: A cross-country/region Pendidikan dan Revolusi Industri 4.0:
comparison. Production, 28. Tantangan Dalam Implementasi
https://doi.org/10.1590/0103- Kampus Merdeka.
6513.20180061 Winaya, I Made Astra. 2016. Pengaruh
Malaysia dan dekan di Faculty of Applied Model Quantum Teaching terhadap
Sciences, UCSI University, Malaysia Hasil Belajar ditinjau dari
(2016-2019) Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
https://id.wikipedia.org/wiki/Wilhelm pada Pembelajaran IPA di Kelas V SD
_von_Humboldt, didownload tanggal 6 N. 1 Selanbawak. Jurnal Kajian
februari 2020, jam 20;22. Pendidikan Widya Accarya
Natajaya, I Nyoman dan Nyoman
Dantes.2015. Perancangan Model

69

Anda mungkin juga menyukai