Koloni Bakteri RM
Koloni Bakteri RM
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................................3
BAB 5 PENUTUPAN............................................................................................................10
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Obat kumur merupakan larutan atau cairan yang digunakan untuk membersihkan rongga mulut
dengan sejumlah tujuan antara lain untuk menyingkirkan bakteri perusak, bekerja sebagai
penye mbuh, untuk menghilangkan bau mulut, mempunyai efek terapi dan menghilang kan
infeksi atau mencegah karies gigi.
Obat kumur sering digunakan untuk kontrol plak sehari-hari, khususnya bagi individu
dengan kebersihan mulut y ang buruk. Penggunaan obat kumur dala m kontrok plak secara
mekanis sehari-h ari ditujukan sebagai tambahan dalam penyingkiran plak dengan secara
mekanis. Berkumur dengan obat kumur dapat menghilangkan bakteri di sela-sela gigi yan g
tidak terjangkau oleh sikat gigi. Meka nisme kerja obat kumur adalah member sihkan rongga
mulut secara mekanik dan kimiawi. Hal ini disebabkan berkumurd engan obat kumur dapat
mencapai lebih banyak permukaan-permukaan rongga mulut, sehingga efektivitas kontrol plak
meningkat (Rawlinson A.Pollingston, 2 008).
1.2 Tujuan
1. Menghitung jumlah koloni bakteri sebelum dan sesudah menggunakan obat kumur.
2. Membandingkan jumlah koloni bakteri antara kelompok obat kumur herbal dan Povidon
Iodine.
1.3 Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui cara pelaksanaan praktikum pengaruh penggunaan
obat kumur terhadap jumlah koloni bakteri rongga mulut .
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Povidone-iodine merupakan larutan antibakteri yang menjadi bahan aktif yang terdapat
pada obat kumur betadine yang digunakan dalam praktikum uji sensitifitas obat kumur
terhadap jumlah koloni bakteri rongga mulut. Kandungan antibakteri pada obat kumur
dapat mengurangi akumulasi plak. Povidone-iodine mempunyai sifat bakterisidal, yaitu
mematikan bakteri yang ada di rongga mulut. Kadar povidone-iodine yang dianjurkan yaitu
10% agar memperoleh efek yang tepat dan tidak mengganggu homeostasis. Povidone-
iodine melepaskan yodium yang bekerja sebagai antiseptik berspektrum luas terhadap
aktivitas bakteri, jamur, protozoa dan virus. (Sinaredi BR et al, 2014)
Povidone-iodine bekerja dengan mengubah struktur dan fungsi protein dan enzim
sel, senyawa iodine juga bersifat sitotoksik sehingga mampu membunuh sel bakteri.
Fungsi protein dapat diubah dengan jalan menghambat perlekatan hidrogen dan
merubah struktur membran sel, selain itu juga menghambat terjadinya sintesis
protein oleh bakteri melalui proses oksidasi thiol di dalam asam amino sistein. Salah
satu keuntungan povidone iodine adalah mampu menghambat sintesis
glucosyltransferase (GTF) dan fructosyltransferase (FTF) yaitu enzim ekstraseluler
pada S. mutans yang mensintesis polisakarida glucans dan fructans. Kedua enzim ini
berperan penting dalam proses perlekatan S. mutans dan pembentukan biofilm
pada permukaan gigi (Sinaredi BR et al, 2014).
2.2 Enkasari
Enkasari merupakan obat kumur herbal yang telah diproduksi dan dipasarkan sejak beberapa tahun
terakhir. Enkasari mempunyai kandungan alami yang efektif dalam mengatasi masalah dalam mulut.
Enkasari mempunyai 3 Manfaat Utama. 2 manfaat didapat jika Enkasari digunakan sebagai
obat kumur yaitu yang pertama membuat nafas segar. Manfaat yang kedua adalah untuk
mencegah dan mengobati Sariawan. Manfaat ketiga didapat jika enkasari ditelan, dimana
Enkasari dapat mengatasi panas dalam. Dengan demikian proses mengatasi bau mulut dan
4
sariawan oleh Enkasari ini dilakukan selain secara langsung dimulut juga dilakukan dari
dalam tubuh. Sehinga proses penyembuhan oleh Enkasari menjadi lebih cepat daripada
produk yang lain. Enkasari mampu Menghilangkan penyabab sariawan. Mencegah
superinfeksi (infeksi tambahan) – Menyegarkan mulut – Menghilangkan bau mulut, serta
meniadakan rasa nyeri yang disebabkan radang sariwan.
Kandungan utama Enkasari adalah daun sirih, yang telah dikenal sebagai antiseptik. Daun sirih juga telah
banyak diteliti sebagai antiplak dan antibakteri (Nalina, 2006). Per 45 mL enkasari terdiri dari ekstrak
abrus precatorius folia setara dengan bubuk daun kering 200.4 mg, Ekstrak liquiritae radix
setara dengan bubuk akar kering 52.8 mg, Ekstrak piper betle folia setara dengan daun
segar 200 mg, Mentholum 26.4 mg Per 45 mL: Ekstrak abrus precatorius folia setara
dengan bubuk daun kering 200.4 mg, Ekstrak liquiritae radix setara dengan bubuk akar
kering 52.8 mg, Ekstrak piper betle folia setara dengan daun segar 200 mg, Mentholum
26.4 mg.
Kemasan dari enkasari ini berupa botol bervolume 120 ml. Dosis yang dianjurkan
adalah, pada dewasa sebanyak 3 - 4 kali sehari 3 cup (Kimia Farma, 2017). Sedangkan
pada anak – anak sebanyak 2 kali sehari 1 cup. (1 Cup = 15 ml).Obat enkasari ini dapat
dikonsumsi baik sebelum atau sesudah makan. Penggunaan obat kumur harus disertai
menjaga kesehatan rongga mulut secara teratur untuk mencegah berkembangnya mikroba
penyebab sariawan.
5
BAB 3
METODE KERJA
6
3.3 Hasil praktikum
1. Povidone Iodine
a. b.
Jumlah koloni bakteri:
a. Sebelum berkumur dengan betadine : 3x10-4
b. Sesudah berkumur dengan betadine : 4x10-4
2. Enkasari
A. B.
Jumlah koloni bakteri
a. Sebelum berkumur dengan enkasari : 22 x 10-4
b. Sesudah berkumur dengan enkasari : 11 x 104
7
BAB 4
PEMBAHASAN
4.2 Enkasari
Metode yang dilakukan adalah perhitungan jumlah koloni bakteri dengan pengenceran
yang bertingkat. Sampel diencerkan dan dipindahkan kedalam medium blood agar. Kemudian
diinkubasi selama 24-48 jam. Pada penanaman bakteri dibutuhkan kondisi aseptik atau steril,
baik pada alat maupun proses, untuk menghindari kontaminasi dari mikroba yang tidak
diinginkan. Metode pengenceran yang paling mudah yaitu melakukan pengenceran 10 kali
lipat dengan menggunakan 3 atau 5 tabung pengenceran sekaligus. Untuk metode perhitungan
koloni bakteri pada cawan blood agar, tahapan pengenceran dimulai dari larutan sampel
mahasiswa coba yang berkumur aqua steril selama 30-60 detik lalu hasil kumuran ditampung.
8
Dua mahasiswa diminta untuk berkumur masing-masing larutan betadine obat kumur yang
berbahan aktif povidone iodine dan larutan enkasari selama 30-60 detik. Hasil kumuran
dibuang dan mahasiswa istirahat tanpa berkumur air ataupun minum selama 10 menit. Setelah
10 menit, mahasiswa diminta untuk berkumur dengan aqua steril kembali dan hasil
kumurannya ditampung. Hasil kumuran sebelum dan sesudah berkumur dengan obat kumur
dibandingkan jumlah koloni bakterinya dengan cara diencerkan terlebih dahulu menggunakan
BHIB sebanyak empat kali pengenceran sehingga didapatkan pengenceran 10-4.
9
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa jumlah koloni
bakteri saliva sesudah menggunakan obat kumur enkasari mengalami penurunan. Hal ini
sudah benar sesuai dengan teori yaitu penggunaan obat kumur mampu menurunkan jumlah
koloni bakteri yang ada di rongga mulut, sedangkan pada obat kumur betadine mengalami
peningkatan jumlah koloni bakteri. Hal ini disebabkan karena kesalahan pada saat
praktikum. kesalahan dapat terjadi karena kurangnya homogenisasi dalam larutan
pengencer BHIB dan spreading pada media blood agar oleh operator.
5.2 SARAN
Pada praktikum pengaruh penggunaan obat kumur terhadap jumlah koloni bakteri
rongga mulut selanjutnya, diperlukan ketelitian dan proses yang benar karena apabila ada
kesalahan maka akan mempengaruhi hasil dari pengamatan
10
DAFTAR PUSTAKA
Nalina T, Rahim ZHA. 2006. Effect of piper betle leaf extract on the virulence activity
ofstreptococcus mutans-an in vitro study. Pakistan Journal of Biological Science :1470-75.
Sinaredi, BR. Et al. 2014. Daya Antibakteri Obat Kumur Chlorhexidine, Providone Iodine,
Fluoride Suplementasi Zinc terhadap Streptococcus Mutans dan Porphyromonas
Gingivalis.. Dental Journal, 47(4) : 211-214.
11